Mi Resume 1
Mi Resume 1
MANAJEMEN LABORATORIUM
MATA KULIAH
MANAJEMEN INDUSTRI
Drs. Faried Wadjdi, M.Pd, M.M
Disusun oleh:
KELOMPOK 3
Daftar Isi.........................................................................................................................i
BAB I. PENDAHULUAN
3.1. Tugas......................................................................................................13
Daftar Pustaka 17
Lampiran 18
BAB I
PENDAHULUAN
Pada materi yang disampaikan pada tanggal 8 Maret 2017 oleh Bapak Faried
Wadjdi kita membahas manajemen laboratorium yaitu bagaimana manjemen, fungsi
hingga perangkat-perangkat yang ada pada laboratorium. Sekolah atau tempat belajar
lainnya yang baik memiliki standar yang baik bahkan yang terbaik untuk dapat
dikatakan berstandar nasional. Perlu adanya fasilitas yang cukup di dalamnya. Salah
satu fasilitasnya adalah laboratorium. Laboratorium yang terkelola dengan baik
menjadi salah satu syaratnya. Namun, tidak menutup kemungkinan sekolah yang
biasa-biasa saja dapat memiliki fasilitas laboratorium meskipun dengan kondisi yang
sederhana.
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.
1.2. Tujuan
1
BAB II
ISI
2
bahan. Pengaturan uang pada manajemen sendiri adalah pengaturan bagaimana uang
atau pemasukan dapat digunakan seefisien mungkin agar tidak terjadi kerugian dalam
suatu perusahaan. Pengaturan waktu adalah bagaimana caranya produsen untuk
menepati waktu yang dijanjikan kepada konsumen agar tidak terjadi kemoloran
waktu dalam proses produksi. Dan yang terakhir adalah pengaturan bahan yaitu
bagaimana caranya agar sebuah perusahaan produksi memanfaatkan bahan yang ada
agar tidak banyak terbuang dengan cara diukur dan dirancang terlebih dahulu. Contoh
apabila dalam sebuah produksi garmen, bahan 2 meter dapat dijadikan sebuah gamis
dan bahan tersebut tidak banyak yang terbuang karena pengukuran saat produksi yang
dilakukan tepat.
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis,
logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM,
tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium
itu sendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah
ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena
sebuah laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium
itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa
laboratorium tersebut.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena
fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan
yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai
kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang
melebihi kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan
mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah
laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40
orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2dari
3
keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum
mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 4 m2 untuk setiap
mahasiswa.
2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan
peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi
persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung
makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang
layak operasi diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar
kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang
diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang
memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan
nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat
kerja dengan mudah dan lancar.
Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:
1. mudah dilihat
2. mudah dijangkau
3. aman untuk alat
4. aman untuk pemakai
3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.
Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang
keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Catatan inventaris
yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu
ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana
suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan
pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau
kecurian. Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan
pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan
4
Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau
diisi, diantaranya:
1. Buku Induk Barang Inventaris
2. Buku Catatan Barang Inventaris
3. Buku Golongan Barang Inventaris
4. Laporan Triwulan Mutasi barang
5. Daftar Isian Barang
6. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris
5
Suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau
menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam
penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab
(variabel bebas) tersebut memengaruhi akibat (variabel terikat). Penelitian ini banyak
digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi
sosial.
Kualitas pembuatannya.
6
pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran,
mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan
laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-
ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa
melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan
bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun
untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya
tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah
laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus
untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini
didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan
kenyamanan para pengguna laboratorium.
Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan
kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-
alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang
penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100
m2, 70 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang
penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan
alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan
alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan.
Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari
pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang
praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru
selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus
memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses
pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah
sampai dua kali luas ruang kelas. Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang
praktikum dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki
fasilitasfasilitas utama sebagai berikut :
1. Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain),
instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
2. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja
demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari
penyimpanan alat-alat praktikum.
3. Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.
7
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya ruang
praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak
tertutup rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).
2. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
3. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru
serta dapat teramati dari.kedua ruangan itu.
4. Kotak P3K.
5. Fasilitas pemadam kebakaran.
8
selalu harus menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak
terkecuali dalam kegiatan penataan dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Organisasi/struktur laboratorium fisika di sekolah/perguruan tinggi adalah
pemberdayaan segala sumber daya yang dimiliki sekolah/perguruan tinggi dalam
penyelenggaraan laboratorium fisika di sekolah/perguruan tinggi tersebut.
Pemberdayaan segala sumber daya itu direncanakan dan dilaksanakan secara teratur
sehingga penyelenggaran laboratorium fisika berjalan sesuai dengan peranan fungsi
dan manfaat laboratorium fisika dalam upaya mendukung tercapainya visi, misi dan
tujuan sekolah. Keberadaan organisasi laboratorium fisika sekolah ditandai dengan
adanya kejelasan fungsi dan kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah,
personalia laboratorium, dan manajemen pengelolaan laboratorium.
Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sendiri berarti suatu upaya pemikiran
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani dari tenaga
kerja. Secara keilmuan, K3 merupakan ilmu dan terapan untuk mencegah kecelakaan
dan penyakit dalam proses bekerja.
Kondisi bangunan adalah kondisi yang baik pada sebuah bangunan agar pekerja
di dalam laboratorium aman. Seperti lantai yang tidak licin dan permukaannya rata.
Ventilasi dan jendela yang tidak terlalu disorot oleh matahari agar pekerja tidak silau
saat mengerjakan suatu proyek di dalam lab.
9
Peletakkan alat laboratorium juga penting. Seperti peletakkan bahan-bahan
kimia yang diletakkan di dalam sebuah lemari yang terhindar dari sinar matahari.
Peletakkan alat-alat yang terbuat dari kaca di lemari. Peletakkan alat-alat yang
menggunakan motor di atas sebuah meja dan lain-lain.
10
2.9 Akreditasi Laboratorium
11
Fasilitas laboratorium untuk pengujian dan/atau kalibrasi harus sedemikian
rupa dapat memberikan hasil pengujian dan/atau kalibrasi yang memadai dan
dapat memberikan data yang valid dan benar.
12
BAB III
TUGAS
13
Alat dan
bahan yang
dimiliki lab
fisika
Pengembangan
Output yang Kebutuhan
dihasilkan Lab Fisika masyarakat
(Produk) dalam Unit sekolah
Sekolah
Pengolahan
SDM
Bandul gravitasi
Tali/benang
Penggaris
14
Jangka sorong/sigmat
Stopwatch
Penggaris busur
Kalorimeter + pengaduk
Thermometer
Panci
Kompor listrik
Garpu tala
Martil
Tabung udara
Thermometer ruangan
Beban
Tumpuan beban
Bejana didih
Statif
15
Sine wave generator
Adaptor
Loudspeaker
Es
Air
1. Susu cair
16
3. Coklat cair atau vanili
4. Garam
5. Es batu
6. Gula pasir
17
DAFTAR PUSTAKA
18
Lampiran
19
20