Anda di halaman 1dari 7

LEGAL ETIK PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

Dr. Suparyanto, M.Kes

LEGAL ETIK PELAYANAN KESEHATAN KELUARGA

2.2.1. Pengertian Aspek Legal


Aspek legal dapat didefinisikan sebagai studi kelayakan yang mempermasalahkan
keabsahan suatu tindakan ditinjau dan hukum yang berlaku di Indonesia. Asuhan
keperawatan (askep) merupakan aspek legal bagi seorang perawat walaupun format
model asuhan keperawatan di berbagai rumah sakit berbeda-beda. Aspek legal
dikaitkan dengan dokumentasi keperawatan merupakan bukti tertulis terhadap tindakan
yang sudah dilakukan sebagai bentuk asuhan keperawatan pada
pasien/keluarga/kelompok/komunitas. (Dikutip dari Hand Out Aspek Legal &
Manajemen Resiko dalam pendokumentasian Keperawatan, Sulastri).
Aspek legal adalah Ilmu pengetahuan mengenai hak dan tanggung jawab legal yang
terkait dengan praktik keperawatan merupakan hal yang penting bagi perawat.
Pendokumentasian sangat penting dalam perawatan kesehatan saat ini. Edelstein
(1990) mendefinisikan dokumentasi sebagai segala sesuatu yang ditulis atau dicetak
yang dipercaya sebagai data untuk disahkan orang. Rekam medis haruslah
menggambarkan secara komprehensif dari status kesehatan dan kebutuhan klien,
boleh dikatakan seluruh tindakan yang diberikan untuk perawatan klien.
Pendokumentasian yang baik harus menggambarkan tidak hanya kualitas dari
perawatan tetapi juga data dari setiap pertanggung jawaban anggota tim kesehatan lain
dalam pemberian perawatan.
Dokumentasi keperawatan adalah informasi tertulis tentang status dan
perkembangan kondisi kesehatan pasien serta semua kegiatan asuhan keperawatan
yang dilakukan oleh perawat (Fischbach, 1991)

2.2.2. Dasar Hukum Keperawatan


a. Registrasi dan Praktik Keperawatan Sesuai KEPMENKES NO. 1239 TAHUN 2001
Sesuai dengan Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan:
Pasal 32 (ayat 4): Pelaksanaan pengobatan dan atau perawatan berdasarkan ilmu
kedokteran dan atau ilmu keperawatan, hanya dapat dilaksanakan oleh tenaga
kesehatan yang mempunyai keahlian dan kewenangan untuk itu.
Pasal 153 (ayat 1 dan 2): (ayat 1): Tenaga kesehatan berhak memperoleh
perlindungan hukum dalam melaksanakan tugas sesuai dengan profesinya.
Sedangkan (ayat 2): tenaga kesehatan dalam melakukan tugasnya berkewajiban untuk
mematuhi standar profesi dan menghormati hak pasien.
Pada Kepmenkes No.1239 tahun 2001 (pasal 16), dalam melaksanakan
kewenangannya perawat berkewajiban untuk:
1. Menghormati hak pasien
2. Merujuk kasus yang tidak dapat ditangani
3. Menyimpan rahasia sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku
4. Memberikan informasi
5. Meminta persetujuan tindakan yang akan dilakukan
6. Melakukan catatan perawatan dengan baik
b. Area Overlapping (Etik Hukum )
1. Hak Hak Pasien
2. Informed-consent
Hak-hak Pasien :
1. Hak untuk diinformasikan
2. Hak untuk didengarkan
3. Hak untuk memilih
4. Hak untuk diselamatkan
Informed Consent
Informed consent adalah dokumen yang legal dalam pemberian persetujuan
prosedur tindakan medik dan atau invasif, bertujuan untuk perlindungan terhadap
tenaga medik jika terjadi sesuatu yang tidak diharapakan yang diakibatkan oleh
tindakan tersebut. Selain itu dapat melindungi pasien terhadap intervensi / tindakan
yang akan dilakukan kepadanya.
Dasar dasar Informed consent UU N0 23 / 1992 tentang kesehatan Pasal 53
ayat ( 2) dan Peraturan Menteri Kesehatan RI NO 585 tentang persetujuan tindakan
medik.
Akuntabilitas Legal:
- Aturan legal yang mengatur praktik perawat
- Pedoman untuk menghindari malpraktik dan tuntutan malpraktik
- Hubungan perawat- Dokter/keluarga/institusi pelayanan kesehatan
Potensial Area Tuntutan
a. Malpraktik
Kelalaian bertindak yang dilakukan seseorang terkait profesi/pekerjaannya yang
membutuhkan ketrampilan profesional dan tehnikal yang tinggi
b. Dokumentasi
Medical Record adalah dokumen legal dan dapat digunakan di pengadilan sebagai
bukti.
c. Informed consent
Persetujuan yang dibuat oleh klien untuk menerima serangkaian prosedur sesudah
diberikan informasi yang lengkap termasuk resiko pengobatan dan fakta-fakta yang
berkaitan dengan itu, telah dijelaskan oleh dokter
d. Accident and Incident report
- Incident Report laporan terjadinya suatu insiden atau kecelakaan.
- Perawat perlu menjamin kelengkapan dan keakuratan pelaporan askep.
c. Aspek Legal dalam Pendokumentasian Keperawatan
Terdapat 2 tipe tindakan legal :
1. Tindakan sipil atau pribadi
Tindakan sipil berkaitan dengan isu antar individu
2. Tindakan kriminal
Tindakan kriminal berkaitan dengan perselisihan antara individu dan masyarakat secara
keseluruhan.
Menurut hukum jika sesuatu tidak di dokumentasikan berarti pihak yang bertanggung
jawab tidak melakukan apa yang seharusnya di lakukan. Jika perawat tidak
melaksanakan atau tidak menyelesaikan suatau aktifitas atau mendokumentasikan
secara tidak benar, dia bisa di tuntut melakukan mal praktik. Dokumentasi keperawatan
harus dapat diparcaya secara legal, yaitu harus memberikan laporan yang akurat
mengenai perewatan yang diterima klien. Tappen Weiss dan whitehead (2001)
manyatakan bahwa dokumen dapat dipercaya apabila hal-halk sbb :
1. Dilakukan pada periode yang sama. Perawatan dilakukan pada waktu perawatan
diberikan.
2. Akurat. Laporan yang akurat ditulis mengenai apa yang dilakukan oleh perawwat dan
bagian klien berespon.
3. Jujur. Dokumentasi mencakup laporan yang jujur mangenai apa yang sebenarnya
dilakukan atau apa yang sebenarnya diamati.
4. Tepat. Apa saja yang dianggap nyaman oleh seseorang untuk dibahas di lingkungan
umum di dokumentasikan
Catatan medis klien adalah sebuah dokumentasi legal dan dapat diperliahatkam di
pengadilan sebagai bukti sering kali catatan tersebut digunakan untuk mengingatkan
saksi mengenai kejadian di seputar tuntutan karena beberapa bulan atau tahun
biasanya sudah berlalu sebelum tuntutan di bawa ke pengadilan. Efektivitas kesaksian
oleh saksi dapat bergantung pada akurasi dari catatan semacam ini. Oleh karena itu
perawat perlu untuk tetap akurat dan melengkapi catatan askep yang diberikan pada
klien.
Kegagalan membuat catatan yang semestinya dapat dianggap kelalaian dan
menjadi dasar Liabilitas yang merugikan. Pengkajian dan dokumentasi yang tidak
memadai atau tidak akurat dapat menghalangi diagnosis dan terapi yang tepat dan
mengakibatkan cedera pada klien.
d. Profile Sarjana Keperawatan dan Ners ini dibagi menjadi 6, antara lain :
1. Care Provider
Perawat memiliki kemampuan dalam mengarahkan, menginisiasi, dan melaksanakan
rencana asuhan keperawatan professional di klinik dan komunitas dengan
menggunakan pendekatan proses keperawatan dan etika profesi sebagai tuntunan
dalam melakukan praktik professional.
2. Community Leader
Perawat memiliki kesempatan untuk mendidik individu dan kelompok di komunitas
mengenai pencegahan dan pemeliharaan kesehatan (Promosi kesehatan).
- Peran perawat dalam promosi kesehatan, yaitu :
a. Menjadi panutan perilaku dan sikap gaya hidup sehat
b. Memfasilitasi keterlibatan klien dalam pengkajian, implementasi, dan evaluasi tujuan
kesehatan
c. Mengajarkan klien mengenai strategi perawatan diri untuk meningkatkan kebugaran,
memperbaiki nutrisi, mengatasi stress, dan meningkatkan hubungan
d. Membantu individu, keluarga, dan komunitas untuk meningkatkan derajat kesehatan
mereka
e. Mendidik klien untuk menjadi konsumen perawatan kesehatan yang efektif
f. Membantu klien, keluarga, dan komunitas untuk mengembangkan dan memilih pilihan
promosi kesehatan
g. Memperkuat perilaku promosi kesehatan personal klien dan keluarga
h. Menganjurkan perubahan di komunitas yang meningkatkan lingkungan yang sehat
3. Educator
Perawat juga berpartisipasi dalam aktivitas pendidikan di komunitas.
- Peran perawat-pendidik, antara lain :
1. Mengidentifikasi kebutuhan belajar
2. Menentukan materi pembelajaran sesuai dengan tingkat kebutuhan (formal dan non-
formal)
3. Merancang metode pembelajaran
4. Merancang model evaluasi pembelajaran yang sesuai
5. Melaksanakan proses pembelajaran pada praktikan, praktisi dan klien sesuai dengan
karakteristik pembelajaran
6. Melakukan evaluasi sesuai dengan rancangan yang telah dibuat.
7. Mengorganisasikan pengelolaan pada tatanan pendidikan dan pelayanan
4. Manager
Sebagai seorang manager dan pemberi perawatan klien, perawat mengkoordinasikan
berbagai professional perawatan kesehatan dan layanan untuk membantu klien
mencapai hasil akhir yang diinginkan.
Sedangkan organisasi birokratik menggunakan kontrol melalui kebijakan, pekerjaan
terstruktur, dan tindakan pembagian kategori. Organisasi lain mendesentralisasikan
kontrol dan menekankan pengarahan diri dan disiplin diri anggotanya.
- Fungsi manajerial, antara lain :
1. Perencanaan
a. Mengidentifikasi kesempatan di masa yang akan dating
b. Mengantisipasi dan menghindari masalah di masa yang akan dating
c. Menyusun strategi dan rangkaian tindakan
2. Pengorganisasian
a. Mengidentifikasi tugas tertentu dan menugaskannya pada individu atau tim yang telah
mendapatkan pelatihan dan memiliki keahlian untuk melaksanakannya.
b. Mengoordinasikan aktivitas untuk mencapai tujuan unit
5. Pemanduan (Leading) dan Pendelegasian
Fungsi pendelegasian adalah untuk memberikan perawatan dan seluk-beluk hubungan
antarstaf, klien, dan lingkungan.
Peran perawat manager, antara lain :
1. Melakukan kajian situasi pada tatanan pelayanan atau pendidikan keperawatan atau
kesehatan
2. Membuat perencanaan baik strategis maupun operasional sesuai dengan kajian situasi
pada tatanan pelayanan/pendidikan
3. Mengorganisasikan pola pelayanan/pendidikan keperawatan / kesehatan sesuai
dengan lingkupnya
4. Melakukan pengelolaan staff sesuai dengan lingkupnya (rekrutmen sampai dengan
penataan jenjang karier)
5. Memberikan pengarahan baik pada tatanan pelayanan/pendidikan sesuai dengan
prinsip-prinsip kepemimpinan, motivasi, dsb
6. Melakukan proses kontrol sesuai dengan prinsip-prinsip mutu dan managemen resiko
6. Reseacher
Menurut Position Statement on Education for Participation in Nursing Research (1994)
oleh American Nurses Association (ANA), semua perawat berbagi komitmen untuk
kemajuan ilmu keperawatan. Praktik berbasis penelitian dipandang sebagai hal penting
agar asuhan keperawatan efektif dan efisien. Menurut Polit dan Hungler (1999),
menetapkan empat alasan penelitian itu penting dalam keperawatan, antara lain:
Sebagai profesi, keperawatan memerlukan penelitian untuk mengembangkan dan
memperluas ilmu pengetahuan ilmiah yang unik dan terpisah dari disiplin lain.
Penelitian itu penting untuk mempertahankan tanggung gugat ilmiah keperawatan
terhadap klien, keluarga, dan masyarakat secara umum.
Perhatian saat ini mengenai ekonomi dan keefektifan perawatan kesehatan menuntut
keperawatan untuk mendokumentasikan melalui penelitian bagaimana layanan
keperawatan berperan pada pemberian perawatan kesehatan.
Saat intervensi multipel mungkin diberikan dalam situasi klien tertentu, penelitian
keperawatan penting untuk proses pengambilan keputusan klinis.

DAFTAR PUSTAKA

Dian Roslan Hidayat S.Kep M.Kes Direktur Utama Intan Nursing Center Garut.Tren Dan
Isu Mutakhir Praktek Perawat.
Guwandi, J. 2005. Rahasia Medis. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Hanafiah, M.Jusuf dan Amri Amir. 1998. Etika Kedokteran dan Hukum Kesehatan.
Medan: EGC
Britton, Keehner, Still & Walden 1999
http://andarka.blogspot.com/pengertian jamkesmas/profilku diakses pada tanggal 1
Oktober 2013 pukul 20.00
http://ditppk.depsos.go.id/html/modules.php diakses pada tanggal 1 Oktober 2013
pukul 20.00
www.depkes.go.id/downloads/jamkesmas diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul
20.00
www.jpkm-online.net/sim-jamkesmas/ diakses pada tanggal 1 Oktober 2013 pukul
20.00
www.kesehatan.kompas.com/read/2010/10/0/jamkesmas diakses pada tanggal 1
Oktober 2013 pukul 20.00

Anda mungkin juga menyukai