Asasrgdxj
Asasrgdxj
10-2009-186
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
10-2009-186
Mahasiswa, Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
FUNGSI PUSKESMAS
Ada tiga fungsi puskesmas yaitu :
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan
asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan
bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif
terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas.
Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah Tingkat II, sehingga pembagian
wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh bupati KDH, mendengar saran teknis di Kantor
Wilayah Departemen Kesehatan Provinsi.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan puskesmas
di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai pusat rujukan
dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang
dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah
suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah
area dengan jari-jari 3 km.
Kedudukan Puskesmas
Dalam urutan hirarki pelayanan kesehatan sesuai dengan Sistem Kesehatan Nasional
(SKN) maka puskesmas berkedudukan pada tingkat fasilitas kesehatan pertama.
Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk 5
tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.
Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang dihadapi
oleh puskesmas, sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
1. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis
2. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5
tahunan.
Ruang lingkup
1. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas
2. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan prioritas,
kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat, Dati I dan Dati II
Langkah-langkah penyusunan
1. Identifikasi keadaan dan masalah
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas masalah yang
dihadapi oleh puskesmas dan alternative pemecahannya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini:
a. Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah
b. Pengumpilan data yang mencakup:
Data umum
Data wilayah
Data penduduk
Sumber daya puskesmas: sarana dan prasarana fisik,, tenaga, dana dan sumber
daya masyarakat
Data status kesehatan
Data cakupan program sesuai dengan indicator dan variabel
c. Analisa data
Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan, ynag meliputi:
Analisa derajat kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, yang menggambarkan derajat-
derajat kesehatan secara kuantitatif dan penyebaran masalah tersebut menurut
kelompok manusia, tempat dan waktu. Dengan kata lain menggunakan
pendekatan epidemiologis.
Analisa kependudukan
Adalah analisa menggunakan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah kerja
puskesmas, diantaranya jumlah penduduk, penyenarannya berdasarkan
kelompok umur, waktu dan pertumbuhan penduduk, kematian, kesakitan,
mobilitas penduduk dan sebagainya.
Analisa upaya pelayanan kesehatan
Masukkan input, baik sarana, dana dan tenaga. Proses merupakan upaya
kesehatan yang dijalankan secara terkoordinasi, supervise, stratifikasi.
Keluaran atau output merupakan hasil upaya kesehatan yang merupakan
cakupan-cakupan pelayanan yang telah dilaksanakan.
Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku masyarakat
terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.
Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, social budaya dan ekonomi
masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
d. Perumusan masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh puskesmas
berdasarkan analisa diatas dan digambarkan secara kualitatif dengan pendekatan
epidemiologis sehingga dapat menggambarkan masalah yang sebenarnya baik dari
segi tempat, waktu dan besarnya masalah.
e. Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan cara:
Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok dengan
saran dari narasumber
Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan dan setiap
anggota rapat puskesmas dapat ikut berpesan serta. Semua anggota rapat
diminta memberikan nilai terhadap masalah melalui system scoring
Criteria yang dipakai adalah:
Besarnya masalah meliputi:
Presentasi penduduk yang terkena
Biaya yang dikeluarkan perorang perbulan karena masalah tersebut
Kerugian yang dialami penduduk
Skor 0-10
Tingkat kegawatan atau bahaya meliputi:
Tingkat keganasan
Tingkat urgensinya
Kecenderungannya
Skor 1-10
Kemudahan penanggulangan masalah
Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan dengan memberi
nilai 0,5-1,5
Factor PEARL
Adalah menentukan dapat tidaknya program tersebut dilaksanakan, meliputi
P = Appropriatness (tepat guna)
E = Economic feasibility (secara ekonomis murah)
A = A cceptability ( dapat diterima)
R = Resource availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)
Penentuan skor melalui voting( 1 = ya, 0 = tidak)
Hasil votting untuk masing-masing factor dikalikan sehingga didapatkan hasil
akhir dari faktor PEARL tersebut. Skor dari masing-masing kriteria ditabulasi
dan dihitung hasil akhirnya dengan pembobotan, sehingga didapatkan perioritas
masalah.
2. Penyusunan rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan periotas masalah yang disusun secara
sistematis, dengan urutan sebagai berikut :
a. Perumusan tujuan dan sasaran
b. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah
c. Perumusan kegiatan
d. Perumusan sumber daya
3. Penyusunan rencana pelaksana (plan of action)
Penyusunan POA yang perlu diperhatikan adalah
a. Penjadwalan, meliputi :
Penentuan waktu
Penentuan lokasi dan sasaran
Pengorganisasian
b. Pengalokasian sumber daya, meliputi :
Dana : sumberdana, besarnya, dan pemanfaatannya
Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
Jumlah dan tenaga yang diperlukan
c. Pelaksanaan kegiatan meliputi :
Persiapan
Penggerakan dan pelaksanaan
Pengawasan, pengendalian dan penilaian
4. Penulisan dokumen perencanaan
a. Pendahuluan
b. Keadaan dan masalah
c. Tujuan dan sasaran
d. Pokok kegiatn dan pentahapan tahunan
e. Kebutuhan sumberdaya
f. Pemantauan dan penilaian
g. Penutup
h. Lampiran-lampiran dokumen
Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan
upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya
kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam
pelaksaannya kegiatannya.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Ruang Lingkup
Komponen
SUPERVISI
Definisi
Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna serta kemampuan
pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.
Tujuan
Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna.
Tujuan khusus
Ruang lingkup
Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil yang telah
dicapai oleh puskesmas.
Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik dan
teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai
tingkat administrasi.
Tujuan khusus
1. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok
puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
2. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
3. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
Ruang Lingkup
1. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling
2. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
a. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
b. Data ketenagaan di puskesmas
c. Data sarana yang dimiliki puskesmas
d. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik di dalam gedung maupun
di luar gedung
3. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan)
Pelaksanaan
1. Pencatatan dengan menggunakan format
a. Falmily folder
b. Buku register
Rawat jalan dan rawat inap
Penimbangan
Kohort ibu
Kohort anak
Persalinan
Labolatorium
Pengamatan penyakit menularImunisasi
PKM
c. Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
d. Kartu perusahaan
e. Kartu mired
f. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah pembuatan
laporan
2. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
a. Bulanan
Data kesakitan
Data kematian
Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb)
Data manajemen obat
b. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
c. Tahunan
Umum dan fasilitas
Saranan
Tenaga
Alur Pengiriman
1. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka
pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan
2. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan puskesmas, melalui:
a. Perencanaan (perencanaan mikro)
b. Pergerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas)
c. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional
Puskesmas harus bertanggung jawab untuk setiap masalah yang terjadi di wilayah
kerjanya, meskipun masalah tersebut lokasinya berkilo-kilo meter dari puskesmas. Dengan
asas inilah puskesmas dituntut untuk lebih mengutamakan tindakan pencegahan penyakit, dan
bukan tindakan untuk pengobatan penyakit. Dengan demikian puskesmas harus secara aktif
terjun ke masyarakat dan bukan menantikan masyarakat datang ke puskesmas.
Wilayah kerja puskesmas, bisa kecamatan, faktor kepadatan penduduk, luas daerah,
keadaan geografik dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan bahan pertimbangan dalam
menentukan wilayah kerja puskesmas.
Untuk kota besar wilayah kerja puskesmas bisa satu kelurahan, sedangkan puskesmas
di ibukota kecamatan merupakan puskesmas rujukan, yang berfungsi sebagai pusat rujukan
dari puskesmas kelurahan yang juga mempunyai fungsi koordinasi. Sasaran penduduk yang
dilaksanakan oleh sebuah puskesmas rata-rata 30.000 penduduk.
Luas wilayah yang masih efektif untuk sebuah puskesmas di daerah pedesaan adalah
suatu area dengan jari-jari 5 km, sedangkan luas wilayah kerja yang dipandang optimal adalah
area dengan jari-jari 3 km.
Kedudukan Puskesmas
Pengertian
Perencanaan mikro tingkat puskesmas adalah penyusunan rencana tingkat puskesmas untuk 5
tahun, termasuk rincian tiap tahunnya.
Tujuan
Tujuan umum
Meningkatkan cakupan pelayanan program prioritas sesuai dengan masalah yang dihadapi
oleh puskesmas, sehingga dapat meningkatkan fungsi puskesmas.
Tujuan khusus
3. Tersusunnya rencana kerja puskesmas untuk jangka waktu 5 tahun secara tertulis
4. Tersusunnya rencana kerja tahunan puskesmas, sebagai penjabaran rencana kerja 5
tahunan.
Ruang lingkup
3. Rencana yang mencakup seluruh kegiatan pokok puskesmas
4. Dibatasi sesuai dengan masalah yang dihadapi, dengan memperhatikan prioritas,
kebijaksanaan, dan strategi yang telah ditetapkan oleh pusat, Dati I dan Dati II
Langkah-langkah penyusunan
5. Identifikasi keadaan dan masalah
Untuk menghasilkan suatu rumusan tentang keadaan dan prioritas masalah yang
dihadapi oleh puskesmas dan alternative pemecahannya.
Kegiatan-kegiatan yang dilakukan pada tahap ini:
f. Mengetahui kebijakan yang telah ditetapkan baik oleh pusat maupun daerah
g. Pengumpilan data yang mencakup:
Data umum
Data wilayah
Data penduduk
Sumber daya puskesmas: sarana dan prasarana fisik,, tenaga, dana dan sumber
daya masyarakat
Data status kesehatan
Data cakupan program sesuai dengan indicator dan variabel
h. Analisa data
Meliputi analisa keadaan dan masalah dalam perencanaan, ynag meliputi:
Analisa derajat kesehatan
Menjelaskan masalah kesehatan yang dihadapi, yang menggambarkan derajat-
derajat kesehatan secara kuantitatif dan penyebaran masalah tersebut menurut
kelompok manusia, tempat dan waktu. Dengan kata lain menggunakan
pendekatan epidemiologis.
Analisa kependudukan
Adalah analisa menggunakan ukuran-ukuran demografis dalam wilayah kerja
puskesmas, diantaranya jumlah penduduk, penyenarannya berdasarkan
kelompok umur, waktu dan pertumbuhan penduduk, kematian, kesakitan,
mobilitas penduduk dan sebagainya.
Analisa upaya pelayanan kesehatan
Masukkan input, baik sarana, dana dan tenaga. Proses merupakan upaya
kesehatan yang dijalankan secara terkoordinasi, supervise, stratifikasi.
Keluaran atau output merupakan hasil upaya kesehatan yang merupakan
cakupan-cakupan pelayanan yang telah dilaksanakan.
Analisa perilaku
Analisa yang dapat menggambarkan tentang sikap dan perilaku masyarakat
terhadap kesehatan dan upaya kesehatan.
Analisa lingkungan
Merupakan analisa lingkungan fisik, biologis, social budaya dan ekonomi
masyarakat diwilayah kerja puskesmas.
i. Perumusan masalah
Adalah upaya mengidentifikasikan permasalahan yang dihadapi oleh puskesmas
berdasarkan analisa diatas dan digambarkan secara kualitatif dengan pendekatan
epidemiologis sehingga dapat menggambarkan masalah yang sebenarnya baik dari
segi tempat, waktu dan besarnya masalah.
j. Penentuan prioritas masalah
Untuk menentukan tingkat masalah dipergunakan cara:
Delbecq, dengan cara mendiskusikan masalah oleh anggota kelompok dengan
saran dari narasumber
Hanlon, adalah cara yang lebih sederhana yang sering dipergunakan dan setiap
anggota rapat puskesmas dapat ikut berpesan serta. Semua anggota rapat
diminta memberikan nilai terhadap masalah melalui system scoring
Criteria yang dipakai adalah:
Besarnya masalah meliputi:
Presentasi penduduk yang terkena
Biaya yang dikeluarkan perorang perbulan karena masalah tersebut
Kerugian yang dialami penduduk
Skor 0-10
Tingkat kegawatan atau bahaya meliputi:
Tingkat keganasan
Tingkat urgensinya
Kecenderungannya
Skor 1-10
Kemudahan penanggulangan masalah
Penentuan kemudahan penanggulangan masalah dilaksanakan dengan memberi
nilai 0,5-1,5
Factor PEARL
Adalah menentukan dapat tidaknya program tersebut dilaksanakan, meliputi
P = Appropriatness (tepat guna)
E = Economic feasibility (secara ekonomis murah)
A = A cceptability ( dapat diterima)
R = Resource availability (tersedianya sumber)
L = Legality (legalitas terjamin)
Penentuan skor melalui voting( 1 = ya, 0 = tidak)
Hasil votting untuk masing-masing factor dikalikan sehingga didapatkan hasil
akhir dari faktor PEARL tersebut. Skor dari masing-masing kriteria ditabulasi
dan dihitung hasil akhirnya dengan pembobotan, sehingga didapatkan perioritas
masalah.
6. Penyusunan rencana
Perencanaan yang disusun berdasarkan periotas masalah yang disusun secara
sistematis, dengan urutan sebagai berikut :
e. Perumusan tujuan dan sasaran
f. Perumusan kebijakan dan langkah-langkah
g. Perumusan kegiatan
h. Perumusan sumber daya
7. Penyusunan rencana pelaksana (plan of action)
Penyusunan POA yang perlu diperhatikan adalah
d. Penjadwalan, meliputi :
Penentuan waktu
Penentuan lokasi dan sasaran
Pengorganisasian
e. Pengalokasian sumber daya, meliputi :
Dana : sumberdana, besarnya, dan pemanfaatannya
Jenis dan jumlah sarana yang diperlukan
Jumlah dan tenaga yang diperlukan
f. Pelaksanaan kegiatan meliputi :
Persiapan
Penggerakan dan pelaksanaan
Pengawasan, pengendalian dan penilaian
8. Penulisan dokumen perencanaan
i. Pendahuluan
j. Keadaan dan masalah
k. Tujuan dan sasaran
l. Pokok kegiatn dan pentahapan tahunan
m. Kebutuhan sumberdaya
n. Pemantauan dan penilaian
o. Penutup
p. Lampiran-lampiran dokumen
Adalah upaya untuk menggalang kerja sama tim untuk penggerakan dan pelaksanaan
upaya kesehtan puskesmas sesuai dengan perencanaan yang telah disusun dari tiap-tiap upaya
kesehatn pokok puskesmas, sehingga dapat dihindarkan terjadinya tumpang tindih dalam
pelaksaannya kegiatannya.
Tujuan
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
Ruang Lingkup
Komponen
SUPERVISI
Definisi
Adalah upaya pengarahan dengan cara mendengarkan alasan dan keluhan tentang masalah
dalam pelaksanaan dan memberikan petunjuk serta saran-saran dalam mengatasi permasalahan
yang dihadapi pelaksana, sehingga meningkatkan daya guna dan hasil guna serta kemampuan
pelaksana dalam melaksanakan upaya kesehatan puskesmas.
Tujuan
Tujuan Umum
Terselenggaranya upaya kesehatan puskesmas secara berhasil guna dan berdaya guna.
Tujuan khusus
Ruang lingkup
Definisi
Adalah tata cara pencatatan dan pelaporan yang lengkap untuk pengelolaan puskesmas,
meliputi keadaan fisik, tenaga sarana dan kegiatan pokok yang dilakukan serta hsil yang telah
dicapai oleh puskesmas.
Tujuan
Tujuan umum
Tersedianya data dan informasi yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara periodik dan
teratur untuk pengelolaan program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai
tingkat administrasi.
Tujuan khusus
4. Tersedianya data yang meliputi keadaan fisik, tenaga, sarana, dan kegiatan pokok
puskesmas yang akurat, tepat waktu dan mutakhir secara teratur.
5. Terlaksananya pelaporan data secara teratur di berbagai jenjang administrasi, sesuai
dengan peraturan yang berlaku.
6. Digunakannya data tersebut untuk pengambilan keputusan dalam rangka pengelolaan
program kesehatan masyarakat melalui puskesmas di berbagai tingkat administrasi.
Ruang Lingkup
4. SP2TP dilakukan oleh semua puskesmas termasuk puskesmas pembantu dan
puskesmas keliling
5. Pencatatan dan pelaporan mencakup:
e. Data umum dan demografi wilayah kerja puskesmas
f. Data ketenagaan di puskesmas
g. Data sarana yang dimiliki puskesmas
h. Data kegiatan pokok puskesmas (18 upaya pokok) baik di dalam gedung maupun
di luar gedung
6. Pelaporan dilakukan secara periodik (bulanan, tribulanan, semester dan tahunan)
Pelaksanaan
3. Pencatatan dengan menggunakan format
g. Falmily folder
h. Buku register
Rawat jalan dan rawat inap
Penimbangan
Kohort ibu
Kohort anak
Persalinan
Labolatorium
Pengamatan penyakit menularImunisasi
PKM
i. Kartu indeks penyakit (kelompok penyakit)
j. Kartu perusahaan
k. Kartu mired
l. Sensus harian (penyakit dan kegiatan puskesmas) untuk mempermudah pembuatan
laporan
4. Pelaporan
Jenis dan periode laporan:
d. Bulanan
Data kesakitan
Data kematian
Data operasional (gizi, imunisasi, KIA, KB, dsb)
Data manajemen obat
e. Triwulan
Data kegiatan puskesmas
f. Tahunan
Umum dan fasilitas
Saranan
Tenaga
Alur Pengiriman
3. Untuk memenuhi kebutuhan administrasi pada jenjang yang lebih tinggi dalam rangka
pembinaan, perencanaan dan penetapan kebijaksanaan
4. Dimanfaatkan puskesmas untuk meningkatkan upaya kesehatan puskesmas, melalui:
d. Perencanaan (perencanaan mikro)
e. Pergerakan dan pelaksanaan (lokakarya mini puskesmas)
f. Pengawasan, pengendalian dan penilaian (stratifikasi)
DAFTAR PUSTAKA
Azwar, dr. Azrul., 1996. Pengantar Administrasi Kesehatan. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Ryadi, dr. A.L Slamet, 1992. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Surabaya: Usaha Nasional