Alpian H Hutasoit 150810109
Alpian H Hutasoit 150810109
NPM : 150810109
FAKULTAS EKONOMI
Puji syukur terhadap kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat dan
karunia-Nya penyusun dapat menyelesaikan makalah Tugas Terstruktur yang
berjudul Kekuatan Tenaga Kerja.
Makalah ini telah disusun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu
penyusun menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah
berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Alpian H Hutasoit
( 150810109 )
ii
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN .................................................................................................. 1
BAB II
PEMBAHASAN ..................................................................................................... 2
BAB III
KESIMPULAN ..................................................................................................... 13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4. Menurut Sjamsul Arifin, Dian Ediana Rae, Charles, Joseph
Tenaga kerja merupakan faktor produksi yang bersifat homogen dalam
suatu negara, tetapi heterogen (tidak identik) antar negara.
5. Menurut ALAM. S
Tenaga kerja adalah penduduk berusia 15 tahun ke atas untuk negara-
negara berkembang seperti Indonesia. Sedangkan di negara-negara maju,
orang yang bekerja antara usia 15 dan 64 tahun.
6. Menurut Suparmoko dan Icuk Ranggabawono
Tenaga kerja adalah penduduk yang telah memasuki usia kerja dan
memiliki pekerjaan, mencari pekerjaan, dan melakukan kegiatan lain
seperti sekolah, kuliah dan mengurus rumah tangga.
7. Menurut Eeng Ahman & Epi Indriani
Tenaga kerja seluruh penduduk untuk bekerja dan mampu bekerja jika ada
permintaan tenaga kerja.
8. Menurut UU Pokok Ketenagakerjaan No. 14 Tahun 1969
Tenaga kerja adalah setiap orang yang mampu bekerja baik di dalam
maupun di luar hubungan kerja guna menghasilkan barang atau jasa untuk
memenuhi kebutuhan masyarakat. Dalam hubungan ini, pembentukan
tenaga kerja adalah untuk meningkatkan efektivitas kemampuan untuk
melakukan pekerjaan itu.
3
Kualitas tenaga kerja ditentukan oleh sikap, pendidikan, dan
keahlian yang dimiliki tenaga kerja. Kuantitas tenaga kerja ditentukan dari
banyaknya tenaga kerja yang ada dengan keahlian dan sebagainya yang
diperlkan untuk memenuhi kepentingan usaha. Bisa terjadi dimana
banyaknya jumlah buruh yang ada di dalam perusahaan yang dapat
berdampak baik atau sebaliknya.
Bila terdapat lebih banyak tenaga yang memenuhi syarat daripada
yang dapat dipekerjakan perusahaan secara ekonomis, maka hal itu dapat
memperkuat posisi tawar menawar perusahaan dan akan lebih mudah
memilih tenaga kerja yang lebih baik dengan upah rendah. Sebaliknya
tingginya angka pengangguran dapat menjadi keresahan sosial dan politik
dan biasanya tidak mendukung utnk memperoleh laba yang tinggi.
Kekuatan tenaga kerja adalah kualitas dan kuantitas masyarakat
atau penduduk suatu negara yang menjadi aset bagi pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi menuju salah satu kekuatan ekonomi dunia. Oleh
karena itu upaya untuk mewujudkan tenaga kerja unggulan sebagai
penggerak kekuatan ekonomi.
Tenaga kerja terlatih adalah tenaga kerja yang memiliki keahlian dalam
bidang tertentu yang didapat melalui pengalaman kerja. Keahlian terlatih
ini tidak memerlukan pendidikan karena yang dibutuhkan adalah latihan
dan melakukannya berulang-ulang sampai bisa dan menguasai pekerjaan
tersebut. Contohnya adalah supir, pelayan toko, tukang masak, montir,
pelukis, dan lain-lain.
4
3. Tenaga Kerja Tidak Terdidik Dan Tidak Terlatih
Tenaga kerja tidak terdidik dan tidak terlatih adalah tenaga kerja kasar
yang hanya mengandalkan tenaga saja. Contoh tenaga kerja model ini
seperti kuli, buruh angkut, buruh pabrik, pembantu, tukang becak, dan
masih banyak lagi contoh lainnya
5
Ketenagakerjaan adalah persoalan besar bagi negara berkembang
seperti Indonesia. Persoalannya bersifat sentral karena tidak hanya
berkaitan dengan masalah ekonomi, tetapi juga karena merupakan salah
satu pilar bagi kestabilan poliltik dalam jangka mendatang.
6
dapat memperlancar mobilitas tenaga kerja karena adanya determinan
penting yang lebih berpengaruh. Determinan mobilitas tenaga kerja sangat
kompleks dan tidak dapat dilihat dari satu sisi saja. Banyak faktor yang
perlu diperhitungkan dan memerlukan keterbukaan semua pihak dalam
rangka pengambilan kebijakan yang berhubungan dengan hal tersebut.
7
3. Faktor keresahan politik. Pola hubungan antara petani luas dengan petani
gurem atau buruh tani merupakan salah satu sumber keresahan yang dapat
meningkatkan arus mobilitas tenaga kerja. Pemilik sawah luas mempunyai
kekuasaan yang besar atas buruh tani dan petani penggarap tersebut sangat
bergantung kepada pemilik sawah. Walaupun tata hubungan itu lebih
berbentuk ikatan patron-client yang didukung oleh prinsip moral
resiprositas untuk saling membalas budi, namun dalam prakteknya, lapisan
atas senantiasa memperoleh keuntungan yuang lebih besar. Sebaliknya,
ketergantungan lapisan bawah pada lapisan atas, elite desa dan pemilik
faktor-faktor produksi, makin besar. Hal ini semakin memperbesar pula
kesenjangan antara kedua golongan tersebut. Di beberapa daerah,
ketergantungan lapisan bawah (buruh tani) terhadap lapisan atas (petani
pemilik tanah) terlihat nyata dari rendahnya upah. Pada masa menunggu
panen atau masa antara penanaman dengan panen, upah buruh tani sangat
rendah. Pada saat penanaman atau panen pun, upah buruh tani menjadi
sangat rendah karena jumlah buruh tani yang mengharap mendapat
kesempatan ikut bekerja, berlimpah.
8
2.2.2 Masalah tenaga kerja asing
Negara-negara yang menerima pengungsi atau memiliki angka
kelahiran yang tinggi mungkin memiliki terlalu banyak orang untuk
pekerjaan yang tersedia, tetap juga ada negara-negara yang kekurangan
orang. Perancis, jerman, skandinavia dan swiss yang semuanya
mempunyai angka kelahiran yang rendah termasuk dalam kategori
terakhir. Oleh karena itu, negara tersebut memerlukan banyak tenaga kerja
asing untuk pekerjaan jasa, konstruksi, dan pabrik.
9
2.2.3 Bahan pertimbangan dalam membuat kebijaksanaan mengenai
lapangan kerja
1. Status sosial
2. Gender
3. Ras
4. Minoritas
10
yang demikian, saangat memungkinkan orang luar mendominasi
pekrjaan yang dianggap sebagai rendah.
11
Perusahaan yang merencanakan penanaman modal di negara yang kurang
berkembang dan masyarakat masih tradisional, masih perlu mengkaji faktor
kebudayaan, agama dan faktor lainnya. Karena masih ada faktor lain yang
menjadi pertimbangan.
12
BAB III
KESIMPULAN
1. Kekuatan tenaga kerja adalah kualitas dan kuantitas masyarakat atau
penduduk suatu negara yang menjadi aset bagi pembangunan dan
pertumbuhan ekonomi menuju salah satu kekuatan ekonomi dunia.
2. Bagian-bagian dari kekuatan tenaga kerja ada 4 yaitu, mobilitas tenaga
kerja, masalah tenaga kerja asing, Bahan pertimbangan dalam membuat
kebijaksanaan mengenai lapangan kerja dan hubungan majikan degan
buruh.
3. Jumlah tenaga kerja di setiap negara berbeda-beda dengan budaya dan
peraturan perburuhan serta tingkat militansi serikat buruh masing-masing.
Perusahaan yang merencanakan penanaman modal di negara yang kurang
berkembang dan masyrakat masih tradisional, perlu mengkaji faktor
kebudayaan, agama dan faktor lainnya.
4. Masyarakat tradisional dan perilaku rasial terkadang menjadi masalah bagi
perusahaan.
5. Faktor-faktor yang menjadi bagian dari kekuatan tenaga kerja merupakan
hal pertimbangan bagi suatu perusahaan untuk melakukan bisnis
internasional.
6. Kekuatan tenaga kerja sangat berpengaruh bagi perusahaan untuk
melakukan bisnis internasional, agar tidak terjadi hal yang tidak di
inginkan setelah menjadi partner dalam bisnis yaitu kerugian.
13
DAFTAR PUSTAKA
http://akuuswa.blogspot.co.id/2014/11/pengaruh-kekuatan-tenaga-kerja-
terhadap.html
http://www.jelajahinternet.com/2015/10/11-pengertian-tenaga-kerja-
menurut-para.html
http://bpsnt-bandung.blogspot.co.id/2010/01/mobilitas-tenaga-kerja-dan-
dampaknya.html#.WE2G4LIrLDc
https://vanysastrawijaya.wordpress.com/2012/05/21/pengaruh-mobilitas-
tenaga-kerja-indonesia-terhadap-kehidupan-ekonomi-keluarga/
14