Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Perusahaan tidak akan dapat menjalankan usahanya tanpa adanya peran dari
Sumber Daya Manusia (SDM). Hal ini dikarenakan SDM memiliki peran yang
vital dalam menjalankan semua kegiatan yang ada pada perusahaan. Oleh karena
itu, suatu perusahaan perlu memperhatikan kualitas dan kuantitas dari SDM yang
dimilikinya mulai dari awal perekrutan sampai pengambilan keputusan yaitu
promosi jabatan, kenaikan gaji, atau PHK.
Manajemen Sumber Daya Manusia (MSDM) merupakan salah satu unsur
yang dilakukan perusahaan untuk mendapatkan dan memberdayakan SDM.
Tujuan organisasi atau perusahaan sulit tercapai apabila Sumber Daya Manusia
(SDM) perusahaan memiliki kualitas yang rendah. Human Resources
Development (HRD) merupakan bagian dari MSDM perusahaan yang memiliki
tugas untuk merekrut SDM yang baru, melakukan pelatihan, motivasi dan lain
sebagainya. Peran HRD sangat penting untuk mendapatkan SDM yang
berkualitas.
Perusahaan harus memiliki hubungan yang baik antar karyawannya.
Perusahaan yang berhasil adalah perusahaan yang dapat menciptakan perasaan
senasib di antara karyawan-karyawannya, yaitu tenaga kerja, manajemen, dan
pemegang saham. Perusahaan yang ada di Jepang lebih mengutamakan karyawan
baru, bahwa setiap karyawan harus mencari kebahagiaan dalam bekerja dan
berusaha untuk memutuskan secara pribadi apakah seumur hidupnya akan bekerja
di perusahaan tersebut ?. Inilah pentingnya bagian (departemen) pengembangan
sumber daya manusia atau HRD.
Perusahaan yang sukses selalu memperlakukan karyawannya sebagai rekan
kerja yang siap membantu pimpinannya untuk mewujudkan target penjualan,
bukan menjadi sarana untuk mendapatkan keuntungan yang besar. Masalah laba,
investor, dan keinginan pemegang saham itu penting, akan tetapi menjalin
hubungan yang erat antara karyawan dan manajemen sangatlah penting, lebih
penting dalam mencari keuntungan. Oleh karena itu, perlu adanya perlakuan yang
naik terhadap karyawan dalam perusahaan.

1
Makalah ini akan membahas mengenai sumber daya manusia mulai dari
manajemen sumber daya manusia, motivasi terhadap kinerja tim, mengelola dan
mengatasi konflik dalam perusahaan dan komunikasi dalam perusahaan.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka rumusan
dalam makalah ini yaitu:
1. Apa pentingnya manajemen sumber daya manusia bagi perusahaan ?
2. Bagaimanakah motivasi dapat meningkatkan kinerja tim pada
perusahaan ?
3. Bagaimanakah cara mengelola dan mengatasi konflik yang terjadi pada
perusahaan ?
4. Apakah yang dimaksud dengan komunikasi pada perusahaan ?

C. Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan yang terdapat pada
makalah ini yaitu:
1. Mengetahui pentingnya sumber daya manusia bagi perusahaan.
2. Mengetahui peningkatan kinerja tim dalam perusahaan melalui
pemberian motivasi.
3. Mengetahui cara mengelola dan mengatasi konflik yang terjadi pada
perusahaan.
4. Mengetahui tentang komunikasi pada perusahaan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pentingnya Manajemen Sumber Daya Manusia


Sumber daya yang paling penting bagi suatu organisasi adalah orang yang
memberikan kerja, bakat, kreativitas dan semangat kerjanya untuk tujuan
orgaisasi. Human Resources Management atau manajemen sumber daya manusia
adalah fungsi manajemen yang berhubungan dengan perekrutan, penempatan,
pelatihan, dan pengembangan anggota organisasi. Oleh karena itu bagian HRD
harus melakukan sejumlah proses manajemen SDM untuk menjalankan
fungsinya. Proses manajemen SDM tersebut dapat diilustrasikan melalui ruang
lingkup sebagai berikut:

Perencanaan Pelatihan dan


Recruitment Seleksi Sosialisasi
SDM Pengembangan

Perencanaan Penilaian
Pengembangan Tindaklanjut: Promosi,
Transfer, Demosi, PHK Prestasi
Selanjutnya Kerja

Gambar 2.1 Bagan Proses Manajemen SDM

Seorang pengusaha atau perusahaan dalam menjalankan usahanya


memerlukan karyawan atau pegawai. Oleh karena itu, suatu perusahaan perlu
memperhatikan proses dari penyediaan karyawan dengan tujuan untuk
memperoleh karyawan yang berkualitas. Ruang lingkup dari proses Manajemen
Sumber Daya Manusia adalah sebagai berikut; (1) Perencanaan sumber daya
manusia untuk kebutuhan organisasi; (2) Perekrutan (recruitment) yaitu penentuan
syarat, sistem, tata cara, prosedur, proses dan hasil seleksi untuk memenuhi
permintaan organisasi; (3) Seleksi karyawan; (4) Sosialisasi kehadiran karyawan
baru dengan cara memperkenalkan, melatih, membekali, membimbing, serta
memantaunya; (5) Pelatihan dan pengembangan; (6) Penilaian prestasi kerja; (7)

3
Promosi, transfer, demosi, dan pemutusan hubungan kerja (PHK); (8)
Perencanaan pengembangan selanjutnya.

B. Motivasi: Kunci Utama Meningkatkan Kinerja Tim


Bisnis yang dibuat dengan menggunakan strategi yang hebat, modal yang
besar, manajemen mutu yang berkualitas serta pandainya seorang wirausahawan,
namun bila tidak mengetahui cara memotivasi Sumber Daya Manusia (SDM)
dalam hal ini karyawannya, maka bisnis akan berjalan dengan pelan karena tidak
ada produktivitas yang tinggi.
Karyawan atau seseorang yang malas sering kali tidak memiliki motivasi
dalam dirinya. Oleh karena itu perlukah wirausahawan menentukan apa,
bagaimana dan siapa saja karyawan yang perlu untuk dimotivasi ?. Sebelum
memberikan motivasi kepada karyawannya, seorang wirausahawan perlu
memperhatikan dua hal penting yaitu; (1) Memperlakukan dan memberdayakan
karyawan berdasarkan kemauan kerjanya dan (2) Memperlakukan dan
memberdayakan karyawan berdasarkan kemampuan dibidangnya. Hal tersebut
dapat dibuat diagram sebagai berikut:

Identification and Empowering Your Employee

Mau
(Willingnes or Motivation)

2 1
Trained and Enrichment
Kemauan Kerja

Equipped (Promote)
Bisa

4 3
Fired Moved or Motivated

Tidak Mau
Tidak Mampu Bisa Mampu

Kemampuan Kerja (Skill)

Gambar 2.2 Diagram Kemampuan dan Kemauan Kerja

4
Berdasarkan diagaram diatas, maka dapat dijelaskan sebagai berikut:
a. Kondisi 1 : Karyawan mampu dan mau kerja (termotivasi)
Tindakannya adalah memperlebar tanggung jawab pekerjaannya dengan
menambah tunjangan, promosi jawaban dengan posisi baru dan memberikan
tantangan baru.
b. Kondisi 2 : Karyawan mau bekerja (termotivasi) tetapi belum mampu
mengerjakannya.
Caranya adalah survei dengan menanyakan apakah ia suka dan cocok
dipekerjaan tersebut ?, jika tidak maka dapat dipindahkan atau jika memang
menyukai pekerjaan tersebut, maka berikanlah pelatihan (training), bombing,
dan lengkapi dirinya hingga mencapai skill yang baik.
c. Kondisi 3 : Karyawan mampu melakukan pekerjaan tersebut tetapi
tidak termotivasi atau tidak mau kerja dengan baik.
Caranya dengan melakukan diskusi, survei, dan tanya jawab tentang kecocokan
dirinya dengan jenis pekerjaan tersebut.
a) Jika tidak cocok dengan pekerjaan tersebut, maka: (a) Gali alasannya,
jangan-jangan tidak sesuai dengan penerimaan gaji dan tanggung jawabnya
serta beban kerjanya; (b) Bila tidak mau, maka ada kemungkinan ia telah
berada pada tahap transformasi entrepreneurship yaitu ingin menjadi
wirausaha.
b) Jika cocok dengan pekerjaan dan bidangnya, maka lakukan evaluasi beban
pekerjaannya, mungkin bisa diberdayakan untuk ditingkatkan posisinya dan
beralih ke tantangan yang lebih besar.
d. Kondisi 4 : Karyawan tidak mau bekerja (termotivasi) dan Tidak
mampu untuk dipekerjakan lagi, maka galilah alasan mengapa ia tidak
termotivasi ?
a) Jika tetap tidak termotivasi, berarti ia tidak berguna lagi bagi bagi suatu
organisasi dan tidak lagi produktif. Jadi lebih baik diganti atau
dipersilahkan mencari pekerjaan lain.
b) Jika masih bisa dimotivasi atau ada sedikit kemauan, berarti cobalah suatu
tantangan baru dalam waktu 3 bulan, jika masih bisa dan termotivasi maka
teruskanlah untuk memotivasinya dan pantau hingga berkembang. Apabila

5
dalam waktu 3 bulan tidak memiliki motivasi, maka dipersilahkan mencari
pekerjaan lain.

Menanamkan motivasi dalam diri seseorang atau sebuah tim sangatlah


penting dalam menciptakan produktifitas yang tinggi bagi perusahaan. Motivasi
selalu ada dalam diri seseorang dan menjadi sumber energi yang kuat untuk
memcapai kesuksesan. Ada orang yang konsisten dan banyak juga yang tidak,
tetapi bila ada orang yang memiliki motivasi yang tinggi dalam perusahaan akan
menimbulkan energi baru (menularkan) kepada yang lain. Hal ini yang membuat
faktor motivasi begitu penting dalam menciptakan kinerja seseorang dalam tim.
Manfaat penting motivasi bagi individu dan tim yaitu: (1) Menularkan energi bagi
yang lain; (2) Membuat ia dapat mambawa timnya suskes; (3) Mempunyai tingkat
priduktivitas yang tinggi; (4) Calon pemimpin masa datang bagi perusahaan; (5)
Mejadikan contoh bagi yang lain; (6) Meringkan pekerjaan bagi tim bila ada
banyak yang termotivasi.
Ciri-ciri orang atau karyawan yang memiliki motivasi adalah sebagai
berikut: (1) Keinginan kuat memberikan yang terbaik bagi perusahaan; (2)
Semangat kerja tinggi; (3) Konsisten dalam bekerja baik dalam semangat kerja
yang tinggi atau pun saat semangat kerja rendah; (4) Tidak suka di pengaruhi oleh
semangat kerja temannya yang memperlemah dirinya atau juga
mempengaruhinya; (5) Keinginan yang tinggi untuk maju dan berkembang; (6)
Senang menerima tantangan dan pekerjaan yang baru serta menantang; (7)
Mempunyai gairah (passion) kerja yang tinggi dibidangnya; (8) Mau
mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, dan keahlian tanpa harus diperintah.
Adapun ciriciri orang yang tidak termotivasi dengan pekerjaannya yaitu:
(1) Jenuh dengan tugas dan pekerjaan yang terlihat monoton baginya; (2) Tidak
fokus dan sering santai dengan pekerjaannya; (3) Tidak lagi tertarik pada
pekerjaan yang dilakuknya; (4) Mengalami pusing dan stres di pagi hari bila ia
memulai pekerjaannya; (5) Sering tidak masuk kerja; (6) Sering melihat jam
disaat bekerja; (7) Senang sekali (bahagia) ketika jam makan siang dan pulang
kerja di banding saat bekerja; (8) Sering murung, melamun, pendiam dan muram;
(9) Suka marah di tempat kerja dan mudah terbakar emosi.

6
Masih banyak gejala yang lain namun hendaknya seorang wirausahawan
mengatahui ciri-ciri karyawan yang termotivasi dan yang tidak. Untuk diambil
langkah dan keputusan yang strategi. Wirausahawan perlu mengambil tindakan
yang mungkin dan bisa dilakukan unrtuk memotivasi, tetapi ada hal yang perlu
diketahui terlebih dahulu mengapa manajemen gagal atas konsep motivasi itu
sendiri. Sepertinya kita perlu mengatahui hal ini, yaitu: (1) Manajemen gagal
menerapkan teori Maslow dalam organisasi dan individu dalam mengidentifikasi
kebutuhan pegawai untuk perencanaan motivasi; (2) Tidak melakukan performace
appraisal untuk melihat prestasi pekerja; (3) Tidak melakukan pemerkayaan isi
dan beban pekerjaan (job enrichment) untuk menciptakan tantangan baru; (4)
Tidak mengetahui 3 kriteria penting dalam proses motivasi yaitu tersedianya
sasaran kerja yang tidak dikomunikasikan, nilai sasaran kerja tidak atau hanya
sekedar bekerja saja, kemungkinan presepsi usahaimbalan.
Bagaimana menurut pakar lain? menurut Harzberg ada 2 kerangka yang bisa
membangkitkan model aplikasi dan pemerkayaan pekerja untuk membantu
memotivasi yaitu; (1) Kondisi tugas itu sendiri (faktor higienis pekerjaan) dan (2)
Tugas itu sendiri (faktor motivasi pekerjaan).
Cara memotivasi pegawai sangatlah dibutuhkan oleh soerang wirausahawan
dalam menjalankan usahanya. Ada beberapa cara yang perlu diketahui yaitu: (1)
Seleksi, persyaratan, dan kualifikasi dalam menerima pegawai; (2) Pelatihan
manajemen yang tepat; (3) Tata usaha mengenai sistem penggajian dan upah; (4)
Cara berkomunikasi dan teknik komunikasi; (5) Memerhatikan kondisi kerja; (6)
Salah satu kiat jitu untuk memotivasi adalah menghargai dan memerhatikan
karyawan.

C. Mengelola dan Mengatasi Konflik


Konflik sering terjadi pada kehidupan kita sama halnya dengan resiko,
konflik juga bisa menimbulkan resiko, jadi dalam hal ini kita akan membahasa
konflik dan resikonya. Jenis jenis konfik sebagai berikut; (1) Konflik di dalam
hati dan pikiran atas proses pengambilan keputusan dari berbagai alternatif untuk
dipilih satu alternatif terbaik dengan resiko minimal; (2) Konflik dengan pihak
lain yang harus segera diputuskan agar masalah tidak berlarut-larut dan bisa
merugikan kedua belah pihak; (3) Konflik terhadap sebuah keputusan dari

7
beberapa alternatif. Apakah mengambil keputusan ya atau tidak, baik atau buruk
terhadap tim.
Konflik bisa berupa konflik terbuka yang bisa semakin tajam perselisihanya,
atau semakin lama semakin mereda dan dapat diselesaikan dengan baik. Konflik
berbeda dengan persaingan, konflik timbul karena adanya persaingan terlebih
dahulu.
1. Munculnya Konflik
Konflik muncul karna diawali dari berbagai sumber dan faktor penyebab
diantaranya yaitu; (1) Perbedaan persepsi; (2) Ketidakharmonisan pemikiran; (3)
Egoisme (keakuan); (4) Pesaingan; (5) Situasi dan kondisi yang mendukung
konflik (perselisihan); (6) Perilaku seseorang; (7) Kurangnya komunikasi satu
dengan yang lainya; (8) Terjadinya diskriminasi; (9) Kebencian.
2. Sumber Munculnya Sebuah Konflik
Sumber munculnya konflik bila digambarkan dalam diagram akan nampak
sebagai berikut:

Situasi dan
Kondisi
Persaingan

Sinergi
Sinergi
Konflik atau
Keharmonisan
dan Keserasian

Sikap, Sasaran,
Egois, Tujuan dan
Perilaku, Keingainan
Persepsi Sinergi

Gambar 2.3 Diagram Sumber Munculnya Konflik

8
Konflik muncul karena ketidakharmonisan dan ketidakselarasan tiga buah
aspek yaitu situasi, sikap, dan sasaran atau tujuan yang dirasakan oleh beberapa
pihak, sehingga titik temu tidak terwujud. Bila ditarik lurus, akan terjadi polaritas
antara konflik di salah satu ujung dan harmonisasi persepsi seseorang di ujung
yang lain.
Dalam situasi tertentu, konflik bisa terjadi karena tidak adanya harmonisasi
persepsi dari satu atau dua orang atau lebih hingga terbentuk polaritas, seperti
yang digambarkan sebagai berikut:

Satu Satu
Sasaran Sikap dan Perilaku Sasaran
Keselarasan Dampak dan Kesepakatan Atas Suatu Kejadian Konflik dan Dampak Pertikaian
Positif Persepsi Persepsi Negatif
Positif Negatif

Gambar 2.4 Polaritas Konflik

Berdasarkan bagan di atas, suatu sikap dan perilaku atas suatu kejadian bisa
diartikan berbeda oleh dua orang atau lebih sehingga muncul sebuah polaritas.
Bila polaritas menuju ke kutub kesepakatan, maka yang muncul satu sasaran dan
persepsi yang berdampak positif bagi tim dan lingkungan. Namun, bila polaritas
menunjukkan tidak harmonisnya sikap dan perilaku atas suatu kejadian yang tidak
terselesaikan dengan baik, maka akan berujung pada suatu konflik yang mengarah
ke sebuah pertikaian. Akhirnya bisa berdampak negatif bagi tim dan lingkungan
karena tidak ada satu tujuan, sasaran, dan persepsi dari mereka.
Biasanya konflik muncul pada tahap-tahap berikut yaitu; (1) Tahap
pembentukan tujuan atau visi-misi. Konflik ini muncul karena beberapa penyebab
yaitu perbedaan agenda antarindividu, perbedaan kepercayaan, tujuan yang tidak
jelas, struktur yang sering berubah, visi dan misi belum ditentukan; (2) Tahap
penyelesaian permasalahan. Konflik ini muncul karena kurangnya kepercayaan
antarindividu, tidak mendiskusikan masalah dengan seluruh tim, perebutan posisi,
proses penentuan keputusan yang mengandung unsur emosi tinggi, perselisihan
tentang pelaksanaan tugas dan cara mengerjakan tugas tersebut tidak saling

9
berkorelasi (job description tidak jelas) sehingga uraian kerja dan tanggung jawab
tidak jelas; (3) Tahap proses pembentukan tim atau kelompok. Pada tahap ini,
konflik muncul karena gaya kepemimpinan, belum ada seorang pimpinan yang
tepat.
3. Tipe Konflik
Tipe konflik bermacam-macam. Ada tipe konflik berdasarkan faktor
penyebabnya dan ada tipe konflik berdasarkan tingkatannya. Penjelasan sebagai
berikut.
a. Tipe Konflik Berdasarkan Faktor Penyebabnya
Berdasarkan faktor penyebabnya, konflik dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Konflik emosi atau perasaan (emotional conflict)
Konflik emosi atau perasaan adalah konflik yang terjadi karena
perasaan dan emosi seseorang pada kondisi atau saat-saat tertentu.
Misalnya: Kemarahan seseorang yang menyebabkan orang lain
tersinggung, Mengucapkan kata-kata yang mengandung unsur ras, suku,
agama atau sosial dan budaya sehingga menimbulkan kemarahan orang
lain.
2) Konflik ide dan pemikiran (cognitive conflict)
Banyak konflik yang diakibatkan oleh ketidaksamaan ide, konsep,
pemikiran (kognitif) seseorang dengan orang lain dalam satu tim kerja.
Misalnya: Pada rapat OSIS yang membahas tentang konsep pameran
dan seminar tentang kewirausahaan, banyak ide yang muncul dari
anggotanya. Untuk meminimalisir konflik, bisa dilakukan kesepakatan
dengan sistem pernilihan dan pengambilan keputusan dan buatlah tata
tertibnya terlebih dahulu.
3) Konflik tujuan (goal conflict)
Konflik jenis ini terjadi pada saat semua hal dan aspek telah disepakati,
termasuk ide-ide pemikirannya, tetapi tujuannya belum sama dan
seirama. Oleh karena itu, visi dan misi haruslah harmonis dan seirama
untuk seluruh anggota. Misalnya: Bila Anda mau bertamasya ke suatu
tempat, maka yang terpenting adalah menentukan tujuan, konsep, ide

10
dan pemikiran, sistem dan aturan selama kita bertamasya agar tidak
terjadi konflik kepentingan.
b. Tipe Konflik Berdasarkan Tingkatannya
Berdasarkan tingkatannya, konflik dapat dibedakan sebagai berikut:
1) Konflik individu atau pribadi
Konflik ini ditimbulkan oleh faktor-faktor individu sendiri seperti sikap,
kepentingan, perilaku, emosi, ide, pemikiran, dan tujuan, serta tidak
dipengaruhi oleh orang-orang di sekitarnya.
2) Konflik antarperorangan atau individu
Konflik antarperorangan adalah konflik yang ditimbulkan oleh dua
orang karena faktor perbedaan dari masing-masing individu.
3) Konflik dalam kelompok
Konflik dalam kelompok adalah konflik yang terjadi antara individu-
individu dalam suatu kelompok dan jumlahnya bisa lebih dari dua
orang. Konflik ini biasanya disebabkan oleh faktor kepemimpinan dari
kelompok tersebut, antara lain: belum adanya seorang pemimpin, gaya
kepemimpinan, adanya pemimpin tetapi masing-masing individu telah
membawa konfliknya sebelum kelompok itu ada.
4) Konflik antarkelompok
Konflik ini biasanya timbul karena tujuan clan keinginan yang
menggebu-gebu untuk segera mewujudkan cita-cita kelompok dan
kelompok lain diharapkan tidak mampu melakukan hal yang sama.
Faktor penyebabnya adalah persaingan antar kelompok, perilaku di
dalam kelompok itu sendiri, hubungan antar kelompok, reaksi terhadap
pilihan seseorang, kemenangan orang lain, atau ketidakarifan dalam
memahami keputusan pemenang.
5) Konflik interorganisasi
Konflik ini memiliki dampak yang lebih besar karena memiliki jumlah
anggota yang juga lebih banyak. Ada beberapa jenis konflik
interorganisasi, yaitu: (1) Konflik vertikal dalam organisasi. Contoh:
konflik antara atasan dan bawahan; (2) Konflik horizontal dalam
organisasi. Contoh: konflik antardepartemen dalam satu organisasi; (3)

11
Konflik antarmanajemen dan staf lain. Contoh: konflik antara manajer
pemasaran dengan staf bagian produksi.
4. Mengelola Konflik
Setiap orang memiliki teknik dan cara memecahkan konflik yang berbeda.
Faktor yang memengaruhi pemecahan konflik adalah sebagai berikut: (1)
Pengalaman masa kecil, misalnya ketika orang tua membantu memecahkan
permasalahan (konflik) yang terjadi antara Anda dan saudara Anda; (2)
Pengalaman saat belajar di sekolah, misalnya ketika guru memecahkan
permasalahan yang terjadi antarteman; (3) Pengetahuan tentang teknik pemecahan
masalah; (4) Tingkat kecerdasan emosi (EQ) yang belum terbentuk dengan baik.
Kecenderungan menggunakan logika dalam segala hal; (5) Tingkat kedewasaaan
seseorang. Sikap positif, karakter, kepribadian dan usia seseorang akan
memengaruhi caranya memecahkan konflik; (6) Media yang sering dilihat, seperti
media televisi, majalah, tabloid, atau koran. Media-media ini akan menginspirasi
seseorang dalam hal cara memecahkan sebuah konflik; (7) Saran dari orang
terdekat. Cara ini sering dilakukan dengan berkonsultasi.
5. Teknik Penyelesaian Konflik
Kita perlu mengetahui teknik apa yang biasanya digunakan dalam
penyelesaian konflik. Teknik-teknik tersebut antara lain:
a. Teknik undur-undur
Ia masuk kedalam tempurung anda. Teknik ini dimaksudkan untuk
mendorong keharmonisan dan refleksi diri. Artinya dengan bersembunyi,
kita tidak perlu menyelesaikan konflik tersebut dan ada gunanya
menghadapi konflik itu. Biarlah itu mereda dengan sendirinya.
Penggunaannya untuk konflik individu yang menuju ke diri sendiri dengan
tujuan kurang baik. Ada unsur kebencian ke arah orang lain.
b. Teknik harimau
Memyelesaikan konflik dengan cara menguasai pihak lawan. Teknik ini
biasanya untuk mendapatkan informasi agar konflik bisa terselesaikan
dengan baik. Artinya teknik ini untuk menaklukkan lawan (orang yang
berkeinginan untuk konflik dengan anda) pada saat yang tepat, cara yang
tepat dan dengan kata-kata yang tepat. Penggunaannya digunakan posisi

12
Anda benar di mata teman atau orang lain, Anda punya alasan yang lebih
kuat, ada tujuan yang pasti pada diri Anda dalam mempertahankan persepsi,
lawan cenderung mengintimidasi menuju ke arah yang tidak baik, unsur
mengganggunya sangat tinggi.
c. Teknik beruang
Selalu bertujuan menjaga keharmonisan, keselarasan, dan hubungan yang
baik. Teknik ini disebut juga dengan strategi hubungan. Artinya menjaga
hubungan baik itu lebih penting, sehingga perlu diciptakan komunikasi yang
baik. Penggunaannya bila lawan adalah teman baik Anda, Dia atasan atau
orang penting untuk Anda, Dia adalah anggota keluarga Anda, Hal-hal yang
dirasa konflik ini bisa menjatuhkan reputasi, karir, dan bisnis Anda.
Caranya bernegosiasi, berkomunikasi untuk mngurangi sebab akibat
terlebih dahulu, mencoba bersikap mendengar terlebih dahulu dan jangan
agresif atau reaktif, jaga emosi semaksimal mungkin.
d. Teknik cendrawasih
Berpikiran bahwa konflik itu pasti ada solusinya, jadi carilah jalan
tengahnya. Teknik ini digunakan demi menciptakan komitmen dan
kesepakatan untuk kebaikan tim atau organisai. Artinya tidak ada konflik
bila terjadi kesepakatan. Jadi, bernegosiasilah dan ciptakan solusi yang
bersifat win-win solution (lawan dibuat merasa menang dan senang dengan
keputusan Anda. Penggunaannya lawan adalah orang yang masih bisa
diajak kompromi, kerugian bagi Anda bila konflik ini terus terjadi dan
berlarut-larut, mengganggu kesibukan, waktu, dan pekerjaan sehingga harus
segera diselesaikan.
e. Teknik burung gelatik
Teknik ini digunakan untuk mencari solusi jangka panjang dan demi
kelangsungan tim atau organisasi. Teknik ini digunakan untuk mencari
solusi jangka panjang. Artinya bila tugas dan keharmonisan itu sangat
penting dan Anda harus melewatinya, maka segera selesaikan konflik ini
dan beri toleransi waktu agar bisa berpikir lebih jernih untuk segera
melakukan pembicaraan kembali. Penggunaannya bila Anda berada pada

13
posisi yang lebih baik dari lawan Anda, ada seorang pemimpin dalam
sebuah kelompok.
6. Manfaat Positif dan Manfaat Negatif Sebuah Konflik
Konflik memiliki filosofi yang sama dengan risiko, kegagalan maupun
kesulitan, didalamnya terdapat dua sisi (positif dan negatif), yaitu:
a. Manfaat Negatif Konflik
Konflik akan menuju (polarisasi) ke arah negatif apabila:
1) Masing-masing tetap bersikukuh pada persepsi clan tujuannya sendiri
tanpa melihat dari sisi orang lain (pihak lawan).
2) Tidak ada yang mau mendamaikan.
3) Tidak ada wasit, penengah, atau pemimpin dalam kelompok.
4) Tidak ada inisiatif untuk bersama-sama memecahkan masalah.
5) Masing-masing pihak bersikap egois, ingin menang sendiri, kaku,
gengsi, dan angkuh.

Konflik yang menuju ke arah pertikaian (negatif) bisa dimanfaatkan agar


menjadi positif dengan cara:
1) Memisahkannya ke kelompok yang memiliki posisi dan tujuan yang
berbeda sehingga tercipta persaingan yang menguntungkan bisnis clan
mereka sendiri.
2) Terangkan bahwa tujuan mereka benar clan baik tetapi caranya yang
salah. Untuk itu ubah cara clan persepsi yang digunakan agar bisa
mencapai tujuan yang baik.
3) Lakukan negosiasi dan pertemuan untuk memberi pengertian bahwa
Anda orang hebat dan jadikan mereka partner untuk bahumembahu.

b. Manfaat Positif Konflik


Konflik yang bersifat positif tentunya lebih mudah diambil manfaatnya.
Manfaat positif konflik, antara lain:
1) Membuat situasi lebih jelas clan terbuka sehingga Anda tahu maksud
dan tujuan yang diinginkan orang lain.

14
2) Memperbaharui tim dan memanfaatkan semangat, energi, dan gairah
mereka sehingga bisa memperoleh keuntungan untuk memajukan
bisnis.
3) Mendorong kreativitas tim clan anggotanya melalui adu argumen yang
bersifat positif hingga ditemukan ide, inspirasi, informasi barn atau
peluang bisnis untuk menciptakan sebuah solusi yang kreatif clan
inovatif.
4) Mengungkapkan apa yang ada dalam pikiran. Spontanitas itu bersifat
jujur dan terbuka sehingga Anda bisa tahu kelemahan clan keunggulan
orang lain dengan adanya konflik tersebut.
5) Memberi kesempatan pada orang yang ingin memberikan kontribusi
positif bagi tim atau organisasi.
6) Emosi negatif akan clikeluarkan clan energi positif akan diolah untuk
mengendalikan konflik agar tidak bersifat negatif.
7) Menclorong pertumbuhan usaha agar tercipta loyalitas karena adanya
konflik positif.
8) Membangun kepercayaan diri karyawan clan anggota tim agar berani
mengungkapkan pendapat.
9) Untuk lebih menegaskan kembali prinsip-prinsip tim, yaitu:
a) Visi dan misi
b) Tujuan organisasi
c) Kebijakan organisasi
d) Tata tertib organisasi
e) Hal-hal lain yang penting bagi perusahaan
f) Semakin lebih mengenal dan untuk menyeleksi siapa saja orang
yang ingin maju.

D. Komunikasi
Apapun hasil keputusan, sekalipun itu keputusan yang kreatif, strategis
ataupun intuitif, maka haruslah dikomunikasikan kepada pihak yang berkaitan
dengan hasil keputusan tersebut. Pihak-pihak yang diberikan informasi atau
dikomunikasikan atas hasil akhir antara lain; (1) Pihak lawan atau yang terkait
dengan konflik; (2) Seluruh anggota tim atau karyawan dan anggota organisasi

15
yang berkaitan dengan keputusan tersebut; (3) Kepada pelanggan vula itu adalah
keputusan bisnis yang bersifat persamaan; (4) Kepada orang yang dianggap
penting dan berhubungan dengan keputusan tersebut.
Jenis-jenis media untuk berkomunikasi adalah sebagai berikut: (1) Media
verbal, merupakan salah satu hal utama yang slalu digunakan oleh orang dalam
mengkomunikasikan sebuah keputusan; (2) Media tulisan (surat, email, sms, dll);
(3) Media audio vidio (tv, radio dll); (4) Media gambar atau desain secara visual;
(5) Media kemasan produk (label, leaflet dll); (5) Media nonverbal (isyarat, gerak
tubuh); (6) Media online (wabsite, blog, facebook).

16
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan
Berdasarkan kajian yang telah dipaparkan diatas, maka dapat disimpulkan
bahwa dalam menjalankan suatu bisnis perlu adanya Manajemen Sumber Daya
Manusia (MSDM) dalam hal ini yaitu karyawan. Karyawan yang bekerja pada
suatu perusahaan atau bisnis merupakan unsur yang sangat penting. Tanpa adanya
karyawan, maka suatu usaha tidak akan berjalan meskipun perusahaan tersebut
memiliki strategi dan modal yang sangat baik. Oleh karena itu karyawan harus
diperlakukan dengan baik agar perusahaan atau suatu bisnis dapat berjalan dengan
lancar. Pimpinan perusahaan atau suatu bisnis melalui Human Resources
Development (HRD) dapat melakukan motivasi terhadap karyawan,
menyelesaikan konflik perusahaan atau binis dan melakukan komunikasi dengan
baik dengan karyawan. Perusahaan yang melakukan langkah tersebut dapat
mencapai tujuan yang dinginkannya.

B. Saran
Berdasarkan simpulan yang telah dipaparkan, maka saran dalam makalah ini
adalah perusahaan perlu memperhatikan karyawannya. Perhatian yang dapat
dilakukan perusahaan dapat berupa pemberian motivasi, menyelesaikan konflik
apabila terdapat konflik dan melakukan komunikasi dengan baik terhadap seluruh
karyawan.

17
DAFTAR PUSTAKA

Hendro. (2011). Dasar-dasar Kewirausahaan Panduan Bagi Mahasiswa untuk


Mengenal, Memahami, dan Memasuki Dunia Bisnis. Jakarta: Erlangga.

18
LAMPIRAN
Review Artikel

19

Anda mungkin juga menyukai