Anda di halaman 1dari 2

MEKANISME KERJA KLOROKUIN

Klorokuin dan derivatnya


Klorokuin ( 7- kloro-4-( 4 dietilamino-1-metil-butilamino) kuinolin adalah turunan
4-aminokuinolin.
Amodiakuin dan hidroksiklorokuin merupakan turunan klorokuin yang sifatnya
mirip klorokuin. Walaupun in vitro dan in vivo amodiakuin lebih aktif terhadap P.
falciparum yang mulai resisten terhadap klorokuin, obat ini tidak digunakan rutin
karena efek samping agranulositosis yang fatal dan toksik pada hati.
Merupakan agen antiinfeksi spektrum luas yang sebenarnya digunakan untuk
mencegah infeksi parasit malaria. Antimalaria ternyata berfungsi sebagai
immunosuppresive ringan dan bisa digunakan dalam waktu lama. Juga, bisa
merendahkan kolestrol darah dan berfungsi sebagai antikoagulan ringan. Biasanya
untuk merawat penyakit lupus. Obat yang paling sering adalah Plaquenil
(hydroxychloroquine sulfate) dan Aralen (chloroquine).
Mekanisme antiinflamasi pada obat antimalaria sebenarnya belum begitu jelas.
Namun, obat ini dikatakan bisa melakukan supresi respon limfosit T untuk mitogen,
pengurangan kemotaksis leukosit, stabilisasi enzim lisosomal, dan pembuangan
radikal bebas.

Farmakodinamik
Mekanisme kerja : menghambat aktivitas polimerase heme plasmodia. Polimerase
heme plasmodia berperanan mendetoksifikasi heme ferriprotoporphyrin IX
menjadi bentuk homozoin yang tidak toksik. Heme ini merupakan senyawa yang
bersifat membranolitik dan terbentuk dari pemecahan haemoglobin di vakuol
makanan parasit. Peningkatan heme di dalam parasit menimbulkan lisis membran
parasit.
Farmakokinetik
Absorpsi absorpsi klorokuin setelah pemberian oral terjadi lengkap dan cepat, dan
makanan mempercepat absorpsi ini. Sedangkan kaolin dan antasid yang
mengandung kalsium dan magnesium dapat mengganggu absorpsi klorokuin.
Sehingga, obat ini sebaiknya jangan diberikan bersama-sama dengan klorokuin.
Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 3-5 jam.
Distribusi 55% dari jumlah obat dalam plasma akan terikat pada non-diffusible
plasma constituent. Klorokuin lebih banyak diikat di jaringan , pada hewan coba
ditemukan klorokuin di hati, limpa, ginjal, paru, dan jaringan bermelanin
sebanyak 200-700 kali kadarnya dalam plasma. Sebaliknya, otak dan medulla
spinalis hanya mengandung klorokuin 10-30 kali kadarnya dalam plasma.
Metabolisme metabolisme klorokuin dalam tubuh berlangsung lambat sekali.
Waktu paruh terminalnya (T ) berkisar 30-60 hari.
Ekskresi metabolit klorokuin, monodesetilklorokuin dan bisdesetilklorokuin,
diekskresi melalui urin. Metabolit utamanya, monodesetilklorokuin, juga
mempunyai aktivitas anti malaria. Kadarnya sekitar 20-35% dari senyawa
induknya. Asidifikasi akan mempercepat ekskresi klorokuin.

Penggunaan Klorokuin pada SLE


Hidroklorokuin mulai diberikan sebagai terapi standar, digunakan pada lupus
derajat sedang atau sebagai kombinasi dengan obat lain pada lupus yang berat. Ada
beberapa studi menunjukkan pemakaian obat ini secara berkala dapat menurunkan
resiko kekambuhan penyakit. Hidroklorokuin juga memiliki efek pada lipid plasma
dan dapat menurunkan resiko komplikasi kadriovaksular. Pemakaian jangka panjang
Hidroklorokuin dapat menyebabkan retinopati, namun resiko ini dapar diminimalisasi
dengan mengatur pemberian tidak lebih dari 6 mg/kgBB/hari.

Anda mungkin juga menyukai