Anda di halaman 1dari 21

PENGGUNAAN VISUAL BASIC PADA PENGURANGAN BEBAN DRAG

DALAM PEMBORAN HORIZONTAL UNTUK EKSPLOITASI MINYAK BUMI

DALAM MENGHINDARI TERJADINYA PIPA TERJEPIT

MAKALAH

Dibuat sebagai salah satu syarat mengikuti mata kuliah Praktikum Program Komputer
pada Jurusan Teknik Pertambangan

Oleh

Devi Juniarti
03061002015

UNIYERSITAS SRIWIJAYA

FAKULTAS TEKNIK

2007
PENGGUNAAN VISUAL BASIC PADA PENGURANGAN BEBAN DRAG

DALAM PEMBORAN HORIZONTAL UNTUK EKSPLOITASI MINYAK BUMI

DALAM MENGHINDARI TERJADINYA PIPA TERJEPIT

(Devi Juniarti, 2007, Halaman)

ABSTRAK

Perubahan lintasan pemboran dari vertikal ke horizontal menyebabkan


terjadinya beban drag. Beban drag maksimum dapat menimbulkan terjadinya pipa
terjepit (s lu ck pipe). Untuk mengurangi beban drag atau mengatasi beban drag
maksimum maka diperlukan bcberapa parameter, yaitu berat jenis Lumpur yang
sesuai dengan karakteristik lintasan, agar pelumasan pipa dapat berlangsung
dengan baik, Weigh On Bit vang digunakan harus sesuai agar tidak terjadi pipa
terjepit (stuck pipe ) atau membengkoknya pipa selain itu diperlukan perhitungan
gaya-gaya yang berlangsung pada lintasan bor dengan design yang terencana
sehingga pemboran berlasung dengan baik.
PENGGUNAAN VISUAL BASIC PADA PENGURANGAN BEBAN
DRAG DALAM PEMBORAN HORIZONTAL UNTUK EKSPLOITASI
MINYAK BUMI DALAM MENGHINDARI TERJADINYA PIPA TERJEPIT

SEMINAR TAMBANG

Disetujui untuk Jurusan Teknik


Pertambangan oleh Asisten :

Ade Haera
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah Penulis ucapkan kehudirat Allah SWT "Pemilik Ilmu

Pengetahuan" yang telah memberikan kemampuan sehingga Penulis dapat

menyelesaikan makalah program komputer ini.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Ir. Makmur Asyik, MS dan RR. Harminuke Eko, ST, MT selaku dosen pengasuh

mata kuliah program komputer.

2. Korps asisten praktikum program komputer.

3. Ade Haera selaku asisten pembimbing prakyikum program komputer.

Penulis menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat kekurangan, oleh

karena itu Penulis mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif dari semua pihak.

Akhirnya, semoga makalah program komputer ini bermanfaat bagi Penulis dan

rekanrekan mahasiswa pertambangan khususnya, Amin

Inderalaya, Mei 2007 Penulis


DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK.. iii

KATA PENGANTAR. iv

DAFTAR GAMBAR... vi

BAB

I. PENDAHULUAN.. I-1

1.1 Latar Belakaung I-1


1.2 Tujuan dan Manfaat Penulisan ... I-1
1.3 Pembatasan Masalah . I-2
1.4 Metode Pembahasan . I-2

II. TINJAUAN PUSTAKA II-1

2.1 Long Radius (konvensional) . II-1


2.2 Medium Radius II-3
2.3 Short Radius . II-6
III. PEMBAHASAN ... III-1

3.1 Build Curve Design .. III-1


3.2 End Build Curve ... III-4

IV. PENUTUP IV-1

4.1 Kesimpulan .. IV-1


4.2 Saran IV-2

DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1.1 Diagram Alir Pemecahan Masalah............................................ I-3

2.1 Tipe Pemboran Horizontal........................................................... II-2

2.2 Medium Radius Sudut Puntir Building Assembly II-6

2.3 Pipa Cendawan Untuk kelengkungan Tinggi............................... II- 9

3.1 Dasar Perhitungan Build Curve . III-2

3.2 Dasar Perhitungan Lubang Lurus ............................................. III-3

3.3 Gesekan Bawah Pada Lubang Saat Pemboran ......................... III-6

3.4 Gesekan Atas Pada Lubang Saat Pemboran ............................ III-7


BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Salah satu masalah terpenting yang dihadapi didalam pemboran

horizontal adalah adanya daerah pertambahan sudut yang akan mengakibatkan

drill string rebah dan menempel pada dinding lubang bor ketika pembelokkan

lubang bor dengan curvature tinggi sehingga menimbulkan beban drag yang

arahnya berlawanan dengan drill string. Teknik mengenai pembelokkan lubang

bor dengan c u r v a t u re tinggi mulai diperkenalkan pada awal tahun 1950 di

California oleh Jhon Eastman.

1.2. Tujuan dan Manfaat Penulisan

Adapun tujuan penulisan adalah untuk mengatur lintasan lubang bor agar

dapat mengurangi d r a g yang timbul sehingga tidak terjadi terjepitnya pipa

namun untuk pendesainan pada bagian lubang horizontal, tergantung dari desain

drill string yang digunakan serta WOB yang diderita bit. Semakin berat

rangkaian pipa yang tergeletak pada dinding sumur semakin besar beban drag

yang harus dihadapi. Secara keseluruhan beban drag dapat diturunkan dengan

baiknya pendesainan Lumpur sehingga diperoleh kernampuan pelumasan dan


pengangkatan cutting yang baik sehingga terhindar dari kemungkinan

terjepitnya pipa.Selain itu tujuan dengan menggunakan program visual basic

adalah untuk mempermudah dan mempercepat proses pada metode pengurangan

beban drag dalam pemboran horizontal untuk eksploitasi minyak bumi didalam

menghindari terjadinya pipa terjepit (struck pipe).

Manfaat dari penggunaaan program visual basic pada perhitungan ini

yaitu waktu yang diperlukan dalam perhitungan menjadi lebih singkat dan

proses perhitungannya menjadi lebih cepat dan mudah.

1.3. Pembatasan Masalah

Ruang lingkup pada penggunaan program visual basic ini dibatasi pada

metode yang digunakan untuk mengurangi beban Drag akibat adanya daerah

pertambahan sudut yang menyebabkan drill string rebah dan menempel pada

dinding lubang bor.

1.4. Metode Pembahasan

Makalah ini dibuat berdasarkan studi literatur, dari literatur-literatur yang

berkaitan dengan masalah metode pengurangan beban drag pada pemboran

horizontal.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Long Radius

Long radius atau konvensional sumur horizontal mempunyai build-rate

2 - 6/100 ft dan build radiusnya 1000 - 3000 ft. Sudut inklinasi pada pemboran

ini dapat mencapai 60. Pemboran long radius mempunyai 3 bagian mulai dari

ujung kepala sumur sampai pada ujung sumur bagian bawah. Bagian I adalah

pemboran vertikal sampai KOP (Kick Of Point). Bagian 2, pemboran berarah

dari KOP sampai titik target, dan Bagian 3 adalah pemboran yang mempunyai

arah horizontal. Ketiga bagian tersebut dapat dilihat dengan jelas pada

(Gambar 2.1). Penentuan kedalaman total dari tiap-tiap bagian disesuaikan

dengan kemiringan formasi. Pemasangan casing untuk masing-masing bagian

dapat mengikuti standar praktis. Perencanaan sistem Lumpur juga harus hati-hati

sekali karena pada pemboran yang beradius sering terjadi kemacetan akibat

Lumpur. Perlengkapan yang biasa digunakan untuk mencegah timbulnya

masalah mekanik lubang sumur dapat mengikuti seperti yang ada di bawah ini

dengan pertimbangan lithologi, perencanaan sumur, logistik dan harga sewa rig

yaitu :
1. Measurement While Drilling (MWD)

2. Steerable Motor

3. Sistem Rig Top Drive

4. Oil Base Mud

5. Logging dengan bantuan drill pipe

6. Gaya puntir PDM untuk Coring

7. Stabilizer dengan bilah yang halus (smooth blades) dan tepinya yang taiam,

dan atau stabilizer yang tidak berputar untuk peralatan downhole yang

berputar

8. Mechanical Drilling Jars dan PDC Bits

GAMBAR 2.1

TIPE PEMBORAN HORIZONTAL


Masalah yang ada hubungannya dengan sumur horizontal long radius dapat

digolongkan dalam dua kelompok utama yaitu :

1. Masalah karena kelengkungan lubang sumur yang besar dan gaya berat

yang dapat mengakibatkan gesekan (friksil), penembusan lubang,

kecendrungan akan melencengnya sudut, macet diferensial (differential

sticking), macet mekanik (mechanical sticking) dan mengendapnya

cutting.

2. Toleransi vertikal yang dihubungkan dengan jenis penembusan daerah

target, penilaian geologi reservoir, tipe dan ketebalan reservoir dan yang

lain yang berpengaruh dengan perencanaan dan bentuk sumur horizontal.

Sebagai standar untuk melakukan pemboran horizontal ini,

pertama-tama melakukan pemboran dengan kenaikan buid 2o-4o/100 ft,

kemudian buid rate dinaikkan lagi 4o- 6o per 100 ft atau lebih. Masing-

masing bagian (phase) yang telah terbentuk terlebih dahulu dipasang casing.

Kedalaman total vertikal (TVD) dan permukaan horizontal akan

menentukan bentuk akhir sumur. Sudah biasa atau wajar bila terjadi sudut

inklinasi 80o pada bentuk akhir sumur yang terjadi.


2.2. Medium Radius

ARCO telah mcngembangkan pemboran horizontal dengan teknik

medium radius dengan memodifikasi pemboran berarah yang konvensional.

Teknik pemboran ini biasa digunakan untuk formasi yang mempunyai

permeabilitas rendah, reservoir rekahan dengan didasarkan apabila

pemboran ini cukup ekonomis. Setelah suatu evaluasi tentang pemboran

horizontal dilakukan, maka ARCO pada tahun 1983 memulai proyek pemboran

horizontalnya dengan teknik lubang sumur 6 dari vertikal ke horizontal dengan

jari-jari kelengkungan sumur 286 feet yang setara dengan kelengkungan

medium radius pada buid rate 200/100 ft dan kemudian dapat dibor sepanjang

1000 ft kearah lateral. Proyek ini cukup behasil tetapi perkembangannya

menghendaki penggunaan peralatan pemboran yang tidak standar (baru). Selain

dari pada itu untuk mencapai build rate 20o/100 ft, perlu dikembangkan suatu

motor pemboran yang khusus, beberapa perusahaan dapat menyediakan peralatan

motor yang dibutuhkan ini. Bagian lengkung dari sumur bor medium radius

dibor dengan menggunakan 4- 3/4 OD dengan kecepatan rendah. Gaya puntir

yang tinggi diberikan oleh motor dengan susunan Bent Housing diatas bantalan

stabilizer dan bent sub dibawah Dump valve dan dibawah string stabilizer. Jari

jari kelengkungan dapat dikontrol dengan merubah ukuran motor dan ukuran

lubang bor yang telah ditetapkan. Lubang sumur dibuat sangat baik dengan
menggunakan "bit tricone motor bearing" yang menghasilkan gaya puntir yang

kecil dan rate penembusan yang lebih balk. Bit jenis ini juga lebih mudah

diarahkan jika dibandingkan dengan bit PDC dan dengan Diamond Bit Side

Track. Komponen drillstring dari medium radius yang tidak konvensional adalah

"Compressive Strength Drill Pipe" yaitu drill pipe yang mempunyai kekuatan

gaya tekan besar dan pipa yang dapat dibuat ringan yang dipasang dalam bagian

bawah drill collar. Penggunaan drill pipe bertekanan ini memungkinkan drill

collar tetap berfungsi sebagaimana fungsinya pada lubang vertikal, dimana

beratnya dapat juga digunakan sebagai gaya aksial pada drillstring. Walaupun

pada lubang bor ini banyak terjadi kehilangan gaya berat, tetapi drill collar tetap

digunakan karena untuk memberikan Weight on Bit. Untuk mengatasi hal ini

digunakan drill collar yang kecil dengan maksud menurunkan kehilangan gaya

puntir akibat kontak dengan dinding sumur. Dua jenis dari drill pipe

compressive strength telah diuji dan yang telah tersedia adalah : Drill pipe 3

13.30 lb/ft dengan diameter tool joint 5 dan mempunyai dua buah

contact pad pada interval 10 ft. Dan yang satu lagi drill pipe 2- 7/8 , 10.40

lb/ft yang mempunyai tiga buah contact pad pada interval 7.5 ft diantara tool

joint dari kedua ukuran tersebut, drill pipe 3 mempunyai sifat yang

lebih kuat, keras dan juga memperlihatkan gaya kontak yang kecil. Drill pipe 2

7 / 8 mempunyai tegangan bengkok yang kecil dan kontak pada dinding


lubang yang sedikit pula, hal ini disebabkan karena beratnya yang relatif ringan.

Drill pipe tersebut dapat dioperasikan pada lubang sumur 6 - 6 1/8 dan

dapat mencapai sebuah lintasan 20/100 ft dengan kekuatan tekan 30.000 lbs

dan gaya puntir 3000 ft/lb. Pada medium radius menggunakan peralatan survey,

MWD dan steering yang konvensional. Peralatan ini dapat memberikan

gambaran arah dan data survey dari phase build up.pembuatan build pertama-

tama dimulai dari whipstock atau semen plug sampai batas target. Build dapat

juga dibuat pada lubang terbuka tetapi dapat menimbulkan masalah dalam

pembentukan laju sudut dari lintasan yang akan di bentuk (gambar 2.2).

GAMBAR 2.2

MEDIUM RADIUS SUDUT PUNTIR BUILDING ASSEMBLY


2.3. Short Radius

Keberhasilan pemboran horizontal dengan cara Short Radius- biasanya

menggunakan beberapa hal saperti laju perubahan sudut (build rate) l.5 -

3/ft, drill collar yang mempunyai sambungan fleksibel, downhole motor. Pada

tahun tujuh puluhan ARCO dan TEXAS ESTERN CORP memperlihatkan lebih

jauh tentang kemungkinan dilakukannya pemboran ulang horizontal dilapangan.

Sistem pemboran yang lama seperti knuckle joint yang terletak diatas near bit

stabilizer atau reamer masih digunakan. Whips tock digunakan untuk

pembentukan sudut awal yang dikehendaki. Near bit stabilizer atau reamer

berfungsi sebagai penumpu (pendulum) yang dapat rnengarahkan bit agar bisa

diarahkan sesuai dengan lintasan kurva yang direncanakan. Sistem pemboran

terdiri dari perlengkapan pemboran yang tidak berputar, drill pipe yang

fleksible dan stabilizer. Pemasangan peralatan melalui sebuah whipstock yang

bersudut dimana whipstock ini ditempatkan diatas hacker. Penggunaan

komponen-komponen sistem untuk membelokkan lubang vertical ini

disesuaikan dengan program pemboran yang berupa kurva dan sudut belok

yang di inginkan. Peralatannya terdiri dari dua bagian yaitu :

1. Pipa yang fleksible, pipa ini berfungsi untuk meneruskan gaya puntir yang

berasal dari drillstring yang diputar pada permukaan menuju bit.


2. Shell fleksible yang tidak berputar, berfungsi untuk melengkungkan pipa

fleksible diatas. Gaya berat menuju bit juga diteruskan melalui shell ini

oleh gaya dorong bearing yang terletak pada bagian atas dan bawah

bagian elemen ini. Shell yang tidak herputar ini dapat bekerja karena

mempunyai kopling yang terletak diatas trust bearing.

Peralatan pemandu fleksible berfungsi untuk membelokkan lubang.


Alat ini memerlukan gaya kira-kira 1000 lbs untuk mcmbuat lubang yang
melengkung. Build rate dapat dirubah sesuai dengan sudut yang
dikehendaki, dengan cara mengatur penempatan stabilizer. Perputaran
drillstring dan penerusan gaya bcrat dibantu dengan menggunakan drill pipe
yang dikembangkan secara khusus. Pipa 20 ft dipotong-potong sepanjang
12 inch kemudian disambung-sambung sedemikian rupa sehingga dapat
membentuk pola seperti jamur/cendawan (gambar 2.3 memperlihatkan bentuk
dari pipa ini). Pada pipa ini juga terdapat persendian disekitar
persambungannya. Pipa ini mempunyai 2 buah ukuran, yaitu :

1. Pipa dengan ukuran 3 - OD, 1 ID, pipa ini dapat mendorong bit yang

berukuran 4 - .

2. Pipa dengan ukuran 4 - ID, pipa ini dapat mendorong bit 6- .

Peralatan tersebut dapat membelokkan lubang sumur dari vertikal

kehorizontal berjari jari 30 ft - 40 ft. Pada teknik short radius, whipstock tetap

digunakan untuk membelokkan lubang sumur dari vertikal kehorizontal.

Selain daripada itu whipstock ini juga dapat dipindahkan. Peralatan


dipermukaan misalnya alat untuk mengontrol azimuth dapat mengontrol sampai

lebih kurang 20. Perubahan azimuth lubang bor akibat pengaruh formasi dapat

dikontrol dan dikoreksi sebelum penembusan lubang bor dilanjutkan dan

toleransi azimuth ini biasanya dipertahankan sampai lebih kurang 2o - 3.

Survey MWD digunakan untuk menghindari penyimpangan sudut yang

terlalu besar. Survey ini dilakukan setiap saat, karena penyimpangan sudut yang

terlalu besar dapat mengakibatkan drillstring tersangkut. Peralatan survey ini

juga diperlengkapi dengan peralatan magnetic multishot yang konvensional,

yang terletak pada bagian bawah drillstring.

Teknik pemboran lateral short radius dapat digunakan untuk membor

satu atau lebih lubang sumur horizontal dari satu sumur vertikal. Pembuatan

lubang horizontal yang lebih dari satu lubang sumur horizontal disesuaikan

juga dengan kondisi spasi sumur vang ada. Jendela casing dibuat sepanjang

15 ft untuk memulai pemborannya. Packer dipasang dengan jalan dipompa

sampai bagian bawah casing. Casing ini di set diatas daerah pay zone.

Pemboran kearah horizontal ini pada awalnya menembus formasi sehingga

lubang yang dihasilkan terbuka. Untuk ini sudah disiapkan liner untuk

mengatasi masalah formasi pada open hole.

Contoh penggunaan short radius yang telah berhasil dilakukan di

Michigan USA pada kedalaman 3000 ft pada terumbu Niagaran yang


permeable. Dari pemboran ini yang dilakukan pengasaman, productivity

Indeksnya meningkat dari 0.15 BOPD/psi menjadi 13.2 BOPD/psi.

GAMBAR 2.3

PIPA CENDAWAN UNTUK KELENGKUNGAN YANG TINGGI


BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

4.1. Kesimpulan

1. Pada pemboran horizontal dengan adanya pertambahan sudut menyebabkan

drill string rebah dan menempel pada dinding lubang bor, sehingga

menimbulkan beban drag yang arahnya berlawanan dengan gerak drill

string.

2. Beban drag maksimum terjadi pada saat sumur membentuk sudut 90 atau

pada saat pemboran kearah horizontal.

3. Tepatnya desain lintasan lubang bor akan dapat mengurangi drag yang

timbul, namun untuk pendesainan pada bagian lubang horizontal, tergantung

dari desain drill string yang digunakan serta WOB yang diderita bit.

4. Secara keseluruhan beban drag dapat diturunkan dengan baiknya pendesainan

Lumpur sehingga diperoleh kemampuan pelumasan dan pengangkatan

cutting (serbuk bor) yang balk sehingga terhindar dari kemungkinan

terjadinya pipa terjepit (stuck pipe)

5. Stabilizer yang digunakan harus berbahan yang elastis agar terhindar dari

runtuhan formasi.
6. Dengan menggunakan program komputer visual basic pada proses

perhitungan beban drag ini maka manfaat yang diperoleh yaitu waktu yang

dibutuhkan dalam menghitung menjadi lebih singkat dan lebih cepat.

4.2. Saran

1. Sebaiknya lebih sering mengamati berat jenis Lumpur di dalam

pelumasan pipa agar terhindar dari beban drag maksimum.

2. Agar terhindar dari melencengmya target reservoir maka build of rate harus

benar-benar terencana.

3. WOB yang digunakan harus benar-benar sesuai agar terhindar dari

terjepitnya pipa (stuckpipe)


DAFTAR PUSTAKA

1. Adams, N. J, 1989 :"Drilling Engineering A Complete Well Planning Approach",

Company, Tulsa Oklahoma.

2. Aguilera, 1991 :"Horizontal Wells Formation Evaluation, Drilling and Production,

Including Heavy Oil Recovery", Gulf Publishing Company, Houston

3. Rudi Rubiandini. Dr. Ing, 2001 :"Teknik Pemboran",Departemen perminyakan,

Penerbit ITB, Bandung

Anda mungkin juga menyukai