Zaman Prasejarah
1. Pengertian
Kita mengenal berbagai macam tulisan, ada tulisan latin, Arab, Jepang, Cina, India, dan sebagainya. Pada zaman dahulu, yaitu kira-kira 2.000
tahun yang lalu, orang Indonesia belum dapat membaca dan menulis. Peristiwa-peristiwa yang dialami hanya diingat saja, kemudian diceritakan
dari mulut ke mulut kepada anak cucu. Oleh karena itu, kita tidak memperoleh peninggalan tertulis dari masa itu.
Zaman ketika belum ada seorang pun penduduk Indonesia dapat membaca dan menulis disebut zaman prasejarah. Sedangkan, masa dimana orang
Indonesia telah dapat membaca dan menulis dinamakan zaman sejarah. Tentunya wilayah lain di luar Indonesia pun mempunyai zaman
prasejarah dan zaman sejarahnya sendiri. Petunjuknya adalah apakah seluruh penduduk wilayah tersebut telah mampu membaca dan menulis atau
belum.
2. Pembagian Zaman Prasejarah di Indonesia
Perkakas manusia sejarah Indonesia banyak ragamnya, terutama yang terbuat dari batu dan tulang. Peninggalan yang
masih dapat dijumpai sekarang adalah yang terbuat dari batu dan tulang. Sedangkan, perkakas yang terbuat dari kayu telah
lapuk atau hancur dimakan masa. Perkakas yang dibuat oleh manusia prasejarah disebut artefak.
Perkakas yang dijumpai bermacam-macam bentuknya, ada yang kasar dan halus buatannya. Selain itu, dijumpai juga
perkakas prasejarah yang terbuat dari logam. Logam yang dipergunakan adalah perunggu.
Berdasarkan bahan yang digunakan serta cara pembuatannya, zaman prasejarah Indonesia dibagi menjadi dua zaman, yaitu zaman batu dan
zaman logam (perunggu). Zaman batu terdiri atas zaman batu tua (Paleolithikum), zaman batu tengah (Mesolithikum), dan zaman batu muda
(Neolithikum).
3. Perkembangan Alam Kehidupan
Bumi kira-kira telah berumur 5.500.000.000 tahun (pendapat para ilmuwan dengan astronom). Karena panjangnya perjalanan waktu yang dialami
bumi, maka para ahli geologi membaginya ke dalam masa-masa. Mereka membagi masa bumi sejak bumi masih panas hingga sekarang. Umur
tiap masa amatlah panjang, yakni jutaan tahun.
Sekarang, perhatikan pembagian zaman berikut ini.
a. Pembagian Zaman
Hasil pembagian zaman menurut para ahli adalah sebagai berikut:
1) Arkaikum
Masa ini berumur kira-kira 3.500 juta tahun. Pada saat itu, bumi belum dingin, udara masih panas sekali, kulit bumi masih dalam proses
pembentukan, dan belum ada tanda-tanda kehidupan.
2) Paleozoikum
Umur masa ini diperkirakan 600 juta tahun. Ketika itu sudah mulai tampak tanda-tanda kehidupan. Binatang yang kecil-kecil
(mikroorganisme) sudah mulai ada. Mulai hidup juga binatang yang tidak bertulang belakang. Bahkan, beberapa jenis ikan, amfibi, dan reptil
sudah mulai bermunculan. Akan tetapi, karena keadaan bumi masih berubah-ubah, kehidupan masih sulit berkembang.
3) Mesozoikum
Umur masa ini kira-kira 225 juta tahun. Pada saat itu, kehidupan di bumi makin berkembang. Binatang-binatang pada masa ini mencapai
bentuk tubuh yang besar sekali. Jenis burung pun sudah mulai ada. Namun, sesungguhnya mesozoikum merupakan zaman reptil. Jenis
binatang inilah yang banyak sekali dijumpai pada masa ini. Kita mengenalnya sebagai Dinosaurus.
D. Kebudayaan Megalithikum
Megalithikum, artinya batu-batu besar, berasal dari bahasa Yunani. Adanya budaya megalithikum ini terungkap dari penemuan bangunan megalit.
Bahan untuk membuat megalit biasanya didatangkan dari tempat lain.
Bangunan megalit didirikan dengan tujuan untuk digunakan kebutuhan kelompok, terutama digunakan dalam pemujaan terhadap roh nenek
moyang. Bangunan megalit ini banyak ditemukan hampir di seluruh pelosok nusantara. Berikut ini adalah bangunan yang termasuk
megalithikum.
1. Menhir
Menhir adalah tugu batu yang sengaja dibuat untuk mengenang jasa para pemimpin kelompok mereka yang telah meninggal.
Menhir biasanya disimpan atau ditancapkan di atas pusara/kuburannya. Menhir ada yang sudah dihaluskan dan ada pula yang
masih kasar. Menhir banyak ditemukan di Sumatra Selatan dan Bondowoso (Jawa Timur).
2. Sarkofagus
Sarkofagus adalah peti atau tempat menyimpan mayat pemimpin kelompok yang telah meninggal. Bentuknya seperti lesung, terbuat dari batu.
Mayat pemimpin mereka dimasukkan ke dalam sarkofagus dengan tujuan sebagai berikut.
a) untuk menghambat pembusukan karena kecintaan mereka pada pemimpinnya; dan
b) untuk mencegah penggalian, terutama oleh binatang-binatang buas, dan banyak ditemukan di Bali.
3. Dolmen
Dolmen adalah sejenis meja batu besar yang digunakan untuk mengadakan upacara pemujaan terhadap roh nenek moyang.
Biasanya, sesaji untuk pemujaan diletakkan di atas dolmen ini. Dolmen banyak ditemukan di Sumatra Selatan dan
Bondowoso (Jawa Timur).
4. Punden Berundak
Punden berundak adalah bangunan pemujaan yang tersusun bertingkat-tingkat. Konon, bangunan atas pura (Tanah Lot Bali) diilhami dari punden
berundak. Punden berundak dapat ditemukan di Lebak si Bedug (Banten).
5. Arca
Arca adalah patung dengan bentuk sederhana dan kasar, umumnya patung kepala raja. Arca ditemukan di Sumatra,
Jawa Tengah, dan Jawa Timur.
6. Waruga
Waruga adalah kubur batu berukuran kecil dengan bentuk menyerupai kubus, banyak terdapat di Sulawesi Tengah.
7. Kubur Batu Waruga
Kubur batu adalah peti batu yang terbuat dari empat buah atau lebih lempengan (papan) batu tulis, banyak terdapat di Sumatra Tengah dan
Kuningan.
E. Sistem Kepercayaan Manusia Purba
Kamu telah mengetahui bahwa Allah menciptakan manusia dengan sempurna. Dengan akal dan pikiranlah manusia akan mencari suatu kekuatan
lain yang maha tinggi di luar dirinya. Oleh karena itu, pada saat agama belum masuk, manusia purba telah mempercayai bahwa pohon besar,
batu, mata air, dan sebagainya ada yang menghuninya. Mereka percaya para penghuni tersebut biasanya berdiam di tempat-tempat yang tinggi
dan mereka percaya bahwa para roh tersebut akan turun sehingga mereka menyediakan tempat untuk berkumpulnya para roh tersebut.
Disediakanlah untuk para roh bangunan megalit. Kepercayaan tersebut didasari anggapan bahwa setelah meninggal, roh seseorang tidak akan
lenyap, melainkan akan tetap di alam sendiri. Diadakanlah upacara untuk menghormati dengan memuja roh arwah nenek moyang mereka agar
arwah roh nenek moyang tersebut mau menjaga anak-cucu mereka dari marabahaya dunia.
Pada saat itulah muncul kepercayaan akan kekuatan adanya roh nenek moyang yang harus dipuja dan dihormati. Kepercayaan tersebut
dinamakan animisme. Sedangkan, kepercayaan kepada benda-benda yang memiliki kekuatan gaib, kesaktian atau tuah dinamakan dinamisme.