PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
Pembuatan laporan kasus ini bertujuan untuk memberikan pengertian dan
pemahaman mengenai Stroke Iskemik serta sebagai syarat dalam mengikuti
kegiatan Kepanitraan Klinik Senior (KKS) Rumah Sakit Royal Prima Bagian
Ilmu Penyakit Syaraf.
1.3.Manfaat
1
Laporan kasus ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada penulis
dan pembaca khususnya yang terlibat dalam bidang medis dan masyarakat
umum agar dapat untuk mempelajari kasus Stroke Iskemik yang
berlandaskan teori guna memahami bagaimana cara mengenali, mengobati,
dan mencegah stroke, termasuk tindakan pada saat akut dan pada tingkat
kronis, sehingga dapat mengoptimalisasi kemampuan dan pelayanan dalam
merawat pasien yang menderita Stroke Iskemik.
BAB 2
2
TINJAUAN PUSTAKA
Berdasarkan penyebab :
3
Adalah sumbatan pembuluh darah serebral oleh thrombus yang
kebanyakannya berasal dari arterosklerotik.
4. Stroke Iskemik Emboli
Adalah sumbatan pembuluh darah serebral oleh embolus yang berasal dari
jantung.
4
Di sekitar daerah iskemi timbul edem glia, akibat berlebihannya H+ dari
asidosis laktat. K+ dari neuron yang rusak diserap oleh sel glia disertai rentensi air
yang timbul dalam empat hari pertama sesudah stroke. Edem ini menyebabkan
daerah sekitar nekrosis mengalami gangguan perfusi dan timbul iskemi ringan
tetapi jaaringan otak masih hidup. Daerah ini adalah iskemik penumbra.
Bila terjadi stroke, maka di suatu daerah tertentu dari otak akan terjadi
kerusakan. Neuron-neuron di daerah tersebut akan mati, dan neuron yang rusak
akan mengeluarkan glutamat yang selanjutnya membanjiri sel disekitarnya.
Glutamat akan merusak membran sel neuron dan membuka calcium channels,
kemudian terjadi influks kalsium yang mengakibatkan kematian sel. Neuron-
neuron yang rusak juga akan melepaskan radikal bebas yaitu charged oxygen
molecules (seperti nitric acida atau NO) yang akan merombak molekul lemak
didalam membran sel sehingga membran sel akan bocor dan terjadilah influks
kalsium.
2. Pemeriksaan fisik
Pada pemeriksaan fisik dijumpai kelemahan gerak satu sisi, afasia,
kelumpuhan nervus kranialis ( bicara pelo, mulut mencong, kesulitan
menelan).
3. Pemeriksaan Laboratorium
a. Darah lengkap dan LED
b. Ureum, elektrolit, glukosa dan lipid
c. Rontgen dada dan EKG
4. Pemeriksaan penunjang
5
a. CT-scan
Pemeriksaan CT-scan berguna untuk membedakan infrak serebri
atau perdarahan, yang berguna untuk melakukan penatalaksanaan.
1. Terapi Umum
a. Stabilisasi Jalan Napas dan Pernapasan Pemantauan secara terus
menerus terhadap status neurologis, nadi, tekanan darah, suhu tubuh.
b. Pemberian oksigen dianjurkan pada keadaan dengan saturasi oksigen
< 95%. Perbaiki jalan nafas termasuk pemasangan pipa orofaring pada
6
pasien yang tidak sadar. Berikan bantuan ventilasi pada pasien yang
mengalami penurunan kesadaran.Terapi oksigen diberikan pada pasien
hipoksia. Pasien stroke iskemik akut yang nonhipoksia tidak
mernerlukan terapi oksigen.
2. Stabilisasi Hemodinamik
c. Bila tekanan darah sistolik <120 mmHg dan cairan sudah mencukupi,
maka obat-obat vasopressor dapat diberikan secara titrasi seperti
dopamin dosis sedang/ tinggi, norepinefrin atau epinefrin dengan target
tekanan darah sistolik berkisar 140 mmHg.
A. Medikamentosa
7
Indikasi : Terapi trombolitik pada stroke non hemoragik akut. Terapi
harus dilakukan selama 3 4,5Jam sejak terjadinya simptom dan
setelah dipastikan tidak mengalami stroke perdarahan dengan CT scan
Anti koagulan :heparin, LMWH, heparinoid untuk stroke emboli)
Neuroprotektan
8
2.8 Komplikasi dan Prognosis Stroke Iskemik2
Pasien yang mengalami gejala berat, misalnya imobilisasi dengan
hemiplegia berat, rentan terhadap komplikasi yang dapat menyebabkan
kematian lebih awal yaitu:
9
BAB 3
LAPORAN KASUS
I. Anamnesis Pribadi
Nama : Jumiati
Umur : 62 tahun
Jenis kelamin : Perempuan
Suku Bangsa : Jawa
Agama : Islam
Status : Sudah Menikah
Pekerjaan : Pedagang
Alamat : Jl. Titi Papan No. 17 Medan
Tanggal Masuk : 27-06-2017
Tanggal Keluar :-
10
Riwayat Penggunaan Obat : allopurinol, amlodipine, piroxycam
B. Tes konfrontasi : ( / )
Nervus III, IV, VI Oculi Dextra (OD) Oculi Sinistra (OS)
Gerakan Bola Mata : + +
Nistagmus : - -
Pupil
Lebar : 2 mm 2 mm
11
Bentuk : 2 mm 2 mm
Fenomena Dolls Eye : - -
Strabismus : - -
Ptosis : - -
Nervus VII
Motorik
Kerut Kening : (+)
Menutup Mata : (+)
Memperlihatkan Gigi : (+)
Tertawa : (+)
Sensorik
Pengecapan 2/3 Depan Lidah: Normal
Produksi Kelenjar Ludah : Normal
Nervus VIII
Auditorius : Normal
Vestibularis
Nistagmus : Sulit dinilai
Tes Romberg : Sulit dinilai
Nervus IX, X
Pallatum Mole : Dalam batas normal
12
Uvula : Dalam batas normal
Disartria : Dalam batas normal
Disfonia : Dalam batas normal
Refleks Muntah : Dalam batas normal
Pengecapan 1/3 Belakang Lidah : Dalam batas normal
Nervus XI
Kekuatan m. sternokloiddomastoideus : (+)
Kekuatan m. trapezius : (+)
Nervus XII
Lidah
Tremor : (+)
Atrofi : (-)
Fasikulasi : (-)
Ujung Lidah Sewaktu Istirahat : (-)
Ujung Lidah Sewaktu Dijulurkan : (-)
C. Pemeriksaan Motorik
1. Refleks
Refleks Fisiologis : Normal (+)
Biceps : (+)
Triceps : (+)
Brachioradialis : (+)
APR :
KPR :
13
Chaddock : (-) (-)
Gordon : (-) (-)
Schaefer : (-) (-)
Hoffman-Tromner : (-) (-)
Gonda : (-) (-)
2. Tonus Otot
Hipotonia : (-)
Hipertonia : (-)
D. Sensibilitas :
a. nyeri : (-) karena sudah diberi anti nyeri
b. raba : (+)
c. getar : (+)
d. suhu : (+)
E. Sistem koordinasi :
F. Fungsi Kortikal :
b. Orientasi : (+)
c. Kecerdasan : (+)
d. Bahasa : (+)
e. Memory : (+)
14
f. Pengetahuan Umum : (+)
v. Kesimpulan Pemeriksaan
Keluhan Utama : Bicara Celat
Telaah : Hal ini dialami os dua hari berturut-turut,
terjadi secara tiba-tiba, lemah tungkai (-).
Mual (-), muntah (-).
Riwayat Penyakit Terdahulu : Hipertensi, hiperuricemia
Riwayat Penggunaan Obat : allopurinol, amlodipine, piroxycam
Status Present
Tekanan Darah : 160/70 mmHg
Nadi : 92 x/ menit
Frekuensi Nafas : 24x/ menit
Temperatur : 37,4 C
Kulit : Normal, Turgor Kulit Baik
Nervus Kranialis
N. I : Normosmia
N. II : Refleks cahaya +/+
N. III,IV, VI : Gerakan bola mata (+)
N. V : Buka tutup mulut (+)
N. VII : Normal
N. VIII : Normal
N. IX,X : Dalam batas normal
N. XI : Normal
N. XII : Lidah tremor (+)
Status Neurologis
Sensorium : Compos Mentis
15
Peningkatan TIK : Sakit kepala (-)
Muntah proyektil (-)
Kejang (-)
Rangsang meningeal : Tanda Brudzinski I kanan (+)
Refleks fisiologis : Normal
Refleks patologis : Babinski kiri (+)
Hematologi
16
Kimia Klinik
17
Dilakukan pemeriksaan CT scant kepala potongan axial dengan hasil
sebagai berikut :
18
Supratentorial lesi hipodens multiple thalamus kanan dan kapsula eksterna
kanan kiri.
Kesan: Infark Cerebri multiple thalamus kanan dan kapsula eksterna kanan
kiri, sesuai Stroke Non- haemorrhagic
Diagnosis
DIAGNOSIS FUNGSIONAL : Stroke Iskemik
DIAGNOSIS ANATOMIK : Intraserebral
DIAGNOSIS BANDING : Perdarahan Subaraknoid
DIAGNOSIS KERJA : Stroke Iskemik
OA Genu Bilateral
Penatalaksanaan
Penatalaksanaan Awal
- IVFD Ringer Laktat 20 gtt / i
- Inj. Citicolin 500 mg / 8 jam
- Inj. Ranitidin 1 amp / 12 jam
- Inj. Ketorolac 1 amp / 8 jam
- IVFD NaCl 0,9% 20 gtt / i
- Aspilet 80 gr 1 x 1
- Melyoxycam 15 gr 1 x 1
- Eperisone Hcl 50 gr 2 x 1
- Glucosamin 3 x 1
- Antasida Tab 3 x 1
- Mecobalamin 3 x 500 gr
- Camidyr Syr 3 x C I
19
Hasil Follow 27 Juni 2017 28 Juni 2017 29 Juni 2017
Up
Keluhan Bicara celat dan Bicara celat dan Bicara celat dan
Utama lemah tungkai (-) nyeri kedua lutut nyeri kedua lutut
Keluhan - - -
Tambahan
20
1x1
- Meloxycam
15 gr 1 x 1
- Eperisone
HCl 50 gr 2
x1
- Glucosamin
3x1
- Antasida
126 2 x 1
- Mecobalami
n 3 x 500 gr
- Camidyr syr
3xCI
Penjajakan: Darah rutin
KGD sewaktu
EKG
X-Ray
Head CT-Scan
BAB 4
DISKUSI KASUS
KASUS TEORI
21
menelan).
SISTEM SCORING
Sens : Compos mentis, mual (-), sakit Siriraj stroke score = ( 2,5 x S ) + ( 2 x
kepala (-), sesak (-) M ) + ( 2 x N ) + ( 0,1 D ) ( 3 x A )
12.
TD : 130 / 70 mmHg, Hipertensi (+),
DM (-) Penilaian :
TERAPI CAIRAN
Dalam kasus ini pasien diberikan cairan Cairan yang diberikan yaitu kristalloid
kristalloid yaitu Ringer Laktat dan dan koloid.
NaCl 0,9%
22
BAB 5
KESIMPULAN
Pada kasus ini, pasien datang dengan keluhan bicara celat dalam dua hari
terjadi tiba-tiba, lemah tungkai tidak ada. Sesak (-), oyong (-), mual (-), muntah
(-), kejang (-), pingsan (-), lemah (+), BAB / BAK (+).
Pasien diberikan terapi oleh dokter pada tanggal 27 Juni 2017 yaitu IVFD
Ringer Laktat 20 gtt / i, Inj. Citicolin 500 mg / 8 jam, Inj. Ranitidin 1 amp / 12
jam. Pada tanggal 28 juni 2017 dokter memberi terapi yaitu IVFD Ringer Laktat
20 gtt / i, Inj. Citicolin 500 mg / 8 jam, Inj. Ranitidin 1 amp / 12 jam, Inj.
Ketorolac 1 amp / 8 jam dan pada tanggal 29 juni 2017 dokter memberi terapi
yaitu IVFD NaCl 0,9% 20 gtt / i, Aspilet 80 gr 1 x 1, Melyoxycam 15 gr 1 x 1,
Eperisone Hcl 50 gr 2 x 1, Glucosamin 3 x 1, Inj. Ketorolac 1 amp / 8 jam,
23
Antasida Tab 3 x 1, Mecobalamin 3 x 500 gr, Inj. Citicolin 500 mg / 8 jam, Inj.
Ranitidin 1 amp / 12 jam, Camidyr Syr 3 x C I.
DAFTAR PUSTAKA
24