Anda di halaman 1dari 135

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap perusahaan yang didirikan oleh seseorang atau sekelompok orang pada

hakekatnya mempunyai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu. Tujuan

utama dari perusahan adalah menghasilkan laba, karena itu manajemen

perusahaan harus mampu menentukan tindakan yang harus dilakukan perusahaan

baik sekarang maupun di masa yang akan datang. Segala keputusan yang diambil

oleh manajemen ditujukan untuk meningkatkan laba atau sekurang-kurangnya

mempertahankan laba.

Perusahaan dalam menjalankan aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang

diharapkan banyak menghadapi masalah. Masalah yang dihadapi tidak hanya

menjaga kelangsungan hidup perusahaan, memenuhi permintaan pasar tetapi juga

memperhatikan faktor lain yang mempengaruhi meningkatnya penerimaan laba

perusahaan. Faktor lain yang mempengaruhi hal tersebut adalah produktif atau

tidaknya mesin yang terpasang di perusahaan .

Penggantian aktiva mesin produksi merupakan investasi jangka panjang dan

memerlukan biaya modal yang cukup besar dalam pelaksanaannya, maka

diperlukan perhitungan yang seksama sehingga tidak menimbulkan kerugian

dalam pengambilan keputusan. Dalam melakukan perluasan usaha, perusahaan

memerlukan alat untuk menganalisis, yaitu dengan menggunakan studi kelayakan.

Studi kelayakan merupakan proses perencanaan dan pengambilan keputusan


2

mengenai pelaksanaan proyek dan merupakan dasar pertimbangan untuk

memutuskan apakah investasi dalam proyek tertentu dapat dilaksanakan atau

tidak.

Seperti halnya pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan yang

bergerak dibidang industri, akhir-akhir ini mulai merasakan adanya kendala yang

bisa menghambat perkembangan perusahaan, yaitu mesin yang digunakan dalam

proses produksi sering mangalami kerusakan. Keadaan tersebut mengakibatkan

meningkatnya biaya pemeliharaan mesin dan produksi perusahaan mengalami

penurunan sehingga perusahaan tidak dapat memenuhi permintaan pasar. Hai ini

dapat dilihat dalam tabel di bawah ini

Tabel 1
Perbandingan Permintaan Pasar, Realisasi Produksi,
dan Biaya Pemeliharaan Mesin
Tahun Permintaan Pasar Realisasi Produksi Biaya
Es Batu (Balok) Es Batu (Balok) Pemeliharaan (Rp)
2001 281.500 278.850 22.260.150
2002 298.205 289.658 39.028.021
2003 325.261 301.261 43.004.000
2004 310.174 287.156 64.823.562
2005 323.831 296.550 80.091.165,5
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa kedudukan produk di pasar sangat

kuat, dimana permintaan pasar terus meningkat tiap tahunnya, sedangkan

perusahaan tidak dapat memenuhi secara keseluruhan karena mesin yang

digunakan dalam proses produksi sering mengalami kerusakan, sehingga

membutuhkan biaya pemeliharaan mesin yang besar. Pada tahun 2005 perusahaan
3

telah mengeluarkan biaya yang cukup besar untuk pemeliharaan mesin yaitu

sebesar Rp 80.091.165,5 tetapi mesin yang digunakan hanya mampu

memproduksi sebesar 296.550 balok. Hal ini dapat disimpulkan bahwa pada

tahun 2005 mesin produksi mengalami kerusakan yang cukup parah.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka untuk menghadapi dan

mengendalikannya perusahaan memerlukan kecepatan dan ketepatan dalam

pengambilan keputusan. Salah satu cara yang digunakan yaitu adanya

penggantian mesin lama yang tidak efisien lagi dengan mesin baru yang lebih

besar dan lebih efisien. Penggantian mesin tersebut diharapkan dapat

menyelesaikan permasalahan yang ada di perusahaan khususnya yang berkaitan

dengan proses produksi, menghemat biaya pemeliharaan, dan dengan penggantian

mesin itu pula dapat memanfaatkan peluang pasar yang dapat dimasuki, sehingga

tujuan perusahaan dapat tercapai.

Berdasarkan uraian diatas dan pentingnya keputusan yang harus diambil oleh

perusahaan, maka peneliti tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul

Analisis Kelayakan Atas Penggantian Aktiva Mesin Produksi untuk

Meningkatkan Laba Pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri di

Pandaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang tersebut, maka rumusan permasalahan pada

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah: Apakah investasi penggantian

mesin produksi itu layak dilaksanakan?


4

C. Batasan Masalah

Mengingat banyaknya aspek dalam studi kelayakan yang berhubungan dengan

rencana perluasan usaha maka masalah yang ada dibatasi pada analisis layak atau

tidaknya penggantian aktiva mesin produksi dilihat dari aspek pasar dan

pemasaran serta aspek keuangan. Alasan kedua aspek tersebut yang dianalisis,

karena dengan analisis aspek pasar dan pemasaran dapat diketahui berapa besar

permintaan pasar akan produk tersebut dan dapat diketahui pasar potensial yang

dapat dimasuki, sedangkan dengan analisis aspek keuangan dapat diketahui

berapa besar biaya yang dibutuhkan untuk investasi penggantian aktiva mesin

tersebut.

D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Untuk mengetahui layak atau tidaknya investasi penggantian aktiva mesin

produksi.

2. Kegunaan Penelitian

a. Bagi Perusahaan
5

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan beberapa masukan dan

bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan yang berhubungan

dengan rencana penggantian aktiva mesin produksi.

b. Bagi Kreditur

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

memberikan pinjaman dananya.

c. Bagi Peneliti Selanjutnya

Diharapkan mampu menjadi bahan kajian, referensi dan informasi serta

menambah wawasan bagi pembaca khususnya dibidang studi kelayakan

serta untuk penelitian lebih lanjut.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
6

A. Tinjauan Teori

1. Tinjauan Penelitian Terdahulu

Tinjauan penelitian terdahulu berasal penelitian dari Diah Retnaningtyas

(2000) yang berjudul Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada C.V.

Palapa Lumajang. Penelitian ini merupakan studi kelayakan atas

penambahan mesin produksi untuk perluasan (Expansi). Adapun rencana

mesin produksi yang akan ditambah yaitu mesin Multi Bor sebanyak 2 buah

dan mesin Ossilating. Berdasarkan dari analisis data yang digunakan,

penelitian ini diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini

layak untuk dilakukan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.

Persamaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang adalah

terletak pada alat analisis data dan lama peramalan selama 5 tahun.

Perbedaan penelitian terdahulu dengan penelitian sekarang yaitu

penelitian sekarang merupakan analisis penggantian aktiva tetap, sedangkan

penelitian terdahulu adalah analisis penambahan aktiva tetap. Perbedaan yang

lain terletak pada obyek penelitian, yaitu penelitian terdahulu dilakukan pada

CV. Palapa Lumajang, sedangkan penelitian yang sekarang dilakukan pada

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.

2. Tinjauan Pustaka

1. Investasi
7

Dana yang ada dalam perusahaan harus dipergunakan atau

diinvestasikan, misalnya untuk membeli bahan baku, membayar upah,

melakukan kegiatan promosi, membeli mesin baru, dan lain sebagainya.,

sedangkan investasi menurut Nasehatun (2000:64) adalah pembelian alat-

alat produksi (termasuk didalamnya barang-barang untuk dijual) dengan

modal berupa uang.

Banyak manfaat yang diperoleh dari kegiatan investasi antara lain,

peningkatan output yang dihasilkan, penyerapan tenaga kerja,

penghematan devisa, dan sebagainya. Apabila kegiatan investasi yang

sehat meningkat, maka kegiatan ekonomi pun akan terpacu pula.

Berdasarkan hal tersebut, maka tugas manajer keuangan selain

kegiatannya untuk memperoleh dana, manajer keuangan juga perlu

mengambil berbagai keputusan yang menyangkut tentang untuk apa dana

yang ada akan dipergunakan.

Penggunaan uang atau dana bermacam-macam dalam kaitannya

dengan investasi. Penggunaan dana dapat dibagi menjadi dua, yaitu

(Husnan dan Suwarsono, 2000: 93-99):

1) Penggunaan jangka pendek (investasi pada modal kerja)


8

Investasi yang mempunyai jangka waktu pengembaliannya kurang dari

satu tahun. Misalnya membeli bahan baku, membayar upah buruh,

memberi kredit kepada para pembeli dan sebagainya.

2) Penggunaan jangka panjang (disebut juga sebagai investasi modal atau

capital investasi)

Investasi yang diharapkan mempunyai jangka waktu pengembalian

dana yang cukup lama (lebih dari satu tahun). Misalnya membeli mesin

baru, mendirikan proyek baru, membuat produk baru, dan sebagainya.

Perbedaan antara pengguna jangka pendek dengan pengguna jangka

panjang adalah terletak dalam soal waktu dan cara perputarandana

yang tertanam didalamnya.

Perusahaan dalam melakukan investasi mempunyai tujuan untuk

memperkuat posisi perusahaan dalam usaha memperoleh profit dimasa

yang akan datang agar perusahaan tetap hidup (survival) dalam

menghadapi tantangan dari berbagai sektor, baik sektor intern maupun dari

sektor ekstern perusahaan.

a. Penggolongan Investasi

Bentuk usulan proyek investasi selalu berbeda satu sama lain,

namun cara atau teknik pengevaluasian yang dilakukan adalah sama.

Penggolongan usulan proyek investasi menurut Weston dan Copeland

(2000:144) adalah sebagai berikut:

1). Investasi penggantian (Replacement Investment).


9

Investasi penggantian aktiva adalah yang paling sederhana,

misalnya penggantian aktiva karena sudah aus atau usang dan

harus diganti agar efisiensi produksi dapat dipertahankan. Aktiva

tetap yang digunakan dalam proses produksi lama kelamaan akan

mengalami keausan atau rusak. Apabila aktiva tersebut tetap

digunakan maka perusahaan akan menanggung biaya pemeliharaan

yang sangat tinggi. Oleh karena itu, perusahaan perlu melakukan

penggantian selain dengan tujuan untuk menghemat biaya

pemeliharaan, juga untuk meningkatkan mutu output yang

dihasilkan sehingga kepercayaan konsumen terhadap perusahaan

semakin meningkat dan hasil akhirnya perusahaan akan

mendapatkan kenaikan keuntungan atau laba dari tahun ke tahun.

Hasil keputusan dari penggantian dapat diramalkan dengan cukup

pasti.

2). Investasi Perluasan (Expansion Investment)

Prospek yang cerah dari suatu usaha yang telah ada

menimbulkan gagasan-gagasan untuk mengembangkan lebih jauh,

sehingga perlu dilakukan investasi baru, investasi untuk

menambah kapasitas pada lini.

Produk yang sudah ada, misalnya usulan untuk menambah

lebih banyak lagi mesin dari jenis yang sekarang dipakai atau

pembukaan cabang baru di tempat lain agar output yang dihasilkan


10

oleh perusahaan lebih dikenal oleh konsumen. Investasi ini

mempunyai tingkat ketidakpastian yang lebih besar dari pada

investasi penggantian.

3). Investasi Pertumbuhan (Growth Investment)

Investasi pertumbuhan merupakan investasi untuk

menghasilkan produk baru disamping tetap menghasilkan produk

lama. Investasi usaha dibidang yang baru memerlukan pemecahan

yang tepat, terutama yang menyangkut proyeksi dari keuntungan

yang akan diperoleh, yang dapat menjamin pengembalian modal.

Investasi jenis ini mempunyai tingkat ketidakpastian lebih besar

dibanding dengan kedua investasi tersebut diatas.

b. Sumber Dana Investasi

Setelah penilaian kelayakan suatu proyek investasi dilakukan

untuk memperoleh apakah suatu proyek layak dijalankan, kemudian

menentukan cara pembiayaan yang terbaik. Sumber dana secara

sederhana dapat diartikan dimana dana diperoleh untuk mendanai

suatu investasi.

Sumber dana yang baik adalah sumber dana yang mempunyai

biaya modal yang minimum dan resiko yang minimum. Menurut

Gitosudarmo dan Basri (2002:42), sumber dana dapat dibedakan

menjadi:

1). Sumber dana intern


11

Modal yang berasal dari sumber dana intern adalah modal atau

dana yang dibentuk atau dihasilkan sendiri dalam perusahaan.

Sumber dana intern berasal dari:

a). Laba ditahan

Besarnya laba yang dimaksudkan dalam cadangan atau ditahan

tergantung kepada besarnya laba yang diperoleh selama

periode tertentu dan juga tergantung pada kebijakan deviden

(devidend policy) dan kebijakan penanaman kembali (plowing-

back policy) yang dijalankan oleh perusahaan yang

bersangkutan. Makin besar laba atau cadangan yang disediakan

perusahaan berarti makin besar pula sumber dana intern yang

ada dalam perusahaan yang bersangkutan.

b). Depresiasi

Besarnya akumulasi depresiasi yang dibentuk dari depresiasi

setiap tahunnya adalah tergantung pada metode depresiasi yang

digunakan oleh perusahaan. Makin besar jumlah akumulasi

depresiasi berarti makin besar pula sumber intern dari dana

yang dihasilkan didalam perusahaan yang bersangkutan.

2). Sumber dana ekstern

Sumber dana ekstern yaitu dana yang berasal dari luar perusahaan,

yang termasuk dalam sumber dana ekstern meliputi:

a). Pinjaman
12

Dana yang berasal dari pinjaman yang diusahakan yaitu dari

para kreditur, yang mana dana ini berasal dari badan atau

organisasi diluar perusahaan, misalnya:

I. Supplier

Supplier memberikan dana kepada suatu perusahaan dalam

bentuk penjualan barang secara kredit. Supplier sering

menjual mesin atau barang hasil produksinya kepada

perusahaan yang menggunakan mesin atau barang tersebut

dalam jangka waktu pembayaran yang telah ditentukan

sebelumnya.

II. Bank

Bank adalah lembaga kredit yang mempunyai tugas utama

memberikan kredit disamping pemberian jasa-jasa lain

dibidang keuangan

III. Pasar modal

Fungsi dari pasar modal adalah mengalokasikan secara

efisien arus dana dari unit ekonomi yang mempunyai

surplus tabungan (saving suplus unit) kepada unit ekonomi

yang mempunyai defisit tabungan (saving dificit unit).

2. Studi Kelayakan Proyek


13

Masalah penentuan besar kecilnya investasi mesin merupakan hal

penting yang harus diperhatikan oleh perusahaan, karena kesalahan dalam

investasi mempengaruhi operasi dalam perusahaan. Mengingat operasi

dalam mesin menyangkut atas hasil di masa mendatang dari investasi ini

memerlukan dana yang besar, maka studi kelayakan berperan sangat

penting bagi suatu perusahaan.

Perusahaan dalam melakukan investasi harus memiliki perencanaan

yang matang disertai analisis yang memadai untuk mendukung usulan

investasi tersebut. Biasanya bagi perusahaan, perencanaan tersebut

dinamakan studi kelayakan proyek. Husnan dan Suwarsono (2000:4)

menyatakan bahwa studi kalayakan proyek adalah suatu penelitian tentang

dapat tidaknya suatu proyek (biasanya merupakan investasi) dilaksanakan

dengan berhasil.

Pengertian keberhasilan ini mungkin bisa ditafsirkan agak berbeda-

beda. Ada yang menafsirkan dalam artian yang terbatas, juga ada yang

menafsirkan dalam artian yang lebih luas. Proyek-proyek yang diteliti bisa

berbentuk proyek raksasa maupun sederhana. Tentu saja semakin besar

proyek yang akan dijalankan, semakin luas dampak yang terjadi, baik

dampak ekonomis maupun dampak yang bersifat sosial. Oleh sebab itu

peranan studi kelayakan menjadi sangat penting dalam sebuah proyek

investasi.

a. Tujuan dilakukannya Studi Kelayakan Proyek


14

Proyek pada umumnya memerlukan dana yang cukup besar dan

mempengaruhi perusahaan dalam jangka panjang, oleh karena itu

perlu dilakukan studi yang berhati-hati agar jangan sampai proyek

tersebut setelah terlanjur menginvestasikan dana yang sangat besar,

ternyata proyek tersebut tidak menguntungkan. Banyak hal yang

menyebabkan suatu proyek ternyata kemudian tidak menguntungkan.

Sebab itu bisa terwujud karena kesalahan perencanaan, kesalahan

dalam menaksir pasar yang tersedia, kesalahan dalam memperkirakan

kebutuhan tenaga kerja dengan tersedianya tenaga kerja yang ada,

kesalahan dari pelaksanaan proyek yang tidak terkendali akibatnya

biaya pembangunan proyek menjadi bengkak dan sebagainya.

Secara singkat dapat disimpulkan bahwa tujuan dilakukannya

studi kelayakan proyek adalah untuk menghindari keterlanjuran

penanaman modal yang terlalu besar untuk kegiatan yang ternyata

tidak menguntungkan. Tentu saja studi kelayakan ini akan memakan

biaya, tetapi biaya tersebut relatif kecil apabila dibangdingkan resiko

kegagalan yang menyangkut investasi dalam jumlah besar.

b. Aspek-aspek dalam Studi Kelayakan Proyek

Aspek-aspek dalam studi kelayakan proyek perlu diperhatikan

terlebih dahulu sebelum melakukan suatu proyek investasi, walaupun

belum ada ketentuan secara pasti tentang aspek apa saja yang harus

dianalisis. Menurut Husnan dan Suwarsono (2000:17), terdapat lima


15

aspek yang harus diperhatikan apabila akan mengadakan suatu proyek

investasi, kelima aspek tersebut adalah:

1). Aspek Pasar dan Pemasaran

Dewasa ini banyak perusahaan bermunculan dan karenanya

persaingan antar mereka juga semakin tajam. Pada keadaan yang

demikian, menurut Husnan (2000: 30) bahwa aspek pemasaran

menempati kedudukan utama dalam pertimbangan investor dan

pendekatan yang digunakan oleh investor dalam memperebutkan

konsumen mendasarkan diri pada Integrated Marketing Concept.

Integrated Marketing Concept menurut Kotler (2000: 17)

lebih memfokuskan diri dari kebutuhan atau kepuasan pelanggan.

Alat yang digunakan adalah pemasaran terpadu dan sasarannya

adalah laba melalui kepuasan pelanggan, untuk itu perlu berbagai

macam strategi pemasaran yang dimulai dengan analisa

kesempatan, karena analisa kesempatan pasar ini penting sekali

dilakukan sebelum perusahaan menentukan tujuannya.

a). Peluang pasar

Syarat bagi keberhasilan perusahaan dalam

mengembangkan strategi pemasaran adalah mencari peluang-

peluang yang terbuka bagi diadakannya kegiatan pemasaran.


16

Pengertian peluang pasar atau kesempatan pemasaran

menurut Kotler (2000: 151) adalah suatu kebutuhan dimana

perusahaan dapat bergerak dengan memperoleh laba.

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa peluang

dapat dicatat dan dipilih menurut daya tariknya, dan

kemungkinan keberhasilannya. Kemungkinan perusahaan akan

sukses apabila kekuatan bisnisnya tidak hanya sesuai dengan

kebutuhan sukses utama dalam pasar sasaran tersebut, namun

juga unggul dari pesaingnya. Perusahaan yang paling berhasil

adalah perusahaan yang dapat menciptakan nilai pelanggan

tertinggi dan melakukannya dalam jangka panjang.

b). Peramalan permintaan

Tujuan dari peramalan permintaan adalah untuk

mendapatkan gambaran mengenai permintaan pada saat ini

maupun pada masa yang akan datang, sehingga dapat diperoleh

pula gambaran mengenai peluang bagi perusahaan untuk

memasuki pasar. Selain itu peramalan permintaan penting

sebagai dasar dalam penetapan strategi pemasaran perusahaan.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 40) yang

dimaksud peramalan permintaan adalah usaha untuk

mengetahui jumlah produk atau sekelompok produk dimasa

yang akan datang dalam kendala satu set kondisi tertentu.


17

Hal yang perlu diingat adalah bahwa kegiatan

melakukan peramalan permintaan tidak dapat diartikan sebagai

kegiatan yang bertujuan mengukur permintaan dimasa yang

akan datang secara pasti, melainkan sekedar usaha untuk

mengurangi kemungkinan terjadinya hal yang berlawanan

antara keadaan yang sungguh-sungguh terjadi dikemudian hari

dengan apa yang menjadi hasil peramalan. Dengan kata lain,

hasil maksimal dari kegiatan peramalan adalah melakukan

ketidakpastian secara minimal yang mungkin terjadi dimasa

yang akan datang.

Besarnya permintaan dimasa yang akan datang dapat

diketahui dengan beberapa metode peramalan, diantaranya

adalah dengan menggunakan metode trend. Metode ini

digunakan untuk meramalkan tingkat kenaikan harga,

penjualan, atau permintaan, maupun biaya dimasa yang akan

datang.

Kelebihan metode trend adalah dapat digunakan untuk

jangka waktu menengah dan panjang. Sedangkan kelemahan

metode ini penggunaannya harus didukung oleh data yang

memadai, apabila menginginkan hasil peramalan yang optimal.

Dalam metode trend terdapat tiga teknik peramalan, yaitu:


18

I). Metode Trend Linier, digunakan bila Scatter diagram dari

data masa lalu yang tersedia cenderung merupakan garis

lurus, fungsi persamaan metode ini adalah:

Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

a= Y
n

b=
xy
x 2

Jika x=0
Keterangan:

Y = variabel permintaan

x = variabel permintaan

n = jumlah data

a = jumlah permintaan

b = kecenderungan perubahan permintaan

II). Metode Trend Kuadratik, digunakan jika scatter diagram

dari data masa lalu yang tersedia cenderung berbentuk

parabola. Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Y = a + bx + cx2

Koefisien a, b, c dapat diperoleh dengan:


19

a= y c x 2

b=
xy
x 2

n x Y x Y
2 2

c=
n x x
4 2 2

Jika x =0
III). Metode Trend Simple Exponential, digunakan jika data yang

tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan yang tidak

terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.

Fungsi persamaan dari metode ini adalah:

Y = abx

Yang dapat diubah dalam fungsi logaritma:

Log Y1 = log a + (log b) x

Jika x = 0, maka koefisien a dan b dapat dicari


dengan:

Log a = log Y
n

x log Y
Log b =
x 2

Ketiga metode trend tersebut kemudian dipilih salah

satu yang paling sesuai untuk memprediksi suatu data


20

dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil dengan format

sebagai berikut:

Tabel 2
Analisis Kuadrat Terkecil
Tahun Metode Trend Metode Trend Metode Trend
Linier Kuadratik Exponential
(Yt Yt1)2 (Yt Yt1)2 (Yt Yt1)2
Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat Selisih Kuadrat
1 (Yt Y11)2 (Yt Y11)2 (Yt Y11)2
2 (Yt Y21)2 (Yt Y21)2 (Yt Y21)2
3 (Yt Y31)2 (Yt Y31)2 (Yt Y31)2
4 - - -
5 - - -
N (Yt Yn1)2 (Yt Yn1)2 (Yt Yn1)2

(XL/C) (Xk) (XE)


Sumber: Rumus metode trend

2). Aspek Sosial Ekonomi

a). Analisa aspek sosial ekonomi

Aspek ini melihat sejauh mana dampak proyek tersebut

terhadap kondisi sosial ekonomi masyarakat sekitarnya serta

pengaruhnya terhadap pembangunan ekonomi secara

keseluruhan.

b). Manfaat sosial ekonomi

Pengukuran manfaat lebih sulit dibanding pengukuran

biaya ekonomi, karena disamping manfaat ekonomi yang

diterima secara langsung berupa output proyek yang dapat

diukur dengan satuan moneter, terdapat manfaat sekunder dan


21

manfaat Intangiable yang sulit diukur dengan satuan moneter

(Husnan & Suwarsono,2000: 323)

Pengukuran manfaat ekonomi utama (primer) yang berupa

output utama dan penentuan manfaatnya dilakukan dengan

penghasilan devisa.

Beberapa manfaat sekunder dari suatu proyek yang kadang

sulit diukur dalam satuan moneter adalah:

1) Menaikkan tingkat konsumsi

2) Membantu proses pemerataan pendapatan

3) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi

4) Mengurangi ketergantungan (menambah swadaya negara)

5) Mengurangi pengangguran (menambah kesempatan

kerja)

6) Manfaat sosial; semakin ramainya daerah tersebut, lalu

lintas yang semakin lancar, dan adanya penerangan listrik

3). Aspek Teknis

Aspek ini membicarakan pembangunan proyek secara teknis dan

pengoperasiannya setelah proyek tersebut selesai dibangun. Aspek

teknis terutama membahas masalah lokasi pabrik, luas produksi,

dan layout pabrik.


22

a). Penentuan lokasi pabrik

Penentuan lokasi yang tepat akan meminimumkan beban

biaya, baik biaya investasi maupun biaya eksploitasi. Pada

sektor bisnis jasa, perbankan, pusat-pusat pelayanan

masyarakat, lokasi pabrik merupakan persoalan yang lebih

kompleks.

Menurut Husnan dan Suwarsono (2000: 120), beberapa

variabel utama yang perlu mendapatkan perhatian dalam

penentuan lokasi pabrik adalah:

1) Ketersediaan bahan mentah

2) Letak pasar yang dituju

3) Tenaga listrik dan air

4) Suplai tenaga kerja

5) Fasilitas transportasi

b). Penentuan luas produksi

Secara sederhana, luas produksi ditentukan oleh

kemungkinan Market Share yang diraih dengan

mempertimbangkan kapasitas teknik dari peralatan yang

dimiliki.
23

c). Layout pabrik

Penentuan layout pabrik dan proses produksi meliputi

pengaturan letak fasilitas-fasilitas operasi termasuk mesin-

mesin, personalia, bahan-bahan perlengkapan untuk operasi,

penanganan bahan (Material Handling), dan semua peralatan

serta fasilitas-fasilitas untuk terlaksananya proses produksi

dengan lancar dan efisien

4). Aspek Manajemen

Manajemen menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 4) bahwa

manajemen merupakan suatu proses yang khas, yang terdiri atas

kegiatan-kegiatan perencanaan, pengorganisasian, pengarahan,

pengkoordinasian dan pengendalian yang dilakukan untuk

menentukan serta mencapai sasaran-sasaran melalui pemanfaatan

sumber daya manusia dan sumber daya yang lain.

Sehubungan dengan pengertian diatas, maka terdapat aktivitas

khusus dalam manajemen yang merupakan suatu proses untuk

mencapai sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya. Disamping

itu, manajemen juga menggunakan metode ilmiah dan seni dalam

setiap pendekatan atau penyelesaian masalah.


24

a). Struktur organisasi

Struktur organisasi ini dimaksudkan untuk memperjelas

pembagian tugas dan wewenang antar atasan dan bawahan.

Menurut Amirullah dan Hanafi (2002: 108) bentuk-bentuk

struktur organisasi adalah sebagai berikut:

1) Organisasi garis (line organization)

Pada jenis organisasi ini, garis bersama dari

keseluruhan dan tanggung jawab bercabang yang terbawah.

Setiap atasan yang mempunyai sejumlah bawahan tertentu

masing-masing memberi pertanggung jawaban tugasnya

kepada atasan tersebut. Disini seseorang hanya

bertanggung jawab kepada satu orang atasan saja. Oleh

karena itu, setaip atasan dituntut berpengetahuan yang

serba guna sebab ia tidak memiliki pembantu ahli.

2) Organisasi garis dan staff (line-staff organization)

Organisasi staff ini banyak dipergunakan oleh

perusahaan-perusahaan besar yang luas daerah kerjanya

serta memiliki bidang tugas yang kompleks. Disini

kesatuan perintah tetap dipertahankan, atasan memiliki

bawahan tertentu dan bawahan hanya menerima perintah

dari seseorang atasan saja dan kepada atasan tersebut


25

bawahan harus bertanggung jawab atas pelaksanaan

pekerjaannya.

3) Organisasi Fungsional (Functional Organization)

Struktur organisasi ini merupakan bentuk yang

susunannya berdasarkan atas fungsi-fungsi yang ada dalam

organisasi tersebut, misalnya fungsi produksi, keuangan,

administrasi, dan lain-lain. Disini seiring karyawan tidak

bertanggung jawab kepada satu atasan saja. Pimpinan

berwewenang pada satuan-satuan organisasi dibawahnya

dalam garis pekerjaan tertentu.

5). Aspek Keuangan

Analisa aspek keuangan memperhitungkan berapa jumlah dana

yang dibutuhkan untuk membiayai suatu proyek. Pembiayaan

diperoleh dari dua sumber, yaitu dari modal sendiri dan modal

asing atau pinjaman, maka perlu diteliti seberapa jauh dana itu

diperoleh, bagaimana manfaatnya pada proyek bilamana keduanya

dapat dimanfaatkan. Dari segi keuangan ini bisa diketahui berapa

besarnya pendapatan, besarnya biaya-biaya yang dikeluarkan serta

tingkat laba yang dicapai oleh perusahaan. Apabila perusahaan

sudah mampu menutup pengeluaran investasi dan mendapatkan

laba sesuai dengan yang diharapkan, maka perusahaan dianggap

layak untuk melakukan perluasan usaha. Tetapi sebaliknya, apabila


26

dari analisis keuangan diketahui bahwa perusahaan rugi dan tidak

bisa menutupi pengeluaran investasinya, maka dapat dikatakan

bahwa perluasan usaha yang dilakukan oleh perusahaan tidak

layak untuk dilakukan.

Berdasarkan dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek

keuangan mempunyai peranan sangat penting dalam penentuan

diterima atau ditolaknya proyek investasi.

a). Arus kas (Cash flow)

Pada dasarnya perusahaan memerlukan kas dengan alasan

yang sama meskipun terdapat perbedaan dalam aktivitas

penghasilan pendapatan utama. Perusahaan membutuhkan kas

untuk melakukan usaha, melunasi kewajiban, dan untuk

membagikan deviden kepada para investor. Dari pernyataan

tersebut mewajibkan semua perusahaan menyajikan laporan

arus kas.

Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi

para pemakai laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai

kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan menilai

kebutuhan perusahaan untuk menggunakan kas tersebut.


27

Salah satu kebutuhan perusahaan untuk menggunakan

arus kas adalah investor. Setiap usulan pengeluaran modal

(Capital Expediture) selalu mengandung dua macam aliran kas

(Cash flow) (Sutojo, 2002: 113) yaitu:

1) Arus kas masuk (Cash inflow)

Arus kas masuk yang diterima oleh perusahaan

selama tahun-tahun operasi terutama datangnya dari

penjualan produk. Peningkatan arus kas masuk dalam hal

ini penting sekali karena untuk mengetahui kelebihan

ataupun kekurangan kas yang akan dihasilkan apabila

investasi baru dilaksanakan. Contoh Cash inflow yaitu

penerimaan kredit dari bank, penjualan aktiva tetap,

penjualan saham.

2) Arus kas keluar (Cash outflow)

Biaya-biaya yang dikeluarkan pada tahun-tahun

operasi, misalnya biaya operasional, pajak perseroan,

penggantian ativa tetap, angsuran utang, pembayaran bunga

dan deviden.

Perimbangan antara arus kas masuk dan arus kas

keluar, akan menentukan besarnya saldo kas pada suatu

saat.
28

Informasi untuk menyusun arus kas biasanya berasal

dari neraca dan perhitungan laba atau rugi masa berjalan.

b). Laba

Perusahaan dalam melakukan usahanya tidak terlepas

dari tujuan utama yaitu memperoleh laba. Pengertian laba

menurut Sutojo (2002: 106) adalah selisih antara penjualan

bersih produk yang dihasilkan selama satu periode tertentu

misalnya satu tahun, dengan jumlah seluruh biaya yang

ditanggung proyek tersebut selama waktu yang sama.

c). Pajak

Masalah pajak adalah masalah mayarakat dan negara dan

setiap orang yang hidup dalam suatu negara pasti atau harus

berurusan dengan pajak. Oleh karena itu, masalah pajak

menjadi masalah seluruh rakyat dan perusahaan-perusahaan

yang berdiri di negara tersebut.

Pajak menurut Mardiasmo (2003: 1) adalah iuran rakyat

kepada kas negara (peralihan kekayaan dari sektor partikelir ke

sektor pemerintah) berdasarkan undang-undang (dapat

dipaksakan) dengan tiada mendapat timbal (kontraprestasi)

yang langsung dapat ditujukan dan yang digunakan untuk

membiayai pengeluaran umum.


29

Pajak merupakan pengutan dari pemerintah terhadap

setiap kenaikan kemampuan ekonomi yang diperoleh

seseorang atau badan sebagai konsekuensi kehidupan

bernegara. Laba yang diperoleh perusahaan merupakan

kenaikan kemampuan ekonomik perusahaan, maka sudah

selayaknya kalau laba tersebut dikenai pajak. Pajak yang

dikenakan atas laba ini disebut dengan pajak penghasilan.

Tarif pajak atas keuntungan penjualan aktiva menurut

Undang-Undang Perpajakan pasal 7, tahun 2000 adalah sebesar

10%.

Sedangkan menurut Undang-Undang Perpajakan pasal 17

tahun 2000 halaman 112 tarif pajak penghasilan untuk wajib pajak

badan adalah sebagai berikut:

Tabel 3
Biaya Penghasilan Kena Pajak
Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
Sampai dengan Rp 50.000.000,00 10 %
Diatas Rp 50.000.000,00 Rp 100.000.000,00 15 %
Diatas Rp 100.000.000,00 30%
Sumber: Undang-undang Perpajakan Tahun 2000

d). Biaya modal (Cost of capital)


30

Biaya modal menurut Sartono (2001: 31) adalah biaya

yang harus dikeluarkan atau harus dibayar untuk mendapatkan

modal baik yang berasal dari utang, saham preferen, saham

biasa, maupun laba ditahan untuk membiayai investasi

perusahaan. Konsep biaya modal hanya relevan untuk

keputusan jangka panjang. Keputusan jangka panjang itu

khususnya menyangkut masalah keputusan investasi pada

aktiva tetap.

Konsep Cost of capital digunakan untuk menentukan

menolak atau menerima suatu usulan investasi yang berfungsi

sebagai hurdle rate yaitu tingkat pembatas.

Fungsi lain dari Cost of capital adalah sebagai Discount

rate yang memperhitungkan nilai sekarang (present value) bila

menggunakan metode NPV atau PI.

Biaya modal dalam pembiayaan perusahaan dibagi

menjadi dua yaitu:

1). Biaya modal untuk perusahaan Go Public

Perusahaan yang sudah Go Public tentu saja sudah

memenuhi persyaratan-persyaratan sebagai berikut

a). Perusahaan berbadan hukum PT.


31

b). Bertempat kedudukan Indonesia.

c). Mempunyai modal di sektor penuh Rp 200.000.000,00

d). Laporan keuangan dua tahun terakhir harus diperiksa

oleh akuntan publik dengan unqualified opinion.

e). Khusus bank, selama tiga tahun terakhir harus

memenuhi ketentuan: dua tahun pertama harus

tergolong cukup sehat dan satu tahun terakhir tergolong

sehat.

Biaya modal dari masing-masing sumber dana adalah

sebagai berikut (Husnan & Suwarsono, 2000: 249):

a). Biaya utang (Cost of debt)

Biaya utang ini merupakan biaya yang ditanggung

karena menggunakan sumber dana yang berasal dari

pinjaman.

Rumus:

k*d = kd (1-t)

Keterangan:

k*d = biaya utang setelah pajak

kd = biaya utang sebelum pajak

t = tarif pajak

b). Biaya saham preferen


32

Biaya modal saham preferen adalah sebesar tingkat

keuntungan yang disyaratkan (required rate of return)

oleh investor saham preferen (pemegang saham

preferen).

Rumus:

Dp
Biaya saham preferen =
Pn

Keterangan:

D P = deviden perlembar saham

Pn = harga netto yang diperoleh dari penjualan

selembar saham preferen baru

c). Biaya saham biasa

Biaya modal sendiri ini bisa didefinisikan sebagai

tingkat keuntungan minimal yang harus diperoleh suatu

investasi yang dibelanjai dengan modal sendiri agar

harga saham perusahan tersebut tidak turun.

Rumus:

D1
ke = +g
PD

Keterangan:
33

ke = Biaya modal sendiri dari saham biasa

D1 = Deviden pada tahun ke-1

PD = Harga saham saat ini

g = pertumbuhan deviden (dan juga laba) pertahun

d). Biaya laba ditahan

Biaya penggunaan dana yang berasal dari laba ditahan

(Cost of retained earning) adalah sebesar tingkat

pendapatan investasi (rate of return) dalam saham yang

diharapkan diterima oleh para investor atau dengan kata

lain biayanya dianggap sama dengan biaya penggunaan

dana yang berasal dari saham biasa.

Rumus:

kr = ke (1-t) (1-b)

Keterangan:

t = Tingkat rata-rata pajak atas deviden income dari

semua pemegang saham (avarage rate of

stockholder)

b = Biaya rata-rata makelar (avarage broke rage cost)

2). Biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public


34

Apabila investasi baru menghasilkan tingkat

keuntungan yang lebih besar dari pada biaya modal, maka

nilai perusahaan akan meningkat. Sebaliknya, apabila

investasi baru tersebut memberikan tingkat keuntungan

yang lebih rendah dari biaya modal, maka nilai perusahaan

akan menurun.

Seperti yang telah disebutkan bahwa tinggi rendahnya

tingkat keuntungan yang diminta dipengaruhi oleh

keuntungan bebas resiko (risk free rate), dan resiko

premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat

pada surat berharga itu. Dengan demikian maka (Sartono,

2001: 218):

Rumus:

RP = Rf + Risk Premium

Keterangan:
35

Rp = tingkat keuntungan yang diminta

Rf = tingkat bunga berdasarkan standar

sertifikat Bank Indonesia

Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko (tarif

sebesar 5% sampai dengan 7%)

Peneliti dalam hal ini menggunakan biaya modal point

II karena perusahaan yang sedang diteliti saat ini belum Go

Public.

e). Kriteria penilaian investasi

Dalam mengambil keputusan diterima atau tidaknya

suatu proyek investasi ada beberapa metode penilaian usulan

investasi antara lain (Riyanto, 2001: 113):

I). Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang

diperlukan untuk dapat menutup kembali pengeluaran

investasi dengan menggunakan arus kas bersih. Penelitian

ini menggunakan Payback period yang arus kasnya

didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus kas


36

yang telah didiskontokan tersebut nilainya sama dengan

nilai sekarang investasi.

Rumus:

Arus Kas
arus kas yang di diskontokan =
(1 k ) n

Rumus Payback Period adalah:

Capital Outlays
PP = X I Tahun
Proceeds Tahunan

Kriteria:

Bila PP umur ekonomis (waktu pengembalian yang

disyaratkan), maka usul investasi diterima.

Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang

disyaratkan), maka usul investasi ditolak.

Kelebihan PP adalah:

(a) Mempertimbangkan resiko untuk dapat menutup

kembali resiko proyek

(b) Perhitungannya digunakan Cash inflow dan bukunya

Accounting income

Kelemahan PP adalah:
37

(a) Tidak mempertimbangkan kosep nilai waktu uang

(b) Tidak mempertimbangkan aliran kas masuk setelah

Payback.

II). Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat

keuntungan rata-rata yang diperoleh dengan tingkat

investasi rata-rata, dimana hasil dari perhitungan ini

dinyatakan dengan prosentase.

Rumus ARR adalah sebagai berikut:

Avarage EAT
ARR = Avarage Investment X 100%

Kriteria:

Bila ARR tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul

investasi diterima.

Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul

investasi ditolak.

Kelebihan ARR adalah:

(a) Mudah dihitung dan merupakan suatu ukuran tunggal

(b) Dapat dihubungkan dengan bidang modal

(c) Menyesuaikan diri dengan besarnya investasi

Kelemahan ARR adalah:

(a) Mengabaikan nilai waktu uang


38

(b) Digunakannya konsep laba menurut akuntansi dan

bukan kas

Apabila metode depresiasi yang digunakan berbeda

maka akan memberikan hasil yang berbeda, karena metode

depresiasi suatu aktiva akan mempengaruhi besar kecilnya

keuntungan

III). Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih

antara jumlah kas yang keluar dari dana proyek dan kas

yang masuk kedalam dana proyek tiap-tiap tahun, dengan

satu tingkat biaya modal yang digunakan. Sedangkan biaya

modal adalah menghitung besarnya ongkos riil yang harus

dikeluarkan untuk menerima suatu usul proyek investasi

yang berfungsi sebagai tingkat pembatas.

Urutan-urutan dalam metode NPV:

a). Menghitung cash flow yang diharapkan dari investasi

yang akan dilaksanakan.


39

b). Mencari nilai sekarang (present value) dari cash flow

dengan melibatkan tingkat doskonto (discount rate)

tertentu yang ditetapkan.

c). Kemudian jumlah nilai sekarang (PV) dari cash flow

selama umur investasi dikurangi dengan nilai investasi

awal (initial investment) akan menghasilkan NPV.

Rumus metode NPV adalah:

Present value dari proceeds = xxx

Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx

Kriteria:

NPV 0 , maka usul investasi diterima

NPV < 0, maka usul investasi ditolak

Secara matematis rumus NPV adalah (Warsono, 2002:175):

n
CFt
NPV = ( ) - Io
t 1 1(1 k ) t

Keterangan:
40

CFt = Cash flow pada periode t

I0 = Investasi awal

k = Discount rate yang digunakan dari biaya modal

n = Umur proyek

t = 1,2,3,..,n

Kelebihan NPV adalah:

(a) Metode penilaian yang tepat dan secara eksplisit

memperhitungkan laba investasi yang dikehendaki

(b) Merupakan metode laba investasi majemuk

(c) Langsung mengaikan biaya modal dengan

nilainvestasinya

Kelemahan NPV adalah:

(a) Karena dianggap akurat, kadang-kadang bisa

menyesatkan

(b) Tidak berkaitan langsung dengan laporan prestasi dari

tahun ke tahun

IV). Metode Internal Rate of Return (IRR)


41

IRR adalah tingkat bunga yang bilamana

dipergunakan untuk mendiskontokan seluruh selisih kas

pada tahun-tahun operasi proyek akan menghasilkan kas

yang sama dengan jumlah investasi proyek, sehingga pada

keadaan ini NPV = 0. Hubungan antara NPV dengan IRR

adalah konsep NPV mencari NPV pada discount rate

tertentu. Sedangkan konsep IRR justru mencari discount

rate yang diinginkan. Untuk menentukan discount rate

yang dicari dapat dirumuskan sebagai berikut (Alwi, 2002:

170):

A1 A2 An
Outlays = ..........
(1 r ) (1 r ) 2
(1 r ) n

Guna mencari besarnya r dapat dilakukan dengan metode

trial and error (coba-coba). Pertama kita menghitung PV

proceeds dari suatu investasi dengan menggunakan tingkat

bunga yang dipilih sekehendak kita. Kemudian hasil

perhitungan dibandingkan dengan PV outlays-nya, kalau

PV proceeds lebih besar dari PV outlays-nya, maka harus

mengunakan tingkat bunga yangh lebih rendah. Cara

demikian dilakukan sampai menemukan tingkat bunga

yang dapat menjadikan PV proceeds sama dengan PV


42

outlays. Pada tingkat bunga inilah NPV sama dengan nol

atau mendekati nol. Besarnya tingkat bunga tersebut

menggambarkan besarnya IRR dari usul investasi tersebut.

Metode IRR dapat dirumuskan sebagai berikut:

NPV1
IRR = i1 + (i2 i1)
NPV1 NPV2

Keterangan:

i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2

NPV1 = positif

NPV2 = negatif

Kriteria:

Bila IRR COC, maka usulan investasi diterima

Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak

Kelebihan IRR adalah:

(a) Memperhitungkan nilai waktu dari uang


43

(b) Dapat digunakan untuk mengetahui tingkat bunga yang

sebenarnya

Kelemahan IRR adalah:

(a) Perhitungannya lebih sulit bila debandingkan dengan

NPV karena adanya cara coba-coba

Timbul perhitungan untuk interpolasi

V). Metode Profitability Index (PI)

PI adalah perbandingan antara nilai sekarang

penerimaan kas bersih dimasa datang dengan nilai sekarang

investasi. PI yang digunakan untuk memilih beberapa

alternatif investasi, maka tentunya yang akan dipilih adalah

investasi yang memberikan keuntungan riil yang lebih

besar.

Rumus PI adalah sebagai berikut:

PV of Proceeds
PI = PV of Outlays \

Kriteria:

Bila PI 1, maka usul investasi diterima.

Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.


44

Sebenarnya semua aspek tersebut perlu dipelajari,

tetapi tergantung pada besar kecilnya dana yang tertaman

pada investasi atau proyek tersebut, maka banyak

sedikitnya aspek yang perlu dipelajari dan kedalaman studi

tersebut mungkin berbeda. Untuk proyek-proyek besar,

semua aspek tersebut perlu dipelajari secara mendalam,

tetapi untuk proyek-proyek yang kecil mungkin tidak

semua aspek perlu diteliti. Dalam hal ini peneliti akan

menggunakan aspek pasar atau pemasaran dan aspek

keuangan, sedangkan aspek-aspek lainnya dianggap tidak

masalah.

VI). Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi

(MIRR)

MIRR merupakan modifikasi atau perbaikan dari

metode IRR. Asumsi yang digunakan pada metode IRR

adalah bahwa tingkat pengembalian dari penginvestasian

kembali sebesar IRR-nya, bukan sebesar biaya modalnya

(COC). Hal inilah yang dianggap merupakan salah satu

kelemahan dari metode IRR, jika dibandingkan dengan

metode NPV. Untuk memperbaiki kelemahan inilah muncul

metode MIRR, yang dianggap lebih baik, karena

menggabungkan antara metode IRR dengan NPV.


45

MIRR dapat didefinisikan sebagai suatu tingkat

diskonto yang menyamakan antara nilai sekarang dari

terminal (terminal value) dengan investasi awalnya.

Definisi ini dapat dituliskan dalam bentuk formula sebagai

berikut (Warsono, 2002: 179):


n

CF (1 K t a ) n t
t 1
I0
(1 MIRR ) n

Keterangan:

MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi

CFt = Arus kas pada tahun ke-t

Ka = Biaya modal proyek

t = 1,2,3,..,n

n = Umur ekonomis

I0 = Investasi awal.

Tolak ukur penerimaan suatu proyek investasi dengan

menggunakan metode MIRR adalah sebagai berikut:

Jika MIRR COC, maka proyek diterima.

Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.

Jika dalam evaluasi proyek dilakukan dengan pemilihan

salah satu atas beberapa alternatif proyek, maka yang

dipilih adalah proyek yang menghasilkan MIRR terbesar.


46

3. Aktiva Tetap

Perusahan di dalam menjalankan usahanya memerlukan aktiva tetap,

yang didalam bahasa sehari-harinya aktiva tetap sering diartikan sebagai

salah satu benda yang bermanfaat dan memberikan faedah sangat besar

dimasa yang akan datang.

Pada dasarnya investasi aktiva tetap merupakan investasi yang

paling besar pada suatu perusahaan, karena investasi tersebut merupakan

investasi jangka panjang.

Aktiva tetap menurut SAK, dalam PSAK (2002: No. 16.2) adalah

aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau yang

dibangun terlebih dahulu, yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak

dimaksudkan dijual dalam rangka kegiatan normal perusahaan dan

mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

Dapat disimpulkan bahwa suatu aktiva dapat disebut sebagai aktiva

tetap apabila memenuhi syarat-syarat sebagai berikut:

a. Bersifat relatif permanen.

b. Digunakan dalam operasi perusahaan.

c. Tidak dimaksudkan untuk dijual kembali.

Aktiva tetap dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu:

a). Aktiva tetap tak berwujud


47

Pada umumnya aktiva tetap tak berwujud merupakan hal-hal yang

dimiliki perusahaan yang dapat digunakan lebih dari 10 tahun.

Contoh: hak paten, hak cipta, goodwill, dan trend mark.

b). Aktiva tetap berwujud

Aktiva tetap berwujud adalah aktiva yang mempunyai bentuk fisik

yang sifatnya permanen dan digunakan dalam perusahaan secara

normal.

1). Pengakuan Aktiva Tetap

Suatu benda berwujud yang memiliki kualifikasi untuk

diakui sebagai suatu aktiva dan dikelompokkan sebagai aktiva

tetap, pada awalnya harus diukur berdasarkan biaya perolehan.

Biaya perolehan suatu aktiva menurut SAK dalam PSAK

(2002: No.16.5) terdiri dari harga belinya, termasuk bea impor dan

PPN masukan dan setiap biaya yang dapat diatribusikan secara

langsung dalam membawa aktiva tersebut ke kondisi yang

membawa aktiva tersebut dapat bekerja untuk penggunaan yang

dimaksudkan, setiap potongan dagang dan rabat dikurangkan dari

harga beli.

2). Metode Penyusutan


48

Penyusutan atau depresiasi menurut SAK, dalam PSAK

(2002: No.17.1) adalah alokasi jumlah suatu aktiva yang dapat

disusutkan sepanjang masa manfaat yang diestimasi.

Aktiva yang dapat disusutkan adalah:

a). Aktiva yang diharapkan dapat digunakan selama lebih dari satu

periode akuntansi

b). Aktiva yang memiliki masa manfaat yang terbatas.

c). Aktiva yang ditahan oleh perusahaan untuk digunakan dalam

suatu produksi atau memasok barang-barang dan jasa, untuk

disewakan, atau untuk tujuan administrasi.

Penyusutan dapat dilakukan dengan berbagai metode antara

lain (Weston & Copeland, 2000:102):

a). Metode Garis Lurus (The Straight Line Method)

Metode garis lurus sangat sederhana, mudah dimengerti

dan banyak dipakai. Dalam metode ini, penyusutan dianggap

sebagai fungsi waktu dan waktu yang diserap dalam

menggunakan aktiva tetap relatif stabil dan tidak berfluktuasi,

sehingga besarnya biaya penyusutan tiap tahunnya adalah

sama.

Rumus:
49

Harga perolehan - Nilai sisa


Biaya penyusutan =
Umur ekonomis

Metode ini mempunyai kelebihan diantaranya adalah

bahwa metode ini sering digunakan sebagai dasar perhitungan

metode penyusutan yang lainnya seperti metode jumlah angka

tahun, metode saldo menurun, dan sebagainya.

b). Metode Jumlah Angka Tahun (Sum of Years Digit Method)

Metode ini bila digunakan maka biaya penyusutannya

akan semakin menurun setiap tahunnya, sehingga wajar jika

biaya penyusutan pada awal periode dimulai besar dan

kemudian menurun pada periode berikutnya.

Rumus:

n 1
Jumlah angka tahun = n
2

Kemudian dari jumlah angka tahun ini dicari besarnya

biaya penyusutan dengan cara mengalikannya dengan

depreciable value (harga perolehan dikurangi nilai sisa) atau

sama dengan metode garis lurus.

c). Metode Unit Produksi (Production Unit Method)

Metode ini mempunyai asumsi bahwa aktiva tetap yang

diperoleh sangat terkait dengan hasil produksi dari aktiva tetap

itu sendiri, sehingga agar alokasi kas menjadi biaya bersifat


50

rasional (layak) maka jumlah hasil produksi yang akan diserap

oleh pemakaian aktiva tetap dipertimbangkan secara seksama.

Rumus:

Harga perolehan - Nilai sisa


Biaya penyusutan = Estimasi satuan produksi

Dengan menggunakan metode unit produksi, biaya

penyusutan tidak dapat diperkirakan dengan tepat sebelumnya.

Perusahaan harus menunggu harga akhir tahun untuk

menentukan penggunaan jam mesin dan kemudian menghitung

biaya penyusutannya.

d). Metode Saldo Menurun (Declining Balance Method)

Dari saldo ini biaya penyusutan tiap tahunnya menurun

menurut jangka waktu pemakaian, dasar yang digunakan

adalah:

a). % depresiasi dengan cara garis lurus.

b). % ini dikalikan 2.

c). Setiap tahunnya dikalikan pada nilai buku aktiva tetap.

Rumus:

Nilai sisa tiap periode


Biaya penyusutan =
Umur ekonomis

Peneliti dalam hal ini menggunakan metode garis lurus karena

sesuai dengan kebijakan perusahaan yang telah ditetapkan.


51

4. Pengawasan Peramalan

Tidak selamanya teknik peramalan yang dilakukan akan selalu tepat,

adakalanya hasil dari teknik peramalan tersebut menyimpang dari batas-

batas yang dapat ditolerir, untuk itu perlu diadakan pengawasan

peramalan (forecast control).

Hal yang perlu dicatat adalah seberapa besar penyimpangan itu telah

terjadi tergantung pada yang melakukan peramalan dan si pemakai hasil

peramalan tersebut, namun demikian beberapa patokan berikut ini dapat

digunakan untuk melakukan pengawasan peramalan, yakni (Husnan &

Suwarsono, 2000:69):

a. Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error)

Yakni rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai

senyatanya. Dicari dengan cara menjumlahkan selisih antara nilai

peramalan dengan nilai riil tanpa memperhatikan tanda positif atau

negatif dari selisih tersebut dibagi dengan banyaknya waktu data

peramalan.

Secara formula adalah sebagai berikut:

AAE = Y Y 1

Keterangan:

AAE = Average absolute error


52

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

= Harga mutlak

b. Kesalahan Kuadrat Mean Akar (Root Mean Squared Error)

Dihitung dengan jalan menjumlahkan kuadrat kesalahan atau silisih

antara nilai riil dan nilai peramalan, kemudian membagi jumlah

tersebut dengan banyaknya waktu data peramalan dan kemudian

menarik akarnya, atau dapat dirumuskan sebagai berikut:

RMSE = (Y Y 1
)2
n

RMSE = Root mean squared error

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

c. Dapat juga digunakan test korelasi dengan rumus sebagai berikut:

r = 1
(Y Y 1 ) 2
(Y Y ) 2

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

Y = Data riil
53

Y1 = Data peramalan

Y = Means data riil

d. Kontrol limit

Sering juga digunakan pengawasan teknik peramalan dengan cara

kontrol limit, yakni ditentukan batas atas (upper control limits) dan

juga batas bawah (lower control limit). Jika selisih antara nilai riil dan

nilai peramalan pada masing-masing waktu/tahun berada dalam range

upper dan lower control limits, maka teknik peramalan yang

digunakan dapat dipertanggungjawabkan.

Pedoman di atas dapat diformulasikan sebagai berikut:

(D of F) R = m arg inal (Y Y 1
)
n 1

Keterangan:

(D of F) R = Degree fo freedom

marginal (Y-Y1) = jarak bergerak


Y = Nilai riil

Y1 = Nilai peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

Jika misalnya digunakan tiga standar deviasi, maka:

Upper control limits = 2,66 X (D of F) R

Lower control limits = -2,66 X (D of F) R

Range + 2,66 (D of F) R sampai 2,66 (D of F) R


54

C. Kerangka Pikir
Biasanya studi kelayakan proyek dilakukan oleh perusahaan pada saat
perusahaan akan melaksakanan suatu proyek yang dapat mempengaruhi
pertumbuhan perusahaan, sehingga perusahaan akan melakukan analisis
kelayakan terhadap proyektersebut untuk mengetahui apakah proyek tersebut
layak untuk dilaksanakan.

1. Diah Retnaningtyas (Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV.


Palapa Lumajang, 2000), berdasarkan dari analisis data yang digunakan,
diperoleh hasil bahwa analisis penambahan mesin produksi ini layak untuk
dilaksanakan berdasarkan aspek produksi dan aspek keuangan.
2. Husnan dan Suwarsono (2000:4) menyatakan bahwa studi kelayakan
proyek adalah suatu penelitian tentang dapat tidaknya suatu proyek
(biasanya merupakan investasi) dilaksanakan dengan berhasil.

Studi Kelayakan Proyek

Aspek Pasar dan Pemasaran Aspek Keuangan

Layak atau tidak

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian
55

Penelitian dilakukan di PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri yang

berlokasi di Jl. Pabrik es kasri No.12. Pandaan.

B. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah studi kasus, karena penelitian ini

memusatkan pada suatu obyek tertentu atau permasalahan yang terjadi pada satu

perusahaan saja. Hasil penelitian ini diusahakan dapat digunakan sebagai bahan

pertimbangan dalam rencana proyek yang akan dilakukan oleh perusahaan.

C. Data dan Sumber Data

Data dan Sumber Data

Penelitian ini mengambil data dari dua sumber yaitu

1. Data Primer

Data yang diperoleh langsung dari perusahaan yaitu data tentang jumlah

aktiva yang dimiliki perusahaan, data aktiva atau mesin yang rusak, data

permintaan pasar, data reasilisasi produksi, data biaya pemeliharaan mesin,

data penjualan, data harga pokok penjualan, dan data laporan keuangan.

2. Data Sekunder

Data yang diperoleh dari luar perusahaan atau sumber lain yang digunakan

untuk mendukung penulisan skripsi ini. Data tersebut adalah data pinjaman

dari bank, data harga beli mesin, dan data harga jual mesin serta suku bunga

berdasarkan sertifikat Bank Indonesia dari internet.

D. Teknik Pengumpulan Data


56

Beberapa teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini

adalah:

1. Wawancara

Wawancara dilakukan secara langsung dengan pimpinan perusahaan dan

pihak-pihak yang berhubungan dengan bidang yang diteliti untuk

mengumpulkan data berupa data aktiva mesin produksi yang rusak, metode

penyusutan yang digunakan oleh perusahaan.

2. Dokumentasi

Metode ini dilakukan dengan cara mengumpulkan dan mencatat dokumen-

dokumen perusahaan untuk memperoleh data yang berupa data produksi,

biaya pemeliharaan mesin, data penjualan dan harga jual per balok, data

permintaan pasar, data harga pokok penjualan dan laporan keuangan.

E. Definisi Operasional Variabel

Untuk mengoperasionalkan variabel-variabel penelitian yang ada, maka

digunakan indikator-indikator yang terkait langsung dengan penelitian ini yaitu:

1. Analisis Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar dan pemasaran digunakan untuk meramalkan penjualan

di masa yang akan datang. Metode yang digunakan untuk meramalkan

penjualan di masa yang akan datang adalah metode Trend, antara lain sebagai

berikut:

a. Metode Trend Linier


57

Digunakan bila Scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia

cenderung merupakan garis lurus. Pengukurannya menggunakan satuan

rupiah (Rp).

b. Metode Trend Kuadratik

digunakan jika data yang tersedia cenderung naik turun dengan perbedaan

yang tidak terlalu banyak, tetapi secara keseluruhan cenderung naik.

Pengukurannya adalan menggunakan satuan rupiah (Rp).

c. Metode Trend Simple Exponential

Digunakan jika scatter diagram dari data masa lalu yang tersedia

cenderung berbentuk parabola. Pengukurannya adalan menggunakan

satuan rupiah (Rp).

d. Pengawasan Peramalan

Dalam penelitian ini metode pengawasan peramalan yang digunakan

adalah Kesalahan Absolut Rata-rata (Average Absolute Error). AAE

adalah rata-rata selisih absolut antara nilai peramalan dengan nilai

senyatanya.

2. Analisis Keuangan
58

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang

akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi

yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa

a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal

Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari

mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.

Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua

sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri. Pengukurannya adalah

menggunakan satuan mata uang (Rp).

b. Arus Kas (Cash Flow)

Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu :

1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan

penjualan mesin lama

2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, penggantian mesin,

pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan

Pengukurannya adalah menggunakan satuan mata uang (Rp).

c. Biaya Modal (Cost Of Capital)

Apabila investasi baru menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih besar

dari biaya modal, maka nilai perusahaan akan meningkat, begitupun juga

sebaliknya. Tinggi rendahnya tingkat keuntungan yang diminta

dipengaruhi oleh keuntungan bebas resiko (Risk free rate), dan resiko
59

premium untuk mengkompensasikan resiko yang melekat pada surat

berharga itu. Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini adalah

biaya modal untuk perusahaan yang belum Go Public, dan pengukurannya

adalah menggunakan satuan rupiah (Rp).

d. Studi Kelayakan Investasi

Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti

menggunakan metode penilaian sebagai berikut:

1) Metode Payback Period (PP)

PP adalah metode yang menghitung periode yang diperlukan untuk

dapat menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan

arus kas bersih. Satuan pengukurannya adalah jumlah tahun.

2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)

ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata yag

diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata. Satuan pengukurannya

adalah prosentase (%).

3) Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mendiskontokan selisih antara jumlah kas

yang keluar dari dana proyek dank as yang masuk kedalam dana

proyek tiap-tiap tahun , dengan satu tingkat biaya modal yang

digunakan. Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

4) Metode Internal Rate of Return (IRR)


60

IRR adalah tingkat bunga yang bilamana dipergunakan untuk

mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek

akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek.

Satuan pengukurannya adalah Rupiah (Rp).

5) Metode Profitability Index (PI)

PI adalah perbandingan antara nilai sekarang penerimaan kas bersih

dimasa dating dengan nilai sekarang investasi. Satuan pengukurannya

adalah menggunakan rupiah (Rp).

6) Metode MIRR

MIRR didefinisikan sebagai suatu tingkat diskonto yang menyamakan

antara nilai sekarang dari terminal (Terminal value) dengan investasi

awalya. Satuan pengukurannya adalah menggunakan rupiah (Rp).

F. Teknik Analisis Data

Peneliti dalam menganalisa data menggunakan metode analisa kuantitatif

adalah menganalisa data dengan melakukan perhitungan yang relevan terhadap

masalah yang sedang diteliti.

1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Metode yang digunakan dalam aspek pasar dan pemasaran adalah metode

trend yaitu suatu analisis yang digunakan untuk mengetahui prospek

penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya investasi. Metode trend

terdiri dari tiga teknik peramalan yaitu:

a. Metode Trend Linier


61

Rumus:

Y = a + bx

Koefisien a dan b dapat diperoleh dengan:

y
a=
n

xy
b=
x2

Dimana:

Y = variabel permintaan a = jumlah permintaan

x = variabel tahun b = kecenderungan perubahan permintaan

n = jumlah data

b. Metode Trend Kuadratik

Rumus:

Y = a + bx + cx2

Koefisien a, badan, dan c dapat diperoleh dengan:

a=
y c x 2

xy
b=
x2

n x Y ( x )( Y )
2 2

c=
n x ( x )
4 2 2

c. Metode Trend Simple Exponential


62

Rumus:

Y1 = abx

Yang dapat diperoleh dalam persamaan fungsi logaritma:

Log Y1 = log a + (log b) x

Jika, x 0 maka koefisien a dan b dapat dicari dengan:

log Y
Log a =
n

x log Y
Log b =
x2

Ketiga trend tersebut kemudian dipilih salah satu yang paling sesuai
untuk memprediksi suatu data dengan cara analisis selisih kuadrat terkecil
dengan format sebagai berikut:
Tabel 4
Selisih kuadrat Terkecil
Tahun Metode trend linier Metode trend Metode trend
(Yt Yt1)2 kuadratik exponential
(Yt Yt1)2 (Yt Yt1)2
Selisih kuadrat Selisih kuadrat Selisih kuadrat

1 (Yt Y11)2 (Yt Y11)2 (Yt Y11)2


2 (Yt Y21)2 (Yt Y21)2 (Yt Y21)2
3 (Yt Y31)2 (Yt Y31)2 (Yt Y31)2
4 (Yt Y13)2 (Yt Y13)2 (Yt Y13)2
5 - - -
7 - - -
N (Yt Yn1)2 (Yt Yn1)2 (Yt Yn1)2

(XL) (XK) (XE)


Sumber: Rumus metode trend
63

d. Pengawasan Peramalan

Kesalahan Absolut Rata-rata (Average absolute error)

AAE = Y Y 1

Keterangan:

AAE = Average absolute error

Y = Data riil

Y1 = Data peramalan

n = Banyaknya waktu data peramalan

2. Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang

akan dikeluarkan dan manfaat yang diterima sehubungan dengan investasi

yang akan dilakukan oleh perusahaan. Dengan cara menganalisa:

a. Kebutuhan dan Sumber Dana Modal

Sebelum melakukan investasi, perusahaan perlu mempertimbangkan dari

mana perusahaan memperoleh dana untuk membeli mesin baru.

Perusahaan dalam merencanakan kebutuhan dana diperoleh dari dua

sumber yaitu kredit dari bank dan modal sendiri.

b. Arus Kas (Csah Flow)


64

Aliran kas atau kas yang berhubungan dengan suatu proyek

dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu:

1) Arus kas masuk, terutama datang dari hasil penjualan produk, dan

penjualan mesin lama.

2) Arus kas keluar, terdiri dari investasi proyek, penggantian mesin,

pembayaran angsuran, biaya operasional, dan pajak perseroan.

c. Biaya Modal (Cost Of Capital)

Biaya modal yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan rumus

seperti dibawah ini karena perusahaan belum tercatat di Bursa Efek.

Rumus:

RP = Rf + risk premium

Keterangan:

RP = tingkat keuntungan yang diterima

Rf = tingkat bunga berdasarkan standar Sertifikat Bank

Indonesia

Risk Premium = tingkat pengembalian bebas resiko

d. Kriteria Kelayakan Investasi

Adapun dalam menilai kelayakan suatu proyek investasi, peneliti

menggunakan metode penilaian sebagai berikut:

1) Metode Payback Period (PP)


65

Rumus:

Capital Outlays
PP = X I Tahun
Proceeds Tahunan

2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)

Rumus:

Avarage EAT
ARR = Avarage Investment X 100%

3) Metode Net Present Value (NPV)

Rumus:

Present value dari proceeds = xxx

Present value dari outlays = xxx

NPV = xxx

Secara sistematis rumus NPV adalah:

n
CFt
NPV = ( ) - Io
t 1 1(1 k ) t

Keterangan:

CF t = Cash Flow pada periode t

I0 = Investasi awal

k = Discount Rate yang digunakan dari biaya modal

n = Umur Proyek

4) Metode Internal Rate of Return (IRR)


66

Rumus:

NPV1
IRR = i1 + (i2-i1)
NPV1 NPV2

Keterangan:

i1 = tingkat bunga pertama yang menghasilkan NPV1

i2 = tingkat bunga kedua yang menghasilkan NPV2

NPV1 = positif

NPV2 = negatif

5) Metode Profitability Index (PI)

Rumus:

PV of Proceeds
PI = PV of Outlays

6) Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)

Rumus:
n

CF (1 K t a ) n t
t 1
I0
(1 MIRR ) n

Keterangan:

MIRR = Tingkat pengembalian internal yang dimodifikasi

CFt = Arus kas pada tahun ke-t

Ka = Biaya modal proyek

t = 1,2,3,..,n

n = Umur ekonomis
67

I0 = Investasi awal.

G. Uji Hipotesis

1. Metode Payback Period (PP)

Bila PP umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka

usul investasi diterima.

Bila PP > umur ekonomis (waktu pengembalian yang disyaratkan), maka usul

investasi ditolak.

2. Metode Avarage Rate of Return (ARR)

Bila ARR tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi diterima.

Bila ARR < tingkat bunga yang disyaratkan, maka usul investasi ditolak.

3. Metode Net Present Value (NPV)

NPV 0 , maka usul investasi diterima

NPV < 0, maka usul investasi ditolak


4. Metode Internal Rate of Return (IRR)

Bila IRR COC, maka usulan investasi diterima

Bila IRR < COC, maka usulan investasi ditolak


5. Metode Profitability Index (PI)

Bila PI 1, maka usul investasi diterima.

Bila PI < 1, maka usul investasi ditolak.Metode MIRR

6. Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)


68

Jika MIRR COC, maka proyek diterima.

Jika MIRR < COC, maka proyek ditolak.

BAB IV
69

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Industri

Perusahaan daerah propinsi daerah tingkat I Jawa Timur semula terdiri dari

18 perusahaan daerah yang masing-masing memiliki perangkat direksi yang

membawahi beberapa. Pada bulan Maret 1985, telah ditetapkan menjadi lima

direksi perusahaan daerah dan setiap direksi membawahi beberapa unit usaha dan

beberapa sub unit yang sebelummnya adalah merupakan perusahaan daerah.

Perusahaan daerah hasil penggabungan ini memiliki beberapa unit maupun

sub unit, sebenarmua unit atai sub unit ini berfungsi sebagai unit atau sub unit

produksi. Sub-sub unit tersebut memproduksi berbagai macam produk, yaitu PD.

Aneka Pangan, PD. Aneka Kimia, PD. Sarana Bangunan, PD. Aneka Usaha, dan

PD. Aneka Jasa. Sedangkan PD. Aneka Pangan itu sendiri terdiri dari tiga bagian

yaitu PD. Aneka Pangan ES, PD. Aneka Pangan Coklat Cendrawasih, dan PD.

Aneka Pangan Nabatiyase.

Lima unit dan tiga sub unit tersebut dibawah suatu pengendalian direktur

utama yang berkedudukan di Daerah Tingkat I Jawa Timur, tetapi masing-masing

unit diberi wewenang untuk mengatur rumah tangganya sendiri dan masih

dibawah pengawasan direksi.

B. Kondisi Umum Perusahaan


70

1. Sejarah Singkat Perusahaan

Pabrik Es Kasri pada mulanya didirikan oleh belanda pada tahun 1918.

Perusahaan ini telah berpindah tangan beberapa kali sehingga pada tahun

1945 perusahaan ini diambil alih oleh pemerintah Indonesia yaitu pada saat

kemerdekaan dengan status perusahaan negara, dengan nama PNPR

(Perusahaan Negara Perindustrian Rakyat). Kemudian pada tahun 1954

diganti menjadi PINDAMAMIN (Perusahaan Industri Makanan dan

Minuman).

Pada tanggal 4 Desember 1965, pabrik Es Kasri ini menjadi

perusahaan daerah sesuai dengan Perda No. 23 tahun 1965, tanggal 15

Desember diberi nama Perusahaan Daerah Parawita Daerah Tingkat I Jawa

Timur.

Pada tahun 1985 menjadi perusahaan daerah ANEKA PANGAN

sesuai Perda Tingkat I Jawa Timur No. 27 Tahun 1985, tanggal 20 Oktober

1985 sampai dengan Desember 1999. Pada 1 Januari 2000, perusahaan bubar

dan berdiri menjadi PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan

Perda No. 87 Tahun 1991, tanggal 25 Januari 1991.

2. Lokasi Perusahaan

Lokasi perusahaan yaitu tempat dimana perusahaan menjalankan

aktivitasnya, baik aktivitas produksi maupun aktivitas administrasi. Dalah hal

ini memilih lokasi perusahaan merupakan persoalan yang sangat penting bagi

perusahaan, karena keputusan untuk menempatkan perusahaan pada suatu


71

tempan tertentu akan mempunyai akibat yang sangat menentukan bagi

keberhasilan atau kegagalan jalannya aktivitas perusahaan. Sebagai tempat

kediaman perusahaan dalam menjalankan kegiatan produksi dan administrasi

mempunyai lokais yang sama yaitu berlokasi di Dusun Pateguhan, Desa

Tawang Rejo, Kecamatan Pandaan, Kabupaten Pasuruan yang tepatnya di

jalan Pabrik Es Kasri No. 12 Pandaan.

3. Srtuktur Organisasi

Struktur organisasi yang digunakan dalam system kerja pada PT.

Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah struktur organisasi garis atau

lini. Hal ini dimaksudkan agar pengelolaan organisasi dapat dilaksanakan

secara terpadu dan menyeluruh dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan.

Struktur organisasi lini ini diharapkan dapat diperoleh garis wewenang dan

tanggung jawab yang jelas serta hubungan kerja antar karyawan dapat

terpelihara dengan baik.

Peneliti dalam hal ini menggambarkan bentuk struktur organisasi PT.

Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan pada gambar 1 berikut

ini:

Gambar 1
72

Struktur Organisasi PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Kepala Unit

Kabag Kabag Kabag Kabag


Produksi dan Pemeliharaan Administrasi Pemasaran Pemasaran

Pelaksana Urusan
Kasub Kasub Kasub Bag Kasub Kasub Pelaksana
Pemasaran
Bag Produksi Bag Pemeiharaan Umun & Tata Bag Gudang Bag Kesehatan Urusan
Usaha
Pemasaran

Ka. Urusan Pelaksana Urusan


Produksi Pemeliharaan Pelaksana Urusan
Pelaksana Urusan Pelaksana
Pengiriman
Tata Usaha (Kasir) Urusan
Pengiriman

Pelaksana Urusan
Kendaraan
Pelaksana
Pelaksana Urusan
Urusan
Penagihan
Pelaksana Urusan Penagihan
Umun & Keamanan

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

4. Tugas dan Tanggung Jawab


73

a. Kepala Unit

1) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada direktur

utama.

2) Menyusun anggaran tahunan unit dengan berpedoman pada petunjuk

direksi pada waktu yang telah ditetapkan.

3) Membuat usulan untuk pembangunan dan peningkatan unit kepada

direksi.

4) Mengkoordinasikan dan mengarahkan kegiatan unit untuk mencapai

target laba perusahaan yang telah ditetapkan secara efisien dan efektif.

5) Memberikan laporan secara berkala kepada direksi tentang

pelaksanaan produksi, pemasaran, keuangan, persediaan dan

pemeliharaan barang-barang harta kekayaan perusahaan.

b. Kepala Bagian Administrasi

1) Membantu kepala unit di perusahaan.

2) Menyusun rencana anggaran perusahaan (RAP).

3) Membuat laporan keuangan unit sampai dengan laporan laba rugi dan

neraca.

4) Membuat laporanstok barang jadi, barang dalam proses, bahan baku

pada akhir tahun kerja

c. Kepala Sub Bagian Umum dan Tata Usaha


74

1) Membantu kepala bagian administrasi dalam rangka

menyelenggarakan hubungan dengan bank dan lembaga keuangan

lainnya.

2) Menyediakan gaji atau upah, premi, lembur, dan sebaginya yang

berkaitan dengan hak-hak karyawan.

3) Menyusun harian kas dan bank.

4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala

bagian administrasi.

d. Kepala Sub Bagian Pergudangan

1) Menerima, menyipan, mencatat, memelihara dengan tertib terhadap

suatu barang yang masuk dalam gudang.

2) Mencatat, mengeluarkan dan mengawasi barang sesuai dengan

kebutuhan.

3) Menyelenggarakan administrasi pergudangan bagian-bagian bahan

baku, bahan pembantu secara tertib dan seksama.

4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepadakepala

bagian administrasi.

e. Kepala Sub Bagian Kesehatan

1) Menerima laporan dari rumah sakit yang telah ditunjuk oleh

perusahaan terhadap jumlah karyawan dan keluarga yang berobat.

2) Menjaga kemungkinan terjadinya kecelakaan kerja dengan

menyediakan P3K di perusahaan.


75

3) Menyelenggarakan administrasi kesehatan secara tertib.

4) Dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab kepada kepala

bagian administrasi.

f. Kepala Bagian Produksi dan Pemeliharaan

1) Mengatur dan melaksanakan rencana produksi yang telah ditentukan

oleh kepala unit.

2) Mengadakan pengawasan jalannya proses produksi secara terus

menerus untuk menjamin tercapainya produksi sesuai dengan

ketentuan.

3) Mengadakan pemeliharaan dan perbaikan sarana produksi.

4) Membuat laporan produksi secara periodik.

g. Kepala Sub Bagian Produksi

1) Menerima, mengukur, menyortir barang hasil proses dari bagian

produksi.

2) Menyelenggarakan tugas-tugas atas petunjuk kepala bagian produksi

dan pemeliharaan.

3) Melaksanakan administrasi pemakaian bahan baku dan hasil proses

produksi.

4) Melaksanakan proses produksi sesuai dengan petunjuk atasan.

h. Kepala Sub Bagian Pemeliharaan


76

1) Melaksanakan fungsi pemeliharaan, pencegahan, perbaikan mesin-

mesin dan sarana produksi lainnya.

2) Menjaga kelancaran proses produksi.

3) Memonitoring hal-hal yang berkaitan dengan produksi meliputi tenaga

kerja, PDAM, pengadaan bahan bakar.

4) Membuat laporan mengenai hasil perbaikan atau pemeliharaan secara

periodik dan dilaporkan kepada kepala bagian produksi dan

pemeliharaan.

i. Kepala Bagian Pemasaran

1) Melaksanakan tugas pemasaran di daerah yang telah ditentukan.

2) Melaksanakan segala upaya yang dianggap perlu untuk mencapai

program pemasaran.

3) Mengusahakan kelancaran pembayaran hasil penjualan es tepat pada

waktunya.

4) Membuat laporan berkala tentang kegiatan pemasaran dan data-data

yang diperlukan sesuai administrasi pemasaran.

5. Ketenaga Kerjaan

a. Jumlah Karyawan

Karyawan adalah sumber daya manusia yang mutlak dibutuhkan

dalam perusahaan. Karyawan sebaiknya dianggap sebagai mitra kerja,

sehingga tidak ada jurang pemisah antara bawahan dengan atasan yang

dapat mengurangi rasa kebersamaan dalam bekerja. Adapun jumlah


77

karyawan berdasarkan bagiannya masing-masing dapat dilihat pada

lampiran 1.

b. Kualitas Karyawan

Kualitas kerja merupakan factor utama yang mempengaruhi

perkembangan dan kemajuan perusahaan. Jumlah karyawan di PT. Panca

Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri sesuai dengan kualitas karyawan yang

ada. Sampai sekarang jumlah karyawan di perusahaan tersebut sebanyak

78 orang dengan tingkat pendidikan sebagai berikut:

1) Sarjana : 3 orang.

2) SLTA atau Sederajat : 38 orang.

3) SLTP atau Sederajat : 28 orang

4) SD atau Sederajat : 9 orang

Jumlah : 78 orang

c. Upah dan Sistem Panggajian

Menyusun suatu struktur upah yang memenuhi persyaratan adil

dan layak adalah suatu tugas yang sangat sulit dari manajemen personalia.

Tidak ada suatu cara yang pasti untuk menentukan upah dan gaji yang

tepat. Perusahaan dalam memberikan gaji dan upah mengambil kebikajan

sebagai berikut:

1) Sistem Bulanan
78

Penggajian ini diberikan kepada karyawan yang statusnya sebagai

karyawan bulanan atau karyawan tetap, yang pembayarannya

dilakukan setiap akhir bulan.

2) Sistem Harian

Penggajian ini diberikan kepada karyawan yang statusnya sebagai

karyawan harian lepas, yang pembayarannya dilakukan setiap minggu

tepatnya pada hari Sabtu.

Selain mendapat upah dan gaji pokok, karyawan juga mendapat

tunjangan kesejahteraan berupa makanan dan minuman pada hari kerja,

tunjangan hari raya, dan pengganti biaya kesejahteraan serta pemberian

bonus atau insentif (khusus bagian pemasaran atau penjualan)

d. Hari Kerja dan Jam Kerja

1) Hari Kerja

a) Hari Kerja Kantor

(1). Hari Senin sampai dengan hari Sabtu

(2). Hari besar libur

b) Hari Kerja Pabrik

(1). Hari Senin sampai dengan hari Minggu

(2). Hari besar libur

2) Jam Kerja
79

a) Jam Kerja Kantor

(1). Hari Senin s/d hari Jumat : Jam 07.30 16.00

(2). Hari Sabtu : Jam 07.30 11.30

(3). Istirahat : Jam 11.30 12.30

b) Jam Kerja Pabrik

Terbagi menjadi tiga bagian yaitu:

(1). Jam 07.30 15.30

(2). Jam 15.30 23.30

(3). Jam 23.30 07.30

e. Sumber Tenaga Kerja

Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam

melaksanakan perekrutan tenaka kerja tidak mengalami kesulitan karena

di daerah sekitar adalah merupakan sumber tenaga kerja. Perekrutan

tenaga kerja dilakukan jika terdapat jabatan yang kosong, untuk mengisi

jabatan tersebut perusahaan mengutamakan mengangkat tenaga kerja yang

ada di dalam perusahaan. Langkah ini ditempuh dengan pertimbangan

bahwa tenaga kerja yang sudah bekerja di dalam perusahaan sudah dapat

diketahui mengenai sifatnya, perilaku, karakter, keterampilan dan

keahliannya. Sedangkan perekrutan tenaga kerja dari luar perusahaan

dilakukan kalau tidak ada yang cocok atau mampu mengisi jabatan

tersebut, bagian personalia akan menarik tenaga kerja melalui teman-

teman karyawan atau dari masyarakat sekitar.


80

6. Proses Produksi dan Hasil Produksi

a. Proses Produksi

Sistem proses produksi pada perusahaan ini adalah proses produksi

secara bertahap sehingga antara tahap yang satu dengan tahap yang

lainnya saling berkaitan dan apabila pada salah satu tahap terjadi kendala

atau hambatan misalnya kerusakan mesin, maka proses produksi tidak

dapat dijalankan atau macet.

Perusahaan ini dalam proses produksinya menggunakan bahan

baku dan peralatan sebagai berikut:

1) Bahan Baku

a) Air sumur, merupakan bahan baku pembuatan es.

b) Air PDAM, merupakan bahan baku cadangan pembuatan es. Air

PDAM digunakan apabila air sumur berkurang atau airnya tidak

memenuhi persyaratan.

2) Bahan Pembantu

a) Garan, berfungsi untuk mencapai proses pendinginan (sebagai

mediator) karena air garam dengan kadar kurang lebih 19 %

terlarut paling sempurna dan tidak terjadi endapan pada bak

pendingin yang memiliki titik beku lebih rendah dibanding dengan

air murni yang diberikan ice scan.

b) NH3 atau amoniak, berfungsi sebagai pendingin karena amoniak

ini titik didihnya hanya -280 F.


81

c) Oli dan solar, berfungsi sebagai pelumas dan bahan bakar mesin-

mesin produksi.

3) Peralatan yang digunakan dalam proses produksi seperti terlampir

pada lampiran 2.

Proses jalannya produksi yang dilaksanakan di PT. Panca ira

Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan dapat dilihat pada gambar di bawah

ini:

Gambar 2
Proses Produksi Es Balok

Pengisian air pada ice scan

Proses pengangkatan ice scan ke dalam kuip

Ya / Tidak

Es membeku

Proses perendaman es balok di air


normal untuk pelepasan dari ice scan

Produk (es balok)

Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri

Proses pembuatan es balok pada gambar di atas dapat diuraikan sebagai

berikut:
82

1. Tahap I (Proses Pengisian)

Ice scan (cetakan es diisi dengan air murni sebagai bahan baku utama

pembuatan es.

2. Tahap II (Proses Pengangkatan)

Setelah proses pengisian kemudian ice scan diangkat oleh pesawat

pengangkat dan diletakkan kedalam kuip (bak pendingin) yaitu dengan

memasang ice scan pada rei (alat Bantu untuk mempermudah proses

penempatan) yang terdapat pada kuip

3. Tahan III (Proses Pendinginan)

Proses pengangkatan tersebut berfungsi agar ice scan terendam di

dalam brine (air garam). Brine berfungsi untuk mempercepat proses

pendinginan. Proses pendinginan memakan waktu kurang lebih 24 jam

agar es balok yang dihasilkan nantinya benar-benar matang.

4. Tahap IV (Proses Perendaman)

Apabila es balok sedah terbentuk (membeku) proses selanjutnya

adalah pengangkatan ice scan dari kuip untuk direndam di air normal

pada bak penampungan. Hal ini bertujuan agar sisi es balok terluar

mencair, agar es balok tersebut mudah terlepas dari ice scan.

5. Tahap V (Proses Penyortiran)


83

Es balok yang sudah terlepas dari ice scan tadi disortir untuk

memperoleh es balok yang layak untuk dijual kekonsumen..

b. Hasil Produksi

Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri hanya

menghasilkan satu jenis produk saja yaitu es balok atau lebih dikenal

dengan es batu dan berat perbalok sebesar 25 kg. Pabrik es kasri ini dalam

seharinya mampu memproduksi es balok sebanyak 22.000 kg atau 880

balok setiap hari. Angka ini berdasarkan kapasitas mesin dalam

berproduksi. Tetapi pada akhir-akhir ini perusahaan mengalami kendala

yaitu mesin yang digunakan dalam proses produksi mengalami kerusakan

sehingga produksi tidak maksimal. Meskipun demikian perusahaan dalam

memproduksi selalu berusaha menghasilkan produk yang terbaik dengan

cara menghasilkan produk yang sempurna (matang) yaitu es balok tersebut

berwarna putih bening atau tidak putih susu atau kekuning-kuningan.

Sedangkan es balok yang telah diproduksi selama lima tahun

terakhir yaitu dimulai tahun 2001 sampai dengan tahun 2005 adalah:

Tabel 5
84

Hasil Produksi Es Balok


Tahun Produksi (Balok)
2001 1.084.000
2002 952.765
2003 905.828
2004 858.325
2005 810.275

Sumber Data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

7. Pemasaran

a. Daeran Pemasaran

Daerah pemasaran produk dari perusahaan ini seluruhnya untuk

memenuhi kebutuhan daerah Pandaan yang merupakan daerah industri

yang sedang berkembang pesat, di mana diantaranya memerlukan es

sebagai pengawet ikan agar agar tetap segar yang biasanya dikonsumsi

oleh para nelayan dan untuk kebutuhan masyarakan di sekitar pabrik, yang

biasanya dikonsumsi oleh para pemilik warung nasi dan es karena di

sekitar pabrik es Kasri tersebut terdapat pabrik-pabrik sehingga banyak

terdapat pula warung-warung nasi dan es. Namun dengan begitu tidak

menutup kemungkinan bagi pabrik es Kasri untuk memasarkan produknya

keluar dari daerah Pandaan. Hal ini dapat dibuktikan dengan banyaknya

petner kerja yang telah dijalin oleh pabrik es Kasri tersebut. Daerah

pemasaran perusahaan ini terbagi menjadi tiga daerah yaitu:


85

1) Daerah utara Pandaan, yaitu Surabaya, Sidoarjo, Gresik

dan Lamongan.

2) Daerah barat Pandaan, yaitu Krian, Mojosari, Mojokerto, Krembung

dan Prambon.

3) Daerah timur Pandaan, yaitu Bangil, Porong, Probolinggo. Ngaling

dan Pasuruan.

b. Pesaing

Persaingan antar perusahaan itu selalu terjadi di dalam dunia

usaha. Hal ini dikarenakan perusahaan tersebut memproduksi barang yang

sama atau sejenis.

Pada kondisi tersebut, maka perusahaan ini mengambil beberapa

kebijakan, yaitu:

1) Mempertahankan serta meningkatkan kualitas produk.

2) Menjaga proses produksi serta penyaluran es balok dalam tiap musim.

3) Meningkatkan pelayanan kepada konsumen, yaitu pengiriman es balok

tepat pada waktunya.

4) Bekerja sama dengan perusahaan sejenis dalam hal produksi dan

pemasaran.

c. Harga dan Hasil Penjualan

Perusahaan ini dalam menentukan harga jual berdasarkan atas

biaya-biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan, di samping itu juga

didasarkan atas harga dari pesaing agar pelanggan tidak beralaih pada
86

perusahaan lainnya. Adapun harga jual dan volume penjualan selama lima

tahun terakhir yang dimulai dari tahun 2001 sampai dengan tahun 2005

adalah sebagai berikut:

Tabel 6
Data Penjualan Es Balok

Tahun Penjualan per balok Harga per Balok es Total Penjualan


es
2001 1.011.124 1250 1.264.038.450
2002 949.047 1600 1.518.479.950
2003 892.913 1850 1.651.890.000
2004 755.462 2400 1.813.110.000
2005 748.132 2800 2.094.769
Sumber data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan.

d. Saluran Distribusi

Distribusi adalah saluran dimana perusahaan menyalurkan hasil

produksinya ke konsumen akhir. Adapun saluran distribusi yang

ditetapkan oleh PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri adalah:

1) PRODUSEN AGEN PENGECER KONSUMEN AKHIR

2) PRODUSEN AGEN KONSUMEN AKHIR

8. Informasi Keuangan

Data keuangan yang akan peneliti sajikan dari rahun 2001 sampai

dengan tahun 2005 terdiri dari:


87

a. Harga Pokok Penjualan

b. Laporan Laba Rugi

c. Neraca

C. Analisis dan Pengujian Hipotesis

Perusahaan PT. PancaEira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

merencakan mengganti mesin produksi lama dengan mesin baru. Adapun mesin

produksi yang diganti adalah mesin pendingin es balok Penggantian tersebut

diharapkan dapat menjamin kelancaran jalannya proses produksi di perusahaan.

Mesin produksi yang baru ini mempunyai umur ekonomis selama 10 tahun

dengan nilai sisa sebesar 50.000.000 dan mempunyai kapasitas produksi sebesar

35.000 kg per hari atau mampu menghasilkan 1.400 es balok untuk sekali

produksi. Sedangkan mesin produksi yang lama hanya mempunyai kapasitas

produksi sebesar 22.000 kg atau mampu menghasilkan 880 balok es untuk sekali

produksi.

Berkaitan dengan permasalahan yang dihadapi, maka dalam pemecahan

masalah perlu adanya suatu langkah-langkah pemecahan masalah yang sekaligus

berfungsi sebagai alat analisis untuk menilai layak tidaknya penggantian mesin

pendingin tersebut. Ditinjau dari kenaikan permintaan konsumen dan kurangnya

produksi yang disebabkan oleh kerusakan mesin, maka peneliti menggunakan

analisis aspek pasar dan pemasaran serta aspek keuangan. Langkah-langkah untuk

membuktikan pemecahan masalah tersebut adalah:


88

1. Analisis Aspek Pasar dan Pemasaran

Analisis aspek pasar dan pemasaran perlu dilakukan untuk

mengetahui peluan pasar dari produk yang dihasilkan. Dilihat dari kedudukan

pasar dan keadaan pesaing dalam dunia usaha, maka untuk menganalisis

peluang pasar dianalisis melalui penjualan, untuk lebih jelasnya dapat dilihat

dari tabel penjualan es balok diatas.

Pada tabel tersebut dapat dijelaskan bahwa kedudukan produk

dipasar sangat kuat, hal ini tercermin pada jumlah penjualan es balok yang

selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Keadaan tersebut akan

sulit dipertahankan atau ditingkatkan apabila tetap mempertahankan mesin

lama yang sering mengalami kerusakan.

Peneliti dalam hal ini menganalisis peluang pasar, perlu mengkaji

jumlah penjualan es balok dimasa yang akan datang. Peramalan yang akan

digunakan adalah metode trend, yaitu suatu analisis yang digunakan untuk

mengetahui prospek penjualan sehingga dapat ditentukan perlu tidaknya

investasi. Langkah pertama yang dilakukan adalah menilai prospek penjualan

dari PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri berdasarkan dari data tabel

penjualan diatas.
89

a. Metode Trend Linier

Tabel 7
Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Linier

(Dalam rupiah)
Tahun Penjualan x x2 xYt
(n) (Yt)
2001 1.264.038.450 -2 4 - 2.528.076.900
2002 1.518.474.950 -1 1 - 1.518.474.950
2003 1.651.890.000 0 0 0
2004 1.813.110.000 1 1 1.813.110.000
2005 2.094.769.000 2 4 4.189.538.000
n 8.342.282.400 0 10 1.956.096.150
Sumber Data: Tabel 6 diolah

Persamaan garis lurus dalam metode trend linier yaitu Y t1 = a + bx,

dimana nilai a dan b dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

a= Y t
b=
xY t

n x 2

8.342.282.400 1.956.096.150
a= b=
5 10

a = 1.668.456.480 b = 195.609.615

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es

balok setiap tahun dengan memasukkan nilai a dan b ke dalam rumus Yt1 =

a + bx. Disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai pada tahun

yag akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Yt1 = 1.668.456.480 +

195.609.615 (x).

Tabel 8
Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Linier
90

(dalam rupiah)
1
Tahun A bx Yt Yt Yt1
2001 1.668.456.480 195.609.615 (-2) 1.277.237.250 -13.198.800
2002 1.668.456.480 195.609.615 (-1) 1.472.846.865 45.628.085
2003 1.668.456.480 195.609.615 ( 0 ) 1.668.456.480 - 16.566.480
2004 1.668.456.480 195.609.615 ( 1 ) 1.846.066.095 - 50.956.095
2005 1.668.456.480 195.609.615 ( 2 ) 2.059.675.710 35.093.290
Sumber Data: Tabel 7 diolah

b. Metode Trend Kuadratik

Tabel 9
Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Kuadratik

(dalam rupiah)
Tahun Yt x x2 x4 xYt x2Yt
2001 1.264.038.450 -2 4 16 - 2.528.076.900 5.056.153.800
2002 1.518.474.950 -1 1 1 - 1.518.474.950 1.518.474.950
2003 1.651.890.000 0 0 0 0 0
2004 1.813.110.000 1 1 1 1.813.110.000 1.813.110.000
2005 2.094.769.000 2 4 16 4.189.538.000 8.379.076.000
n 8.342.282.400 0 10 34 1.956.096.150 16.766.814.750
Sumber Data: Tabel 6 diolah

Persamaan garis lurus dalam metode trend kuadratik yaitu Yt1 = a + bx +

cx2, dimana nilai a, b dan c dapat dicari dengan rumus sebagai berikut:

b=
xY t

x 2

1.956.096.150
= = 195.609.615
10
91

n x 2Yt ( x 2 )( Yt )
c=
n x 4 ( x 2 ) 2

5 (16.766.814.750) - (10) (8.342.282.400)


=
5(34) 10 2

83.834.073.750 83.422.824.000
=
170 100

411 .249.750
= = 5.874.996,53.
70

a= Y t c x 2
n

8.342.282.400 - 5.874.996,53 (10)


=
5

8.283.532.434,7
= = 1.656.706.486,94
5

Berdasarkan perhitungan diatas, maka dapat dicari ramalan penjualan es

balok tiap tahun dengan memasukkan nilai a, b dan c ke dalam rumus

Yt1 = a + bx + cx2 disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai

pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu:

Yt1 = 1.656.706.486,94 + 195.609.615 (x) + 5.874.996,53 (x)

Tabel 10
Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Kuadratik

(dalam rupiah)
2 1
Tahun a Bx cx Y t Yt Yt1
92

2001 1.656.706.486,94 195.609.615 (-2) 5.874.996,53 (4) 1.288.987.242 - 24.948.792

2002 1.656.706.486,94 195.609.615 (-1) 5.874.996,53 (1) 1.466.971.868 51.503.082

2003 1.656.706.486,94 195.609.615 ( 0 ) 5.874.996,53 (0) 1.656.706.486,94 - 4.816.487,06

2004 1.656.706.486,94 195.609.615 ( 1 ) 5.874.996,53 (1) 1.858.191.098 45.081.098

2005 1.656.706.486,94 195.609.615 ( 2 ) 5.874.996,53 (4) 2.071.425.702 23.343.298

Sumber Data: Tabel 9 diolah

c. Metode Trend Simple Exponential

Tabel 11
Analisis Penjualan Es Balok dengan Metode Trend Simple Exponential

(dalam rupiah)
2
Tahun Yt x x Log Yt x(Log Yt) Log Yt1
2001 1.264.038.450 -2 4 9,1018 - 18,2036 9,11302
2002 1.518.474.950 -1 1 9,1814 - 9,1814 9,16458
2003 1.651.890.000 0 0 9,2180 0 9,21614
2004 1.813.110.000 1 1 9,2584 9,2584 9,2677
2005 2.094.769.000 2 4 9,31211 18,6422 9,31926
n 8.342.282.400 0 10 46,0807 0,5156 -
Sumber Data: Tabel 6 diolah

Persamaan garis lurus dalam metode trend simple exponential yaitu Log

Yt1 = Log a + Log b (x), dimana nilai log a dan log b dapat dicari dengan

rumus sebagai berikut:

Log a = LogY t

46,0807
= = 9,21614
5

Log b =
x( LogY ) t

x 2
93

10,5156
= = 0,05156
10

Berdasarkan perhitungan diata, maka dapat dicari ramalan penjualan es

balok setiap tahun dengan nilai loh a dan log b ke dalam rumus Log Y tt =

Log a + Log b (x), disamping mengganti nilai x dengan angka yang sesuai

pada tahun yang akan dicari ramalannya. Persamaannya yaitu: Log Yt1 =

9,21614 + 0,05156 (x)

Tabel 12
Estimasi Penjualan dengan Metode Trend Simple Exponential

(dalam rupiah)
1 1
Tahun Log a Log b (x) Log Y = Yt
t Yt Yt1
2001 9,21614 0,05156 (-2) 9,11302 = 1.297.239.010 - 33.200.560
2002 9,21614 0,05156 (-1 ) 9,16458 = 1.460.763.807 57.711.143
2003 9,21614 0,05156 ( 0 ) 9,21614 = 1.644.901.891 6.988.109
2004 9,21614 0,05156 ( 1 ) 9,2677 = 1.852.251.691 - 39.141.691
2005 9,21614 0,05156 ( 2 ) 9,31926 = 2.085.739.183 9.029.817
Sumber Data : Tabel 11 diolah

Estimasi penjualan es balok dari masing-masing metode trend tersebut

adalah:

Tabel 13
Hasil Estimasi dari ketiga Metode Trend Penjualan

(dalam rupiah)
Tahun Yt1 Yt1 Yt1
(Trend Linier) (Trend Kuadratik) (Trend Simple Exponential)
2001 1.277.237.250 1.288.987.242 1.297.239.010
2002 1.472.846.865 1.466.971.868 1.460.763.807
2003 1.668.456.480 1.656.706.486,94 1.644.901.891
94

2004 1.846.066.095 1.858.191.098 1.852.251.691


2005 2.059.675.710 2.071.425.702 2.085.739.183
Sumber Data : Tabel 8, 10, 12.

Berdasarkan hasil perhitungan ketiga metode trend diatas,

kemudian dicari metode trend yang paling cocok untuk memprediksi

peramalan penjualan es balok dengan menggunakan analisis selisih

kuadrat terkecil yaitu dengan formula sebagai berikut:

Tabel 14
Analisis Selisih Kuadrat Terkecil

Tahun Trend Linier Trend Kuadratik Trend Simple Exponential

(Yt Yt1)2 (Yt Yt1)2 (Yt Yt1)2


2001 1742.208.321.400.000 622.442.222.300.000 190.359.482.700.000
2002 2.081.922.141.000.000 2.652.567.455.000.000 82.868.062.860.000.000
2003 274.448.259.600.000 23.198.547.600.000 1.048.083.823.000.000.000
2004 1.596.523.618.000.000 2.032.305.397.000.000 472.010.560.100.000.000
2005 1.231.539.003.000.000 544.909.561.500.000 307.100.907.600.000.000

4.358.641.343.300.000 6.108.912.321.000.000.000 1.910.253.713.000.000.000


Sumber Data : Tabel 8, 10, 12 diolah

Hasil perhitungan analisis selisih kuadrat terkecil menunjukkan

bahwa metode trend linier mempunyai nilai estimasi terendah yaitu

sebesar Rp 1.498.627.662.000.000.000. Karena selisih yang terendah

menunjukkan peramalan yang mendekati kebenaran, maka metode trend

linier akan digunakan untuk meramalkan penjualan es balok.

Tabel 15
Estimasi Penjualan Es Balok

(dalam rupiah)
95

Tahun A bx Yt1
2006 1.668.456.480 195.609.615 ( 3 ) 2.255.285.325
2007 1.668.456.480 195.609.615 ( 4 ) 2.450.894.940
2008 1.668.456.480 195.609.615 ( 5 ) 2.646.504.555
2009 1.668.456.480 195.609.615 ( 6 ) 2.842.114.170
2010 1.668.456.480 195.609.615 ( 7 ) 3.037.723.785
2011 1.668.456.480 195.609.615 ( 8 ) 3.233.333.400
2012 1.668.456.480 195.609.615 ( 9 ) 3.428.993.015
2013 1.668.456.480 195.609.615 (10) 3.324.552.630
2014 1.668.456.480 195.609.615 (11) 3.820.162.245
1015 1.668.456.480 195.609.615 (12) 4.015.771.860
Sumber data : Tabel 7 diolah

Jadi, berdasarkan aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari

metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier,

maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan

karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami

peningkatan.

d. Pengawasan Peramalan

Dalam pengawasan peramalan metode yang dipakai adalah Kesalahan


Absolut Rata-rata (Average absolute error), dengan rumus:

AAE = Y Y 1

0
= =0
5
96

Jadi, berdasarkan pengawasan peramalan dengan metode

kesalahan absolut rata-rata dapat dikatakan bahwa dalam penelitian ini

tidak ada kesalahan karena hasil dari AAE adalah nol (0).

2. Analisis Aspek Keuangan

Analisis aspek keuangan perlu dilakukan untuk mengetahui seberapa

besar biaya yang akan dikeluarkan dan manfaat yang akan diterima

sehubungan dengan investasi yang akan dilakukan oleh perusahaan dengan

cara menganalisis:

a. Sumber Dana Investasi dan Kebutuhan Investasi

Perusahaan PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri dalam

merealisasi rencana investasi penggantian aktiva mesin produksi

membutuhkan dana sebesar Rp 1.200.000.000 dengan perincian sebagai

berikut:

Mesin Pendingin = Rp 1.170.000.000


Biaya Pemasangan = Rp 30.000.000 +
Total Investasi = RP 1.200.000.000
Mesin pendingin tersebut mempunyai umur ekonomis selama 10

tahun, dengan nilai residu sebesar Rp 50.000.000 dan metode penyusutan

yang digunakan adalah metode penyusutan garis lurus.

Harga Perolehan Nilai Residu


Depresiasi =
Umur Ekonomis
1.200.000.000 50.000.000
Depresiasi =
10
= Rp 115.000.000
97

Dana yang digunakan untuk membiayai investasi penggantian

tersebut berasal dari modal sendiri dan hutang jangka panjang serta hasil

penjualan mesin lama yang diperkirakan terjual sebesar Rp 85.000.000.

Mesin tersebut dibeli pada tahun 1990 seharga Rp 350.000.000 dan

mempunyai umur ekonomis 10 tahun dan nilai residu sebesar Rp

20.000.000, dengan perhitungan nilai residu sebagai berikut:

Tabel 16
Perhitungan Nilai Residu (Metode Garis Lurus)

Tahun Biaya Penyusutan Akm. Penyusutan Nilai Residu


0 350.000.000
1 33.000.000 33.000.000 317.000.000
2 33.000.000 66.000.000 284.000.000
3 33.000.000 99.000.000 251.000.000
4 33.000.000 132.000.000 218.000.000
5 33.000.000 165.000.000 185.000.000
6 33.000.000 198.000.000 152.000.000
7 33.000.000 231.000.000 119.000.000
8 33.000.000 264.000.000 83.000.000
9 33.000.000 297.000.000 53.000.000
10 33.000.000 330.000.000 20.000.000
Sumber data : PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Perhitungan pajak penghasilan atas penjualan mesin lama adalah sebagai

berikut:

Harga jual mesin lama = Rp 35.000.000

Harga beli mesin lama = Rp 350.000.000

Akm. Penyusutan = Rp 330.000.000

Nilai residu mesin lama = Rp 20.000.000

Keuntungan = Rp 15.000.000
98

Tarif pajak (10%) = Rp 1.500.000

Perincian sumber dana yang berasal dari penjualan mesin lama adalah

sebagai berikut:

Pajak Penghasilan + Penjualan Mesin Lama

Rp 1.500.000 + Rp 35.000.000 = Rp 36.500.000

Adapun perhitungan besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi

penggantian aktiva mesin produksi adalah sebagai berikut:

Harga beli mesin baru = Rp 1.170.000.000

Biaya pemasangan = Rp 30.000.000 +

Harga perolehan = Rp 1.200.000.000

Penjualan mesin lama = Rp 35.000.000

Pajak atas keuntungan-

Penjualan mesin lama = Rp 1.500.000 +

= Rp 36.500.000

Unitial investasi (Investasi Awal) = Rp 1.163.500.000

Jadi, besarnya dana yang dibutuhkan untuk investasi penggantian

aktiva mesin produksi sebesar Rp 1.163.500.000. Dana tersebut dibiayai

dengan modal sendiri sebesar Rp 763.500.000, dan sisanya sebesar Rp

400.000.000 dibiayai dengan hutang jangka panjang dari Bank Central

Asia (BCA) dengan tingkat bunga sebesar 17 % tiap tahun dari sisa hutang

selama 5 tahun.

1) Bunga
99

Perusahaan PT. Panca Wira UsahaUnit Pabrik Es Kasri Pandaan

dalam melaksanakan investasi penggantian mesin mendapat pinjaman

dari BCA sebesar Rp 400.000.000 dengan bunga sebesar 17 % setiap

tahunnya dari sisa hutang dalam jangka waktu 5 tahun. Berikut ini

peneliti akan menyajikan tabel angsuran dan bunga yang harus dibayar

oleh perusahaan setai tahunnya.

Tabel 17
Angsuran dan Bunga Yang Harus Dibayar Tiap Tahunnya
(dalam rupiah)
Kewajiban Membayar
Tahun Pinjaman Angsuran Bunga Jumlah
Pokok 17 %
pertahun
2006 400.000.000 80.000.000 68.000.000 148.000.000
2007 320.000.000 80.000.000 54.400.000 134.400.000
2008 240.000.000 80.000.000 40.800.000 120.800.000
2009 160.000.000 80.000.000 27.200.000 107.200.000
2010 80.000.000 80.000.000 13.600.000 93.600.000
Sumber data: Data Primer diolah

Keterangan

a) Besarnya angsuran tiap tahun

400.000.000
80.000.000
5

b) Besarnya bunga yang harus dibayar tiap tahun

1) 17 % x Rp 400.000.000 = Rp 68.000.000

2) 17 % x Rp 320.000.000 = Rp 54.400.000

3) 17 % x Rp 240.000.000 = Rp 40.800.000
100

4) 17 % x Rp 160.000.000 = Rp 27.200.000

5) 17 % x Rp 80.000.000 = Rp 13.600.000

2) Pajak

Pajak yang digunakan adalah pajak penghasilan menurut

Undang-Undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000 hal. 122, dengan tariff

pajak sebagai berikut:

Tabel 18
Tarif Pajak Penghasilan

No Besarnya Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak


1 Rp 0 s/d Rp 50.000.000 10 %
2 Diatas Rp 50.000.000 s/d Rp 100.000.000 15 %
3 Diatas Rp 100.000.000 30 %
Sumber data: UU Perpajakan No. 17 Tahun 2000

Perhitungan pajak perseroan disajikan pada lampiran 7

b. Aliran Arus Kas

1) Aliran Arus Kas Masuk (Cash In Flow)

Aliran kas masuk meliputi semua pemasukan kas sebagai hasil

investasi yang dilakukan oleh perusahaan, dimana perusahaan akan

membeli aktiva mesin produksi yang diharapkan dapat meningkatkan

kapasitas produksi yang sekaligus dapat meningkatkan pandapatan.

Arus kas masuk terutama datang dari hasil penjualan produk,

penjualan mesin lama dan pendapatan lain-lain.


101

2) Aliran Kas Arus Keluar (Cash Out Flow)

Aliran kas keluar meliputi semua pengeluaran yang berkaitan

dengan pembelian aktiva mesin produksi. Arus kas keluar terdiri dari

investasi proyek penggantian mesin, pembayaran angsuran, beban

bunga dan pajak perseroan.

Sebagai dasar dalam menghitung estimasi laba rugi (tabel 19) dan

arus kas (tabel 20) terlebih dahulu membuat estimasi penjualan es,

pendapatan jasa angkut es, pendapatan lain-lain, hpp, biaya operasional

(pemasaran).
102

Tabel 19
Estimasi Laba Rugi
2006 2015
PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Keterangan 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
Penjualan 2.255.285.325 2.450.894.940 2.646.504.555 2.842.114.170 3.037.723.785 3.233.333.400 3.428.993.015 3.624.552.630 3.820.162.245 4.015.771.860
Pendapatan Jasa 649.006.095 1.071.601.990 1.194.197.885 1.316.793.780 1.439.389.675 1.561.985.570 1.684.581.465 1.807.177.360 1.929.773.255 2.052.364.150
Angkut
Jumlah 2.904.291.420 3.522.496.930 3.840.702.440 4.158.907.950 4.477.113.460 4.795.318.970 5.113.574.480 5.431.729.990 5.749.935.500 6.068.135.010
HPP (1.039.753.951,2) (1.113.615.702,6) (1.187.477.452) (1.261.339.202,8) (1.335.200.853,1) (1.409.062.703,4) (1.482.924.454,7) (1.556.786.204) (1.630.647.954,4) (1.704.509.705,8)
Laba Kotor 1.864.537.468,8 2.408.881.227,4 2.653.224.988 2.897.568.747,2 3.141.912.506,9 3.386.256.266,6 3.630.650.025,3 3.874.943.786 4.119.287.545,6 4.363.626.304,2
By Operasi (585.644.305,8) (649.556.625) (713.468.944,2) (777.381.263,4) (841.293.582,6) (905.205.901,8) (969.118.221) (1.033.030.540,2) (1.096.942.859,4) (1.160.855.179,6)
(Pemasaran)
Laba Operasi 1.278.893.164 1.759.324.602,4 1.939.756.043,8 2.120.187.483,8 2.300.618.924,3 2.481.505.364,8 2.661.531.804,3 2.841.913.245,8 3.022.344.686,2 3.202.771.124,6
Pendapatan Lain-lain 34.973.946,4 39.419.144,6 43.864.342,8 48.309.541 52.754.739,2 57.199.937,4 61.645.135,6 66.090.330,8 70.535.532 74.980.730,2
EBIT 1.313.867.110,4 1.798.743.747 1.983.620.386,6 2.168.497.024,8 2.353.373.663,5 2.538.250.302,2 2.723.176.939,9 2.908.003.576,6 3.092.880.218,2 3.277.751.854,8
Biaya Bunga (68.000.000) (54.400.000) (40.800.000) (27.200.000) (13.600.000) - - - - -
Depresiasi Msn. (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000) (115.000.000)
Baru
EBT 1.130.867.110,4 1.629.343.747 1.827.820.386,6 2.026.297.024,8 2.224.773.663,5 2.432.250.302,2 2.608.176.939,9 2.790.003.576,6 2.977.880.218,2 3.162.751.854,8
Pajak Perseroan (321.760.133) (471.303.124,1) (530.846.115,8) (590.389.107,7) (649.932.098,9) (709.475.090,6) (764.953.081,7) (820.401.072,8) (875.864.065,4) (931.325.556,2)
EAT 809.106.977,4 1.157.040.622,9 1.296.974.270,8 1.435.907.917,1 1.574.847.564,6 1.713.775.211,6 1.843.223.850,2 1.969.602.503,6 2.102.016.152,8 2.231.426.298,6
Sumber Data: data Primer diolah

Tabel 20
Estimasi Arus Kas Bersih
2006 2015
103

PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan


Keterangan 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 2015
A. Arus Kas Masuk
1. Penjualan - 2.255.285.325 2.450.894.940 2.646.504.555 2.842.114.170 3.037.723.785 3.233.333.400 3.428.993.015 3.624.552.630 3.820.162.245 4.015.771.860
2. Pndptn. Js Agkt Es - 649.006.095 1.071.601.990 1.194.197.885 1.316.793.780 1.439.389.675 1.651.985.570 1.684.581.465 1.807.177.360 1.929.773.255 2.052.364.150
3. Penj. Mesin Lama 36.500.000 - - - - - - - - - -
4. Pndptn. Lain-lain - 34.973.946,4 39.419.144,6 43.864.342,8 48.309.541 52.754.739,2 57.199.937,4 61.645.135,6 66.090.330,8 70.535.532 74.980.730,2
Jumlah 36.500.000 2.939.265.384,4 3.651.916.074 3.884.556.782,8 4.207.217.491 4.529.868.199,2 4.942.518.907,4 5.175.219.615,6 5.497.820.320,8 5.820.471.032 6.143.116.740,2
B. Arus Kas Keluar
1. Penggantian Mesin 1.200.000.000 - - - - - - - - - -
2. Angsrn Kredit - 80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000 80.000.000 - - - - -
3. HPP - 1.039.753.951,2 1.113.615.702,6 1.187.477.452 1.261.339.202,8 1.335.200.953,1 1.409.062.703,4 1.482.924.454,7 1.556.786.204 1.630.647.954,4 1.704.509.705,8
4. By. Operasional - 585.644.305,8 649.556.625 713.468.944,2 777.381.263 841.293.582,6 905.205.901,8 969.118.221 1.033.030.540,2 1.096.942.859,4 1.160.855.179,6
5. By. Bunga - 68.000.000 54.400.000 40.800.000 27.200.000 13.600.000 - - - - -
6. Pajak Perseroan - 321.760.133 471.303.124,1 530.846.115,8 590.389.107,7 649.932.098,9 709.475.096,6 764.953.081,7 820.401.072,8 875.864.065,4 931.325.556,2

Jumlah 1.200.000.000 2.095.157.390 2.368.875.451,7 2.552.592.512 2.736.309.753,5 2.919.726.634,6 3.023.743.701,8 3.216.995.757,4 3.410.217.817 3.603.454.879,2 3.796.690.441,6
C. Selisih Kas 1.163.500.000 844.106.994,4 1.193.040.622,9 1.331.964.270,8 1.470.907.917,5 1.610.141.564,6 1.918.775.205,6 1.958.223.858,2 2.087.602.503,8 2.217.016.152,8 2.346.426.298,6

D. Nilai Residu Mesin 50.000.000

Arus Kas Bersih 2.396.426.298,6


Sumber Data: data Primer diolah
104

c. Biaya Modal (Cost of Capital)

Perhitungan biaya modal dilakukan dengan cara menambahkan

bunga standar Sertifikat Bank Indonesia (suku bunga SBI tanggal 16 Mei

2001) dengan premi resiko (besarnya premi resiko antara 5 % sampai

dengan 7 %).

Biaya modal = suku bunga SBI + Premi Resiko

= 12,15 % + 7 %

= 19,15 %

Jadi, besarnya biaya modal adalah 19,15 %, bunga ini akan

digunakan dalam perhitungan NPV.

d. Kriteria Penilaian Investasi

1) Metode Payback Period (PP)

Metode untuk menghitung periode yang diperlukan untuk dapat

menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan arus kas

bersih (net cash flow). Peneliti menggunakan Payback Period yang

arus kasnya didiskontokan dengan k (biaya modal) agar jumlah arus

kas yang didiskontokan tersebut nilainya sama dengan nilai sekarang

investasi dengan rumus sebagai berikut:

Arus Kas
Diskonto arus kas =
(1 k ) n
105

Tabel 21
Perhitungan Arus Kas yang Didiskontokan
(dalam rupiah)
Tahun Arus Kas Diskonto 19,15 % Arus Kas yang Didiskontokan
(1 + 0,1915)n Arus Kas
(1 0,1915) n
2006 844.106.994,5 1,1915 708.440.616,4
2007 1.193.040.622,9 1,4197 840.346.990,2
2008 1.331.964.270,8 1,6915 787.445.622,2
2009 1.470.907.917,5 2,0155 729.798.023,8
2010 1.610.141.564,6 2,4014 670.501.192,6
2011 1.918.775.205,6 2,8613 670.595.605,1
2012 1.958.223.858,2 3,4092 574.393.951,1
2013 2.087.602.503,8 4,0621 513.921.986,9
2014 2.217.016.152,8 4,8400 458.061.188,4
2015 2.346.426.298,6 5,7669 406.878.270,5

Sumber Data: Tabel 20 diolah

Arus kas keluar = Rp 1.163.500.000

Arus kas masuk tahap ke-1 = Rp (708.440.616,4)

Investasi belum tertutup = Rp 455.059.383,6

Capital Outlays
PP = x 1 Tahun
Proceeds Tahunan

455.059.383,6
= 840.346.990,2 x 1 Tahun

= 0,545 Tahun

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima

karena PP sebesar 2,08 tahun lebih kecil dari waktu pengembalian

yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 > 10).

2) Metode Avarage Rate of Return (ARR)


106

ARR adalah metode yang mengukur tingkat keuntungan rata-rata

yang diperoleh dengan tingkat investasi rata-rata, dimana hasil dari

perhitungan ini dinyatakan dengan prosentase. Langkah pertama yang

dilakukan adalah membuat estimasi Earning After Tax (EAT).

Tabel 22
Estimasi Earning After Tax (EAT)
(dalam rupiah)
Tahun EAT
2006 809.106.977,4
2007 1.158.040.622,9
2008 1.296.974.270,8
2009 1.435.907.917,1
2010 1.574.841.564,6
2011 1.713.775.211,6
2012 1.843.223.850,2
2013 1.969.602.503,6
2014 2.102.016.152,8
2015 2.231.426.298,6
13.903.489.115,6
Sumber data: Tabel 14 diolah

Jumlah EAT
Rata-rata EAT =
n

13.903.489.115,6
= = 1.390.348.911,56
10

1.390.348.911,56
ARR = x 100 %
1.163.500.000

= 119,5 %

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian

mesin produksi layak dilaksanakan karena ARR sebesar 119,5 %lebih


107

besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 % (119,5 % >

19,15 %).

3) Metode Net Present Value (NPV)

NPV diperoleh dengan jalan mencari selisih antara jumlah kas

yang masuk ke dalam dana proyek dengan kas yang keluar dari dana

proyek tiap tahunnya, dengan tingkat biaya modal (cost of capital)

yang digunakan.

Tabel 23
Net Present Value (NPV)
(dalam rupiah)
Tahun Arus Kas Masuk 19,15 % CFt
( CF ) (1 + 0,1915)n (1 k a ) n
2006 844.106.994,5 1,1915 708.440.616,4
2007 1.193.040.622,9 1,4197 840.346.990,2
2008 1.331.964.270,8 1,6915 787.445.622,2
2009 1.470.907.917,5 2,0155 729.798.023,8
2010 1.610.141.564,6 2,4014 670.501.192,6
2011 1.918.775.205,6 2,8613 670.595.605,1
2012 1.958.223.858,2 3,4092 574.393.951,1
2013 2.087.602.503,8 4,0621 513.921.986,9
2014 2.217.016.152,8 4,8400 458.061.188,4
2015 2.346.426.298,6 5,7669 406.878.270,5
16.978.205.386,3 29.6591 6.360.383.447,2
Sumber data: Tabel 20 diolah

n CFt
NPV = t - I0
t 1 1(1 k a )

NPV = 6.360.383.447,2 - 1.163.500.000 = 5.196.883447,2


108

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi diterima

dan layak dilaksanakan karena nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih

besar dari nol ( 0 ).

4) Metode Internal Rate of Return (IRR)

IRR adalah tingkat bunga yang bila digunakan untuk

mendiskontokan seluruh selisih kas pada tahun-tahun operasi proyek

akan menghasilkan kas yang sama dengan jumlah investasi proyek,

sehingga pada keadaan ini NPV = 0.

Tabel 24
Internal Rate of Return (IRR)
(dalam rupiah)
Tahun Arus Kas Masuk DF PV dari DF PV dari
35 % Arus Kas Masuk 36 % Arus Kas Masuk
2006 844.106.994,5 0741 625.482.282,9 0,735 620.418.641
2007 1.193.040.622,9 0,549 654.979.301,5 0,541 645.434.976,5
2008 1.331.964.270,8 0,406 971.309.992,1 0,398 530.121.779,5
2009 1.470.907.917,5 0,301 442.743.283 0,292 429.505.111,8
2010 1.610.141.564,6 0,223 359.061.568,8 0,215 346.180.436,3
2011 1.918.775.205,6 0,165 316.997.908,8 0,158 330.166.482,4
2012 1.958.223.858,2 0,122 238.903.310,7 0,116 227.153.967,5
2013 2.087.602.503,8 0,091 189.971.827,8 0,085 177.446.212,8
2014 2.217.016.152,8 0,067 148.540.082,2 0,063 139.672.017,6
2015 2.346.426.298,6 0,050 117.321.314,9 0,046 107.935.609,7
Total 3.764.910.872,7 3.554.035.235,1

Investasi 1.163.500.000 1.163.500.000

NPV 2.601.410.872,7 2.390.535.235,1


Sumber Data:Tabel 20 diolah

NPV1
IRR = i1 - (i2 i1)
NPV1 NPV2
109

2.601.410.872,7
IRR = 35 % - 2.601.410.872,7 - 2.390.535.235,1 (35% - 36%)

2.601.410.872,7
IRR = 35 % - 210.875.637,6 (1%)

IRR = 35 % - 12,37 %

IRR = 22,63 %

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi layak untuk

dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat bunga

relevan (19,15%).

5) Metode Profitability Index (PI)

Metode ini menghitung nilai sekarang penerimaan kas bersih

dimasa yang akan datang dengan nilai sekarang investasi.

6.360.383.447,2
PI =
1.163.500.000

PI = 5,47

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka usul investasi

penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan

karena PI sebesar 5,47 lebih besar dari 1 (5,47 >1).

6) Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)


110

MIRR merupakan merupakan suatu tingkat diskonto yang

menyamakan antara nilai sekarang dari nilai terminal (terminal value)

dengan investasi awalnya.

Tabel 25
Metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR)

Tahun Arus Kas Masuk (1 + k)n-t CF (1 + k)n-t


CF (1 + 0,1915)n-t
2006 844.106.994,5 4,8400 4.085.477.853,38
2007 1.193.040.622,9 4,0621 4.846.250.314,28
2008 1.331.964.270,8 3,4092 4.540.932.592,01
2009 1.470.907.917,5 2,8613 4.208.708.824,34
2010 1.610.141.564,6 2,4014 3.866.593.953,23
2011 1.918.775.205,6 2,0155 3.867.231.426,89
2012 1.958.223.858,2 1,6915 3.312.335.656,15
2013 2.087.602.503,8 1,4197 2.963.769.274,64
2014 2.217.016.152,8 1,1915 2.641.574.746,06
2014 2.346.426.298,6 1,0000 2.346.426.298,6
16.978.205.386,3 24,8922 36.679.360.943,58
Sumber Data: Tabel 20 diolah
n

CF (1 k
t 1
t a ) n 1
= I0
(1 MIRR) n

36.679.360.943,58
= 1.163.500.000
(1 MIRR) 10

36.679.360.943,58
(1 + MIRR)10 =
1.163.500.000

(1 + MIRR)10 = 31,525

10 log((1 + MIRR) = log 31,525

10 log (1 + MIRR) = 1,4987


111

1,4987
Log (1 + MIRR) =
10

Log (1 + MIRR) = 0,04987

(1 + MIRR) = 1,4121

MIRR = 1,4121 1

MIRR = 0,4121 = 41,21 %

Berdasarkan hasil analisis diatas, maka investasi penggantian

aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar

41,21 % lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % >

19,15 %)

D. Pembahasan

Hasil dari analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau dari

metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier, maka

dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan karena

penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan dari tahun

ke tahun.

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari

kriteria penilaian investasi dengan metode Payback Period (PP), diketahui bahwa

investasi penggantian aktiva mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit

Pabrik Es Kasri Pandaan layak untuk dilaksanakan karena PP sebesar 2,08 tahun

lebih kecil dari waktu pengembalian yang disyaratkan yaitu 10 tahun (0,545 >10).
112

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari

kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Avarage Rate of Return

(ARR), diketahui bahwa penggantian mesin produksi layak dilaksanakan karena

ARR sebesar 119,5 %lebih besar dari tingkat bunga relevan yaitu sebesar 19,15 %

(119,5 % > 19,15 %).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari

kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Net Present Value

(NPV), diketahui bahwa usul investasi diterima dan layak dilaksanakan karena

nilai NPV (5.196.883447,2) Lebih besar dari nol ( 0 ).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari

kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Internal Rate of Return

(IRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak

untuk dilaksanakan karena nilai IRR (22,63 %) lebih besar dari tingkat bunga

relevan (19,15 %).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari

kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Profitability Index (PI),

dapat diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk

dilaksanakan karena PI sebesar 2,02 lebih besar dari 1 (5,47 > 1).

Berdasarkan hasil analisis terhadap aspek keuangan yang ditinjau dari

kriteria penilaian investasi dengan menggunakan metode Tingkat Pengembalian

Internal yang Dimodifikasi (MIRR), dapat diketahui bahwa investasi penggantian


113

aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan karena MIRR sebesar 41,21 %

lebih besar dari tingkat biaya modal 19,15 % (41,21 % > 19,15 %).
114

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan, maka dapat diambil

kesimpulan sebagai berikut:

1. Berdaasarkan hasil analisis terhadap aspek pasar dan pemasaran yang ditinjau

dari metode peralaman penjualan dengan menggunakan metode trend linier,

maka dapat dikatakan bahwa investasi tersebut layak untuk dilaksanakan

karena penjualan es balok dari tahun ke tahun selalu mengalami peningkatan

dari tahun ke tahun.

2. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan

metode Payback Period (PP), diketahui bahwa investasi penggantian aktiva

mesin produksi pada PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

layak untuk dilaksanakan.

3. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan

metode Avarage Rate of Return (ARR), diketahui bahwa penggantian mesin

produksi layak untuk dilaksanakan.

4. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan

metode Net Present Value (NPV), diketahui bahwa usul investasi diterima dan

layak dilaksanakan.
115

5. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan

metode Internal Rate of Return (IRR), dapat diketahui bahwa investasi

penggantian aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan.

6. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan

metode Profitability Index (PI), dapat diketahui bahwa investasi penggantian

aktiva mesin produksi layak untuk dilaksanakan.

7. Berdasarkan hasil perhitungan terhadap aspek keuangan dengan menggunakan

metode Tingkat Pengembalian Internal yang Dimodifikasi (MIRR), dapat

diketahui bahwa investasi penggantian aktiva mesin produksi layak untuk

dilaksanakan.

B. Saran

Setelah diuraikan dari beberapa kesimpulan diatas tersebut, maka perlu

dikemukakan beberapa saran yang berhubungan dengan investasi yang mungkin

dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan di masa yang

akan datang.

Adapun saran-saran yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut:

1. Bagi Perusahaan

a. Mengingat analisis kelayakan investasi sangat penting terhadap

keberhasilan suatu rencana investasi dan dapat berdampak terhadap aspek-

aspek yang lain, maka perusahaan sebelum mengambil keputusan

investasi hendaknya investasi tersebut dianalisis dengan cermat.


116

b. Perusahaan dalam memperhitungkan biaya modal sebaiknya

menggunakan suku bunga berdasarkan Sertifikat Bank Indonesia ditambah

dengan premi resio karena perusahaan tersebut belum Go Public.

c. Perusahaan dalam memperhitungkan arus kas bersih sebaiknya

menggunakan pendekatan arus kas karena pendekatan tersebut telah

mengcover adanya angsuran kredit dan bunga pinjaman.

d. Hasil perhitungan analisis kelayakan investasi menunjukkan bahwa

investasi penggantian mesin pendingin mendatangkan keuntungan, dengan

demikian usulan investasi penggantian tersebut dapat diterima dan layak

untuk dilaksanakan guna kelancaran kegiatan operasional perusahaan di

masa yang akan datang.

2. Bagi Kreditur

Sebaiknya investor dalam menginvestasikan dananya pada suatu proyek

mempertimbangkan dengan cermat apakah proyek tersebut benar-benar layak

atau tidak untuk dilaksanakan, karena dengan begitu resiko kerugian yang

akan diderita oleh investor tersebut akan semakin kecil.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya peneliti selanjutnya dalam melakukan penelitian yang berhubungan

dengan kelayakan suatu proyek atau bisnis hendaknya memperhatikan aspek-

aspek yang dapat mempengaruhi kelayakan proyek tersebut, sehingga hasil

yang diperoleh nantinya benar-benar valid dan tidak menimbulkan dampak

yang negatif terhadap perusahaan atau organisasi yang melakukan proyek


117

tersebut, serta tidak menimbulkan dampak yang negatif pula terhadap faktor-

faktor lain yang berhubungan dengan perusahaan atau organisasi.

DAFTAR PUSTAKA
118

Amirullah dan Rindyah Hanafi. 2002. Pengantar Manajemen, Edisi Pertama,


Cetakan Pertama, Penerbit Graha Ilmu, Yogyakarta.

Apandi, Nasehatun. 2000. Budget dan Control, Penerbit Grasindo, Anggota IKAPI,
Jakarta.

Gitosudarmo, Indriyo dan Basri. 2002. Manajemen Keuangan, Edisi Keempat,


Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Husnan, Suad dan Suwarsono. 2000. Studi Kelayakan Proyek, Edisi Keempat
Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta.

Ikatan Akuntansi Indonesia. 2002. Standar Akuntansi Keuangan, Jilid Lengkap,


Penerbit Salemba Empat, Jakarta.

Kotler, Philip. 2000. Manajemen Pemasaran, Jilid I, Edisi Millenium, Penerbit PT.
Prehallindo, Jakarta.

Mardiasmo. 2003. Perpajakan, Edisi Lima, Cetakan Pertama, Penerbit Andi,


Yogyakarta.

Retnaningtyas, Diah. 2000. Analisis Kelayakan Investasi Aktiva Tetap Pada CV.
Palapa Lumajang.

Riyanro, Bambang. 2001. Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan, Edisi Keempat,


Cetakan Kedua, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sartono, R. Agus. 2001. Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi, Edisi Keempat,
Cetakan Pertama, Penerbit BPFE, Yogyakarta.

Sutojo, Sisiwanto. 2002. Studi Kelayakan Proyek, Konsep, Teknik dan Proses,
Penerbit PT. Damar Mulia Pustaka, Jakarta.

Syarafuddin, Alwi. 2002. Alat-alat Analisis Dan Pembelanjaan, Edisi Keempat,


Penerbit Andi Ofset, Yogyakarta.

Undang-undang Perpajakan. 2000. Penerbit Citra Umbara, Bandung.

Warsono. 2002. Manajemen Keuangan Perusahaan, Jilid I, Edisi Kedua, Penerbit


UMM Press, Malang.
119

Weston, J. Fred dan Copeland, Thomas. 2000. Manajemen Keuangan, Jilid I, Edisi
Kesembilan, Penerbit Erlangga, Jakarta.
120

Lampiran 1

Data Karyawan
2005
PT Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

No Keterangan Karyawan Karyawan Jumlah


Tetap Harian
1 Kepala Unit 1 - 1
2 Kepala Bag Administrasi 1 - 1
3 Kepala Sub Bag. Umum dan Tata Usaha 1 - 1
4 Pelaksana Urusan Ketatausahaan dan kasir 6 - 6
5 Pelaksana Urusan Kendaraan 7 - 7
6 Pelaksana Urusan Umum dan Keamanan 2 - 2
7 Kepala Sub Bag. Gudang 1 - 1
8 Kepala Sub Bag. Kesehatan 1 - 1
9 Kepala Bag. Produksi dan Pemeliharaan 1 - 1
10 Kepala Sub Bag, Produksi 1 - 1
11 Pelaksana Produksi 20 15 35
12 Kepala Sub Bag. Pemeliharaan 1 - 1
13 Pelaksana Urusan Pemeliharaan 4 - 4
14 Kepala Bag. Pemasaran 1 - 1
15 Pelaksana Pemasaran 4 - 4
16 Pelaksana Urusan Pengiriman 7 - 7
17 Pelaksana Urusan Penagihan 4 - 4
Jumlah 63 Orang 15 Orang 78 Orang
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 2
121

Data Mesin Produksi


2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

No Keterangan Jumlah
1 Turbin Air Merek Voith 2
2 Diesel, terdiri dari :
a. Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 6 V 17,5 / 22 B 2
b. Diesel Man Merek Turbo. Tipe W 8 V 17,5 / 22 B 2
3 Bak Pendingin atau Kuip 4
4 Mesin Pendingin 4
Jumlah 14 buah
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan

Data Mesin Produksi yang Rusak


PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Jenis Mesin : Mesin Pendingin

Tahun Pembelian : 1990

Harga Perolehan : Rp 350.000.000

Kapasitas Produksi : 22.000 Kg atau 880 Balok Es untuk sekali produksi

Umur Ekonomis : 10 Tahun

Nilai Residu : Rp 20.000.000


Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit PAbrik Es Kasri Pandaan

Lampiran 3

Analisis Pendapatan Jasa Angkut Es


2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
122

Tahun Yt X x2 xYt

2001 224.556.500 -2 4 - 449.113.000


2002 497.162.300 -1 1 - 797.162.300
2003 563.398.000 0 0 0
2004 769.734.250 1 1 769.734.250
2005 851.250.000 2 4 1.702.500.000
n 2.906.092.050 0 10 1.225.958.950
Sumber data: Data Primer diolah
Yt xYt
a= b=
n x2
2.906.092.050 1.225.958.950
= =
5 10
= 581.218.410 = 122.595.895

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 581.218.410 - 122.595.895 (x)

Estimasi Pendapatan Jasa Angkut Es


2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Tahun x a b (x) Yt1


2006 3 581.218.410 122.595.895 ( 3 ) 649.006.095
2007 4 581.218.410 122.595.895 ( 4 ) 1.071.601.990
2008 5 581.218.410 122.595.895 ( 5 ) 1.194.197.885
2009 6 581.218.410 122.595.895 ( 6 ) 1.316.793.780
2010 7 581.218.410 122.595.895 ( 7 ) 1.439.389.675
2011 8 581.218.410 122.595.895 ( 8 ) 1.561.985.570
2012 9 581.218.410 122.595.895 ( 9 ) 1.684.581.465
2013 10 581.218.410 122.595.895 (10) 1.807.177.360
2014 11 581.218.410 122.595.895 (11) 1.929.773.255
2015 12 581.218.410 122.595.895 (12) 2.052.369.150

Lampiran 4

Analisis Pendapatan Lain-lain


2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
123

Tahun Yt X x2 xYt
2001 9.916.259 -2 4 - 19.832.518
2002 11.230.500 -1 1 - 11.230.500
2003 12.575.000 0 0 0
2004 33.425.000 1 1 33.425.000
2005 21.045.000 2 4 42.090.000
n 108.191.759 0 10 44.451.982
Sumber data: Data Primer diolah
Yt xYt
a= b=
n x2
108.191.759 44.451.982
= =
5 10
= 21.638.351,8 = 4.445.198,2

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 21.638.351,8 4.445.198,2 (x)


Estimasi Pendapatan Lain-lain
2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Tahun x a b (x) Yt1


2006 3 21.638.351,8 4.445.198,2 ( 3 ) 34.973.946,4
2007 4 21.638.351,8 4.445.198,2 ( 4 ) 39.419.144,6
2008 5 21.638.351,8 4.445.198,2 ( 5 ) 43.864.342,8
2009 6 21.638.351,8 4.445.198,2 ( 6 ) 48.903.541
2010 7 21.638.351,8 4.445.198,2 ( 7 ) 52.754.739,2
2011 8 21.638.351,8 4.445.198,2 ( 8 ) 57.199.937,4
2012 9 21.638.351,8 4.445.198,26 ( 9 ) 61.645.135,6
2013 10 21.638.351,8 4.445.198,2 (10) 66.090.330,8
2014 11 21.638.351,8 4.445.198,2 (11) 70.535.532
2015 12 21.638.351,8 4.445.198,2 (12) 74.980.730,2
Sumber data: Data Primer diolah

Lampiran 5

Analisis Harga Pokok Penjualan (HPP)


2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
124

Tahun Yt X x2 xYt
2001 689.554.055 -2 4 - 1.379.108.110
2002 775.906.284 -1 1 - 775.906.284
2003 797.802.213 0 0 0
2004 955.976.698 1 1 955.976.698
2005 970.963.160 2 4 1.941.926.320
n 4.190.204.410 0 10 762.888.624
Sumber data: Data Primer diolah
Yt xYt
a= b=
n x2
4.090.843.500 738.617.504
= =
5 10
= 818.168.700 = 73.861.750,4

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 838.040.882 - 76.288.862,4 (x)


Estimasi Harga Pokok Penjualan (HPP)
2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Tahun x a b (x) Yt1


2006 3 838.040.882 76.288.862,4 ( 3 ) 1.066.907.469,2
2007 4 838.040.882 76.288.862,4 ( 4 ) 1.143.196.331,6
2008 5 838.040.882 76.288.862,4 ( 5 ) 1.219.485.194
2009 6 838.040.882 76.288.862,4 ( 6 ) 1.295.774.056,4
2010 7 838.040.882 76.288.862,4 ( 7 ) 1.372.062.918,8
2011 8 838.040.882 76.288.862,4 ( 8 ) 1.448.351.781,2
2012 9 838.040.882 76.288.862,4 ( 9 ) 1.524.640.643,6
2013 10 838.040.882 76.288.862,4 (10) 1.600.929.506
2014 11 838.040.882 76.288.862,4 (11) 1.677.218.368,4
2015 12 838.040.882 76.288.862,4 (12) 1.753.507.230,8
Sumber data: Data Primer diolah

Lampiran 6

Analisis Biaya Operasional (Pemasaran)


2001-2005
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Tahun Yt X x2 xYt
125

2001 198.237.718 -2 4 - 396.475.436


2002 402.481.972 -1 1 - 402.481.972
2003 429.320.976 0 0 0
2004 440.911.550 1 1 440.911.550
2005 498.584.525 2 4 997.169.050
n 1.969.536.741 0 10 639.123.192
Sumber data: Data Primer diolah
Yt xYt
a= b=
n x2
1.969.536.741 639.123.192
= =
5 10
= 393.907.348,2 = 63.912.319,2

Jadi persamaannya adalah Yt1 = 393.907.348,2 - 63.912.319,2 (x)

Lampiran 6

Estimasi Biaya Operasional (Pemasaran)


2006 - 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan

Tahun x a B (x) Yt1


126

2006 3 393.907.348,2 63.912.319,2 ( 3 ) 585.644.305,8

2007 4 393.907.348,2 63.912.319,2 ( 4 ) 649.556.625

2008 5 393.907.348,2 63.912.319,2 ( 5 ) 713.468.944,2

2009 6 393.907.348,2 63.912.319,2 ( 6 ) 777.381.263,4

2010 7 393.907.348,2 63.912.319,2 ( 7 ) 841.293.582,6

2011 8 393.907.348,2 63.912.319,2 ( 8 ) 905.205.901,8

2012 9 393.907.348,2 63.912.319,2 ( 9 ) 969.118.221

2013 10 393.907.348,2 63.912.319,2 (10) 1.033.030.540,02

2014 11 393.907.348,2 63.912.319,2 (11) 1.096.942.859,4

2015 12 393.907.348,2 63.912.319,2 (12) 1.160.855.179,6


Sumber data: Data Primer diolah

Lampiran 7

Perhitungan Pajak Perseroan


2006 2015
PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Tahun Rp 50jt Diatas Rp 50 Diatas Rp 10jt Pajak Perseroan
(10 %) Rp 100jt (30 %)
(15 %)
127

(1) (2) (3) (1)+(2)+(3)


2006 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 485.658.653,492 158.197.569,492
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 145.697.569,048
2007 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 516.510.975,886 167.453.292,766
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 154.953.292,766
2008 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 541.364.548,29 174.909.364,487
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 162.409.364,487
2009 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 569.217.503,674 183.265.251,102
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 170.765.251,102
2010 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 597.070.447 191.621.134,1
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 179.121.134,1
2011 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 624.923.390,362 199.977.017,109
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 187.477.017,109
2012 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 639.176.337,776 204.252.301,333
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 191.752.301,333
2013 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 653.429.286,15 208.528.785,845
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 196.028.785,845
2014 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 667.682.232,52 212.804.669,854
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 200.304.669,854
2015 10 % x Rp 50 jt 15 % x Rp 50 jt 30 % x Rp 681.935.179,9 217.080.553,97
= Rp 5.000.000 = Rp 7.500.000 = Rp 204.580.553,97

Lampiran 8

PT. PANCA WIRA USAHA


Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Harga Pokok Penjualan
2001 2005
(dalam rupiah)
Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
128

Bahan Baku Langsung


1. Persediaan Awal Bahan Baku 3.256.250 79.869.700 95.435.650 100.125.625 102.550.350
2. Pembalian Bahan Baku 261.802.336 215.089.225 200.000.000 189.600.000 170.860.500
3. Biaya Angkut 4.261.700 760.000 5.135.000 4.436.000 3.980.000
Jumlah Pembelian Bersih 266.046.036 219.849.225 205.135.250 194.036.000 174.840.500
Jml Bhn Baku Yg Tersedia utk Digunakan 269.320.286 299.718.925 300.570.900 294.161.625 277.390.850
Persediaan Akhir Bahan Baku 79.869.700 95.435.650 100.125.625 102.550.350 108.462.040
Jumlah Biaya Pemakaian Bahan Baku (1) 89.450.586 204.283.275 200.445.275 191.611.275 168.748.810

Tenaga Kerja Langsung (2) 195.838.800 142.857.284 235.842.343 264.789.371 276.825.000


Biaya Overhead Pabrik
1. Tenaga Kerja Tak Langsung 180.209.719 191.359.200 196.639.665 244.785.690 250.060.500
2. Listrik, Air dan telepon 99.897.750 102.452.500 108.728.000 110.578.250 117.112.500
3. Pajak Bumi dan Bangunan 11.586.123 12.728.750 13.539.376 15.117.162 17.260.500
4. Biaya Pemeliharaan Bangunan 4.442.400 5.248.350 7.322.350 10.578.250 13.975.250
5. Biaya Pemeliharaan Mesin dan 80.526.927 87.486.925 93.524.700 95.498.100 98.525.000
Peralatan 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000 10.000.000
6. Depresiasi Bangunan 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000 20.000.000
7. Depresiasi Mesin dan Peralatan 406.662.919 429.365.725 449.754.095 506.147.752 526.935.750
Jumlah Overhead Pabrik (3)
691.952.305 776.506.284 886.041.713 962.548.398 972.509.560
Harga Pokok Produksi (1) + (2) + (3) 5.926.750 8.325.000 8.925.000 97.164.500 103.739.200
Persediaan Awal Barang Jadi 697.879.055 784.831.284 894.966.713 1.059.712.098 1.076.248.760
Persediaan Barang Siap Dijual 8.325.000 8.925.000 97.164.500 103.739.200 105.285.600
Persediaan Akhir Barang Jadi 689.554.055 775.906.284 797.802.213 955.976.698 970.963.160
Harga Pokok Penjualan

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 9

PT. PANCA WIRA USAHA


Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Laporan Laba Rugi
2001 2005
Keterangan Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
2001 2002 2003 2004 2005
129

Penjualan Es 1.264.038.450 1.518.474.950 1.651.890.000 1.813.110.000 2.094.769.000


Pendapatan Jasa Angkut Es 224.556.500 497.162.300 563.389.000 769.734.250 851.250.000
Total Penjualan 1.488.594.950 2.015.637.250 2.215.279.000 2.582.844.250 2.946.019.000
Harga Pokok Penjualan (689.554.055) (775.906.284) (797.802.213) (955.976.698) (970.963.160)
Laba Kotor 799.040.895 1.239.730.966 1.417.476.787 1.626.867.552 1.975.055.840
Biaya Oprasional (Pemasaran):
a. Biaya Penjualan
1. Biaya Personil 83.940.143 267.049.893 281.679.651 289.362.350 342.875.000
2. Biaya Promosi (Iklan) 900.000 1.025.000 11.200.000 11.932.000 12.594.000
3. By. Penjualan Dlm Negeri 27.691.095 32.250.360 27.691.095 28.005.000 28.910.750
4. Depresiasi Kendaraan 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000 5.000.000
Angkut
b. Biaya Administrasi dan Umum 14.678.300 16.176.600 17.385.000 17.967.500 18.734.200
1. Pajak 1.924.250 2.100.600 2.796.000 3.042.000 3.764.550
Kendaraan 555.000 625.000 2.540.000 2.980.000 3.465.000
2. Alat Tulis 52.569.780 62.250.144 65.740.060 66.330.500 66.525.300
3. Komisi 7.810.200 9.224.300 9.300.000 9.875.000 9.968.000
(discount) 246.450 2.500.000 2.675.000 2.768.000 2.946.600
4. By. 2.922.500 4.280.075 3.314.170 3.649.000 3.798.125
Pemeliharaan Kndraan (198.237.718) (402.481.972) (429.320.976) (440.911.550) (498.584.525)
5. By. Perjalanan 600.803.177 837.248.994 988.155.811 1.185.956.002 1.476.471.315
Setempat 9.916.259 11.230.500 12.975.000 33.425.000 21.045.000
6. By. Perjalanan 610.719.436 848.479.494 1.001.130.811 1.219.381.002 1.497.516.315
Dinas (165.715.830,8) (237.043.848,2) (282.839.243,3) (348.314.300,6) (431.754.894,5)
7. By. Umum dan 445.003.605,2 611.435.645,8 718.291.567,7 871.006.701,4 1.065.761.420,5
Lain-lain
Jml. By. Operasional (Pemasaran)
Laba Operasional
Pendapatan Lain-lain
Laba Sebelum Pajak (EBT)
Pajak
Laba Setelah Pajak (EAT)
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
130

Lampiran 10
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2001
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas 30.525.000
Bank Central Asia (BCA) 21.975.250
Deposit BCA 60.500.000
Bank Rakyat Indonesia(BRI) 123.645.235
Piutang Dagang (Piutang Usaha) 163.349.500
Persediaan Bahan Baku 79.869.700
Pembayaran Uang Muka 5.997.000
Rekening Koran 369.150.000
Jumlah Aktiva Lancar 855.011.685

B. AKTIVA TETAP
Tanah 195.324.000
Bangunan 127.624.574
Akumulasi Depresiasi Bangunan 10.000.000
Mesin dan Peralatan 573.440.235
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan 20.000.000
Kendaraan 165.775.275
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor 5.000.000
Inventaris Kantor 15.439.450
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor 1.000.000
Piutang Usaha Jangka Panjang 61.837.500
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar 5.300.000
Jumlah Aktiva Tetap 1.108.741.034

Jumlah Aktiva 1.963.752.719


C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang 29.820.000
Hutang Pajak 76.273.600
Hutang Gaji yang Belum Dibayar 62.757.763,8
Hutang Lain-lain 300.000.000
Listrik, Air dan Telepon 99.897.750
Jumlah Passiva Lancar 568.749.112,2

D. PASSIVA TETAP
Hutang Jangka Panjang 500.000.000
Jumlah Passiva Tetap 500.000.000

E. MODAL
Modal Dasar 450.000.000
Laba Tahun Berjalan 445.003.605,2
Jumlah Modal 895.003.605,2
Jumlah Passiva 1.963.752.719
Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
131

Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA


Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2002

Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas 23.200.000
Bank Central Asia (BCA) 17.570.000
Deposit BCA 56.650.000
Bank Rakyat Indonesia(BRI) 113.125.275
Piutang Dagang (Piutang Usaha) 154.890.000
Persediaan Bahan Baku 95.435.650
Pembayaran Uang Muka 4.150.000
Rekening Koran 350.426.800
Jumlah Aktiva Lancar 818.447.725
B. AKTIVA TETAP
Tanah 185.324.000
Bangunan 117.624.574
Akumulasi Depresiasi Bangunan 20.000.000
Mesin dan Peralatan 553.440.235
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan 40.000.000
Kendaraan 160.775.275
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor 10.000.000
Inventaris Kantor 14.439.450
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor 2.000.000
Piutang Usaha Jangka Panjang 53.532.000
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar 6.350.000
Jumlah Aktiva Tetap 1.019.485.534

Jumlah Aktiva 1.837.933.259


C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang 33.740.000
Hutang Pajak 80.165.000
Hutang Gaji yang Belum Dibayar 60.050.143,2
Hutang Lain-lain 200.000.000
Listrik, Air dan Telepon 102.542.500
Jumlah Passiva Lancar 276.497.613,2

D. PASSIVA TETAP
Hutang Jangka Panjang 300.000.000
Jumlah Passiva Tetap 300.000.000
E. MODAL
Modal Dasar 450.000.000
Laba Tahun Berjalan 611.435.645,8
Jumlah Modal 1.061.435.645,8
Jumlah Passiva 1.837.933.259
132

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA


Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2003
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas 18.125.700
Bank Central Asia (BCA) 15.375.100
Deposit BCA 53.350.000
Bank Rakyat Indonesia(BRI) 110.768.450
Piutang Dagang (Piutang Usaha) 148.749.500
Persediaan Bahan Baku 100.125.625
Pembayaran Uang Muka 5.845.000
Rekening Koran 337.430.000
Jumlah Aktiva Lancar 789.769.375
B. AKTIVA TETAP
Tanah 175.324.000
Bangunan 107.624.574
Akumulasi Depresiasi Bangunan 30.000.000
Mesin dan Peralatan 533.440.235
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan 60.000.000
Kendaraan 155.775.275
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor 15.000.000
Inventaris Kantor 13.439.450
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor 3.000.000
Piutang Usaha Jangka Panjang 51.875.400
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar 9.275.000
Jumlah Aktiva Tetap 938.753.934
Jumlah Aktiva 1.728.523.309
C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang 35.876.000
Hutang Pajak 82.500.000
Hutang Gaji yang Belum Dibayar 83.127.413,3
Hutang Lain-lain 200.000.000
Listrik, Air dan Telepon 108.728.000
Jumlah Passiva Lancar 510.231.741,3

D. PASSIVA TETAP
Hutang Jangka Panjang 50.000.000
Jumlah Passiva Tetap 50.000.000

D. MODAL
Modal Dasar 450.000.000
Laba Tahun Berjalan 718.291.567,7
Jumlah Modal 1.168.291.567,7

Jumlah Passiva 1.728.523.309


133

Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Lampiran 10
PT. PANCA WIRA USAHA
Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2004
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas 20.975.250
Bank Central Asia (BCA) 14.895.259
Deposit BCA 49.100.000
Bank Rakyat Indonesia(BRI) 108.023.750
Piutang Dagang (Piutang Usaha) 150.825.000
Persediaan Bahan Baku 102.550.350
Pembayaran Uang Muka 7.025.000
Rekening Koran 305.363.000
Jumlah Aktiva Lancar 758.757.609

B. AKTIVA TETAP
Tanah 165.324.000
Bangunan 97.624.574
Akumulasi Depresiasi Bangunan 40.000.000
Mesin dan Peralatan 513.440.235
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan 80.000.000
Kendaraan 158.775.275
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor 20.000.000
Inventaris Kantor 12.439.450
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor 4.000.000
Piutang Usaha Jangka Panjang 750.000
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar 9.000.000
Jumlah Aktiva Tetap 658.353.534

Jumlah Aktiva 1.609.111.143


C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang 46.643.250
Hutang Pajak 67.725.000
Hutang Gaji yang Belum Dibayar 4..157.911,6
Listrik, Air dan Telepon 110.578.250
Jumlah Passiva Lancar 267.804.411,6

D. MODAL
Modal Dasar 450.000.000
Laba Tahun Berjalan 871.006.701,4
Jumlah Modal 1.321.006.701,4

Jumlah Passiva 1.609.111.143


Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
134

Lampiran 10

PT. PANCA WIRA USAHA


Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
Neraca
Per 31 Desember 2005
Keterangan Jumlah
A. AKTIVA LANCAR
Kas 21.337.074
Bank Central Asia (BCA) 16.526.047
Deposit BCA 50.750.000
Bank Rakyat Indonesia(BRI) 111.259.658
Piutang Dagang (Piutang Usaha) 153.111.040
Persediaan Bahan Baku 108.462.040
Pembayaran Uang Muka 8.324.806
Rekening Koran 327.046.344
Jumlah Aktiva Lancar 796.817.009

B. AKTIVA TETAP
Tanah 155.324.000
Bangunan 87.024.574
Akumulasi Depresiasi Bangunan 50.000.000
Mesin dan Peralatan 493.440.235
Akumulasi Depresiasi Mesin dan Peralatan 100.000.000
Kendaraan 145.775.275
Akumulasi Depresiasi Kendaraan Bermotor 25.000.000
Inventaris Kantor 11.439.450
Akumulasi Depresiasi Inventaris Kantor 5.000.000
Piutang Usaha Jangka Panjang 41.640.080
Uang Jaminan Jangka Panjang yang Belum Dibayar 8.481.000
Jumlah Aktiva Tetap 763.124.614

Jumlah Aktiva 1.559.941.623


C C. PASSIVA LANCAR
Hutang dagang 32.504.556,5
Hutang Pajak 96.864.350
Hutang Gaji yang Belum Dibayar 49.250.000
Listrik, Air dan Telepon 117.112.500
Jumlah Passiva Lancar 295.731.406,5

D. MODAL
Modal Dasar 450.000.000
Laba Tahun Berjalan 1.065.761.420,5
Jumlah Modal 1.293.460.217,5

Jumlah Passiva 1.559.941.623


Sumber Data: PT. Panca Wira Usaha Unit Pabrik Es Kasri Pandaan
135

SUKU BUNGA BANK INDONESIA


SUKU BUNGA SBI

Grafik Timeseries
Jangka Waktu Suku Bunga
3 Bulan 12.15 %
Dikeluarkan Tanggal : 5/17/2006
Jangka Waktu Suku Bunga
1 Bulan 12.50 %
Dikeluarkan Tanggal : 5/10/2006
Data Sebelumnya

Dari

Sampai

lihat
Jangka

Tingkat rata-rata tertimbang SBI tersebut tidak merupakan arah kebijakan BI, tetapi
hanya mencerminkan keseimbangan proses penawaran dan permintaan pasar. Sejak
penerapan ITF pada Juli 2005, arah kebijakan BI ditetapkan melalui besarnya BI rate
yang saat ini besarnya 12,15%.

Jl. MH. Thamrin 2 Jakarta 10110 Indonesia


Telp : (62-21) 381-7187 Fax : (62-21) 350-1867
2004 Hak Cipta Bank Indonesia
Links | Syarat & Kondisi| Kontak BI | Peta Situs

Anda mungkin juga menyukai