Anda di halaman 1dari 31
PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN ETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN CCATATAN: KATA PENGANTAR ‘Sampai sat ini rables merupakan salah satu penyakit zoonosis yang masin menjadi masalah Kesehatan masyarakat di Indonesia Rabies juga telah menyebar ke wilayahowilayan yang semule rmerupakan wilayah bebas rables seperti Pulau Bali (2008), Pulau ‘Nias-Sumatera Utara (2010) dan Pulau Larat-Maluku (2010) Mengingat dampak rabies terhadap Kesehatan dan kondisi psikologis masyarakat cukup besar serta memilki dampak terhedap erekonomian khususnya bagi daerah-daersh pariwisata di Indonesia yang tertular rabes, moka upaya pengendalian penyakit perlu dlaksanakan seintensif mungkin untuk mewujudkan Indonesia Bebas Rabies. Program pembebasan rabies merupakan kesepakatan nasional ddan merupakan kerjasama tiga (3) departemen yaltu Kementerian Pertanian (Dtjen Peternakan dan Kesehatan Hewan), Kementerian Kesehatan dan Kementerian(Oitjen PP dan PL) Dalam Neger(Oitjen PUM) Berdasarkan data 5 tahun (2008 - 2012) terakhir teriadi keenaikan jumiah kasus gieitan HPR (Hewan Penular Rabies), hal tersebut terjadi akibat adanye penyebaran rabies ke wilayah-wilayah Yang semula merupakan wilayah bebas rabies seperti Bali, Nias dan Maluku. Nemun dengan adanye peningkatan tatalaksana pasca sigitan Hewan Penular Rabies maka jumlah kasus rabies pada ‘manusia Lyssa) tahun 2011- 2012 berhasildturunkan, Hal tersebut menunjukkan bahwa upaya penanganan asus igtan ewan sangat penting untuk pencegshan rabies pada manusia. Penyusunan buku Petunjuk Teknis Penatalaksanaan Kasus GGigigltan Hewan Penular Rabies merupakan salah satu upaya dar Kementerian Kesehatan untuk membantu petugas kesehatan dalam penanganan asus gigitan hewan penular rabies sera upaya pengendaliannya dilapangan, PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN DAFTAR SI KATA PENGANTAR BAB 1 PENDAHULUAN .. BAB2_EPIDEMILOLOG... 8x83 eTIOLOG! BAB. CARA PENULARAN DAN MASA INKUBAS! BABS PATOGENESIS BAB 6 GEIALA KLINIS BAB 7 PENCEGAHAN RABIES PADA MANUSIA BAB 8 VAKSIN RABIES (VAR) BAB 9 SERUM ANTI RABIES (SAR) . BAB 10 PENANGANAN PENDERITA RABIES... BAB 11 PEMERIKSAAN LABORATORIUM BAB 12 SURVEILANS RABIES BAB 13 RABIES CENTER (RC). DAFTAR PUSTAKA _TUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN DAFTAR PUSTAKA 1 Corey, L. 1980. Rabies and other Rhabdoviruses, dalam: Isslbacher, KJ. et all (eds, Harkon's Princpes of intemal “Medicine, Nic Graw-Hil Kogakusha 6, 9" Eaton: p. B18 2. Zoonoss Division, World Heath Organization. (2007). Rabies - Geert aspects ond Laboratory Digrastic Tcues. Deh New Concept information Systems Pt Lt. 3 ith Organization. uly 2013). Rabies & sheet, July 2033. Retrieved from who int/mediacente/factsheets/fs099/en/ 4. Depkes Rl. (2008). Modul Pelatihan Penanggulangan Rabies. Jakarta: Subdit Zoonosis, Depkes ‘5. Depkes Ri, (2010). Petunjuk Perencanaan dan Tatalaksana kasus Gigitan Hewon Tersangka/Rabies di Indonesia. Jakarta: Subdit Zoonosis, Depkes Rl. 6. Akoso, BT. (2007). Pencegahan dan Pengendalion Rabies, Penyokit Menulor pada Hewan don Manusia. Yogyakarta: Kanisius 7. Manual on Rabies Immunoglobulin (RIG) Administration, Retrieved from hitpy/rabies.orgin/ _rabies/wo- sontent/uploads/2009/11/Manual-on-Rabies. Immunoglobulin: ‘Administration.pat 8, Tantawichien T, Benjavongkulchsi M, Wilde H,Jaljaroensup W, Siakasem A, et all. 1995, Oxford Journals, medicine Health, nical Infectious Dieases, 1935 Sept; volume 21(3): 660-662. Value of skin testing for predicting reactions to equine rabies Immune globulin, Retrieved from : htto//wwu.ncbisnim sth. gov foubmed/8s27562 8. Yousaf, Z¥., Qasim, M, Zia, 5, Khan, M,, Ashfaq, UA, Khan, S. tal. (2012). Rabies molecular virology, diagnosis, prevention and treatment Virology Journal, 9 p, $0. DO1:0,1186/1743- 422X950, a PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANARN BABI PENDAHULUAN Rabies yang disebut jugs penyaktanling gla yang merupakan suatu penvakit infeksi akut, dada susunan saraf pusat yang disebablan oleh virus rabies” Penyakt ini bersifat zoonotik yaity penyakt dapat dtlarkan deri ewan ke manusis melalui gigtan Fen pence pera in hr s oad yang fu dan merupakan penyakit yang menakutkan bagi manusia arena penyaki ini sella diakhii dengan kematian. Penyakit il rmenyebabkan penderta tersksa oleh rasa haus narvun sekaligus merase takutterhadap air (hydrophobia). Rabies bersiat fatal bak pada hewan maupun manusia, hampie seluruh pasien yang menunjukkan_gfala-gejla Klis rabies (encepholomyeltis) akan diakhiri dengan kematian. Sampai seat ini belum ada pengobatan ‘yang efektif dalam menyembuhkan rabies namun penykit ini dapat dlcegah melalui penanganan kasus pajanan hewan penular rabies, (HR) sein! mungkin. PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN 2 EPIDEMIOLOG! Rabies _tersebar hampir di semua benua kecuall benus ‘Antari, lebih dari 150 negara telah terangkit penyaki ini. Setiap ‘tahun lebih dari $5.000 orang meninggalakibat rabies dan lebih dari 45 uta orang di seluruh dunia mendapatkan penggbatan profilakss vaksin antl rabies untuk mencegah berkembangrva penyakit ini Sejumlsh 40% dari seluruh orang-orang_yang™uiggit hewan ‘tersangka rabies merupakan anak dibawah usie 15 tahun” Kasus rabies dl Indonesia pertama Kall liaporkan oleh Esser tahun 1888 pada seekor kerbau, kemudian oleh Pening tahun 1889 pada seekor anjing dan oleh Eileris de Zhaan tahun 1894 pada ‘manusia. Semua kasus terjal di Provinl Jawa Barat dan setelah itu rabies terus menyebar ke daerah Indonesia lsinnya® Hingga saat inl 24 provinsi tertular rabies dan hanya 9 (Sembitan) provinsi ai indonesia yang masihtetap bebas rabies yaitu Nusa Tenggara Barat, Papua, Papua Garat, Bangka Beltung, Kepulauan Alay, OKI Jakarta, DIY, Jawa Tengah dan Jawa Timur.Oan baru-baru ini provinsi Kalimantan Barat telah berhasil mencapai bebas Rabies pada bulan Agustus 2014 Berdasarkan data Kemenkes, dalam limatahun terakhir (2009 ~ 2013) jumish rateata kasus aisitan hewan penular rabies per tahun adalah 79.299 kasus dan rata-rate sebanyak 66.744 kasus mendapatken vaksin anti rabies (VAR). PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN BAB Emiotost ‘Agen penyebab rabies adelah virus dari genusiyssa virus dan termasuk ke dalam fomly Rhobdoviridoe Vitus oi bersifat neurotropic, berbentuk menyerupal peluru dengan parang 130 ~ 300 nm dan diameter 70 nm.Virus ini terri dari intl RNA (Ribo ‘Nuclei Aci) rantal tunggal dan selubung lipoprotein Pada selubung, luar terdapat tonjolan yang tera dri glkoprotein G yang berperan, peenting dalam timbulnya imunitas oleh induks! vaksin dan penting, dalam identiftas serologi dari virus abies” Virus rabies dapat bertahan pada pemanasan dalam beberspa waktu lama, Pada pemanasan suhu 58°C, virus dapat bertahan selama 20 menit dan pada pemanasan Kering mencepai suhu 100°C masih dapat bertahan selama 2-3 menit.Di dalam alr llur dengan suhu udara panas dapat bertahan selama 24 jam. Dalam keadean, ering beku dengan peryimpanan pada sumu 4°C virus dapat bertahan selama bertahur-tahun, hl inlah yang menjadi dasar kenapa vaksin anti rabies harus dlslmpan pada suhu &” ~ 8°C.Pada dasarnya semakin rendah suhunya semakin lama virus dapat bertahan. Virus rabies mudsh mati oleh sinar matahari dan sinar Ultraviolet, pengaruh Keadaan asem dan basa, zat pelarut lemak, misalya ether dan Woroform, Na deoksikolat, dan air sabun (Akoso,, 2007).0leh katena itu sangat penting melakukan pencuclan Iuka {dengan menggunakan sabun sesegera mungkin stelahgigitan untuk ‘membunuh virus rabies yang berada dl sekitarlukagigitan. PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN ‘Gambar 1 Struktur Virus Rabies Envelope (embrne) Matric Protein Styeoprotein Riboruceoproten /wwwiede.gov/rabies/transmission/virus html /ETUNIUK PELAKSANRAN DAN PENATALAKSANAAN, Baba ‘CARA PENULARAN DAN MASA INKUBAS! Cara penularan rabies melalui gigitan dan non gietan (goresan cakaran atau jlatan pada kulitterbuka/mukosa}oleh fiewan yang ‘erinfeksi virus rabies. Virus rabies akan masuk ke dalam tubuh melalui ult yang terbuka atau mukosa namun tidak dpat masuk ‘melalui kult yang utah, Di dunia sebanyak 95% kematianakibatrabes disebabkan oleh figitan anjing. Di sebagian besar negara berkembang, .anjing ‘merupakan reservoir utama bagl rabies sedangkan hewan liar yang ‘menjaci reservoir utama rabies adalah rubah, musang, dan anjing liar. OI Indonesia, hewan yang dapat menjadi sumber penularan rabies pada manusia adalah anjing, kucing dan kera namun yang menjadi sumber penularan utama adalah aniing, sekitar 96% dari seluruh penderita rabies tertular melalui ggitan anjing. ‘Masa inkubasi penyakit rabies sangat bervarias yaitu antara 2 minggu sampai 2. tahun, tetapi pada umumaya 3 ~- 8 minggu.Menurut WHO (2007) disebutkan bahwa masa inkubasinya rate-rata 30-90 hari” Gejala Klis rabies akan timbul setelah virus mencapai susunan syaraf pusat dan menginfesi seluruh neuron terutama di selsel limbik, hipotelamus dan batang otak. Perbedaan masa Inkubas! ini dipengaruhi oleh beberapafaktor yaitu 2) _Jenis/strin vius rabies ) _Jumlah virus yang masuk ©) Kedalaman luke gigtan, somakin dalam uka _gigitan Kemungkinan virus rabies mencapai sistem syaraf semakin besar 7 DPETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN 9) Lokasi luke gigitan, semakin dekat Iuka gigtan ke otak, maka ‘ejala kins akan lebih cepat muncul. Oleh karena ity lka Bigitan di daerah bahu ke atas merupakan lukaresko ting 2) Banyaknya persyaratin a wilayah luks 4) Imunitas dari penderta Virus rabies bersifat neurotrofik, yang berart! predileksinya da sistem sarafVirus ini berjalan melalu sistem saraf, sehingea tidak terdeteksi melalul pemeriksaan darah.Sampal saat Ini belum ‘ada teknolog! yang biss mendiagnosis ini sebelum muncul gejala Kins rabies. -TUNU |LAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN BABS PATOGENESIS Setelah virus rables masuk melalui lukaglgtan/cakaran, virus akan menetap selama 2 minggu di sekitar Iuka gigitan dan rmelakukan replikas i jaringan otot sektar luk gigitan. Kamudian virus akan berjalan menuju susunan saraf pusat melalui saraRperifer tanpa ade geile Kins. Setelah mencapal tak, virus akan melakukan replkasi secare cepat dan menyebsr luas ke seluruh sel-sel saraf cotak/neuron terutama sel-sl sistem imbik, hipotalamus dan batang tak Setelah memperbaryak diel dalam neuron-neuron otak, virus berjalan ke arah perfer melalui serabut saraf eferen balk sistem saref volunter maupun otonom. Dengan demikian virus in rmenyerang hampir tap organ dan jaringan di dalam tubuh, dan ‘Virus akan berkembang biak dalam jringan-jaringan sepert kelerjar ludah, ginjal dan sebagainya, PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN Gambar 2. Perjalanan Virus Rabies Ema a, Ce ranrie aren, og ean Pei conan ers pan nai \ seaste| Mz Soamente oot ~ [ving masa f f ‘sistem sarat 7s posh rere ‘ala tin = en = eo argu Senin DY [sown Sumber : Dr. Richard Hunt. Rabies Virology ~ Chapter Twenty. Retrieved from htp://oathmicra.med sc.edu/viroV/rabies.htm Microbiology and immunology On-line University of South Caralina ‘School of Medicine, PETUNJUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN BABE GEIALA KUNIS 6.1, Pada Manusia ‘A. Tahap Prodromal « Pada tahap awal gejala yang timbul adalah demam, lems, lesu, tidak nafsu makan/anorexia, insomnia, sakit kepalalbebat, sakit tenggorokan dan sering dtemuken nyer, S B, ‘Tahap Sensors, Pada tahap ini sring ditemukan rasa kesernutan atau rasa panas (arestesi di lokasigigitan, ceras dan reaksi berlebih terhadap Fangsang sensor c ekstash Pada tahap ini penderita mengalami berbagai macam gangguan| reurologik, penderita tampak bingung, gelisah, mengalam’ halusinas, tampak ketakutan sertai perubahan perilaku menjadi agresf,serta adanya bermacam-macam phobia yaitu hidrofobia, aerofobia, fotofobiaHidrofobi merupakan geala Khas penyakit rabies Karena tidak ditemukan pada penderte penyakit enchepalts lainnya.Gejala lainya yaitu spasme otot, hiperaksimasi, hiperslivasi, hiperhidrosis dan lates! pupilSetelah beberapa hari pasien meninggal karena ent! Jantung dan pernafasan. Dar seluruh penderita rabies sebanyak [80% akan mengalami tahap eksitasi dan lamanya sakit untuk ‘ahap ini adalah 7 hari dengan rata-ata 5 har n PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN D. Tehap Poralsis Bentuk lainnya adalah rabies paralitik, bentuk ini mencapal 30 % dari seluruh kasus rabies dan masa sakt lebih lama dibandingkan dengan bentuk furious Bentuk ini eitandai dengan paraiis otot secarabertahap dimulal dari agian bekas —luka sigitan/cakaran,Penurunan kesadaran berkembang periahan dan akhirnya mati karena paraltk otot pernafasan San jantung Pada pasien dengan gejala paralitk Ini seringterjadhalah clagnosa dan tidak tertaporkan.Lamanya sakit untuk rabies tipe paral gala 13 hari eb ama bila ibandingkan dengan ipe furious. 6.2. Pada Hewan (Anjing) Gejala Kins pads anjing sesuai dengan manifestasinya dlibagi dalam 3 tahap yaitu tahap prodromal, tahap eksitas, dan tahap paral A. Tahap Prodromal TTahap ini merupakan tahap awal dari gejala Klin yang berlangsung selama 2 ~ 3 hariTerdapat perubahan perilaku hewn yaitu hewan tidak mengenal tuannya, sering menghindar dan tidak mengacuhkan perintah tuannya.Mudah terkelut dan cepat berontak bila ada provokas.Terjad! kenalkan suhu tubuh, cllatast pupil dan reflex kornea menurun terhacap rangsangan, 8. Tahap Eksitasi TTahap eksitas berlangsung selama 3 ~ 7 hari, mulat mengalami fotofobi sehingga hewan akan bersembunyi di kolong tempat tidur, dibawah meja atau kursi. Anjing terhat gelisah, adanya geratan halusinas! dimana anjing berskap seolah-olah akan ‘mencaplok serangga yang terbang di udara. Sering mengunyah benda di sektarnya sepert lil, Kawat, kerk, jeru kandang, 2 PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN ‘dan benda lainnya yang tidak sewalarnya atau yang dikenal dengan istsh piks. ila dikandangkan anjing akan berjalan rmondar-mandit sambil_menggeram. Periaku anjing akan bberkembang semakin sensitif, beringas dan akan menyerang semua obyek yang bergerak. Seringkall mulutnya berdarah ‘akibstgiginya tanggal atau akibat mengunyah benda keras dan tajam. X Pada tahap ini mulal terial paralisis oto laring dan fatng yang menyebabkan perubahan suara menyalak anjing, Suaranya akan bberubah menjadi parau. Juga terjadi kekejangan otot menelan Sehingga akan terjadi hipersalival, frekuens! nafas berubah cepat, at lurberbuih kadang dsertal darah darl luka di gus! atau rmulutnya (C. Tahap Paralisis Tahap ini berlangsung sangat singkat sehingga gejalanya tidak 10 mm dengan tau tanpg erythema, atau indurasi 5 - 10 mm dengan reaks| kemerahan dengan dlameter >20 2, Adenya peningkatan atau pendrunan tekanan darah,sinkope, sesak,palitai dl. Tidak boleh liberikan secara intravena sehinggs saat penyuntikkan harus dlakukan secarahat-hat Lokasi pemberian serum anti rabies harus kontraateral terhadap pemberian vaksin ati rabies. Penyuntikkan serum antl rabies harus dibawah ppengawasan tenage medis/dokter. Gambar 3. Teknik Suntikan BAB 10 PENANGANAN PENDERITA RABIES Penderita tersangka rabies segera dirujuk ke rumah sakit Sebelum dirujuk, penderita diinfus dengan cairan Ringer laktat ‘atau NaCI 0,9%, Kalau perl berikan antionvulsen dal-sebaikrya penderlta cifksasi selama di perjalanan. Waspadsi tindak fanduk penderita yang tidak rasional dan kadang-kadang rmaniakal dsertaisaatsaat responsive. Dirumah sakit penderita dirawat i ruang isoas. Tindakan medic dan pemberian obatobatan simptomatis dan suporlf termasuk antioiotka bila diperukan. Untuk menghindari adanya kemungklnan penularan dari pendarita, make sewaktu menangani penderita rabies handaknya dokter dan paramedic memakal sarung tangan, kacamata (gogsle) dan maskerserta malakukan fksasi penderita di tempat tidurnya Jka petugas medis atau paramecis yang merawat penderita rabies, belum pernah mendapatkan vaksin anti rabies dan tidak ‘memakai alat pelindung dir kemudian terkena muntahan atau saliva dari penderita pada kulit terbuka atau mukosa mulut/mata ‘maka disarankan untuk mendapatkan tatalaksana pencegahan rabies 8 ETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN basa PEMERIKSAAN LABORATORIUM Penyakit ini dalam waktu 3.~ 5 hari dapat menyebabkan kematian Sejak timbulnya gejala, schingga pemeriksaan serologis kadne kadang belum sempat dilskukan.Pada kasus dergan perjalanan Penyakit yang agak lama, miselnya gejalaparalisisyarigdominan dan mengaburkan diagnosis maka pemeriksaan laborstorium sangat rmembantu dalam menegakkan diagnosis. Virus rabies dapat dilsolasi dari air ur, konjungtiva, cairan serebrospinal dan urin penderita Walaupun demikian soles vitus kkadang-kadang tidak berhasl cidapatkan dari jaringan tak dan bbahan tersebut setelah 1 ~ 4 hari sakt-Mal ini berhubungan dengan adanya neutralizing antibodies. Pemeriksaan Fluorescent Antibodies Test (FAT) dapat menunjukkan antigen virus di jaringan otak, air tur, kerokan mukosa, cairan serebrospnal, urn, kulit dan usap kornea. FAT in juga bas negative, bila antibody telah cerbentuk, Dlakukan pemeriksaan isoasi virus, Serum neutralizing antibodies pada kasus yang tidak divaksinas! tidak akan terbentuk sampal hari kesepuluh pengobatan, tetapi Setelah itu titer akan meningkat dengan cepa. \Walaupun secara kins gjalanya patognomonik namun Negri Bodies dengan pemeriksaan mikroskopis (Seller) dapat negatif pada 10 ~ 20 ‘asus, terutama pada kasus-kasus yang sempat civaksinasi dan ppenderita yang dapat bertahan hidup setelah lebih dar 2 minggu ‘Saat ini teknik pemeritsaan untuk rabies yang cukup sensiif dan spesifk adalah teknik pereriksaan PCR (Polymerase Chain Reaction) 26 PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN 2 SURVEILANS RABIES A. Survellans Rabies Definist survelans rabies menurut Depkes (2008) adalah egiaten nals secara_sistematis penyakit rabies mela) ppengumpulan data, pengolahan dan penyebaran informs! kepada PPengambil keputusan untuk melakukan tindakan penanggulangan beerdasarkan bukt (evidence base) Xegiatan survelians rabies dllakukan secara terpadu antere sektor Kesehatan manusia dan Kesehatan hewan. Setiap asus Pajanan/igitan hewan yang berobat ke faslitas Kesehatan akan dlkeordinasan dengan petugas dinas peternakan untuk melakukan penllaian terhadap hewannya apakch terindikas rabies atau tidak, Hasiinya akan dinformasikan kembali ke petugas Kesehatan untuk ‘menentukan tatalaksana pasien selanjutnyaSelain itu bila hewan terindkasi rabies maka harus segera dliakukan pencarian kasus iitan lannya untuk segera mendapatkan penanganan. ‘Tujuan dar Survellans Rabies “Tujuan deri penyelenggaraan keglatan survelans rabies i suatu wilayah adalah: 1. mengetahui besaran masslsh dan beban penyakit rabies di suatu wilayah; 2. memonitor trend/kecenderungen penyakit rables di suatu wilayah,termasuk mendeteks secara cepatteradinys KLB; ———— ” PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN 3, _ memonitor penggunaan vaksin antl rabies mengingat Ungsinya biaya Post Exposure Prophylaxis menentukan status wilayah dan identifikasl wilayah reso tinggi terhadap rabies, 5. sebagei dasar dalam, perencanaan dan evaluasi efektivitas ‘program pengendalian rabies di suatu wiayal 6. menyediekan suatu dasar untuk peneltian epldemiologt lebih lanjut (Depkes, 2008), Untuk tingkat Pusat (Kementerian Kesehatan), informasi yang. Glhasikan dari kegiatan survelans dapat menjadi dasar evaluasi kebijakan pengendalan rabies di tingkatnasional C. Alur Pelaporan dalam Kegiatan Survellans Rabies Kegiatan pelaporan untuk kegiatan survellans rabies dllakukan secara berjenjang dimulal dari tingkat faslitas kesehatan sampal ke PusatDi setigp tingkat terdapat Jejaring antara instans! yang ‘menanganikasus rabies pads manusia dan kasus rables pads hewan, 2 PETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN. Gambar 2.2 Alur Pelaporan Survellans Rabies (sumber:Depkes, 2008, hal 78) Format pencatatan dan pelaporan kasusgigitan hewan penular rabies dapat chat pada lampiran 3 dan 2. PPETUNIUK PELAKSANAAN DAN PENATALAKSANAAN, Babs RABIES CENTER (RC) DEFINISIOPERASIONAL Rumah Sakit Provinsi/KabUpaten/Kota dan Puskesmas (fasiltas Kesehatan) yang ditetapkan oleh Pemerintah Daerah sebagai “Rabies Carre (Pusat Pelayanan Rabies) yon bertngs stag Pusat Informasi tentang pengendalin/pencegaian rabies — Mempunyai tenaga Kesehatan yang dapat _melekukan ‘tatalaksana kasus GHPR (berupa pencucianluka gigitan dengan, ssebun deterjen lain menggunakan air mengalr selama 10 - 15 menit; Memberikan pelayanan vaksinasi kepada penderite figitan HPR DVAR/SAR diberikan secara selektif (indikasi tajarn) = Dapat_memberikan/melakukan KIE tentang Rabies kepada pasien/keluarga/masyarakat = _Tersedia stok minimal 1 kuur VAR /4 Vial VAR = Memilkifasiitas cold chain untuk penyimpanan vaksin| = Lokasi strategis dan mudah dliangkau (sebagai rujukan dari faskes2 sekitarnya); banyak kasus gigitan yg datang ke Faskes tsk ~ Letak lokasi strategis dan mudah dicapai. — Segera melapor kepada Kepala Wilayah (perangkat dese, kecamatan) dan peternakan untuk penanganan pada hewan ppenular rabies. Tenaga kesehatan di Rabi sosialsasi tentang Rabies. Center nya pernah mendapatkan

Anda mungkin juga menyukai