BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Plak
2.1.1 Defenisi Plak
Plak adalah suatu lapisan lunak yang terdiri atas kumpulan mikroorganisme
yang berkembang biak di atas suatu matriks yang terbentuk dan melekat erat pada
permukaan gigi yang tidak dibersihkan. Banyak bakteri melekat pada pelikel film
glikoprotein yang terbentuk oleh saliva di enamel atau permukaan akar yang
terekspos. Kombinasi plak, pelikel dan bakteri disebut sebagai biofilm oral.
Akumulasi dan metabolisme bakteri yang melekat pada jaringan keras rongga mulut
ini adalah penyebab utama dari karies, gingivitis, dan periodontitis.6,7
Beberapa hasil penelitian menunjukkan komposisi mikroorganisme dalam plak
berbeda-beda. Pada awal pembentukan plak, bakteri kokus gram positif merupakan
jenis yang paling banyak dijumpai seperti Streptococcus mutans, Streptococcus
sanguis, Streptococcus mitis dan Streptococcus salivarius serta beberapa strain
lainnya. Streptococci merupakan spesies bakteri pertama yang menempel pada gigi
dan mengawali pembentukan plak. Spesies lainnya akan menginifiltrasi plak secara
progresif dan setelah beberapa hari menghalangi pertumbuhan, sehingga gram negatif
akan menjadi predominan.6,8
Organisme yang paling kariogenik adalah Streptococcus Mutans,
Streptococcus Sobrinus, dan basilus Lactobacillus. Pada penderita karies aktif jumlah
laktobacillus pada plak gigi berkisar 104 105 sel/mg plak. Organisme-organisme ini
tidak hanya memproduksi asam organik dengan cepat dari karbohidrat, mereka juga
dapat bertahan dalam lingkungan asam. Walaupun demikian S. mutans diakui sebagai
penyebab utama karies oleh karena mempunyai sifat asidogenik (memproduksi asam)
dan asidurik (resisten terhadap asam).6,8
Stephan (1940) dalam penelitiannya menunjukkan bahwa plak dental yang
terpapar sukrosa mampu dengan cepat memproduksi asam dan menyebabkan
penurunan pH, kemudian secara perlahan kembali ke nilai normal pH plak. Setelah
proses tersebut, hubungan sebab akibat dari asam kuat yang diproduksi oleh plak
merespon sukrosa, sehingga proses aktivitas karies mulai terbentuk. Proses
fermentasi yang dimulai dengan produksi asam organik kuat seperti asam laktat, asam
format, dan asam piruvat menyebabkan demineralisasi permukaan gigi.9
Hasil dari fermentasi bakteri dalam rongga mulut adalah penurunan pH dalam
waktu sekitar 4-5 menit, dan tahap penurunan pH ini berlanjut sampai beberapa jam
tergantung dengan keberadaan faktor proteksi saliva. Metabolisme bakteri terhadap
karbohidrat pada plak dapat menyebabkan turunnya pH dengan sangat cepat hingga
2-4 poin pada permukaan gigi. Demineralisasi yang menyebabkan karies sebanding
dengan level pH dan durasi kontak pH yang rendah dengan permukaan gigi.9
bagian bawah. Ion kalsium dapat membantu adhesi antara bakteri maupun bakteri
dengan pelikel. Sumber organik dan anorganik komponen adalah saliva. Jika terdapat
peningkatan konten mineral, massa plak dapat berkalsifikasi ke bentuk kalkulus.10
dan jika area kontak dari subjek cukup mengenai seluruh permukaan maka deposit
bakteri sangat minimal. Ketika mengkonsumsi diet lunak, gigi yang digunakan hanya
terkena sedikit atau tidak sama sekali permukaan gigi dan mendorong terjadinya
deposit dari bakteri. Akumulasi terbesar terdapat pada sisi yang tersembunyi pada
bagian yang tidak terkena gesekan dan pergerakan dari lidah. Regio interdental yang
berada di bawah daerah kontak merupakan sisi yang memiliki ketebalan plak
terbesar.10
Pada beberapa jam pertama, perlekatan jenis Streptococcus dan Actinomyces
pada pelikel merupakan awal dari kolonisasi. Pembentukan plak supragingiva diawali
oleh bakteri dengan kemampuannya membentuk polisakarida ekstraseluler yang
diikuti dengan perlekatan pada gigi dan yang lainnya termasuk pada Streptococcus
mitior, S. Sanguis, Actinomyces dan A. Naeslundi. Dua tahap pembentukan plak ini
membutuhkan waktu dalam 2 hari. Pertumbuhan plak disebabkan karena ikatan
multiplikasi internal dan deposisi pada permukaan gigi dengan masa multiplikasi
bakteri yang sangat lambat sampai plak menjadi matur.10
dari plak semakin meningkat lebih jauh dengan adanya gambaran bakteri motil
seperti Spirocaeta dan Vibros. Interaksi bakteri yang lebih jauh mengakibatkan
perbedaan jumlah dan jenisnya. Kolonisasi sekunder ini juga terbentuk dari beberapa
kelompok bakteri yang berasal dari plak subgingiva pada pembentukan selanjutnya.10
Pada proses ini plak sangat lunak, lapisan yang tidak terkalsifikasi merupakan
tempat akumulasi bakteri yang melekat pada objek lain seperti restorasi, gigi tiruan,
dan kalkulus. Lapisan tipis ini hampir terlihat dan dapat diperlihatkan hanya dengan
menggunakan disclosing agent. Lapisan ini terlihat adanya deposit warna kekuningan
atau abu-abu yang tidak dapat dihilangkan hanya dengan berkumur atau dengan
irigasi tetapi dengan menggunakan sikat gigi.10
vertikal. Menurut Wainwright dan Sheiham (2014), metode Bass adalah metode yang
paling efektif dan praktis sebagai metode menyikat gigi pada orang dewasa. 23
2.3.Indeks Plak
Terdapat beberapa jenis indeks plak yang sering digunakan yaitu Indeks Plak
Ramford, indeks plak OLeary dan indeks plak Loe & Silness. Indeks plak Ramford
adalah indeks plak yang menggunakan enam gigi untuk mengukur indeks plak. Gigi
yang dipilih diberikan disclosing solution dan akumulasi plak dihitung dengan
menggunakan kriteria dari P0-P3 seperti dibawah ini:
Indeks plak yang sangat sederhana dengan metode yang terjangkau untuk
mengevaluasi kebersihan rongga mulut di perkenalkan oleh OLeary dkk. Semua
permukaan gigi yang terkena disclosing solution dihitung. Gigi yang positif memiliki
plak dibagi dengan jumlah gigi yang dievaluasi dan hasilnya dikalikan 100 untuk
mendapatkan indeks presentasi. Dengan metode ini, distribusi topografi plak seluruh
gigi-geligi dapat dinilai dengan mudah.13
Indeks Plak (IP1) yang diperkenalkan oleh Loe & Silness sedikit berbeda
dengan indeks-indeks lain yang mengukur plak karena tidak didasarkan pada
perluasan plak melainkan pada ketebalan penumpukannya. Pengukuran dilakukan
pada empat sisi: distovestibular, vestibular, mesiovestibular dan oral. Alat yang
digunakan adalah kaca mulut dan sonde.14
Skor IP1 satu gigi dihitung dengan membagi jumlah skor pada keempat sisi
dengan empat. Skor IP1 individu dihitung dengan menjumlahkan skor per gigi, lalu
dibagi dengan jumlah gigi yang diperiksa. Indeks ini mempunyai kelebihan karena
dapat digunakan untuk penelitian longitudinal dan uji klinis.14
Tabel 2. Kriteria pemberian skor pada pengukuran Indeks Plak Loe & Silness14
Skala Kriteria
0 Tidak ada lapisan plak di daerah gingiva.
1 Ada lapisan tipis plak menumpuk ke tepi gingiva bebas dan
permukaan gigi yang berdekatan. Plak ditandai hanya dengan
menggesek-gesekkan sonde sepanjang permukaan gigi.
2 Penumpukan yang sedang dari deposit lunak didalam saku dan tepi
gingiva dan/atau permukaan gigi yang berdekatam, yang dapat dilihat
dengan mata telanjang.
3 Penumpukan yang banyak dari deposit lunak didalam saku dan/atau
pada tepi permukaan gigi yang berbatasan.
0,024% menthol digabungkan dengan 0,060% metil salisilat merupakan obat kumur
yang mempunyai efek yang serupa dengan chlorhexidine sebagai antiplak dan
antigingivitis namun tidak memiliki efek samping yang tidak diinginkan.
Dalam penelitian Santos (2003), penggunaan obat kumur yang mengandung
minyak essensial telah terbukti aman. Setelah 6 bulan pemakaian, dengan pemakaian
yang rutin, tidak terdapat kenaikan bakteri patogen di dalam rongga mulut. Berkumur
dengan obat kumur yang mengandung minyak esensial selama 6 bulan tidak
menunjukkan adanya stain pada gigi atau penumpukan kalkulus supragingival,
sedangkan chlorhexidine meningkatkan dua hal tersebut secara signifikan.16
Salah satu obat kumur dengan kandungan minyak esensial yang beredar luas di
masyarakat adalah Listerine. Cara kerja senyawa fenol ini adalah melawan sel bakteri
secara kompleks dan menyebabkan denaturasi protein yang mengakibatkan kerusakan
membran sel dan kebocoran dari komponen intraselular bakteri. Dengan kecilnya
efek samping yang merugikan dan manfaatnya sebagai antibakterial, senyawa fenolik
ini telah digunakan sebagai obat kumur untuk mencegah oral kavitas.17
Mekanisme aksi dari obat kumur yang mengandung minyak esensial adalah
sebagai bahan antibakteri. Paparan obat kumur dengan kandungan minyak esensial
selama 30 detik menghasilkan perubahan permukaan sel morfologi patogen yang
menyebabkan sel bakteri kehilangan integritas membran. Perubahan permukaan sel
juga dapat mengubah kolonisasi bakteri yang berpotensi mempengaruhi pertumbuhan
dan metabolisme organisme bakteri. Komposisi ekstrak fenolik berperan sebagai
antimikrobial dengan mekanisme sebagai berikut:17
Menyebabkan denaturasi protein pada bakteri
Mengubah membran sel bakteri
Mengubah aktivitas enzim pada bakteri
Menyebabkan perforasi pada membran sel dan menyebabkan konten
intraselular mengalir keluar dengan cepat.
Mengubah fungsi neutrofil dengan menekan pembentukan dan radikal bebas
yang ada dihasilkan dalam neutrofil dan dengan mengubah kemotaksis
neutrofil.
1. Pembentukan
Pelikel
2. Kolonisasi Awal
Plak
3. Kolonisasi
Sekunder dan
Pematangan Plak