Fitoremediasi
Fitoremediasi
FITOREMEDIASI
Disusun oleh :
YOGYAKARTA
2016
Fitoremediasi
I. TUJUAN
Memahami tentang phytoremediasi dan metode isoterm adsorbsi
Mengetahui nilai isoterm adsorbsi pada persamaan Langmuir dan Freundlich
Menentukan konstanta adsorbsi
1. Phytoacumulation (phytoextraction)
Proses tumbuhan menarik zat kontaminan dari media sehingga berakumulasi
disekitar akar tumbuhan, disebut juga Hyperacumulation. Akar tanaman menyerap limbah
logam dari tanah dan mentranslokasinya ke bagian tanaman yang berada di atas tanah.
Setiap tanaman memiliki kemampuan yang berbeda untuk menyerap dan bertahan
dalam berbagai limbah logam. Terutama di tempat-tempat yang tercemar dengan lebih dari
satu jenis logam. Ada spesies tertentu yang disebut hiperakumulator tanaman yang
menyerap jumlah jauh lebih tinggi dari polutan dibandingkan spesies lainnya kebanyakan.
Spesies ini digunakan pada banyak situs karena kemampuan mereka untuk berkembang di
daerah-daerah yang sangat tercemar. Setelah tanaman tumbuh dan menyerap logam
mereka dipanen dan dibuang dengan aman. Proses ini diulang beberapa kali untuk
mengurangi kontaminasi ke tingkat yang dapat diterima.
Dalam beberapa kasus memungkin untuk benar-benar mendaur ulang logam
melalui proses yang dikenal sebagai phytomining, meskipun ini biasanya digunakan pada
logam mulia. Senyawa logam yang telah berhasil phytoextracted meliputi seng, tembaga,
dan nikel. Logam kontaminan dalam tanah: diserap oleh akar (penyerapan), pindah ke
tunas (translokasi), dan disimpan (akumulasi).
3. Phytostabilization
Merupakan penempelan zat-zat contaminan tertentu pada akar yang tidak mungkin
terserap kedalam batang tumbuhan. Zat-zat tersebut menempel erat (stabil ) pada akar
sehingga tidak akan terbawa oleh aliran air dalam media. Untuk mencegah kontaminasi
dari penyebaran dan bergerak di seluruh tanah dan air tanah, zat kontaminan diserap oleh
akar dan akumulasi, diabsorbsi akar, terjadi pada rhizosfer (ini adalah daerah di sekitar akar
yang bekerja seperti laboratorium kimia kecil dengan mikroba dan bakteri dan organisme
mikro yang disekresikan oleh tanaman) ini akan mengurangi atau bahkan mencegah
perpindahan ke tanah atau udara, dan juga mengurangi bioavailibility dari kontaminan
sehingga mencegah penyebaran melalui rantai makanan. Teknik ini juga dapat digunakan
untuk membangun kembali komunitas tanaman pada daerah yang telah benar-benar
mematikan bagi tanaman karena tingginya tingkat kontaminasi logam.
Kontaminan organik dalam tanah adalah: diserap oleh akar tanaman dan dipecah
menjadi bagian-bagian mereka dengan "eksudat" dalam sistem akar tanaman
4. Rhyzodegradetion
Rhyzodegradetion disebut juga enhenced rhezosphere biodegradation, or plented-
assisted bioremidiation degradation, yaitu penguraian zat-zat kontaminan oleh aktivitas
microba yang berada disekitar akar tumbuhan. Misalnya ragi, fungi dan bacteri.
5. Phytodegradation
Phytodegradation (phyto transformation) yaitu proses yang dilakukan tumbuhan
untuk menguraikan zat kontaminan yang mempunyai rantai molekul yang kompleks
menjadi bahan yang tidak berbahaya dengan dengan susunan molekul yang lebih sederhan
yang dapat berguna bagi pertumbuhan tumbuhan itu sendiri. Proses ini dapat berlangsung
pada daun, batang, akar atau diluar sekitar akar dengan bantuan enzym yang dikeluarkan
oleh tumbuhan itu sendiri. Beberapa tumbuhan mengeluarkan enzym berupa bahan kimia
yang mempercepat proses proses degradasi.
6. Phytovolatization
Phytovolatization yaitu proses menarik dan transpirasi zat kontaminan oleh
tumbuhan dalam bentuk yang telah larutan terurai sebagai bahan yang tidak berbahaya lagi
untuk selanjutnya di uapkan ke atmosfir. Beberapa tumbuhan dapat menguapkan air 200
sampai dengan 1000 liter perhari untuk setiap batang.
Jenis Tanaman Fitoremediasi
Jenis tanaman yang dapat digunakan untuk media fitoremediasi antara lain:
1. Bunga matahari/ Heliantus anuus : mendegradasi Uranium
2. Populas trichocarpa, P.deltaritas Famili sacnaceae : mendegradasi TCE
(Trichloroethylene)
3. Najar graminae (tumbuhan air) : menyerap Co, Pb,Ni
4. Vetiver grass (Vetiveria zizonaides), akar wangi: mendegradasi Pb, Zn
5. Kangkung air, teratai, eceng gondok : menyerap/mengakumulasi logam berat pada
semua jaringan.
2. Menghitung Harga qe
131
=
Harga qe pada sampel akar 1 (1 mL)
Banyaknya I-131 yang diserap oleh akar eceng gondok pada sampel 1 :
131
=
131
1 72176.33
=
112.67
= 0.00156
Massa NaI-131 yang terserap :
1000
0.00156 3.67 3 = 5.73
1
Sehingga, qe :
= 0,3762
5.73
= = 67.319
0.085
Dari data diatas dibuat grafik hubungan 1/Ce vs 1/qe mengikuti persamaan Langmuir.
0.015
1/qe
0.01
0.005
0
0 0.00002 0.00004 0.00006 0.00008 0.0001 0.00012 0.00014 0.00016
1/ce
Grafik 1/ce vs 1/ qe Batang
0.09
0.08 y = 523.23x + 0.0074
R = 0.989
0.07
0.06
0.05
1/qe
0.04
0.03
0.02
0.01
0
0 0.00005 0.0001 0.00015
1/ce
0.008
0.006
0.004
0.002
0
0 0.00002 0.00004 0.00006 0.00008 0.0001 0.00012 0.00014 0.00016
1/ce
Dari data diatas dibuat grafik hubungan Log Ce vs Log qe mengikuti persamaan
Freundlich.
Grafik log(Ce)
vs log(qe)
Daun
2.50
2.00
1.50
log(qe)
0.00
3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40
log(Ce)
Grafik log(Ce)
vs log(qe)
Batang
2.00
1.00
0.50
0.00
3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40
log(Ce)
Grafik log(Ce)
vs log(qe)
Akar
3.00
2.50 y = 1.1991x - 2.7756
R = 0.9396
2.00
log(qe)
1.50
1.00
0.50
0.00
3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40
log(Ce)
Dari grafik hubungan hubungan Log Ce vs Log qe pada akar didapat persamaan regresi :
y = 0.8945x 1.7822
Dari rumus sebagai berikut
= . 1/
1
log = log + log
Maka,
Slope = b -0,0345
1
= 0.8945
= 1.1179
Intersep = a = 0,4041
log = 1.7822
= 60.56
Dengan mengasumsikan bahwa tanaman utuh terdiri dari batang, daun, dan akar,
maka kita dapat menjumlah kan qe yang tadinya mg NaI/g batang, mg NaI/g daun, dan mg
NaI/g akar, menjadi mg NaI/g tanaman. Namun, perbandingan massa antara
daun:batang:akar tentunya tidak 1:1:1, sehingga rumus diatas didekatkan dengan qe
tanaman = (qe daun x % w Daun/w Tanaman) + (qe batang x % w batang /w Tanaman) +
(qe akar x % w akar/w Tanaman). Namun penulis tidak menemukan sumber pustaka
mengenai presentase rata-rata berat daun, batang, dan akar, khususnya pada tanaman
enceng gondok, sehingga diasumsikan bahwa presentase daun sebesar 50 %, presentase
batang sebesar 10 % dan presentase akar sebesar 40 %. Asumsi ini diambil dengan dasar
bahwa pada tanaman enceng gondok yang dipakai untuk praktikum memiliki bagian
terbesar berupa daun, lalu akar yang hamper sama besar dan beratnya, dan hanya sedikit
bagian batang.
Pada pot 1
Qe tanaman = (46.541 mg NaI/g daun x 50 % g daun/g tanaman) + (12.796 mg
NaI/g batang x 10 % g batang/g tanaman) + (67.319 mg NaI/g akar x 40 % g akar/g
tanaman)
Qe tanaman = 51.478 mg NaI/g tanaman
Dengan cara yang sama,
Pada pot 2 = qe tanaman = 128.426 mg NaI/g tanaman
Pada pot 3 = qe tanaman = 160.547 mg NaI/g tanaman
Dengan begitu, nial qe dan ce,
Maka nilai yang dubutuhkan untuk plot grafik langmuir-freundlich sebagai berikut
Grafik log(Ce)
vs log(qe)
TAnaman
2.50
2.00
1.50
log(qe)
0.00
3.80 3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40
log(Ce)
Grafik 1/ce vs 1/ qe Tanaman
0,000,000
0,000,000
y = 149.18x - 0.0015
R = 0.9814
0,000,000
1/qe
0,000,000
0,000,000
0,000,000
0,000,0000,000,0000,000,0000,000,0000,000,0000,000,0000,000,0000,000,0000,000,000
1/ce
Hasil pengolahan data hasil praktikum diatas menunjukan pada pot 1 dengan volume NaI
sebanyak 1 ml, tanaman dapat menyerap 27.97 mg NaI. Pada pot 2 dengan volume NaI sebanyak
2 ml, tanaman dapat menyerap 54.712 mg NaI dan 73.1 mg NaI pada pot 3 dengan NaI 3 ml.
Perbedaan banyaknya NaI yang terserap merupakan suatu kewajaran, Karena terdapat perbedaan
konsentrasi NaI dalam pot. Dari hasil praktikum tersebut dapat kita buktikan bahwa memang benar
jika tanaman dapat mendekontaminasi suatu tempat dengan cara menyerap kontaminan pada
tempat itu.
Dari hasil pengamatan praktikum, dapat diamati juga bahwa, NaI yang diserap tanaman
terkumpul terbesar terkumpul pada daun, kemudian pada akar, dan paling sedikit pada batang.
Hal ini disebabkan oleh kebutuhan air tertinggi pada enceng gondok yaitu pada daun, yang mana
air tersebut akan dipakai untuk kegiatan fotosintesis. NaI yang mudah terlarut dalam air pasti akan
ikut terbawa ke daun. Pada akar, merupakan bagian tanaman yang memiliki cacah NaI terbesar
kedua. Hal ini disebabkan oleh banyaknya pembuluh pada akar yang mana berfungsi sebagai organ
penyerap NaI. Tentu saja, Karena fungsi akar tersebut, akan banyak didapati NaI disepanjang
pembuluh dalam akar tersebut. Bagian batang merupakan sumber cacahan NaI terkecil. Hal ini
disebabkan Karena batang hanya sebagai tempat lewat NaI yang terbawa air dalam pembuluh, dari
akar menuju daun. Meskipun memiliki pembuluh, jumlah pembuluh didalam batang enceng
gondok tidak sebanyak dibagian akar enceng gondok, sehingga jumlah cacahan NaI yang terdapat
pada batang eceng gondok tidak sebesar jumlah cacahan NaI yang terdapat pada akar.
VIII. Kesimpulan
1. Bagian eceng gondok yang paling banyak menyimpan NaI berturut-turut dari yang
terbesar hingga terendah adalah daun, kemudian akar, dan terakhir batang.
2. Konstanta q max, k, n, dank f untuk tanaman eceng gondok berturut turut sebesar
666.7; 0.00001; 1.1179; dan 0.0165.
3. Konstanta-konstanta tersebut digunakan untuk menyusun persamaan Langmuir-
freundlich, yang digunakan untuk memperkirakan qe dan Ce tanaman.
IX. Daftar Pustaka
1. Darmono. 1995. Logam Dalam System Biologi Makhluk Hidup. UI Press. Jakarta
2. Anonim. Fitoremediasi.
https://www.academia.edu/11960256/FITOREMEDIASI?auto=download
3. Anonim.2016.Fototrof. https://id.wikipedia.org/wiki/Fototrof
4. Anonim.2017.Freundlich Equation.
https://en.wikipedia.org/wiki/Freundlich_equation
5. Anonim.2017.Eceng Gondok. https://id.wikipedia.org/wiki/Eceng_gondok
6. Anonim.2017.Langmuir Adsorption Model
https://en.wikipedia.org/wiki/Langmuir_adsorption_model
7. Reichenauer T G, Germida J J.2008.Phytoremediation of Organic Contaminants in
Soil and Groundwater.Weinheim:Wiley-VCH Verlag GmbH & Co. KGaA.