DISUSUN OLEH :
PEMBIMBING:
Laporan hasil studi kasus pasien dengan tema PENCEGAHAN PENULARAN HIV
oleh pembimbing untuk dipresentasikan sebagai salah satu tugas dalam Kepaniteraan Klinik
YARSI.
Pembimbing,
2
KATA PENGANTAR
Penyusunan laporan hasil studi kasus pasien ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
dalam Kepaniteraan Klinik Kedokteran Keluarga Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI, periode 9 Maret - 11 April 2015. Penulis juga berharap agar
laporan ini dapat berguna sebagai salah satu sumber pengetahuan bagi pembaca, terutama
pengetahuan tentang Ilmu Kesehatan Masyarakat mengenai penanganan penyakit dengan
pendekatan secara holistik. Pasien dalam laporan hasil studi kasus ini adalah salah satu pasien
dari Puskesmas Kecamatan Johar Baru ketika penulis ditugaskan di Puskesmas tersebut pada
periode 9 Maret - 20 Maret 2015.
Penyelesaian laporan ini tidak terlepas dari bantuan para dosen pembimbing, staf pengajar,
serta orang-orang sekitar penulis yang terkait. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan
terima kasih kepada:
1. dr. Citra Dewi, M.Kes selaku dosen pembimbing Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Universitas YARSI yang telah membimbing dan memberi masukan yang
bermanfaat.
2. dr. Sugma Agung Purbowo, MARS selaku Kepala Bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI.
3. DR. dr. Artha Budi Susila Duarsa, M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran
Universitas YARSI dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran Komunitas
Universitas YARSI.
3
4. Rifda Wulansari, SP, M.Kes selaku staf pengajar dan Koordinator Kepaniteraan
Ilmu Kedokteran Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas Yarsi.
5. dr. Erlina, M.Kes selaku sekretaris dan staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
6. dr. Mirsad selaku Kepala Puskesmas Kecamatan Cilincing
7. dr. Aprilia Maya Putri S selaku Kepala pelayanan Puskesmas Kecamatan Cilincing
8. DR. Kholis Ernawati, S.Si, M.Kes sebagai staf pengajar Kepaniteraan Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
9. dr. Dian Mardhiyah, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Universitas YARSI.
10. dr. Dini Widianti, M.KK selaku staf pengajar Kepaniteraan Ilmu Kedokteran
Komunitas Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
11. dr. H. Sumedi Sudarsono, M.PH selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan
Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI.
12. dr. Yusnita, M.Kes selaku staf pengajar bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas YARSI
13. Orang tua dan keluarga tercinta yang selalu memberikan doa, restu, semangat, dan
motivasi.
14. Seluruh teman-teman sejawat Fakultas Kedokteran Universitas YARSI yang telah
bekerja sama dalam menyusun laporan ini.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan hasil studi
kasus pasien ini. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan untuk perbaikan di masa mendatang dan semoga bermanfaat bagi semua pihak.
Wassalammu'alaikum wr. wb
Jakarta, April 2015
Penulis
IDENTITAS PASIEN
Nama : Ny. R
Jenis kelamin : Perempuan
Umur : 21 tahun
Agama : Islam
Alamat : Jalan Kramat Jaya 09/01
Suku bangsa : Betawi
4
Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
Tanggal berobat : 23 Juni 2015
No. rekam medik : 20.187XXX
BERKAS PASIEN
A. Anamnesa
Anamnesa dilakukan secara autoanamnesa pada tanggal 23 Juni 2015
1. Keluhan Utama: Timbul kutil di sekitar kelamin sejak 4 bulan yang lalu.
2. Keluhan Tambahan: Rasa panas dan gatal dirasakan disekitar kelaminnya sejak 1
bulan yang lalu.
3. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien G1P0A0 hamil 24 minggu datang dengan diantar ibu kandungnya ke poli KIA
Puskesmas Kecamatan Johar Baru dengan diantar ibu kandungnya dengan keluhan adanya kutil
di sekitar kelamin yang muncul sejak 4 bulan yang lalu. Pasien mengatakan awalnya pasien
merasakan gatal disekitar daerah kemaluan, keluhan ini dirasakan sejak awal kehamilan saat usia
kehamilan 2 bulan. Memasuki usia kehamilan 3 bulan pasien mengatakan mulai terdapat
bintik-bintik kemerahan berukulan kecil disekitar kemaluannya, saat itu pasien memutuskan
untuk pergi berobat ke mantri terdekat yang berada dekat dengan tempat tinggalnya, saat itu
pasien mengatakan diberikan 2 macam obat minum berbentuk bulat,warna dan nama obatnya
pasien tidak ingat. Saat itu pak mantri mengatakan bahwa ini bukan suatu penyakit berbahaya.
Tetapi keluhan yang dirasakan pasien tidak kunjung membaik, kutil yang menurut pengakuan
pasien awalnya sekitar berukuran 0,5 x 0,5 cm saat ini sudah sekitar 2 x 5 cm, semakin
bertambah besar. Pasien juga mengaku merasakan rasa panas seperti terbakar dan gatal disekitar
kutilnya sejak 1 bulan yang lalu. Untuk keluhan lain seperti mual dan muntah, demam, nyeri
otot, mules-mules dan nyeri perut tidak dirasakan. Keluahan mengenai kehamilannya ataupun
keluhan lainnya tidak dirasakan.
Pasien sangat khawatir penyakitnya ini dapat berbahaya untuk dirinya dan juga janinnya.
Pasien tidak cukup mengerti dengan bagaimana cara penularan penyakit dan dampak
penyakitnya sehingga pasien merasa takut jika penyakitnya bertambah berat akhirnya dengan
dukungan keluarga yaitu orangtua pasien ia datang ke puskesmas johar baru.
5
Riwayat pernikahan pasien, ini merupakan pernikahan kedua pasien yang sudah berjalan 1
tahun 3 bulan. Pasien pernah menikah sebelumnya pada usia 17 tahun dan bercerai saat usia 19
tahun. Dari pernikahan pertamanya pasien belum dikaruniai seorang anak dan belum pernah
hamil. Riwayat suami pertama adalah seorang pekerja di pelabuhan didaerah tanggerang, pulang
kerumah seminggu sekali karena jarak antara rumah dan tempat kerja suaminya yang cukup jauh.
Riwayat suami kedua pasien berusia 24 tahun bekerja sebagai supir truk antar kota, sebelumnya
ini merupakan pernikahan kedua untuk suami pasien dan suami pasien memiliki satu anak
berumur 5 tahun yang sekarang ikut dengan isteri pertamanya. Suami pasien saat ini sedang tidak
berada dirumah karena sedang melakukan tugasnya sebagai seorang supir truk pembawa barang,
pasien mengaku suaminya pulang keumah seminggu atau dua minggu sekali tergantung
perintah dari bos tempat suaminya bekerja. Pasien mengaku sebelum menikah tidak pernah
melakukan hubungan diluar nikah.Pasien tidak mengetahui apakah suaminya sebelum ini pernag
melakukan hubungan dengan wanita lain diluar nikah. Pasien menyangkal riwayat penggunaan
obat-obat terlarang, meminum minuman beralkohol, merokok dan mempunyai tato. Pasien
mengatakan bahwa suami nya mempunyai riwayat merokok sampai dengan sekarang dan
mempunyai tato dibagian kaki sebelah kanan, riwayat meminum minuman alkohol dan obat-obat
terlarang disangkal.
6
Pasien berasal dari sosial ekonomi menengah-bawah. Saat ini pasien bekerja sebagai Ibu
Rumah Tangga. Penghasilan pasien bergantung pada suami kedua, berkisar antara Rp. 1.800.000-
2.000.000. Jumlah tersebut cukup untuk menghidupi kebutuhannya sehari-hari.
7. Riwayat Kebiasaan
Pasien tidak pernah merokok, kebiasaan minum-minuman beralkohol disangkal, kebiasaan
minum jamu-jamuan disangkal, riwayat pemakaian obat-obatan dan jarum suntik disangkal.
B. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : tampak sakit ringan
Kesadaran : compos mentis
2. Vital Sign
- Tekanan darah : 110/70 mmHg
- Respirasi : 28 x/menit
- Nadi : 84 x/menit
- Suhu : 37, 3oC
3. Status Gizi
- Berat badan : 52 kg (sebelum hamil)
- Berat badan : 72 kg (saat hamil)
- Tinggi badan : 160 cm
- IMT : 20,3kg/m2
4. Status Generalis
a. Kepala
- Bentuk : normocephal
- Rambut : hitam, tidak mudah dicabut
- Mata : konjungtiva anemis (-), sklera ikterik (-)
: pupil bulat, isokor, refleks cahaya (+/+)
- Telinga : bentuk normal, tidak terdapat serumen
- Hidung : septum tidak deviasi, tidak terdapat sekret
- Tenggorokan : T1-T1 tenang, hiperemis(-)
- Mulut : bibir tidak sianosis, lidah tidak kotor
7
b. Leher
- Trakea di tengah
- Pembesaran kelenjar getah bening (-)
c. Thorak
- Inspeksi : bentuk dan pergerakan dinding dada simetris
: papilla mammae menonjol, kelenjar montgomeri menonjol
: iktus kordis tidak terlihat
- Palpasi : fremitus taktil dan vokal sama kanan dan kiri
: iktus kordis teraba di sela iga V garis midclavicula
kiri
- Perkusi : sonor diseluruh lapang paru, batas jantung normal
- Auskultasi : vesikuler diseluruh lapang paru, wheezing (-/-), ronki (-/-)
: bunyi jantung I dan II murni regular, murmur (-)
gallop (-)
d. Abdomen
- Inspeksi : perut cembung, linea nigra (+), striae (+),
- Auskultasi : bising usus (+) normal.
- Palpasi : nyeri tekan epigastrium (-), hepar dan lien sulit diraba, turgor baik
- Perkusi : tidak dilakukan
e. Genitalia : benjolan seperti bunga kol di vulva dan vagina. Ukuran 3 x 5 cm,
konsistensi keras, permukaan berbenjol-benjol, immobile.
Status Obstetrik
o Pemeriksaan Leopold :
Leopold I : TFU 23cm, bagian teratas teraba massa lunak, kesan bokong
8
Leopold II : letak memanjang, teraba lengkung kontinu dan tahana terbesar di sebelah
kiri. Kesan punggung janin di sebelah kiri.
Leopold III : bagian terbawah janin bulat, terasa keras presentasi kepala masih bisa di
gerakan
Leopold IV : kepala belum masuk PAP, teraba 5 jari diatas simpisis.
o BJA : 138x/menit, reguler
o LILA : 27cm
C. Pemeriksaan Penunjang
Tanggal 23 Juni 2015
a. Darah lengkap
Tabel 1. Hasil Darah Rutin Tn. W
Hematologi Hasil Nilai rujukan
Hb 14 g/dl 11-14 g/dl
Hematokrit 42 % 37-50 %
Leukosit 6.000 /mm3 5000-10.000 / mm3
Trombosit 335.000 /mm3 150.000-400.000/mm3
b. VCT test
9
E. Pemeriksaan Penunjang yang dirujuk
a. CD4+
Berkas Keluarga
A. Profil Keluarga
1. Karakteristik Keluarga
a. Identitas Kepala Keluarga
Nama : Tn. S
Usia : 24 Tahun
b. Identitas Pasangan
Nama : Ny. R
Usia : 21 tahun
c. Struktur Komposisi Keluarga
Kedudukan
Keterangan
Dalam Umur
No. Nama Gender Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Keluarga (thn)
(Penghasilan)
Kepala Supir truk Rp.2.000.000,-/
1. Tn. S Laki-laki 24 SMP
Keluarga antar kota bulan
Ibu rumah
2. Ny. R Istri Perempuan 31 SMA -
tangga
3. Tn. W Mertua Laki-laki 56 SMP - -
Kedudukan
Keterangan
Dalam Umur
No. Nama Gender Pendidikan Pekerjaan Tambahan
Keluarga (thn)
(Penghasilan)
5. Tn. H Adik Ipar Laki-laki 22 SMP Buruh Rp.
pabrik 2.500.000,-/bula
10
n
Karyawan
6. Ny. S Adik Ipar Perempuan 21 SMP 1.200.000,-
toko kue
7. Ny. D Adik Ipar Perempuan 16 SMK Pelajar -
c. Denah rumah
11
3. Penilaian Perilaku Kesehatan Keluarga
a. Tempat Berobat : Mantri dan puskesmas
b. Balita : -
c. Asuransi/Jaminan Kesehatan : KJS
12
Kualitas pelayanan
Memuaskan
kesehatan ditanggung Pemerintah dan kualitas
pelayanan pun sangat memuaskan.
5. Pola Konsumsi Makanan Keluarga
a. Kebiasaan Makan
Keluarga Ny. R makan sebanyak tiga kali sehari; makan pagi, siang, malam hari dengan menu
makanan yang bervariasi dan dimasak sendiri oleh pasien dan kadang dibantu oleh mertua pasien
dan adik iparnya. Mereka juga membiasakan diri untuk mencuci tangan dengan sabun sebelum
dan sesudah makan serta merapikan dan membersihkan peralatan makan mereka setelah selesai
makan.
Semua anggota keluarga pasien makan tiga kali sehari kecuali suami dan adik ipar pasien yang
bekerja, mereka untuk makan siang membeli diluar tapi tidak jarang dibekali oleh isteri pasien,
untuk sorenya mereka semua makan dirumah bersama.
13
(9 Maret 2015)
Pagi : 644 kal
Jumlah Gr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi goreng 100 gr = 329 kal 12,45 gr 41,82 gr 11,96 gr
Telur ceplok 60 gr = 240 kal 11 gr 0 gr 0 gr
Teh manis 75 kal 0 gr 0 gr 0 gr
14
Jumlah Gr /kal protein karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 2,6 gr 27,9 gr 0,28 gr
Tumis capcay 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Ikan goreng 100 gr = 200 kal 20, 95 gr 2,38 gr 11,41 gr
Apel 1 buah = 72 kal 0,32 gr 18,8 gr 0,24 gr
Air putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr
15
Siang : 456 kalori
JumlahGr /kal Protein Karbohidrat Lemak
Nasi 100 gr = 175 kal 4,07 gr 32,84 gr 12,95 gr
Sayur sop 100 gr = 92 kal 2,2 gr 2 gr 9,2 gr
Ikan asin 1 buah = 142 kal 3,89 gr 0,37 gr 3,89 gr
Tahu goreng 1 buah = 35 kal 2,23 gr 1,36 gr 2,62 gr
Lalapan 100 gr = `12 kal 0,59 gr 2,16 gr 0,16 gr
Air Putih 0 kal 0 gr 0 gr 0 gr
Makanan dimasak sendiri oleh pasien dan terkadang dibantu oleh mertua dan adik iparnya.
Pasien mengolah makanannya dengan cara digoreng dan direbus dengan menggunakan bumbu-
bumbu yang dibuat sendiri.
Kedua mertua pasien dan adik ipar pasien yang tidak bekerja dan masih sekolah setiap harinya
makan masakan yang disediakan dirumah sebanyak tiga kali sehari. Untuk suami pasien dan adik
iparnya yang bekerja, terkadang saat ditempat kerja membeli makanan untuk makan siang
sedangkan sorenya suami pasien makan makanan yang disediakan dirumah, tidak jarang suami
pasien dibekali makanan dari rumah untuk makan siang.
16
pasien merasa sangat terdukung untuk sembuh dan merawat bayi mereka, selain itu
pasien merasa diperhatikan lebih oleh suaminya.
- Dari keluarga pasien :
o Dengan hubungan yang baik antara anggota keluarga pasien dengan pasien,
memungkinkan untuk pasien mendapatkan perhatian dan dukungan lebih
mengingat pasien juga sedang hamil anak pertama dari suami kedua. Kehamilan
ini sangat ditunggu-tunggu oleh mertua pasien.
o Untuk kondisi kesehatan masing-masing anggota keluarga pasien, tidak ada yang
sedang sakit ataupun memiliki riwayat penyakit yang dikhawatirkan dapat
menularkan kepada pasien. Semua anggota keluarga dalam keadaan sehat.
B. Genogram
1. Bentuk Keluarga
Bentuk keluarga ini adalah keluarga besar (extended family) dimana terdiri dari suami (Tn.
S), isteri (Ny. R), mertua (Tn. W, Ny. M), adik ipar (Tn. H, Ny. S, Ny. D, Ny. M) yang tinggal
dalam satu rumah.
17
Meskipun pasien dan suami pasien pernah menikah,tetap saja untuk pernikahan yang sekarang
termasuk pernikahan yang baru karena kedua pasangan ini belum memilki keturunan tetapi
pasien sedang hamil 24 minggu
Tugas perkembangan:
1. Membina hubungan intim yang memuaskan kehidupan baru.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi pasien dengan lingkungan rumah dirasakan cukup baik, pasien tinggal di lingkungan
padat penduduk sehingga memudahkan untuk komunikasi dengan tetangga sekitar rumah. Dalam
lingkungan keluargapun pasien memiliki hubungan baik dengan tiap anggota keluarga sehingga
memudahkan untuk menyelsaikan masalah
c. Fungsi Reproduksi
pasien merupakan individu yang produktif mengingat pasien sudah memiliki satu orang anak
dari pasangan pertamanya dan dengan suami kedua saat ini pasien sedang hamil 24 minggu.
d. Fungsi Ekonomi
Ekonomi pasien cukup baik, dengan penghasilan suami Rp.4.000.000,- dan penghasilan dari
kedua adik iparnya menjadi Rp.8.500.000,- per bulan dirasakan sudah cukup untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari
18
e. Fungsi Perawatan Kesehatan
keluarga pasien cukup menjaga kesehatannya dengan memakan makanan yang sehat seperti buah
sayur dan serat. Selain itu keluarga pasien juga menjaga kebersihan rumah dengan setiap hari
membersikan rumah. Sehingga keluarga pasien saat ini dalam keadaan sehat. Jika keluarga
pasien sakit mereka berobat ke klinik dokter umum maupun ke Puskesmas setempat
4. Family Map
Gambar 2. Genogram Ny. R
Keterangan
: Perempuan : Pernikahan
19
C. Identifikasi Permasalahan yang didapat dalam keluarga
- Masalah dalam organisasi keluarga
Pasien menikah dengan anak pertama dari lima bersaudara dan bertindak sebagai pengambil
keputusan dalam keluarga tersebut. Didalam keluarga tersebut, pasien sangat diterima dan
disayangi oleh kedua orang tua suaminya, terlebih pasien sedang hamil anak pertama dari suami
keduanya ini. Kedua mertuanya sangat menanti kelahiran anak yang dikandung pasien untuk itu
pasien selalu diperhatikan lebih dan selalu di jaga dengan baik oleh keluarga, baik oleh suami
maupun anggota keluarga lainnya. Hubungan dengan adik iparnya juga baik, karena pasien
diaggap sebagai kakanya sendiri, sehingga banyak adik iparnya sering menanyakan pendapat dan
saran apabila ada masalah.
- Masalah dalam fungsi biologis
o Suami pasien mengeluhkan kepada pasien saat berhubungan seksual kurang nyaman
dikarenakan adanya kutil pada kelamin.
o Kadang suami pasien merasa takut akan tertular dengan penyakit dari isterinya sehingga
kadang suaminya tidak mau tidur dengan pasien.
o Karena suami pasien sudah tertular kutil kelamin dari isterinya, suami pasien agak
menjaga jarak dengan pasien sehingga pasien merasa suaminya sudah tidak
menyayanginya lagi.
20
- Masalah dalam fungsi ekonomi
Pasien saat ini bekerja sebagai ibu rumah tangga. Bertugas untuk melayani keluarganya sehari-
hari yang setiap bulannya diberikan uang untuk keperluan sehari-hari oleh suamimnya. Ekonomi
pasien terpenuhi dengan baik.
- Masalah lingkungan
Pasien tinggal di lingkungan yang padat penduduk dengan kondisi tingkat polusi udara yang
tinggi yang dikhawatirkan dapat membuat pasien sakit ISPA, karena dengan kondisi pasien
sekarang yang sangat mudah tertular penyakit. Dilingkungan pasien sedang ada yang menderita
batuk-batuk (sekitar 5 rumah dari rumah pasien).
- Masalah perilaku kesehatan
Pasien sudah membiasakan hidup sehat yaitu mengatur pola makan yang baik dengan makan
buah dan sayur, serta mulai menjaga kebersihan alat kelamin dengan cara membersihkan alat
kelamin setelah BAK dan BAB serta menjaga agar kondisi sekitar alat kelamin tidak lembab,
menyarankan agar tidak menggunakan obat-obat pembersih alat kelanin. Menggunakan alat
kontrasepsi (kondom) saat berhubungan seksual untuk seterusnya karena ditakutkan akan
menularkan. Menyarankan setia kepada satu pasangan saja, tidak berhubungan seksual beresiko
dengan lain pasangan. Selain itu pasien juga sudah sadar untuk berobat ke Puskesmas dan
Rumah Sakit.
D. Diagnosis Holistik
1. Aspek Personal
- Alasan kedatangan :
Pasien datang berobat ke Puskesmas dengan keinginan sendiri dan dukungan dari suami
untuk mengetahui apa sebenarnya penyakit yang diderita pasien selama ini. Selain itu pasien
merasa kurang nyaman dengan kutil yang ada dikelaminnya
- Harapan :
Pasien memiliki harapan untuk sembuh dan penyakitnya tidak berpengaruh pada janinnya
- Kekhawatiran :
Pasien memiliki kekhawatiran akan akibat dari penyakitnya, tidak bisa sembuh dari
penyaktinya dan dapat menularkan kepada suami dan janin yang dikandungnya.
- Presepsi :
21
Pasien tidak cukup mengerti tentang penyakitnya, baik cara penularan maupun dampak
penyakit pada tubuhnya. Pasien hanya mengerti jika kutil kelamin dan HIV menular lewat
hubungan seksual.
2. Aspek Klinik
Berdasarkan hasil anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang disimpulkan
sebagai berikut :
- Diagnosis kerja : G2P1A0 hamil 6 bulan dengan Condyloma Accuminata dan HIV(+)
- Diagnosis banding : -
22
4. Aspek Psikososial Keluarga
- Faktor pendukung kesehatan pasien yang berasal dari keluarga ialah adanya kemauan dari
suami pasien untuk mengobati penyakit yang diderita pasien.
o Selain itu juga pasien merupakan menantu yang disayang oleh keluarga dan
memiliki hubungan baik antara anggota keluaga dengan begitu keluarga pasien
pasti sangat mendukung untuk kesembuhan pasien dan merawat janin yang
sedang dikandungnya.
o Pasien juga memiliki biaya pengobatan yang cukup yang didapatkan dari suami
pasien.
o Untuk keluarga pasien saat ini tidak ada yang mempunyai keluhan penyakit
sehingga pasien dapat terhindar dari penularan penyakit.
o Banyak organisasi sosial yang berhubungan dengan HIV termasuk didalamnya
tergabung orang-orang yang menderita HIV juga sehingga diharapkan pasien
tidak merasa sendirian serta dukungan dari keluarga tentunya.
- Faktor penghambat kesehatan pasien berasal keluarga pasien dan suami pasien.
o Dari keluarga pasien, belum mengetahui penyakit yang diderita pasien karena
takut dikucilkan dan dianggap sebagai pembawa penyakit.
o Sedangkan dari suami pasien sendiri akhir-akhir ini suami pasien sering memarahi
pasien, itu membuat perasaan pasien sedih dan tertekan sehingga mengakibatkan
pasein stres dan dapat berpengaruh pada kesehatan pasien maupun janinnya.
o Suami pasien kurang kooperatif untuk melakukan pemeriksaan VCT.
5. Aspek Fungsional
Secara aspek fungsional, menurut skala Universitas Indonesia, pasien termasuk derajat 5
yang mana pasien tidak mengalami kesulitan sama sekali untuk melakukan aktivitas dan
bekerja sehari hari. Karena menurut keterangan pasien, sama sekali tidak ada gangguan
dalam aktivitas sehari-hari dan pasien masih bisa melakukan semua kegiatan yang sama
seperti saat pasien belum menderita penyakit
23
E. Rencana Pelaksanaan
24
Aspek - Mengedukasi suami pasien Keluarga Pada saat - Suami pasien mau
Psikososial untuk melakukan pemeriksaan pasien Puskesmas melakukan VCT.
Keluarga VCT dan saat - Suami pasien lebih sabar
- Memberi pengertian kepada kunjungan dan mengerti kondisi pasien
suami pasien agar kebih sabar rumah - Pasien mau mengikuti
kepada pasien karena dapat organisasi sosial khusus HIV
menambah tingkat stres pasien sehingga lebih diperhatikan.
- Menyarankan pada pasien - Pasien dan suaminya mau
untuk mengikuti organisasi pindah rumah.
sosial khusus bagi penderita
HIV agar pasien merasa bahwa
dia tidak sendiri.
- Menyarankan pasien dan
suaminya untuk pindah rumah
agar dapat menyelesaikan
masalah tanpa campur tangan
orang lain
Aspek -Menyarankan pasien untuk tetap Pasien Pada saat - Pasien lebih rileks dan
Fungsional melakukan olah raga senam di santai sehingga dapat
hamil sesuai kemampuannya Puskesmas mempersiapkan persalinan
-- Menyarankan untuk mengikuti - Jiwa pasien lebih tenang dan
organisasi kerohanian agar selalu bertawakal untuk
dapat menjadi lebih tenang kehidupannya.
-Mengedukasi pasien untuk rajin - Pasien minum obat dengan
minum obat teratur.
F. Prognosis
1. Ad vitam : dubia ad bonam
2. Ad sanasionam : ad malam
3. Ad fungsionam : dubia ad malam
25