Anda di halaman 1dari 4

NAMA PAHLAWAN DARI MALUKU

Nama nama pahlawan berikut ini saya rangkum berdasarkan dari daerah kelahiran dengan
maksud tujuan untuk memberikan motivasi untuk generasi muda saat ini agar dapat mencontoh
pahlawan-pahlawan dari daerahnya yang mempunyai semangat didalam memperjuangkan
daerahnya sampai tingkat nasional bahkan dalam percaturan tingkat internasional. dan juga
dipaparkan sekelumit biografi hidup sampai wafatnya. Dan Surat Keputusan dari Negara untuk
gelar pahlawan Nasional :
J. Leimena
(dr. Johanes Leimena)
Dimakamkan di :
Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata Jakarta
Beliau pernah menjabat :

1. Wakil Perdana Menteri


2. Menteri Sosial
3. Menteri Ditribusi
4. Menteri Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan
5. Ketua Umum Partai Kristen Indonesia (Parkinda)
Usia saat meninggal : 6. Menteri Kesehatan
72 tahun 7. Pendiri GMKI
Lahir di Ambon, Maluku
6 Maret 1905
Wafat : di Jakarta, SK No. 52/TK/2010, tanggal 11 November 2010
29 Maret 1977

Brigadir Polisi Anm. Karel Sasuit


Tubun
Hidup : 1928-1965

Lulus anggota POLRI. ditempatkan di Kesatuan Brimob


Ambon dengan Pangkat Agen Polisi Kelas Dua atau
sekarang Bhayangkara Dua Polisi. memiliki pangkat
Agen Polisi Kelas Satu atau sekarang Bhayangkara
Satu Polisi di Jakarta. Ketika Bung Karno
mengumandangkan Trikora yang isinya menuntut
pengembalian Irian Barat kepada Indonesia dari tangan
lahir di Tual Maluku Belanda. Seketika pula dilakukan Operasi Militer, ia pun
Tenggara, ikut serta dalam perjuangan itu. Setelah Irian barat
14 Oktober 1928 berhasil dikembalikan, ia diberi tugas untuk mengawal
meninggal di Jakarta, kediaman Wakil Perdana Menteri, Dr. J. Leimena di
1 Oktober 1965 Jakarta. Berangsur-angsur pangkatnya naik menjadi
pada umur 36 tahun) Brigadir Polisi.
Pemberian gelar
salah seorang korban pangkatnya dinaikkan menjadi Ajun Inspektur Dua
Gerakan 30 September Polisi. Namanya juga kini diabadikan menjadi nama
pada tahun 1965. Ia sebuah Kapal Perang Republik Indonesia dari fregat
adalah pengawal dari J. kelas Ahmad Yani dengan nama KRI Karel Satsuit
Leimena. Tubun
Di makamkan
di TMP Kalibata, SK Pres: 114/Koti/1965 bertanggal 5-10-1965
Jakarta
Pahlawan Revolusi.

Kapitan Pattimura
Hidup : 1783-1817

Pertempuran-pertempuran yang hebat melawan


angkatan perang Belanda di darat dan di laut dikoordinir
Kapitan Pattimura yang dibantu oleh para penglimanya
antara lain Melchior Kesaulya, Anthoni Rebhok, Philip
Latumahina dan Ulupaha. Pertempuran yang
menghancurkan pasukan Belanda tercatat seperti
perebutan benteng Belanda Duurstede, pertempuran di
lahir di Haria, pantai Waisisil dan jasirah Hatawano, Ouw- Ullath,
pulau Saparua, Maluku, Jasirah Hitu di Pulau Ambon dan Seram Selatan.
8 Juni 1783 Perang Pattimura hanya dapat dihentikan dengan politik
meninggal di Ambon, adu domba, tipu muslihat dan bumi hangus oleh
Maluku, 16 Desember Belanda. Para tokoh pejuang akhirnya dapat ditangkap
1817, umur 34 tahun) dan mengakhiri pengabdiannya di tiang gantungan
pada tanggal 16 Desember 1817 di kota Ambon

SK Pres: 087/TK/1973 bertanggal 6-11-1973

Martha Christina Tijahah


Di Kapal Perang Eversten, beliau menemui ajalnya dan
dengan penghormatan militer jasadnya diluncurkan di
Laut Banda menjelang tanggal 2 Januari 1818
adalah seorang gadis dari Desa Abubu di Pulau
Nusalaut. Beliau sejak umur 17 taun sudah mengangkat
senjata melawan penjajah Belanda. Ayahnya adalah
Kapitan Paulus Tiahahu, seorang kapitan dari negeri
lahir di Abubu yang juga pembantu Thomas Matulessy dalam
Nusa Laut, Maluku, perang Pattimura tahun 1817 melawan Belanda.ia
4 Januari 1800 dikenal sebagai gadis pemberani dan konsekwen
meninggal terhadap cita-cita perjuangannya.Dengan rambutnya
di Laut Banda, Maluku,yang panjang terurai ke belakang serta berikat kepala
2 Januari 1818 sehelai kain berang (merah) ia tetap mendampingi
ayahnya dalam setiap pertempuran baik di Pulau
pada umur 17 tahun) Nusalaut maupun di Pulau Saparua. Beliau juga
memberi semangat kepada kaum wanita di negeri-
SK Pres: 012/TK/1969 negeri agar ikut membantu kaum pria di setiap medan
bertanggal 20-5-1969 pertempuran sehingga Belanda kewalahan menghadapi
kaum wanita yang ikut berjuang. Namun akhirnya
karena tidak seimbang dalam persenjataan, tipu daya
musuh dan pengkhianatan, para tokoh pejuang dapat
ditangkap dan menjalani hukuman. Ada yang harus
mati digantung dan ada yang dibuang ke Pulau Jawa.
Kapitan Paulus Tiahahu divonis hukum mati tembak.
Martha Christina berjuang untuk melepaskan ayahnya
dari hukuman mati, namun ia tidak berdaya dan
meneruskan bergerilyanya di hutan, tetapi akhirnya
tertangkap dan diasingkan ke Pulau Jawa.

Nuku Muhammad Amiruddin Kaicil


Paparangan
Hidup : 1738 1805

Dia merupakan sultan dari Kesultanan Tidore


yang dinobatkan pada tanggal 13 April 1779,
dengan gelar Sri Paduka Maha Tuan Sultan
Saidul Jehad el Mabus Amiruddin Syah Kaicil
Paparangan.
Putra Sultan Jamaluddin (17571779) dari kerajaan
Lahir di Soasiu, Tidore. Nuku juga dijuluki sebagai Jou Barakati artinya
Tidore, 1738 Panglima Perang. Pada zaman pemerintahan Nuku
Wafat di Tidore, (1797 1805), Kesultanan Tidore mempunyai wilayah
14 November 1805 kerajaan yang luas yang meliputi Pulau Tidore,
Halmahera Tengah, pantai Barat dan bagian Utara Irian
SK Pres: 071 /TK/ 1995 Barat serta Seram Timur. Sejarah mencatat bahwa
bertanggal 7 8 1995 hampir 25 tahun, Nuku bergumul dengan peperangan
untuk mempertahankan tanah airnya dan membela
kebenaran.Dari satu daerah, Nuku berpindah ke daerah
lain, dari perairan yang satu menerobos ke perairan
yang lain, berdiplomasi dengan Belanda maupun
dengan Inggris, mengatur strategi dan taktik serta terjun
ke medan perang. Semuanya dilakukan hanya dengan
tekad dan tujuan yaitu membebaskan rakyat dari
cengkeraman penjajah dan hidup damai dalam alam
yang bebas merdeka. Cita-citanya membebaskan
seluruh kepulauan Maluku terutama Maluku Utara
(Maloko Kie Raha) dari penjajah bangsa asing.

Anda mungkin juga menyukai