Anda di halaman 1dari 5

Anastesi intravena total (TIVA)

Anastesi intravena total (TIVA) didefnisikan adalah teknik di anestesi umum yang di
induksi dan dipelihara menggunakan murni agen iv. TIVA telah menjadi lebih populer dan
mungkin beberapa karena sifat farmakokinetik dan farmakodinamik propofol dan
ketersediaan short acting opioid sintetik. Obat yang paling umum digunakan untuk TIVA
adalah propofol, remifentanil, alfentanil, sufentanil, ketamin, midazolam, dan
dexmedetomidine. Obat ini disampaikan baik dengan menggunakan panduan infus skema
atau dengan menggunakan metode yang disebut Target dikendalikan infus (TCI)

Kelebihan TIVA :

1. Induksi sangat cepat pada onset


2. Onset yang cepat dari aksi independen ventilasi alveolar
3. Peningkatan kualitas munculnya dari anestesi
4. Sangat lembut dan pemulihannya baik
5. Pengurangan kejadian mual dan muntah pasca operasi
6. Peningkatan kenyamanan pasien, kepuasan pada periode pasca operasi
7. Propofol mengurangi metabolisme otak dan aliran darah otak, maka yang digunakan
dalam penurunan tekanan intrakranial
8. Dapat diandalkan diberikan untuk mempertahankan anestesi pada pasien yang
menjalani prosedur jalan napas

Kelemahan TIVA :

1. Nyeri selama injeksi propofol


2. Sulit untuk memperkirakab konsentrasi darah propofol
3. Kombinasi obat-obat intravena secara terpisah dapat di titrasi dalam dosis yang lebih
akurat sesuai yang dibutuhkan.
4. Tidak menganggu jalan nafas dan pernafasan pasien terutama pada operasi sekitar
jalan nafas atau paru-paru.
5. Anestesi yang mudah dan tidak memerlukan alat-alat atau mesin yang khusus.

ANASTESI INTRAVENA

Anestesi Intravena adalah anetesi yang diberikan melalui jalur intravena baik untuk
tujuan hipnotik, analgetik maupun pelumpuh otot. Tahapan tindakan yang dilakukan untuk
anestesi intravena antara lain :
1. Penilaian dan persiapan pra anestesi meliputi anamnesis, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium, klasifikasi status fisik, masukan oral dan premedikasi.
2. Induksi anestesi intravena beserta pemeliharaanya dan pemulihannya

Obat anestesi intravena setelah berada di dalam vena, obat-obat ini akan diedarkan ke seluruh
tubuh jaringan melalui sirkulasi sistemik. Obat anestesi yang ideal memiliki sifat :
1. Hipnotik dengan onset cepat serta mengembalikan kesadaran dengan cepat dan
segera setelah pemberian dihentikan
2. Analgesik
3. Amnesia
4. Memiliki antagonis
5. Cepat dieliminasi
6. Depresi kardiovaskular dan pernapasan tidak ada atau minimal
7. Farmakokinetiknya tidak dipengaruhi terhadap disfungsi organ

Indikasi anestesi intravena adalah :


1. 1nduksi anestesi
2. Induksi dan pemeliharaan anestesi pada pembedahan singkat
3. Menambahkan efek hipnosis pada anestesi inhalasi dan anestesi regional
4. Menambahkan sedasi pada tindakan medik

Cara pemberian dapat berupa :


1. Suntikan intravena tunggal untuk induksi anestesi atau pada operasi-operasi
singkat hanya obat ini saja yang dipakai contoh : pencabutan gigi
2. Suntikan berulang untuk prosedur yang tidak memerlukan anestesi inhalasi
dengan dosis ulangan lebih kecil dari dosis permulaan contoh : sesuai kebutuhan,
kuretase
3. Melalui infus untuk menambah daya anestesi inhalasi (menambah kekuatan pada
anestesi)

Jenis-jenis anestesi intravena :

1. Ketamin
Adalah derivat penyclidin dengan rumus kimia 2-O-chloropenyl-2 metyl amino
cyclohexanon HCL. Merupakan kristal putih yang larut dalam air mempunyai pH 3.5-
5.5 mula-mula di sintese oleh Steven pada tahun 1965 untuk anestesi.

Mekanisme kerja :

Beberapa kepustakaan menyebutkan bahwa blok terhadap reseptor opiat dalam otak
dan medulla spinalis yang memberikan efek analgesik, sedangkan interaksi terhadap reseptor
metilaspartat dapat menyebakan anastesi umum dan juga efek analgesik.

Farmakokinetik :
1. Absorbsi
- Pemberian ketamin dapat dilakukan secara cepat sesudah diberikan secara
intravena atau intramuscular
2. Distribusi
- Ketamin lebih larut dalam lemak sehingga dengan cepat akan didistribusikan
ke seluruh organ. Efek muncul 10-60 detik setelah pemberian secara IV
dengan dosis induksi pasien tidak sadar, reflek bulu mata, korneal dan
laringeal agak terdepresi. Tonus otot meningkat sering terjadi gerakan
involunter dan kadang bersuara meskipun pasien mengalami amnesia dan akan
mencul kembali pemulihan setelah 10-15 menit.

3. Metabolisme
- Terjadi di microsomal P450 hati. Disini mengalami demetilasi menjadi non
ketamin. Zat ini kemudian mengalami dehidrasi atau hidroksilasi. Selain itu
ketamin mengalami hidroksilasi.

4. Eskresi
- Produk akhir dari biotransformasi ketamin diekskresikan melalui ginjal.
Selama hasil metabolisme ini mengalami konjugasi dan diekresi melalui urin
dan feses.
-
Farmakodinamik :

1. Susunan Saraf Pusat


Menimbulkan anestesi disosiasi, setiap di rangsang yang diterima akan di
interprestasikan berbeda. Ketamin menimbulkan gangguan fungsi dan gangguan
elektrofisiologi antara thalamokortical dan sistem limbik. Dalam hal ini mengalami
katalepsi, mendapatkan analgesi yang kuat dan amnesi tetapi sedais yang ringan.
Pasien dapat mengalami halusinasi dan mimpi buruk kejadian lebih sering pada
wanita dan orang dewasa. Kadang pasien mengalami diplopia atau gangguan
penglihatan lain yang bertahan beberapa saat setelah pemulihan kesadaran. Ketamin
meningkatkan aliran darah ke otak, konsumsi oksigen otak dan tekanan intrakranial
karena itu berbahaya memberikan ketamin penderita tekanan intrakranial yang tinggi.
Selain itu meningkatkan terjadinya kejang pada pasien epilepsi.

Konsentrasi plasma (Cp) yang diperlukan untuk hipnotik dan amnesia ketika
operasi kurang lebih antara 0,7 sampai 2,2 g/ml (sampai 4,0 g/ml buat anak-anak).
Pasien dapat terbangun jika Cp dibawah 0,5g/ml.

Ketamin merupakan suatu reseptor antagonis N-Metil-D-aspartat (NMDA) yang


non kompetitif yang menyebabkan :
- Penghambatan aktivasi reseptor NMDA oleh glutamate
- Mengurangi pembebasan presinaps glutamate
- Efek potensial Gamma-aminobutyric acid (GABA)
Pemberian Ketamin dapat menyebabkan efek psikologis yang berupa:
- Mimpi buruk
- Perasaan ekstrakorporeal (merasa seperti melayang keluar dari badan)
- Salah persepsi, salah interpretasi dan ilusi
- Euphoria, eksitasi, kebingungan dan ketakutan
- 20%-30% terjadi pada orang dewasa
- Dewasa > anak-anak
- Perempuan > laki-laki

2. Sistem Kardiovaskular

Dapat meningkatkan tekanan darah, laju jantung dan curah jantung. Peningkatan
maksimal terjadi 2-4 menit sesudah pemberian intravena kemudian perlahan-lahan
antara 10-20 menit akan kembali normal diduga akibat eksitaso pusat simpatis.
Dengan adanya efeks stimulasi cardiovaskular, maka ketamin dipakai untuk induksi
pasien syok.

3. Sistem Respirasi

Hanya sedikit mengurangi respiratory rate. Kadang menyebabkan apneu pada


penyuntikan IV cepat atau pasien yang mendapat narkotik. Sedang pemberian dosis
kecil diazepam menimbulkan sedikit pengaruh pada respirasi tetapi dengan dosis
tinggi menimbulkan depresi nafas. Reflek dan tonus otot jalan nafas atas biasanya
masih aktif. Sekresi kelenjar tracheo bronkial dan saliva meningkat efek ini dihambat
dengan obat anti sekresi. Ketamin mempunyai sifat melebarkan bronkus dan dapat
menjadi antagonis broncho konstriktor akibat histamin oleh karena itu ketamin dapat
dipakai untuk penderita asma bronchiale. Obat ini menimbulkan nause dan vomitus.

Dosis dan Pemberian :

Ketamin merupakan obat yang dapat diberikan secara intramuskular apabila akses
pembuluh darah sulit didapat contohnya pada anak anak. Ketamin bersifat larut air
sehingga dapat diberikan secara I.V atau I.M.

- Induksi IV : 0.5-2 mg/kg BB

- IM : 4-6 mg/kg BB

- Analgesi : 0.2-0.8 mg/kg BB iv

2-4 mg/kg BB

- Preemptif Analgesi : 0.15-0.25 mg/kg BB iv

- Maintance : 15-45 mg/kg BB/menit dengan 50-70% N2o

30-90 mg/kg BB/ menit tanpa N20

Onset :

- IV : 10-60 detik

- IM : 3-20 menit

Preparat biasanya dikemas dalam flacon berisi 10 cc larutan ada yang tiap cc
mengadungg 50 mg dan ada yang 100 mg.

Bioavabilitas :

Route % bioavailabilitas
Nasal 50
Oral 20
IM 90
Rektal 25
Epidural 77

Efek Samping :

- Peningkatan sekresi air liur pada mulut

- Agitasi dan perasaan lelah

- Halusinasi dan mimpi buruk pascaoperasi

- Pada otot menimbulkan efek nioklonus pada otot rangka

- Meningkatkan tekanan intrakranial

- Pada mata menyebabkan nistagmus dan diplopia.

Anda mungkin juga menyukai