Anda di halaman 1dari 11

TRAUMA SERVIKAL

KARAKTERISTIK
Trauma servikal kebanyakan terjadi setelah kecelakaan lalu lintas. Jatuh dari
ketinggian dan kecelakaan olahraga merupakan kelompok penyebab tersering kedua.
Kebanyakan terjadi pada pria muda. Peningkatan relative dari insidensi terdapat pada orang
tua karena arthritis dan perubahan degeneratif. 1
Pada sekitar 30-50% pasien, foto konvensional dapat menegakkan diagnosis dan tidak
memerlukan pemeriksaan lebih lanjut. Pada sisanya 50-70% pasien perlu dievaluasi dengan
teknik pencitraan cross-sectional. Fraktur yang tersembunyi paling baik diperiksa dengan
multiple-detector row computed tomography (MDCT), sementara cedera jaringan lunak
paling baik diperiksa dengan Magenetic Resonance Imaging.1
Mekanisme trauma dapat dibedakan menjadi:2
- Trauma fleksi
- Trauma rotasi
- Trauma ekstensi
- Tauma kompressi vertical

PEMERIKSAAN KLINIS1
Semua pasien dengan trauma di atas klavikula harus dianggap memiliki cedera tulang
sevikal sampai terbukti sebaliknya. Pasien ini harus mendapat immobilisasi tulang
servikal sampai terbukti normal melalui pemeriksaan klinis dan radiologi.
Dapatkan anamnesis yang akurat sebelum pemeriksaan, jika memungkinkan.
Mekanisme cedera seringkali akan membantu menemukan abnormalitas.
Periksa dari ujung kepala sampai ujung kaki secara sistematis untuk mencari tanda-
tanda trauma. Bicara pada pasien untuk menenangkan dan mencari lokasi cedera yang
potensial seperti nyeri pada tangan dapat menunjukkan adaya cedera tidak stabil pada
C6/C7.
Tulang servikal dapat diperiksa sementara diimobilisasi. Palpasi leher untuk melihat
ada tidaknya spasme otot, nyeri tekan tulang di garis tengah, lekukan yang teraba dan
krepitasi.
Nilai sistem neurologis secara cermat dan catat temuan beserta waktu temuan.
Cedera medulla spinalis yang komplit didefinisikan sebagai kehilangan yang komplit
dari fungsi motoris dan sensoris di bawah tingkat cedera medulla spinalis. Jika gejala

1
menetap > 24 jam, kemungkinan penyembuhan kecil. Syok spinal dapat menyerupai
gejala ini, walaupun fungsi kembali < 24 jam.
Cedera yang tidak komplit secara umum dikelompokkan menjadi tiga sindrom-cedera
medulla spinalis sentral, sindroma brown-Sekuard dan cedera medulla spinalis
anterior.
Posisi radiografi standar meliputi posisi AP, lateral, dan open-mouth odontoid view.
Posisi oblik kadang-kadag dibutuhkan utuk evaluasi foramen neuralis dan facet joit.
CT Scan merupakan modalitas pilihan karena sensitivitasnya lebih tinggi.

PEMERIKSAAN RADIOLOGI
Dalam membaca foto cervical posisi lateral, yang harus diperhatikan adalah
sebagai berikut:2
1. Tentukan jumlah corpus vertebra. Upayakan semua terlihat sampai C7. Kalau perlu
buat posisi khusus yaitu swimmerwers view
2. Evaluasi jaringan lunak prevertebra. Ketebalan jaringan lunak prevertebra C1-C3
harus kurang dari 5 mm, sedangkan C4-C7 harus kurang dari 20 mm
3. Evaluasi alignment. Perhatikan 4 garis paralel dari depan sampai belakang, yaitu
vertebra anterior, vertebra posterior, spinolaminar, dan spinosus posterior.
4. Perhatikan interval atlantoaxial, yaitu jarak antara aspek posterior arkus anterior C1
dan aspek anterior prosesus odontoid dari C2 (axis). Intervalnya tidak boleh lebih dari
3 mm pada dewasa dan 5 mm pada anak-anak. Bila terjadi pelebaran, maka
kemungkinan terjadi rupture ligamentum transversal.
5. Evaluasi celah sendi, apakah terjadi penyempitan atau pelebaran

JENIS-JENIS TRAUMA SERVICAL

1. Trauma Flexi
a. Fraktur Wedge (fraktur baji sederhana)2,3
Fraktur kompresi antero-superior dari korpus vertebra. Pada umumnya stabil
kecuali disertai rupture/disrupsi ligamentum posterior

2
b. Fraktur Teardrop2,3
Merupakan fraktur aspek antero-inferior korpus vertebra, biasnya disertai displace
fragmen fraktur ke anterior dan rupture ligamentum sehingga menjadi stabil

c. Fraktur Clay Sholver2,3


Fraktur procesus spinosus akibat trauma langsung atau avulse ligamentum

3
d. Dislokasi Atlanto-Occipital2,3
Sangat tidak stabil. Biasanya disertai fraktur odontoid.

e. Dislokasi Facet Bilateral2,3


Terjadi akibat trauma yang sangat kuat dan bersifat sangat tidak stabil. Paling jelas
tampak dari posisi lateral. Korpus vertebra inferior dan facet akan tampak
terkunci.2
a) Bilateral facet lock2,3

4
Cedera akibat fleksi berat yang tidak stabil dengan kerusakan kompleks
ligament pada kolumna posterior, medial dan anterior
Gambaran radiologi
Facet joint mengalami locking, bagian posterior dari facet vertebra yang
sebelah atas mengalami locking dengan bagian anterior facet vertebra di
bawahnya
Penyempitan kanalis vertebra pada foramen dan neural yang disertai
kerusakan saraf yang parah.

Displacement anterior vertebra, yang biasanya mengalami pergeseran lebih


dari 50% jarak AP vertebra dibawahnya.
Tidak ada fraktur

b) Unilateral Facet look


Akibat cedera flexi rotasi
Bersifat tifak stabil dan paling sering pada CV 4-5 dan C5-6
Berhubungan dengan himpitan saraf dan sumsung tulang.
Gangguan ligamentum interspinosus, ligamentum longitudinal
posterior dan kapsul facet.
Facet inferior yang ipsilateral terputar ke formen neural yang berada
anterior dari facet superior vertebra dibawahnya.
Vertebra bagian atas mengalami pergeseran ke anterior, tidak lebih dari
50% dari jarak APnya.
Hilangnya super imposisi normal (roofing) facet-facet terlihat pada
aspek lateral

5
f. Frakur odontoid
Dibagi menjadi 3 tipe:
Tipe 1: mengenai ujung tip odontoid, bersifat stabil, sangat jarang terjadi
Tipe2: Bila terjadi pada peralihan dengan korpus vertebra

Tipe 3: Bila memotong aspeks superior C2 da basis odontoid atau


melibatkan corpus C2

6
2. Trauma Rotasi
Dislokasi facet unilateral
Biasanya akibat trauma flexi dan rotasi. Facet supior dislokasi ke anterior terhadap
facet inferior. Umumnya stabil, kecuali bila mengeni C1/C2.

7
3. Trauma ekstensi
a. Fraktur arkus posterior atlas: Terjadi akibat kompresi kuat antara axis dan occiput
b. Fraktur teardrop: ligamentum longitudinal anterior avulse pada sudut antero-
inferior corpus vertebra. Umumnya mengenai C2 dan C5-7. Tidak stabil ketika
ekstensi.

c. Hangmans fracture: merupakan trauma hiperekstensi dengan fraktur pars inter-


artikularis bilateral C2, disertai subluksasi C2-C3. Biasanya akibat kecelakaan
lalu lintas dan bersifat tidak stabil

8
d. Kompresi vertical : Menyebabkan fraktur Jefferson dan Burst

e. Fraktur Jefferson : Merupakan fraktur arkus anterior dan posterior C1 akibat


tekanan kuat condylus occipital, disertai ruptur ligamentum transversum sehingga
tidak stab

f. Fraktur Burst : Merupakan fraktur comminuted corpus vertebra akibat tekanan


kuat dari arah vertical. Bisa disertai fraktur pada komponen posterior. Fragmen
fraktur bisa dislokasi ke posterior sehingga menekan medulla spinalis.2

9
Daftar Pustaka

1. Soetikno D. Ristaniah. Radiologi Emergensi. Jakarta: Refika Aditama; November


2011

10
2. Murtala Bachtiar. Radiologi Trauma dan Emergensi. Bogor; 2013
3. Herring William.www.learningradiology.com.USA: Student Consult 2012

11

Anda mungkin juga menyukai