MAKALAH
Disusun untuk memenuhi salah satu Nilai Tugas Kelompok Mata Kuliah Penulisan Karya
Ilmiah dan Buku Ajar
Dosen Pengampu : Drs. Sukardi, S.Pd., M.Pd.
Disusun oleh :
Kelompok 2
1. Nurul Hikmah Nurkhasanah (1401414148)
2. Indira Wido Kencana (1401414478)
3. Nourma Puspita Sari (1401414480)
4. Maria Ulfa (1401414483)
ROMBEL 12
0
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahasa adalah alat untuk berkomunikasi yang digunakan oleh manusia dengan
sesamanya. Bahasa disampaikan secara lisan dan tulisan. Dalam bahasa terdapat
ide,gagasan dan pikiran yang mewakili diri seseorang. Setiap gagasan pikiran atau
konsep yang dimiliki hendaknya disampaikan dalam bentuk kalimat agar apa yang
dipikirkan dan diinginkan dapat diterima oleh pendengar atau pembaca. Oleh karena itu
penggunaan kata dalam kalimat haruslah tepat. Kalimat yang jelas dan baik akan lebih
mudah dipahami oleh orang lain.
Melalui kalimat efektif dapat disampaikan pikiran, gagasan atau ide yang kita miliki
secara jelas kepada orang lain. Dengan demikian penggunaan kalimat efektif dapat
membantu pembicara menyampaikan maksudnya dan pendengar dapat lebih mudah
memahami isi dari kalimat tersebut. Agar kalimat yang dibuat dapat mengungkapkan
gagasan pemakainya secara tepat, unsur kalimat yang digunakan harus lengkap dan jelas.
Ketrampilan menggunakan perangkat kebahasaan dalam menulis merupakan
ketrampilan pokok yang harus dimiliki seseorang dalam menulis. Oleh karena itu
makalah ini dibuat dengan dengan tujuan agar pembaca dapat lebih mengtahui tentang
bagaimana penggunaan kalimat efektif.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka dirumuskan pemasalahan :
1. Apakah yang dimaksud dengan kalimat efektif?
2. Apa sajakah ciri-ciri kalimat efektif?
3. Bagaimana strategi dalam menyusun kalimat efektif?
4. Apa sajakah penyebab ketidakefektifan kalimat?
C. Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian kalimat efektif.
2. Agar mengetahui ciri-ciri kalimat efektif.
3. Agar mengetahui strategi dalam menyusun kalimat efektif.
4. Agar mengetahui penyebab ketidakefektifan kalimat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
Yang dimaksud keutuhan atau kesatuan gagasan adalah kalimat harus memiliki
struktur gramatikal yang utuh. Subjek, predikat, dan obyeknya harus jelas dan saling
mendukung membentuk satu kesatuan gagasan.Kesatuan adalah terdapatnya satu ide
pokok dalam sebuah kalimat.Artinya, dalam setiap kalimat hanya ada satu maksud
utama penulis/pembicara dan maksud itu harus dapat dikenali dan dipahami oleh
pembaca/pendengar.
Contoh kalimat yang tidak jelas kesatuan gagasannya:
a. Dalam buku ini mengandung pelajaran filsafat.(tidak memiliki subyek)
b. Pembangunan gedung sekolah baru pihak yayasan dibantu oleh bank yang
memberikan kredit.(terdapat subjek ganda dalam satu kalimat)
Kalimat tersebut akan menjadi kalimat yang utuh bila diubah menjadi:
a. Buku ini mengandung pelajaran filsafat.
b. Pihak yayasan dibantu oleh bank yang memberikan kredit membangun gedung
sekolah baru.
2. Memiliki Perpautan atau Kepanduan
Yang dimaksud perpautan atau kepanduan adalah adanya hubungan yang logis
diantara unsur-unsur didalam kalimat.Yang termasuk unsur-unsur pembentuk kalimat
yaitu fakta,frasa,klausa,tanda baca dan fungsi sintaksis. Kalimat dikatakan tidak padu
bila keliru dalam menggunakan preposisi atau konjungsi.
Contoh kalimat yang unsurnya tidak memiliki keterpaduan:
a. Kepada setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.(tidak
mempunyai subjek/subjeknya tidak jelas)
b. Karena ayah kemarin libur, maka sekarang ia memperbaiki talang dan atap.(tidak
padu karena informasi pada klausa pertama tidak seiring dengan informasi pada
klausa kedua karena ketidaktepatan menggunakan konjungsi)
Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi:
a. Setiap pengemudi mobil harus memiliki surat izin mengemudi.
b. Karena ayah kemarin libur, ayah memperbaiki talang dan atap.
3. Memiliki Pemusatan Perhatian atau Penekanan
Yang dimaksud pemusatan perhatian atau penekanan adalah adanya upaya penulis
untuk menonjolkan salah satu bagian dalam kalimat sesuai dengan kebutuhan.
Contoh kalimat yang tidak memiliki penekanan:
a. Kami memilih Pak Anusebagai Ketua RT. (tidak memiliki penekanan sehingga
informasi disampaikan secara datar)
3
Kalimat tersebut akan memiliki unsur penekanan bila diubah menjadi:
a. Kamilah yang memilih Pak Anu sebagai Ketua RT. (menekankan pelaku yakni
kami yang memilih, bukan orang lain)
b. Yang memilih Pak Anu sebagai Ketua RT adalah kami.(menekankan tindakan
memilih,bukan mengangkat)
c. Pak Anu kami pilih sebagai Ketua RT.(menekankan Pak Anu yang kami pilih,
bukan orang lain)
Dengan adanya penekanan atau pemusatan perhatian, informasi yang
disampaikan oleh kalimat menjadi lebih terfokus.
4. Kesejajaran atau Paralelisme
Yang dimaksud dengan kesejajaran atau paralelisme dalam kalimat adalah
penggunaan bentuk-bentuk bahasa yang sama atau berkontruksi bahasa yang sama
yang digunakan dalam susunan serial.
Contoh kalimat yang tidak parallel:
a. Penyakit alzheimer alias pikun adalah salah satu segi usia tua yang paling
mengerikan dan berbahaya sebab pencegahan dan cara pengobatannya tidak ada
yang tahu.(tidak pararel dalam penggunaan awalan)
b. Ayah muda menimang mesra putra sulungnya, mendendangkan lagu,dan
bercanda(ketidakparalelan terjadi pada penggunaan kata bercanda yang bukan
berupa frase)
c. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, membuat katalog, dan buku-
buku diberi label.
Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi kalimat berikut.
a. Penyakit alzheimer alias pikun adalah salah satu segi usia tua yang paling
mengerikan dan membahayakan sebab pencegahan dan pengobatannya tidak ada
yang tahu.
b. Ayah muda menimang mesra putra sulungnya, mendendangkan lagu, dan
mengajak bercanda
c. Kegiatan di perpustakaan meliputi pembelian buku, pembuatan katalog, dan
pelabelan buku.
5. Ketepatan
Ketepatan adalah kesesuaian/kecocokan pemakaian unsur-unsur yang membentuk
suatu kalimat sehingga tercipta pengertian yang bulat dan pasti. Di antara semua
unsur yang berperan dalam pembentukan kalimat, harus diakui bahwa kata memegang
4
peranan terpenting. Tanpa kata, kalimat tidak akam ada. Akan tetapi, ada kalanya atau
harus memilih dengan akurat satu kata, satu frasa, satu idiom, satu tanda baca dari
sekian pilihan demi terciptanya makna yang bulat dan pasti.
Contoh kalimat yang tidak memperhatikan faktor ketepatan:
Karyawan teladan itu memenag tekun bekerja dari pagi sehingga petang. (salah dalam
pemakaian kata sehingga).
Kalimat tersebut dapat diperbaiki menjadi:
Karyawan teladan itu memang tekun bekerja dari pagi sampai petang.
6. Memiliki Kehematan
Kehematan adalah adanya upaya menghindari pemakaian kata yang tidak perlu.
Hemat disini berarti tidak memakai kata-kata mubazir, tidak mengulang subjek, tidak
menjamakkan kata yang memang sudah berbentuk jamak. Degan hemat kata, kalimat
akan menjadi padat berisi.
Contoh kalimat yang tidak hemat kata:
Nama gadis yang mengenakan kerudung putih itu Fatimah.
(mengenakan kerudung dapat diubah menjadi berkerudung, pemakaian kata
nama juga mubadzir karena Fatimah pada akhir kalimat sudah menunjukkan
nama)
Kalimat tersebut dapat diubah menjadi Gadis berkerudung putih itu Fatimah.
7. Kelogisan
Kelogisan ialah terdapatnya arti kalimat yang logis/masuk akal. Logis dalam hal ini
menuntut adanya pola pikir yang sistematis (runtut/teratur dalam penghitungan angka
dan penomoran). Sebuah kalimat yang sudah benar struktur, tanda baca, kata, atau
frasanya, daapat menjadi salah jika maknanya lemah dari segi logika berbahasa.
Perhatikan contoh kalimat yang lemah dari segi logika berbahasa berikut ini.
a. Kambing sangat senang bermain hujan. (padahal kambing tergolong binatang anti
air)
b. Karena lama tinggal di asrama putra, anaknya semua laki-laiki. (tidak ada
hubungan tinggal di asrama putra dengan mempunyai anak laki-laki)
c. Tumpukan uang itu terdiri atas pecahan ribuan, ratusan, sepuluh ribuan, lima
puluh ribuan, dua puluh ribuan. (tidak runtut dalam merinci)
8
BAB III
PENUTUP
A. Simpulan
Kalimat dikatakan efektif bila kalimat tersebut dapat menimbulkan gagasan yang
sama tepatnya dalam pikiran pendengar atau pembaca seperti yang dipikirkan oleh
pembicara atau penulis.
Ciri-ciri kalimat efektif yaitu memiliki keutuhan atau kesatuan gagasan, memiliki
perpautan atau kepanduan, memiliki pemusatan perhatian atau penekanan, memiliki
kesejajaran atau paralelisme, memiliki ketepatan, memiliki kehematan, dan memiliki
kelogisan
Strategi dalam menyusun kalimat efektif, yaitu pengedepanan yang bertujuanuntuk
menimbulkan kesan yang kuat bagi pendengar atau pembaca, dan penyejajaran
Ketidakefektifan kalimat disebabkan oleh kalimat kontaminasi, ketidakjelasan unsur
subjek dan predikat, gejala pleonasme dalam kalimat dan penggunaan kata yang salah
dalam kalimat
B. Saran
Pentingnya dalam berkomunikasi memahami penggunaan kalimat efektif, agar informasi
yang berjalan cepat selaras antara gagasan yang disampaikan oleh pihak pertama dapat
diterima dengan utuh oleh pihak kedua.
9
DAFTAR PUSTAKA
Achmad, Sri Wintala. 2015. Buku Induk Mahir Bahasa dan Satra Indonesia. Yogyakarta :
Araska
Doyin, Mukh dan Wagiran. Bahasa Indonesia Pengantar Penulisan Karya Ilmiah.Semarang :
Pusat Pengembangan MKU/MKDK LP3 UNNES.
R., Ahmad S., dan Hendri P. 2015. Mudah Menguasai Bahasa Indonesia. Bandung : Yrama
Widya.
Rokhayanti, Puji. 2014. Makalah tentang Kalimat Efektif. (Online)
http://pujirokhayanti999.blogspot.co.id/2014/05/makalah-tentang-kalimat-efektif.html.
Diakses pada tanggal 05 Maret 2017 pukul 19.22 WIB.
10