Anda di halaman 1dari 9

Penyakit Hepatitis A pada Anak

Vojelly 102015051
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jl. Arjuna Utara No. 6, Jakarta Barat 11510
Vojelly.2015fk051@civitas.ukrida.ac.id

Abstrak
Hepatitis A merupakan virus RNA dari jenis hepatovirus, famili picornavirus. Masa inkubasi
berkisar 4 minggu, ditransmisikan melalui fekal-oral, penyebaran orang perorang, sangat
berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan kepadatan penduduk. Penyebaran yang
hebat terjadi akibat kontaminasi pada air minum, makanan, susu dan buah-buahan.
Penyebaran dapat terjadi pula dalam keluarga atau institusi. Dengan gejala klinis lemas, cepat
lelah, anoreksia, muntah, rasa tidak nyaman pada abdomen, diare, demam, sakit kepala, nyeri
otot, arthralgia, nafsu makan menurun, berat badan menurun, urinnya berwarna seperti teh.
Pada pemeriksaan penunjang akan ditemukan Serologi IgM anti-VHA(+) menandakan
infeksi Hepatitis A akut, IgG anti-VHA(+) menandakan infeksi lama.

Kata kunci: hepatits A, picornavirus, transmisi fecal-oral

Abstract
Hepatitis A is an RNA virus of the hepatovirus type, the picornavirus family. The incubation
period is 4 weeks, transmitted by fecal-oral, spreading individual, closely related to
environmental hygiene and population density. Distribution is great due to contamination of
drinking water, food, milk and fruits. Spread may also occur in families or institutions. With
symptoms of weakness, fatigue, anorexia, vomiting, abdominal discomfort, diarrhea, fever,
headache, muscle pain, arthralgia, decreased appetite, weight loss, urine colored like tea. On
investigation will be found Serologic IgM anti-VHA (+) indicates acute Hepatitis A infection,
IgG anti-VHA (+) indicates an old infection.
Keywords: hepatits A, picornavirus, fecal-oral transmission

1
Pendahuluan
Dalam tubuh manusia terdiri dari bermacam-macam organ. Organ tersebut memiliki
fungsinya masing-masing dalam tubuh kita. Salah satu organ yang penting adalah hati. Hati
adalah sebuah kelenjar terbesar dan kompleks dalam tubuh, berwarna merah kecoklatan, yang
mempunyai berbagai macam fungsi, termasuk perannya dalam membantu pencernaan
makanan dan metabolisme zat gizi dalam sistem pencernaan. Jika organ hati terganggu maka
fungsi hati juga akan melemah sehingga kesehatan tubuh menurun. Ada banyak macam
penyakit yang dapat menyerang organ hati kita, diantaranya hepatitis, perlemakan hati, abses
hati dan lain sebagainya.
Penyakit yang akan kita bahas lebih lanjut disini adalah penyakit hepatitis. Penyakit
hepatitis ini adalah penyakit peradangan pada hati. Hepatitis terdiri dari beberapa tipe, yaitu
hepatitis A, hepatitis B, hepatitis C, hepatitis D, dan hepatitis E. Selain itu juga dapat
dibedakan lagi menjadi hepatitis akut dan hepatitis kronik. Penyakit hepatitis ini merupakan
penyakit yang disebabkan oleh virus hepatitis. Orang yang menderita hepatitis maka fungsi
hati dalam tubuhnya akan terganggu dan akan mengalami beberapa kelainan, sehingga
penyakit hepatitis ini harus segera diobati dengan cepat dan tepat karena bisa juga
menimbulkan komplikasi yang memberatkan keadaan pasien.

Pembahasan
Skenario
Seorang anak laki-laki berusia 12 tahun datang dibawa ibunya berobat kepuskesmas
karena kulit dan kedua mata kuning sejak 3 hari yang lalu.
Anamnesis
Hasil anamnesis
Identitas: laki-laki 12 thn
KU: kulit dan kedua mata kuning sejak 3 hr yg lalu
RPS: demam ringan 1-2 mgg yg lalu, mual, muntah, nafsu makan menurun, BB menurun,
mudah lemas, urinnya berwarna seperti teh sejak 2 hr yg lalu
RP: sering makan-makanan yang kurang bersih
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum: tampak sakit sedang
TTV: dalam batas normal
kulit dan kedua Mata kuning
Hepatomegali (+)

2
Working Diagnosis
Hepatitis A
Hepatitis A merupakan virus RNA dari jenis hepatovirus, famili picornavirus. Masa
inkubasi berkisar 4 minggu, perkembangannya terbatas pada hepar saja, tetapi virus dapat
ditemukan di hepar, cairan empedu, feses dan darah pada masa inkubasi lanjut dan masa
sebelum badan menjadi kuning dan menimbulkan gejala (preikterik). Tetapi pada saat
keluhan timbul, virus akan berkurang secara bertahap di darah dan feses. Pemeriksaan
antibodi hepatitis A (anti-HAV) dapat dilakukan pada masa akut (dimana terjadi peningkatan
enzim hati dan virus masih ditemukan dalam feses). Antibodi yang pertama kali muncul
adalah IgM dan bertahan selama 6-12 bulan. Pada saat infeksi sudah mulai mereda, IgG
menjadi lebih dominan. Sehingga penegakan diagnosa hepatitis A dilakukan dengan
pemeriksaan pada masa akut. Hepatitis A ditransmisikan melalui fekal-oral, penyebaran
orang perorang, sangat berhubungan dengan kebersihan lingkungan dan kepadatan penduduk.
Penyebaran yang hebat terjadi akibat kontaminasi pada air minum, makanan, susu dan buah-
buahan. Penyebaran dapat terjadi pula dalam keluarga atau institusi.
Angka kejadian hepatitis ini cukup tinggi di negara berkembang tetapi berkurang
sejalan dengan kemajuan suatu negara, kemungkinan akibat meningkatknya kesadaran
masyarakat untuk hidup bersih dan sehat. Angka kejadian lebih sering pada masa anak-
anak, tetapi berdasarkan penelitian lain keluhan yang diakibatkan oleh infeksi virus ini lebih
sering terjadi pada masa remaja. Tempat-tempat yang biasa tinggi angka hepatitis A yaitu
ditempat penitipan anak, perawatan intensive neonatus, homoseksual dan pengguna obat
terlarang. Walaupun jarang tetapi penyebaran hepatitis A dapat melalui transfusi darah dan
komponen darah.1
Etiologi
Hepatitis A disebabkan oleh virus hepatitis A yang digolongkan dalam picornavirus,
subklasifikasi sebagai hepatovirus. Diameter 27-28 nm dengan bentuk kubus simetrik, untai
tunggal (singel stranded), molekul RNA linier 7,5 kb. Pada manusia terdiri atas satu serotipe,
tiga atau lebih genotipe. Mengandung lokasi netralisasi imunodominan tunggal, mengandung
tiga atau empat polipeptida virion di kapsomer. Replikasi di sitoplasma hepatosit yang
terinfeksi, tidak terdapat bukti yang nyata adanya replikasi usus. Menyebar pada primata non
manusia dan galur sel manusia.
Hepatitis A adalah penyakit yang dapat sembuh sendiri dengan masa inkubasi 2
hingga 6 minggu. HAV tidak menyebabkan hepatitis kronis atau keadaan pembawa dan

3
hanya sekali-sekali menyebabkan hepatitis fulmina. Angka kematian akibat HAV sangat
rendah, hanya 0,1% dan tampaknya lebih sering terjadi pada pasien yang sudah mengidap
penyakit hati akibat penyakit lain, misalnya virus hepatitis B atau alcohol.
Cara penularan:
Dapat menyebar melalui makanan dan minuman yang tercemar yang dikeluarkan
melalui tinja selama 2 hingga 3 minggu sebelum dan 1 minggu setelah onset ikterus.
Kontak pribadi yang erat dengan orang yang terinfeksi selama periode fecal shedding,
disertai kontaminasi feses-oral, merupakan penyebab utama penularan. Misalnya
asrama dan sekolah.
Epidemiologi
Hepatitis A masih merupakan bagian terbesar dari kasus-kasus hepatitis akut yang
dirawat yaitu berkisar dari 39,8% - 68,3%. Peningkatan prevalensi anti HAV yang
berhubungan dengan umur mulai terjadi dan lebih nyata di daerah dengan kondisi kesehatan
dibawah standar. Lebih dari 75% anak dari berbagai benua Asia, Afrika, India menunjukkan
sudah memiliki antibodi anti-HAV pada usia 5 tahun. Sebagian besar infeksi HAV didapat
pada awal kehidupan, kebanyakan asimtomatik atau sekurangnya anikterik. HAV ditemukan
diseluruh dunia dan endemik di negara yang higiene dan sanitasinya buruk.2
Faktor resiko:
Dinegara maju menyerang usia 50 tahun (terutama di Amerika Serikat)
Infeksi pada orang dewasa dapat menyebabkan mortabilitas yang besar dibandingkan
pada anak.
Pusat perawatan sehari untuk bayi dan balita.
Bepergian kenegara berkembang.
Perilaku seks-oral.
Gejala klinis
Penyakit hepatitis A, B, C, atau penyakit hepatitis lainnya memberikan gejala yang
hampir sama. Manifestasi klinis dari hepatitis virus bisa ikterik atau non ikterik.4
Fase inkubasi. Merupakan waktu antara masuknya virus dan timbulnya gejala atau
ikterus. Fase ini pada hepatitis A berkisar antara 15-50 hari (rata-rata: 30 hari), dan
berbeda-beda lamanya untuk tiap virus hepatitis.
Fase prodomal (praikterik) Berlangsung selama 4-7 hari. Pasien mengeluh sakit
kepala, lemah, anoreksia, mual, muntah, demam, nyeri pada otot, dan nyeri pada perut
kanan atas. Urin menjadi lebih coklat.

4
Fase ikterik. Stadium ini muncul sesudah gejala demam dan gejala gastrointestinal
mereda Berlangsung selama 3-6 minggu. Ikterus mula-mula terlihat pada sklera,
kemudian pada kulit seluruh tubuh. Keluhan-keluhan berkurang, tetapi pasien masih
lemah, anoreksia, dan muntah. Tinja mungkin berwarna kelabu atau kuning muda.
Hati membesar dan nyeri tekan.
Fase konvalese (penyembuhan). Ikterus mereda, warna urin dan tinja menjadi normal.
Apabila hepar sudah membesar pasien dapat mengeluh nyeri perut kanan atas (perut
begah).
Patofisiologi
Masa inkubasi 15-50 hari, HAV dieksresi di tinja oleh orang yang terinfeksi selama 1-
2 minggu sebelum dan 1 minggu setelah awitan. Kemudian diduga virus replikasi di GL
tractus masuk ke darah ke hepatocyte. Terjadi kerusakkan sel hati diduga disebabkan limposit
T cytoxic, karena pada biakan sel HAV tidak menimbulkan CPE (cimton patogenic efek).
Kemudian terjadi perbaikan komplit dalam 3-6 bulan IgM anti HAV (+). Umumnya sembuh
dengan sendirinya.1
Differential Dianosis
1. Virus hepatitis B (HBV)
Hepatitis B merupakan infeksi virus hepatits B, pada hati yang dapat bersifat akut
atau kronis. kelompok virus DNA, famili Hepadnaviridae, masa inkubasi 6 bulan, besar
virion berukuran 42 nm envelop (+) merupakan protein surface antigen (HbsAg) yang
memiliki lapisan permukaan dan bagian inti.3
Etiologi
Hepatitis B disebabkan oleh virus famili hepadnavirus, berukuran kecil yang
mengandung DNA beruntai ganda parsial 3,2 kb yang mengkode tiga protein permukaan,
yaitu antigen permukaan (HbsAg), antigen inti (HbcAg), protein pra-inti (HbeAg), bersifat
envelop (+). Protein polimerase aktif yang besar, dan protein transktivator. HBV
ditransmisikan melalui rute parenteral, kongenital, dan seksual.
Cara penularan:
Penyebab terutama melalui parenteral (transfusi, produk darah, tertusuk jarum,
pemakaian jarum suntik bersama-sama pada para pecandu obat, dan bayi neonatus
pada saat persalinan)
atau melalui cairan tubuh saliva, semen,dan cairan vagina), karena itulah menjadi
risiko penularan seksual.

5
Melalui darah : penerima produk darah, pasien hemodialisis, pekerja kesehatan,
pekerja yang terpapar darah.

Epidemiologi
Di negara maju, prevalensi hepatitis B rendah sekali karena higiene yang baik dan
tindakan pencegahan terutama vaksinasi berjalan baik. Penyakit ini endemik dengan insidens
tinggi di Sub-Sahara Afrika, daerah aliran sungai Amazon, Cina dan Asia Tenggara.
Diperkirakan bahwa sejumlah 200.000 hingga 300.000 orang (terutama dewasa muda)
terinfeksi oleh HBV setiap tahunya di Amerika serikat. Hanya sekitar 25% dari mereka yang
mengalami ikterus, 10.000 kasus memerlukan perawatan rumah sakit, dan sekitar 1-2%
meninggal karena penyakit yang fulminan. Diperkirakan 25 hingga 40% penderita HBV akut
sangat berisiko mengalami sirosis dan karsinoma hepatoseluler.
Faktor resiko:
Pada para pekerja medis
Para pengguna narkotika suntik
Melalui darah: transfusi darah biasanya penerima.
Manifestasi klinis5
Infeksi subklinis : tidak ada gejala hanya HbsAg (+) paling sering.
Infeksi klinis dengan gejala:
Tanpa ikterus : lesu, anoreksia, urin coklat tua, tes fungsi hati meningkat.
Dengan ikterus : lesu, anoreksia, urin coklat tua, ikterus, tes fungsi hati
meningkat.

Patofisisologi
Virus hepatitis B (VHB) masuk ke dalam tubuh secara parenteral. Dari peredaran
darah partikel Dane masuk ke dalam hati dan terjadi proses replikasi virus. Selanjutnya sel-
sel hati akan memproduksi dan menskresi partikel Dane utuh, partikel HbsAg bentuk bulat
dan tubuler, dan HbsAg yang tidak ikut membentuk partikel virus. VHB merangsang respons
imun tubuh, yang pertama kali dirangsang adalah respons imun nonspesifik karena dapat
terangsang dalam waktu pendek, dalam beberapa menit sampai beberapa jam. Proses
eleminasi nonspesifik ini terjadi tanpa restriksi HLA, yaitu dengan memanfaatkan sel-sel NK
dan NK-T.
Untuk proses eradikasi VHB lebih lanjut diperlukan respons imun spesifik, yaitu
dengan mengaktifkan sel limposit T dan sel limposit B. Aktifitas sel T CD8+ terjadi setelah

6
kontak reseptor sel T tersebut dengan kompleks peptida VHB- MHC kelas I yang ada pada
permukaan dinding sel hati dan pada permukaan dinding Antigen Presenting Cell (APC) dan
dibantu rangsangan sel T CD4+ yang sebelumnya sudah mengalami kontak dengan kompleks
peptida VHB-MHC kelas II pada dinding APC. Peptide VHB yang ditampilkan pada
permukaan dinding sel hati dan menjadi antigen sasaran respons imun adalah peptida kaspid
yaitu HbcAg atau HbeAg. Sel T CD 8+ selanjuitnya akan mengeleminasi virus yang ada di
dalam sel hati yang terinfeksi. Proses eleminasi tersebut bisa terjadi dalam bentuk nekrosis
sel hati yang akan menyebabkan meningkatnya ALT atau mekanisme sitolitik. Disamping itu
dapat juga terjadi eleminasi virus intrasel tanpa kerusakan sel hati yang terinfeksi melalui
aktifitas Interferon gamma dan Tissue Necrotic Factor (TNF) alfa yang dihasilkan oleh sel T
CD 8+ (mekanisme nonsitolik).1
Pemeriksaan Penunjang
Tes fungsi hati : menunjukkan gambaran hepatitis non spesifik
Serologi HBV : HbsAg, AntiHbs, AntiHbc (IgM atau total).
Pemeriksaan lain: ultrasonografi hati perlu dilakukan jika ada keraguan mengenai
cabang bilier atau kelaina hati struktural lain. Biopsi hati kadang-kadang dilakukan
bila ada fase kolestatik yang menonjol.
Prognosis
Seperti disebutkan sebelumnya, suatu kemampuan individu untuk menghilangkan
atau mengeliminasi virus hepatitis B dari tubuh dan sembuh dari hepatitis B akut tergantung
dari kekuatan respon imun tubuh pada infeksi. Lebih kuat respon imunnya, lebih besar
kemungkinan mengeliminasi virus dan sembuh.
2. Leptospirosis
Leptospirosis merupakan suatu penyakit zoonosis yang disebabkan mikroorganisme
genus Leptospira. Nama lain penyakit ini adalah swamp fever, field fever dan sebagainya.
Pada Leptospirosis berat disebut well disease yang ditandai dengan ikterus, pendarahan,
anemia, gangguan kesadaran, dan demam terus menerus dengan gambaran klinis bervariasi
berupa gangguan renal, hepar, dan disfungsi vascular.
Indonesia merupakan Negara dengan insidens penyakit ini yang tertinggi karena
penduduk Indonesia sebagian besar adalah petani, peternak, pekerja tambang, pekerja
pemotong hewan yang merupakan penyebab dari penyakit leptospirosis.
Infeksinya sendiri dimulai apabila terjadi kontak kulit atau selaput lendir manusia
yang luka dengan air, tanah, atau lumpur yang tercemari air kemih binatang yang terinfeksi

7
leptospira. Leptospira masuk menyebar ke organ dan jaringan tubuh melalui darah dan dapat
mencederai dinding pembuluh darah kecil. Vaskulitis menyebabkan kebocoran plasma serta
ekstravasasi sel termasuk pendarahan dapat muncul, dan vaskulitis ini merupakan dasar dari
manifestasi klinis untuk leptospirosis.
Masa inkubasi leptospirosis sekitar 7-14 hari dengan perjalanan penyakit yang dibagi
menjadi tiga fase yaitu fase leptospiremia yaitu fase leptospira ditemukan dalam darah
dengan gejala demam mendadak, menggigil, nyeri kepala, mialgia, nyeri tekan otot, mual,
muntah, diare serta disertai dengan penurunan kesadaran. Fase imun dan fase resolusi.
Diagnosis biasa ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, dan pemeriksaan
penunjang. Pengobatannya dilakukan secara suportif yaitu mengatasi dehidrasi, hipertensi,
pendarahan, sampai gagal ginjal.4

Pencegahan
Hindari kontak
Mencegah penularan cuci tangan yg baik & kebersihan diri
Vaksinasi sangat efektif dalam memberikan perlindungan terhadap virus hepatitis A
(menggunakan Havrrix atau Vaqta) , dianjurkan untuk usia 2 18 tahun . Hav >19
tahun, 2 dosis of HAVRIX (1440 unit Elisa) dengan interval 6-12 bulan. Anak >2
tahun, 3 dosis HAVRIX (360 unit Elisa), 0 , 1 dan 6-12 bulan atau 2 dosis (720 unit
Elisa), 0, 6-12 bulan.1
Prognosis
Baik dan bisa sembuh tanpa terapi spesifik. Hepatitis A 99% sembuh sendiri.
Hanya 0,1% pasien berkembang menjadi nekrosis hepatik akut.2
Tatalaksana
Terapi supportif
Rawat jalan pasien dengan mual atau anoreksia berat yang akan menyebabkan
dehidrasi
Mempertahankan asupan kalori dan cairan yang adekuat
Hindari obat-obatan yang memperberat kerja hepar
Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis A
Tirah baring (istirahat yg cukup)
Hindari makanan yang kurang bersih dan jaga kebersihan lingkungan.3

Kesimpulan
Pasien tersebut di diagnosis terkena Hepatitis A, dikarenakan gejala klinis yang khas.
seperti adanya demam, mialgia, urin berwarna seperti teh serta kulit dan sklera yang ikterik.

8
Daftar pustaka

1. Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Marcellus S.K., Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Ed VI Jilid II. Jakarta: Interna Publishing; 2015.h.1947-51
2. Ndraha S. Bahan ajar gastroenterohepatologi. Ed 2. Jakarta: Biro Publikasi Fakultas
Kedokteran UKRIDA; 2016.h. 155-56
3. Tanto C, Liwang F, Hanifati S, Pradipta EA. Kapita selekta kedokteran. Ed 4. Jakarta:
penerbit media aesculapius; 2016.h. 683-85
4. Sudoyo A.W., Setiyohadi B., Alwi I., Marcellus S.K., Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit
dalam. Ed VI Jilid I. Jakarta: Interna Publishing; 2014.h. 633-38

Anda mungkin juga menyukai