Anda di halaman 1dari 11

Melahirkan di Rumah (Homebirth) Bagian

1
Leave a reply

Buat sebagian besar orang, khususnya yang tinggal di kota besar


seperti Jakarta, melahirkan di rumah adalah sesuatu yang aneh. Bagaimana kalau kenapa-
kenapa? Siapa yang bantu? Kan tidak steril? Dan sederet keraguan lainnya. Tapi buat saya,
konsep melahirkan di rumah justru hal yang saya idam-idamkan.

Semua berawal baca-baca soal gentle birth. Maklum, saya tidak bekerja, jadi saat hamil ya
kerjanya cari info di internet soal hamil, melahirkan, dan perawatan bayi baru lahir.
Gampangnya, gentle birth itu adalah melahirkan secara nyaman dan tentunya aman, baik buat
bayi maupun ibunya. Bukan berarti gentle birth harus melahirkan di rumah ya. Melahirkan
secara cesar pun tetap bisa jadi gentle birth kok. Kalau mau tahu lebih detil soal gentle birth,
bisa gabung grup Gentle Birth Untuk Semua di facebook.

Dari sanalah saya mulai membaca cerita-cerita tentang melahirkan di rumah. Rasanya kok
nyaman ya, kita bisa menikmati kontraksi yang katanya sakitnya aduhai itu di tempat yang
familiar. Suasana lebih pribadi, bisa diatur sesuai kemauan kita. Posisi melahirkan pun bisa
sesuka kita. Sepertinya nyaman sekali. Tapi bagaimana menyampaikan keinginan ini ke
suami ya? Apakah dia setuju? Apalagi, ini adalah calon buah hati yang sudah ditunggu
selama 7 tahun. Berhasil hamil juga melalui program bayi tabung.

Akhirnya coba print beberapa artikel terkait yang menurut saya bagus, untuk ditunjukkan ke
suami. Niatnya sih supaya dia baca sendiri, baru deh buka percakapan ke arah sana. Eh
dianya cuek aja. Artikel hanya diambil kemudian diletakkan di sampingnya. Kesal rasanya,
akhirnya keluar deh kalimat itu, Saya ingin melahirkan di rumah.

Suami cuma menatap saya bingung dan bertanya kenapa. Setelah saya jelaskan, dia cuma
senyum-senyum. Uuh makin kesal deh. Tapi yang melegakan, ternyata dia senang saya
tahu apa yang saya mau dan dia siap mendukung apapun keputusan saya terkait melahirkan.
Horeee. Setelah itu, jadi makin semangat mencari informasi tentang melahirkan di rumah,
termasuk mencari bidan yang akan membantu persalinan nanti.
Meyakinkan suami sudah, sekarang menjelaskan dan meyakinkan orang tua. Mertua tidak
masalah, ayah saya juga mengerti pilihan saya. Nah ibu nih yang pasti menentang. Saya
mau pindah dokter kandungan, cari yang lebih dekat rumah saja sudah ditentang habis-
habisan. Untungnya, setelah dijelaskan pelan-pelan, baik-baik, ibu menerima keputusan saya.
Setuju sih tidak, tapi paling tidak bisa menerima kalau itu yang saya inginkan dan saya rasa
terbaik untuk saya dan bayi saya.

Mencari bidan yang tepat juga bukan perkara mudah. Sampai usia kandungan 6,5 bulan,
masih belum dapat bidannya. Jadi saya tetap survey dokter kandungan dan rumah sakit, buat
rencana cadangan. Pokoknya saya percaya, kalau memang yang paling baik adalah
melahirkan di rumah, pasti nanti akan ketemu bidan yang tepat.

Usia kandungan 7 bulan, saya ikut pelatihan self healing Reza Gunawan. Tak dinyana, dari
sana saya dapat informasi bidan yang sudah biasa membantu persalinan di rumah, yaitu
Bidan Erie. Setelah ketemu pun langsung cocok dan klik. Bahagianya luar biasa. Tapi saya
tidak mau takabur, tas buat ke rumah sakit, dan rumah sakit pilihan tetap dipersiapkan. Kita
boleh berencana, tapi apapun bisa terjadi dan saya harus siap.

Saya juga rajin olahraga. Sebelum hamil jarang olahraga, saat hamil justru rajin, demi bisa
melahirkan secara normal. Tiap pagi jalan minimal 1,5 km dan yoga paling tidak 3 kali
seminggu. Yoganya cukup di rumah saja, ada banyak sekali video yoga untuk hamil di
youtube. Tinggal pilih saja yang paling nyaman untuk dipraktekkan.

Persiapan saya yang lain dalam menghadapi persalinan di rumah ini adalah ikut pelatihan
hypnobirthing. Walaupun sudah baca bukunya dan belajar relaksasi melalui CD, beda
rasanya dengan relaksasi dibimbing langsung. Selain itu, suami ikut juga, sehingga dia paham
tahapan persalinan yang akan dilewati, jadi bisa membantu saya kalau saya mulai panik.

Pada pelatihan tersebut, kita diajarkan untuk berkomunikasi dengan janin, bahkan bisa
bertanya kapan ia ingin dilahirkan. Ketika dipraktekkan di rumah, dapat jawaban tanggal 11
april, minggu ke-39 kehamilan. Setelah itu, saya rajin komunikasi dengan si adek, mulai
kontraksinya tanggal 10 saja ya, biar tidak terlalu lama proses persalinannya. Soalnya dari
yang saya baca, persalinan anak pertama, bukaan awal bisa memakan waktu yang lama. Yah
namanya juga usaha hehe. Kita lihat saja apa yang terjadi.

Demikianlah persiapan yang saya lakukan untuk mempersiapkan persalinan normal di rumah.
Cerita persalinannya di sini ya
2.

Rencana Melahirkan di Rumah (Home


Birth) -Persiapan Home Birth-

Home birth artinya persalinan yang dilakukan di rumah, bukan di rumah sakit, bukan di
rumah bersalin atau di tempat praktek bu bidan. Di Indonesia masih banyak home birth
apalagi di pedesaan dimana di daerah itu untuk pergi ke RS atau ke tempat pelayanan
kesehatan sulit. Biasanya bidan atau dukun di panggil untuk membantu pertolongan
persalinan. Nah biasanya metode yang digunakan adalah persalinan alami. Tentu saja begitu
karena biasanya yang menolong adalah bidan dan dukun sehingga bagaimana caranya mereka
akan berusaha mengupayanan proses persalinan berlangsung sealami mungkin.

Nah sebelum melanjutkan membava artikel ini coba buka link ini:

DILEMA Oh DILEMA

Ibu kalau mau melahirkan sebaiknya di Rumah Sakit? kalimat ini sebenarnya saya pribadi
sangat tidak setuju karena Rumah Sakit adalah Rumahnya orang sakit atau rumah untuk
merawat orang sakit. Bagaimana dengan ibu bersalin? Ibu hamil dan bersalin adalah orang
sehat. Bukan orang sakit selayaknya dia bersalin di Rumah Sehat atau Rumah Bersalin.

di Indonesia angka kematian ibu dan bayi masih sangat tinggi. Untuk itu ada aturan bahwa
kalau mau melahirkan dianjurkan di tempat pelayanan kesehatan. Ini adalah kebijakan
pemerintah namun sayangnya seringkali pelayanan kesehatan tidak berpihak pada prisnsip
sayang ibu dan sayang bayi. Adanya praktek intervensi medis tanpa indikasi yang jelas,
pemisahan ibu dan bayi setelah lahir, pemberian susu formula dan banyak hal yang saya rasa
justru menyimpang dari kategori persalinan yang alami dan nyaman.

Memang dengan melahirkan di tempat pelayanan kesehatan akan sangat memudahkan bagi
kita untuk melakukan pertolongan apabila ada kasus darurat atau kasus yang tidak di
harapkan. Namun seringkali justru ketika si ibu masuk ke rumah sakit, atau rumah bersalin
dia tidak merasa nyaman dan tingkat stresnya tinggi. Sehingga dengan demikian proses
persalinannyapun tidak akan berjalan dengan lancar.
Kebijakan tentang anjuran untuk melahirkan di tempat pelayanan kesehatan tentunya tidak
tanpa alasan. Mengingat masyarakat bangsa kita yang masih banyak yang berada pada level
menengah ke bawah bahkan miskin, dengan asupan gizi yang kurang, tentu saja ini adalah
factor utama peningkatan resiko dalam kehamilan dan persalinan, pola hidup yang tidak
teratur dan tidak benar, kebersihan lingkungan yang kurang. Dilihat dari segi demografi,
geografi, social ekonomi, dan tingkat pengetahuan tentang kesehatan masih banyak sekali
masyarakat yang buta tentang masalah kesehatan ibu dan anak. Nah untuk masyarakat
seperti itu tentunya melahirkan di tempat pelayanan kesehatan adalah HARUS!.

Lalu bagaimana dengan para calon ibu dan calon ayah yang ingin melahirkan dengan
nyaman, tenang di lingkungan yang familiar jauh dari intervensi medis? Apakah tidak
mungkin mereka memilih melahirkan di rumah? Tentu saja mungkin. Bahkan fenomena yang
terjadi saat ini beberapa artis di Hollywood (Alanis Morissette, Alyson Hannigan, juga Ricki
Lake) dan ada juga artis di Indonesia (Reza Gunawan dan Dewi Lesteri /Dee) melakukan
pertolongan persalinan di rumah bahkan bukan dengan bidan atau tenaga kesehatan tetapi
dengan suami atau guru spiritualnya.

Lalu Apakah mereka salah? Karena memilih melahirkan di rumah? Tentu saja tidak.

Itu adalah hak mereka. Ketika seseorang tidak mendapatkan layanan yang dia inginkan dan
tidak mendapatkan kenyamanan di tempat pelayanan kesehatan dan akhirnya memilih
melahirkan di rumah tentu saja bukan sebuah tindakan criminal bukan?

Dan Anjuran saya adalah apabila Anda ingin berencana untuk melahirkan di rumah ya
siapkan sebaik-baiknya Body, Mind and Soul Anda. Berdayakan semuanya dan tentusaja ajak
bidan atau dokter untuk membentu menolong proses kelahiran.

Apakah saya bisa mempertimbangkan untuk melahirkan di rumah?

Jika Anda seorang ibu hamil yang sehat yang memiliki kehamilan normal dan Anda tidak
memiliki faktor risiko medis atau obstetri, melahirkan di rumah bisa menjadi pilihan untuk
Anda.

Melahirkan di rumah memungkinkan Anda untuk melewati masa-masa kontraksi dan fase-
fase persalinan di lingkungan yang akrab dan nyaman. Anda akan memiliki kontrol lebih
atas pengalaman kelahiran Anda daripada Anda berada di Rumah Sakit, dan Anda tidak akan
harus mendapatkan intervensi medis yang rutin dilakukan di Rumah Sakit.

Di rumah, karena banyak anggota keluarga atau teman yang Anda inginkan untuk menghadiri
proses kelahiran, dan Anda dapat bebas berbagi pengalaman dengan mereka dalam privasi
rumah Anda sendiri, tanpa interupsi dari staf rumah sakit. Dan semua perhatian mereka
akan difokuskan pada Anda dan bayi Anda.

Melahirkan di rumah bukan untuk semua orang, tentu saja.

Calon ibu yang memiliki resiko tinggi selama kehamilan tentu akan beresiko untuk memiliki
komplikasi selama persalinan dan dia harus melahirkan di rumah sakit.

Ini termasuk wanita dengan:


1. Kondisi medis, seperti tekanan darah tinggi atau diabetes

2. Riwayat SC Sebelumnya (walaupun banyak kasus VBAC / Vaginal Birth After Caesarea)

3. Komplikasi Kehamilan, seperti persalinan prematur, preeklamsia, kembar (atau lebih), atau
bayi dalam posisi sungsang atau lintang pada 37 minggu

Jika Anda memilih untuk memiliki melahirkan di rumah, sangat penting untuk lebih fleksibel
dan memahami bahwa jika timbul komplikasi, Anda mungkin harus segera dirujuk ke Rumah
Sakit.

untuk itu penting juga memastikan lokasi dan lokasi eksekusi apabila ada hal atau kondisi
diluar dari perkiraan dan harapan.

contohnya demikian:

apabila Anda berniat untuk melahirkan dirumah, ya jangan melahirkan di kamar tingkat dua
atau tiga dimana akses untuk turun menuju keluar rumah sulit.

saya pernah hadir mendampingi seorang ibu yang nekad untuk melahirkan dirumah, beliau
menghubungi saya sesaat setelah bayi sudah lahir . pada saat saya datang, posisinya beliau
lahir di apartement kecil lantai 6, dimana kamarnya kauh dari lift (di ujung) dan akses menuju
pintu keluar sangat sempit. saat saya tiba di rumahnya terjadi perdarahan, untung bisa
ditangani dengan baik, bayangkan jika saat itu terjadi perdarahan dan saya mau tidak mau
harus merujuk ke RS? padahal untuk keluar dari kamarnya saja akses pintu keluar lumayan
jauh. bahkan sarana transportasi rujukan juga belum di siapkan. Nah apabila Anda hendak
melakukan Home birth Anda harus memperhatikan detail hingga ke sana.

Anda juga harus berkomitmen untuk mempersiapkan rumah Anda untuk tempat melahirkan
(termasuk mendapatkan apa pun yang direkomendasikan oleh bidan Anda), dan membuat
rencana untuk memastikan bahwa Anda memiliki dukungan yang baik di hari setelah Anda
melahirkan. Dukungan keluarga disini sangat memegang peranan penting. Energy
ketenangan sangat diperlukan dalam proses ini. Karena jika anda dan suami tenang tetapi
ornag tua, sanak saudara di sekitar Anda panic, ini akan sangat Merusak pola energy yang
positif pada proses persalinan Anda .

Pertimbangan lain yang mungkin harus Anda pikirkan adalah: Tidak semua perusahaan
asuransi mau mengcover atau mengganti biaya kelahiran di rumah.

Apakah melahirkan di rumah aman?

Untuk wanita sehat berisiko rendah terhadap komplikasi dan memilih bidan atau dokter yang
terampil dan berpengalaman serta memiliki sistem yang baik untuk merujuk ke rumah sakit
bila perlu, di sejumlah studi menunjukkan bahwa melahirkan di rumah aman bahkan lebih
aman daripada melahirkan di rumah sakit. Ada juga penelitian yang menunjukkan bahwa ibu
yang merencanakan untuk melahirkan di rumah dan berakhir dengan intervensi yang lebih
sedikit, seperti episiotomi dan bagian-c, dibandingkan dengan kelompok sama-sama
perempuan berisiko rendah yang telah direncanakan melahirkan di rumah sakit.
Tapi melahirkan di rumah masih kontroversial Amerika Serikat. American College of
Obstetricians dan Gynecologists (ACOG) dan American Medical Association (AMA)
menentang melahirkan di rumah. Mereka berpendapat bahwa rumah sakit adalah tempat
paling aman untuk melahirkan karena kemampuan pengaturan rumah sakit dan keahlian dari
para staf rumah sakit segera tersedia jika komplikasi muncul tiba-tiba. Dan di Indonesia-pun
hukumnya masih abu-abu karena sebenarnya di Indonesia apalagi di desa-desa yang jauh
dari rumah sakit justru mereka sebagian besar melahirkan di rumah.

Di sisi lain, baik American College of Nurse-Midwives dan Dewan Pengurus Asosiasi
Kesehatan Publik Amerika mendukung pilihan perempuan yang beresiko rendah untuk
melahirkan di rumah. Mereka mengatakan bahwa perawat berkualitas, bersama dengan
pengaturan yang tepat untuk merujuk, harus tersedia untuk calon ibu yang menginginkan
pilihan ini.

Apa lagi yang bisa saya lakukan untuk memastikan bahwa melahirkan di rumah saya
adalah aman?

Cari seorang praktisi yang baik dan berkompeten

Mencari bidan atau dokter yang berpengalaman menolong persalinan dirumah apalagi yang
menguasai hypnobirth dan mengerti filosofi gentlebirth. Huntinglah mulai dari sekarang.

Pastikan Bidan Anda membawa peralatan yang diperlukan dan persediaan untuk melakukan
tindakan awal yang diperlukan jika ada keadaan darurat, seperti peralatan resusitasi bayi dan
oksigen, infus, dan pengobatan untuk menghentikan perdarahan postpartum.

Pastikan Anda punya Plan B

Pastikan rumah sakit relatif dekat dan Anda punya sarana transportasi ke rumah sakit yang
cepat dan aman. Lalu cari dokter yang mendukung bayi Anda

Membangun hubungan terlebih dahulu dengan dokter anak. Cari dokter yang mendukung
praktek IMD dan ASI Eksklusif

Apa yang bisa saya persiapkan di rumah untuk Homebirth?

Apa yang Anda butuhkan?

Sebelumnya tentukan dahulu metode persalinan seperti apa yang Anda inginkan, bersalin
diatas tempat tidur (didarat) atau melahirkan di air karena persiapannya berbeda tentunya.

1. Pilih kamar yang nyaman di rumah Anda di mana Anda ingin melahirkan. Pertimbangkan
apakah Anda ingin suasana yang lebih pribadi, seperti kamar tidur, di mana Anda dapat
melahirkan diam-diam jauh keributan dari orang lain, atau publik, seperti ruang tamu Anda,
atau ruang keluarga.

2. Mempertimbangkan ukuran ruang yang Anda pilih untuk memastikan Anda bisa mobilisasi
secara bebas, Tergantung pada berapa banyak bidan yang Anda hadirkan, sebuah kamar kecil
dengan cepat bisa panas dan penuh sesak.Sementara ruangan harus hangat untuk kedatangan
bayi.
3. Bersihkan rumah Anda dan pastikan rumah bersih dan rapi.

4. Patikan ruang bersalin dekat dengan kamar mandi, sehingga memudahkan Anda untuk
pergi ke toilet.

5. Kumpulkan aksesoris yang dapat membantu dalam kenyamanan Anda, seperti lilin
pengharum, tirai tebal untuk menghalangi sinar matahari dan musik yang menenangkan.
Sebuah CD kompilasi atau mp3 musik yang menghibur Anda menemukan akan memberikan
suasana santai selama proses melahirkan. Jika perlu siapkan CD panduan relaksasi
hypnobirthing untuk melahirkan nyaman. Anda bisa mendapatkan informasinya melalui link
berikut:
http://www.bidankita.com/index.php?option=com_content&view=article&id=367:cd-
hypnobirthing&catid=36:home

6. Siapkan makanan yang bergizi dan mudah dicerna untuk Anda konsumsi selama proses
persalinan. Ini akan membantu menjaga energi Anda selama persalinan.

7. Siapkan bola persalinan untuk melakukan birthing ball dan goyang inul ini akan sangat
membantu memperlancar proses persalinan.

8. Jika Andan memilih waterbirth siapkan:

Handuk lebih banyak


Siapkan baju ganti (kimono lebih baik)
Siapkan baju bayi terutama topi bayi
Lampin buat alas lantai agar tidak licin
Selang air
Kolam untuk melahirkan
Jika Anda punya water heater akan lebih baik namun tetap saja siapkan 2 dandang (panic)
untuk memasak air
Siapkan ember yang agak banyak (> dari 1 ember)
Lilin jika Anda menginginkan burning cord

Berikut ini gambaran Homebirth, Waterbirth, Hypnobirthing

1.https://www.youtube.com/watch?v=qriqhDFo088

2. https://www.youtube.com/watch?v=N0HTiOvOPZw

3. https://www.youtube.com/watch?v=LRUxqyzk9EE

Persiapan Fisik seperti Apa agar bisa Home birth dengan aman dan nyaman serta
lancar?

Ini adalah point yang sangat penting Jika Anda memilih homebirth tentunya harus siapkan
fisik, mental dan spiritual.

Secara fisik :

1. Rutin periksa ke Dokter atau bidan untuk memantau kesejahteraan jani


2. Olahraga teratur (Yoga, Tai chi dan renang bisa jadi pilihan ideal)

pagi hari:

https://www.youtube.com/watch?v=kQLPRTzIAkc
https://www.youtube.com/watch?v=i-WxX7RP-ms
https://www.youtube.com/watch?v=QGsJIm_MV7I

sore hari :

https://www.youtube.com/watch?v=PSe6wgZX8Sc

3. Makan makanan bergizi, jaga tubuh tetap fit

4. Sering lakukan latihan pernafasan karena ini sangat sangat penting

Secara Mental Spiritual:

1. Rajin lakukan Relaksasi Hypnobirthing (ini akan mengajarkan Anda untuk tetap control
dan tenang selama proses persalinan)

2. Rajin berdoa

3. Lakukan Visualisasi

4. Healing Trauma persalinan yang lalu

Berapa biaya melahirkan di rumah?

Biaya untuk melahirkan di rumah praktisi bervariasi dari tempat ke tempat. Adalah ide yang
baik untuk mengetahui berapa biaya yang musti Anda keluarkan untuk home birth.
Komunikasikan dengan bidan atau dokter Anda berikut ara pembayarannya. Apakah sebelum
melahirkan, atau setelah melahirkan. Transfer atau tunai.

Semoga bermanfaat

Salam hangat

Tagged
Melahirkan Di Rumah (Home Birth) Tanpa Masalah

Ada beberapa hal yang tidak dimiliki oleh rumah sakit sehingga ibu hamil memilih melahirkan di
rumah saja. Apakah ini hanya sekedar trend yang sedang berkembang?

Ketika rumah sakit atau klinik bersalin belum ada, dimanakah ibu yang sedang hamil besar
melahirkan ?

Di rumah tentunya, seperti yang dialami oleh eyang atau nenek buyut kita dulu. Tak peduli apakah
beliau itu tinggal di tengah kota atau di desa.

Namun zaman pun berputar dan berubah. Belakangan, melahirkan di rumah (home birth) kembali
jadi pilihan, dan yang memilihnya adalah para calon ibu yang sebetulnya bisa melahirkan di klinik
bersalin atau rumah sakit.

Tak hanya di Indonesia, ibu hamil di Amerika Serikat pun sekarang banyak yang memilih melahirkan
di rumah. Data resmi dari Center for Disease Control and Prevention (CDC) atau Pusat
Pemberantasan Penyakit di Amerika menunjukkan, jumlah ibu yang melahirkan di rumah mengalami
peningkatan sebesar 30% selama 2004-2009.

Lalu kenapa ibu hamil memilih bersalin di rumah? Apa yang tengah terjadi dengan rumah sakit atau
klinik bersalin?

Rumah sakit atau klinik bersalin masih menyenangkan kok bagi sebagian besar ibu hamil di
perkotaan. Cuma, kalau mereka mulai memilih bersalin di rumah, tentu karena mereka menemukan
keuntungan lainnya yang boleh jadi tidak bisa diberikan rumah sakit.
Banyak ibu hamil yang menganggap bersalin di rumah lebih nyaman dan jauh lebih murah. Selain itu,
tenaga kesehatan yang membantu bisa fokus pada satu pasien, sehingga ibu akan lebih mudah
merasa relaks, dan risiko infeksi nosokomial bisa dihindari. Kemudian setelah persalinan, ibu dan
bayi dapat bersama-sama selalu sehingga mampu meningkatkan boundingnya dengan bayi serta
keluarga.

Menurut para ahli persalinan di rumah, ibu hamil akan mendapatkan perhatian yang penuh dari
orang yang memiliki hubungan personal dengannya. Privacy pun lebih terjaga. Dan pada akhirnya
ibu hamil akan merasa lebih nyaman saat melahirkan.

Dan seperti kita tahu, soal kenyamanan merupakan salah satu faktor terpenting yang harus dipunyai
seorang ibu yang mau melahirkan. Sistem tubuh baru akan bekerja lebih baik saat kondisi nyaman.
Itulah mengapa banyak orang yang dapat tidur lelap di rumah sendiri, tapi tidak saat berada di
tempat lain. Itu karena pada kondisi tertentu sistem otot dan hormonal di dalam tubuh tidak
berjalan sebagaimana mestinya. Hal yang kurang lebih sama berlaku buat persalinan. Bila lingkungan
nyaman, hormon-hormon yang membantu persalinan (hormon oksitosin) akan keluar dengan
maksimal.

Nyaman sudah. Tapi apakah cukup aman melahirkan di rumah ?

Perlu diperhatikan, bahwa persalinan di rumah juga penuh resiko. Misal, saat menghadapi kasus
emergency dan harus segera dibawa ke rumah sakit akan butuh waktu yang relatif lebih lama.
Padahal saat itu keselamatan ibu dan bayi berpacu dengan waktu.

Itu baru satu kasus. Kasus lainnya, bisa saja mendadak ditemukan penyulit di tengah proses
persalinan. Sementara di rumah sangat terbatas personel dan peralatan medis.

Bahkan sampai saat ini pun belum ada regulasi yang menaungi baik dari sisi keamanan pasien
maupun keamanan praktik tenaga kesehatan. Karenanya, untuk menyanggupi permintaan
pendampingan persalinan di rumah tidak bisa serampangan, butuh seleksi dan feel, mana yang bisa
dituruti dan mana yang tidak.

Namun, ada juga ibu hamil yang nekat. Meski harusnya didampingi nakes atau tenaga kesehatan, ia
tetap melahirkan di rumah tanpa pendampingan tersebut. Jika memang hal ini yang dipilih, pastikan
ibu hamil dan keluarga yang mendampingi, memahami resiko yang mungkin timbul dari keputusan
ini.

Tak kalah penting, ibu hamil, suami dan keluarga harus memiliki pengetahuan yang cukup baik
mengenai persalinan dan perawatan bayi baru lahir, juga tindakan yang harus dilakukan jika ada
faktor penyulit di tengah proses kelahiran. Jadi, lakukanlah perencanaan dengan matang. Misalnya,
terus-menerus melakukan pelatihan (simulasi) persalinan, serta memberi pengertian dan melibatkan
semua pihak yang mungkin diperlukan saat persalinan.

Karenanya, persalinan di rumah hanya diperkenankan bagi ibu yang risiko kehamilannya rendah.
Apabila kehamilannya dinyatakan berisiko tinggi, maka rumah sakit harus menjadi pilihan utama.

Kita patut bersyukur karena nenek atau eyang buyut kita dikaruniai kesehatan yang prima-sehingga
amn-aman saja mereka melahirkan anak-anaknya di rumah.

Melahirkan di rumah memang nyaman, karenanya kembali diminati. Namun semoga ini bukan
sekedar trend, apalagi demi gaya hidup yang keren, karena faktor keamanan tetap yang utama,
jangan sampai terabaikan.

Anda mungkin juga menyukai