Anda di halaman 1dari 17

BAB I

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Industri pertambangan merupakan dunia yang memiliki resiko yang tinggi,


salah satunya yaitu resiko ekonomi karena berkaitan dengan teknologi yang dipakai
dan keuntungan yang didapat. Seiring dengan berkembangnya teknologi dalam dunia
pertambangan, maka semakin meningkat pula permintaan bahan-bahan
pertambangan. Namun sebelum melakukan pengambilan bahan tambang, ada hal
yang sangat penting yang harus dilakukan pada tahapan-tahapan awal, yaitu
eksplorasi. Eksplorasi merupakan langkah untuk mengidentifikasi segala hal yang
berhubungan dengan cadangan, seperti mineral yang menjadi target, letak geografis,
jumlah sumber daya, cadangan, kadar, konsentrasi dan kondisi lingkungan yang
meliputi karakteristik geoteknik dan hidrogeologi.
Salah satu kegiatan eksplorasi yang dibahas kali ini adalah eksplorasi di Cebu,
Filipina. Daerah ini terletak di region Visayas Tengah, filipina. Provinsi ini memiliki
luas wilayah 4.932,79 km dengan memiliki jumlah penduduk 2.440.120 jiwa (2007).
Sebanyak 7 mil persegi daerah pulau Cebu dilakukan sebuah eksplorasi oleh
Newmont Mining Corporation yang meliputi eksplorasi geofisika dan Geokimia
untuk mengetahui apakah terdapat mineral yang berharga di daerah tersebut

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah dalam penulisan makalah kali ini adalah sebagai
berikut:
1. Apakah metode eksplorasi yang digunakan oleh PT Newmont untuk
mengidentifikasi mineral di daerah Cebu
2. Bagaimana cara kerja dari metode-metode yang digunakan.
3. Bagaimana kondisi cadangan yang tersedia pada daerah yang dieksplorasi.

1
C. Tujuan
Adapun tujuan pembuatan makalah ini berdasarkan rumusan masalah yang dibuat
adakah sebagai berikut :
1. Mengetahui metode eksplorasi yang digunakan.
2. Mengetahui cara kerja metode yang digunakan.
3. Mengetahui cadangan yang tersedia pada daerah yang dieksplorasi.

BAB II

Dasar Teori

2
II. 1. Pengertian

II. 1. 1. Geofisika

Secara umum geofisika dapat dibedakan antara geofisika sebagai suatu studi
model untuk menjelaskan sifat dan tingkah laku bumi, dan geofisika sebagai suatu
ilmu yang dikembangkan untuk kepentingan eksplorasi bahan-bahan galian yang
ada.

Geofisika eksplorasi adalah pemakaian metoda-metoda seismik, gravitasi,


kemagnetan, kelistrikan, dan elektromagnetik untuk pencarian minyak, gas, mineral,
air tanah dan sebagainya, untuk eksplorasi dan eksploitasi dalam arti ekonomis.

Dalam eksplorasi di Cebu, Filipina, metode eksplorasi geofisika yang


digunakan antara lain:

A. Geomagnet

Geomagnet dalah salah satu metode geofisika yang digunakan untuk


menyelidiki kondisi permukaan bumi dengan memanfaatkan sifat
kemagnetan batuan yang diidentifikasikan oleh kerentanan magnet batuan.

Penagambil data Geomagnet di lapangan

1. Metode Pengambilan data Geomagnet

Penyelidikan magnet biasanya dilakukan di darat, di udara dan di


laut.Teknik lapangannya tentu saja berbeda ketiga jenis survey ini,
walaupunoperasi di udara dan di laut pada umumnya melakukan
penelitian yang samajuga peralatan rekamannya sama pula.
Karena pembacaan danpengumpulan data lapangan sangat mudah
dilakukan, penyelidikan cara inibiasanya dipergunakan dalam
penyelidikan-penyelidikan pendahuluan.Maksudnya secara garis

3
besarnya, setelah ini biasanya dilanjutkan denganpenyelidikan lebih
detail pada daerah-daerah yang dianggap prospektip.Secara
bersamaan, cara ini dapat pula dipadukan dengan cara
penyelidikanyang lain. Sifat penyelidikan dapat secara langsung
ataupun tak langsungterhadap obyek yang dicari. Di darat, observasi
magnetik biasanya dibuat pada posisi yang tetapdengan stasion
tersendiri yang biasa digunakan pula untuk survey gravity. Di udara
dan survey di laut, medan magnet direkam terus-menerus
daripergerakannya. Dulu digunakan alat-alat untuk survey di darat
yaitu jenistype Schmidt keseimbangan magnetiknya digunakan
untuk mengukurkomponen vertikal medan bumi atau
komponen horizontal. Tetapi pada akhir-akhir ini magnetometer
flux-gate nuclear precession (proton) kebanyakan digunakan untuk
pengukuran di udara.

B. Self Potensial

Metode potensial diri (self potential/SP) pertama kali ditemukan oleh


Robert Fox ketika berusaha menemukan endapan tembaga sulfida di
Cornwall, Inggris pada tahun 1830. Pengukuran dilakukan dengan
menggunakan elektroda plat tembaga yang dihubungkan dengan suatu
galvanometer.

Pengukuran dengan metode SP cukup sederhana, dua elektroda porous-


pot dihubungkan dengan multimeter dengan precisi tinggi dengan input
impedansi lebih dari 108 ohms dan kemampuan mengukur hingga
ketelitian 1 mV. Tiap elektroda dibuat dari plat tembaga yang berada di
dalam larutan jenuh tembaga sulfat yang dapat berhubungan dengan tanah
dan menghasilkan listrik (gambar C.1). Selain itu, eletroda seng di dalam
larutan jenuh seng sulfat atau elektroda perak di dalam larutan jenuh perak
klorida, dapat digunakan untuk menggantikan tembaga dan larutan
tembaga sulfat.

Terdapat dua teknik pengukuran di lapangan, yaitu metode potensial


gradien dan metode potensial amplitudo.

4
Metode potensial gradien menggunakan dua elektoda yang terpisah
secara tetap dengan jarak 5 m atau 10 m. Hasil pengukuran perbedaan
potensial dibagi dengan spasi elektroda menghasilkan potensial gradien. Titik
pergukuran adalah titik tengah diantara kedua elektroda tersebut. Kedua
elektoda berpindah dari satu titik ke titik lainnya. Pada metode pengukuran ini
yang perlu diperhatikan adalah pencatatan polaritas potensial.

5
Pada metode potensial amplitudo, satu elektroda dibiarkan menjadi
titik tetap di base station yang berada diluar daerah mineralisasi dan
mengukur perbedaan potensial diantara kedua elektroda. Sedangkan
elektroda lainnya selalu berpindah sesuai lintasan pengukuran (leap-
froged). Metode ini menghindari problem polaritas dan akumulatif error.
Tetapi yang perlu diperhatikan adalah menjaga suhu larutan elektrolit pada
elektroda yang berpindah-pindah agar tetap sama dengan suhu pada
elektroda di base station. Koefisien suhu untuk tembaga-tembaga sulfat,
sekitar 0,5 mV/0C sedangkan untuk elektroda perak-perak klorida sekitar
0,25 mV/0C.

Sensitivitas metode SP, untuk kedalaman maksimun adalah sekitar 60


100 meter, tergantung kedalaman badan bijih dan sifat overburdennya.

Pengukuran SP dapat juga dilakukan di atas air dengan tujuan


pengukuran potensial streaming. Elektroda ditempatkan di tempat khusus
sehingga elektroda tersebut dapat terhubung dengan air tanpa kehilangan
larutan elektrolit dari dalam pots. Metode ini hanya dapat dilakukan jika
terdapat aliran arus (vertikal ataupun horizontal) meskipun sangat sedikit
(Ogilvy, 1969).

6
Hasil pengukuran digrafikkan antara jarak (m) dengan hasil
pengukuran (mV). Jika gradien hasil pengukuran memperlihatkan gradien
yang tinggi (negatif ke positif yang tinggi) terhadap zero level dapat
dijadikan sebagai indikator anomali (titik infleksi), lihat Gambar C.3.

Hasil dari survei potensial ini disajikan dalam bentuk peta isopotensial,
dan interpretasi dilakukan terhadap daerah anomali dengan menggunakan
penampang melintang yang memotong daerah anomali.

C. Resitivity atau Geolistrik

Metode resistivitas atau metode geolistrik tahanan jenis adalah salah


satu metode geofisika yang digunakan untuk mengetahui struktur bawah
permukaan bumi berdasarkan kontras resistivitasnya.

Umumnya metoda geolistrik yang sering digunakan adalah yang


menggunakan 4 buah elektroda yang terletak dalamsatu garis lurus serta
simetris terhadap titik tengah, yaitu 2 buah elektroda arus (AB) di bagian
luar dan 2 buah elektroda ntegangan (MN) di bagian dalam.

Kombinasi dari jarak AB/2, jarak MN/2, besarnya arus listrik yang
dialirkan serta tegangan listrik yang terjadi akan didapat suatu harga

7
tahanan jenis semu (Apparent Resistivity). Disebut tahanan jenis semu
karena tahanan jenis yang terhitung tersebut merupakan gabungan dari
banyak lapisan batuan di bawah permukaan yang dilalui arus listrik.

Bila satu set hasil pengukuran tahanan jenis semu dari jarak AB
terpendek sampai yang terpanjang tersebut digambarkan pada grafik
logaritma ganda dengan jarak AB/2 sebagai sumbu-X dan tahanan jenis
semu sebagai sumbu Y, maka akan didapat suatu bentuk kurva data
geolistrik. Dari kurva data tersebut bisa dihitung dan diduga sifat lapisan
batuan di bawah permukaan.

D. Pulse (Induced Polarization)

Metode IP (Induced Polarization) dilakukan pertama kali oleh Conrad


Schlumberger, 1960 dan disebut sebagai provoked polarization.

Metode IP mengukur adanya polarisasi didalam suatu medium karena


pengaruh arus listrik yang melewatinya, dimana polarisasi banyak terjadi
pada medium yang mengandung mineral logam.

Metode IP mengamati beda potensial yang terjadi setelah arus listrik


yang kita alirkan dihentikan. Sehingga metode IP sangat cocok digunakan
untuk eksplorasi mineral logam karena keberadaan mineral logam dapat
dideteksi sesuai dengan sifat fisika yang dimiliki, misalnya
nilai Chargeability yang besar.

8
Prinsip dasar metode IP, arus dialirkan ke dalam tanah melalui
elektrode arus dan mengukur potensi dengan elektrode potensial. Jika arus
listrik diputus, seharusnya potensial atau tegangan terukur akan langsung
berharga nol. Dalam kenyataannya tegangan tidak langsung berharga nol,
tetapi ada selang waktu beberapa saat untuk tegangan menuju nol.
Kejadian inilah yang dinamakan efek polarisasi terinduksi, sedang
mediumnya (dalam hal ini adalah batuan) dinamakan medium atau batuan
polarisabel.

Kelebihan metode IP dibandingkan dengan metode yang lain, adalah


dapat dideteksi adanya mineral mineral sulfida yang letaknya tersebar dan
tak teratur (disseminated). Dengan demikian maka metode ini cocok sekali
digunakan untuk melokalisir dan memperoleh cadangan mineral sulfida
yang berasosiasi dengan bijih besi, emas, dan bijih logam yang lainnya.
Pengukuran IP dapat dilakukan dengan 2 domain, yakni:

1. Frequency domain

2. Time domain

Frequency Domain

Prinsip: mengukur perbedaan respon batuan yang mengandung mineral


konduktif/ tidak dengan pemberian impedansi pada 2 frekuensi yang
berbeda (frekuensi rendah dan frekuensi tinggi)

Respon yang diberikan:

9
Tidak terdapat mineral konduktif : nilai selalu sama pada tiap freq

Terdapat mineral konduktif : nilai < pada freq tinggi ; nilai > pada
freq rendah

Parameter nilai yang didapatkan : Resistivitas & PFE

Desain IP Frequency Domain

Time Domain

Prinsip: mengukur waktu peluruhan muatan listrik pada batuan


ketika arus listrik diinjeksikan dan ketika arus listrik dihentikan

Respon yang diberikan

Tidak terdapat mineral konduktif : waktu peluruhan relatif cepat

Terdapat mineral konduktif : waktu peluruhan relatif lebih lama

10
Parameter nilai yang didapatkan :

Resistivitas & Chargeability

Desain IP Time Domain

II. 1. 2. Geokimia

Ilmu yang mempelajari tentang jumlah dan penyebaran dari unsur-unsur


kimia di dalam mineral, batuan, cebakan, tanah, airtanah dan di atmosfer serta
daur dari unsur-unsur kimia di alam berdasarkan sifat-sifat atom atau ionnya.
Berikut beberapa metode yang digunakan di Cebu, Filipina:
A. Soil Sampling
Mengebor sampai kedalaman tertentu dengan menggunakan tabung
(pipa) logam berongga kedalam tanah. Di proyek transmisi biasanya
dengan metode Hand Auger (manual), kedalaman umum dengan cara ini
bisa sampai 5-6m, kedalaman ini mungkin memadai untuk penyelidikan
tanah pondasi pada tipe pad and chimney. Pengeboran diperlukan dengan
mesin (deep boring).
Survey tanah terdiri dari analisis contoh tanah yang biasanya diambil
darihorizon tanah khusus, kemudiandiayak untuk mendapatkan ukuran
fraksi tertentu.Contoh umumnya diambil pada pola kisi (grid) yang
beraturan. Di daerah yangterisolir dengan medan yang sulit, akan sulit
pula untuk membuat grid pengambilancontoh yang baik.

11
Metode alternatif yang dapat digunakan adalah penyontoan ridge dan
spur. Metode ini sangat baik dikombinasikan dengan survey sedimen
sungai untuk medanyang sulit. Metode pengambilan contoh yang paling
ideal adalah dengan grid yang teratur. Prosedur yang normal adalah
menentukan garis dasar kemudian buatlintasan yang tegak lurus terhadap
garis dasar. Penentuan garis dapat dilakukandengan theodolit atau
kompas.
Pemilihan grid yang digunakan tergantung pada tipe target yang dicari.
Jika diketahui bahwa mineralisasi di daerah itu memilikidimensi panjang
searah dengan jurus, seperti mineralisasi vein atau unit stratigrafi, maka
garis dasar harus diletakanparalel terhadap jurus. Contoh diambil
sepanjang garis lintang yang tegak lurus padagaris dasar. Dalam kasus ini
interval antar garis bisa lebih besar dari interval contohsepanjang garis
dasar. Jika jurusnya tidak dikenal dan targetnya didugaequidimensional,
maka pengambilan contoh dilakukan dengan grid yang berbentukbujur
sangkar.
Untuk praktisnya sering digunakan grid segi empat panjang,
karenapenambahan frekuensi sampling sepanjang garis dasar tidak
membutuhkan banyak waktu. Ukuran grid yang digunakan umumnya 500
m x 100 m atau 200 m x 200 muntuk survey pendahuluan dan 100 m x 50
m atau 50 m x 50 m untuk survey detil. Kadang-kadang digunakan juga
grid jajaran genjang.

B. Drainage Recconaissance
Mengeplot semua sungai yang ada di daerah penyelidikan dan
mengeplot nomor conto dan nilainya. Setelah dilakukan pengolahan data
secara statistik dapat dilakukan pemilihan background dan threshold.
Lokasi conto dapat ditandai dengan titik hitam, yang ukurannya
menunjukkan kandungan logamnya atau dengan menebalkan sungai yang
kandungannya logamnya lebih tinggi.
Pengambilan conto endapan sedimen sungai aktif harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti berikut:
1. Letak conto harus ditentukan sehingga benar-benar mewakili
daerahseluas yang ditargetkan.

12
2. Pengambilan conto juga harus dilakukan pada anak sungai,
terutarnasungai orde 1, orde 2 dan orde 3, karena lebih dari itu sudah tidak
mewakilidaerah tangkapan atau cacthment area dan tidak memberikan
nilai anomali.
3. Pengambilan conto tidak boleh terlalu dekat dengan muara sungai
besar, hal ini untuk menghindari pengaruh dari sungai utama pada saat
banjir (kontaminasi oleh unsur yang bukan berasal darihulu anak sungai
tersebut).
4. Tempat Pengambilan conto sebaiknya jauh dari tepi sungai, diambil
padaarus lemah dan pada air yang dangkal. Conto tidak diambil di bagian
hilir dari tempat di mana ada jalan melintas dan longsoran. Conto tidak
diambilpada tempat yang sulit ditentukan lokasinya.
5. Posisi petugas pengambil conto di bagian hilir dari conto yang akan
diambil dan diusahakan sesedikit mungkin conto teracak-acak dari
endapansungai. Sekop yang digunakan dari aluminium atau plastik.
Bagian permukaan endapan sungai yang teroksidasi dibuang.
Sebelummeletakkan di atas ayakan, air dibuang perlahan untuk
menghindari hilangnya fraksi halus. Conto yang disaring dikumpulkan
dari daerahdengan radius 20 meter.
6. Setelah setiap satu atau dua sekop conto endapan sungai telah
diambil, pengayakan dilakukan dengan cara pengayakan basah. Dengan
menuangkan air secara hati-hati, saring conto dengan saringan 80 mesh.
Air yang digunakan untuk menyaring sedikit mungkin dan dengan hati-
hatiagar fraksi halus tidak banyak terbuang. Penyaringan fraksi -80
meshberlangsunghingga terkumpul 150-200 gr berat kering conto
endapansungai. Di basecamp conto dikumpulkan dan dikeringkan dengan
caradijemur.
7. Conto endapan sungai dimasukkan ke dalam kantong kertas kraf
atauplastik rangkap dua dan diberi nomor. Nomor conto terdiri dari
empatbagian, yaitu kode daerah, kode petugas, jenis conto, nomor
conto.Penomoran dijelaskan oleh Page dkk (1975).Survey sedimen sungai
aktif banyak digunakan untuk program penyelidikanpendahuluan,
khususnya pada daerah yang medannya sulit. Di daerah tropis,
pengambilan contoh sedimen sungai dapat dilakukan bersamaan

13
denganpengamatan geologi dari float dan batuan dasar yang tersingkap.
Ada empat variasi dalam survey sedimen sungai aktif, yaitu:
a. Prospeksi mineral berat tanpa analisis kimia
b. Analisis konsentrasi mineral berat dari sedimen sungai
c. Analisis fraksi halus dari sedimen sungai
d. Analisis beberapa fraksi selain fraksi terhalus dari sedimen sungai

BAB III
Pembahasan

Berdasarkan data dan dasar teori yang telah dipaparkan sebelumnya dapat membahas
proses eksplorasi mineral di Cebu, Filipina. Pembahasan eksplorasi berdasarkan jenis-jenis
metode sebagai berikut:

14
Gambar kolerasi deposit copper dengan data geofisika dan geokimia

Berdasarkan data dari paper Geochemistry In Mineral Exploraton dan dasar teori yang telah
dipaparkan sebelumnya dapat diketahui hasil dari proses eksplorasi mineral di Cebu, Filipina.
Pembahasan eksplorasi berdasarkan jenis-jenis metode sebagai berikut:

1. Metode Geofisika
1.1 Magnetometer
Nilai kemagnetan dari deposit yang diambil conto, didapatkan 700-
1200 gamma pada anomali (Cu) di ketinggian 1000 kaki atau 300 meter dan
pada ketinggian 500 kaki atau 150meter didapatkan 200-700 gamma.

1.2 Self-Potential
Dalam metode self potensial, didapatkan hasil 0-25 milivolts yang
mengindikasikan anomaly (Cu), (-50 100) milivolts berupa background dan
25-50 milivolts adalah Pyrite Diorite.
1.3 Resistivity
Metode resitivity atau geolistrik yang diuji coba, didapatkan anomaly
berupa Cu yang hambatan jenisnya sebesar 200-300 Ohm, background sebesar
100-200 Ohm, dan Pyrite Diorite sebesar 100-250 Ohm.

1.4 Pulse (Induced Polarization)


Dari data laporan eksplorasi didapat anomali pada 15-5 Pulse Units,
background sebesar 30-50 Pulse Units, dan Pyritized Diorite sebesar 5-40
Pulse Units.

2. Geokimia

15
2.1 Soil Sampling
Setelah dilakukan pengambilan soil pada kedalaman 18 inci dengan interval
100 kaki dan dibawa ke laboratorium ditemukan anomaly pada kadar 1000-6000
ppm, backorund sebesar 50-300 ppm dan Pyritized Diorite 30-300 ppm.

2.2 Drainage Recconaissance


Pada eksplorasi ini diambil sampel conto dari aliran sungai yang masih aktif
didapatkan kada Cu sebesar 300 ppm dan background 100 ppm pada ketinggian
1000 kaki dengan menggunakan ratio Ph 3,5-8,5 yang mengindikasikan Cu.

BAB IV
Kesimpulan
Mineralisasi Tembaga (Cu) ditemukan di batuan asal dibawah batuan
penumpuk (illuvial) atau horizon B. Berdasarkan eksplorasi geokimia dan geofisika
yang telah dilakukan, dapat diketahui dari data bahwa deposit copper berada pada
elevasi 1000-1500 feet.
Dari gambar yang sudah dipaparkan diatas terdapat hubungan antara
eksplorasi geokimia dan geofisika di Cebu, Filipina. Hasil geofisika dipengaruhi oleh
penyebaran dan oksidasi dari mineralisai pyrit yang tidak sempurna, yang tidak
banyak mempengaruhi penerapan ekplorasi geokimia.

16
Bab V
Referensi

Hawkes, E, H and Webb, J, S. Geochemistry In Mineral Exploration. Tokyo

http://www.pusdiklat-minerba.esdm.go.id/index.php/kerjasama/item/353-metode-
geofisika-potensial-diri-self-potential diakses pada Jumat, 1 April 2016

Notosiswono, Sudarto. Syafrizal. Heriawan, M. Nur; Teknik Eksplorasi (Buku Ajar),


JurusanTeknik Pertambangan ITB, 2000

Sulistijo, Budi; Geofisika Cebakan Mineral I (Catatan Kuliah), Program Studi Teknik
Pertambangan, 2003

17

Anda mungkin juga menyukai