Anda di halaman 1dari 20

TUGAS AMDAL

Dampak Pertambangan Tembaga


Terhadap Berbagai Komponen Lingkungan
Diajukan untuk memenuhi tugas AMDAL

Disusun oleh:

Ahmad Mirza Fatahillah NIM: 11160980000041


Ahmad Syahal Saepudin NIM: 11160980000042
Sulistia Devi NIM: 11160980000043
Rangga Gusti Pradana NIM: 11160980000045
Fajar Muharram Rizkiardi NIM: 11160980000046

PRODI TEKNIK PERTAMBANGAN


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

Kegiatan pertambangan untuk mengambil bahan galian berharga dari lapisan bumi
telah berlangsung sejak lama. Selama kurun waktu 50 tahun, konsep dasar pengolahan relatif
tidak berubah, yang berubah adalah skala kegiatannya. Mekanisasi peralatan pertambangan
telah menyebabkan skala pertambangan semakin membesar. Perkembangan teknologi
pengolahan menyebabkan ekstraksi bijih kadar rendah menjadi lebih ekonomis, sehingga
semakin luas dan dalam lapisan bumi yang harus di gali. Hal ini menyebabkan kegiatan
tambang menimbulkan dampak lingkungan yang sangat besar dan bersifat penting. US-EPA
(1995) telah melakukan studi tentang pengaruh kegiatan pertambangan terhadap kerusakan
lingkungan dan kesehatan manusia pada 66 kegiatan pertambangan.
Dalam dunia pertambangan, Indonesia memang dikenal sebagai negara yang kaya
dengan kandungan mineral yang siap diangkat kapan saja. Indonesia menempati posisi
produsen terbesar kedua untuk komoditas timah, posisi terbesar keempat untuk komoditas
tembaga, posisi kelima untuk komoditas nikel, posisi terbesar ketujuh untuk komoditas emas,
dan posisi kedelapan untuk komoditas batubara. Cadangan tembaga Indonesia sekitar 4,1%
dari cadangan tembaga dunia, dan merupakan peringkat ke-7 sedangkan dari sisi produksi
adalah 10,4% dari produksi dunia dan merupakan peringkat ke-2.
Salah satu penghasil tembaga terbesar adalah PT Freeport Indonesia. Freeport
melakukan eksplorasi dilahan yang diperkirakan mengandung cadangan bijih emas terbesar,
2,5 miliar ton. Dalam perjalanannya, sepanjang 1992 hingga 2002, Freeport telah berhasil
melambungkan produksinya hingga 5,5 juta ton tembaga, 828 ton perak dan 533 ton emas.
Pada 1998, perusahaan ini bahkan berhasil menghasilkan agregat penjualan sebesar 1,71
miliar pon tembaga dan 2,77 juta ons emas. Dengan penghasilan itu Freeport mengantongi
keuntungan triliunan rupiah sepanjang tahun. Kandungan tambang di Grasberg yang luas
menjamin usia tambang yang panjang, sehingga bagi Freeport, yang paling menguntungkan
adalah mengolah bijih dalam jumlah yang sangat besar setiap harinya, dan membuang 14
persen tembaga yang terkandung dalam bijih, yang pada akhirnya tertinggal di tailing yang
dibuang ke sungai. Dengan alasan yang sama, sejumlah besar batuan yang mengandung
tembaga juga dikeruk dan dibuang tanpa diolah dulu. Alasannya, perusahaan memilih untuk
mendapatkan bijih berkualitas tinggi secepat mungkin.
Lebih dari 3 miliar ton tailing dan lebih dari empat miliar ton limbah batuan akan
dihasilkan dari operasi PTFI sampai penutupan pada tahun 2040. Secara keseluruhan,
Freeport-Rio Tinto menyia-nyiakan 53.000 ton tembaga per tahun, yang dibuang ke sungai
sebagai Air Asam Batuan (Acid Rock Drainage, ARD) dalam bentuk buangan (leachate) dan
tailing. Tingkat pencemaran logam berat semacam ini sejuta kali lebih buruk dibanding yang
bisa dicapai oleh standar praktik pencegahan pencemaran industri tambang. Padahal,
tembaga yang terbuang bisa menjadi sumber penghasilan yang cukup besar bagi Pemda
Papua yang menerima royalti untuk setiap unit tembaga olahan. Selain itu tembaga terbuang
ini mengakibatkan kerusakan lingkungan serius pada air tanah, sungai, dan muara di hilir.
Dampak yang dihasilkan secara kasat mata akibat limbah Freeport sangat banyak.
Produksi tailing yang mencapai 220 ribu ton per hari dalam waktu 10 tahun terakhir
menghasilkan kerusakan wilayah produktif berupa hutan, sungai, dan lahan basah (wetland)
seluas 120 ribu hektar, Freeport masih akan beroperasi hingga tahun 2041. Jika tingkat
produksinya tetap, maka akan mencapai 225.000 hingga 300.000 ton bijih per hari. Selain itu,
Freeport juga tidak mampu mengolah limbahnya baik limbah batuan (Waste Rock), tailing
hingga air asam tambang (Acid Mine Drainage). Oleh karena itu, akan dibahas mengenai
analisa dampak pertambangan perusahaan ini mulai dari pra kontruksi hingga pasca operasi.

1.2 Maksud dan Tujuan


Disusunnya makalah ini adalah untuk memenuhi tugas pada mata kuliah AMDAL.
Selain itu, tujuan dari penyusunan makalah ini adalah sebagai berikut:
Agar dapat memahami AMDAL pada pertambangan
Agar dapat mengetahui dampak yang terjadi pada tambang tembaga terhadap
lingkungan
Mencari solusi atas dampak yang telah atau akan terjadi
Mampu menganalisa hal-hal yang berkaitan dengan dampak pertambangan
dari pra kontruksi hingga pasca operasi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Dampak Pra-Konstruksi pada Proyek Pertambangan Tembaga terhadap
Komponen Lingkungan
Studi Kelayakan
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
Biologi dan Kesehatan Masyarakat. Pada komponen biologi, flora dan fauna terkena dampak
yang cukup signifikan karena pada kegiatan ini dilakukan penebangan pohon, pengambilan
sampel tanah, batuan, dan air sehingga mengganggu ekosistem setempat.
Pada komponen kesehatan masyarakat, dampak terbesar yang disebabkan oleh
aktifitas ini adalah kecelakaan kerja dan limbah domestik. Contoh kecelakaan yang mungkin
terjadi adalah kecelakaan pada saat pengambilan sampel di tempat-tempat yang sulit
dijangkau seperti sungai, dan tebing terjal. Sedangkan limbah domestik bisa dihasilkan dari
kegiatan pekerjayang terlibat.

Pengumuman
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
Kegiatan sosial yang diantaranya adalah perubahan perilaku sosial, gangguan proses sosial,
dan sikap dan persepsi masyarakat. Hal ini diakibatkan karena kurangnya komunikasi antara
pihak pemrakarsa dengan masyarakat sekitar sehingga mengakibatkan perubahan perilaku
sosial untuk sebagian masyarakat sekitarnya, dan mengubah sikap dan persepsi masyarakat
karena mereka tidak siap akan adanya perubahan di daerah mereka yang mengakibatkan
gangguan proses sosial mereka.

Pembebasan Lahan
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
Kegiatan sosial yang diantaranya adalah pendapatan masyarakat, perubahan perilaku sosial,
perubahan kepemilikan lahan, gangguan proses sosial serta sikap dan presepsi masyarakat.
Dampak ini sama halnya seperti ketika pengumuman dilakukan. Karena adanya pembebasan
lahan ini, pendapatan masyarakat menjadi terganggu. Sebagai contoh masyarakat yang
awalnya mempunyai pendapatan dari daerah tersebut sebagai petani, nelayan, peternak atau
yang lainnya menjadi hilang karena adanya pembebasan lahan. Hal tersebut menyebabkan
terjadinya perubahan kepemilikan lahan yang terjadi pada masyarakat sekitar dengan
berbagai masalah yang ada seperti sengketa lahan.

Penerimaan Tenaga Kerja


Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
Kegiatan sosial yang diantaranya adalah kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan
masyarakat, perubahan perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi,
perubahan jumlah penduduk, gangguan proses sosial, serta sikap dan persepsi masyarakat.
Dampak ini sebagian besar sama dengan dampak terhadap pembebasan lahan. Yang perlu
diperhatikan disini adalah adanya kesempatan kerja dan peluang usaha karena pada saat
penerimaan tenaga kerja dibuka, menciptakan kesempatan kerja bagi masyarakat dengan
adanya kegiatan ini pula dapat menguntungkan masyarakat sekitar karena dapat menambah
penghasilan dan menekan pengangguran dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi daerah
tersebut sehingga dapat merubah jumlah penduduk yang tadinya sedikit menjadi bertambah.

Mobilisasi Alat
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi,
getaran. Karena besarnya alat yang digunakan, suara, getaran dan gas buang yang dihasilkan
juga besar. Sehingga kualitas air dan udara daerah tersebut yang tadinya baik menjadi
menurun. Selain itu, dapat mengganggu transportasi karena ukurannya yang besar
menyebabkan kemacetan di daerah tersebut.
Pada komponen biologi diantaranya flora dan fauna. Mobilisasi alat membutuhkan
lahan untuk pembuatan jalan agar mobilisasi tersebut dapat lancar. Pembuatan jalan ini,
mengakibatkan flora dan fauna yang ada disekitar daerah tersebut terganggu dan kehilangan
habitatnya karena adanya perubahan tata ruang.
Pada komponen sosial diantaranya berdampak pada kesempatan kerja, gangguan
proses sosial, serta sikap dan persepsi masyarakat. Karena adanya kegiatan mobilisasi alat ini,
karena masyarakat sekitar bisa mendapat kesempatan kerja seperti menjadi operator,
membantu pembukaan lahan untuk jalan mobilisasi, dll. Hal ini juga berdampak pada peluang
usaha karena dapat meningkatkan ekonomi seperti dibukanya warung, rumah makan, dll.
Namun dapat berdampak buruk karena dapat mengganggu proses sosial karena kesempatan
masyarakat untuk berkumpul menjadi terganggu sehingga merubah sikap dan persepsi
masyarakat.
Pada komponen kesehatan masyarakat berdampak pada kecelakaan kerja, limbah
domestik, limbah padat dan limbah B3. Kecelakaan kerja dapat timbul karena terlindas alat,
terjepit, atau menabrak kendaraan dan benda lain. Adanya mobilisasi alat ini juga
menghasilkan limbah B3 seperti dari tetesan oli, pelumas, dll. Limbah domestik dan limbah
padat juga dapat dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan para pekerja.

2.2 Dampak Kontruksi pada Proyek Pertambangan Tembaga terhadap Komponen


Lingkungan

Akses Jalan
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi,
getaran. Adanya pembuatan akses jalan berdampak buruk karena suara dan getaran yang
dihasilkan dari alat pembuatan akses jalan sangat mengganggu masyarakat setempat. Karena
alat yang digunakan dapat menghasilkan polusi yang tinggi sehingga kualitas air dan udara
daerah tersebut yang tadinya baik menjadi menurun. Selain itu, dapat mengganggu
transportasi karena ukurannya yang besar menyebabkan kemacetan di daerah tersebut juga
adanya buka tutup jalan yang dilakukan sehingga hanya satu arah yang dapat digunakan.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen biologi diantaranya flora dan fauna. Karena adanya pembuatan akses jalan,
wilayah yang tadinya hijau dan banyak pepohonan berubah menjadi gersang dan hilangnya
lahan untuk mencari pakan ternak bagi peternak sehingga mengganggu fauna yang ada.
Pada pembuatan akses jalan juga berdampak pada ada komponen sosial yang
diantaranya adalah kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat, perubahan
perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan proses sosial
serta sikap dan persepsi masyarakat. Dengan adanya pembuatan akses jalan membutuhkan
para pekerja dalam pembangunan jalan tersebut sehingga menciptakan kesempatan kerja
untuk masyarakat. Adanya aktivitas ini menciptakan pula peluang usaha bagi masyarakat
sekitar sehingga menambah pendapatan masyarakat dan menambah pertumbuhan ekonomi.
Namun, aktivitas ini pula berdampak pada sistem sosial yang ada karena karena masyarakat
merasa terganggu akibat adanya aktivitas pembuatan akses jalan.
Pada komponen kesehatan, pembangunan akses jalan mempengaruhi bertambahnya
limbah domestik yang berasal dari aktivitas sehari-hari para pekerja dan limbah B3 yang
salah satunya berasal dari tetesan oli dari alat berat yang ada. Selain itu, pembangunan
pelabuhan juga memiliki resiko yang besar untuk para pekerjanya sehingga dapat
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja seperti terjatuh dari bangunan, terjepit dan masih
banyak lagi.

Pelabuhan
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi,
getaran. Penurunan kualitas udara dapat disebabkan oleh peningkatan debu akibat kegiatn
konstruksi dan kegiatan operasional loading off loading di pelabuhan. Peningkatan
kebisingan pada kegiatan pelabuhan terutama berasal dari kegiatan konstruksi (seperti
mobilisasi alat berat, pengangkutan material, pemancangan dan pembangunan terminal)
dan loading offloading di pelabuhan. Penurunan kualitas air laut ditandai dengan adanya
peningkatan kekeruhan dan penigkatan pencemaran air laut. Penurunan peningkatan kualitas
air kegiatan konstruksi pada pembangunan pelabuhan akan berpotensi menimbulkan dampak
penurunan kualitas air laut terutama pada tahap pengerukan (capital dredging) dan
pembuangan material keruk. Kegiatan operasional akan memengaruhi kualitas air laut dan
kualitas air permukaan (jika pembangunan pelabuhan terletak di sekitar sungai) dengan
adanya peningkatan pencemaran terutama yang dihasilkan dari discharge air limbah domestik
dan non domestik (air balast, tank cleaning dan bahan kimia yang digunakan untuk perawatan
kapal), kegiatan operasional loading-offloading di pelabuhan serta korosi pada kapal. Selain
itu, pembangunan pelabuhan memerlukan alat kontruksi serta alat angkut yang menyebabkan
getaran terhadap daerah tersebut dan mengganggu transportasi.
Pada komponen biologi, yang terkena dampaknya adalah flora dan fauna. Kawasan
pesisir berupa kawasan lahan basah berhutan mangrove, pantai berpasir, atau pantai berbatu.
Adanya pembangunan pelabuhan dikawasan tersebut, akan terjadi perubahan fungsi dan tata
guna lahan tersebut yang mengakibatkan perubahan bentang alam. Pada awalnya, kawasan
tersebut berfungsi sebagai cathmen area baik untuk air hujan maupun air pasang, namun
setelah ada proses pembangunan pelabuhan, seperti kegiatan pembukaan lahan, pemotongan
dan pengurugan tanah pada tahap konstruksi, serta pemadatan tanah, akan mengubah lahan
fungsi tersebut. Air hujan tidak dapat meresap ke dalam tanah, sehingga meningkatkan
volume air limpasan (run off) dan meningkatkan terjadinya potensi genangan dan mengubah
pola genangan. Kegitan pembanguna pelabuhan akan memberikan dampak yang sangat
penting terhadap biota perairan yang berada disekitar wilayah pelabuhan. Kegiatan
pembukaan lahan, pemancangan tiang pondasi dan pembangunan struktur fisik fasilitas
pelabuhan dapat mengganggu biota yang ada di wetland/lahan basah seperti mangrove,
bangsa krustase, larva-larva ikan dan biota perairan lainnya seperti terumbu karang dan
padang lamun. Gangguan terhadap biota perairan dapat terjadi secara langsung maupun tidak
langsung. Secara langsung disebabkan oleh kegiatan pengerukan dan pembangunan,
sedangkan secara tidak langsung merupakan dampak lanjutan dari penurunan kualitas air laut
akibat operasional pelabuhan.
Pada pembangunan pelabuhan juga berdampak pada ada komponen sosial yang
diantaranya adalah kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat, perubahan
perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan proses sosial
serta sikap dan persepsi masyarakat. Dengan adanya pembangunan pelabuhan membutuhkan
para pekerja dalam pembangunan jalan tersebut sehingga menciptakan kesempatan kerja
untuk masyarakat. Adanya aktivitas ini menciptakan pula peluang usaha bagi masyarakat
sekitar sehingga menambah pendapatan masyarakat dan menambah pertumbuhan ekonomi.
Namun, aktivitas ini pula berdampak pada sistem sosial yang ada karena karena akan banyak
masyarakat merasa terganggu.
Pada komponen kesehatan, pembangunan pelabuhan mempengaruhi bertambahnya
limbah domestik yang berasal dari aktivitas sehari-hari para pekerja dan limbah B3 yang
salah satunya berasal dari tetesan oli dari alat berat yang ada. Selain itu, pembangunan
pelabuhan juga memiliki resiko yang besar untuk para pekerjanya sehingga dapat
memungkinkan terjadinya kecelakaan kerja seperti terjatuh dari bangunan, terjepit dan masih
banyak lagi.

Perkantoran
Pada tahap pembangunan kantor, komponen komponen yang terkena dampak
kegiatan ini adalah komponen geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas
air, transportasi, getaran. Adanya pembangunan gedung kantor berdampak buruk karena
suara dan getaran yang dihasilkan dari alat berat sangat mengganggu masyarakat setempat.
Karena alat yang digunakan dapat menghasilkan polusi yang tinggi sehingga kualitas air dan
udara daerah tersebut yang tadinya baik menjadi menurun. Selain itu, dapat mengganggu
transportasi karena ukurannya yang besar menyebabkan kemacetan di daerah tersebut.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen biologi diantaranya flora dan fauna. Berdampak pada flora karena adanya
perubahan tata ruang yang awalnya ditumbuhi tanaman dan pohon-pohon berubah menjadi
gedung kantor sehingga tanaman tersebut tidak ada lagi. Hal ini juga dapat mengurangi lahan
untuk flora mencari makan sehingga mengganggu ekosistem mereka.
Pada pembuatan gedung kantor juga berdampak pada ada komponen sosial yang
diantaranya adalah kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat, perubahan
perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan proses sosial
serta sikap dan persepsi masyarakat. Dengan adanya pembuatan akses jalan membutuhkan
para pekerja dalam pembangunan jalan tersebut sehingga menciptakan kesempatan kerja
untuk masyarakat. Adanya aktivitas ini menciptakan pula peluang usaha bagi masyarakat
sekitar sehingga menambah pendapatan masyarakat dan menambah pertumbuhan ekonomi.
Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan proses sosial karena adanya aktivitas yang
berbeda dari masyarakat disekitar yang tidak seperti biasanya. Selain itu dapat berdampak
pada sikap dan persepsi masyarakat karena tidak semua masyarakat yang ingin bekerja pada
proses pembangunan kantor ini berhasil medapatkan pekerjaan tersebut sehingga dapat
merubah sikap dan persepsi masyarakat.
Pada komponen kesehatan, pembangunan kantor mempengaruhi bertambahnya
limbah domestik yang berasal dari aktivitas sehari-hari para pekerja yang semakin bertambah
dan limbah B3 yang salah satunya berasal dari tetesan oli dari alat berat yang ada. Selain itu,
pembangunan kantor yang bukan hanya satu atau dua lantai saja dapat beresiko kecelakaan
untuk pekerja.

Pembangunan Pabrik Pengolahan


Pada tahap pembangunan kantor, komponen komponen yang terkena dampak
kegiatan ini adalah komponen geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas
air, transportasi, getaran. Perubahan kondisi lingkungan yang diakibatkan oleh pembangunan
dapat berdampak pada sumberdaya air baik secara kuantitatif maupun kualitatif. Peristiwa
banjir yang sering terjadi tidak terlepas dari dampak perubahan penggunaan lahan.
Pencemaran pada air sungai dan air tanah yang sering terjadi juga merupakan dampak dari
pembangunan juga. Dengan memperhatikan daur hidrologi serta proses hidrologi yang
mengalami perubahan dapat dikaji dampak-dampak negatif yang mungkin timbul yang
disebabkan oleh proses pembangunan. Selain itu, pembangunan ini juga dapat menyebabkan
perubahan kualitas udara akibat adanya alat berat dan bahan industri yang digunakan.
Kebisingan dan getaran juga dapat disebabkan oleh alat berat yang digunakan seperti
penanaman paku beton dan penyusunan atap baja. Mobilisasi alat dan bahan baku untuk
pembangunan juga dapat mengganggu transportasi di daerah sekitar.
Pada pembangunan pabrik pengolahan yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen biologi diantaranya flora dan fauna. Dampak ini terjadi akibat adanya kebisingan
yang dapat mengganggu fauan disekitar wilayah tersebut. Berdampak pada flora karena
adanya perubahan tata ruang yang awalnya ditumbuhi tanaman dan pohon-pohon berubah
menjadi gedung kantor sehingga tanaman tersebut tidak ada lagi. Hal ini juga dapat
mengurangi lahan untuk flora mencari makan sehingga mengganggu ekosistem mereka.
Pada pembuatan gedung kantor juga berdampak pada ada komponen sosial yang
diantaranya adalah kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat, perubahan
perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan proses sosial
serta sikap dan persepsi masyarakat. Dengan adanya pembuatan akses jalan membutuhkan
para pekerja dalam pembangunan jalan tersebut sehingga menciptakan kesempatan kerja
untuk masyarakat. Adanya aktivitas ini menciptakan pula peluang usaha bagi masyarakat
sekitar sehingga menambah pendapatan masyarakat dan menambah pertumbuhan ekonomi.
Hal ini juga dapat menyebabkan gangguan proses sosial karena adanya aktivitas yang
berbeda dari masyarakat disekitar yang tidak seperti biasanya. Selain itu dapat berdampak
pada sikap dan persepsi masyarakat karena tidak semua masyarakat yang ingin bekerja pada
proses pembangunan kantor ini berhasil medapatkan pekerjaan tersebut sehingga dapat
merubah sikap dan persepsi masyarakat.

Mess Karyawan
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi,
getaran. Adanya pembangunan Mess Karyawan dapat menimbulkan dampak kebisingan dan
getaran yang dapat mengganggu masyarakat sekitar, dan jika ada pembangunan ini
menimbulkan dampak polusi sehingga menurunnya kualitas air dan udara di daerah tersebut.
Selain itu, jika ada pembangunan ini dapat berdampak besar seperti transportasi akan
mengalami kemacetan sehingga diberlakukannya sistem buka tutup jalan.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Biologi yang diantaranya flora dan fauna. Adanya pembangunan mess karyawan
dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan biologi sekitar seperti
hilangnya habitat fauna, dan tumbuhan yang tadi nya hijau menjadi gersang akibat adanya
pembangunan tersebut.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Sosial yang diantaranya kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat,
perubahan perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan
proses sosial serta sikap dan persepsi masyarakat. Bagi masyarakat adanya pembangunan
bisa berdampak baik maupun buruk, dampak baiknya ialah masyarakat sekitar dapat
kesempatan kerja pada pemrakarsa/perusahaan yang sedang melakukan kontruksi, lalu bagi
masyarakat ini merupakan peluang usaha untuk menambah pendapatan masyarakat di daerah
itu sehingga masyarakat sekitar mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dari pekerjaan
mereka sebelumnya seperti petani, peternak, nelayan, dll. Selain itu, dengan adanya
pembangunan di sekitar daerah tersebut dapat mengurangi angka pengangguran karena
adanya kesempatan kerja sehingga timbul pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut dan
memengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk daerah tersebut yang tadinya hanya beberapa
ratus kepala keluarga bisa menjadi ribuan maupun ratusan ribu karena adanya Kesempatan
kerja dan peluang usaha di daerah ini.
Sedangkan dampak buruknya ialah pembangunan ini dapat merubah perilaku sosial
dan mengganggu proses sosial masyarakat dikarenakan yang tadinya masyarakat bisa dekat
satu sama lain menjadi jauh karena adanya jarak antar rumah mereka sehingga yang tadinya
sering bersosialisasi menjadi jarang karena ada kegiatan tersebut. Selain itu, kegiatan ini
berdampak buruk terhadap masyarakat yang memiliki lahan dikarenakan pembangunan ini
memakan lahan masyarakat sehingga masyarakat yang tadinya memiliki inventaris jangka
panjang seperti lahan, hilang begitu saja dan kegiatan ini dapat menimbulkan sikap dan
persepsi masyarakat terhadap pemrakarsa atas kehilangannya lahan.
Pada komponen kesehatan masyarakat berdampak pada kecelakaan kerja, limbah
domestik, limbah padat dan limbah B3. Kecelakaan kerja dapat timbul karena terlindas alat,
terjepit, atau menabrak kendaraan dan benda lain inilah dampak buruk adanya pembangunan
tersebut. Adanya Mess Karyawan ini juga menghasilkan limbah B3 seperti dari tetesan oli,
pelumas, dll. Limbah domestik dan limbah padat juga dapat dihasilkan dari aktivitas yang
dilakukan para pekerja inilah yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang
tadinya lingkungan di daerah mereka bersih dan sehat menjadi kotor dan rawan penyakit.

Pembangkit Listrik
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi,
getaran. Adanya pembangunan Pembangkit Listrik dapat menimbulkan dampak kebisingan
dan getaran yang dapat mengganggu masyarakat sekitar, dan jika ada pembangunan ini
menimbulkan dampak polusi sehingga menurunnya kualitas air dan udara di daerah tersebut.
Selain itu, jika ada pembangunan ini dapat berdampak besar seperti transportasi akan
mengalami kemacetan sehingga diberlakukannya sistem buka tutup jalan.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Biologi yang diantaranya flora dan fauna. Adanya pembangunan Pembangkit
Listrik dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan biologi sekitar seperti
hilangnya habitat fauna, dan tumbuhan yang tadi nya hijau menjadi gersang akibat adanya
pembangunan tersebut.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Sosial yang diantaranya kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat,
perubahan perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan
proses sosial serta sikap dan persepsi masyarakat. Bagi masyarakat adanya pembangunan ini
bisa berdampak baik maupun buruk, dampak baiknya ialah masyarakat sekitar dapat
kesempatan kerja pada pemrakarsa/perusahaan yang sedang melakukan kontruksi, lalu bagi
masyarakat ini merupakan peluang usaha untuk menambah pendapatan masyarakat di daerah
itu sehingga masyarakat sekitar mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dari pekerjaan
mereka sebelumnya seperti petani, peternak, nelayan, dll. Selain itu, dengan adanya
pembangunan di sekitar daerah tersebut dapat mengurangi angka pengangguran karena
adanya kesempatan kerja sehingga timbul pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut dan
memengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk daerah tersebut yang tadinya hanya beberapa
ratus kepala keluarga bisa menjadi ribuan maupun ratusan ribu karena adanya Kesempatan
kerja dan peluang usaha di daerah ini.
Sedangkan dampak buruknya ialah pembangunan ini dapat merubah perilaku sosial
dan mengganggu proses sosial masyarakat dikarenakan yang tadinya masyarakat bisa dekat
satu sama lain menjadi jauh karena adanya jarak antar rumah mereka sehingga yang tadinya
sering bersosialisasi menjadi jarang karena ada kegiatan tersebut. Selain itu, kegiatan ini
berdampak buruk terhadap masyarakat yang memiliki lahan dikarenakan pembangunan ini
memakan lahan masyarakat sehingga masyarakat yang tadinya memiliki inventaris jangka
panjang seperti lahan, hilang begitu saja dan kegiatan ini dapat menimbulkan sikap dan
persepsi masyarakat terhadap pemrakarsa atas kehilangannya lahan.
Pada komponen kesehatan masyarakat berdampak pada kecelakaan kerja, limbah
domestik, limbah padat dan limbah B3. Kecelakaan kerja dapat timbul karena terlindas alat,
terjepit, atau menabrak kendaraan dan benda lain inilah dampak buruk adanya pembangunan
tersebut. Adanya Pembangkit Listrik ini juga menghasilkan limbah B3 seperti dari tetesan oli,
pelumas, dll. Limbah domestik dan limbah padat juga dapat dihasilkan dari aktivitas yang
dilakukan para pekerja inilah yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang
tadinya lingkungan di daerah mereka bersih dan sehat menjadi kotor dan rawan penyakit.

Bengkel
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi,
getaran. Adanya pembangunan Bengkel dapat menimbulkan dampak kebisingan dan getaran
yang dapat mengganggu masyarakat sekitar, dan jika ada pembangunan ini menimbulkan
dampak polusi sehingga menurunnya kualitas air dan udara di daerah tersebut. Selain itu, jika
ada pembangunan ini dapat berdampak besar seperti transportasi akan mengalami kemacetan
sehingga diberlakukannya sistem buka tutup jalan.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Biologi yang diantaranya flora dan fauna. Adanya pembangunan Bengkel dapat
menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan biologi sekitar seperti hilangnya
habitat fauna, dan tumbuhan yang tadi nya hijau menjadi gersang akibat adanya
pembangunan tersebut.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Sosial yang diantaranya kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat,
perubahan perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan
proses sosial serta sikap dan persepsi masyarakat. Bagi masyarakat adanya pembangunan ini
bisa berdampak baik maupun buruk, dampak baiknya ialah masyarakat sekitar dapat
kesempatan kerja pada pemrakarsa/perusahaan yang sedang melakukan kontruksi, lalu bagi
masyarakat ini merupakan peluang usaha untuk menambah pendapatan masyarakat di daerah
itu sehingga masyarakat sekitar mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dari pekerjaan
mereka sebelumnya seperti petani, peternak, nelayan, dll. Selain itu, dengan adanya
pembangunan di sekitar daerah tersebut dapat mengurangi angka pengangguran karena
adanya kesempatan kerja sehingga timbul pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut dan
memengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk daerah tersebut yang tadinya hanya beberapa
ratus kepala keluarga bisa menjadi ribuan maupun ratusan ribu karena adanya Kesempatan
kerja dan peluang usaha di daerah ini.
Sedangkan dampak buruknya ialah pembangunan ini dapat merubah perilaku sosial
dan mengganggu proses sosial masyarakat dikarenakan yang tadinya masyarakat bisa dekat
satu sama lain menjadi jauh karena adanya jarak antar rumah mereka sehingga yang tadinya
sering bersosialisasi menjadi jarang karena ada kegiatan tersebut. Selain itu, kegiatan ini
berdampak buruk terhadap masyarakat yang memiliki lahan dikarenakan pembangunan ini
memakan lahan masyarakat sehingga masyarakat yang tadinya memiliki inventaris jangka
panjang seperti lahan, hilang begitu saja dan kegiatan ini dapat menimbulkan sikap dan
persepsi masyarakat terhadap pemrakarsa atas kehilangannya lahan.
Pada komponen kesehatan masyarakat berdampak pada kecelakaan kerja, limbah
domestik, limbah padat dan limbah B3. Kecelakaan kerja dapat timbul karena terlindas alat,
terjepit, atau menabrak kendaraan dan benda lain inilah dampak buruk adanya pembangunan
tersebut. Adanya Pembangkit Listrik ini juga menghasilkan limbah B3 seperti dari tetesan oli,
pelumas, dll. Limbah domestik dan limbah padat juga dapat dihasilkan dari aktivitas yang
dilakukan para pekerja inilah yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang
tadinya lingkungan di daerah mereka bersih dan sehat menjadi kotor dan rawan penyakit.

Fasilitas Komunikasi
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi,
getaran. Adanya pembangunan Fasilitas Komunikasi dapat menimbulkan dampak kebisingan
dan getaran yang dapat mengganggu masyarakat sekitar, dan jika ada pembangunan ini
menimbulkan dampak polusi sehingga menurunnya kualitas air dan udara di daerah tersebut.
Selain itu, jika ada pembangunan ini dapat berdampak besar seperti transportasi akan
mengalami kemacetan sehingga diberlakukannya sistem buka tutup jalan.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Biologi yang diantaranya flora dan fauna. Adanya pembangunan Fasilitas
Komunikasi dapat menimbulkan dampak yang buruk terhadap lingkungan biologi sekitar
seperti hilangnya habitat fauna, dan tumbuhan yang tadi nya hijau menjadi gersang akibat
adanya pembangunan tersebut.
Pada tahap ini komponen komponen yang terkena dampak kegiatan ini adalah
komponen Sosial yang diantaranya kesempatan kerja, peluang usaha, pendapatan masyarakat,
perubahan perilaku sosial, pengurangan pengangguran, pertumbuhan ekonomi, gangguan
proses sosial serta sikap dan persepsi masyarakat. Bagi masyarakat adanya pembangunan ini
bisa berdampak baik maupun buruk, dampak baiknya ialah masyarakat sekitar dapat
kesempatan kerja pada pemrakarsa/perusahaan yang sedang melakukan kontruksi, lalu bagi
masyarakat ini merupakan peluang usaha untuk menambah pendapatan masyarakat di daerah
itu sehingga masyarakat sekitar mempunyai pendapatan yang lebih tinggi dari pekerjaan
mereka sebelumnya seperti petani, peternak, nelayan, dll. Selain itu, dengan adanya
pembangunan di sekitar daerah tersebut dapat mengurangi angka pengangguran karena
adanya kesempatan kerja sehingga timbul pertumbuhan ekonomi pada daerah tersebut dan
memengaruhi pertumbuhan jumlah penduduk daerah tersebut yang tadinya hanya beberapa
ratus kepala keluarga bisa menjadi ribuan maupun ratusan ribu karena adanya Kesempatan
kerja dan peluang usaha yang layak di daerah ini.
Sedangkan dampak buruknya ialah pembangunan ini dapat merubah perilaku sosial
dan mengganggu proses sosial masyarakat dikarenakan yang tadinya masyarakat bisa dekat
satu sama lain menjadi jauh karena adanya jarak antar rumah mereka sehingga yang tadinya
sering bersosialisasi menjadi jarang karena ada kegiatan tersebut. Selain itu, kegiatan ini
berdampak buruk terhadap masyarakat yang memiliki lahan dikarenakan pembangunan ini
memakan lahan masyarakat sehingga masyarakat yang tadinya memiliki inventaris jangka
panjang seperti lahan, hilang begitu saja dan kegiatan ini dapat menimbulkan sikap dan
persepsi masyarakat terhadap pemrakarsa atas kehilangannya lahan.
Pada komponen kesehatan masyarakat berdampak pada kecelakaan kerja, limbah
domestik, limbah padat dan limbah B3. Kecelakaan kerja dapat timbul karena terlindas alat,
terjepit, atau menabrak kendaraan dan benda lain inilah dampak buruk adanya pembangunan
tersebut. Adanya Pembangkit Listrik ini juga menghasilkan limbah B3 seperti dari tetesan oli,
pelumas, dll. Limbah domestik dan limbah padat juga dapat dihasilkan dari aktivitas yang
dilakukan para pekerja inilah yang dapat mengganggu kehidupan masyarakat sekitar yang
tadinya lingkungan di daerah mereka bersih dan sehat menjadi kotor dan rawan penyakit..

2.3 Dampak Operasional pada Proyek Pertambangan Tembaga terhadap


Komponen Lingkungan
Pengeboran
Pada kegiatan pengeboran komponen-komponen yang terkena dampak diantara lain
adalah Geofisik, Biologi, Sosial, dan Kesehatan Masyarakat. Pada kegiatan ini dalam
komponen Geofisik alat yang digunakan menimbulkan kebisingan yang dapat mengganggu
lingkungan sekitar, kualitas udara juga mengalami dampak pencemaran karena alat yang
digunakan menggunakan mesin dengan sumber energi bahan bakar minyak yang dapat
menghasilkan gas-gas beracun seperti CO, CO2, Nox, bahkan S, selain menimbulkan gas
beracun pengeboran juga menimbulkan getaran yang sangat mengganggu masyarakat sekitar
akibat dari getaran mesin dan juga apabila menggunakan metode hammer. Pengoboran
membutuhkan fluida untuk membantu proses pengeboran, fluida tersebut dapat mencemari
tanah yang dilalui dan juga sumber air masyarakat.
Pada komponen Biologi, pengeboran menimbulkan dampak pada flora serta fauna
karena aktifitasnya yang mengharuskan pembukaan lahan sehingga banyak tanaman yang
perlu ditebang yang mengakibatkan hewan kehilangan tempat tinggal dan juga sumber
makanan.
Pada komponen Sosial, kegiatan ini memberikan banyak keuntungan bagi masyarak
setempat, seperti terbukanya kesempatan kerja, peluang usaha yang dapat meningkatan
pendapatan masyarat sehingga pertumbuhan ekonomi daerah setempat berkembang pesat
serta mengurangi jumlah pengangguran. Karena terbukanya lapangan kerja baru, maka
penduduk akan semakin bertambah. Namun proses ini juga memiliki kekurangan, akibat dari
peningkatan pendapatan timbulah perubahan perilaku sosial masyarakat, sehingga timbul
kesenjangan sosial, perubahan sifat masyarakat menjadi konsumtif. Hal tersebut dapat
menyebabkan terjadinya gangguan proses sosial pada masyarakat sekitar.
Pada komponen Kesehatan Masyarakat, kegiatan pengeboran sangat mungkin tejadi
kecelakaan kerja akibat dari kelalaian operator dalam mengoperasikan alat, serta gangguan
lingkungan sekitar. Seperti telah dijelaskan pemboran menggunakan alat yang bebahan bakar
minyak, jadi dapat menimbulkan limbah B3 berupa tetesan oli, maupun bahan bakar. Proses
pengeboran juga dapat menumbulkan limbah domestik, seperti sampah kemasan makanan
maupun minuman yang dikonsumsi oleh para pekerja. Selain limbah B3 dan domestik, juga
dapat timbul limbah Padat berupa lumpur yang digunakan untuk mempermudah proses
pengeboran.

Peledakan
Pada kegiatan pengeboran komponen-komponen yang terkena dampak diantara lain
adalah Geofisik, Biologi, Sosial, dan Kesehatan Masyarakat. Pada kegiatan ini dalam
komponen Geofisik dapat menimbulkan kebisingan dan getaran dari ledakan yang dihasilkan,
serta dapat menghasilkan zat pencemar udara berupa gas-gas beracun seperti CO, CO2,
maupun Nox apabila campuran bahan peledak tidak sesuai atau tidak memenuhi Zero
Oksigen Balance. Selain itu peledakan memiliki bahan baku yang berbentuk cairan sehingga
dapat terserap oleh tanah dan menuju sumber air tanah.
Pada komponen Biologi, fauna terkena dampak karena suara yang dihasilkan dari
peldakan dapat mengganggu sistem pendengaran hewan, sehingga dapat mengancam
keberlangsungan hidupnya. Sedangkan tanaman dapat terkena zat pencemar yang dihasilkan
dari proses peledakan.
Pada komponen sosial, kegiatan ini menghasilkan dampak positif dan negatif.
Dampak positifnya adalah terbukanya lapangan kerjadi bagi penduduk sekitar sehingga
penduduk dari daerah luar akan datang dan menyebabkan pertambahan jumlah penduduk. Hal
tersebut mengurangi pengangguran sehingga pendapatan masyarakat bertambah dan
pertumbuhan ekonomi membaik. Sedangkan dampak negatifnya adalah, dengan terbukanya
lapangan kerja, masyarakat yang tidak mendapat kesempatan bekerja akan merasa
tersingkirkan sehingga akan terjadi kecemburuan sosial dan perubahan sikap dan presepsi
masyarakat terutama karena proses peledakan yang sangat mengganggu daerah sekitarnya.
Hal tersebut dapat menyebabkan terganggunya proses sosial, seperti terganggunya kegiatan
ibadah, pembelajaran, dan lain-lain.
Pada komponen kesehatan masyarakat, peledakan sangat mungkin menimbulkan
kecelakaan kerja, limbah domestik, padat, dan B3. Proses peledakan sangatlah berbahaya,
sehingga membutuhkan tenaga ahli yang bersertifikasi agar kecelakaan bisa dihindari.
Kecelakaan kerja yang mungkin terjadi adalah terjadinya ledakan yang tidak diinginkan
sehingga menyebabkan korban jiwa. Limbah domestik yang dihasilkan dapat berupa sampah
dari kegiatan pekerja, seperti sampah makanan dan minuman, sedangkan limbah padat dapat
berupa bahan peledak yang tidak digunakan dan hasil peledakkan. Limbah tersebut bisa juga
dikategorikan menjadi limbah B3 karena bahan pembuat bahan peledak dapat berupa bahan
beracun seperti Amonium nitrat, dan bahan bakar minyak.

Penggalian
Pada kegiatan penggalian, komponen-komponen yang terkena dampak aktifitas
tersebut adalah geofisik, biologi, sosial, dan kesehata masyarakat. Pada komponen geofisik,
penggalian dapat menyebabkan kebisingan dan getaran dari aktifitas alat berupa excavator,
shovel, dump truck, dan lain-lain. Penggunaan alat tersebut dapat menyebabkan pencemaran
udara karena alat tersebut menghasilkan gas buang yang berbahaya. Gas buang tersebut dapat
menyebabkan hujan asam yang dapat mencemari tanah, sehingga kualitas tanah berkurang.
Pada komponen biologi, flora dan fauna terkena dampak aktifitas seperti penggalian
tanah sehingga penebangan pohon harus dilakukan, hal tersebut dapat mengganggu
kehidupan fauna karena hilangnya tempat tinggal bagi hewan. Pencemaran yang dihasilkan
alat-alat berat tersebut dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah sehingga kehidupan
flora dan fauna terganggu.
Pada komponen sosial, kegiatan penggalian dapat memberikan dampak positif berupa
terbukanya lapangan kerja sehingga angka pengangguran berkurang, pendapatan masyarakat
meningkat. Dengan adanya tempat kerja baru, peluang usaha juga terbuka seperti tempat
makan, tempat tinggal, dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi
karena pendapatan masyarakat meningkat. Dengan bertumbuhnya pertumbuhan ekonomi,
masyarakat akan berdatangan untuk mencari pekerjaan. Karena adanya lapangan pekerjaan,
kesenjangan sosial akan terjadi karena beberapa masyarakat tidak bekerja di aktifitas
penggalian. Karena adanya kesenjangan sosial, sikap dan presepsi masyarakat dapat berubah
karena masyarakat yang tidak mendapat pekerjaan akan merasa dirugikan karena daerah
tempat tinggal mereka terganggu.
Pada komponen kesehatan masyarakat, penggalian dapat menyebabkan kecelakaan
kerja karena pada proses penggalian rawan terjadi longsor yang dapat menyebabkan korban
jiwa. Pada proses penggalian, para pekerja membutuhkan kebutuhan berupa makanan,
minuman, alat mandi, dan lain-lain. Hal tersebut menghasilkan limbah domestik maupun
padat.

Pengangkutan
Pada kegiatan pengangkutan, komponen-komponen yang terkena dampak aktifitas
tersebut adalah geofisik, biologi, sosial, dan kesehata masyarakat. Pada komponen geofisik,
penggalian dapat menyebabkan kebisingan dan getaran dari aktifitas alat berupa excavator,
shovel, dump truck, dan lain-lain. Penggunaan alat tersebut dapat menyebabkan pencemaran
udara karena alat tersebut menghasilkan gas buang yang berbahaya. Gas buang tersebut dapat
menyebabkan hujan asam yang dapat mencemari tanah, sehingga kualitas tanah berkurang.
Selain itu pengangkutan juga dapat meimbulkan kemcetan dan kerusakan jalan umum apabila
dump truck melewati jalan umum untuk mengirim bahan tambang.
Pada komponen biologi, flora dan fauna terkena dampak aktifitas pengangkutan yang
membutuhkan dibukanya lahan dengan menebangan pohon, hal tersebut dapat mengganggu
kehidupan fauna karena hilangnya tempat tinggal bagi hewan. Pencemaran yang dihasilkan
alat-alat berat tersebut dapat menyebabkan pencemaran air dan tanah sehingga kehidupan
flora dan fauna terganggu.
Pada komponen sosial, kegiatan penggalian dapat memberikan dampak positif berupa
terbukanya lapangan kerja sehingga angka pengangguran berkurang, pendapatan masyarakat
meningkat. Dengan adanya tempat kerja baru, peluang usaha juga terbuka seperti tempat
makan, tempat tinggal, dan lain-lain. Hal tersebut menyebabkan pertumbuhan ekonomi
karena pendapatan masyarakat meningkat. Dengan bertumbuhnya pertumbuhan ekonomi,
masyarakat akan berdatangan untuk mencari pekerjaan. Namun tidak semua masyarakat
dapat terserap untuk bekerja pada proses pengangkutan ini sehingga dapat menimbulkan
kesenjangan sosial, yang dapat mempengaruhi proses sosial sehingga hubungan antar
masyarakat tidak terjalin dengan semestinya.
Pada komponen kesehatan masyarakat, proses pengangkutan berpotensi menimbulkan
kecelakaan kerja seperti tabrakan antar alat angkut, alat angkut yang terguling akibat
kelebihan muatan. Kecelakaan kerja tersebut biasanya bersumber pada operator alat angkut
yang tidak mengindahkan peraturan yang ada. Selain itu pengangkutan dapat menimbulkan
limbah domestik dan juga limbah pada. Limbah domestik berupa plastik kemasan makanan
dan minuman yang dikonsumsi oleh para operator, sedangkan limbah padat berupa tetesan oli
dan bahan bakar minyak dari alat angkut yang digunakan.

Pengolahan
Pada kegiatan pengolahan, komponen-komponen yang terkena dampak aktifitas
tersebut adalah geofisik, biologi, sosial, dan kesehata masyarakat. Pada komponen geofisik,
proses pengolahan dapat menimbulkan kebisingan dan juga getaran yang ditimbulkan dari
gemuruh mesin pengolahan seperti Rotary Kiln pada pengolahan semen. Selain itu
pengolahan juga dapat menimbulkan polusi udara yang disebabkan dari bahan bakar untuk
membuat mesin pengolah berjalan menghasilkan gas-gas yang beracun, dari gas beracun
yang dibuang dapat pula mengakibatkan hujan asam yang akan mencemari kualitas sumber
air yang terdapat pada muka tanah.
Pada komponen Biologi, pengolahan menimbulkan dampak pada flora serta fauna
karena aktifitasnya yang mengharuskan pembukaan lahan sehingga banyak tanaman yang
perlu ditebang yang mengakibatkan hewan kehilangan tempat tinggal dan juga sumber
makanan. Serta akibat dari emisi mesin dapat pula memengaruhi kesuburan tanaman yang
ada di sekitar lokasi pengolahan.
Pada komponen Sosial, kegiatan ini memberikan banyak keuntungan bagi masyarak
setempat, seperti terbukanya kesempatan kerja, peluang usaha yang dapat meningkatan
pendapatan masyarat sehingga pertumbuhan ekonomi daerah setempat berkembang pesat
serta mengurangi jumlah pengangguran. Karena terbukanya lapangan kerja baru, maka
penduduk dari wilayah lain akan berpindah untuk mencari pekerjaan yang ada di sekitar
lokasi pengolahan. Namun pada proses ini memiliki kekurangan yaitu akibat dari peningkatan
pendapatan timbulah perubahan perilaku sosial masyarakat, diantaranya perubahan
masyarakat menjadi konsumtif, serta terjadinya kecemburuan sosial akibat dari masyarakat
sekitar yang tidak dapat bekerja pada proses pengolahan merasa tidak diperdulikan oleh
perusahaan, sehingga dapat terjadi gesekan antar masyarakat.
Pada komponen Kesehatan Masyarakat, kegiatan pengolahan bahan tambang
berpotensi besar terjadi kecelakaan kerja apabila pekerja yang ditugaskan tidak kompeten.
Selain itu, kegiatan pengolahan dapat mencemari lingkungan dengan menghasilkan limbah
domestik seperti kemasan bahan kimia untuk mengolah bahan tambang, limbah padat dan
limbah B3 berupa reagen dan lumpur hasil pengolahan.

Pemasaran
Pada kegiatan pemasaran, komponen-komponen yang terkena dampak aktifitas
tersebut adalah geofisik, biologi, sosial, dan kesehata masyarakat. Pada komponen geofisik,
proses pemasaran dapat menimbulkan masalah transportasi seperti kemacetan apabila proses
tersebut melalui jalan umum. Karena alat angkut yang digunakan pasti memiliki kecepatan
yang rendah dan juga dimensi yang besar sehingga sulit untuk didahului kendaraan lain di
belakangnya.
Pada komponen Biologi, proses pemasaran tidaklah ikut andil memberi dampak
karena proses pengiriman bahan tambang yang dijual menggunakan jalan yang sudah ada.
Pada komponen Sosial, kegiatan pemasaran dapat menimbulkan dampak positif dan
negatif. Dampak positifnya antara lain adalah terbukanya lapangan kerja seperti sopir truk
kontener, peluang usaha seperti warung makan dan penginapan. Sehingga dapat mengurangi
angka pengangguran dan juga mengodorong pertumbuhan ekonomi pada daerah setempat
karena pendapatan para masyarakat cenderung meningkat dari sebelumnya. Dampak
negatifnya diantara lain adalah perpindahan penduduk yang signifikan akibat para warga
daerah lain berdatangan untuk mencari kerja yang dibuka oleh perusahaa, hal tersebut akan
menimbulkan gesekan sosial apabila lebih banyak masyarakat luar yang diterima bekerja
dibanding masyarakat sekitar. Dan yang paling berbahaya adalah demo masyarakat sekitar
yang memiliki presepsi bahwa perusahaan tidak mensejahterakan msyarakat sekitar.

2.4 Dampak Pasca Operasional pada Proyek Pertambangan Tembaga terhadap


Komponen Lingkungan
Reklamasi dan Revegetasi
Pada kegiatan Reklamasi dan Vegetasi, aspek-aspek yang terkena dampak aktifitas
tersebut adalah geofisik, biologi, sosial, dan kesehata masyarakat. Pada aspek geofisik, proses
ini menimbulkan kebisingan dan getaran yang ditimbulkan dari alat berat yang digunakan
untuk menaruh kembali tanah yang telah dipindahkan untuk menutupi lubang bekas galian.
Oleh karena penggunaan alat berat yang berbahan bakar minyak maka akan ditimbulkan
pencemaran udara akibat emisi gas buang dari alat berat yang digunakan mengandung gas
gas beracun. Gas beracun tersebut juga dapat menimbulkan hujan asam yang dapat
mencemari sumber air. Namun setelah proses ini selesai maka semua pencemaran tersebut
akan hilang, udara akan bersih dan sejuk karena lahan akan ditanami pohon-pohon, serta air
tanah akan dapat teresap oleh bantuan akar tanaman, dan juga dapat memperkuat tanah untuk
mencegah longsor terjadi.
Pada aspek Flora dan Fauna, pada proses ini sangat memberi dampak pada flora dan
fauna, karena tujuan dari proses ini adalah menghijaukan kembali lahan yang telah gundul.
Sehingga tanaman-tanaman akan tumbuh subur yang akan menjadi tempat tinggal baru dan
sumber makanan untuk hewan.
Pada aspek Sosial, proses ini berdampak sangat positif diantaranya kesempatan kerja
yang terbuka sebagai tukang kebun, maupun budidaya tanaman karena umumnya tanaman
yang akan ditanam di areal reklamasi adalah tanaman yang diminta oleh masyarakat
setempat. Selain itu peluang usaha juga akan terbuka seperti warung makan, penginapan, dan
sebagainya. Akibat dari penyerapan tenaga kerja maka pengangguran di daerah tersebut akan
berkurang, sehingga dapat mendorong tumbuhnya ekonomi karena pendapatan para
masyrakat meningkat. Serta pada umumnya lahan reklamasi yang tadinya milik perusahaan
akan dihibahkan kepada pemda setempat. Sehingga membangun presepsi masyarakat yang
baik terhadap perusahaan. Namun ada beberapa dampak negatif dari proses ini, diantaranya
peningkatan jumlah penduduk untuk mencari pekerjaan pada lokasi ini, serta perubahan sikap
masyarakat yang menjadi konsumtif karena penghasilan mereka meningkat.
Pada aspek Kesehatan Masyarakat, proses ini berpotensi terjadi kecelakaan kerja yang
disebabkan oleh kelalaian dan ketidak handalan seorang operator alat berat. Kecelakaan kerja
yang dapat terjadi adalah tergulingnya alat berat, longsornya tumpukan tanah, dan lain-lain.

Pengelolaan air asam tambang


Pada kegiatan pengelolaan air asam tambang, aspek-aspek yang terkena dampaknya
adalah aspek geofisik, biologi, sosial, dan kesehatan masyarakat. Proses pengelolaan air asam
tambang bertujuan untuk mengolah air tambang agar bisa digunakan kembali. Pada proses
ini, alat dan bahan yang digunakan berupa kapur, jerami, serat kayu dan kompos untuk
meningkatkat nilai pH air dan pompa digunakan untuk membuat air bertekanan. Dari proses
tersebut kualitas air akan membaik namun apabila terjadi kecelakaan kerja, bahan-bahan
tersebut bisa mencemari lingkungan sekitar dan juga pompa yang digunakan bisa menjadi
sumber kebisingan dan getaran yang cukup besar. Proses ini membutuhkan bahan-bahan dan
alat-alat yang harus ditransport dari luar maupun daerah sekitar, oleh karena itu transportasi
daerah sekitar akan terpengaruh sehingga jalanan semakin padat.
Pada aspek biologi, proses pengolahan air bisa memberi efek yang baik maupun
negatif kepada flora dan fauna. Dengan adanya proses pengolahan air asam tambang, air bisa
digunakan kembali untuk menjadi sumber air bersih bagi hewan maupun tumbuhan. Namun
apabila terjadi kecelakaan kerja, bahan-bahan yang digunakan pada proses tersebut bisa
mencemari lingkungan flora dan fauna.
Pada aspek sosial, kegiatan ini dapat membuka kesempatan kerja, dan peluang usaha.
Dengan adanya aktifitas ini, peluang usaha bagi masyarakat sekitar seperti tempat makan,
tempat tinggal, lain-lain, penyediaan bahan-bahan untuk kegiatan menjadi terbuka. Karena
itu, pertumbuhan ekonomi, pendapatan masyarakat dan angka pengangguran akan membaik.
Oleh karena adanya kesempatan kerja, masyarakat akan berdatangan untuk bisa bekerja
sehingga akan terjadi perubahan jumlah penduduk. Meskipun ada beberapa masyarakat yang
mendapat kerja, pasti ada masyarakat yang tidak mendapat kesempatan tersebut maka akan
terjadi perubahan perilaku sosial yang negative sehingga proses sosial akan terganggu.
Namun, karena kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki kualitas air, masyarakat yang
sebelumnya merasa dirugikan akan merubah pikirannya menjadi baik.
Pada aspek kesehatan masyarakat, kegiatan ini menyebabkan kecelakaan kerja,
menghasilkan limbah domestic, padat, dan B3. Setiap pekerjaan pasti memiliki kemungkinan
terjadinya kecelakaan, misalnya tumpahnya bahan-bahan kimia yang digunakan sehingga
bisa mencemari lingkungan sekitar. Limbah domestik dihasilkan dari produk-produk yang
digunakan pekerja selama beraktifitas seperti makanan, minuman, alat kebersihan, dan lain-
lain. Limbah padat juga dihasilkan dari proses pengolahan air asam tambang seperti logam
berat hasil pemisahan dari air asam tambang. Beberapa dari logam tersebut ada yang bersifat
beracun seperti logam nikel pada tambang nikel. Apabila endapan logam tersebut tidak
dikelola dengan baik, kelangsungan hidup manusia maupun hewan akan terancam.

Pengelolaan erosi dan sedimentasi


Pada pengeloaan erosi dan sedimentasi, aspek-aspek yang terkena dampaknya adalah
geofisik, biologi, sosial, dan kesehatan masyarakat. Dengan adanya kegiatan ini, alat-alat
berat yang digunakan pada kegiatan ini akan menjadi sumber kebisingan dan getaran yang
mengganggu. Alat-alat tersebut umumnya menggunakan mesin bakar yang menghasilkan gas
buang yang dapat mencemari udara. Biasanya akibat pencemaran udara tersebut akan terjadi
hujan asam yang akan meningkatkan pH air sehingga kualitas air menurun. Karena adanya
penggunaan alat berat, transportasi alat berat akan mengganggu kelancaran transportasi
daerah sekitar.
Pada aspek biologi, flora dan fauna terkena dampak berupa pencemaran udara dan air
akibat penggunaan alat berat. Sedangkan dengan dilakukanya kegiatan tersebut tanah yang
sebelumnya tererosi akan bisa ditumbuhi oleh tanaman kembali karena usur haranya tidak
ikut terbuang karena erosi yang berlebih, sehingga sumber makanan bagi hewan-hewan akan
bertambah.
Pada aspek sosial, kegiatan ini dapat membuka kesempatan kerja, dan peluang usaha.
Dengan adanya aktifitas ini, peluang usaha bagi masyarakat sekitar seperti tempat makan,
tempat tinggal, lain-lain, penyediaan kebutuhan untuk pekerjanya. Karena itu, pertumbuhan
ekonomi, pendapatan masyarakat dan angka pengangguran akan membaik. Oleh karena
adanya kesempatan kerja, masyarakat akan berdatangan untuk bisa bekerja sehingga akan
terjadi perubahan jumlah penduduk. Meskipun ada beberapa masyarakat yang mendapat
kerja, pasti ada masyarakat yang tidak mendapat kesempatan tersebut maka akan terjadi
perubahan perilaku sosial yang negatif sehingga proses sosial akan terganggu. Namun, karena
kegiatan ini bertujuan untuk memperbaiki daerah bekas penambangan, masyarakat yang
sebelumnya merasa dirugikan akan merubah pikirannya menjadi baik.
Pada aspek kesehatan masyarakat. kegiatan ini sangatlah berbahaya karena
menyangkut daerah yang topografi yang terjal. Karena itu kecelakaan kerja sangat mungkin
terjadi, seperti terjatuhnya pekerja maupun alat berat ke lereng tambang. Kegiatan ini
menghasilkan beberapa limbah domestik, padat, maupun B3. Limbah domestik berasal dari
produk-produk yang digunakan pekerja, limbah padat dari bahan-bahan yang digunakan
untuk memadatkan lapisan tanah, dan limbah B3 berasal dari alat-alat berat yang digunakan.

Mobilisasi alat
Pada tahap ini aspek aspek yang terkena dampak kegiatan ini adalah komponen
geofisik yang diantaranya kebisingan, kualitas udara, kualitas air, transportasi, getaran.
Karena besarnya alat yang digunakan, suara, getaran dan gas buang yang dihasilkan juga
besar. Sehingga kualitas air dan udara daerah tersebut yang tadinya baik menjadi menurun.
Selain itu, dapat mengganggu transportasi karena ukurannya yang besar menyebabkan
kemacetan di daerah tersebut.
Pada komponen biologi diantaranya flora dan fauna. Mobilisasi alat membutuhkan
lahan untuk pembuatan jalan agar mobilisasi tersebut dapat lancar. Pembuatan jalan ini,
mengakibatkan flora dan fauna yang ada disekitar daerah tersebut terganggu dan kehilangan
habitatnya karena adanya perubahan tata ruang.
Pada komponen sosial diantaranya berdampak pada kesempatan kerja, gangguan
proses sosial, serta sikap dan persepsi masyarakat. Karena adanya kegiatan mobilisasi alat ini,
karena masyarakat sekitar bisa mendapat kesempatan kerja seperti menjadi operator,
membantu pembukaan lahan untuk jalan mobilisasi, dll. Hal ini juga berdampak pada peluang
usaha karena dapat meningkatkan ekonomi seperti dibukanya warung, rumah makan, dll.
Namun dapat berdampak buruk karena dapat mengganggu proses sosial karena kesempatan
masyarakat untuk berkumpul menjadi terganggu sehingga merubah sikap dan persepsi
masyarakat.
Pada komponen kesehatan masyarakat berdampak pada kecelakaan kerja, limbah
domestik, limbah padat dan limbah B3. Kecelakaan kerja dapat timbul karena terlindas alat,
terjepit, atau menabrak kendaraan dan benda lain. Adanya mobilisasi alat ini juga
menghasilkan limbah B3 seperti dari tetesan oli, pelumas, dll. Limbah domestik dan limbah
padat juga dapat dihasilkan dari aktivitas yang dilakukan para pekerja.

Anda mungkin juga menyukai