7 P alkalinity ppm,CaCO3 - -
11 Silikat ppm,SiO2 50 50
19 COD Ppm 75 75
(Sukartinah, 1992)
1. Kebutuhan Air Pendingin
Tabel 4.2 Kebutuhan Air Pendingin
No Kode Alat Nama Alat Kebutuhan (kg/jam)
1. C-01 Cooler 39.392,6574
2. R-01 Reaktor 99.986,4452
3. CD-01 Kondensor D-01 1.223.445,6560
4. CD-02 Kondensor D-02 589.218,4098
Total 1.952.053,1684
30 = 995,680
3
(Geankoplis, 1983)
Faktor keamanan dan faktor kebocoran diambil sebesar 20% sehingga
= 1,2 1.952.053,1684
= 2.342.463,8020
=
30
2.342.463,8020
=
995,680
3
3
= 2.352,6272
Makeup untuk air pendingin dengan perkiraan adanya kehilangan air sebesar 20%.
3
= 0,2 2.352,6272
3
= 470,5254
Jadi
= 24
3
= 470,5254 24
= 11.292,6106 3
2. Pengolahan Air Laut Sebagai Air Pendingin
Air laut sebagai bahan baku untuk kebutuhan air di pabrik diambil dari laut
sekitar pabrik. Air laut sebagai bahan baku utilitas di pabrik harus memenuhi
beberapa persyaratan kualitas, yaitu:
a. Bebas dari kotoran yang bisa menyebabkan terjadinya penyumbatan di
sepanjang aliran perpipaan dan peralatan.
b. Air laut tidak mengandung mikroorganisme, zat pencemar, dan binatang
laut lainnya
Secara umum proses pengolahan air laut untuk dijadikan air pendingin
dapat dilihat pada Gambar 4.1 sebagai berikut :
Injeksi NaOCl
Process Cooling
equipment tower
a. Bar screen dan travelling screen: Untuk menyaring sampah atau partikel
yang ukurannya cukup besar dari air laut.
b. Injeksi NaOCl: Untuk mencegah atau mengurangi pertumbuhan
mikroorganisme yang dapat menimbulkan kerak.
c. Seawater filter atau seawater basket filter: Untuk menyaring partikel-
partikel halus yang ada pada air laut.
4.1.1.2 Air Umpan Boiler
Air umpan boiler adalah air yang digunakan untuk menghasilkan steam
sebagai pemanas pada Vaporizer (V-01), Reboiler Kolom Distilasi 1 (RB-01),
dan Reboiler Kolom Distilasi 2 (RB-02). Sumber air diambil dari air laut yang
telah diolah sehingga memenuhi syarat sebagai steam. Sistem yang digunakan
adalah sistem sekali pakai (once through), artinya setelah air digunakan
langsung dibuang kembali ke laut.
Hal-hal yang perlu diperhatikan pada air umpan boiler:
a. Zat-zat yang dapat menyebabkan korosi. Korosi yang terjadi di dalam boiler
disebabkan oleh air mengandung larutan-larutan asam dan gas-gas terlarut
seperti O2, CO2, H2S, dan NH3.
b. Zat yang menyebabkan kerak (scale forming). Pembentukan kerak
disebabkan karena adanya kesadahan dan suhu tinggi yang biasanya berupa
garam-garam karbonat dan silikat.
c. Zat yang menyebabkan foaming. Air yang diambil dari proses pemanasan
biasanya menyebabkan foaming pada boiler karena adanya zat-zat organik,
anorganik dan zat-zat yang tak larut dalam jumlah besar. Efek alkalinitas
terjadi akibat alkalinitas yang tinggi.
Tabel 4.3 Syarat Mutu Air Umpan Boiler
Persyaratan Maksimum (psig)
No Parameter Satuan
0-150 150-700 700-1500
o
1 Suhu C - - -
(Sukartinah, 1992)
1. Kebutuhan Air Umpan Boiler
= 5.428,8407 10
= 54.288,407 2 = 5.043,5580 2
c. Menentukan kebutuhan bahan bakar
Bahan bakar yang digunakan boiler dalam menghasilkan steam adalah
solar. Berikut data tentang solar:
() = 19.561
= 80%
() = 54,26
2
. = 0,865
(Flagan&Seinfeld, 1988)
=
Keterangan:
mf : Kebutuhan bahan bakar, lb/jam
Qdesain : Kapasitas boiler, btu/jam
f : Heating value, btu/lb
181.732.341,4
=
0,8 19.561
= 11.613,1807
=
11.613,1807
=
54,26
2
3
= 214,0284 = 6.060,5994
Spesifikasi Boiler
Tipe : Water Tube Boiler
Jumlah : 1 buah
Heat surface : 54.288,407 ft2
Tekanan : low pressure steam (15-30 psig) 250-275oF) dan high
pressure steam (150 psig)
Temperatur : low pressure steam (250-275oF) dan high pressure steam
(366oF)
Bahan bakar : Solar
Rate bahan bakar : 6.060,5994 liter/jam
4.1.3 Unit Pengadaan Energi/Listrik
Kebutuhan tenaga listrik pada pabrik dimethyl ether ini direncanakan
diperoleh dari :
a. Suplai dari Perusahaan Listrik Negara (PLN)
b. Pembangkit tenaga listrik sendiri (generator set)
Generator yang digunakan adalah generator arus bolak-balik (AC) dengan
pertimbangan:
a. Tenaga listrik yang dihasilkan cukup besar
b. Tegangan dapat dinaikkan atau diturunkan sesuai dengan kebutuhan dengan
menggunakan transformator
Generator AC yang digunakan jenis generator AC tiga phase yang
mempunyai keuntungan :
a. Tegangan listrik stabil
b. Daya kerja lebih stabil
c. Kawat penghantar yang digunakan lebih sedikit
d. Motor 3 phase harganya relatif murah dan sederhana
4.1.3.1 Keperluan Proses, Utilitas, dan Pengolahan Limbah
1. Keperluan Proses
Tabel 4.5 Kebutuhan Listrik untuk Proses
Nama Alat Kode Alat Jumlah Hp
Pompa dari T-01 P-01 1 2
Pompa dari M-01 P-02 1 2
Pompa dari V-01 P-03 1 2
Pompa hasil atas D-01 dari AC-01 P-04 1 2
Pompa hasil atas D-02 dari AC-02 P-05 1 2
Kompresor K-01 1 3.661,7547
Total 3.671,7547
2. Keperluan Utilitas
Tabel 4.6 Kebutuhan Listrik untuk Utilitas
Nama Alat Jumlah Hp
Pompa air pendingin:
a. Pompa pendingin V-01 1 5
b. Pompa pendingin C-01 1 5
c. Pompa pendingin R-01 1 5
d. Pompa pendingin CD-01 1 5
e. Pompa pendingin CD-02 1 5
Pompa air umpan boiler 1 2
Pompa air sanitasi 1 2
Pompa sea water intake 1 5
Pompa unit klorinasi 1 1
Pompa unit desalinasi 1 1
Pompa unit demineralisasi 1 1
Total 37
, ,
= 3.671,7547 + 37
= 3.708,7547
= 3.708,7547 0,7475
= 2.772,2941
4.1.3.2 Keperluan Penerangan dan AC
1. Keperluan Penerangan
Perkiraan besarnya tenaga listrik yang dibutuhkan untuk keperluan
penerangan dapat ditentukan dengan melakukan pendekatan menggunakan
konsep Luminous Efficacy, yaitu tenaga radiasi cahaya yang dikeluarkan oleh
lampu dalam bentuk lumen. Kebutuhan pencahayaan per luas area dapat
ditentukan sebagai berikut :
=
Keterangan:
area : Luas daerah yang membutuhkan pencahayaan (m 2)
lux : Kebutuhan energi cahaya per satuan luas (lumen/m2)
Nilainya lux berbeda-beda tergantung pada area yang akan diberi
penerangan. Dalam prarancangan ini digunakan nilai lux standar
berdasarkan AS/NZS 1680.2.2:2008-Interior and Workplace Lighting
(https://australianbuildingservices.wordpress.com/lighting-levels/)
Tabel 4.7 Kebutuhan Listrik untuk Penerangan
Jenis Bangunan Luas (m2) Lux (lumen/m2) Lumen
Pos satpam 30 80 2.400
Area parkir umum* 400 80 32.000
Area parkir karyawan* 600 80 48.000
Taman* 500 40 20.000
Area perkantoran dan administrasi 1.500 320 480.000
Training center dan aula 1.200 240 288.000
Poliklinik 200 160 32.000
Mushola 150 160 24.000
Kantin 200 160 32.000
K3 200 160 32.000
Laboratorium 200 320 32.000
Utilitas* 4.000 240 960.000
Control room 200 320 64.000
Bengkel dan maintenance 1.000 160 160.000
Area produksi 14.000 320 4.480.000
Storage and loading 800 160 128.000
Warehouse 800 160 128.000
Area pembuangan limbah* 900 240 216.000
Area perluasan pabrik* 6.000 40 240.000
Jalan* 700 80 56.000
Total 7.454.400
*) area outdoor
Lampu untuk area di dalam bangunan (indoor) menggunakan lampu Light-
emitting Diode (LED) Philips 10 watt. Lumen output tiap lampu adalah 2.100
lumen.
=
5.882.400
=
2.100
= 2.802
Lampu untuk area di luar ruangan (outdoor) menggunakan lampu Mercury
250 Watt. Lumen output tiap lampu adalah 10.000 lumen (Perry, hal. 1758).
=
1.572.000
=
10.000
= 158
= (20 ) + (250 )
= (10 2.802) + (250 158)
= 67.520 = 67,520
2. Keperluan AC
Tabel 4.8 Kebutuhan Listrik untuk AC
Nama Bangunan Luas (m2)
Area perkantoran dan administrasi 1500
Training center dan aula 1200
Poliklinik 200
K3 200
Laboratorium 200
Control room 200
Total 3500
= 72
= 520 72
= 37.440 = 37,440
= 95,540 + 35,36
= 131,1
4.1.3.3 Keperluan Instrumentasi
Kebutuhan listrik untuk instrumentasi diperkirakan:
= 10
Total kebutuhan listrik
= 2.772,2941 + 67,520 + 131,1 + 10
= 2980,9151
Faktor keamanan dipilih 10% dari total kebutuhan, sehingga
= 1,1 3.008,9341
= 3.279,0066
Perancangan generator
Untuk memenuhi kebutuhan listrik di atas, digunakan generator sebagai
cadangan apabila listrik dari PLN mengalami gangguan. Generator yang
digunakan memiliki efisiensi 80% sehingga
3.279,0066
=
0,8
= 4.098,7582
Ditetapkan daya input generator sebesar 4.500 kW sehingga untuk keperluan lain
masih tersedia daya sebesar
= 4.500 4.098,7582
= 401,2417
Spesifikasi Generator
Tipe : AC generator
Kapasitas : 4.500 kW (@1.500 kW)
Tegangan : 220/360 V
Efisiensi : 80%
Frekuensi : 50 Hz
Fase :3
Jumlah : 3 buah
4.1.4 Unit Penyedia Udara Tekan
Unit penyedia udara tekan digunakan untuk menjalankan instrumentasi
seperti menggerakkan control valve yang dikendalikan dengan sistem dari DCS
dan kebutuhan peralatan proses. Udara instrumen bersumber dari udara di
lingkungan pabrik kemudian disaring dengan dust filter yang berbentuk
package untuk menghilangkan debu yang ikut terbawa. Udara selanjutnya akan
dikompress ke unit selanjutnya dengan Oilless compressor karena udara untuk
kebutuhan instrumen tidak boleh mengandung minyak. Selanjutnya udara akan
dihilangkan kadar airnya pada moisture absorber dengan media penjerap silika
gel. Hal ini dilakukan karena udara tekan untuk instrumen tidak boleh
mengandung air. Udara yang keluar dari moisture absorber selanjutnya
disalurkan untuk kebutuhan instrumen. Sedangkan untuk kebutuhan peralatan
proses, udara terlebih dahulu masuk ke dust filter untuk menghilangkan debu
yang ikut terbawa. Udara selanjutnya akan dikompresi menggunakan
kompressor standar ke buffer tank. Udara yang keluar dari buffer tank
selanjutnya disalurkan untuk keperluan alat proses.
Udara
Dust filter
Sistem kontrol
b. Buangan Cair
Masing-masing unit pabrik telah dilengkapi fasilitas pengolahan buangan
cair dan juga dilengkapi dengan fasilitas akhir sebelum dibuang ke laut
seperti:
1. Biological Treatment : Waste Water Treatment
2. Chemical Treatment : Efluent Treatment, Neutalizer, Equalizer
3. Recycle baik lokal maupun dari buangan akhir.
c. Buangan Padat
1. Recycle & Reuse untuk proses produksi internal.
2. Treatment untuk meningkatkan value sehingga mempunyai nilai jual.
3. Ditampung sementara di disposal area.
4.1.6 Unit Pengolahan Limbah
Beberapa limbah yang dihasilkan dari pabrik Dimethyl ether meliputi:
1. Limbah cair
2. Limbah padat
3. Limbah B3
Pengolahan limbah didasarkan pada jenisnya :
1. Pengolahan limbah cair
a. Oily water dari alat proses
Oily water berasal dari buangan pelumas pada pompa dan alat lain.
Pemisahan berdasarkan berat jenisnya. Minyak dibagian atas dialirkan ke
penampungan minyak sedangkan air dialirkan ke penampungan akhir.
b. Air buangan sanitasi
Air buangan sanitasi yang berasal dari seluruh toilet di kawasan pabrik,
pencucian, dan dapur dapat langsung dibuang ke pembuangan umum.
Sedangkan kotoran yang berasal dari toilet dibuang ke tempat pembuangan
khusus septic tank.
c. Air sisa proses
Limbah air sisa proses merupakan limbah cair dari kegiatan proses produksi,
seperti air sisa regenerasi. Air sisa dari unit penukar ion dan demineralisasi
dinetralkan dalam kolam penetralan. Air yang telah netral dialirkan ke
pembuangan akhir.
2. Pengolahan limbah padat
Limbah domestik berupa kertas, plastik dan sampah ditampung didalam bak
penampungan untuk selanjutnya dikirim ke tempat pembungan akhir.
3. Pengolahan limbah B3
a. Reduksi limbah dengan mengoptimalkan penyimpanan bahan baku dalam
proses kegiatan atau house keeping, substitusi bahan, modifikasi proses,
maupun upaya reduksi lainnya.
b. Kegiatan pengemasan dilakukan dengan penyimbolan dan pelabelan yang
menunjukkan karakteristik dan jenis limbah B3 berdasarkan acuan
Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan Nomor: Kep-
05/Bapedal/09/1995.
c. Penyimpanan dapat dilakukan di tempat yang sesuai dengan persyaratan
yang berlaku acuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak
Lingkungan Nomor: Kep-01l/Bapedal/09/1995.
d. Pengumpulan dapat dilakukan dengan memenuhi persyaratan pada
ketentuan Keputusan Kepala Badan Pengendalian Dampak Lingkungan
Nomor: Kep-01/Bapedal/09/1995 yang menitikberatkan pada ketentuan
tentang karakteristik limbah, fasilitas laboratorium, perlengkapan
penanggulangan kecelakaan, maupun lokasi.
e. Kegiatan pengangkutan perlu dilengkapi dengan dokumen pengangkutan
dan ketentuan teknis pengangkutan.
f. Upaya pemanfaatan dapat dilakukan melalui kegiatan daur ulang (recycle),
perolehan kembali (recovery) dan penggunaan kembali (reuse) limbah B3
yang dlihasilkan ataupun bentuk pemanfaatan lainnya.
g. Pengolahan limbah B3 dapat dilakukan dengan cara thermal, stabilisasi,
solidifikasi secara fisika, kimia, maupun biologi dengan cara teknologi
bersih atau ramah lingkungan.
h. Kegiatan penimbunan limbah B3 wajib memenuhi persyaratan dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 1999.
4.2 Laboratorium
Laboratorium merupakan bagian yang sangat penting dalam menunjang
kelancaran proses produksi dan menjaga mutu produk. Sedangkan peran yang lain
adalah pengendalian pencemaran lingkungan, baik udara maupun limbah cair.
Tugas laboratorium antara lain :
1. Memeriksa kualitas bahan baku yang akan digunakan dalam pabrik.
2. Menganalisa dan meneliti kualitas produk yang akan dipasarkan.
3. Sebagai pengendali terhadap proses produksi dengan melakukan analisis
terhadap pencemaran lingkungan yang meliputi polusi udara, limbah cair dan
limbah padat yang dihasilkan unit-unit produksi.
4. Sebagai pengendali terhadap mutu air proses, air pendingin, air umpan boiler,
steam, dan lain-lain yang berkaitan langsung dengan proses produksi.
Dalam pelaksanaan tugasnya, laboratorium dikelompokkan menjadi :
a. Laboratorium Fisika
Bagian ini mengadakan pemeriksaan atau pengamatan terhadap sifat-sifat fisis
bahan baku dan produk serta bahan penunjang proses.
b. Laboratorium Analitik
Bagian ini mengadakan pemeriksaan terhadap bahan baku, produk, utilitas dan
limbah mengenai sifat-sifat kimianya. Analisis yang dilakukan diantaranya
mengamati impuritas, kandungan logam, kemurnian, dll.
c. Laboratorium Penelitian dan Pengembangan
Tugas dari laboratorium ini adalah melakukan penelitian dan pengembangan
terhadap permasalahan yang berhubungan dengan kualitas material terkait
dengan proses untuk meningkatkan hasil akhir. Sifat dari laboratorium ini tidak
rutin dan cenderung melakukan penelitian hal-hal yang baru untuk keperluan
pengembangan.