Tugas 3 Fixed
Tugas 3 Fixed
Pendahuluan
A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah metode eksplorasi yang digunakan oleh PT Newmont untuk
mengidentifikasi mineral di daerah Cebu
2. Bagaimana cara kerja dari metode-metode yang digunakan.
3. Bagaimana kondisi cadangan yang tersedia pada daerah yang dieksplorasi.
1
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang dibuat
adakah sebagai berikut :
1. Mengetahui metode eksplorasi yang digunakan.
2. Mengetahui cara kerja metode yang digunakan.
3. Mengetahui cadangan yang tersedia pada daerah yang dieksplorasi.
BAB II
Dasar Teori
2
II. 1. Pengertian
II. 1. 1. Geofisika
Secara umum geofisika dapat dibedakan antara geofisika sebagai suatu studi
model untuk menjelaskan sifat dan tingkah laku bumi, dan geofisika sebagai suatu
ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan eksplorasi bahan-bahan galian yang
ada.
A. Geomagnet
3
besarnya, setelah ini biasanya dilanjutkan denganpenyelidikan lebih
detail pada daerah-daerah yang dianggap prospektip.Secara
bersamaan, cara ini dapat pula dipadukan dengan cara
penyelidikanyang lain. Sifat penyelidikan dapat secara langsung
ataupun tak langsungterhadap obyek yang dicari. Di darat, observasi
magnetik biasanya dibuat pada posisi yang tetapdengan stasion
tersendiri yang biasa digunakan pula untuk survey gravity. Di udara
dan survey di laut, medan magnet direkam terus-menerus
daripergerakannya. Dulu digunakan alat-alat untuk survey di darat
yaitu jenistype Schmidt keseimbangan magnetiknya digunakan
untuk mengukurkomponen vertikal medan bumi atau
komponen horizontal. Tetapi pada akhir-akhir ini magnetometer
flux-gate nuclear precession (proton) kebanyakan digunakan untuk
pengukuran di udara.
B. Self Potensial
4
Metode potensial gradien menggunakan dua elektoda yang terpisah
secara tetap dengan jarak 5 m atau 10 m. Hasil pengukuran perbedaan
potensial dibagi dengan spasi elektroda menghasilkan potensial gradien. Titik
pergukuran adalah titik tengah diantara kedua elektroda tersebut. Kedua
elektoda berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pada metode pengukuran ini
yang perlu diperhatikan adalah pencatatan polaritas potensial.
5
Pada metode potensial amplitudo, satu elektroda dibiarkan menjadi
titik tetap di base station yang berada diluar daerah mineralisasi dan
mengukur perbedaan potensial diantara kedua elektroda. Sedangkan
elektroda lainnya selalu berpindah sesuai lintasan pengukuran (leap-
froged). Metode ini menghindari problem polaritas dan akumulatif error.
Tetapi yang perlu diperhatikan adalah menjaga suhu larutan elektrolit pada
elektroda yang berpindah-pindah agar tetap sama dengan suhu pada
elektroda di base station. Koefisien suhu untuk tembaga-tembaga sulfat,
sekitar 0,5 mV/0C sedangkan untuk elektroda perak-perak klorida sekitar
0,25 mV/0C.
6
Hasil pengukuran digrafikkan antara jarak (m) dengan hasil
pengukuran (mV). Jika gradien hasil pengukuran memperlihatkan gradien
yang tinggi (negatif ke positif yang tinggi) terhadap zero level dapat
dijadikan sebagai indikator anomali (titik infleksi), lihat Gambar C.3.
Hasil dari survei potensial ini disajikan dalam bentuk peta isopotensial,
dan interpretasi dilakukan terhadap daerah anomali dengan menggunakan
penampang melintang yang memotong daerah anomali.
Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang
dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga
7
tahanan jenis semu (Apparent Resistivity). Disebut tahanan jenis semu
karena tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari
banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.
Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB
terpendek sampai yang terpanjang tersebut digambarkan pada grafik
logaritma ganda dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-X dan tahanan jenis
semu sebagai sumbu Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva data
geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan
batuan di bawah permukaan.
8
Prinsip dasar metode IP, arus dialirkan ke dalam tanah melalui
elektrode arus dan mengukur potensi dengan elektrode potensial. Jika arus
listrik diputus, seharusnya potensial atau tegangan terukur akan langsung
berharga nol. Dalam kenyataannya tegangan tidak langsung berharga nol,
tetapi ada selang waktu beberapa saat untuk tegangan menuju nol.
Kejadian inilah yang dinamakan efek polarisasi terinduksi, sedang
mediumnya (dalam hal ini adalah batuan) dinamakan medium atau batuan
polarisabel.
1. Frequency domain
2. Time domain
Frequency Domain
9
Tidak terdapat mineral konduktif : nilai selalu sama pada tiap freq
Terdapat mineral konduktif : nilai < pada freq tinggi ; nilai > pada
freq rendah
Time Domain
10
Parameter nilai yang didapatkan :
II. 1. 2. Geokimia
11
Metode alternatif yang dapat digunakan adalah penyontoan ridge dan
spur. Metode ini sangat baik dikombinasikan dengan survey sedimen
sungai untuk medanyang sulit. Metode pengambilan contoh yang paling
ideal adalah dengan grid yang teratur. Prosedur yang normal adalah
menentukan garis dasar kemudian buatlintasan yang tegak lurus terhadap
garis dasar. Penentuan garis dapat dilakukandengan theodolit atau
kompas.
Pemilihan grid yang digunakan tergantung pada tipe target yang dicari.
Jika diketahui bahwa mineralisasi di daerah itu memilikidimensi panjang
searah dengan jurus, seperti mineralisasi vein atau unit stratigrafi, maka
garis dasar harus diletakanparalel terhadap jurus. Contoh diambil
sepanjang garis lintang yang tegak lurus padagaris dasar. Dalam kasus ini
interval antar garis bisa lebih besar dari interval contohsepanjang garis
dasar. Jika jurusnya tidak dikenal dan targetnya didugaequidimensional,
maka pengambilan contoh dilakukan dengan grid yang berbentukbujur
sangkar.
Untuk praktisnya sering digunakan grid segi empat panjang,
karenapenambahan frekuensi sampling sepanjang garis dasar tidak
membutuhkan banyak waktu. Ukuran grid yang digunakan umumnya 500
m x 100 m atau 200 m x 200 muntuk survey pendahuluan dan 100 m x 50
m atau 50 m x 50 m untuk survey detil. Kadang-kadang digunakan juga
grid jajaran genjang.
B. Drainage Recconaissance
Mengeplot semua sungai yang ada di daerah penyelidikan dan
mengeplot nomor conto dan nilainya. Setelah dilakukan pengolahan data
secara statistik dapat dilakukan pemilihan background dan threshold.
Lokasi conto dapat ditandai dengan titik hitam, yang ukurannya
menunjukkan kandungan logamnya atau dengan menebalkan sungai yang
kandungannya logamnya lebih tinggi.
Pengambilan conto endapan sedimen sungai aktif harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti berikut:
1. Letak conto harus ditentukan sehingga benar-benar mewakili
daerahseluas yang ditargetkan.
12
2. Pengambilan conto juga harus dilakukan pada anak sungai,
terutarnasungai orde 1, orde 2 dan orde 3, karena lebih dari itu sudah tidak
mewakilidaerah tangkapan atau cacthment area dan tidak memberikan
nilai anomali.
3. Pengambilan conto tidak boleh terlalu dekat dengan muara sungai
besar, hal ini untuk menghindari pengaruh dari sungai utama pada saat
banjir (kontaminasi oleh unsur yang bukan berasal darihulu anak sungai
tersebut).
4. Tempat Pengambilan conto sebaiknya jauh dari tepi sungai, diambil
padaarus lemah dan pada air yang dangkal. Conto tidak diambil di bagian
hilir dari tempat di mana ada jalan melintas dan longsoran. Conto tidak
diambilpada tempat yang sulit ditentukan lokasinya.
5. Posisi petugas pengambil conto di bagian hilir dari conto yang akan
diambil dan diusahakan sesedikit mungkin conto teracak-acak dari
endapansungai. Sekop yang digunakan dari aluminium atau plastik.
Bagian permukaan endapan sungai yang teroksidasi dibuang.
Sebelummeletakkan di atas ayakan, air dibuang perlahan untuk
menghindari hilangnya fraksi halus. Conto yang disaring dikumpulkan
dari daerahdengan radius 20 meter.
6. Setelah setiap satu atau dua sekop conto endapan sungai telah
diambil, pengayakan dilakukan dengan cara pengayakan basah. Dengan
menuangkan air secara hati-hati, saring conto dengan saringan 80 mesh.
Air yang digunakan untuk menyaring sedikit mungkin dan dengan hati-
hatiagar fraksi halus tidak banyak terbuang. Penyaringan fraksi -80
meshberlangsunghingga terkumpul 150-200 gr berat kering conto
endapansungai. Di basecamp conto dikumpulkan dan dikeringkan dengan
caradijemur.
7. Conto endapan sungai dimasukkan ke dalam kantong kertas kraf
atauplastik rangkap dua dan diberi nomor. Nomor conto terdiri dari
empatbagian, yaitu kode daerah, kode petugas, jenis conto, nomor
conto.Penomoran dijelaskan oleh Page dkk (1975).Survey sedimen sungai
aktif banyak digunakan untuk program penyelidikanpendahuluan,
khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis,
pengambilan contoh sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan
13
denganpengamatan geologi dari float dan batuan dasar yang tersingkap.
Ada empat variasi dalam survey sedimen sungai aktif, yaitu:
a. Prospeksi mineral berat tanpa analisis kimia
b. Analisis konsentrasi mineral berat dari sedimen sungai
c. Analisis fraksi halus dari sedimen sungai
d. Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai
BAB III
Pembahasan
Berdasarkan data dan dasar teori yang telah dipaparkan sebelumnya dapat membahas
proses eksplorasi mineral di Cebu, Filipina. Pembahasan eksplorasi berdasarkan jenis-jenis
metode sebagai berikut:
14
Gambar kolerasi deposit copper dengan data geofisika dan geokimia
Berdasarkan data dari paper Geochemistry In Mineral Exploraton dan dasar teori yang telah
dipaparkan sebelumnya dapat diketahui hasil dari proses eksplorasi mineral di Cebu, Filipina.
Pembahasan eksplorasi berdasarkan jenis-jenis metode sebagai berikut:
1. Metode Geofisika
1.1 Magnetometer
Nilai kemagnetan dari deposit yang diambil conto, didapatkan 700-
1200 gamma pada anomali (Cu) di ketinggian 1000 kaki atau 300 meter dan
pada ketinggian 500 kaki atau 150meter didapatkan 200-700 gamma.
1.2 Self-Potential
Dalam metode self potensial, didapatkan hasil 0-25 milivolts yang
mengindikasikan anomaly (Cu), (-50 100) milivolts berupa background dan
25-50 milivolts adalah Pyrite Diorite.
1.3 Resistivity
Metode resitivity atau geolistrik yang diuji coba, didapatkan anomaly
berupa Cu yang hambatan jenisnya sebesar 200-300 Ohm, background sebesar
100-200 Ohm, dan Pyrite Diorite sebesar 100-250 Ohm.
2. Geokimia
15
2.1 Soil Sampling
Setelah dilakukan pengambilan soil pada kedalaman 18 inci dengan interval
100 kaki dan dibawa ke laboratorium ditemukan anomaly pada kadar 1000-6000
ppm, backorund sebesar 50-300 ppm dan Pyritized Diorite 30-300 ppm.
BAB IV
Kesimpulan
Mineralisasi Tembaga (Cu) ditemukan di batuan asal dibawah batuan
penumpuk (illuvial) atau horizon B. Berdasarkan eksplorasi geokimia dan geofisika
yang telah dilakukan, dapat diketahui dari data bahwa deposit copper berada pada
elevasi 1000-1500 feet.
Dari gambar yang sudah dipaparkan diatas terdapat hubungan antara
eksplorasi geokimia dan geofisika di Cebu, Filipina. Hasil geofisika dipengaruhi oleh
penyebaran dan oksidasi dari mineralisai pyrit yang tidak sempurna, yang tidak
banyak mempengaruhi penerapan ekplorasi geokimia.
16
Bab V
Referensi
http://www.pusdiklat-minerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/353-metode-
geofisika-potensial-diri-self-potential diakses pada Jumat, 1 April 2016
Sulistijo, Budi; Geofisika Cebakan Mineral I (Catatan Kuliah), Program Studi Teknik
Pertambangan, 2003
17