PROPOSAL PENELITIAN
OLEH :
FALKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2017
i
ii
ABSTRAK
Pada dekade terakhir penggunaan kosmetik terus meningkat. Salah satu kosmetik
yang sering digunakan oleh wanita adalah lipstik. Lipstik harus aman dan tidak
boleh mengandung bahan-bahan berbahaya seperti logam berat. Lipstik dapat
tercemar oleh logam berat seperti kadmium dan timbal. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui kadar kadmium dan timbal pada beberapa merek lipstik
teregistrasi dan tidak teregistrasi oleh BPOM RI warna coklat gelap (dark brown)
dan merah muda terang (shocking pink) yang beredar di daerah makassar.
Preparasi sampel menggunakan metode destruksi basah dengan menggunakan
HNO3 65% : H2O2 30 % (3:1). Kadmium dan timbal dianalisa dengan
Spektrofotometri Serapan Atom (SSA) pada panjang gelombang spesifik berturut-
turut yaitu 228,8 nm dan 283,3 nm. Penentuan kadar kadmium dan timbal
berdasarkan peraturan dari Health Canada dan BPOM RI nomor
HK.03.1.23.07.11.6662.
Kata kunci : Lipstik, logam berat, kadmium, timbal, dan SSA
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
timbal seperti iron oxide yang mengandung kadmium 1 ppm dan timbal 10
ppm (Rowe et al, 2009). Selain itu, cemaran kadmium dan timbal dapat tercemar
pada saat produksi seperti berasal dari solder kadmium dan timbal atau pada
peralatan untuk produksi lipstik yang menggunakan cat mengandung kadmium
dan timbal (Nourmoradi et al., 2013 dan Hepp et al., 2009).
I.2 Perumusan Masalah
1. Berapa kadar logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek
lipstik yang beredar di daerah makassar?
2. Apakah kadar logam berat kadmium dan timbal pada beberapa merek
lipstik yang beredar di daerah makassar melebihi batas aman yang telah
ditetapkan oleh Health Canada dan BPOM RI ?
I.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui kadar logam berat kadmium dan timbal pada beberapa
merek lipstik yang beredar di daerah Makassar.
2. Untuk mengetahui kesesuaian kadar logam berat kadmium dan timbal
pada beberapa merek lipstik yang beredar di daerah Makassar dengan
batas aman yang telah ditetapkan oleh Health Canada dan BPOM RI.
BAB II
2
3
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Lipstik
Lipstik merupakan salah satu produk kosmetik yang paling banyak
digunakan (Tranggono dan latifah, 2007). Untuk menghasilkan produk lipstik
digunakan campuran lilin, minyak, dan pigmen dalam berbagai konsentrasi
(Barel et al, 2009). Penyimpanannya yaitu dalam wadah logam atau plastik
dengan tutup pulir dan dalam keadaan tertutup (Departemen Kesehatan RI,
1985).
Lipstik akan tidak aman jika tercemar oleh logam berat yaitu dapat
menimbulkan efek buruk berupa keracunan apabila jumlah logam berat sudah
melebihi batas toleransi. Contoh logam, yakni Timbal (Pb), Kadmium (Cd),
Merkuri (Hg), Arsenik (As), dan lainnya (Agustina, 2010 dan Widowati, 2011).
Menurut Nnorom et al (2005), dua logam berat yang berpotensi
berbahaya adalah kadmium (Cd) dan timbal (Pb). Kadmium adalah elemen yang
sangat toksik dengan waktu paruh yang cukup lama. Penimbunan kadmium
terutama pada ginjal, kulit, paru dan pankreas (Arisman, 2008). Pada orang
dewasa, kadmium dapat menyebabkan kanker payudara, penyakit kardiovaskular
atau paru-paru, penyakit jantung, kegagalan reproduktif bahkan dapat
menyebabkan kemandulan (Istarani dan Ellina, 2014 dan Agustina, 2010).
Sedangkan timbal dapat mengakibatkan gangguan sintesis darah, hipertensi,
hiperaktivitas, kerusakan otak, disfungsi ginjal dan retardasi mental (anak-anak
lebih sensitif) (Herman, 2006 dan Widyaastuti, 2002). Pada wanita hamil timbal
dapat melewati plasenta dan kemudian akan ikut masuk dalam sistem peredaran
darah janin dan selanjutnya setelah bayi lahir, timbal akan dikeluarkan bersama
air susu ibu (Widowati et al,2008).
2.1.1 Fungsi Lipstik
Lipstik digunakan untuk mewarnai bibir dengan sentuhan artistik sehingga
dapat meningkatkan estetika dalam tata rias wajah (Departemen Kesehatan RI,
1985). Selain itu, lipstik dapat menambah warna pada bibir agar terlihat lebih
sehat dan juga membentuk bibir. Lipstik juga digunakan untuk harmonisasi
wajah antara mata, rambut, dan pakaian. Kemudian lipstik mampu menciptakan
3
4
ilusi bibir agar terlihat lebih kecil atau lebih besar tergantung dari warnanya
(Barel et al, 2001).
2.1.2 Jenis Lipstik
Menurut Chenny Han (2010) ada beragam jenis lipstik sebagai berikut:
1. Stik, Jenis ini tidak mengkilap, sedikit lembab, dan mudah digunakan.
2. Palet, dalam satu wadah terdapat beberapa jenis warna. Jenis ini biasanya
berupa krim padat atau balm.
3. Pen Lip Polish, berbentuk cair, kemasannya seperti pena. Praktis karena
ujungnya dilengkapi dengan kuas dan dapat memberikan efek mengkilap
pada bibir.
4. Liquid, bentuknya cair, mengkilap dan pekat. Biasanya kemasannya
dilengkapi dengan spons atau kuas dibagian ujung untuk memudahkan
pengolesan.
5. Pasta, bentuknya semacam gel cair, dikemas dalam bentuk tube seperti
pasta gigi dan dapat membuat bibir mengkilap.
2.1.3 Komposisi Lipstik
Secara garis besar, lipstik terdiri dari zat warna yang terdispersi dalam
pembawa yang terbuat dari campuran lilin dan minyak dalam komposisi yang
sedemikian rupa sehingga dapat memberikan suhu lebur dan viskositas yang
dikehendaki. Suhu lebur lipstik yang ideal yaitu mendekati suhu bibir (36-38oC).
Salah satu faktor yang harus diperhatikan pada lipstik adalah faktor ketahanan
terhadap suhu cuaca disekelilingnya, terutama suhu daerah tropik. Suhu lebur
lipstik dibuat lebih tinggi, yaitu lebih kurang 62oC, biasanya berkisar antara 55-
75oC (Departemen Kesehatan RI, 1985).
Komposisi lipstik antara lain:
1. Lilin
Lilin berperan pada kekerasan lipstik. Misalnya: carnauba wax,
parafin waxes, ozokerite, beewax, candelila wax, ceresine (Tranggono dan
Latifah, 2007).
2. Minyak
4
5
7. Pengawet
5
6
6
7
memilih bahan yang akan digunakan untuk sediaan bibir, terutama dalam hal
memilih lemak, pigmen dan zat pengawet yang digunakan untuk maksud
pembuatan sediaan (Departemen Kesehatan RI, 1985).
2.3 Logam Berat
Logam berat sejatinya unsur penting yang dibutuhkan setiap makhluk hidup.
Sebagai elemen, logam berat yang esensial seperti tembaga (Cu), selenium (Se),
Besi (Fe) dan Zink (Zn) penting untuk menjaga metabolisme tubuh manusia
dalam jumlah yang tidak berlebihan, jika berlebihan akan menimbulkan toksik
pada tubuh. Logam berat yang termasuk elemen mikro merupakan kelompok
logam berat yang nonesensial yang tidak mempunyai fungsi sama sekali dalam
tubuh. Logam tersebut bahkan sangat berbahaya dan dapat menyebabkan
keracunan (toksik) pada manusia yaitu: timbal (Pb), merkuri (Hg), arsenik (As)
dan cadmium (Cd) (Agustina, 2010).
2.3.1 Logam Berat Kadmium (Cd)
2.3.1.1 Karakteristik Kadmium (Cd)
Kadmium adalah metal berbentuk kristal putih keperakan (Slamet, 2004).
Kadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Umumnya
kadmium terdapat dalam kombinasi dengan element lain seperti oksigen
(kadmium oxide), klorin (kadmium cloride) dan belerang (kadmium sulfide).
Senyawa ini stabil, padat, tak mudah menguap, namun kadmium oxide sering
dijumpai sebagai partikel kecil dalam udara. Kebanyakan kadmium merupakan
produk samping dalam pengecoroan seng, timah atau tembaga (Jeyaratnam dan
David Koh. 2010).
2.3.1.2 Bahaya Kadmium (Cd)
Menurut Sudarmaji et al (2006) dan Istarani (2014) gejala akut dan kronis akibat
keracunan kadmium sebagai berikut :
Gejala akut :
a. Sesak dada.
b. Kerongkongan kering dan dada terasa sesak (constriction of chest).
c. Nafas pendek.
d. Nafas terengah-engah, distress dan bisa berkembang ke arah penyakit
radang paru-paru.
7
8
8
9
9
10
10
11
11
12
kehilangan mineral akibat penguapan dapat dihindari. Hanya saja dengan metode
destruksi basah ini kemungkinan kesalahan lebih besar akibat penggunaan reagen
yang lebih banyak dan dalam pengerjaannya membutuhkan perhatian yang ekstra
dari analis karena dalam pelaksanaannya reaksi yang terjadi berlangsung kuat dan
dapat membuat residu keluar, maka selama pemanasan harus lebih berhati-hati
(Gandjar dan Rohman, 2007).
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
12
13
13
14
Sampel uji terdiri dari 4 merek lipstik yang teregistrasi dan 4 merek lipstik
yang tidak teregistrasi warna coklat gelap (dark brown) dan merah muda terang
(shocking pink) yang dijual di pasar swalayan dan pasar tradisional daerah
Makassar.
3.5 Analisa Logam Berat pada Beberapa Merek Lipstik
Kurva Kalibrasi Timbal (Pb) Larutan induk timbal (Pb(NO 3)2) 1000 ppm
dipipet 0,50 mL, dimasukkan ke labu ukur 100,00 mL, lalu ditambahkan
aquabides sampai tanda batas labu ukur. Diperoleh larutan dengan konsentrasi
5,00 ppm. Larutan dengan konsetrasi 5,00 ppm di encerkan menjadi 0,10 ppm;
0,30 ppm; 0,50 ppm; 0,10 ppm, dan 0,30 ppm dalam labu ukur 50 mL. Larutan
standar yang telah dibuat tersebut masing-masing diukur serapannya dengan SSA
pada panjang gelombang 283,3 nm, lalu hasilnya diplot
menjadi kurva kalibrasi.
3.5.2 Preparasi Sampel
Preparasi sampel dengan menggunakan metode destruksi basah yaitu
sampel ditimbang 1,00 gram, lalu dimasukkan kedalam gelas beker 250 mL
untuk dilakukan destruksi basah dengan menggunakan campuran asam HNO3
65% dan H2O2 30%. Destruksi dilakukan dengan HNO 3 65% sebanyak 15 mL
ditambahkan kedalam beker gelas dan sambil dipanaskan di hotplate pada suhu
1000 C. Proses ini dilakukan sampai hilangnya asap berwarna coklat. Setelah itu
larutan ditambahkan dengan H2O2 30 % sebanyak 5 mL sedikit demi sedikit
sambil dilakukan pemanasan pada suhu 1000 C. Proses destruksi dihentikan
sampai larutan jernih, yang menandakan bahwa proses destruksi telah sempurna.
Setelah proses destruksi selesai, larutan didiamkan sampai dingin, lalu larutan
dimasukkan kedalam labu ukur 50 mL dan tambahkan aquabides sampai tanda
batas labu ukur, kemudian larutan dihomogenkan. Lalu disaring dengan
menggunakan kertas saring dan dimasukkan ke dalam vial. Destruksi sampel
dilakukan dua kali ulangan (Bukhari, 2013 dan Wulandari, 2013).
3.5.3 Penentuan Timbal dalam Sampel
Penentuan Kadar Timbal dalam Sampel Untuk menentukan kadar timbal
mula-mula dilakukan pengukuran larutan standar yang telah dipersiapkan terlebih
dahulu hingga diperoleh kurva kalibrasi dari larutan standar 0,00; 0,10 ppm; 0,30
14
15
ppm; 0,50 ppm; 1,00 ppm; 3,00 ppm dan 5,00 ppm. Setelah itu dilakukan
pengukuran serapan sampel. Pengukuran dilakukan dengan menggunakan SSA
dengan panjang gelombang 283.3 nm.
3.5.4 Perhitungan (BPOM RI, 2011)
Hitung kadar Pb dengan persamaan garis regresi kurva kalibrasi
menggunakan rumus:
B (g)
Dimana :
C = Konsentrasi kadmium atau timbal dalam sampel yang dihitung dari kurva
kalibrasi
F = Volume larutan uji dalam mL
B = Bobot sampel dari larutan uji
3.5.5 Persyaratan Cemaran Logam Berat Kadmium dan Timbal
Menurut peraturan kepala BPOM RI nomor HK. 03.1.23.08.11.07517 tahun
2011 bahwa kadmium merupakan bahan yang dilarang dalam kosmetik dan belum
ada ketetapan persyaratan cemaran logam berat kadmium, sehingga untuk
persyaratan cemaran logam berat kadmium pada penelitian ini mengacu pada
ketetapan dari Health Canada yaitu 3 g/g.
Persyaratan cemaran logam timbal menurut Peraturan Kepala BPOM RI Nomor
HK.03.1.23.07.11.6662 adalah < 20 g/g.
DAFTAR PUSTAKA
Afrianti, Ria dan Syahriar Harun. 2011. Penentuan Kadar Kalsium Pada Ikan
Kering Air Laut dan Ikan Kering Air Tawar Dengan Metode
Spektrofotometri Serapan Atom. Scienta 2(1)
15
16
Barel, Andre O., Marc Paye, Howard I. Maibach. 2001. Handbook of Cosmetic
Science and Technology (First edition). New York: Marcel Dekker, Inc.
Barel, Andre O., Marc Paye., dan Howard I. Maibach.2009. Cosmetic Science and
Technology (Third Edition). USA: Informa Healthcare.
Ardyanto, Denny. 2005. Deteksi Pencemaran Timah Hitam (Pb) Dalam Darah
Masyarakat Yang Terpajan Timbal (Plumbum). Jurnal Kesehatan
Lingkungan (2) : 67-76 Arisman. 2008. Keracunan Makanan : Buku Ajar Ilmu
Gizi. Jakarta: Buku Kedokteran ECG.
Boybul dan Iis Haryat. 2009. Analisis Unsur Pengotor Fe, Cr, Dan Ni Dalam
Larutan Uranil Nitrat Menggunakan Spektrofotometer Serapan Atom.
Sdm Teknologi Nuklir. ISSN 1978-0176
Chenny, Han. 2010. Make-up Bibir Sesuai Aura dan Fengshui. PT Gramedia
Pustaka Utama: Jakarta.
16