Anda di halaman 1dari 10

DESTILASI DAN EVAPORASI

A. DESTILASI
1. Pengertian Destilasi
Destilasi adalah teknik untuk memisahkan larutan ke dalam masing-masing
komponennya. Prinsip destilasi adalah didasarkan atas perbedaan titik didih komponen
zatnya. Destilasi dapat digunakan untuk memurnikan senyawa-senyawa yang mempunyai
titik didih berbeda sehingga dapat dihasilkan senyawa yang memiliki kemurnian yang
tinggi.

2. Prinsip Kerja Proses Destilasi


Sebagaimana yang kita tahu destilasi adalah cara pemisahan zat cair dari
campurannya berdasarkan perbedaan titik didih atau berdasarkan kemampuan zat untuk
menguap. Dalam proses destilasi terdapat dua tahap proses yaitu tahap penguapan dan
dilanjutkan dengan tahap pengembangan kembali uap menjadi cair. Atas dasar ini maka
perangkat peralatan destilasi menggunakan alat pemanas dan alat pendingin.
Proses destilasi diawali dengan tahap pemanasan, dimana zat cair dipanaskan hingga
titik didihnya, serta mengalirkan uap ke dalam alat pendingin (kondensor) dan
mengumpulkan hasil pengembunan sebagai zat cair.
Pada kondensor digunakan air yang mengalir sebagai pendingin. Air pada kondensor
dialirkan dari bawah ke atas, hal ini bertujuan supaya air tersebut dapat mengisi seluruh
bagian pada kondensor sehingga akan dihasilkan proses pendinginan yang sempurna. Saat
suhu dipanaskan, cairan yang titik didihnya lebih rendah akan menguap terlebih dahulu.
Uap ini akan dialirkan dan kemudian didinginkan sehinga kembali menjadi cairan yang
ditampung pada wadah terpisah. Zat yang titik didihnya lebih tinggi masih tertinggal pada
wadah semula. Prinsip dari estilasi adalah penguapan dan pengembunan kembali uapnya
dari tekanan dan suhu tertentu.
Gambar 1. Proses Destilasi Sederhana

3. Tujuan Destilasi
Tujuan dari destilasi adalah pemurnian zat cair pada titik didihnya dan memisahkan
cairan dari zat padat. Uap yang dikeluarkan dari campuran disebut sebagai uap bebas.
Kondensat yang jatuh sebagai destilat dan bagian cair yang tidak menguap sebagai residu.
Apabila yang didinginkan adalah bagian-bagian yanag tidak teruapkan dan bukan
destilatnya maka proses tersebut dinamakan pengentalan dengan evaporasi. Destilasi
adalah sebuah aplikasi yang mengikuti prinsip-prinsip jika suatu zat dalam larutan tidak
sama-sama menguap, maka uap larutan akan mempunyai komponen yang berbeda dengan
larutan aslinya. Jika salah satu zat menguap dan yang lain tidak, pemisahan dapat terjadi
sempurna. Tetapi jika kedua zat menguap tetapi tidak sam, maka pemisahannya hanya
akan terjadi sebagian, akan tetapi destilat atau produk akan menjnadi kaya pada suatu
komponen dari pada larutan aslinya.

B. EVAPORASI
1. Pengertian Evaporasi
Evaporasi merupakan suatu proses penguapan sebagian dari pelarut sehingga
didapatkan larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Tujuan dari evaporasi
itu sendiri yaitu untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat terlarut yang tidak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi,
pelarutnya adalah air. Evaporasi tidak sama dengan pengeringan, dalam evaporasi sisa
penguapan adalah zat cair, kadang-kadang zat cair yang sangat viskos, dan bukan zat
padat. Begitupula, evaporasi berbeda dengan distilasi, karena disini uapnya biasanya
komponen tunggal, dan walaupun uap itu merupakan campuran, dalam proses evaporasi ini
tidak ada usaha untuk memisahkannya menjadi fraksi-fraksi. Biasanya dalam evaporai, zat
cair pekat itulah yang merupakan produk yang berharga dan uapnya biasanya
dikonsentrasikan dan dibuang.
Evaporasi secara umum dapat didefinisikan dalam dua kondisi, yaitu: (1) evaporasi
yang berarti proses penguapan yang terjadi secara alami (2) evaporasi yang dimaknai
dengan proses penguapan yang timbul akibat diberikan uap panas (steam) dalam suatu
peralatan. Evaporasi dapat diartikan sebagai proses penguapan daripada liquid (cairan)
dengan penambahan panas atau dapat juga didefinisikan sebagai evaporasi adalah peristiwa
menguapnya pelarut dari campuran yang terdiri atas zat terlarut yang tidak mudah
menguap dan pelarut yang mudah menguap. Dalam kebanyakan proses evaporasi,
pelarutnya adalah air.

2. Tujuan Evaporasi
Tujuan dari evaporasi adalah memekatkan konsentrasi larutan sehingga didapatkan
larutan dengan konsentrasi yang lebih tinggi. . Panas dapat disuplai dengan berbagai cara,
diantaranya secara alami dan penambahan steam. Evaporasi diadasarkan pada proses
pendidihan secara intensif yaitu (1) pemberian panas ke dalam cairan, (2) pembentukan
gelembung-gelembung (bubbles) akibat uap, (3) pemisahan uap dari cairan, dan (4)
mengkondensasikan uapnya. Evaporasi atau penguapan juga dapat didefinisikan sebagai
perpindahan kalor ke dalam zat cair mendidih.
Evaporasi dilaksanakan dengan cara menguapkan sebagian dari pelarut pada titik
didihnya, sehingga diperoleh larutan zat cair pekat yang konsentrasinya lebih tinggi. Uap
yang terbentuk pada evaporasi biasanya hanya terdiri dari satu komponen, dan jika uapnya
berupa campuran umumnya tidak diadakan usaha untuk memisahkan komponen-
komponennya. Dalam evaporasi zat cair pekat merupakan produk yang dipentingkan,
sedangkan uapnya biasanya dikondensasikan dan dibuang. Disinilah letak perbedaan antara
evaporasi dan distilasi.

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Proses Evaporasi


Faktor-faktor yang mempengaruhi proses evaporasi antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Temperature steam, disesuaikan bahan yang akan dievaporasi karena bahan yang tidak
tahan suhu yang tinggi tentunya akan membentuk kerak pada kolom evaporator
sehingga akan mempengaruhi perpindahan panas dari steam ke bahan tersebut.
b. Tekanan operasi, mempengaruhi proses penguapan pelarut disamping temperature.
c. Laju alir umpan, bila laju alir umpan terlalu kecil proses kurang effisien dan juga bila
terlalu besar, sehingga untuk suatu proses laju alir umpan diusahakan adalah laju yang
dapatmenghasilkan proses yang optimal.
d. Sifat fisik dan kimia umpan.
e. Luas permukaan kontak antara umpan dan media pemanas (panjang dan jumlah tube).
f. Laju alir steam
g. Laju air pendingin (kondensor)

4. Evaporator
Evaporator adalah sebuah alat yang berfungsi mengubah sebagian atau keseluruhan
sebuah pelarut dari sebuah larutan dari bentuk cair menjadi uap. Ada beberapa macam-
macam dari evaporator, sesuai dengan tujuan penggunaannya dan bentuknyapun berbeda-
beda. Hal tersebut disebabkan karena tergatung dari jumlah atau volume zat cair yang ingin
diuapkan, bisa juga tergantung pada kepekatan zat cair tersebut. Evaporator mempunyai
dua prinsip dasar yaitu untuk menukar panas dan untuk memisahkan uap yang terbentuk
dari cairan.
Evaporator umumnya terdiri dari tiga bagian, yaitu penukar panas, bagian evaporasi
(tempat dimana cairan mendidih lalu menguap), dan pemisah untuk memisahkan uap dari
cairan lalu dimasukkan ke dalam kondensor (untuk diembunkan/kondensasi) atau
keperalatan lainnya. Hasil dari evaporator (proses yang diinginkan) biasanya dapat berupa
padatan atau larutan berkonsentrasi. Larutan yang sudah dievaporasi bisa saja terdiri dari
beberapa komponen volatile (mudah menguap).
Prinsip kerja evaporasi merupakan prinsip kerja atau cara kerja dari evaporasi itu
sendiri. Prinsip kerjanya dengan penambahan kalor atau panas untuk memekatkan suatu
larutan yang terdiri dari zat terlarut yang memiliki titik didih dan zat terlarut yang memiliki
titik didih lebih rendah sehingga larutan yang lebih pekat serta memilikikonsentrasi yang
tinggi.
Evaporator memiliki beberapa tipe, diantaranya adalah:
a. Evaporator Sirkulasi Alami/paksa
Evaporator sirkulasi alami bekerja dengan memanfaatkan sirkulasi yang terjadi akibat
perbedaan densitas yang terjadi akibat pemanasan. Pada evaporator tabung, saat air
mulai mendidih, maka buih air akan naik ke permukaan dan memulai sirkulasi yang
mengakibatkan pemisahan liquid dan uap air di bagian atas dari tabung pemanas.Jumlah
evaporasi bergantung dari perbedaan temperatur uap dengan larutan. Sering kali
pendidihan mengakibatkan sistem kering, Untuk menghidari hal ini dapat digunakan
sirkulasi paksa, yaitu dengan manambahkan pompa untuk meningkatkan tekanan dan
sirkulasi sehingga pendidihan tidak terjadi.
b. Falling Film Evaporator
Evaporator ini berbentuk tabung panjang (4-8 meter) yang dilapisi dengan jaket uap
(steam jacket). Distribusi larutan yang seragam sangat penting. Larutan masuk dan
memperoleh gaya gerak karena arah larutan yang menurun. Kecepatan gerakan larutan
akan mempengaruhi karakteristik medium pemanas yag juga mengalir menurun. Tipe
ini cocok untuk menangani larutan kental sehingga sering digunakan untuk industri
kimia, makanan, dan fermentasi.

Gambar 2. Falling Film Evaporator


c. Rising Film (Long Tube Vertical) Evaporator
Pada evaporator tipe ini, pendidihan berlangsung di dalam tabung dengan sumber panas
berasal dari luar tabung (biasanya uap). Buih air akan timbul dan menimbulkan
sirkulasi.

Gambar 3. Rising Film Evaporator


d. Plate Evaporator
Mempunyai luas permukaan yang besar, Plate biasanya tidak rata dan ditopangoleh
bingkai (frame). Uap mengalir melalui ruang-ruang di antara plate. Uap mengalir secara
co-current dan counter current terhadap larutan. Larutan dan uap masuk ke separasi
yang nantinya uap akan disalurkan ke condenser. Eveporator jenis ini sering dipakai
pada industri susu dan fermntasi karena fleksibilitas ruangan. Tidak efektif untuk
larutan kental dan padatan.

Gambar 4. Plate Evaporator


e. Multi-effect Evaporator
Menggunakan uap pada tahap untuk dipakai pada tahap berikutnya. Semakin banyak
tahap maka semakin rendah konsumsi energinya. Biasanya maksimal terdiri dari tujuh
tahap, bila lebih seringkali ditemui biaya pembuatan melebihi penghematan energi. Ada
dua tipe aliran, aliran maju dimana larutan masuk dari tahap paling panas ke yang lebih
rendah, dan aliran mundur yang merupakan kebalikan dari aliran maju. Cocok untuk
menangani produk yang sensitive terhadap panas sepertienzum dan protein.

Gambar 5. Multi-effect Evaporator


f. Single-effect Evaporator
Yang dimaksud dengan single effect adalah bahwa produk hanya melalui satu buah
ruang penguapan dan panas diberikan oleh satu luas permukaan pindah panas.

Gambar 6. Single-effect Evaporator


Adapun bagian-bagian yang digunakan pada alat evaporator antara lain adalah sebagai
berikut.
a. Water Bath
Waterbath merupakan alat yang berfungsi untuk memanaskan sampel dengan suhu yang
dapat diatur sesuai kebutuhkan. Dalam waterbath terdapat bagian-bagian yaitu:

1) Layar penampilan suhu


2) Tombol Up/Down untuk menaik turunkan suhu
3) Tombol untuk mengatur suhu dalam hal ini juga ada hot plate yaitu alat yang
digunakan untuk memanaskan waterbath
Gambar 7. Water Bath

b. Kondensor
Kondensor merupakan alat yang digunakan untuk mendinginkan uap pelarut yang telah
menguap. Dalam hal ini kondensor yang digunakan berbentuk spiral agar uap pelarut
dapat dikondensasikan dan proses kondensasi berjalan dengan lancar. Di dalam
kondensor juga terdapat selang-selang kecil yang berfungsi sebagai tempat mengalir
keluar uap gas yang tidak dapat terkondensasikan atau sering disebut gas buang.

Gambar 8. Kondenser
c. Mesin Pendingin
Mesin pendingin berfungsi sebagai alat yang digunakan untuk mendinginkan air yang
dan dipompakan kekondensor. Diatas alat ini terdapat dua selang yang berfungsi
sebagai tempat masuk dan keluarnya air dari mesin pendingin ke kondensor.
Gambar 9. Mesin Pendingin
d. Tungkai Atas dan Tungkai Bawah
Tungkai atas berfungsi untuk mengatur tinggi rendahnya labu sampel sedangkan pada
tungkai atas berfungsi untuk mengatur kemiringan kondensor dan labu alas bulat.

Gambar 10. Tungkai Atas dan Tungkai Bawah


e. Labu Alas Bulat
Labu alas bulat tempat pearut yang telah menguap dimana pada gambar juga terdapat
ujung rotor yang berfungsi sebagai tempat bergantungnya labu alas bulat tempat pelarut
yang telah menguap pelarut yang akan dipisahkan dalam hal ini terdapat ujung rotor
yang berfungsi sebagai tempat bergantungnya labu alas bulat sampel dan pelarut.
Gambar 11. Labu Alas Bulat
f. Pompa Vakum
Pompa vakum yaitu alat yang digunakan untuk mengatur tekanan dalam labu sehingga
mempermudah penguapan sampel.

Gambar 12. Pompa Vakum

Anda mungkin juga menyukai