Anda di halaman 1dari 22

RESUME 1

MANAJEMEN LABORATORIUM

MATA KULIAH
MANAJEMEN INDUSTRI
Drs. Faried Wadjdi, M.Pd, M.M
Disusun oleh:

KELOMPOK 3

Ahmad Fauzi 5115141086


Firda Muslimah P. 5115144121
Putriansyah 5115141831
Pratiwi Mutiara 5115141056
Sofhyan Ajie 5115144134

PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2017
DAFTAR ISI

Daftar Isi.........................................................................................................................i

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..........................................................................................1


1.2. Tujuan.......................................................................................................1

BAB II. PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Laboratorium..........................................................................2


2.2. Fungsi Laboratorium................................................................................2
2.3. Managemen Laboratorium.......................................................................2
2.4. Pengertian Eksperimen.............................................................................6
2.5. Faktor Pertimbangan Perencanaan Kualitas Alat.....................................6
2.6. Spesifikasi Bangunan Laboratorium........................................................6
2.7. Penataan Peralatan & Struktur Laboratorium...........................................8
2.8. Kenyamanan & Keselamatan Kerja.........................................................9
2.9. Akreditasi Laboratorium.........................................................................11

BAB III SOAL DAN JAWABAN

3.1. Tugas......................................................................................................13

Daftar Pustaka 17
Lampiran 18
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pada materi yang disampaikan pada tanggal 8 Maret 2017 oleh Bapak Faried
Wadjdi kita membahas manajemen laboratorium yaitu bagaimana manjemen, fungsi
hingga perangkat-perangkat yang ada pada laboratorium. Sekolah atau tempat belajar
lainnya yang baik memiliki standar yang baik bahkan yang terbaik untuk dapat
dikatakan berstandar nasional. Perlu adanya fasilitas yang cukup di dalamnya. Salah
satu fasilitasnya adalah laboratorium. Laboratorium yang terkelola dengan baik
menjadi salah satu syaratnya. Namun, tidak menutup kemungkinan sekolah yang
biasa-biasa saja dapat memiliki fasilitas laboratorium meskipun dengan kondisi yang
sederhana.
Manajemen laboratorium (laboratory management) adalah usaha untuk
mengelola laboratorium. Suatu laboratorium dapat dikelola dengan baik sangat
ditentukan oleh beberapa faktor yang saling berkaitan satu dengan yang lainnya.
Beberapa alat-alat laboratorium yang canggih, dengan staf profesional yang terampil
belum tentu dapat berfungsi dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
manajemen laboratorium yang baik. Oleh karena itu manajemen laboratorium adalah
suatu bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan laboratorium sehari-hari.

1.2. Tujuan

Resume Manajemen Industri ini adalah untuk memudahkan mahasiswa dalam


mengetahui dan memahami materi tentang manajemen laboratorium. Sehingga,
resume ini dapat dijadikan sebuah referensi dalam proses pembelajaran. Tujuan
resume ini yaitu:
1. Dapat memahami Manajemen Lab dan Akreditasi Lab
2. Dapat mengetahui Fungsi dan Akreditasi Lab

1
BAB II

ISI

2.1 Pengertian Laboratorium

Laboratorium sendiri berarti sarana atau tempat untuk melakukan


eksperimen/uji coba dan penelitian apabila kita memiliki pengetahuan. Eksperimen
yang dimaksud berarti suatu tindakan dan pengamatan yang dilakukan untuk
mengecek atau menyanggah sebuah hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat
antara gejala.

Jadi manajemen laboratorium adalah upaya pengelolaan atau pengaturan uang,


waktu dan bahan dari sebuah sarana untuk melakukan pengamatan untuk mengecek
atau menyanggah sebuah hipotesis.

2.2. Fungsi Laboratorium

Untuk membantu kegiatan akademik, yaitu praktikum mahasiswa.

Untuk melakukan penelitian, baik uang dilakukan oleh mahasiswa


tugas akhir maupun yang dilakukan oleh para dosen.

Untuk melakukan pengabdian kepada masyarakat, yaitu penelitian


teknologi terapan yang langsung di aplikasikan kepada masyarakat.

2.3. Managemen Laboratorium

Manajemen laboratorium terdiri dari dua kata yaitu manajemen dan


laboratorium. Manajemen sendiri berarti sesuatu yang dikelola atau diatur secara
terstruktur. Adapun yang diatur dalam manajemen tersebut berupa uang, waktu dan

2
bahan. Pengaturan uang pada manajemen sendiri adalah pengaturan bagaimana uang
atau pemasukan dapat digunakan seefisien mungkin agar tidak terjadi kerugian dalam
suatu perusahaan. Pengaturan waktu adalah bagaimana caranya produsen untuk
menepati waktu yang dijanjikan kepada konsumen agar tidak terjadi kemoloran
waktu dalam proses produksi. Dan yang terakhir adalah pengaturan bahan yaitu
bagaimana caranya agar sebuah perusahaan produksi memanfaatkan bahan yang ada
agar tidak banyak terbuang dengan cara diukur dan dirancang terlebih dahulu. Contoh
apabila dalam sebuah produksi garmen, bahan 2 meter dapat dijadikan sebuah gamis
dan bahan tersebut tidak banyak yang terbuang karena pengukuran saat produksi yang
dilakukan tepat.

Dalam pengelolaan laboratorium, pengelolaannya meliputi beberapa aspek


yaitu sebagai berikut:
1. Perencanaan
2. Penataan
3. Pengadministrasian
4. Pengamanan, perawatan, dan pengawasan

1. Perencanaan
Perencanaan merupakan sebuah proses pemikiran yang sistematis, analitis,
logis tentang kegiatan yang harus dilakukan, langkah-langkah, metode, SDM,
tenaga dan dana yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan
secara efektif dan efisien.
Perencanaan ini dimaksudkan untuk merencakan konsep dari suatu laboratorium
itu sendiri. Bagaimanakah bentuk laboratorum yang ideal? Berapa besarkah
ukurannya? Pertanyaan-pertanyaan ini tidak serta merta dapat kita dijawab, karena
sebuah laboratium dibangun untuk tujuan tertentu. Artinya sebelum laboratoium
itu dibangun harus tahu dulu untuk keperluan apa dan untuk dipakai siapa
laboratorium tersebut.
Disamping bentuk, ukuran laboratorium perlu mendapat perhatian, karena
fungsi laboratorium di sekolah-sekolah tidak hanya digunakan untuk percobaan
yang bersifat individual. Umumnya laboratorium digunakan untuk berbagai
kegiatan percobaan dalam konteks proses belajar mengajar. Jumlah siswa yang
melebihi kapasiitas ruangan laboratorium dalam satu kali percobaan akan
mengganggu kenyamanan dan jalannya percobaan atau aktivitas lainnya. Sebuah
laboratorium dengan ukuran lantai seluas 100 m2 dapat digunakan oleh sekitar 40
orang siswa, dengan rasio setiap siswa menggunakan tempat seluas 2,5 m2dari

3
keseluruhan luas laboratorium. Laboratorium untuk keperluan praktikum
mahasiswa membutuhkan ukuran lebih luas lagi, misalnya 3 4 m2 untuk setiap
mahasiswa.

2. Penataan
Tata letak peralatan adalah suatu bentuk usaha pengaturan penempatan
peralatan di laboratorium, sehingga laboratorium tersebut berwujud dan memenuhi
persyaratan untuk beroperasi. Kata pengaturan dalam kalimat di atas mengandung
makna yang sangat luas, yaitu bahwa dalam mewujudkan suatu laboratorium yang
layak operasi diperlukan penempatan perlatan yang tersusun yang rapi berdasar
kepada proses dan langkah-langkah penggunaan/aktivitas dalam laboratorium yang
diharapkan, begitu pula dengan daerah kerja harus memiliki luas yang
memungkinkan pengguna/pekerja/operator dapat bergerak bebas, aman dan
nyaman, di samping lalu lintas bahan yang akan digunakan dapat sampai ke tempat
kerja dengan mudah dan lancar.

Tujuan Tata Letak laboratorium:


1. Mengurangi hambatan dalam upaya melaksanakan suatu pekerjaan yang
menjadi tanggung jawabnya.
2. Memberikan keamanan dan kenyamanan bagi pengguna/pekerja/operato.
3. Memaksimalkan penggunaan peralatan.
4. Memberikan hasil yang maksimal dengan pendanaan yang minimal
5. Mempermudah pengawasan.

Prinsip-prinsip yang perlu diperhatikan dalam menyusun tata letak peralatan dan
perabotan laboratorium adalah:
1. mudah dilihat
2. mudah dijangkau
3. aman untuk alat
4. aman untuk pemakai

3. Pengadministrasian
Pengadministrasian sering juga disebut sebagai kegiatan menginventaris.
Inventaris adalah sutu kegiatan dan usaha untuk mnyediakan catatan tentang
keadaan semua fasilitas, barang-barang yang dimiliki sekolah. Catatan inventaris
yang baik akan mempermudah pergantian tanggung jawab dari pengelola yang satu
ke yang lainnya. Inventaris juga akan mempermudah untuk mengetahui dimana
suatu peralatan akan ditempatkan. Dengan demikian akan mempermudahkan
pengontrolan, seperti terhadap kehilangan yang disebabkan oleh kecerobohan atau
kecurian. Menurut Instruksi Mendikbud No. 4/M/1980 tentang tata pelaksanaan dan
pelaporan hasil inventarisasi barang milik/kekayaan negara di lingkungan

4
Depdikbud, maka ada beberapa daftar alat inventarisasi yang harus digunakan atau
diisi, diantaranya:
1. Buku Induk Barang Inventaris
2. Buku Catatan Barang Inventaris
3. Buku Golongan Barang Inventaris
4. Laporan Triwulan Mutasi barang
5. Daftar Isian Barang
6. Daftar Rekapitulasi barang Inventaris

4. Pengamanan dan Perawatan


Pada dasarnya pengamanan, perawatan dan pengawasan laboratorium
merupakan tanggung jawab bersama baik pengelola maupun pengguna. Mengatur
dan memelihara laboratorium merupakan upaya agar laboratorium selalu tetap
berfungsi sebagaimana mestinya. Sedangkan upaya menjaga keselamatan kerja
mencakup usaha untuk selalu mencegah kemungkinan terjadinya kecelakaan
sewaktu bekerja di laboratorium dan penangannya bila terjadi kecelakaan.

Usaha yang dilakukan dalam memelihara kelancaran penggunaan laboratorium,


antara lain:
1. Jadwal penggunaan laboratorium yang jelas
2. Tata tertib laboratorium yang dilaksanakan dengan tegas
3. Alat penanggulangan kecelakaan: pemadam kebakaran, kotak P3K, dll
dalam keadaan baik dan dipahami.

Sarana pengamanan yang diperlukan dan harus ditaati di hampir semua


laboratorium antara lain:
1. Saluran air dengan kran dan shower
2. Saluran gas dengan kran sentral
3. Jaringan listrik yang dilengkapi dengan sekering atau pemutus arus
4. Kotak p3k yang berisi lengkap obat
5. Nomor telepon kantor pemadam kebakaran, rumah sakit, dan dokter
6. Alat pemadam kebakaran yang siap pakai dan mudah dijangkau
7. Aturan dan tata tertib penanggulangan kecelakaan

2.4 Pengertian Eksperimen

5
Suatu set tindakan dan pengamatan, yang dilakukan untuk mengecek atau
menyalahkan hipotesis atau mengenali hubungan sebab akibat antara gejala. Dalam
penelitian ini, sebab dari suatu gejala akan diuji untuk mengetahui apakah sebab
(variabel bebas) tersebut memengaruhi akibat (variabel terikat). Penelitian ini banyak
digunakan untuk memperoleh pengetahuan dalam bidang ilmu alam dan psikologi
sosial.

2.5 Faktor Pertimbangan Perencanaan Kualitas Alat

Potensial alat untuk unit produksi.

Kemampuan alat untuk mengerjakan pekerjaan.

Kesesuaian alat dengan pengguna .

Kualitas kelistrikan alat.

Kualitas pembuatannya.

Kesederhanaan komponen dan penampilannya.

2.6 Spesifikasi Bangunan Laboratorium

Pemakai laboratorium hendaknya memahami tata letak atau layout bangunan


laboratorium. Pembangunan suatu laboratorium tidak dipercayakan begitu saja
kepada seorang arsitektur bangunan. Bangunan laboratorium tidak sama dengan
bangunan kelas. Banyak faktor yang harus dipertimbangkan sebelum membangun
laboratorium. Faktor-faktor tersebut antara lain lokasi bangunan laboratorium dan
ukuran-ukuran ruang.
Persyaratan lokasi pembangunan laboratorium antara lain tidak terletak pada
arah angin yang menuju bangunan lain atau pemukiman. Hal ini dimaksudkan untuk
menghindari penyebaran gas-gas berbahaya. Bangunan laboratorium tidak berdekatan
atau dibangun pada lokasi sumber air. Bangunan laboratorium jangan terlalu dekat
dengan bangunan lainnya. Lokasi laboratorium harus mudah dijangkau untuk

6
pengontrolan dan memudahkan tindakan lainnya misalnya apabila terjadi kebakaran,
mobil kebakaran harus dapat menjangkau bangunan laboratorium.
Selain persyaratan lokasi, perlu diperhatikan pula tata letak ruangan. Ruangan
laboratorium untuk pembelajaran sain umumnya terdiri dari ruang utama dan ruang-
ruang pelengkap. Ruang utama adalah ruangan tempat para siswa atau mahasiswa
melakukan praktikum. Ruang pelengkap umumnya terdiri dari ruang persiapan dan
ruang penyimpanan. Ruang persiapan digunakan untuk menyiapkan alat-alat dan
bahan-bahan yang akan dipakai praktikum atau percobaan baik untuk siswa maupun
untuk guru. Ruang penyimpanan atau gudang terutama digunakan untuk menyimpan
bahan-bahan persediaan (termasuk bahan kimia) dan alat-alat yang penggunaannya
tidak setiap saat (jarang). Selain ruangan-ruangan tersebut, mungkin juga sebuah
laboratorium memiliki ruang gelap (dark room), ruangan spesimen, ruangan khusus
untuk penyimpanan bahan-bahan kimia dan ruang adminitrasi / staf . Hal ini
didasarkan atas pertimbangan keamanan berbagai peralatan laboratorium dan
kenyamanan para pengguna laboratorium.
Penyimpanan alat-alat di dalam gudang tidak boleh disatukan dengan bahan
kimia. Demikian pula penyimpanan alat-alat gelas tidak boleh disatukan dengan alat-
alat yang terbuat dari logam.
Ukuran ruang utama lebih besar dari pada ukuran ruang persiapan dan ruang
penyimpanan. Contoh apabila luas lantai untuk sebuah bangunan laboratorium 100
m2, 70 80 m2 diguanakan untuk ruang utama tempat praktikum. Ruang
penyimpanan harus dapat ditempati lemari yang akan digunakan untuk menyimpan
alat-alat atau bahan. Demikian juga ruang persiapan, harus dapat ditempati meja dan
alat-alat untuk keperluan penyiapan bahan-bahan atau alat-alat untuk percobaan.
Proses pembelajaran di ruang praktikum menuntut tempat yang lebih luas dari
pada proses pembelajaran klasikal di dalam kelas biasa, oleh karena itu luas ruang
praktikum harus dapat memberikan keleluasaan bergerak kepada siswa dan guru
selama melakukan proses pembelajaran. Luas ruang praktikum ini tentu harus
memperhitungkan jumlah siswa dan guru yang akan melaksanakan proses
pembelajaran fisika di dalamnya. Luas ruang praktikum biasanya antara satu setengah
sampai dua kali luas ruang kelas. Agar kegiatan proses pembelajaran di dalam ruang
praktikum dapat berjalan dengan baik, maka ruang praktikum hendaknya memiliki
fasilitasfasilitas utama sebagai berikut :
1. Instalasi listrik (untuk percobaan, demonstrasi, penerangan dan lain-lain),
instalasi air dengan bak cucinya, instalasi gas, dan instalasi limbah.
2. Fasilitas mebeler berupa meja dan kursi praktikan untuk siswa, kursi dan meja
demonstrasi untuk guru, loker penitipan tas buku siswa, dan lemari
penyimpanan alat-alat praktikum.
3. Papan tulis, dan mungkin layar untuk OHP dan LCD.

7
Untuk menjaga kenyamanan dan keselamatan kerja di dalamnya, sebaiknya ruang
praktikum memiliki fasilitas-fasilitas sebagai berikut :
1. Ventalasi udara yang cukup, dapat berupa jendela, langit-langit yang tidak
tertutup rapat, atau mungkin kipas angin (exhous-van).
2. Pintu masuk dan pintu keluar yang berbeda dengan daun pintu terbuka ke luar.
3. Pintu yang berhubungan langsung dengan ruang persiapan dan ruang guru
serta dapat teramati dari.kedua ruangan itu.
4. Kotak P3K.
5. Fasilitas pemadam kebakaran.

2.7 Penataan Peralatan dan Struktur Laboratorium

Penataan (ordering) alat dimaksudkan adalah proses pengaturan alat di


laboratorium agar tertata dengan baik. Dalam menata alat tersebut berkaitan erat
dengan keteraturan dalam penyimpanan (storing) maupun kemudahan dalam
pemeliharaan (maintenance). Keteraturan penyimpanan dan pemeliharaan alat itu,
tentu memerlukan cara tertentu agar petugas laboratorium (teknisi dan laboran)
dengan mudah dan cepat dalam pengambilan alat untuk keperluan kerja laboratorium,
juga ada kemudahan dalam memelihara kualitas dan kuantitasnya. Dengan demikian
penataan alat laboratorium bertujuan agar alat-alat tersebut tersusun secara teratur,
indah dipandang (estetis), mudah dan aman dalam pengambilan dalam arti tidak
terhalangi atau mengganggu peralatan lain, terpelihara identitas dan presisi alat, serta
terkontrol jumlahnya dari kehilangan.
Layout laboratorium adalah suatu yang di kerjakan dalam rangka meningkatkan
kinerja bengkel dengan mempertimbangkan factor-factor antara lain :
1. Luas ruangan yang tersedia
2. Jumlah peralatan yang akan di tata
3. Perubahan tujuan, fungsi dan proses kerja dan eksperimen yang akan
dilakukan.

Konsep layout pada dasarnya adalah untuk mengoptimalkan kondisi ruangan


yang tersedia dalam upaya mengefisiensikan proses kerja/eksperimen sesuai dengan
jenis dan jumlah peralatan yang tersedia.
Tujuan dari layout adalah meningkatkan efisiensi bengkel/laboratorium sesuai
dengan fungsi dan kondisi fasilitas yang tersedia.
Penataan peralatan di bengkel/laboratorium bertujuan untuk mendapatkan suatu
keuntungan yang maksimal dengan cara mengatur peralatan/penempatan semua
fasilitas pada tempat/lokasi yang strategis dan posisi yang terbaik sehingga dapat
mencapai pemanfaatan yang berimbang dari faktor-faktor manusia, bahan,
peralatan/mesin dan pendanaan akan merupakan sesuatu yang sangat dominan dan

8
selalu harus menjadi perhatian dalam menyelenggarakan suatu kegiatan, tidak
terkecuali dalam kegiatan penataan dengan maksud agar dapat mencapai tujuan yang
diharapkan.
Organisasi/struktur laboratorium fisika di sekolah/perguruan tinggi adalah
pemberdayaan segala sumber daya yang dimiliki sekolah/perguruan tinggi dalam
penyelenggaraan laboratorium fisika di sekolah/perguruan tinggi tersebut.
Pemberdayaan segala sumber daya itu direncanakan dan dilaksanakan secara teratur
sehingga penyelenggaran laboratorium fisika berjalan sesuai dengan peranan fungsi
dan manfaat laboratorium fisika dalam upaya mendukung tercapainya visi, misi dan
tujuan sekolah. Keberadaan organisasi laboratorium fisika sekolah ditandai dengan
adanya kejelasan fungsi dan kedudukan laboratorium dalam organisasi sekolah,
personalia laboratorium, dan manajemen pengelolaan laboratorium.

2.8 Kenyamanan & Keselamatan Kerja

Kesehatan dan keselamatan kerja (K3) sendiri berarti suatu upaya pemikiran
untuk menjamin keutuhan dan kesempurnaan jasmani maupun rohani dari tenaga
kerja. Secara keilmuan, K3 merupakan ilmu dan terapan untuk mencegah kecelakaan
dan penyakit dalam proses bekerja.

Dalam laboratorium, K3 dibutuhkan dengan tujuan untuk menjaga laboran dari


kecelakaan kerja yang dapat terjadi seperti bahaya kebakaran atau ledakan di dalam
laboratorium.

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam K3 pada laboratorium adalah kebersihan


dari laboratorium, kondisi bangunan, peletakkan alat-alat laboratorium dan juga
simbol-simbol K3 apabila dibutuhkan. Kebersihan dari laboratorium berarti kondisi
dari jendela, ventilasi, lampu-lampu yang terpasang dan langit-langit pada
laboratorium harus bersih sehingga tidak terdapat debu yang dapat menyebabkan
gangguan pernapasan pada manusia yang bekerja di lab tersebut.

Kondisi bangunan adalah kondisi yang baik pada sebuah bangunan agar pekerja
di dalam laboratorium aman. Seperti lantai yang tidak licin dan permukaannya rata.
Ventilasi dan jendela yang tidak terlalu disorot oleh matahari agar pekerja tidak silau
saat mengerjakan suatu proyek di dalam lab.

9
Peletakkan alat laboratorium juga penting. Seperti peletakkan bahan-bahan
kimia yang diletakkan di dalam sebuah lemari yang terhindar dari sinar matahari.
Peletakkan alat-alat yang terbuat dari kaca di lemari. Peletakkan alat-alat yang
menggunakan motor di atas sebuah meja dan lain-lain.

Simbol K3 dibutuhkan apabila misalkan sebuah laboratorium tersebut


menyimpan bahan-bahan kimia yang mudah meledak atau berbahan radioaktif.
Ataupun peringatan untuk menggunakan alat keamanan (safety) untuk kelangsungan
pekerjaan laboratorium.

10
2.9 Akreditasi Laboratorium

Sumber yang cukup untuk melaksanakan pengujian.

Dilengkapi dengan peralatan yang lengkap, terawat, dan terkalibrasi.

Harus pula mempunyai personal yang sesuai, terlatih, dan memenuhi


klasifikasi sesuai lingkup bidang pengujian dan/atau kalibrasi.

11
Fasilitas laboratorium untuk pengujian dan/atau kalibrasi harus sedemikian
rupa dapat memberikan hasil pengujian dan/atau kalibrasi yang memadai dan
dapat memberikan data yang valid dan benar.

Lengkap dengan semua peralatan pengukuran yang diperlukan untuk


melaksanakan penguji dan/atau kalibrasi dengan benar (termasuk
pengambilan sampel, apabila melakukan pengujian/preparasi barang yang
diuji dan/atau dikalibrasi pengolahan an analisis data penguji dan/atau
kalibrasi).

Laboratorium harus memiliki personal manejerial dan teknis dengan


wewenang dan untuk mengedentifikasi terjadinya penyimpangan dari sistem
mutu atau dari prosedur pelaksanaan pengujian dan atau kalibrasi untuk
memulai tindakan pencegahan atau membimbing penyimpangan.

Manajemen laboratorium harus memastikan semua personal memiliki


kompetensi mengoperasikan peralatan, melakukan pengujian dan/atau
kalibrasi, mengevaluasi hasil, dan menandatangani laporan pengujian dan
sertifikat kalibrasi.

Laboratorium harus memiliki manajemen teknis yang sepenuhnya


bertanggungjawab atas pelaksanaan teknis dan ketersediaan sumber daya yang
diperlukan untuk memastikan mutu kegiatan laboratorium yang
dipersyaratkan.

Laboratorium harus menunjuk sesorang staf sebagai manajer mutu (atau


apapun namanya) yang terlepas dari tugas dan tanggung jawabnya yang lain,
yang mempunyai tanggung jawab dan kewenangan tertentu untuk memastikan
sistem mutu diterapkan dan diikuti setiap waktu. Manajer mutu harus
mempunyai akses langsung ke pimpinan tertinggi yang membuat keputuasn
terhadap kebijakan atau sumber daya laboratorium.

12
BAB III

TUGAS

UPAYA PENGEMBANGAN LABORATORIUM FISIKA DALAM


UNIT SEKOLAH

13
Alat dan
bahan yang
dimiliki lab
fisika

Pengembangan
Output yang Kebutuhan
dihasilkan Lab Fisika masyarakat
(Produk) dalam Unit sekolah
Sekolah

Pengolahan
SDM

1. Alat dan bahan yang ada di dalam laboratorium fisika

1.1. Alat yang tersedia di laboratorium fisika :

Bandul gravitasi

Tali/benang

Penggaris

14
Jangka sorong/sigmat

Stopwatch

Penggaris busur

Kalorimeter + pengaduk

Thermometer

Neraca + anak timbangan

Panci

Kompor listrik

Logam untuk diukur panas jenisnya

Garpu tala

Martil

Tabung udara

Bejana yang dapat diatur tinggi rendahnya

Thermometer ruangan

Batang yang akan dicari modulus kelenturannya

Beban

Tumpuan beban

Kaca, skala dan garis rambut

Bejana didih

Statif

15
Sine wave generator

Adaptor

Loudspeaker

Banana patch cord

Economy resonance tube (tabung biru + tabung putih)

1.2. Bahan yang tersedia di laboratorium fisika :

Es

Air

2. Kebutuhan masyarakat yang kemudian dikembangkan menjadi produksi


produk/jasa

Masyarakat yang dituju adalah masyarakat dalam lingkungan sekolah.


Kebutuhan masyarakat yang akan dikembangkan adalah keperluan masyarakat
untuk menjual sebuah produk berupa es krim.

3. Produksi dari laboratorium fisika

Pada perencanaan pengembangan laboratorium fisika, kelompok kami


merencanakan untuk produksi sebuah produk atau barang jadi yang berupa es
krim dengan mengaplikasikan salah satu judul praktikum yaitu "kalor lebur es"
yang kemudian dijual kepada para siswa saat jam istirahat.
Pada pengaplikasian praktikum ini, alat yang dibutuhkan adalah
kalorimeter dan gelas. Adapun bahan tambahan yang diperlukan untuk
menjadikan produk es krim ini adalah :

1. Susu cair

2. Plastik dengan klep

16
3. Coklat cair atau vanili

4. Garam

5. Es batu

6. Gula pasir

4. Pengolahan/pengelolaan sumber daya manusia (SDM) dalam laboratorium fisika

Pengembangan laboratorium fisika yang dijadikan unit usaha kecil sekolah


melibatkan siswa-siswi dalam satu kelas yang mengambil praktikum fisika pada
pertemuan praktikum kalor lebur es. Guru mengarahkan siswa untuk melakukan
percobaan membuat es krim sederhana dengan bahan-bahan pada poin (3).
Jika praktikum yang dilakukan sudah berhasil, guru akan mengarahkan
siswa untuk memasarkan produk yang dihasilkan saat praktikum. Siswa dalam
satu kelas dibagi menjadi tiga kelompok yaitu kelompok produksi, kelompok
pemasaran dan kelompok yang menjadi kasir.
Kelompok produksi kira-kira membutuhkan 15 orang apabila asumsi dalam
satu kelas terdapat 40 orang siswa. Kelompok ini bertugas untuk membuat es
krim sesuai dengan permintaan pasar dari konsumen es krim dalam lingkungan
sekolah.
Kelompok pemasaran kira-kira membutuhkan 20 orang. Kelompok ini
membutuhkan lebih banyak orang karena mereka yang bertugas memasarkan
produk es krim, harus mencari konsumen ke penjuru lingkungan sekolah.
Dan yang terakhir adalah kelompok anak yang menjadi kasir. Mereka yang
menjadi kasir bertugas untuk mengumpulkan uang hasil dari penjualan es krim
dan menyediakan kembalian pada kelompok pemasaran.

17
DAFTAR PUSTAKA

Catatan materi Kepemimpinan, Drs. Faried Wadjdi, M.Pd, M.M tanggal


24 februari 2015.

18
Lampiran

19
20

Anda mungkin juga menyukai