Anda di halaman 1dari 6

1.

Judul Jurnal : Foreign Bodies in The Ear, Nose and Throat: An Experience in a Tertiary
Care Hospital in Central Nepal
2. Penulis : Ramesh Parajuli
3. Penerbit : Thieme Open Access
4. Tahun Terbit : 30 Desember 2014
5. Isi Jurnal
a. Pendahuluan
Benda asing adalah objek apapun yang berada di tempat yang tidak semestinya,
yang dapat membahayakan jika tidak mendapat perhatian medis. Benda asing ini dapat
ditemukan di telinga, hidung dan tenggorok (THT). Benda asing diklasifikasikan sebagai
benda asing hidup dan tidak hidup. Benda asing tidak hidup lebih lanjut diklasifikasi
sebagai organic atau inorganic dan higroskopik (hidrofilik) dan nonhigroskopik
(hidrofobik). Adanya benda asing di bagian THT merupakan salah satu penyebab
tersering dari kegawatdaruratan otolaryngology. Benda asing dapat ditemukan secara
spontan atau sengaja pada orang dewasa dan anak-anak. Secraa umum, benda asing lebih
sering terjadi pada anak yang lebih muda; hal ini karena berbagai faktor seperti rasa ingin
tahu untuk mengeksplorasi lubang, imitasi, kebosanan, bermain, keterbelakangan mental,
adanya penyakit jiwa, dan attention deficit hyperactivity disorder, bersama dengan
ketersediaan objek dan tidak adanya kewaspadaan pengasuh. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk menganalisis benda asing dalam hal jenis, lokasi, usia dan distribusi jenis
kelamin serta metode untuk pembuangan benda asing.

b. Bahan dan Metode


Penelitian ini menggunakan studi retrospektif yang dilakukan di Departemen
THT, Bedah Kepala dan Leher di sebuah rumah sakit perawatan tersier di Nepal.
Populasi penelitian ini meliputi jumlah pasien dengan benda asing THT di bagian rawat
jalan atau di instalasi gawat darurat selama masa studi 1 tahun (Juni 2013 hingga Mei
2014). Data diperoleh dari rekam medis rumah sakit. Dilakukan rinoskopi anterior dan
otoskopi untuk mendiagnosis benda asing di hidung dan telinga. Rigid atau fleksibel
endoskopi nasal juga dilakukan untuk pemeriksaan dekan kasus kecurigaan benda asing
di kavum nasi yang tidak dapat divisualisasikan dengan rinoskopi anterior. Pemeriksaan
dibawah mikroskop juga dilakukan sebagai metode tambahan untuk diagnosis serta
pengangkatan benda asing di telinga. Instrument seperti Jobson Horne probe, FB hook,
Tilley forceos dan crocodile forceps digunakan untuk membuang benda asing dari hidung
dan telinga. Sebagai tambahan dari instrument yang telah disebutkan, syring dan suction
juga merupakan metode lain untuk membuang benda asing di telinga. Foto polos X-ray
leher juga dilakukan pada pasien dengan riwayat tertelan benda asing. Fleksibel
nasopharyngolaryngoskopi dan fleksibel upper gastrointestinal endoskopi juga dilakukan
pada kasus dimana benda asing tidak tampak di X-ray untuk menyingkirkan adanya
benda asing atau untuk menentukan lokasi impaksi. Hal ini juga diikuti dengan
pengangkatan benda asing dari orofaring/hipofaring dan esophagus dengan laringoskopi
direct atau rigid esofagoskopi.

c. Hasil
Selama masa penelitian, sebanyak 134 pasien mengunjungi rumah sakit dengan
benda asing di THT; 94 laki-laki dan 40 perempuan. Dari 134 pasien, 70 (52,23%)
terdapat benda asing di telinga, 28 (20,89%) benda asing di hidung, dan 36 (26,86%)
benda asing di tenggorok. Pengangkatan benda asing dilakukan dengan atau tanpa
anestesi local pada 98 pasien (73,13%) dan hanya 36 pasien (26,86%) yang menggunakan
anestesi umum.

a) Benda asing di telinga


Sebanyak 70 pasien yang datang ke rumah sakit dengan benda asing di telinga.
Dari 70 pasien, 28 diantaranya (40%) merupakan benda asing yang hidup. Sebanyak
22 kasus kutu, 4 kasus keca dan 1 kasus masing-masing semut dan myiasis aural.
Sisanya (42; 60%) dengan benda asing yang tidak hidup di telinga. Dari 42 kasus
benda asing yang tidak hidup, 15 diantaranya higroskopi dalam bentuk kacang tanah,
biji kacang dan biji-bijian padi; 27 kasus sisanya adalah nonhigroskopik dalam
bentuk kapas, kertas, penghapus, patahan batang korek api / cotton bud, busa dan
manic-manik.
Dari total 70 pasien, 32 (45,71%) diantaranya adalah anak-anak dengan usia
dibawah 10 tahun.
Dari 70 kasus benda asing di telinga, 66 diantaranya diangkat di rawat jalan dan
igd dengan atau tanpa anestesi local dan hanya 4 yang membutuhkan pemeriksaan
dibawah mikroskop dibawah anestesi umum untuk mengangkat benda asing; semua
pasien berusia dibawah 10 tahun.

b) Benda asing di hidung


Sebanyak 28 pasien dengan benda asing di hidung. Sebanyak 27 pasien (96,42%)
merupakan pasien anak-anak dibawah usia 10 tahun dengan benda asing yang tak
hidu, dan hanya 1 pasien yang dengan benda asing hidup (belatung), seorang pasien
dewasa dengan pertumbuhan fungating bersamaan dengan karsinoma maksila.
Sebanyak 27 kasus dengan benda asing tidak hidup, 10 pasien dengan benda asing
higroskopik seperti biji, kacang, jagung dan sebanyak 17 pasien dengan benda asing
nonhigroskopi seperti penghapus, kertas, sponge, plastic dan benda metal.
Sebanyak 28 pasien dengan benda asing di hidung, 27 (96,42%) merupakan pada
kelompok usia dibawah 10 tahun. Kebanyakan benda asing dibuang di rawat halan
dan igd dengan menggunakan topical nasal dekongestan. Hanya 2 pasien yang
membutuhkan pengangkatan benda asing dibawah anestesi umum.

c) Benda asing di tenggorok


Sebanyak 36 pasien datang dengan keluhan menelan benda asing. Tipe pasling
tersering dari benda asing adalah tulang daging / bolus daging ayam, kambing atau
daging kerbau dan lokasi yang paling sering yaitu di persimpangan cricopharyngeal
pada 21 pasien (58,3%). Lokasi lain dari impaksi benda asing yaitu di kavum oral,
orofaring, hipofaring dan thoracic esophagus.
Semua benda asing yang tertelan merupakan tidak hidup, dengan 26 (72,22%)
merupakan organic dan 10 (27,77%) merupakan inorganic. Benda asing organic yaitu
bolus daging dan tulang (daging ikan, ayam, kambing dan kerbau). Benda asing
inorganic tarmasuk gigi tiruan, koin, plastic dan benda metal.
Usia 60 tahun atau lebih merupakan kelompok paling sering dengan benda asing
di tenggorok, dengan 10 pasien memperlihatkan impaksi. Diantara semua pasien
dengan tertelan benda asing, 20 pasien (83,33%) memerlukan anestesi umum untuk
mengangkat benda asing.

d) Metode pengangkatan benda asing


Pengakatan benda asing tidak selalu mudah. Dibutuhkan instrument yang tepat
dan keahlian. Pada penelitian ini, benda asing nasal dan di telingan paling banyak di
angkat di rawat jalan atau di igd dengan atau tanpa anestesi local. Dari 134 benda
asing di THT, 36 (26,47%) yang memerlukan anestesi umum untuk pengangkatan
benda asing dan sisanya (98; 73,13%) telah diangkat dengan atau tanpa anestesi local.

d. Diskusi
Orang dewasa dan anak-anak yang lebih tua biasanya memberikan penjelasan
riwayat benda asing. Tapi anak-anak yang lebih muda dibawa oleh orang tua dan kerabat
yang cemas. Benda asing dapat bervariasi dalam bentuk, ukuran dan komposisi serta
gejala dapat berkisar dari tanpa gejala sampai mengancam kehidupan.
Pada penelitian ini, kelompok usia yang paling banyak terkena adalah kelompok
usia dibawah 10 tahun, hal ini sama dengan hasil yang ditemukan di penelitian lain. Hal
ini mungkin karena kecenderungan anak muda untuk memasukkan benda ke dalam
lubang tubuh, sengaja atau tidak sengaja.
Telinga merupakan lokasi tersering benda asing pada anak yang lebih muda, tidak
hanya memasukan benda ke telinga mereka namun juga ke dalam telinga saudara dan
teman mereka. Benda asing tersering pada telinga meliputi cotton wool, biji, kacang,
kertas, plastic, penghapus, serangga, benih padi dan popcorn. Pasien biasanya
mengeluhkan adanya nyeri telinga, telinga terasa penuh atau ada cairan dari telinga.
Kadang-kadang mungkin tanpa gejala dan ditemukan secara kebetulan saat pemeriksaan
otoscopic rutin. Sebuah insiden tinggi benda asing hidup (yaitu, kutu) dalam penelitian
kami dijelaskan oleh fakta bahwa orang-orang di desa-desa Chitwan pergi ke hutan untuk
mengumpulkan pakan ternak dan merumput ternak. Banyak orang mendapatkan kutu di
telinga ketika mereka pergi untuk hutan safari, dengan Chitwan sebagai tujuan wisata
yang terkenal di negara kita dan menarik wisatawan baik domestik maupun internasional.
Pemeriksaan di bawah mikroskop membantu untuk mengkonfirmasi kehadiran benda
asing di telinga dan membantu dalam pengangkatan di bawah sedasi intravena / anestesi
umum untuk meminimalkan trauma pada membran timpani dan saluran pendengaran
eksternal. Hal ini berguna terutama pada anak-anak yang tidak kooperatif untuk
memungkinkan pemeriksaan otoscopik yang tepat ketika ada terkait otitis externa.
Syringing telinga sukses mengangkat sebagian besar benda asing nonhygroscopic.
Suction juga dapat berguna terutama ketika ada cairan yang keluar aural atau hidung
bersama dengan benda asing.
Studi kami menunjukkan bahwa ada dominasi dari benda asing di hidung pada
anak-anak muda, dimana juga terlihat di berbagai penelitian lain. Unilateral, berbau
busuk, secret hidung yang purulen pada anak-anak harus dianggap sebagai akibat dari
benda asing sampai terbukti kebenarannya. Dengan pertumbuhan dan perkembangan
kognitif, identifikasi benda asing di lubang hidung berkurang secara signifikan dan hanya
ditemukan pada pasien dengan gangguan kejiawaan. Benda asing di hidung atau telinga
biasanya unilateral, meskipun bisa bilateral, seperti dalam salah satu pasien kami yang
ditemukan benda asing di kedua rongga hidung dan kasus lain dengan benda asing berupa
penghapus di kedua kanal auditori eksterna.
Benda asing yang tertelan merupakan masalah umum. Benda asing yang paling
sering tertelan pada anak-anak termasuk koin dan logam (bagian dari mainan), dan
tulang daging (tulang ayam / tulang ikan / daging kambing / daging kerbau) yang umum
pada orang dewasa dan pasien usia lanjut. Dalam penelitian kami, tulang daging / bolus
adalah benda asing yang paling umum ditemukan di dalam tenggorokan, dan lokasi
paling sering adalah wilayah cricopharyngeal. Pasien tersebut datang dalam kelompok,
terutama selama festival keagamaan seperti Dashain dan Tihar. Konsumsi berat alkohol
dan makan daging secara bersamaan, terutama selama festival, bersama dengan
pengunyahan jelek mungkin penyebab tulang daging / bolus impaksi pada orang dewasa.
Pada usia lanjut, pasien edentulous, peristaltik yang rusak karena berkaitan dengan usia
neuromuskuler inkoordinasi dan kebiasaan mengunyah yang buruk merupakan faktor
predisposisi untuk penyebab impaksi tulang daging / bolus di kerongkongan. Selain itu,
pada orang tua ada yang umum patologi yang mendasari lain yang menyebabkan
penyempitan saluran pencernaan. Koin adalah benda asing yang paling umum di
tenggorokan pada anak-anak dalam penelitian kami, dan hal ini selaras dengan penelitian
sebelumnya; ini mungkin karena koin sering diserahkan kepada anak-anak muda dan
mereka sengaja menelan karena kecenderungan mereka untuk mengambil hal-hal ke
dalam mulut, kontrol yang tidak memadai dari penelanan, dan berteriak atau menangis
saat bermain atau makan.
Foto polos X-ray dari jaringan lunak di leher adalah metode pemeriksaan
radiologis hemat biaya dan berguna dalam evaluasi benda asing di tenggorokan. Kami
menyarankan X-ray pada pasien dengan riwayat menelan benda asing. Laringoskopi
kadang-kadang berguna dalam evaluasi dan pengangkatan benda asing di orofaring dan
hipofaring. Benda asing dari saluran pencernaan biasanya diangkat oleh rigid
esophagoscopy . Tapi fleksibel endoskopi saluran cerna bagian atas berguna terutama
dalam kasus menelan benda asing radiolusen. Selain itu, hal ini membantu untuk
mendeteksi lokasi impaksi terutama pada pasien dengan spondylosis serviks dimana tidak
mungkin untuk ekstensi leher dan untuk mengangkat benda asing, atau untuk mendorong
benda asing ke dalam perut (misalnya, dalam kasus bolus daging berdampak pada bagian
distal dari kerongkongan).

e. Kesimpulan
Benda asing di telinga dan hidung ditemukan lebih sering pada anak-anak, dan
tenggorokan merupakan lokasi yang paling umum dari benda asing pada orang dewasa
dan orang tua. Sebagian besar benda asing di hidung dan telinga dapat dengan mudah
diangkat di igd atau ruang rawat jalan. Orang tua / pengasuh tidak boleh mengizinkan
anak-anak untuk bermain dengan koin atau benda-benda kecil lainnya untuk mencegah
risiko menelan benda asing.

Anda mungkin juga menyukai