Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Aplikasi dari laser sangat bervariasi dan meluas hingga saat ini. Aplikasi laser banyak
ditemukan pada teknik komunikasi, microsurgery, dan aplikasi spektroskopi lainnya
seperti pemisahan isotop dan lainnya. Jenis laser yang beranekaragam memberi
kontribusi penting dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dye laser merupakan salah
satu sumber laser sukses dan dikenal saat ini karena kontribusinya dalam ilmu fisika,
kimia, biologi dan bidang lainnya.
Teknologi laser yang tradisional mengharuskan bahan anorganik untuk menghasilkan
emisi yang sesuai. Beberapa jenis berbeda dari laser anorganik telah dikembangkan untuk
mengemisikan UV, cahaya tampak maupun infra merah pada spektrum elektromagnetik.
Akan tetapi laser anorganik hanya mengemisikan panjang gelombang tertentu.
Kekurangan ini telah dilengkapi oleh dye laser yang mencakup semua cahaya tampak
(visible) dan infra merah dekat. Dibandingkan dengan media lasing dengan gas maupun
zat padat, dye (pewarna) dapat digunakan pada jangkauan panjang gelombang yang lebih
luas.
Teknologi dye laser yang sangat berpengaruh pada perkembangan teknologi saat ini
tentu patut untuk dikembangkan. Oleh karena itu, penyusun menyusun makalah
mengenai dye laser ini.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan masalah dari makalah ini yaitu:
1.2.1 Bagaimanakah susunan dan jenis dari dye laser?
1.2.2 Bagaimanakah cara kerja dye laser?
1.2.3 Apakah kegunaan dari dye laser?

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dari penulisan makalah ini yaitu:
1.3.1 Pada makalah ini hanya membahas mengenai satu jenis laser yaitu dye laser.

1
1.3.2 Pembahasan mengenai kegunaan dye laser tidak dibahas lebih lanjut melainkan
hanya menyebutkan beberapa kegunaannya secara umum.

1.4 Tujuan Penulisan


Tujuan penulisan makalah ini yaitu:
1.4.1 Untuk memahami susunan dan jenis dari dye laser.
1.4.2 Untuk memahami cara kerja dari dye laser.
1.4.3 Untuk mengetahui kegunaan dari dye laser.

1.5 Manfaat Penulisan


Makalah mengenai dye laser ini disusun agar mahasiswa dapat memahami lebih
dalam mengenai salah satu jenis laser atau cara kerja laser pada umumnya.

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Kerja Laser


LASER merupakan singkatan dari Light Amplification Stimulated Emission of
Radiation. Laser merupakan alat yang digunakan sebagai penguat (amplification) atau
generator dari gelombang cahaya koheren pada UV, cahaya tampak maupun infra merah.
Prinsip kerja dari laser sesuai dengan namanya yaitu bekerja berdasarkan prinsip
emisi yang distimulasi seperti pada Gambar 2.1 yaitu:
a. Cahaya yang diserap membawa molekul dari ground state S0 ke keadaan
tereksitasi S1.
b. Energi yang diserap hilang sehingga tidak terdapat hubungan fase antara photon
yang teremisikan.
c. Ketika molekul yang tereksitasi mengalami iradiasi oleh lampu flash sesuai
dengan beda energi antara S1 dengan S0, emisi terstimulasi terjadi pada lifetime
rata-rata dari energi yang tereksitasi. Hal ini berarti saat molekul yang tereksitasi
ditumbuk oleh foton maka molekul tersebut akan mengemisikan foton pada
energi, intensitas, fase, dan arah (polarisasi) yang sama.

Gambar 2.1 Prinsip Kerja Laser


Sumber: Shankarling G S & K J Jarag, 2010
Syarat agar emisi terstimulasi dapat terjadi adalah jumlah molekul pada keadaan
tereksitasi S1 lebih besar daripada ground state S0 saat flash. Keadaan dimana molekul
dominan terdapat pada keadaan tereksitasi dibandingkan dengan pada ground state
dikenal dengan population inversion.

3
Gambar 2.2 Skematik Laser
Sumber: Shankarling G S & K J Jarag, 2010
Gambar 2.2 merupakan gambar skematik dari teknik laser yang menunjukkan adanya
medium aktif (AM) sebagai sistem yang bertanggung jawab pada emisi terstimulasi.
Terdapat pula pompa lampu energi (EP) yang menyedikan energi bagi population
inversion. Kemudian untuk cermin 1 dan cermin 2 sebagai cermin paralel yang
menguatkan emisi terstimulasi oleh beberapa bagian melalui rongga laser. Sebagian kecil
dari lampu laser meninggalkan rongga melalui cermin 2.

2.2 Jenis Jenis Laser


Terdapat beberapa cara untuk klasifikasi dari perbedaan jenis laser yang ada. Laser
dapat diklasifikasikan berdasarkan mode operasional dan berdasarkan bahan yang
digunakan sebagai medium aktif (AM).
Berdasarkan mode operasional dari laser, laser dapat dibedakan menjadi:
Laser gelombang kontinu (CW)
Laser gelombang pulsa
Berdasarkan bahan yang digunakan sebagai medium aktif (AM), laser dapat
dibedakan menjadi empat jenis yaitu:
Laser zat padat (solid laser)
Laser zat cair (liquid laser)
Laser gas (gas laser)
Laser semikonduktor

4
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Susunan Dye Laser


Dye laser ditemukan oleh P. P. Sorokin dan F. P. Schfer pada tahun 1966. Dye laser
merupakan laser yang menggunakan pewarna organik (organic dye) sebagai medium
lasing dan biasanya menggunakan larutan cair. Pada laser ini, jangkauan panjang
gelombang yang dicakup lebih luas dibandingkan dengan laser dengan medium lasing
berupa gas maupun zat padat. Hal ini menyebabkan laser ini sesuai untuk tunable laser
dan laser pulsa. Selain itu pewarna pada dye laser dapat digantikan dengan yang lainnya
untuk generalisasi perbedaan panjang gelombang dengan laser yang sama diikuti dengan
mengganti komponen optik lainnya pada laser tersebut.
Susunan dari dye laser dijelaskan sebagai berikut.
Pewarna organik (organic dye) yang dicampurkan dengan pelarut yang dapat
tersirkulasi melalui dye cell atau mengalir melalui udara terbuka dengan dye jet.
Sumber energi tinggi dari cahaya diperlukan untuk memompa (pump) cairan
melampaui ambang batas lasing.
Lampu flash cepat tak bermuatan atau laser eksternal biasanya digunakan untuk dye
laser.
Cermin diperlukan untuk mengosilasikan cahaya yang dihasilkan oleh fluorescence
dari dye, hal ini akan diperkuat dengan melewatkannya pada cairan. Cermin output
biasanya memiliki reflektivitas 80% dan cermin lainnya lebih dari 90% seperti pada
Gambar 2.3.

Gambar 2.3 Cermin Dielektrik pada Dye Laser


Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Laserr_mirror_from_a_dye_laser_for_use_with_rhodamine.JPG

5
Larutan dye biasanya disirkulasikan pada kecepatan tinggi untuk membantu
mencegah absorpsi triplet dan mengurangi degadrasi dari dye.
Sebuah prisma atau kisi difraksi dipasang pada beam path agar terjadi tuning pada
berkas.

Gambar 2.4 Prisma Multiple


Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Multiple_prisms_used_for_tuning_a_dye_laser.JPG
Perkembangan dari dye laser yaitu dengan tersedianya dye laser dalam dye laser zat
padat atau solid state dye laser (SSDL) yang menggunakan dye-doped organic matrices
sebagai medium penguat (gain medium).
3.2 Jenis Jenis dan Cara Kerja Dye Laser
Terdapat berbagai jenis dye laser berdasarkan struktur yang secara kimia sangatlah
mirip. Contoh umum dari jenis laser ini yaitu: coumarins, xanthenes, dan pyrromethenes
dimana struktur dan komposisi molekul memiliki peranan penting pada spectral emisi.
Jenis dari dye laser yaitu: Coumarin Laser Dyes, Oxazine Dyes (untuk aplikasi pada
tekstil), Xanthene Dyes (Rhodamine 6G), Pyrromethenes (Boron-dipyrromethene dyes
atau BODIPY).

Gambar 2.5 Dye Laser Berdasarkan Rhodamine 6G


Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Coherent_899_dye_laser.jpg

6
Gambar 2.3 menunjukkan dye laser dengan Rhodamine 6G yang mengalami emisi
pada 580 nm (kuning-orange). Berkas laser yang diemisikan adalah cahaya tampak
sebagai garis kuning tipis. Cara kerja laser ini yaitu dengan menggunakan larutan
pewarna orange yang memasuki laser dari kiri, dan dipompa oleh berkas 514 nm (biru-
hijau) dari laser argon. Kemudian mengalir keluar melaui dye jet yang berada dibagian
tengah dari Gambar 2.5.

3.3 Kegunaan Dye Laser


Kegunaan dari dye laser terdapat pada bidang industri dan bidang medis. Aplikasinya
pada bidang industri mencakup pemisahan isotop dari elemen radioaktif penting seperti
Uranium. Uranium digunakan sebagai bahan bakar reaktor tenaga nuklir sebagai sumber
listrik. Uranium yang ada di alam terdiri dari U238, U235, dan U234. Sedangkan aplikasi di
bidang medis mencakup perawatan kulit, menghilangkan tattoo, alat diagnosa, dan
lainnya.
Pada bidang medis, dye laser memiliki keuntungan lebih dibandingkan dengan laser
yang lainnya. Laser ini memiliki sumber yang khas dari radiasi koheren yang dapat
mengalami tuning dari UV hingga infra merah dekat menggunakan ratusan jenis dari
molekul dye.

7
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari pembahasan mengenai dye laser didapat beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1. Dye laser merupakan jenis laser zat cair yang menggunakan pewarna organik
(organic dye) sebagai medium lasing.
2. Prinsip kerja dye laser sama seperti prinsip kerja laser secara umum namun bahan
yang digunakannya berupa zat cair, namun dalam perkembangannya terdapat
solid state dye laser.
3. Dye laser dalam bidang medis digunakan sebagai penghilang tattoo, perawatan
kulit, alat diagnosa.
4. Dye laser dalam bidang industry digunakan sebagai pemisahan elemen radioaktif
seperti Uranium untuk sumber energi tenaga nuklir.

4.2 Saran
Terdapat berbagai jenis dye laser yang berguna bagi berbagai bidang ilmu. Untuk
mendapatkan pemahaman lebih mendalam mengenai jenis dye laser tersebut, disarankan
agar membaca literatur yang ada.

Anda mungkin juga menyukai