Farmakodinamik
Mekanisme kerja : menghambat aktivitas polimerase heme plasmodia. Polimerase
heme plasmodia berperanan mendetoksifikasi heme ferriprotoporphyrin IX
menjadi bentuk homozoin yang tidak toksik. Heme ini merupakan senyawa yang
bersifat membranolitik dan terbentuk dari pemecahan haemoglobin di vakuol
makanan parasit. Peningkatan heme di dalam parasit menimbulkan lisis membran
parasit.
Farmakokinetik
Absorpsi absorpsi klorokuin setelah pemberian oral terjadi lengkap dan cepat, dan
makanan mempercepat absorpsi ini. Sedangkan kaolin dan antasid yang
mengandung kalsium dan magnesium dapat mengganggu absorpsi klorokuin.
Sehingga, obat ini sebaiknya jangan diberikan bersama-sama dengan klorokuin.
Kadar puncak dalam plasma dicapai setelah 3-5 jam.
Distribusi 55% dari jumlah obat dalam plasma akan terikat pada non-diffusible
plasma constituent. Klorokuin lebih banyak diikat di jaringan , pada hewan coba
ditemukan klorokuin di hati, limpa, ginjal, paru, dan jaringan bermelanin
sebanyak 200-700 kali kadarnya dalam plasma. Sebaliknya, otak dan medulla
spinalis hanya mengandung klorokuin 10-30 kali kadarnya dalam plasma.
Metabolisme metabolisme klorokuin dalam tubuh berlangsung lambat sekali.
Waktu paruh terminalnya (T ) berkisar 30-60 hari.
Ekskresi metabolit klorokuin, monodesetilklorokuin dan bisdesetilklorokuin,
diekskresi melalui urin. Metabolit utamanya, monodesetilklorokuin, juga
mempunyai aktivitas anti malaria. Kadarnya sekitar 20-35% dari senyawa
induknya. Asidifikasi akan mempercepat ekskresi klorokuin.