Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam pekerjaan pemesinan pekerjaan mengukur merupakan
kompetensi yang sangat penting dikuasai oleh seorang mekanik.
Mengukur pada hakikatnya membandingkan suatu besaran yang
belum diketahui besarannya dengan besaran standar. Besaran standar
harus memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:
Dapat didefinisikan secara fisik
Jelas dan tidak berubah dengan waktu
Dapat digunakan sebagai pembanding di mana saja di dunia ini.
Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur. Pekerjaan pengukuran
memerlukan alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik setidak-tidaknya
mengandung informasi besaran-besaran yang diukur yang sesuai
dengan kondisi senyatanya.
Dalam pembahasan modul ini dibatasi pada pembahasan alat-alat ukur
dasar yang sering digunakan dalam kegiatan praktikum pemesinan,
secara garis besar pembahasan akan dikelompokkan sebagai berikut :
- dasar- dasar konsep pengukuran
- alat ukur linier langsung (direct linear measuring instrument)
- alat ukur sudut (angle measuring instrument)
Pada prinsipnya memilih alat ukur merupakan upaya untuk
mendapatkan alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan dari jenis
pekerjaan yang akan kita kerjakan.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Untuk itu kompetensi penggunaan
alat ukur menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam pekerjaan pemesinan.
B. Deskripsi Singkat
Modul ini membahas macam-macam dasar-dasar pengukuran, alat ukur
linier langsung, dan pengukuran sudut
C. Tujuan Pembelajaran
1. Kompetensi Dasar
Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta mampu melakukan
teknik pengukuran sesuai dengan aturan yang benar dan dapat
menerapkannya di lapangan industri teknik pemesinan
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti mata diklat ini peserta dapat :
a. menjelaskan dasar-dasar pengukuran
b. menjelaskan tentang macam-macam alat ukur linier langsung
c. menjelaskan tentang pengukuran sudut
2. Submateri Pokok:
a. Pengertian pengukuran
b. Jenis dan cara pengukuran
c. Konstruksi umum alat ukur
d. Nama alat-alat ukur
e. Macam-macam alat ukur linier langsung
f. Macam-macam mistar ukur
g. Menggunakan mistar ukur
BAB II
KEGIATAN PEMBELAJARAN
A. MATERI POKOK 1
1. Dasar-dasar Pengukuran
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat mampu :
a. menjelaskan pengertian pengukuran
b. menyebutkan jenis dan cara pengukuran
c. mengetahui konstruksi umum alat ukur
d. mengetahui nama alat-alat ukur
a. Pengertian Pengukuran
Pengukuran dalam arti Umum adalah membandingkan suatu besaran
dengan besaran acuan/pembanding/referensi adalah : Proses
pengukuran akan menghasilkan angka yang diikuti dengan nama
besaran acuan ini. Bila tidak diikuti nama besaran acuan, hasil
pengukuran menjadi tidak berarti. Perhatikan dua kalimat berikut :
- Tinggi gedung itu tiga.
- Tinggi gedung itu tiga pohon kelapa.
Pada kalimat yang kedua digunakan nama besaran acuan sehingga
kalimat tersebut menjadi bermakna. Akan tetapi, besaran acuannya
(pohon kelapa) tidak menggambarkan suatu hal yang pasti sehingga
masih menimbulkan keraguan. Oleh sebab itu diperlukan suatu
besaran acuan yang bersifat tetap, diketahui, dan diterima oleh semua
orang. Besaran tersebut harus dibakukan (distandarkan). Besaran
standar yang dipakai sebagai acuan dalam proses pengukuran harus
g. Penyetelan posisi
h. Kekasaran permukaan
Dari bermacam-macam jenis pengukuran tersebut di atas hanya
pengukuran linear yang paling banyak dipakai. Macam-macam
masalah pengukuran dapat dipecahkan dengan menggunakan
pengukuran linear, misalnya pengukuran dimensi dengan
toleransinya dan juga penentuan kesalahan bentuk. Untuk
melaksanakan jenis-jenis pengukuran ini maka dibuat bermacam-
macam alat ukur masing-masing dengan cara pemakaian yang
tertentu.
Berdasarkan sifat dari alat ukur maka dikenal 5 macam alat ukur
yaitu :
Jenis Dasar :
1. Alat ukur langsung, yang mempunyai skala ukur yang telah
dikalibrasi. Kecermatannya rendah s.d. menengah (1 s.d.
0,002 mm). Hasil pengukuran dapat langsung dibaca pada
skala tersebut.
2. Alat ukur pembanding, yang mempunyai skala ukur yang
telah dikalibrasi. Umumnya memiliki kecermatan menengah (
0,01 mm; cenderung disebut pembanding) s.d. tinggi ( 0,001
mm; lebih sering dinamakan komparator) tetapi kapasitas
atau daerah skala ukurnya terbatas. Alat ini hanya digunakan
sebagai pembacaan besarnya selisih suatu dimensi terhadap
ukuran standar.
3. Alat ukur standar, yang mampu memberikan atau
menunjukan suatu harga ukuran tertentu. Digunakan sebagai
acuan bersama suatu objek ukur. Dapat mempunyai skala
seperti yang dimiliki alat ukur standar yang dapat diatur
harganya atau tak memiliki skala karena hanya mempunyai
satu harga nominal.
Jenis turunan :
Dua jenis turunan berikut dapat merupakan salah satu dari tiga
jenis pertama di atas atau gabungannya, yakni :
6. Alat ukur khas (khusus, spesifik); yang dibuat khusus untuk
mengukur geometri yang khas misalnya kekasaran
permukaan, kebulatan, profil gigi suatu roda gigi dan
sebagainya. Termasuk dalam kategori ini adalah yang
dirancang untuk kegunaan tertentu, misalnya koster inter-
ferometer untuk mengkalibrasi blok ukur. Selain
mekanismenya yang khas, alat ukur jenis ini dapat memiliki
skala dan dapat dilengkapi alat pencatat atau penganalisis
data.
7. Alat ukur koordinat ; yang memiliki sensor yang dapat
digerakkan dalam ruang. Koordinat sensor dibaca melalui tiga
skala yang disusun seperti koordinat kartesian (X,Y,Z). Dapat
dilengkapi dengan sumbu putar (koordinat polar). Memerlukan
penganalisis data titik-titik koordinat untuk diproses menjadi
informasi yang lebih jelas (diameter lubang, jarak sumbu dan
sebagainya).
a. Pengukuran Langsung
Adalah proses pengukuran dengan memakai alat ukur
langsung. Hasil pengukuran dapat langsung terbaca.
Merupakan cara yang lebih dipilih jika seandainya hal ini
dimungkinkan. Proses pengukuran dapat cepat diselesaikan.
Alat ukur langsung umumnya memiliki kecermatan yang rendah
dan pemakaiannya dibatasi yaitu :
- karena daerah toleransi kecermatan alat ukur,
- karena kondisi fisik objek ukur yang tak memungkinkan
digunakannya alat ukur langsung, atau
- karena tidak cocok dengan imajinasi ragam daerah toleransi
(tak sesuai dengan jenis toleransi yang diberikan pada objek
ukur misanya toleransi bentuk dan posisi sehingga
memerlukan proses pengukuran khusus.
Contoh pengukuran langsung adalah pengukuran tebal objek
ukur dengan memakai mikrometer, lihat gambar 1.1a
c. Alat-alat Ukur
Alat ukur dapat kita terangkan dari segi pemakaiannya, oleh karena itu
dipakai sistematika pembahasan menurut jenis pengukuran yaitu :
- alat ukur linier langsung (direct linear measuring instrument)
- alat ukur linier tak langsung (indirect linear measuring instrument)
- alat ukur sudut (angle measuring instrument)
- alat ukur kedataran (horizontal alignment), kelurusan (straightness)
dan kerataan (flatness)
- metrologi ulir (screw thread metrology),
- metrologi roda gigi (gear metrology)
- alat ukur kebulatan (roudness) dan beberapa kesalahan bentuk
(form deviation), dan
- alat ukur kekarasan permukaan (surface roughness measuring
instrument)
Untuk beberapa jenis alat ukur akan dibahas secara terperinci
sedangkan jenis yang lain cukup sederhana pembahasannya. Usaha
pemahaman seseorang mengenai alat ukur dan cara pemakaiannya
hanya akan berhasil dengan baik apabila selain dengan mempelajari
teori juga melakukan praktek pemakaiannya. Beberapa hal yang tidak
dibahas dalam bab ini diharapkan dapat diketahui melalui buku
petunjuk praktikum yang telah tersedia ataupun dari penjelasan yang
diberikan oleh instruktur praktikum.
1. Sensor
Sensor adalah peraba dari alat ukur, yaitu yang menghubungkan
alat ukur dengan benda ukur. Ujung-ujung kontak dari mikrometer,
kedua lengan dari mistar ingsut (vernier caliper), jarum dari alat
ukur kekasaran permukaan adalah merupakan contoh dari sensor
mekanis. Sistem lensa (obyektif) adalah merupakan sensor dari
alat ukur optis. Suatu poros dengan lubang-lubang kecil melalui
mana udara tekan mengalir keluar adalah suatu contoh dari
sensor pneumatis.
2. Pengubah
Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat ukur, melalui
mana isyarat dari sensor diteruskan, diubah atau diolah terlebih
1. Kecermatan (Resolution)
Kecermatan alat ukur ditentukan oleh kecermatan skala dengan
2. Kepekaan
Setiap alat ukur mempunyai suatu kepekaan tertentu, yaitu
kemampuan alat ukur untuk merasakan suatu perbedaan yang
relatip kecil dari harga yang diukur. Misalnya dua alat ukur yang
sejenis A dan B digunakan untuk memerikas perbedaan panjang
yang kecil, apabila alat ukur A lebih jelas menunjukkan suatu
4. Histerisis
Histerisis adalah penyimpangan yang timbul sewaktu dilakukan
pengukuran secara kontinyu dari dua arah yang berlawanan, yaitu
mulai dari skala nol hingga skala maksimum kemudian diulangi
dari skala maksimum sampai skala nol. Pada beberapa alat ukur
sering timbul sifat yang merugikan ini terutama pada jam ukur.
Suatu jam ukur dapat kita gunakan untuk mengukur ketinggian
yang secara kontinyu bertambah, kemudian pembacaan diulangi
dengan secara kontinyu menurun misalnya seperti gambar 1.4.
Apabila kita gambarkan kesalahan*) yaitu ketinggian sebenarnya
sebagai sumbu tegak sedang sumbu datar adalah harga
sebenarnya, maka mungkin didapat bentuk kurva seperti gambar
5. Kepasifan (Passivity)
atau kelambatan Reaksi
Kepasifan adalah merupakan kejadian di mana suatu perbedaan/
perubahan kecil dari harga yang diukur (yang dirasakan sensor)
tidak menimbulkan suatu perubahan apapun pada jarum penunjuk.
Kepasifan pada alat ukur mekanis (apabila ada) disebabkan oleh
pengaruh kelembamam, misalnya pegas pada alat ukur tersebut
tidak elastis sempurna.
Kepasifan dapat pula diartikan sebagai kelambatan alat ukur untuk
bereaksi atas adanya perubahan yang dirasakan oleh sensor.
Kerugian seperti ini dapat dialami oleh alat ukur pneumatis dengan
sistem tekanan balik, yaitu apabila pipa elastis yang
menghubungkan sensor dengan ruang perantara terlalu panjang.
Karena volume udara (yang diukur tekanannya) terlalu besar, maka
pengaruh kompresibilitas dari udara menjadi terasa, akibatnya
reaksi dari barometer menjadi lambat.
6. Pergeseran (Shifting,
Drift)
Apabila terjadi suatu perubahan harga yang ditunjukkan pada skala
atau yang dicatat pada kertas grafik, sedangkan sesungguhnya
sensor tidak mengisyaratkan suatu perubahan maka kejadian ini
disebut dengan pergeseran. Keadaan ini sering dialami oleh alat
ukur dengan pengubahan elektirs, yang mana suatu perubahan
8. Pengambangan
(Floating)
Pengambangan terjadi apabila jarum penunjuk selalu berubah
posisi (bergetar) atau angka terakhir/ paling kanan dari penunjuk
digital berubah-ubah. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan-
perubahan yang kecil yang dirasakan sensor yang kemudian
diperbesar oleh bagian pengubah alat ukur. Semakin peka alat
ukur, kemungkinan terjadinya pengambangan sewaktu proses
pengukuran berlangsung adlah besar. Dengan demikian alat ukur
yang peka harus dipakai dengan cara yang cermat serta hari-hati,
getaran pada alat ukur dan benda ukur tidak boleh terjadi.
9. Kesalahan
/Penyimpangan Dalam
Proses Pengukuran
Pengukuran adalah merupakan proses yang mencakup tiga bagian
yaitu benda ukur, alat ukur dan orang, karena ketidak sempurnaan
dari masing-masing bagian ini maka bisa dikatakan bahwa tidak
c) posisi pengukuran
d) lingkungan
e) orang (sipengukur)
4. Latihan
a. Jelaskan pengertian pengukuran !
b. Uraikanlah jenis dan cara pengukuran !
c. Uraikanlah bagian-bagian dan konstruksi umum alat ukur !
d. Sebutkan sifat-sifat alat ukur ?
e. Jelaskan kesalahan-kesalahan penyimpangan dalam proses
pengukuran !
5. Rangkuman
Pengukuran dalam arti yang luas adalah : membandingkan suatu
besaran dengan besaran standar.
Berdasarkan sifat dari alat ukur maka dikenal 5 macam alat ukur,
yaitu alat ukur langsung, alat ukur tak langsung/pembanding, alat
ukur standar, alat ukur batas, alat ukur bantu
Konstruksi umum alat ukur terdiri dari sensor, pengubah,
penunjuk/pencatat
Sifat-sifat alat ukur : kepekaan, kemudahan baca (readability),
histerisis, kepasifan (passivity) atau kelambatan reaksi, Pergeseran
(shifting, drift), kestabilan nol (zero stability), pengambangan
(floating).
Kesalahan /penyimpangan dalam proses pengukuran,
penyimpangan yang bersumber dari alat ukur, penyimpangan yang
bersumber dari benda ukur, penyimpangan akibat pengaruh
B. MATERI POKOK 2
1. Alat Ukur Linier Langsung
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat mampu :
a. menjelaskan macam-macam alat ukur linier langsung ;
b. menyebut macam-macam mistar ukur ;
c. menggunakan mistar ukur ;
d. menyebutkan fungsi mistar geser dan bagian-bagian mistar geser;
e. menggunakan mistar geser ;
f. menyebutkan fungsi mikrometer dan bagian-bagian mikrometer ;
g. menggunakan mikrometer.
1. Mistar Ukur
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling sederhana dan
banyak dikenal orang. Biasanya berupa pelat dari baja atau kuningan
di mana pada kedua sisi dari salah satu permukaannya diberi skala
(metris dan inchi). Panjang dari skala ukurannya adalah 150 mm
300 mm dengan pembagian dalam atau 1 mm. Pengukuran
dilaksanakan dengan menempelkan mistar ini pada obyek ukur
sehingga panjang dari obyek ukur dapat langsung dibaca pada skala
mistar ukur. Kecermatan pembacaan tidak dapat lebih kecil dari
mm, oleh sebab itu mistar ukur tidak dapat digunakan untuk
pengukuran dengan kecermatan tinggi. Dalam metrologi industri,
mistar ukur hanya dipakai untuk memperkirakan dimensi obyek ukur
serta untuk melakukan penggambaran secara kasar.
Ujung dari mistar kadang-kadang diberi berkait, sehingga pengukuran
dapat dimulai dari ujung benda ukur. Untuk mengukur diameter luar
secara kasar maka harus dibantu dengan menggunakan jangka
bengkok dan bagi diameter dalam diperlukan bantuan jangka kaki.
Mistar ukur yang baik dibuat dari baja paduan nikel dan dibentuk
dengan penampang X, I atau segitiga. Untuk mengukur lebih dari 300
mm dapat digunakan meteran lipat atau meteran gulung.
Gambar 2.3. Bagian umum dari mistar ingsut dengan skala nonius.
2.1. Mistar Ingsut dengan Skala Nonius (Vernier Caliper)
Pada gambar 2.3 dapat dilihat secara umum bentuk dari mistar
ukur dengan skala nonius. Ada dua macam bentuknya, yaitu yang
hanya mempunyai rahang ukur bawah dan yang lain mempunyai
rahang ukur bawah dan atas. Mistar ingsut yang hanya
mempunyai rahang ukur bawah saja digunakan untuk mengukur
dimensi luar dan dimensi dalam dari benda ukur. Sedangkan
mistar ukur yang mempunyai rahang ukur atas dan bawah dapat
digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dalam, kedalaman
(depth) celah dan ketinggian alur bertingkat. Untuk skala
pembacaan dengan sistem metrik, mistar ingsut ada yang panjang
skala utamanya dari 150 mm, 200 mm, 250 mm dan 300 mm,
bahkan ada juga yang sampai 1000 mm. Kecermatan pembacaan
bergantung pada skala noniusnya yaitu 0,10, 0,05 atau 0,02 mm.
Beberapa hal yang harus diperhatikan saat memakai mistar ingsut
adalah :
- Rahang ukur gerak (peluncur) harus dapat meluncur pada
batang ukur dengan baik tanpa bergoyang.
- Periksa kedudukan nol serta kesejajaran permukaan ke dua
rahang dengan cara mengatupkan rahang.
- Benda ukur sedapat mungkin jangan diukur hanya dengan
menggunakan ujung rahang ukur (harus agak ke dalam),
supaya kontak antara permukaan sensor dengan benda ukur
cukup panjang sehingga terjadi efek pemosisian mandiri (self
aligning) yang akan meniadakan kesalahan kosinus.
- Tekankan pengukuran jangan terlampau kuat yang bisa
melenturkan rahang ukur ataupun lidah ukur kedalaman
sehingga mengirangi ketelitian (ada kesalahan sistematik akibat
lenturan). Ketepatan (keterulangan; precision/repetability)
Tabel 2.1 Pembagian skala jam ukur pada mistar ingsut jam ukur.
Satu putaran
Angka pada jam Selang
jarum
ukur pembagian
Kecermatan penunjuk
dalam mm untuk skala
sensor
tiap utama
tergeser
0.10 mm 10 mm 10 bagian 1 cm
0.05 mm 5 mm 20 bagian 1 mm
0.02 mm 2 mm 5 bagian dalam 1 mm
satuan
0.1 mm
Konstruksi dari mistar ingsut dengan jam ukur dapat dilihat pada Gambar
2.5 Untuk pembacaan dalam skala metrik maupun skala inchi
konstruksinya pada umumnya sama.
gerak dapat bergerak bebas. Ketika benda ukur dijepitkan diantara rahang
ukur, poros jam ukur akan lebih atau kurang tertekandibandingkan dengan
posisinya semula saat penyetelan nol. Akibatnya, gerakan jarum penunjuk
akan terhenti pada suatu angka tertentu yang menggambarkan ukuran
sebenarnya dari objek ukur (angka relatif terhadap harga acuan saat
dilakukan penyetelan nol). Kadang pada piringan skala jam ukur
dipasangkan dua penanda yang dapat diatur posisinya sehingga
menggambarkan batas bawah dan batas atas toleransi objek ukur.
4. Mikrometer (Micrometer)
Mikrometer merupakan alat ukur linear yang mempunyai kecermatan
yang lebih tinggi dari pada mistar ingsut, umumnya mempunyai
kecermatan sebesar 0,01 mm (meskipun namanya mikrometer).
Jenis khusus memang ada yang dibuat dengan kecermatan 0,005
mm, 0,002 mm, 0,001 mm dan bahkan sampai 0,0005 mm (dibantu
dengan skala nonius.
Mikrometer memang dirancang untuk pemakaian praktis, sering
dimanfaatkan oleh operator mesin perkakas dalam rangka pembuatan
beragam komponen yang dibuat berdasarkan acuan toleransi
geometrik dengan tingkat kualitas sedang s.d. menengah. Jadi,
kecermatan sebesar 0,001 mm dianggap sesuai karena semakin
cermat alat ukur memerliukan kesaksamaan yang tinggi saat
pengukuran dilangsungkan (lebih cocok dilakukan di kamar ukur, atau
lab ukur/metrologi daripada dilakukan di pabrik dengan berbagai jenis
gangguan; getaran, debu, suhu).
Proses pengukuran dengan memakai mikrometer yang dilakukan oleh
operator yang belum ahli atau yang dilaksanakan di bagian produksi
(lantai pabrik;shop floor) biasanya akan menghasilkan penyimpangan
rambang lebih dari satu mikrometer, sehingga hasil pengukuran yang
diulang-ulang akan makin menyebar. Akibatnya, ketepatan proses
pengukuran akan relatif rendah. Dengan demikian, kecermatan
pembagian skala sam;pai dengan satu mikrometer menjadi tidak
berarti. Pengukuran yang menghendaki kecermatan sampai satu
mikrometer menjadi tidak berarti.yang menghendaki kecermatan
sampai satu mikrometer atau lebih memerlukan alat ukur yang lebih
cermat seperti Johansson microcator atau alat ukur pembanding
(komparator) yang lain dan perlu dilaksanakan dengan lebih saksama.
dapat dilihat apakah ada garis berwarna pada kedua muka ukur
mikrometer yang diperiksa. Sudah barang tentu untuk memeriksanya
kedua muka ukur harus betul-betul bersih dari kotoran agar
pemeriksaannya seliti.
Untuk memeriksa kesejajaran muka ukur mikrometer yang mempunyai
kapasitas lebih dari 25 mm dapat digunakan alat bantu lain yaitu blok
ukur (gauge block). Blok ukur ini diletakkan di tengah-tengah antara
kedua kaca paralel. Dengan mengamati jumlah garis berwarna yang
nampak maka dapat ditentukan apakah kedua muka ukur mikrometer
betul-betul sejajar atau tidak. Pemeriksaan sebaiknya dilakukan
sampai 5 kali pada posisi yang berbeda yang masing-masing posisi
dicatat apa yang terjadi. Kemudian hasil pengamatannya
dibandingkan dengan standar kesejajaran yang diijinkan.
dasar besarnya jarak satu skala pada tetap dan pada skala
putar maka kita dapat menentukan ukuran benda ukur.
Gambar 10 menunjukkan pembagian skala ukur mikrometer
dalam inchi. Sedangkan gambar 11 menunjukkan contoh
pembacaan ukuran yang ditunjukkan oleh skala ukur
mikrometer juga dalam inchi, ukuran yang ditunjukkan
adalah 0.359 inchi.
4. Rangkuman
Sebagian besar pengukuran geometris benda ukur dalam
metrologi industri adalah menyangkut pengukuran linier atau
pengukuran panjang (jarak), diameter poros, tebal gigi, lebar,
kedalaman, perhitungan sudut dengan metoda sinus atau
tangen, kesemuanya itu merupakan contoh dari dimensi panjang
(linier) dari benda ukur yang memang mempunyai variasi bentuk
panjang yang bermacam-macam
Jenis alat ukur linier langsung dapat dibagi menjadi tiga
golongan yaitu :
1. Mistar ukur dengan berbagai macam bentuk
2. Mistar ingsut (jangka sorong) dengan berbagai bentuk
3. Mikrometer dengan berbagai bentuk
Mistar ukur merupakan alat ukur linier yang paling sederhana
dan banyak dikenal orang, jenisnya terdiri dari meteran lipat,
meteran gulung dan mistar ukur berkait (hook rule)
Mistar ingsut, alat ukur ini banyak terdapat di bengkel-bengkel
kerja, yang dalam praktik sehari-hari mempunyai banyak sebutan
misalnya jangka sorong, mistar geser, schuifmaat atau vernier
Ada 2 jenis utama mistar ingsut nonius sebagaimana yang
ditunjukkan pada gambar berikut .Jenis pertama hanya
digunakan untuk mengukur dimensi luar dan dimensi dalam,
PENGUKURAN SUDUT
A. MATERI POKOK 3
1. Pengukuran Sudut
2. Indikator Keberhasilan
Setelah mengikuti kegiatan pembelajaran ini, peserta diklat mampu :
a. menyebutkan bermacam-macam alat ukur sudut, baik alat ukur
sudut langsung maupun alat ukur sudut tak langsung;
b. menggunakan bermacam-macam alat ukur sudut untuk
memeriksa sudut-sudut benda ukur dengan cara yang tepat dan
benar;
c. membaca skala alat-alat ukur sudut langsung dengan benar.
4. Rangkuman
Beberapa alat ukur yang bisa digunakan untuk mengukur sudut
secara langsung adalah busur baja (protractor), busur bilah
(universal bevel protractor) dan proyektor bentuk (profile
projector).
Busur baja merupakan alat ukur sudut yang hasil
pengukurannya dapat langsung dibaca pada skala ukurnya
Busur Bilah (universal bevel protractor) merupakan Alat ukur
sudut yang penggunaanya lebih luas dari pada busur baja,
bagian-bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama,
skala nonius (vernier), bilah utama, badan/landasan, kunci
nonius dan kunci bilah.
Proyektor bentuk merupakan alat ukur yang prinsip kerjanya
menggunakan sistem optis dan mekanis
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengukuran dalam arti yang luas adalah : membandingkan suatu
besaran dengan besaran standar. Besaran standar tersebut harus
memenuhi syarat-syarat sebagai berikut :
Dapat didefinisikan secara phisik
Jelas dan tidak berubah dengan waktu
Dapat digunakan sebagai pembanding, di mana saja di dunia ini.
Dari segi pemakaiannya, jenis-jenis alat ukur dapat dibedakan
menjadi:
alat ukur linier langsung
alat ukur linier tak langsung
alat ukur sudut
alat ukur kedataran
alat ukur ulir
alat ukur roda gigi
alat ukur kekerasan permukaan
Dalam pekerjaan pemesinan pekerjaan mengukur merupakan
kompetensi yang sangat penting dikuasai oleh seorang mekanik.
Untuk keperluan tersebut diperlukan alat ukur. Pekerjaan pengukuran
memerlukan alat ukur yang baik. Alat ukur yang baik setidak-tidaknya
mengandung informasi besaran-besaran yang diukur yang sesuai
dengan kondisi senyatanya.
Pada prinsipnya memilih alat ukur merupakan upaya untuk
mendapatkan alat ukur yang sesuai dengan kebutuhan dari jenis
pekerjaan yang akan kita kerjakan.
Pembacaan hasil pengukuran sangat bergantung pada keahlian dan
ketelitian pengguna maupun alat. Untuk itu kompetensi penggunaan
alat ukur menjadi sesuatu hal yang sangat penting untuk diperhatikan
dalam pekerjaan pemesinan.
B. Implikasi
Apabila peserta diklat mengerjakan soal-soal latihan dalam bahan ajar
nilainya kurang 70%, peserta diklat harus mendalami kembali materi
bahan ajar ini.
Indikator hasil pembelajaran peserta diklat, adalah dapat
mengembangkan belajar secara optimal.
C. Tindak lanjut
Peserta diklat mampu mengembangkan pengetahuan dan keterampilan
dalam bidang pengukuran dalam pekerjaan pemesinan.
KUNCI JAWABAN
Evaluasi Materi 1
1. Sebutkan syarat-syarat suatu besaran standar ?
2. Uraikanlah jenis dan cara pengukuran
3. Sebutkan sifat-sifat alat ukur ?
4. Uraikanlah bagian-bagian dan konstruksi umum alat ukur !
5. Sebutkan jenis-jenis pengukuran ditinjau dari segi pemakaiannya?
Jawab :
1. Syarat-syarat suatu besaran standar
a. Dapat didefinisikan secara phisik
b. Jelas dan tidak berubah dengan waktu
c. Dapat digunakan sebagai pembanding, dimana saja di dunia ini
b. Pengubah
Pengubah adalah bagian yang terpenting dari alat ukur, melalui
mana isyarat dari sensor diteruskan, diubah atau diolah terlebih
dahulu sebelum diteruskan ke bagian lain dari alat ukur (bagian
penunjuk). Pada bagian inilah diterapkan bermacam-macam prinsip
kerja, mulai dari prinsip kinematis, optis, elektris, pneumatis sampai
c. Penunjuk/ pencatat
Penunjuk atau pencatat adalah bagian dari alat ukur melalui mana
harga dari hasil suatu pengukuran ditunjukkan atau dicatat. Hampir
semua alat ukur, kecuali beberapa alat ukur standar dan alat ukur
batas, mempunyai bagian penunjuk yang dapat kita katagorikan
menjadi 2 macam, yaitu :
1) Penunjuk berskala
2) Penunjuk berangka (digital)
Jawab :
1. Bagian-bagian utama dari busur bilah (universal bevel protractor).
Bagian-bagian dari busur bilah adalah piringan skala utama, skala
nonius (vernier), bilah utama, badan/landasan, kunci nonius dan kunci
bilah.
2. Besarnya ketelitian dari alat ukur sudut busur bilah adalah 5 menit
LAMPIRAN-LAMPIRAN
LATIHAN MENGUKUR
Sub Total 80
WAKTU Tepat 10
Lambat 0
Sub Total 10
TOTAL 100
Sub Total 80
WAKTU Tepat 10
Lambat 0
Sub Total 10
TOTAL 100
Sub Total 80
WAKTU Tepat 10
Lambat 0
Sub Total 10
TOTAL 100
2. Peralatan
a. Mikrometer dalam sesuai kapasitas
b. Mistar geser
c. Bevel Protractor
3. Bahan
a. Benda ukur sesuai gambar kerja
4. Keselamatan Kerja
a. Menjaga alat ukur jangan sampai jatuh atau terbentur
b. Mengunci alat ukur jangan terlalu keras
c. Setelah selesai menggunakan alat hendaknya dilumasi vaseline
5. Langkah Kerja
a. Siapkan micrometer dalam sesuai kapasitas
b. Siapkan mistar geser dan Bevel Protractor
c. Ukur tebal t1 sampai dengan t3
d. Ukur champer C1 sampai dengan C3
e. Ukur diameter d1 sampai dengan d4
Sub Total 80
WAKTU Tepat 10
Lambat 0
Sub Total 10
TOTAL 100
REVIEW
KEGIATAN BELAJAR 1
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan
jelas !
1. Jelaskan pengertian pengukuran !
2. Uraikanlah jenis dan cara pengukuran !
3. Uraikanlah bagian-bagian dan konstruksi umum alat ukur !
4. Sebutkan sifat-sifat alat ukur ?
5. Jelaskan kesalahan-kesalahan penyimpangan dalam proses
pengukuran !
KEGIATAN BELAJAR 2
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan
jelas !
1. Sebutkan yang termasuk alat ukur linier langsung ?
2. Sebutkan macam-macam mistar ukur ?
3. Jelaskan bagaimana cara menggunakan salah satu mistar ukur !
4. Sebutkan fungsi mistar geser ?
5. Uraikan bagian-bagian mistar geser !
6. Jelaskan cara menggunakan mistar geser !
7. Sebutkan fungsi masing-masing micrometer ?
8. Jelaskan cara menggunakan micrometer kedalaman !
9. Uraikan cara memelihara alat-alat ukur !
KEGIATAN BELAJAR 3
Jawablah pertanyaan-pertanyaan dibawah ini dengan singkat dan jelas !
1. Sebutkan yang termasuk alat ukur sudut langsung ?
2. Sebutkan fungsi dari Busur baja (Protractor) ?
3. Jelaskan bagaimana Cara Membaca Skala Ukur Busur Bilah
Pokok-pokok Perlu
Pengetahuan dan Kriteria Unjuk Kerja Ya Tidak Latihan
Keterampilan Lanjutan
LEMBARAN PENILAIAN
Tanda tangan
Peserta sudah diberitahu tentang Tanda tangan Penilai :
hasil penilaian dan alasan-alasan
mengambil keputusan
Tanggal :
Tanggal :
DAFTAR PUSTAKA