HISTEREKTOMI VAGINAL SEBAGAI CARA
PENGANGKATAN KANDUNGAN UNTUK
MENINGKATKAN KUALITAS HIDUP WANITA
UNIVERSITAS GADJAH MADA
Pidato Pengukwhan Jabatan Guru Besar
Pada Fakuitas Kedokteran
Universitas Gadjah Mada °
Diucapkan di depan Rapat Terbuka Majelis Guru Besar
Universitas Gadjah Mada
pada tanggal 24 Juni 2009
di Yogyakarta
Oleh
Prof. Dr. dr, H. Ibnu Pranoto, Sp.OG(K), Sp.And,Bismillaabirrohmaanirrohiim
Assataamu‘alaikum warrahmatullaahi wabarokaatuh
Yang saya hormati,
Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Wali Amanat Universitas
Gadjah Mada,
Ketua, Sekretaris, dan Anggota Majelis Guru Besar Universitas
Gadjah Madu,
Ketua, Sekretaris, dan Anegota Senat Akademikt Universtias Gadjah
Mada,
Rekior, Wakil Rektor Senior, dan para Wakil Rektor Universitas
Gadjah Mada,
Dekan dan para Wakil Dekun di lingkungan Universitas Gadjai
Mada, Segenap Sivitas Akademika Universitas Gadjah Muda,
Para Tamu Undangun, Teman Sejawat, para Dosen, Mahasiswa, dan
sengk Keluarga yang saya cintal,
Pertama-tama perkenankanlah saya menyampaikan puji syukur
kehadirat Allah SWT, yang telah scnantiasa melimpahkan rahmat,
nikmat, dan karunia-Nya, sehingga pada han imi kita semua dapat
berkumpul dalam keadaan schat wal’afiat, untuk mengikuti Rapat
Terbuka Majelis Guru Besar Universitas Gadjah Mada. Selanjuinya
saya ingin menghaturkan terima kasih yang tidak terhingga kepada
Ketua dan Sekretaris Majelis Gueu Besar, yang telah memberikan
kesempatan kepada saya untuk menyampaikan pidato pengukuhan
saya sebagai Guru Besar dalam bidang Obstetri dan Ginckologi, di
Balai Senat Universitas Gadjah Mada. Adapun pidato pengukuhan
saya bexudul:
Histerektomi Vaginal sebagai Cara Pengangkatan Kaoduogan
untuk Meningkatkan Kualitas Hidup Wanita
PEMBUKAAN
Saudora sekalian yang saya hormati
Judul ini sengaja saya pilih setelah sekian lama menangani2
wanita-wanita yang diangkat kandungannya, yang bukan hanya oleh
karena prolaps uteri saja, Pendekatan kepada keluarga khususnya
pasien dan berkontemplasi. merefleksikan setiap langkah perjalanan
hidup saya dalam memahami ilmu, menelach, mengaplikasikan,
bahkan mendesiminasikan kepada para mahasiswa, teman sejawat,
dan berbagai kalangan.
dni juga menjadi bagian panjang dari perjalanan hidup saya
dalam menyerap ilmu, yang temyata tidak pemah berujung,
menembus batas wakiu, jarak, dan ruang yang tak berdinding.
Dimensi ilmu yang demikian luas dan tak bertepi membuat saya
tierasa sémakin jazh dart sempuma. Pengetahuan yang bisa saya
serap temyata hampir tidak berarti dibandingkan dengan kekayaan
ilmu yang ada di alam semesta ini. Saya menyadari, bahwa semakin
banyak saya memperoleh ilmu, semakin kelihatan kecil dan terbatas
kemampuan saya.
Allah Maha Besar dengan segala karunia-Nya.
PENDAHULUAN
Para hadirin yang saya mutiakan,
Histerektomj adalah tindakan pengangkatan uterus yang
mempakan operasi ginekologi mayor paling sering dilakukan setelah
seksio sesaria. Tindakan histerektomi dilakukan sebanyak 6,1-8,6
tindakan per 1000 wanita di seluruh dunia dan sekitar 75% telah
dilakukan pada wanita usia 20-40 tahun. Pada usia 60 tahun, 30%
Wanila Amerika telah menjalani operasi ini dan hampir 90%
disebabkan kelainan yang bersifat jinak terutama fibroid. Histerektomi
merupakén pengobatan definitif untuk gangguan perdarahan uterus
dan memiliki tingkat kepuasan yang paling tinggi dibandingkan
berbagai bentuk penegobatan lainnya. Histerektomi merupakan
tindakan operasi yang aman dengan kerusakan organ visceral berkisar
0,5-2% dan tingkat kematian sebesar 9,5-2 per 1000. Histerektomi
telah berkembang pesat dalam beberapa tahun terakhir, dari operasi
yang semula memerlukan irisan abdomen yang besar dan
penyermbuhan yang lara scperti histerektomi abdominal total dan
subtotal menjadi prosedur dengan risiko invasif yang minimal seperti3
histerektomi vaginal, laparoseopieetly assisted vaginal hystereeroamy
dan histerektomi laparaskopik.
Indikasi paling sering dilakukannya histercktomi adalah mioma
uteri atau fibroid yang merupakan penyebab utama menoragia.
Indikasi lainnya adalah perdarahan uterus disfungsienal, prolaps uteri,
endometriosis, keganasan pada setviks, endometrium dan ovarium,
Histercktomi juga berkaitan dengan kasus obstctri seperti perdarahan
post partum] yang musif karena atomia uteri atau ruptur uteri,
endomeiritis septik dengan pyometra dan inversi ute’ dengan
komplikasi. Histerektomi juga dilakukan schagai manajcmen pada
kehamilan ektopik yang berimplantasi pada serviks atau comu dan
pada penyakil tropoblastik gestasional yang tidak respon kemoterapi
(Lefebvre, efaf, 2002),
Saat ini terdapat 3 macam histcrektomi, yaitu abdominal,
vaginal dan laparoskopik. Histerektonm abdominal biasanya dilakukan
pada keganasan ginckologi, sedangkan kelainan pelvis yang lain
seperti endometriosis atau adhesi atau a uterus membesar,
histerektomi abdominal telap merupakan pilihan jika uterus tidak
dapat dikeluarkan dengan metode yang lainnya. Histercktomi vaginal
awalnya hanya dilakukan untuk prolaps uteri tetapi saat ini juga
dikerjakan pada kelainan menstruasi dengan ukuran uterus yang relatif
nomial, Histerektomi vaginal metiliki risike invasif yang lebih
rendah dibandingkan histercktomi abdominal. Pada histerektomi
laparoskopik, ada bagian operasi yang dilakukan secara laparoskopi
(Garry, 1998),
Histerektomi abdominal lebih diminati sebanyak 3 kali lipat
dibandingkan histerektomi vaginal walaupun memiliki morbeditas
yang lebih tinggi, penyembuhan yang lebih Jambat dan lebih mahal
biayanya. Melihat hal tersebut, seharusnya histercktomi vaginal pada
kasus bukan prolaps uterus dijakukan pada pasien yang memenuhi
kriteria yaitu besar uterus tidak lebih dari usia kehamilan 12 minggu
atau kurang dari 280 gram, tidak ada endometriosis atau tidak (erdapat
imobililas uterus akibat perlckatan dengan juringan sekitamya (Hetal,
2006).SEJARAH
Para hadirin yang saya ntuliakan,
Sebenamya, histercktomi vaginal merupakan salah satu tindakan
operasi besar paling lama yang pemah dilakukan oleh manusia,
berdasarkan referensi dari jaman Hiprokrates pada abad ke-3 sebelum
Masehi dan selanjumya ditulis oleh Soranus dari Ephesus pada tabun
120 setelah Masehi. Sedangkan pendekatan abdominal ' baru
dikembangkan 150 tahun yang lalu, dimana Burmham melakukan
histercktomi abdominal pertama kali dan bethasil pada tahun 1853.
Meskipun kedua presedur itu awalnya memiliki morbiditas dan
mortalitas yang tinggi, namun médifikasi teknik dengan sedikit
pemakaian sutura, kemajuan dalam antiseptik dan anestesia serta
pemakaian antibiotika yang adekuat telah menjadikan tindakan
histerektom? aman dan merupakan operasi utama yang paling sering
dilakukan di dunia setelah operasi sesar. Incvasi-inovasi baru yang
ada misalnya perkermbangan sistem pemberian hormon intra uterina
dan pengembangan teknik bedah dengan invasi minimal misalnya
ablasi endometrium, diharapkan bisa mengurangi tindakan
histerektomi (Kovac dan Zimmerman, 2007).
PROSEDUR OPERAS1
Para hadirin yang saya multakan,
Histerektomi merupakan operasi yang terencana dan terdapat
waktu untuk persiapan tindakan schingge dapat meminimalkan.
morbidilas. Untuk mendapatkan hasil optimal bagi dokter dan pasien
itu sendiri, diperlukan persiapan figik yang baik antara lain terjaganya
kebugaran. Kesulitan operasi, peningkatan risiko perioperatif, risiko
tromboemboli, infeksi luka, hematoma dan infeksi respiratoris paska
operasi dapat terjadi pada keadaan kegemukan. Anemia meningkatkan
Tisikg infeksi loka postoperatifdan menghambat proses penyembuhan.
Diperlukan pengosongan rektum sebelum menjalani operasi sehingga
dapat menghindari rasa tidak nyaman selelah operasi dan konstipasi.
Pemeriksaan aboratorium dasar meliputi pemeriksaan
hematologi dan biokimia, urinalisis, elektrokardiografi dan conigen5
dada. Antibiotik profilaksi diberikan sefalosporin generasi pertama
dosis tunggal. Pemakaian antibiotika profilaksi terbukti bisa
mengurangi risiko mfeksi postoperatif.
Sebelum melakukan tindakan operasi harus dimintakan iin
tertulis (infarmed consent) kepada pasien dan keluarganya. [jin ini
memerlukan tiga elemen yaitu kemauan, kapasitas dan pengetahuan.
Pemakaian anestesi baik secara anestesi umum atau regional
telah banyak dilakukan, dengan kesimpulan yang tidak banyak
berbeda, meskiput lebih dipilih anestesi regional (Pranoto, 2006 ).
Histerektomi Abdominal
Histerektomt abdominal juga dilakukan pada perdarahan uterus
disfungsional, mioma uterus, dan prolaps uteri, dimana frekuensi
terjadinya komplikasi lebih tinggi pada tindakan yang dilakukan atas
indikasi mioma. (Bashir, et.e/, 2005). Hasil penelitian saya di RS. Dr.
Sardjito Yogyakarta tahun 2006 menunjukkan scbanyak 87,6%
histerektomi abdominal dilakukan atas indikas! mioma uteri, 2,1%
atas indikasi perderahan uterus disfimgsienal dan 0,8% dilakukan atas
indikasi prolaps uterus (Pranoto, 2006).
Dibandingkan dengan metode lainnya, histercktomi abdominal
lebih mudah dan luas melihat medan operasi, tetapi berkaitan dengan
penode infeksi dan demam yang lebih lama, masa mondok yang lebih
lama, serta kehilangan darah yang lebih banyak. Selain itu infoksi luka
operasi pada dinding abdomen juga lebih besar (Johnson, ef af, 2008;
Pranoto, 2006}. Histerektomi abdominal memiliki risiko ileus yang.
lebih tinggi secara signifikan dibandingkan pendekatan histerektomi
yang lain. Cidera usus dan emboli paru terjadi sekitar 1% sedangkan
pada histerektomi vagina! ha] tersebut tidak perah terjadi (Harmanli,
2004).
Komplikasi secara keseluruhan adalah 19,8% pada histcrektomi
abdominal dan 9,3% pada histerektomi vaginal (McCracken, cat.
2006).
Histerektomi Vaginal
Histerektomi vaginal dapat dilakukan pada keadaan perdarahan
uterus disfungsional, leiomioma uterus, prolaps uterus, keganasan6
serviks stadium awal., adencmiosis dan hiperplasia endometrial
(Thompson, et.a?.. 2008} Pengalaman saya dalam melakukan
histerektomi vaginal pada kasus karsinoma vagina yang disertai
prolaps uterus memberikan hasil yang baik dan morbiditas yang
rendah (Pranoto, 2008). Di RS. Dr. Sardjito, indikasi melakukan
histerektomi vaginal terbanyak adalah prolaps uterus yaitu 79,1%
kemudian mioma ten sebanyak 20,9% (Pranoto, 2006).
Kontraindikasi histerektomi vaginal adalah apabila jalur vaginal
udak memungkinkan atau ketika terdapat kondisi patologis yang lebih
Serius seperti endometriosis, pelvic adhesive disease, adnexal
pathology, chronic peivie pain, dan chronic pelvic inflammatory
disease. *
Banyak ahli bedah ginekologis tidak melakukan histerekiomi
vaginal pada kasus dengan riwayat operast pelvis sebelumnya
{misalnya satu atau lebih scksic sesarea), uterus dengan besar lebih
dari 16 minggu atau bila diperlakan ooforektomi dan karena
keganasan (Thompson, e7.a/., 2008).
Bukit klinis menunjukkan bahwa pasien yang menjalani
histerektomi vaginal menunjukkan morbiditas yang rendah, rasa nyeri
yang lebih ringan. kesembuyhan lebik cepat dan lebih cepat kembali
menjalankan aktiviias normal, biaya perawatan vang relatif rendah
dibandingkan histerektomi abdominal. Histerektomi abdominal total
memiliki risiko komplikasi 1.7 kali lebih tmggi dibandingkan
histerektomi vaginal. Seeura estetik, histerektomi vaginal juga tidak
menimbulkan sikatrik yang tampak (Neil, et.al, 2005; Kovac, 1995).
Kehilangan darah pada operasi histerektorni vaginal lebih sedikit
dibandingkan dengan histerektomi abdominal {251,62+ 253,74 ml vs
699.17 + 291,77 mi, p<0,001}, sehingga wansfusi darah lebih banyak
diberikan pada pasien yang menjalani histerektomi abdominal yaitu
45% vs 186% (Pranato, 2006).
Pendekatan vaginal sebaiknya dijadikan pilihan yang utama
untuk dikerjakan pada pasien. Kegagalan memberikan perawatan
vaginai bisa dianggap melanggar etika dasar cereris paribus, Dalam
prinsip ini dikatakan bila ada dua pendekatan yang mungkin untuk
mencapai tujuan medis, dokter bedah kadang kala bertindak tidak etis
bila mempergunakan cara yang lebih menyebabkan kesakitan/
morbidilas dibanding cara yang lainnya. Setiap dokter bedahnT
kandungan harus selalu berlatth dan mencari pengalaman baru
diperlukan untuk memaksimalkan tindakan operasi vaginal tcrutama
dalam melakukan histerektomi, olch karena dengan pendckatan
operas; melalui salurad alarm tentunya menuliki ngkat mvyasi yang
minimal dan memberi manfaat maksimal bagi pasion. Bila
histerektomi vaginal dilakukan, tentu bahayanya lebih kecil dan
komplikasi dapat dihindari. Tak satupun aturan ctika yang membatasi
pendckatan yang lebih baik dalam operasi atas dasar kurany
terlalihnya seorang dokter bedah. Tak ada kealuian operasi khusus
yang menperbolehkan pemakaian pendekatan suboptimal untuk
mengatasi masalah atas dasar ketidakmampuan dokter dalam
melakukan operast yang terbaik. flistercklomi vagina! — tetap
merupakan cara terbaik untuk operasi penganykatan uterus, Operasi
melalui vagina ini tidak mengakibatkan kematian pasien dan dapat
meningkaikan kulitas kehidupan atau wetfere pasien.
Vagina merupakan fuang yang terbatas untuk operasi, maka
jumlah instrumen yang dipergunakan pada setiap tik selania prasedur
ini harus dijaga tetap minimal untuk mencegah terbatasnya pundangan
daiam mang operasi. Banyaknya instramen yang dipergunakan selama
operasi berbanding terbalik dengan ketrampilan dokter bedah, dan
kualttas perlengkapan berbanding langsung dengan ketrampilan dokicr
bedahinya. Instrumen dan perlengkapan yang diperlukan untuk
histerektomi vaginal lebih sederhana dibandingkan histerekromi
abdominal. . .
Komplikasi Iisterektomi Vaginal
Beberapa dokter bedah metakai larutan encer indigo caratae
atau methylene blve unluk memastikan adanya cedera operasi yang
mungkin terjadi pada kandung kemih pada saat histercktomi vaginal,
Bila dimasukkan pada kandung kemih, setiap kebocoran bisa terlihat
pada medan operasi sebingga lokasi jejas segera diketahui untuk
ditokalisasi. Bila terjadi jejas sistotomi yang tak sengaja. maka
dipertukan bisterektomi vaginal yang lengkap sebelum memperbaiki
kandung kemih. Kandung kemih ini harus demobikisasi secara adckuat
disckitar jejas operasi untuk memudahkan dokter bedah mefakukan
evaluasi sclengkapnya, sejauh mana luasan sistotomi yang akan.kandungan harus selalu berlatih dan mencari penyalaman bari yang
diperlukan untuk memaksimalkan tindakan operasi vaginal tcrutama
dalam melakukan histercktomi, oleh karena dengan pendekataty
operasi melalui saluran alami tentunya memiliki tingkat mvasi yang
minimal dan member} mantaat maksimal bagi pasien. Bila
histerekiomi vaginal dilakukan, tentu bahayanya lebih keeil dan
komplikasi dapat dihindari, ‘Tak satupun aturan ctika yang membatasi
pendckatan yang lebih baik dalam operasi atas dasar kurang
terlatihnya seorang dokter bedah. Tak ada keahlian operasi kbusus
yang, memperbolehkan pemakaian pendekatan suboptimal untuk
TMengatasi masalah atas dasar ketidakmampuan dokter dalam
melakukan operasi yang terbaik, Ulistercktomi vaginal tetap
merupakan cara terbaik untuk operasi pengangkatan uterus, Operasi
melalui vagina ini tidak mengakihatkan kematian pasien dan dapat
Mmeningkatkan kulitas kebidupan atau treifare pasien
Vagina merupakan ruang yang terbatas umtuk operasi, muka
jumlah instrumen yang diperguoakan pada setiap Litik selama prosedur
int harus dijaga tetap minimal untuk mencegah terbatasnya pandangan
dalam ruang operasi, Banyaknya insiremen yang dipergunakan sclama
operasi berbanding terbalik dengan ketrampilan dokter bedah, dan
kualitas perlengkapan berbanding langsuig dengan ketrampilan dokter
hedabnya. Instrumen dan perlengkapan vang diperlukan untuk
histerektomi vaginal lebih sederhana dibandingkan histerektomi
abdominal. ‘ .
Komplikasi Histerektomi Vaginal
Bebcrapa dokter bedah memakai larutan cneer indigo carnine
atau meladene dive untuk memastikan adanya cedera operasi yang
mungkin terjadi pada kandung kemih pada saat histercktomi vaginal.
Bila dimasukkan pada kandung kemih, setiup kehocoran bisa terlihat
pada medan opcrasi sehingga lokasi jejas’ scgera dikctahu untuk
dtlakalisasi. Bila terjadi jeias ststotomi yang tak seng maka
diperlukan histercktomi vaginal yang Jengkap schelum memperhaiki
kandung kemih. Kandung keiih ind harus dimobilisasi secara adekuat
disekitar jejas operasi untuk memudahkan dokter bedah melakukan
evaluasi sclengkapnya. sejauh mana luasan sistotomi yang akan8
dilakukan dan untuk memastikan bahwa perbaikan itu bisa selesai
lanpa regangan yang berlebihan.
Prosedur Histerekiomi Vaginal
Para hadirin yang saya mutiakan,
Ada beberapa cara mengeluarkan uteras saat histerekiomi
vaginal, yaitu tehnik morcclasi uterus transvaginal, tehnik hemiseksi
dan tehnik coring intramyometrial (Kovac, 1995).
Penutupan peritoneum seringkali dilakukan. Saya tidak pernah
lupa untuk tidak meninggalkan peritoneum telap terbuka dan
Themperkuat puncak vagina untuk memastikan tidak ada enterosel atau
prolapsus puncak vagina sesudah operasi.
Tujuan utama penutupan puncak vagina adalah mendekatkan
tepi-tepi vagina dalam garis yang halus dan teratur. Jaringan sikatrik
pada vagina kadangkala menyebabkan hipoestesia selama hubungan
seksual. Bila puncak vagina difiksasi dengan baik, penutupan
transversal diletakkan sedemikian rupa pada dinding anterior vagina
sehingga dinding posterior vagina lebih dalam untuk hubungan
seksual.
Pemasangan tampon vagina scbaiknya tidak dilakukan setelah
histerektomi vaginal keeuali bile melakukan operasi rekonstruksi
pelvis karena akan mencegah perdaratian yang mungkin terjadi.
Pengosongan kemih postoperatif mungkin akan tergangeu
sehingga diperlukan pemasangan kateter tinggal untuk drainase
kandung kemih. Pasien segera dianjurkan untuk melakukan mobilisasi
setelah efek anestesi hilang.
HISTEREKTOM] LAPAROSKOPI
Para hadirin yang saya mudiakan,
Salah satu kemajuan baru yang signifikan dalam prosedur
operasi histerektomi pada beberapa tahun terakhir adalah penggunaan
lapareskopi. Tehnik ini telah diaplikasikan di semua tindakan bedah
spesialistis dengan hasil yang baik dan menawarkan solusi yang lebihtidak invasif bagi pasien dan masa pemulihan yang cepat.
Ada tiga pengelompokkan histercktomi laparoskepik, yailu
pertama laparoscopic assisted vaginal hysterectomy (LAVH) dimana
tindakan yang dilakukan sebagian secara laparoskopik dan sebagian
sccara vaginal tetapi arteri uterima tidak dilakukan secara
laparoskopik. Kedua adalah Laparoscopic Histerectoun (LA) yailu
dilakukan ligasi arteri. mterina secara laparoskepik kemudian
histerektomi dilanjutkan seeara vaginal, Ketiga Jota! faparescapic
Aysterectomy (TLH) yaitus seluruh tindakan operasi termasuk
penjahitan puncak vagina dilakukan secara laparaskopik. Tindakan ini
memerlukan ketrampilan yang tinggi. Tidak terdapat bukti yang jolas
bahwa TLH memberikan keuntungan lebih dari pada jenis
histerektomi laparoskopik yang lain (Neil, ev.a?., 2005).
Beberapa indikasi untuk dilakukan histercktomi laparoskepik
termasuk mioma uteri (51.9%), endometriosis (25.1%), endometrial
hyperplasia (8.3%), abnormal werine bleeding (3.2%) dan karsinoma
serviks stadium 1A (3.0%). Indikasi ulama untuk dilakukan
histerektomi adalah mioma uteri dengan berat 130-730 gram (Siow,
enal., 2007).
Histerektomi laparoskepik memiliki bebcrapa kontraindikasi
relatif seperti nuliparitas, kegomukan dan bila diperlukan ooforcktomi.
TLH menawarkan beberapa keuntungan yaitu masa tinggal di
RS yang lebih singkat. lebih cepat dapat kembahi bekerja dan sikatrik
abdomen yang minimal. Tidak ada keharusan bahwa semua
histerektomi harus dilakukan secata laparoskopik, tctapi mempunyai
peran yang penting karcna memiliki morbiditas operasi yang Iebih
rendah bila dibandingkan dengay histerektomi vaginal (Johnson,
et.al, 2006). Tidak terdapat perbedaan yang signifikan dalam lamarrya
pasien dapat kembali menjajani aktivitas normal pada histerektomi
laparoskopik dan histerektomi vaginal (Neil, etal. 2005),
Uisterektomi laparoskopik tcmyata lebih sedikit infeksi puda luka di
abdomen (O# 6,32, (0,12-0,85}) dan Iebih sedikit demam atau infeksi
(OR 0,65 (0,49-0,87)) dibandingkan dengan histerektomi abdominal.
Histercktomi laparoskopik juga berhubungan dengan lebih sedikit
kehilangan darah dan Icbih kecil penurunan kadar bhacmoglobin
dibandingkan dengan histerektomi abdominal (Neil, ey.af,. 2005).
Terdapal peningkatan yang signifikan pada kejadian cedera10
saluran kemih pada histerektomi laparoskopik dibandingkan
histerekiemi abdominal dengan OX sebesar 2.61 (95% CI 1.22-5.60)
Namun, tidak terdapat perbedaan bermakna pada kejadian cedera
saluran kemih antara histerektomi laparoskopik dibandingkan dengan
histerektomi vaginal (Neil, ef.ad., 2005)
Pada penelitian yang dilakukan VALUE study yang
dipublikasikan pada tahun 2002 dengan melibatkan 37.298 pasien
yang menjalani tindakan histerektomi atas indikasi tumor jinak di
Inggris tahun 1994 — 1995, didapatkan data bahwa komplikasi operasi
secara keseluruhan paling tinggi didapatkan pada histerektomi
laparoskopik (6.07%) dibandingkan tindakan Jain, Namun komphikasi
post operasi secara keseluruhan ‘lebih cendah pada pasien yang
dilakukan histerekiomi japaroskopik dibandingkan dengan tindakan
histerektomi abdominal (7.98% vs 8.31%). Walaupun demikian
komplikasi tindakan dapat diminimatkan dengan memperbaiki
ketrampilan operasi yang sangat tergantung pada pelatihan dan
tersedianya tenaga terlah untuk melakukan tehnik histerektomi
laparoskopik (Reich and Robert, 2003).
KEUNTUNGAN HISTEREKTOMI VAGINAL
Para hadirin yang saya mutiakan,
Keuntungan histercktomi vaginal dibandingkan histerektemi
abdeminal adalah waktu cawat di RS lebih singkat, lebih cepat
kermbali menjalani aktivitas normal dan lebih sedikit kejadian infeksi
atau demam. Keuntungan histerektomi laparoskopik dibandingkan
histerektomi abdominal adalah Kebilangan darah dan penurunan
haemoglobin lebih sedikit, lama rawat inap yang lebih pendek, lebih
cepat kembali menjalani aktivitas normal, lebih sedikit kejadian
infeksi pada luka abdomen, lebih sedikit kejadian infeksi dan demam.
Namun temyata laparoskopik histerektomi lebih lama waktu
operasinya dan lebih sering terjadi cedera saluran kemih dibanding
histerektomi abdominal. Tidak terdapat bokti ilmiah yang mendukung
keunggulan histerektomi laparoskopik dibandingkan histerektomi
vaginal, Histerektomi laparoskopik membutuhkan waktu operasi yang
lebih lama dibandingkan histerektomi vaginal (Theodeor, et.al, 2009,Johnson, et.a/., 2005),
Data ilmiah bercasarkan bukti saat int menuniukkan luaran yang
lebih baik secara signifikan pada histerekiomi vaginal schingga
scbaiknya menjadi pilihan tindakan dibandingkan histerektomi
abdominal. Bila kcadaan tidak memungkinkan dilakukan histerektomi
vaginal maka histerektomi laparuskopik dapat mengganti tindakan
histerektorai abdominal walaupun waktu operast menjadi lebih lama
dan memerlukan kcahhan khusus Johnson, et.a/.. 2006),
Keputusan pendekatan tindekan mana yang dipihh hans
diputuskan oleh pasien melalui diskusi yang mempertimbangkan azas
manfaat-risiko (do no Aare) (Theodaor, eat, 2009; Johnson, ef.a/.,
2006)
Para haiirin yang saya mutiaken,
Pasien yang menjalant histerektomi vaginal telah tcrbukti secata
klinis dapat kembali menjalani kegiatan sehari-hari lebih cepat,
momiliki fungsi seksual yang baik, nyeri paska operasi yang lebih
sedikit, lama tinggal di RS lebih singkat dan biaya lebih murah. Hal
tersebut membenkan keuntungan financial dan psikelogis bagi pasien
dan keluarganya. Histerektomi vaginal terbukti memiliki morbiditas
yang Icbih rendah dibanding histerektemi abdominal dan memiliki
keunlungan yang = achanding «dengan tiidakan __histerektomi
laparoskopik. Histerekiomi vaginal juga memberikan kcuntungan
estetik secara kosmetika karena tidak meninggalkan jaringan sikatrik
yang tampak (Neil, e.a/, 2005; Johnson, ev.e?, 2006).
Para hatdirin yang seva nnuliakan,
Saat ini dan di masa mendatang histerekiomi vaginal akan
menjadi tindakan pilhan untuk kelaifan tumor ginekologi jinak,
schingga kemampuan tiap ahli ginekologi untuk melakukan tindakan
tersebut perlu dan sebaiknya selalu dipelihara. Penentuan route vagina
tidak tergantung pada keadaan klinismya, tetapi pada altitude
doktemya. Tidak ada kebutuhan untuk ekstra Jatihan dan skil yang
terlatih atau peralutan yang komplet umtuk vaginal histerektomi.
Para dekter yang menjalam pendidikan obstetri dan ginekologi1z
Seharusnya mendapatkan pelatihan histerektomi vaginal sehingga saat
lulus sadah memiliki ketrampilan tersebut dan dapat mengaplikasinya
dengan baik. Di Amerika Serikat, para residen mendapatkan program
latihan untuk mendapatkan pengakuan ketrampilan uniuk melakukan
histcrektom! vaginal. Sertifikasi dilakukan oleh — konsulian
uroginekologi sebagai bukti kempetensi untuk seorang spesialis
obstetr| dan ginekolag (Weinstein, 2001).
Saat ini di Indonesia belum ad2 lembaga pendidikan yang
Mengalur prosedur untuk memberikan sertifikasi. Belum ada juga
yang mengharuskan keikutsertaan residen untuk memperoleh
setlifikasi tersebut, sehingga tidak semua residen mendapat latihan
yang baik sclama dalam pendidikan. Berdasarkan hal tersebut, saya
metakukan pelatihan bagi spesialis obstetri dan ginekelogi dengan
metede latihan magany dibawah pengawasan, video dan kuliah,
schingga diharapkan setclah pefatihan tersebut terdapat peningkatan
ketrampilan bedah vaginal. Sebagai guru dalam bidang uroginckologi,
sudah menjadi kewajiban saya untuk melakukan sesuatu yang terbaik
dan mengajarkanmya kepada para dokter residen dan spesialis obstetri
dan ginekologi yang menjamin ketrampilan dan mendorong untuk
terus belajar seliap waktu. Histereklomi vaginal memerlukan
ketrampilan yang kompleks dan tembutuhkan pengetahuan kognilif
(persiapan untuk Kinerjanya) serta demonstrasi untuk akuisisi
ketrampilan (perilaku kinerja).
Saya menempatkan pengalarnan operasi dalam pelatihan sebagai
pertimbangan yang penting karena dapat mempersingkat waktu
belajar. Saya melakukan konsep aktif selama melakukan operasi untuk
tmengembangkan satu atau beberapa aspek kasus dan mengajarkan
pengalaman terscbut pada anak didik, dilakukan secara selektif
terutama kasus yang sulil dalam upaya untuk mengajarkan efisiensi
gerakan dalam medan operasi.
Pengetahuan anatomi bedah vaginal merupakan hal yang
penting untuk memastikan keamanan dan efisiensi operasi. Anatomi
saat operasi berlainan dengan saat belajat anatomi cadaver, sehingga
diperlukan pemeriksan anatomi yang lebih cermat pada pasien dalam
kcadaan teranestesi sebelum dilakukan operasi.
Peralatan untuk hisierektomi vaginal perle diperkenalkan
kepada residen obstetri dan ginckologi, karena penggunaannya yang13
Spesifik daft lebih sederhana dibandingkan histerektomi abdominal.
PENUTUP
Pare hacdirin yang saya multakan,
Saya menyampaikan simpulan dalam pidato ini scbagai berikut:
bila diperlukan pelaksanaan histerektomi, maka pendckatan vaginal
lebih baik dibandingkan dengan tehnik yang lain, Masing-masing
dokier bedah ginekolegi berkewajiban untuk memberikan ukses cara
operasi yang paling baik yang. dilakukan dalam suasana klinis
yang ada Dokter bedah yginekologi im harus mendapaikan
kétrampilail yang merfadai untuk bisa mengerjakan keahliannya yang
maksimal bagi pasienmya. Dalam hal histerektomi, maka jalan yang
paling baik adalah pendekatan vaginal atau histercktormi vaginal, yang,
merupakan rute primer yang paling baik.
Saya sering melakukan histercktomi vaginal yang dilanjutkan
dengan kolporafi anterior, kolperafi posterior, perincoplasti yang
merupakan operasi vaginoplastt dan memberikan kepuasan seksual
bagi pasangan yang masif aktif.
Penggunaan metode histerektomi abdominal masib lebih banyak
dibandingkan dengan histercktomi vaginal, namun saat ini
penggtinaan metode histerektomi vaginal meningkat karena beberapa
keuntungan.
Diperlukan wakiu pendidikat yang lebih banyak bagi residen
dan dokter obsictr' dan ginekologi yang sudah terbiasa dengan
histerektonti abdominal. Pada banyak kasus, histerektomi vaginal
lebih menguntungkan bagi pasien dibandiagkan dengan histereklomi
abdominal. tetapi karena kurangnya pelatihan bagi residen dan dokter
obsteri dan ginekoloyi yang terlanjur terbiasa dengan histerektomi
abdominal sehingga metode histcrektomi vaginal ~mengalami
hambatan.
Histerektomi abdominal merupakan tindakan operasi yang
invasif pada wanita dengan kelainan ginekologik. Prosedur terbaru
yaitn histerektomi lapareskoprk memerlukan kemampuan optrasi
yang tinggi scdangkan histerektomi vaginal tidak memiliki luaran
yang lebih buruk dan dinilai tcbth aman. Tidak terdapal bukti yang4
cukup untuk tendukung - penggunaan metode — histerektomi
laparoskopik dibandingkan histerektomi vaginal. Keuntungan dan
kerugian histerektomi laparoskopik dibandingkan — histerektomi
abdominal yaitu jumlah perdarahan Icbih sedikit, masa tinggal di RS
yang lebih singkat, lebih cepat dapat kembali menjalani aktivitas
normal dan lebih sedikit kejadian infeks: luka operasi dan demarn,
Nattiun Waktu operasinya lebih fama dan lebih sering terjadi cedera
saluran kemih,
Para hadirin yang saya mitliaken,
Setiap wanita hamil dan bersalin dalam prakiik kebidanan,
berisiko mengalami kelemahan atau kerusakan dasar panggul yang
pada suatu saat dapat menimbulkan masalah urogenilal seperti
inkontinensia urine atau fekal dan prolaps organ urogenital. Peranan
bidan dan dokter obsgin melakukan pertolongan persalinan yang baik
dan benar seria menganjurkan untuk tidak terlalu sering melahirkan
akan mencégah timbulnya kerusakan dasar panggul.
Selama pendidikan, residen perlu mengikuti dan meiakukan
operasi histerektomi vaginal dengan cermat, tekun dan telaten
sebingga dapat benar-benar memahami dan menghayati tehnik
histercktomi vaginal yang benar. Meningkatkan kKemampuan dokter
spesialis obstetri dan ginekologi dapat dilekukan dengan ‘mengikuti
pelatihan histerektomi vaginal sebagai motode alternatif disamping
histerektomi abdominal. Ada berbapai variasi tchnik pada
histerektomi vaginal yang harus dikuasaj oleh spesialis obstetri dan
ginekologi sehingga dapat memilih tehnik yang terbaik dan paling
TMenguntungkan pasien sesuai dengan kondisi pasien.
Perhatian spesialis obstetri dan ginekologi khususnya pada
histerektormi vaginal akan melengkapi kemampuannya sebagai nilai
tambah dalam melayani pasien dengan baik. Dalam sudut pandang
ilmu pengetahuan saat ini, tidaklah dapat diterima bahwa seorang ahli
bedah ginekologi memilih mute histerektomi hanya bérdasarkan
perasaan hyamat dan lebth percaya dirt menggunakan pendekatan
abdominal. Ahli obstetri~dan ginekologi perlu bekerja dilandasi
dengan etik, untuk membuat kepatusan yang berdasarkan bukti klinis
terbaik yang tersedia saat ini (de no farm).UCAPAN TERIMA KASIH
Hadivin yang saya muliakan
Sebelum saya mengakhiri pidato pengukuhan ini ijinkanlah saya
sekali lagi menghaturkan rasa synkur kepada Allah SWT yang telah
dan senantiasa membimbing, memberi petunjuk dan memberi
Kekuatan pada diri saya, terutama pada saat kesulitan, sewaktu
mengalami tiusibah menderita kanker otak, selingga saya
mendapatkan jalan keluar, dan akhimya saya memperoleh kehormatan
diangkat sebagai Guru Besar. Sesungguhnya pengangkatan saya
sebagai Guru Besar ini semata-mata karunia Allah SWT, Amin.
Sclanjutnya, ucapan terima kasih ini saya sampaikan dengan
rasa hormat:
- Kepada Pemerintah Republik Indonesia, dalam hal ini Mentcri
Pendidikan Nasional saya mengucapkan terima kasih atas
kepercayaan yang diberikan kepada saya untuk menduduki jabatan
Guru Besar dalam [Imu Cbsteta dan Ginekologi pada Fakultas
Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
- Kepada Ketua, Sekretans dan anggota Majelig Guru Besar, Kea,
Sekretaris dan anggota Majelis Wali Amanat; Ketua, Sekretaris
dan anggota Senat Akademmk, Reklor dan Wakil Rekler
Universitas Gadjah Mada, yang telah menyctujui pengesahan
untuk menerima jabatan Guru+Besar ini, saya sampaikan terima
kasih yang setulus-tulusnya.
+ Kepada Dekan, Pengurus Fakultas dan Senat Fakultas Kedokteran
UGM yang telah membenkan dukungan dan menyetujui
pengesahan jabatan Guru Besar ini, saya ucapkan tcrima Kasih,
- Kepada para Guru Besar, dosen dan karyawan FK UGM, saya
berhutang budi atas pembelajaran kepada saya.
- Tetima kasih pada guru-guru saya khususnya, (alm) dr.
Soeprono dan (alm) dr. H. Prastowo Mardjikoen yang rondidik
menjadi ahli obstetri dan ginekologi.
- Terima kasih kepada Direksi dan karyawan RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta, atas kerjasamanya. Khususnya pasien yang saya
Tawal sebagai guru lerbaik dalam proses pembelajaran selama ini
- Penghormatan kepada Prof Dr. dr Arief Adimulya MSc, SpAnd,16
yang memperkenalkan andrologi dan membimbing $3 di Unair.
~ Terma kasih Prof. Lary 7D. Zaneveld dan Prof. Richard
Rowling, selama bekerja di Lab. Andrologi dan /VF di Rush-
Presbvierian Medical Center, Chicago, Hitnois, USA.
- Penghargaan kepada Prof. Dr. ir. Joedora Soedarsono, atas
bantannya mendapatkan beasiswa dari World Bark ke Amerika.
- Terima kasih dr. Wolfharf dari team Oncology Perth Australia,
yang mengajarkan dan mempraktekkan anestesi epidural:
- Terma kasih Prof. J.H. Ravina dari Hopital Bichat, Prof. Philippe
Poitout dari Hospital | 'Hoiel-Diew Paris, dan bantuan pemerintah
Perancis selama satu tahun sebagai Stagiaires (CIES), dan
imemberikan kesempatan untuk ibadah haji dalam perjalanan
pulang dari Perancis.
- Penghargaan yang tinggi saya kepada guru saya di SR, SMP dan
SMA yang telah mengantar saya ke jenjang akademik tertinggi ini,
- [bu, (alm) Hj. Siti Aminah yang telah melahirkan, membesarkan,
mendidik kami, 9 bersaudara tanpa pamih dalam keadaan yang
tidak mudah pada saat itu. Perjuangan dan pengorbanan [bu-lah
yang mMembuai saya pada hari ini bisa berdir| dihadapan hadirin.
- Bapak, (alm) R.Ng.H.Mardjopranoto yatig penuh sayang mendidik
kami. Maafkan Masto bila tidak bisa metyadi kakak dan panutan
yang baik bagi kalian. Simbah (alm), dimana saya banyak
menghabiskan waktu dan nderek selama masa SMA.
- Papi, (alm) Brigjen dr. H. Sadjiman Atmosudigdo, Ahli bedah,
mertua dan guru saya yang sabar dan bijaksana. Mami yang tak
henti-hentinya mendoakai dan membimbing dalam sikap di
kehidupan berkeluarga dan bermasyarakat.
- (seriku tercinta drg. Keke Sri Indrawati, Sp.Orth yang pada hari int
berulang tahun dan anakku Endro Pranoto yang saling memberi
perhatian, cinta dan kasih sayang. schingga kami menjadi tim yang
solid dan saling mendukung. Kalianlah pemacu semangat dan
pehta hidupku, membuatku semakin bersyukur atas kesempatan
kedua dan ketiga yang Allah berikan kepada saya untuk terus
menjalankan perintah-Nya dan menyelesaikan tugas-tugas
kehidupan yang diatmanahkan-Nya kepada saya.
Masih banyak lagi ucapan tenma kasih dan penghargaan mgin
saya sampaikan kepada semua pihak yang telah berjasa dalam17
pencapatan ini, tctapi dengan permohofian maaf sebesar-besamya,
hanya waktu dan ruanglah yang memibatasi saya untuk dapat
menvampaikan satu persatu,
Semua rahmat dan hidayah datangnya dari Allah SWT semata,
dan semua kekurangan dan kesalahan itu akibat kelalaian saya scndiri
oleh karena itu saya mohon maaf sebesar-besarmya apabila ada segala
hal yang tidak berkenan dihati para hadirin sekalian, baik dalam isi
maupun dalam penyajian pidato pengukuhan ini
Dengan mengucap Alhamdyfiilahhirobbl ulamin, saya meng-
akhiri pidato pengukuhan ini. Atas kesabaran dan perhatian hadinn
mengikuti pidato pengukuhan ini saya ucapkan terima kasih.
Billahitranfig wathidayaa,
Wassatamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,18
DAFTAR PUSTAKA
Bashir R, Parveen Z, Sultana R, Khan B. Two year audit of
complications of hysterectomy at Ayub Teaching Hospital,
Abbottabad. JAC 2005; 1 7(2):726-29
Garry R. Towards evidence-based hysterectomy. Gynaecol Endose
1998;7:225-33
Harmanli OH, Gentzler CK, Bynn S, Dandoln MH. A cornparison of
abdommal and vagal hysterectomy for large uterus, /nt J
Gynaecol Obsrer 2004;87( 1 ):1923,
Hetal B. Hysterectomy. 2006 [cited 2607 Feb}:[13 screens]. Available
from: URL: Atip:/wnow,. emeétlicine. com
Jotmson N, Barlow D, Lethaby A, Tavender E, Curr E, Garry R.
Surgical approach 1o hysterectomy for benign gynaecological
disease. Cochrane Database of Systematic Reviews 2006, Issuc
2.
Kovac SR. Guidelines to determine the route of hysterectomy. Obster
Gynecol. 1995;85:18-23 .
Kovac SR dan Zimmerman CW. Vaginal Surgery. Ia: Advances in
Reconstructive Vaginal Surgery, Ist Edition, Lippmcot
Williams & Wilkins 2007: 104-127
Lefebvre B, Allaire C, Jefrrey J, Vilos G. Hysterectomy. SOGC
2002;109:1-12
Mc Cracken G, Hunter D, Morgon D, Price JH. Comparison of
laparoscopic assisted vaginal hysterectomy, total abdominal
hysterectomy and vaginal hysterectomy. The Uister Medical
Journal 2006; 75 (1) 54-58
Neil J, David B, Anne L. Emma T, Liz C, Ray G. Methods of
Hysterectomy: systematic review and meta-analysis of
randomized controlled trials. BM./ 2005,330; 1478.
Pranoto I, The comparasion of the vaginal versus abdominal
hysterectomy. Indones J of Clin Epid & Biostar . 2006, 13: 20-
22
Pranoto 1. The evaluation of vaginal hysterectomy using spinal
anaesthesia, Berkala Hmu Kedokteran, 2007,39:105-107
Pranoto I. Perawatan ambulansia sehari pasca histerektomi
pervaginam pada prolapsus uteri. MOGY 2002;25: 104-10819
Reich H and Roberts L. Laparoscopic hystereclamy in current
gynecological practice. Rev Gywecol Prac 2003;3:32-40
Siow A, Nikam ¥ A, Ng C. Su BMC. Urological complications of
laparoscopic hysterectomy: a four year review at KK Women’s
and Children’s Hospital, Singapore. Singapore Med J 2007; 48
(217
Theodoor EN, Neil J, David B, Anne L, Emma T, Elizabeth C, Ray G,
Sabine van Voorst, Ben WJM, Kirsten K. Surgical Approach To
Hysterectomy For Benign Gynaecological Disease. Cochrane
Database of Systematic Reviews, Issuc 2, 2009
Thompson JD, Warshaw J, Bent AE. Hysterectomy, in: Rock JA,
Thompson JD, eds. TeLinde's Operative Gynecology. 10th ed.
Philadetphia, PA: Lippincott-Raven; 2008: 745-762
Weinstein SA. A mentoring society. Am / Obsrer Gvnecol 2001;185
1294-129820
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Lengkap Dr.dr. H. Ibnu Pranato,
SpOG(K), SpAnd.
Tempat, Tg] Lahir : Solo, 25 Oktober 1945
Jabatan/Gol. Guru Besar
Alamat Rumah : Bakungan, RT 03 Wedomartani,
Ngemplak, Sleman, Yogyakarta
Alamat Kantor ; Bagian Obstetri dan Ginekologi
FK UGM/RS Dr Sardjito
Yogyakarta. Telp (0274) 544003
E-mail : ib_pranolo@yahoo.com
Jabatan : Ketua Divisi Uroginekologi Bagian
Obsgin FK UGM
Keluarga
Tstri drg. Sri Indrawati, Sp.Orth.
Anak Endro Pranoto
Pendidikan :
Sl UGM. Kedokteran Umum, 1973
PPDS 1 UGM, Spesialis Obsgin, 1979
UNAIR, Spesialis Andrologi, 1995
83 UNAIR, Infertilitas & Andrologi, 1996
Riwayat Pekerjaan :
1975-Sekarang : Staf Pengajar Bagian Obstetri dan
Ginckologi FK UGM
1981-Sekarang : Anggota SMF Obstetri dan Ginekologi
RS Dr. Sardjito
2004-Sekarang : Ketua Divisi Uroginekologi FK UGM
Keangotaan Perkumpulan Profesi
1, Ikatan Dokter Indonesia
Perkumpulan Obstetri Ginekologi Indonesia
Perkumpulan Kontinensia Indonesia
Perkumpulan Andrologi Indonesia
Perkumpulan Endoskopi Ginekologi Indonesia
we BNry
6, Perhimpunan Disfingsi Dasar Panggul Wanita Indonesia
9. Perhimpunan Urogenikologi Indoncsia
Karva ilmiah
1.
Risk Factors of Prolongation of Yotal Hysterectomy
Oleh: Ibnu Pranote
Katya ilmiah yang dimuat di Indonesian Journal of Clinical
Epidemiology & Biostatistics Vol. 9 No. 1 April 2002 ISSN 141 1-
601
Uterotonika Profilaksi untuk Mencegah Perdarahan pada
Persalinan Normal! dan Pasea Persalinan
Oleh: Ibau Pranoto
Karya ilmiah yang dimuat di Majalah Berkala [imu Kedokteran
Vol 33 No. 4. 200] ISSN 0126-1312
Perawatan Ambulansia Schari Pasca Histereklomi Pervaginam
pada Prolapsus Lier
‘Oleh: Toru Pranoie
Karya ilmiah yang dimuat di Majalah Obstetri dan Ginekologi
Indonesia Vol. 25 No. 1 2001 ISSN 0503-7924,
Pemasangan icin Fallope pada Sterilisasi. _T/ubektami
Minilaparotomi dengan Anestesi Epidural.
Oleh: Ibnu Pranoto
Karya iimigh yang imyat di Majalah Qbsteri dan Ciinekologi
[ndonesia Vol. 25 No. 2. 2001 [SSN 0303-7924,
Taran Perinatal Pada Seksiosesar¢a Dengan Anestesi Spinal dau
Anestesi Unum,
Oleh: Tbnu Pranoto
Karya ilmiah yang dimuat di Jumal Biosains Wol. 5 No. 3
September 2003.
ISSN 1412-1433.