Disusun oleh :
1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
7. Kegiatan Penyuluhan
2
Poedji
Rochjati).
d. Menjelaskan
cara
menggunakan
KSPR (Kartu
Skor Poedji
Rochjati)
3
MATERI
1. Kehamilan
a. Pengertian
lama hamil normal yaitu 280 hari atau 9 bulan 7 hari yang dihitung dari hari
hamil maka ibu dianjurkan untuk mengunjungi bidan atau dokter sedini
antenatal.
bagian janin.
4
b. Tanda tidak pasti kehamilan (persumptive)
a) Amenorea
c) Mengidam
bau-bauan.
d) Pingsan
e) Anoreksia
f) Fatigue
5
g) Mammae membesar
h) Miksi
rahim yang membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua
kehamilan.
i) Konstipasi / obstipasi
j) Pigmentasi kulit
a) Perut membesar.
b) Uterus membesar.
6
c) Tanda Hegar.
segmen bawah rahim yang lebih lunak dari bagian yang lain.
d) Tanda Chadwick
kebirubiruan.
e) Tanda Piscaseck
hicks).
g) Teraba ballotement.
kehidupan atau kesehatan ibu atau janin dalam bahaya akibat gangguan
kehamilan yang kebetulan atau unik.. (Irene M. Bobak, add all, 1998)
7
Menurut Poedji Rochyati dkk. Mengemukakan kriteria KRT sebagai berikut:
a. Risiko
Risiko adalah suatu ukuran statistik dari peluang atau kemungkinan untuk
Digunakan angka bulat di bawah 10, sebagai angka dasar 2, 4 dan 8 pada tiap
faktor untuk membedakan risiko yang rendah, risiko menengah, risiko tinggi.
besar diikuti oleh persalinan normal dengan ibu dan bayi hidup sehat.
Kehamilan dengan satu atau lebih faktor risiko, baik dari pihak ibu
bagi ibu maupun janinnya, memiliki risiko kegawatan tetapi tidak darurat.
1) Perdarahan sebelum bayi lahir, memberi dampak gawat dan darurat bagi
jiwa ibu dan atau banyinya, membutuhkan di rujuk tepat waktu dan
8
2) Ibu dengan faktor risiko dua atau lebih, tingkat risiko kegawatannya
1) Primi muda
Ibu hamil pertama pada umur 16 tahun, rahim dan panggul belum
kesehatan janin dalam kandungan. Selain itu mental ibu belum cukup
dewasa.
2) Primi tua
2. Ibu hamil pertama setelah kawin 4 tahun atau lebih dengan kehidupan
perkawinan biasa:
9
a. Selama hamil dapat timbul masalah, faktor risiko lain oleh karena
a) Ibu yang hamil pertama pada umur 35 tahun. Pada usia tersebut
mudah terjadi penyakit pada ibu dan organ kandungan yang menua.
Jalan lahir juga tambah kaku. Ada kemungkinan lebih besar ibu hamil
b. Pre-eklamsia
d. Persalinan tidak lancar atau macet: ibu mengejan lebih dari satu
jam, bayi tidak dapat lahir dengan tenaga ibu sendiri melalui jalan
lahir biasa.
f. Bayi lahir dengan berat badan lahir rendah (BBLR) < 2500 gr.
awal atau akhir usia subur relatif lebih tinggi. Efek paling berat
10
h. Frekuensi abortus yang secara klinis terdeteksi meningkat 26%
i. Wanita bukan kulit putih berusia 35 sampai 44 tahun lima kali lebih
Ibu hamil yang jarak kelahiran dengan anak terkecil kurang dari 2 tahun.
Kesehatan fisik dan rahim ibu masih butuh cukup istirahat. Ada
kemungkinan ibu masih menyusui. Selain itu anak masih butuh asuhan
c) Bayi dengan berat badan rendah / BBLR < 2500 gr. (Poedji Rochjati,
2003).
11
5) Primi tua sekunder
Ibu hamil dengan persalinan terakhir 10 tahun yang lalu. Ibu dalam
6) Grande multi
Ibu pernah hamil / melahirkan 4 kali atau lebih. Karena ibu sering
c. Persalinan lama
12
f) Pada grandemultipara bisa menyebabkan:
e. Solusio plasenta
Ibu hamil berumur 35 tahun atau lebih, dimana pada usia tersebut terjadi
perubahan pada jaringan alat-alat kandungan dan jalan lahir tidak lentur
lagi. Selain itu ada kecenderungan didapatkan penyakit lain dalam tubuh
panggul ibu dan besar kepala janin mungkin tidak proporsional, dalam
c) Ibu hamil kedua, dengan kehamilan lalu bayi lahir cukup bulan tetapi
13
d) Ibu hamil kehamilan sebelumnya belum penah melahirkan cukup
bulan, dan berat badan lahir rendah < 2500 gram. Bahaya yang dapat
terjadi: persalinan berjalan tidak lancar, bayi sukar lahir, dalam bahaya.
Rochjati, 2003).
9) Riwayat obstetric jelek (ROJ), Dapat terjadi pada ibu hamil dengan:
a. Keguguran
c. Lahir mati
keguguran 2 kali
kandungan
Rochjati, 2003).
14
Persalinan yang lalu dengan tindakan
a) Persalinan yang ditolong dengan alat melalui jalan lahir biasa atau per-
vaginam:
keadaan bila:
ii. Setelah bayi lahir serta uri belum lahir terjadi perdarahan
l. Perdarahan
e) Ibu diberi infus / tranfusi pada persalinan lalu. Persalinan yang lalu
mengalami perdarahan pasca persalinan yang banyak lebih dari 500 cc,
Ibu hamil, pada persalinan yang lalu dilakukan operasi sesar. Oleh karena
itu pada dinding rahim ibu terdapat cacat bekas luka operasi. Bahaya pada
15
robekan rahim : kematian janin dan kematian ibu, perdarahan dan infeksi.
B. Ada Gawat Obstetri / AGO (tanda bahaya pada saat kehamilan, persalinan,
dan nifas)
- Kematian mudigah
- Kematian perinatal
- Prematuritas
- Mata berkunang-kunang
- Jantung berdebar
16
- Pucat pada kelopak mata, lidah dan telapak tangan.
Persalinan premature
Bahaya yang dapat terjadi bila terjadi anemia berat (Hb < 6 gr%):
- Persalinan lama
b) Malaria
- Panas tinggi
- Sakit kepala
- Muntah-muntah
Bila penyakit malaria ini disertai dengan panas yang tinggi dan anemia,
- Abortus
17
- IUFD
c) Tuberculosa paru
- Batuk darah
- Keguguran
d) Payah jantung
- Sesak napas
- Jantung berdebar
- Nadi cepat
- Kaki bengkak
- Kelahiran premature
- Dalam persalinan:
18
BBLR dan Bayi dapat lahir mati. (Poedji Rochjati, 2003).
janin dalam kandungan. Apabila ibu menderita hipoksia dan sianosis, hasil
konsepsi dapat menderita pula dan mati, yang kemudian disusul oleh abortus.
e) Diabetes mellitus
minggu terakhir
- Persalinan premature
- Hydramnion
- Kelainan bawaan
- Makrosomia
- Kematian bayi perinatal (bayi lahir hidup, kemudian mati < 7 hari).
berikut:
- Pre-eklamsia
19
- Kelainan letak janin
- Insufisiensi plasenta
sesarea
menghambat penyembuhan luka jalan lahir, baik ruptur perinea maupun luka
- Terjadi gangguan pada sistem kekebalan tubuh dan ibu hamil mudah
terkena infeksi
- Bayi dapat tertular dalam kandungan atau tertular melalui ASI. (Poedji
Rochjati, 2003).
g) Toksoplasmosis
20
Toksoplasmosis penularannya melalui makanan mentah atau kurang masak,
a) Tanda-tanda:
jaringan tubuh
- Sedikit bengkak pada tungkai bawah atau kaki pada kehamilan 6 bulan ke
3) Hamil kembar
Kehamilan kembar ialah kehamilan dengan dua janin atau lebih. Kehamilan
21
Ibu hamil dengan dua janin (gemelli), atau tiga janin (triplet) atau lebih dalam
rahim. Rahim ibu membesar dan menekan organ dalam dan menyebabkan
keluhan-keluhan
a. Sesak napas
c. Varises
d. Hemorrhoid
e. Keracunan kehamilan
f. Hidramnion
g. Anemia
h. Persalinan premature
i. Kelainan letak
j. Persalinan sukar
o. Karena uterus yang besar, ibu mengeluh sesak napas, sering miksi, serta
22
p. Dapat terjadi inersia uteri, perdarahan postpartum, dan solusio plasenta
kehamilan kembar : 25% pada gemeli, 50% pada triplet, dan 75% pada
r. Bila sesudah bayi pertama lahir terjadi solusio plasenta, maka angka
s. Sering terjadi kesalahan letak janin, yang juga akan mempertinggi angka
Hidramnion adalah suatu keadaan dimana jumlah air ketuban jauh lebih banyak
dari normal, biasanya kalau lebih dari 2 liter. Walau etiologi belum jelas, namun
a. Penyakit jantung
b. Nefritis
23
d. Anomaly congenital (pada anak), seperti enensepali, spina bifida, atresia
Kehamilan dengan jumlah cairan amnion lebih dari 2 liter, dan biasanya nampak
e. Sesak napas
f. Perut membesar, nyeri perut karena rahim berisi cairan amnion > 2 liter
h. Keracunan kehamilan
j. Kelainan letak
k. Persalinan premature
c. Payudara mengecil
24
Pada kehamilan normal gerakan janin dapat dirasakan pada umur
kehamilan 4-5 bulan. Bila gerakan janin berkurang, melemah, atau tidak
c) Bahaya yang dapat terjadi pada ibu dengan janin mati dalam rahim, yaitu:
Ibu dengan umur kehamilan 42 minggu. Dalam keadaan ini, fungsi dari
jaringan uri dan pembuluh darah menurun. Dampak tidak baik bagi janin:
a) Janin mengecil
7) Letak sungsang
Letak sungsang: pada kehamilan tua (hamil 8-9 bulan), letak janin dalam rahim
25
b. Bayi dapat mati. (Poedji Rochjati, 2003).
8) Letak lintang
(hamil 8-9 bulan): kepala ada di samping kanan atau kiri dalam rahim ibu. Bayi
letak lintang tidak dapat lahir melalui jalan lahir biasa, karena sumbu tubuh janin
Pada janin letak lintang baru mati dalam proses persalinan, bayi dapat
dilahirkan dengan alat melalui jalan lahir biasa. Sedangkan pada janin kecil dan
sudah beberapa waktu mati masih ada kemungkinan dapat lahir secara biasa.
Bahaya yang dapat terjadi pada kelainan letak lintang. Pada persalinan
yang tidak di tangani dengan benar, dapat terjadi Robekan rahim, dan
akibatnya:
b. Infeksi
c. Ada Gawat Darurat Obstetri / AGDO (Ada ancaman nyawa ibu dan bayi)
terjadi sebelum kelahiran bayi). Tiap perdarahan keluar dari liang senggama
26
pada ibu hamil setelah 28 minggu, disebut perdarahan antepartum. Perdarahan
yang dapat mengancam nyawa ibu dan atau janinnya, perdarahan dapat
keluar:
b) Sekaligus banyak yang menyebabkan ibu syok, lemah nadi dan tekanan
darah menurun.
27
dengan benar akan terjadi kejang-kejang, menjadi eklamsia. Pada waktu
kejang, sudip lidah dimasukkan ke dalam mulut ibu diantara kedua rahang,
kecil
4. Langkah-langkah Pencegahan
kesehatan. Untuk deteksi dini factor risiko maka pada semua ibu hamil perlu
dilakukan skrining antenatal. Untuk itu periksa ibu hamil paling sedikit dilakukan
memberi KIE (Komunikasi Informasi Edukasi) kepada ibu hamil, suami dan
keluarganya tentang kondisi ibu hamil dan masalahnya. (Poedji Rochjati, 2003).
Perawatan yang diberikan kepada ibu hamil secara berkala dan teratur selama
masa kehamilan sangat penting, sebab merupakan upaya bersama antara petugas
28
a. Aspek kesehatan dari ibu dan janin untuk menjaga kelangsungan kehamilan,
pertumbuhan janin dalam kandungan, kelangsungan hidup ibu dan bayi setelah
lahir.
mendapatkan rasa aman, tenang, terjamin dan terlindungi keselamatan diri dan
masyarakat di sekitarnya.
c. Aspek social ekonomi, ibu hamil dari keluarga miskin (gakin) pada umumnya
tergolong dalam kelompok gizi kurang, anemis, penyakit menahun. Ibu risiko
berakhir dengan:
a. Ibu dalam kondisi selamat selama kehamilan, persalinan dan nifas tanpa trauma
d. Suami istri telah ada kesiapan dan kesanggupan untuk mengikuti keluarga
29
6. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil
Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada ibu hamil, suami, dan keluarga, untuk
Melalui kegiatan ini beberapa factor risiko yang ada pada ibu hamil telah
terjadi. Oleh karena itu kegiatan skrining harus dilakukan berulang kali sehingga
dapat ditemukan secara dini factor risiko yang berkembang pada umur kehamilan
berbasis keluarga guna menemukan faktor risiko ibu hamil, yang selanjutnya
terjadinya upaya komplikasi obtetrik pada saat persalinan dengan Kartu Skor
Poedji Rachjati.
b. Manfaat KSPR
30
3) Alat pencatat Kondisi Bumil
Rochjati, 2003).
- Skrining antenatal / deteksi dini factor risiko pada ibu hamil Risiko
Tinggi
ibu / bayi
b) Sistem SKOR
31
Untuk bekas operasi sesar, letak sungsang, letak lintang, perdarahan
cecklis dan system skor. Cecklis dari 19 faktor resiko dengan skor
32
Contoh KSPR (Kartu Skor Poedji Rochjati)
I II III IV
Triwulan
SKO
KEL Masalah / Faktor Resiko III.1 III.
F.R
NO R I II
2
Skor Awal Ibu Hamil 2 2
I 1 Terlalu muda hamil I 16 Tahun 4
2 Terlalu tua hamil I 35 Tahun 4
Terlalu lambat hamil I kawin 4 Tahun 4
3 Terlalu lama hamil lagi 10 Tahun 4
4 Terlalu cepat hamil lagi 2 Tahun 4
5 Terlalu banyak anak, 4 atau lebih 4
6 Terlalu tua umur 35 Tahun 4
7 Terlalu pendek 145 cm 4
8 Pernah gagal kehamilan 4
Pernah melahirkan dengan
4
a.terikan tang/vakum
9 b. uri dirogoh 4
c. diberi infus/transfuse 4
10 Pernah operasi sesar 8
II Penyakit pada ibu hamil
4
a. Kurang Darah b. Malaria,
c.
11 TBC Paru d. Payah Jantung 4
e. Kencing Manis (Diabetes) 4
f. Penyakit Menular Seksual 4
Bengkak pada muka / tungkai
12 4
dan tekanan darah tinggi.
13 Hamil kembar 4
14 Hydramnion 4
15 Bayi mati dalam kandungan 4
16 Kehamilan lebih bulan 4
17 Letak sungsang 8
18 Letak Lintang 8
III 19 Perdarahan dalam kehamilan ini 8
20 Preeklampsia/kejang-kejang 8
JUMLAH SKOR
33