Anda di halaman 1dari 2

Maka hendaklah mereka menyembah Tuhan pemilik rumah ini (Kabah) Karena

itu, hendaknya mereka menyembah Allah Maha Agung, Tuhan Kabah yang kuno
ini dan hendaknya mereka menjadikan penyembahan itu sebagai rasa syukur atas
nikmat yang besar tersebut yang secara khusus diberikan kepada mereka. Ulama
tafsir berkata: Dalam ayat ini ada huruf fa, sebab redaksi ayat sebelumyan
mengandung makna syarat. Seolah Allah berfirman jika mereka tidak menyembah
Allah karena nikmat nikmat yang lain, maka hendaknya mereka menyembah
Allah karena nikmat kebiasaan bepergian mereka yang termasuk nikmat paling
tampak. Sebab, mereka berada di negeri yang tidak bertanaman dan tidak ada air
susu binatang, itulah karenanya, Allah berfirman setelahnya, Yang telah memberi
makanan kepada mereka untuk menghilangkan lapar dan mengamankan mereka
dari ketakutan Itulah Tuhan yang memberi mereka makan setelah mereka sangat
lapar dan memeberi mereka keamanan setelah mereka sangat takut. Mereka
bepergian dengan aman tanpa ada seorangpun mengganggu mereka. Tidak
seorangpun menyerang mereka, baik dirumah maupun ketika bepergian.
Sebagaimana firman Allah Dan apakah mereka tidak memperhatikan bahwa
sesungguhnya Kami telah menjadikan (negeri mereka) tanah suci yang aman,
sedang manusia sekitarnya rampok-merampok (al-Ankabut:67) itu adalah berkat
doa Nabi Ibrahim al-Khalil alaihissalam, dimana beliau berkata Ya Tuhanku
jadikanlah negeri ini negeri yang aman sentosa (al-Baqarah:126) dan Dan beri
rizkilah mereka dari buah-buahan (Ibrahim:37). Bukankah kaum Quraiys harus
dan wajib untuk hanya menyembah Allah yang memberi mereka makan dari
kelaparan dan keamanan dari ketakutan.

Aspek Balaghah

Dalam surah Quraisy terdapat sejumlah keindahan bahasa dan sastra sebagaimana
berikut ini:

1. Tibaq antara assyita dan shoif dan antara athamahum min ju dan wa
aamanum min khouf.

2. Idhofah (penisbatan) untuk memuliakan


3. Mendahulukan kata yang semestinya diakhirkan: li iilaa fi quraisy asalnya
adalah liyabuduu robba hazdal bait * li iilaa fihim rikhlatassyitaai
wasshoif. Al iilaf didahulukan untuk menyebut nikmat

4. Nakiroh pada kata juu dan khouf untuk menjelaskan bahwa keduanya
berat. Yakni lapar yang berat dan takut yang berat

Catatan Penting

Imam Fakhrurrozi berkata: ketahuilah bahwa nikmat ada 2 jenis. Pertama,


terhalaunya musibah, yaitu apa yang disebut Allah dalam surat al-Fil. Kedua,
datangnya nikmat, yaitu apa yang disebut Allah dalam surat Quraisy ini. Ketika
Allah menolak musibah dari mereka dan mendatangkan nikmat bagi mereka,
sedangkan keduanya merupakan nikmat yang besar. Maka Allah menyeru mereka
menyembahNya dan bersyukur kepadaNya. Maka hendaklah mereka
menyembah Tuhan pemilik rumah ini (kabah).

Anda mungkin juga menyukai