Anda di halaman 1dari 25

STUDI KASUS PASIEN

PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE BAYI DENGAN PENDEKATAN


HOLISTIK PADA KELUARGA BESAR (EXTENDED FAMILY)
DI PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING
PERIODE 9 MARET 20 MARET 2015

DISUSUN OLEH :

Pranindya Nur Adha Hadiwidjojo 110.2010.216

PEMBIMBING:

Rifda Wulansari, SP, M.Kes

KEPANITERAAN KEDOKTERAN KELUARGA


BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS YARSI
2015
PERNYATAAN PERSETUJUAN

Laporan hasil studi kasus pasien dengan tema PENCEGAHAN PENULARAN HIV

DARI IBU KE BAYI DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK PADA KELUARGA BESAR

(EXTENDED FAMILY) DI PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING ini telah disetujui

oleh pembimbing untuk dipresentasikan sebagai salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik

Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas

YARSI.

Jakarta, Maret 2015

Pembimbing,

Rifda Wulansari, SP, M.Kes

2
KATA PENGANTAR

Assalammua`alaikum wr. wb.

Alhamdulillahirabbilaalamiin, puji dan syukur senantiasa penulis ucapkan atas kehadirat


Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada penulis sehingga Laporan
hasil studi kasus pasien dengan tema PENCEGAHAN PENULARAN HIV DARI IBU KE
BAYI DENGAN PENDEKATAN HOLISTIK PADA KELUARGA BESAR (EXTENDED
FAMILY) DI PUSKESMAS KECAMATAN CILINCING ini dapat diselesaikan dengan baik.

Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI, periode 9 Maret - 11 April 2015. Penulis juga berharap agar
laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan
pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien
dari Puskesmas Kecamatan Johar Baru ketika penulis ditugaskan di Puskesmas tersebut pada
periode 9 Maret - 20 Maret 2015.

Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar,
serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:

1. dr. Citra Dewi, M.Kes selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Universitas YARSI.

3
4. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku staf pengajar dan Koordinator Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
5. dr. Erlina, M.Kes selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Mirsad selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing
7. dr. Aprilia Maya Putri S selaku Kepala pelayanan Puskesmas Kecamatan Cilincing
8. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes sebagai staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Universitas YARSI.
10. dr. Dini Widianti, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
12. dr. Yusnita, M.Kes selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI
13. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat, dan
motivasi.
14. Seluruh teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi
kasus pasien ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang dan semoga bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalammu'alaikum wr. wb
Jakarta, April 2015

Penulis
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kramat Jaya 09/01
Suku bangsa : Betawi

4
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal berobat : 23 Juni 2015
No. rekam medik : 20.187XXX
BERKAS PASIEN
A. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 23 Juni 2015
1. Keluhan Utama: Timbul kutil di sekitar kelamin sejak 4 bulan yang lalu.
2. Keluhan Tambahan: Rasa panas dan gatal dirasakan disekitar kelaminnya sejak 1
bulan yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0 hamil 24 minggu datang dengan diantar ibu kandungnya ke poli KIA
Puskesmas Kecamatan Johar Baru dengan diantar ibu kandungnya dengan keluhan adanya kutil
di sekitar kelamin yang muncul sejak 4 bulan yang lalu. Pasien mengatakan awalnya pasien
merasakan gatal disekitar daerah kemaluan, keluhan ini dirasakan sejak awal kehamilan saat usia
kehamilan 2 bulan. Memasuki usia kehamilan 3 bulan pasien mengatakan mulai terdapat
bintik-bintik kemerahan berukulan kecil disekitar kemaluannya, saat itu pasien memutuskan
untuk pergi berobat ke mantri terdekat yang berada dekat dengan tempat tinggalnya, saat itu
pasien mengatakan diberikan 2 macam obat minum berbentuk bulat,warna dan nama obatnya
pasien tidak ingat. Saat itu pak mantri mengatakan bahwa ini bukan suatu penyakit berbahaya.
Tetapi keluhan yang dirasakan pasien tidak kunjung membaik, kutil yang menurut pengakuan
pasien awalnya sekitar berukuran 0,5 x 0,5 cm saat ini sudah sekitar 2 x 5 cm, semakin
bertambah besar. Pasien juga mengaku merasakan rasa panas seperti terbakar dan gatal disekitar
kutilnya sejak 1 bulan yang lalu. Untuk keluhan lain seperti mual dan muntah, demam, nyeri
otot, mules-mules dan nyeri perut tidak dirasakan. Keluahan mengenai kehamilannya ataupun
keluhan lainnya tidak dirasakan.
Pasien sangat khawatir penyakitnya ini dapat berbahaya untuk dirinya dan juga janinnya.
Pasien tidak cukup mengerti dengan bagaimana cara penularan penyakit dan dampak
penyakitnya sehingga pasien merasa takut jika penyakitnya bertambah berat akhirnya dengan
dukungan keluarga yaitu orangtua pasien ia datang ke puskesmas johar baru.

5
Riwayat pernikahan pasien, ini merupakan pernikahan kedua pasien yang sudah berjalan 1
tahun 3 bulan. Pasien pernah menikah sebelumnya pada usia 17 tahun dan bercerai saat usia 19
tahun. Dari pernikahan pertamanya pasien belum dikaruniai seorang anak dan belum pernah
hamil. Riwayat suami pertama adalah seorang pekerja di pelabuhan didaerah tanggerang, pulang
kerumah seminggu sekali karena jarak antara rumah dan tempat kerja suaminya yang cukup jauh.
Riwayat suami kedua pasien berusia 24 tahun bekerja sebagai supir truk antar kota, sebelumnya
ini merupakan pernikahan kedua untuk suami pasien dan suami pasien memiliki satu anak
berumur 5 tahun yang sekarang ikut dengan isteri pertamanya. Suami pasien saat ini sedang tidak
berada dirumah karena sedang melakukan tugasnya sebagai seorang supir truk pembawa barang,
pasien mengaku suaminya pulang keumah seminggu atau dua minggu sekali tergantung
perintah dari bos tempat suaminya bekerja. Pasien mengaku sebelum menikah tidak pernah
melakukan hubungan diluar nikah.Pasien tidak mengetahui apakah suaminya sebelum ini pernag
melakukan hubungan dengan wanita lain diluar nikah. Pasien menyangkal riwayat penggunaan
obat-obat terlarang, meminum minuman beralkohol, merokok dan mempunyai tato. Pasien
mengatakan bahwa suami nya mempunyai riwayat merokok sampai dengan sekarang dan
mempunyai tato dibagian kaki sebelah kanan, riwayat meminum minuman alkohol dan obat-obat
terlarang disangkal.

4. Riwayat Penyakit Dahulu


- Riwayat Hipertensi (-)
- Riwayat Diabetes (-)
- Riwayat TB Paru (-)
- Riwayat Diare kronis dan Stomatitis (-)

5. Riwayat Penyakit Keluarga


- Dalam keluarga pasien tidak ada yang memilik penyakit seperti ini. Untuk penyakit
lain, saat ini keluarga pasien tidak ada yang sakit.

6. Riwayat Sosial Ekonomi

6
Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah-bawah. Saat ini pasien bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga. Penghasilan pasien bergantung pada suami kedua, berkisar antara Rp. 1.800.000-
2.000.000. Jumlah tersebut cukup untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari.

7. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak pernah merokok, kebiasaan minum-minuman beralkohol disangkal, kebiasaan
minum jamu-jamuan disangkal, riwayat pemakaian obat-obatan dan jarum suntik disangkal.

B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
2. Vital Sign
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Respirasi : 28 x/menit
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 37, 3oC
3. Status Gizi
- Berat badan : 52 kg (sebelum hamil)
- Berat badan : 72 kg (saat hamil)
- Tinggi badan : 160 cm
- IMT : 20,3kg/m2
4. Status Generalis
a. Kepala
- Bentuk : normocephal
- Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
- Telinga : bentuk normal, tidak terdapat serumen
- Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
- Tenggorokan : T1-T1 tenang, hiperemis(-)
- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor

7
b. Leher
- Trakea di tengah
- Pembesaran kelenjar getah bening (-)
c. Thorak
- Inspeksi : bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
: papilla mammae menonjol, kelenjar montgomeri menonjol
: iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri
: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula
kiri
- Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal
- Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-/-), ronki (-/-)
: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)
gallop (-)

d. Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, linea nigra (+), striae (+),
- Auskultasi : bising usus (+) normal.
- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien sulit diraba, turgor baik
- Perkusi : tidak dilakukan

e. Genitalia : benjolan seperti bunga kol di vulva dan vagina. Ukuran 3 x 5 cm,
konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, immobile.

f. Ekstremitas : akral hangat, edema (-/-), sianosis (-/-), turgor baik.

Status Obstetrik
o Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : TFU 23cm, bagian teratas teraba massa lunak, kesan bokong

8
Leopold II : letak memanjang, teraba lengkung kontinu dan tahana terbesar di sebelah
kiri. Kesan punggung janin di sebelah kiri.
Leopold III : bagian terbawah janin bulat, terasa keras presentasi kepala masih bisa di
gerakan
Leopold IV : kepala belum masuk PAP, teraba 5 jari diatas simpisis.
o BJA : 138x/menit, reguler
o LILA : 27cm

C. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23 Juni 2015
a. Darah lengkap
Tabel 1. Hasil Darah Rutin Tn. W
Hematologi Hasil Nilai rujukan
Hb 14 g/dl 11-14 g/dl
Hematokrit 42 % 37-50 %
Leukosit 6.000 /mm3 5000-10.000 / mm3
Trombosit 335.000 /mm3 150.000-400.000/mm3

b. VCT test

D. Pemeriksaan Penunjang yang disarankan


a. Sputum BTA (S-P-S)
b. Foto Rontgen Thorak

9
E. Pemeriksaan Penunjang yang dirujuk
a. CD4+

Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Usia : 24 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. R
Usia : 21 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga

Tabel 2. Daftar Anggota Keluarga Ny. R

Kedudukan
Keterangan
Dalam Umur
No. Nama Gender Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Keluarga (thn)
(Penghasilan)
Kepala Supir truk Rp.2.000.000,-/
1. Tn. S Laki-laki 24 SMP
Keluarga antar kota bulan
Ibu rumah
2. Ny. R Istri Perempuan 31 SMA -
tangga
3. Tn. W Mertua Laki-laki 56 SMP - -

4. Ny. M Mertua Perempuan 53 SMP - -

Kedudukan
Keterangan
Dalam Umur
No. Nama Gender Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Keluarga (thn)
(Penghasilan)
5. Tn. H Adik Ipar Laki-laki 22 SMP Buruh Rp.
pabrik 2.500.000,-/bula

10
n
Karyawan
6. Ny. S Adik Ipar Perempuan 21 SMP 1.200.000,-
toko kue
7. Ny. D Adik Ipar Perempuan 16 SMK Pelajar -

8. Ny. M Adik Ipar Perempuan 15 SMK Pelajar -

Total Rp. 5.700.000,-

2. Penilaian Status Sosial dan Kesejahteraan Hidup


a. Lingkungan tempat tinggal
Tabel 3. Lingkungan Tempat Tinggal Ny. R
Status kepemilikan rumah Milik sendiri.
Daerah perumahan Padat bersih.
Karakteristik Rumah dan Lingkungan
Luas rumah: 20 x 20 m2. Kesimpulan
Jumlah penghuni: 8 (depalan) orang.
Bertingkat/tidak bertingkat: tidak
bertingkat. Rumah milik pribadi yang berada pada
Halaman rumah: tidak punya halaman
lingkungan padat penduduk. Rumah tersebut
Lantai rumah: keramik.
Dinding rumah: tembok. dirasa nyaman untuk ditempati oleh 8 orang
Jamban keluarga: ada.
anggota keluarga.
Ketersediaan air bersih: ada (sumur bor)
Tempat pembuangan sampah: ada.
Penerangan listrik: 900 watt

b. Kepemilikan barang-barang berharga


Keluarga Ny. R memiliki 1 buah motor. Keluarga ini memiliki barang-barang elektronik
antara lain 1 buah televisi dan yang terletak di ruang keluarga, tiga buah handphone, 3 buah
kipas angin yang terletak diruang keluarga, di kamar pasien dan kamar mertua pasien Peralatan
rumah tangga yang dimiliki keluarga ini antara lain magic jar, kulkas dan peralatan didapur
lainnya.

c. Denah rumah

11
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat : Mantri dan puskesmas
b. Balita : -
c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : KJS

4. Sarana Pelayanan Kesehatan (Puskesmas)


Tabel 4. Pelayanan Kesehatan
Faktor Keterangan Kesimpulan
Cara mencapai pusat Kendaraan Pasien pergi berobat ke puskesmas
pelayanan kesehatan pribadi menggunakan kendaraan pribadi yaitu
motor milik pasien.
Tarif pelayanan Gratis
Tarif berobat di Puskesmas menurut
kesehatan
pasien sangat murah karena gratis
Sangat

12
Kualitas pelayanan
Memuaskan
kesehatan ditanggung Pemerintah dan kualitas
pelayanan pun sangat memuaskan.
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga Ny. R makan sebanyak tiga kali sehari; makan pagi, siang, malam hari dengan menu
makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri oleh pasien dan kadang dibantu oleh mertua pasien
dan adik iparnya. Mereka juga membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah makan serta merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai
makan.
Semua anggota keluarga pasien makan tiga kali sehari kecuali suami dan adik ipar pasien yang
bekerja, mereka untuk makan siang membeli diluar tapi tidak jarang dibekali oleh isteri pasien,
untuk sorenya mereka semua makan dirumah bersama.

b. Menerapkan pola gizi seimbang


Menu makanan keluarga Ny. R setiap harinya yaitu nasi, ayam, ikan, telur, tahu, tempe, sayuran
dan buah. Makan tiga kali dalam sehari.
Makan makanan dimasak sendiri dan dengan membuat bumbu makanan sendiri. Sehingga
terjaga kesehatan setiap anggota keluarganya.

Pola makan pasien tiga hari terakhir (Food Recall) ialah :

13
(9 Maret 2015)
Pagi : 644 kal
Jumlah Gr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi goreng 100 gr = 329 kal 12,45 gr 41,82 gr 11,96 gr
Telur ceplok 60 gr = 240 kal 11 gr 0 gr 0 gr
Teh manis 75 kal 0 gr 0 gr 0 gr

Siang : 536 kalori


JumlahGr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 4,07 gr 32,84 gr 12,95 gr
Tumis capcay 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Tempe goreng 1 buah = 34 kal 2 gr 1,79 gr 2,28 gr
Tahu goreng 1 buah = 35 kal 2,23 gr 1,36 gr 2,62 gr
Ikan goreng 100 gr = 200 kal 20, 95 gr 2,38 gr 11,41 gr
Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

Malam : 539 kalori

14
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Tumis capcay 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Ikan goreng 100 gr = 200 kal 20, 95 gr 2,38 gr 11,41 gr
Apel 1 buah = 72 kal 0,32 gr 18,8 gr 0,24 gr
Air putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

(10 Maret 2015)

Pagi : 581 kal


Jumlah Gr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi uduk 1 bungkus = 232 kal 3 gr 28 gr 12 gr
Gorengan 120 gr = 274 kal 3,97 gr 13,47 gr 23,18 gr
Teh manis 75 kal 0 gr 0 gr 0 gr

Siang : 649 kalori


JumlahGr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 4,07 gr 32,84 gr 12,95 gr
Tumis kangkung 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Ikan asin 1 buah = 142 kal 3,89 gr 0,37 gr 3,89 gr
Telur ceplok 60 gr = 240 kal 11 gr 0 gr 0 gr
Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

Malam : 620 kalori

JumlahGr /kal Protein Karbohidrat Lemak


Nasi 100 gr = 175 kal 4,07 gr 32,84 gr 12,95 gr
Tumis kangkung 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Tempe goreng 1 buah = 34 kal 2 gr 1,79 gr 2,28 gr
Tahu goreng 1 buah = 35 kal 2,23 gr 1,36 gr 2,62 gr
Martabak telur 5 buah = 212 kal 14,2 gr 9,8 gr 12,6 gr
Apel 1 buah = 72 kal 0,32 gr 18,8 gr 0,24 gr
Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

(11 Maret 2015)

Pagi : 581 kal


Jumlah Gr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi uduk 1 bungkus = 232 kal 3 gr 28 gr 12 gr
Gorengan 120 gr = 274 kal 3,97 gr 13,47 gr 23,18 gr
Teh manis 75 kal 0 gr 0 gr 0 gr

15
Siang : 456 kalori
JumlahGr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 4,07 gr 32,84 gr 12,95 gr
Sayur sop 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Ikan asin 1 buah = 142 kal 3,89 gr 0,37 gr 3,89 gr
Tahu goreng 1 buah = 35 kal 2,23 gr 1,36 gr 2,62 gr
Lalapan 100 gr = `12 kal 0,59 gr 2,16 gr 0,16 gr
Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

Malam : 610 kalori

JumlahGr /kal Protein Karbohidrat Lemak


Nasi 100 gr = 175 kal 4,07 gr 32,84 gr 12,95 gr
Sayur sop 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Tempe goreng 1 buah = 34 kal 2 gr 1,79 gr 2,28 gr
Tahu goreng 1 buah = 35 kal 2,23 gr 1,36 gr 2,62 gr
Ayam goreng 5 buah = 212 kal 14,2 gr 9,8 gr 12,6 gr
Jeruk 1 buah = 62 kal 1,23 gr 15,39 gr 0,16 gr
Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr

Makanan dimasak sendiri oleh pasien dan terkadang dibantu oleh mertua dan adik iparnya.
Pasien mengolah makanannya dengan cara digoreng dan direbus dengan menggunakan bumbu-
bumbu yang dibuat sendiri.
Kedua mertua pasien dan adik ipar pasien yang tidak bekerja dan masih sekolah setiap harinya
makan masakan yang disediakan dirumah sebanyak tiga kali sehari. Untuk suami pasien dan adik
iparnya yang bekerja, terkadang saat ditempat kerja membeli makanan untuk makan siang
sedangkan sorenya suami pasien makan makanan yang disediakan dirumah, tidak jarang suami
pasien dibekali makanan dari rumah untuk makan siang.

6. Pola Dukungan Keluarga


a. Faktor pendukung terselesainya masalah dalam keluarga
- Dari suami pasien memberikan saran atas penyakit pasien dengan cara :
o Meminta pasien untuk berobat ke Puskesmas agar mengetahui penyakit yang
diderita pasien.
o Suami pasien sangat menyayangi pasien dan calon bayinya, mendukung penuh
untuk kesembuhan isterinya dengan dukungan moril maupun materiil sehingga

16
pasien merasa sangat terdukung untuk sembuh dan merawat bayi mereka, selain itu
pasien merasa diperhatikan lebih oleh suaminya.
- Dari keluarga pasien :
o Dengan hubungan yang baik antara anggota keluarga pasien dengan pasien,
memungkinkan untuk pasien mendapatkan perhatian dan dukungan lebih
mengingat pasien juga sedang hamil anak pertama dari suami kedua. Kehamilan
ini sangat ditunggu-tunggu oleh mertua pasien.
o Untuk kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga pasien, tidak ada yang
sedang sakit ataupun memiliki riwayat penyakit yang dikhawatirkan dapat
menularkan kepada pasien. Semua anggota keluarga dalam keadaan sehat.

b. Faktor penghambat terselesainya masalah dalam keluarga


- Suami pasien kurang kooperatif dikarenakan kesibukan kerja, sehingga suami pasien
sulit untuk diajak periksa dan konsulatasi padahal suami pasien saat ini memiliki
keluhan yang sama seperti pasien.
- Kadang suami pasien memarahi pasien saat ada masalah pada pekerjaannya, itu
membuat pasien takut untuk berbicara kepada suaminya.
- Keluarga pasien belum mengetahui penyakit yang diderita oleh pasien.

B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga besar (extended family) dimana terdiri dari suami (Tn.
S), isteri (Ny. R), mertua (Tn. W, Ny. M), adik ipar (Tn. H, Ny. S, Ny. D, Ny. M) yang tinggal
dalam satu rumah.

2. Tahapan Siklus Keluarga


Menurut Duvall (1977) dikutip dalam Friedman (1998), keluarga Ny. R berada pada tahapan
siklus keluarga yang pertama, yaitu keluarga pemula (pasangan dalam tahap pernikahan).

17
Meskipun pasien dan suami pasien pernah menikah,tetap saja untuk pernikahan yang sekarang
termasuk pernikahan yang baru karena kedua pasangan ini belum memilki keturunan tetapi
pasien sedang hamil 24 minggu

Tugas perkembangan:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.

2. Membina hubungan dengan teman lain, keluarga lain.

3. Membina keluarga berencana.

3. Fungsi Keluarga dan Dinamika Keluarga


a. Fungsi Afektif
Hubungan pasien dengan anggota keluarganya di rumah sangatlah baik, terlebih pasien adalah
menantu kesayangan dari orangtua suaminya dan pasien merupakan salah satu orang yang
dimintai pendapatnya di rumah oleh adik iparnya.

b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi pasien dengan lingkungan rumah dirasakan cukup baik, pasien tinggal di lingkungan
padat penduduk sehingga memudahkan untuk komunikasi dengan tetangga sekitar rumah. Dalam
lingkungan keluargapun pasien memiliki hubungan baik dengan tiap anggota keluarga sehingga
memudahkan untuk menyelsaikan masalah

c. Fungsi Reproduksi
pasien merupakan individu yang produktif mengingat pasien sudah memiliki satu orang anak
dari pasangan pertamanya dan dengan suami kedua saat ini pasien sedang hamil 24 minggu.

d. Fungsi Ekonomi
Ekonomi pasien cukup baik, dengan penghasilan suami Rp.4.000.000,- dan penghasilan dari
kedua adik iparnya menjadi Rp.8.500.000,- per bulan dirasakan sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari

18
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
keluarga pasien cukup menjaga kesehatannya dengan memakan makanan yang sehat seperti buah
sayur dan serat. Selain itu keluarga pasien juga menjaga kebersihan rumah dengan setiap hari
membersikan rumah. Sehingga keluarga pasien saat ini dalam keadaan sehat. Jika keluarga
pasien sakit mereka berobat ke klinik dokter umum maupun ke Puskesmas setempat

4. Family Map
Gambar 2. Genogram Ny. R

Keterangan

: Laki- Laki : Bercerai

: Perempuan : Pernikahan

: Pasien hamil : Keturunan

: Tinggal serumah : Meninggal

19
C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga
- Masalah dalam organisasi keluarga
Pasien menikah dengan anak pertama dari lima bersaudara dan bertindak sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga tersebut. Didalam keluarga tersebut, pasien sangat diterima dan
disayangi oleh kedua orang tua suaminya, terlebih pasien sedang hamil anak pertama dari suami
keduanya ini. Kedua mertuanya sangat menanti kelahiran anak yang dikandung pasien untuk itu
pasien selalu diperhatikan lebih dan selalu di jaga dengan baik oleh keluarga, baik oleh suami
maupun anggota keluarga lainnya. Hubungan dengan adik iparnya juga baik, karena pasien
diaggap sebagai kakanya sendiri, sehingga banyak adik iparnya sering menanyakan pendapat dan
saran apabila ada masalah.
- Masalah dalam fungsi biologis
o Suami pasien mengeluhkan kepada pasien saat berhubungan seksual kurang nyaman
dikarenakan adanya kutil pada kelamin.
o Kadang suami pasien merasa takut akan tertular dengan penyakit dari isterinya sehingga
kadang suaminya tidak mau tidur dengan pasien.
o Karena suami pasien sudah tertular kutil kelamin dari isterinya, suami pasien agak
menjaga jarak dengan pasien sehingga pasien merasa suaminya sudah tidak
menyayanginya lagi.

- Masalah dalam fungsi psikologi


o Suami pasien kadang memarahi pasien, sehingga membuat pasien merasa tertekan
ditambah dengan masalah penyakit kutil kelamin yang dianggap suaminya bahwa pasien
sebagai penular dari penyakit kutil kemain kepada suaminya.
o Pasien memikirkan sikap dari suaminya yang akhir-akhir ini sering menjaga jarak dengan
pasien.
o Pasien kadang merasa stres karena memikirkan akan penyakitnya sekarang dan
memikirkan bagaimana kelanjutan hidup dengan bayinya dikarenakan penyakit HIVnya
o Pasien menyesal pernah melakukan hubungan seksual beresiko dengan selain pasangan
sahnya. Itu membuat pasien stres dan membuat pasien merasa sedih

20
- Masalah dalam fungsi ekonomi
Pasien saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga. Bertugas untuk melayani keluarganya sehari-
hari yang setiap bulannya diberikan uang untuk keperluan sehari-hari oleh suamimnya. Ekonomi
pasien terpenuhi dengan baik.
- Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk dengan kondisi tingkat polusi udara yang
tinggi yang dikhawatirkan dapat membuat pasien sakit ISPA, karena dengan kondisi pasien
sekarang yang sangat mudah tertular penyakit. Dilingkungan pasien sedang ada yang menderita
batuk-batuk (sekitar 5 rumah dari rumah pasien).
- Masalah perilaku kesehatan
Pasien sudah membiasakan hidup sehat yaitu mengatur pola makan yang baik dengan makan
buah dan sayur, serta mulai menjaga kebersihan alat kelamin dengan cara membersihkan alat
kelamin setelah BAK dan BAB serta menjaga agar kondisi sekitar alat kelamin tidak lembab,
menyarankan agar tidak menggunakan obat-obat pembersih alat kelanin. Menggunakan alat
kontrasepsi (kondom) saat berhubungan seksual untuk seterusnya karena ditakutkan akan
menularkan. Menyarankan setia kepada satu pasangan saja, tidak berhubungan seksual beresiko
dengan lain pasangan. Selain itu pasien juga sudah sadar untuk berobat ke Puskesmas dan
Rumah Sakit.

D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke Puskesmas dengan keinginan sendiri dan dukungan dari suami
untuk mengetahui apa sebenarnya penyakit yang diderita pasien selama ini. Selain itu pasien
merasa kurang nyaman dengan kutil yang ada dikelaminnya
- Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk sembuh dan penyakitnya tidak berpengaruh pada janinnya
- Kekhawatiran :
Pasien memiliki kekhawatiran akan akibat dari penyakitnya, tidak bisa sembuh dari
penyaktinya dan dapat menularkan kepada suami dan janin yang dikandungnya.
- Presepsi :

21
Pasien tidak cukup mengerti tentang penyakitnya, baik cara penularan maupun dampak
penyakit pada tubuhnya. Pasien hanya mengerti jika kutil kelamin dan HIV menular lewat
hubungan seksual.

2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan
sebagai berikut :
- Diagnosis kerja : G2P1A0 hamil 6 bulan dengan Condyloma Accuminata dan HIV(+)
- Diagnosis banding : -

3. Aspek Risiko Internal


- Genetik :
Tidak ada
- Pola makan :
Pola makan pasien dirasakan sudah cukup baik dengan selalu mengkonsumsi protein, sayur
dan buah. Sehingga nutrisi untuk ibu dan janinnya sudah terpenuhi.
Untuk pengaruh terhadap penyakitnya, disarankan pasien agar lebih meningkatkan daya
tahan tubuh dengan tetap menjaga kondisi fisik dan mentanya dengan berolahraga dan
menyibukan dirinya kedalam keanggotaan kerohanian agar lebih tenang dan tidak mudah
stres
- Kebiasaan :
Riwayat hubungan seksual berisko (+) 3 tahun yang lalu, sekarang pasien diharapkan
berhubungan dengan satu pasangan yang sah saja dan mulai menyadari untuk mejaga diri dan
pasangannya dengan menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan seksual agar apalabila
suami belum tertular penyakit pasien bisa dicegah.
- Spiritual dan Budaya :
Pasien tahu bahwa perbuatannya dilarang agama dan percaya bahwa penyakit yang
dideritanya adalah cobaan dari Allah SWT, pasien juga mulai bisa menerimanya dengan
lapang dada penyakitnya. Pasien percaya bahwa kutil kelamin bisa dihilangkan dengan
memakai alat pembersih kelamin.

22
4. Aspek Psikososial Keluarga
- Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya kemauan dari
suami pasien untuk mengobati penyakit yang diderita pasien.
o Selain itu juga pasien merupakan menantu yang disayang oleh keluarga dan
memiliki hubungan baik antara anggota keluaga dengan begitu keluarga pasien
pasti sangat mendukung untuk kesembuhan pasien dan merawat janin yang
sedang dikandungnya.
o Pasien juga memiliki biaya pengobatan yang cukup yang didapatkan dari suami
pasien.
o Untuk keluarga pasien saat ini tidak ada yang mempunyai keluhan penyakit
sehingga pasien dapat terhindar dari penularan penyakit.
o Banyak organisasi sosial yang berhubungan dengan HIV termasuk didalamnya
tergabung orang-orang yang menderita HIV juga sehingga diharapkan pasien
tidak merasa sendirian serta dukungan dari keluarga tentunya.
- Faktor penghambat kesehatan pasien berasal keluarga pasien dan suami pasien.
o Dari keluarga pasien, belum mengetahui penyakit yang diderita pasien karena
takut dikucilkan dan dianggap sebagai pembawa penyakit.
o Sedangkan dari suami pasien sendiri akhir-akhir ini suami pasien sering memarahi
pasien, itu membuat perasaan pasien sedih dan tertekan sehingga mengakibatkan
pasein stres dan dapat berpengaruh pada kesehatan pasien maupun janinnya.
o Suami pasien kurang kooperatif untuk melakukan pemeriksaan VCT.

5. Aspek Fungsional
Secara aspek fungsional, menurut skala Universitas Indonesia, pasien termasuk derajat 5
yang mana pasien tidak mengalami kesulitan sama sekali untuk melakukan aktivitas dan
bekerja sehari hari. Karena menurut keterangan pasien, sama sekali tidak ada gangguan
dalam aktivitas sehari-hari dan pasien masih bisa melakukan semua kegiatan yang sama
seperti saat pasien belum menderita penyakit

23
E. Rencana Pelaksanaan

Tabel 5. Rencana Pelaksanaan Ny. R


Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan
Aspek Personal - Menyarankan pasien untuk Pasien Pada saat - Pasien melahirkan dengan
lahir dengan cara operasi di operasi sectio caesarea (SC)
sectio caesarea (SC). Puskesmas - Pasien mengganti ASI
- Mengganti ASI dengan susu dengan susu formula
formula - Pasien mulai berolahraga
- Memotivasi pasien untuk tetap dan memakai alat
menjaga pola hidup sehat kontrasepsi (kondom) saat
(makan bergizi, rajin olahraga behubungan seksual dengan
hindari seks beresiko, suami.
memakai kontrasepsi kondom - Pasien dirujuk untuk
saat hubungan seksual) untuk mendapatkan pemeriksaan
mencegah penularan CD4+ dan mendapat Anti
- Merujuk pasien untuk Retrovirus (ARV)
pemeriksaan lebih lanjut dan
mendapat pengobatan Anti
Retrovirus (ARV)
Aspek Klinik - Menjelaskan kepada pasien Pasien Pada saat - Pasien mau mengikuti
mengenai rencana terapi Ibu di pengobatan condyloma
hamil dengan condyloma Puskesmas accuminata dan ARV
accuminata dan HIV (+) serta secara teratur dan tepat
dampaknya bagi tubuhnya untuk mencegah penularan.
- Menjelaskan cara pencegahan - Bayi yang dilahirkan HIV
penularan kepada orang lain (-) dan sehat
dan ke janin saat persalinan
maupun paska lahir dengan
ARV ataupun susu formula.
Aspek Risiko - Menyarankan untuk tetep Pasien Pada saat - Pasien makan makanan
Internal menambah asupan makanan di bergizi dan menjadi lebih
yang sehat guna meningkatkan Puskesmas sehat.
daya tahan tubuh. - Pasien sudah tidak
- Menjelaskan efek dari melakukan hubungan
hubungan seksual beresiko dan seksual beresiko dan setia
setia pada satu pasangan yang pada pasangannya
sah - Pasien mengerti dan dapat
- Mengedukasi cara menjaga menjaga kebersihan alat
alat kelamin yang benar. kelaminnya
Aspek Kegiatan Sasaran Waktu Hasil yang diharapkan

24
Aspek - Mengedukasi suami pasien Keluarga Pada saat - Suami pasien mau
Psikososial untuk melakukan pemeriksaan pasien Puskesmas melakukan VCT.
Keluarga VCT dan saat - Suami pasien lebih sabar
- Memberi pengertian kepada kunjungan dan mengerti kondisi pasien
suami pasien agar kebih sabar rumah - Pasien mau mengikuti
kepada pasien karena dapat organisasi sosial khusus HIV
menambah tingkat stres pasien sehingga lebih diperhatikan.
- Menyarankan pada pasien - Pasien dan suaminya mau
untuk mengikuti organisasi pindah rumah.
sosial khusus bagi penderita
HIV agar pasien merasa bahwa
dia tidak sendiri.
- Menyarankan pasien dan
suaminya untuk pindah rumah
agar dapat menyelesaikan
masalah tanpa campur tangan
orang lain

Aspek -Menyarankan pasien untuk tetap Pasien Pada saat - Pasien lebih rileks dan
Fungsional melakukan olah raga senam di santai sehingga dapat
hamil sesuai kemampuannya Puskesmas mempersiapkan persalinan
-- Menyarankan untuk mengikuti - Jiwa pasien lebih tenang dan
organisasi kerohanian agar selalu bertawakal untuk
dapat menjadi lebih tenang kehidupannya.
-Mengedukasi pasien untuk rajin - Pasien minum obat dengan
minum obat teratur.

F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : ad malam
3. Ad fungsionam : dubia ad malam

25

Anda mungkin juga menyukai

  • Ndy KDK
    Ndy KDK
    Dokumen65 halaman
    Ndy KDK
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Ndy KDK
    Ndy KDK
    Dokumen65 halaman
    Ndy KDK
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Nindya Revisi
    Nindya Revisi
    Dokumen30 halaman
    Nindya Revisi
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Nindya Copi Seto
    Nindya Copi Seto
    Dokumen13 halaman
    Nindya Copi Seto
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Journal Reading "Tuli Sensorik Mendadak Idiopatik"
    Journal Reading "Tuli Sensorik Mendadak Idiopatik"
    Dokumen19 halaman
    Journal Reading "Tuli Sensorik Mendadak Idiopatik"
    Nur Ilhaini Sucipto
    Belum ada peringkat
  • Hipertensi Emergensi
    Hipertensi Emergensi
    Dokumen43 halaman
    Hipertensi Emergensi
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • BAB I Nindya
    BAB I Nindya
    Dokumen6 halaman
    BAB I Nindya
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Nin
    Nin
    Dokumen29 halaman
    Nin
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • PENDAHULUAN
    PENDAHULUAN
    Dokumen40 halaman
    PENDAHULUAN
    Afrida Sahestina
    Belum ada peringkat
  • Status Ujian Psikiatri
    Status Ujian Psikiatri
    Dokumen1 halaman
    Status Ujian Psikiatri
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Holistik (Repaired)
    Holistik (Repaired)
    Dokumen25 halaman
    Holistik (Repaired)
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Nindya SNHL
    Nindya SNHL
    Dokumen69 halaman
    Nindya SNHL
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Hipo
    Hipo
    Dokumen30 halaman
    Hipo
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • LPM Bab 1
    LPM Bab 1
    Dokumen47 halaman
    LPM Bab 1
    Pranindya Hadiwidjojo
    100% (1)
  • Status Ujian Psikiatri
    Status Ujian Psikiatri
    Dokumen1 halaman
    Status Ujian Psikiatri
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Rhinitis Alerg
    Rhinitis Alerg
    Dokumen27 halaman
    Rhinitis Alerg
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Nindya Mata1
    Nindya Mata1
    Dokumen5 halaman
    Nindya Mata1
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Rhinitis Alerg
    Rhinitis Alerg
    Dokumen27 halaman
    Rhinitis Alerg
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Referat Anak
    Referat Anak
    Dokumen22 halaman
    Referat Anak
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • O Tomiko Sis
    O Tomiko Sis
    Dokumen14 halaman
    O Tomiko Sis
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Rhinosinusitis DGN Polip
    Rhinosinusitis DGN Polip
    Dokumen58 halaman
    Rhinosinusitis DGN Polip
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Referat Demam Tifoid
    Referat Demam Tifoid
    Dokumen11 halaman
    Referat Demam Tifoid
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Oma
    Oma
    Dokumen22 halaman
    Oma
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Rhinosinusitis DGN Polip
    Rhinosinusitis DGN Polip
    Dokumen58 halaman
    Rhinosinusitis DGN Polip
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Rhinitis Alerg
    Rhinitis Alerg
    Dokumen27 halaman
    Rhinitis Alerg
    Pranindya Hadiwidjojo
    Belum ada peringkat
  • Tentir Menulis Resep FKUI2007
    Tentir Menulis Resep FKUI2007
    Dokumen46 halaman
    Tentir Menulis Resep FKUI2007
    Tedi Supriyadi
    Belum ada peringkat