Makalah PBL Blok 10
Makalah PBL Blok 10
Perempuan
Pendahuluan
Pembahasan
Organ genitalia feminina dibedakan menjadi interna dan eksterna. Yang termasuk
interna adalah ovarium, tuba fallopii, uterus, vagina. Sedangkan yang termasuk eksterna
adalah mons pubis, vulva, labia majora, labia minora, dan clitoris.
Ovarium
Ovarium adalah sepasang organ nerbentuk oval, sedikit pipih, yang tampak putih
seperti mutiara berbercak dengan banyak ketidakteraturan pada permukaannya. Ovarium ini
terletak di bawah tepi pelvis dan ditopang oleh ligamentum ovarii dan ligamentum
infundibulopelvis. Ovarium terletak pada fossa di sisi dinding pelvis yang dibatasi oleh
peritoneum. Di bagian atas, ovarium dibatasi oleh pembuluh darah iliaka eksterna, di bagian
bawah oleh saraf dan pembuluh darah obturator, di bagian posterior oleh ureter serta arteri
dan vena uterina, dan di anterior oleh pelekatan ligamentum larum dengan pelvis. Tuba
uterina terletak di atas permukaan medial ovarium.1
Persarafan ovarium berasal dari rantai simpatis lumbosakral dan menuju ovarium
bersama dengan arteri ovarika. Arteri ovarika merupakan suplai darah utama ovarium.
Namun demikian, darah juga dialirkan dari anastomosis cabang ovarium arteri uterina. Vena
berjalan mengikuti arteri membenruk pleksus pampiniformis di dalam mesovarium. Darah
dari vena ovarika kanan mengalir ke vena kava, sedangkan dari vena ovarika kiri biasanya
masuk ke vena renalis kiri. Limfe mengalir retroperitoneal ke nodus lumbalis aorta.1
Dimulai dari fundus uterine sampai fimbriae. Muara pada corpus uteri disebut ostium
internum tuba uterine. Bagian-bagian uterine:
Isthmus tuba uterina: bagian tuba yang paling sempit
ampulla tuba uterina: bagian yang paling lebar dan tempat terjadinya fertilisasi
infundibulum: bagian berbentuk corong dan mempunyai fimbriae
pars intertitialis: bagian tuba yang terdapat dalam dinding uterus.
Fungsi tuba uterina adalah sebagai jalan yang dilalui sperma untuk mencapai ovum.
Persarafan saluran ovum berasal dari pleksus simpatis dan parasimpatis ovarii dan
pelvis. Pendarahan tuba berasal dari arteri uterina cabang tuba dan dari cabang ovarium.
Drainase vena melalui vena tuba yang menyertai arteri. Drainase limfe terletak
retroperitoneal terhadap nodus aorta lumbalis.2
Uterus
Uterus yang merupakan organ berotot seperti buah pir terbalik dengan ruang sempit di
tengahnya, terletak jauh di dalam pelvis minor antara kandung kemih dan rectum. Ruang
tengahnya, yang dilapisi endometrium, berbentuk segitiga dengan dasar di atas dan sangat
padat di bagian anterior-posterior. Setiap apeks bagian atas berhubungan dengan saluran
ovum dan apeks bagian bawah bersatu dengan kanalis servikalis.1
Tuba uteriae melekat pada uterus, satu pada setiap sisinya, berjarak kira-kira pada dua
pertiga jarak ke puncak uterus. Bagian uterus di atas insersi tuba disebut fundus. Di bawah
insersi tuba, terdapat korpus uteri yang berkelanjutan dengan segmen supravaginal serviks.1
Uterus disokong oleh tiga pasang ligamentum. Paling atas adalah ligamentum
rotundum, yang berjalan dari fundus uteri, anterior tuba uterine, dan ke kanalis inguinalis
interna. Ligamentum kardinale terdapat di lateral setiap sisi dari inferior tuba uterine yang
memanjang ke serviks dan melekat ke dinding samping pelvis. Ligamentum uterosakrum
membentang dari setiap pelekatan sacrum ke sambungan uteroserviks bagian posterior.1
Vagina
Vagina merupakan saluran yang tipis, berotot, dengan rugae yang sebagian kolaps,
dengan panjang 8-10 cm dan diameter sekitar 4 cm. Saluran ini memanjang dari hymen pada
celah urogenital ke arah serviks dan membelok ke atas dan posterior dari vulva. Serviks
menonjol beberapa sentimeter ke bagian atas vagina membentuk cekungan yang disebut
forniks. Karena bibir posterior serviks seringkali lebih panjang dibanding bibir anteriornya,
forniks posterior mungkin lebih dalam dibanding forniks anterior. Forniks-forniks lateral
berukuran sama. Ukuran vagina berkurang selama masa klimakterium dan semua bagian
forniks, terutama forniks lateral, menjadi lebih dangkal.1
Vagina terletak di antara kandung kemih dan rectum dan disokong terutama oleh
ligamentum transversum servikalis (ligamentum kardinale) dan muskulus levator ani.1
Peritoneum pada bagian posterior kavum Douglasi sangat berdekatan dengan forniks
posterior vagina, penting diperhatikan pada pembedahan.1
Persarafan vagina adalah melalui n. pudendus dan hemoroidalis dari sistem saraf
simpatis pelvis. Aliran darah berasal dari a. vaginalis (cabang desenden arteri uterine) dan
dari a. pudenda interna dan hemoroidalis media. Drainasenya melalui v. pudenda,
hemoroidalis eksterna dan v. uterine.1
Mons Pubis
Mons Pubis adalah bantalan jaringan lemak dan kulit yang terletak di atas simfisis
pubis. Bagian ini tertututp rambut pubis setelah pubertas. Saraf-saraf sensorik mons pubis
adalah n. ilioinguinal dan n. genitofemoral. Mons pubis mendapatkan aliran darah dari A.V.
pudenda eksterna. Saluran limfe bergabung dengan saluran limfe dari bagian lain vulva dan
abdomen superficial. Persilangan peredaran limfe labia di dalam mons pubis sangat penting
secara klinis karena memungkinkan terjadinya penyebaran metastasis kanker dari satu sisi
vulva ke kelenjar inguinal di sisi yang berlawanan serta sisi yang terkena.1
Vulva
Disebut juga rima pudenda. Muara pada vestibulum vagina. Ada lipatan kecil yang
disebut labium minus atau labia minora. Ke arah distal kedua labia minora membentuk
frenulum labiorum pudenda. Sebelah distal lab.pudendi terdapat jaringan ikat yang
menyebrang disbut commisura posterior. Ke atas labia minora berhubungan dengan glands
clitoris disbut preputium clitoridis. Di bagian kiri dan kanan vulva dibatasi oleh labia majora.
Di atas labia majora terdapat mons pubis yang berisi jaringan lemak dan ditumbuhi rambut.2
Klitoris
Homolog penis ini berukuran 2-3 cm ditemukan pada garis tengah, sedikit di anterior
meatus uretra. Tersusun atas dua korpus kecil yang erektil, masing-masing melekat ke
periosteum simfisis pubis, dan sebuah struktur lebih kecil (glands klitoridis) yang banyak
sekali mendapat persarafan sensoris. Glans sebagian ditutupi oleh labia minor.1
Klitoris mendapat persarafan dari n. pudendus dan hipogastrik serta saraf simpatis
pelvis, dan mendapat aliran darah dari arteri dan vena pudenda interna.1
Vestibulum
Merupakan ruangan yang dibatasi oleh kedua labia monora kanan dan kiri. Bagian
bawah vestibulum membentuk fossa naviculare. Beberapa lubangnya yaitu orificium urethra
externum lateral terdapat vestibularis minor. Orificium vagina, distal urethra yang ditutupi
hymen, dan ducuts glandula vestibularis major Bartolini.
Vestibulum dan uretra terminal dipersarafi oleh n. pudendus dan diperdarahi oleh arteri dan
vena pudenda interna.1
Ovarium
Ovarium, seperti testis, pada waktu yang bersamaan merupakan kelenjar endokrin dan
eksokrin: hormone yang dihasilkan adalah estrogen dan progesterone. Ovarium ditutupi epitel
selapis kubis (germinatif), dan sebelah dalamnya trdapat tunika albugenia dari jaringan ikat
fibrosa padat. ovarium dibagi atas medulla dan korteks. Medulla terdiri atas jaringan ikat
areolar (jarang) dengan banyak pembuluh darah, saraf, dan pembuluh limfe. Korteks ovarium
terdiri atas stroma yang sangat selular dari jaringan ikat jarang dan mengandung folikel-
folikel ovarium. Folikel ovarium itu ada yang istirahat (primordial), dalam proses
pematangan atau sudah matang (Graaf).3
Folikel Primordial
Folikel primordial letaknya dalam korteks superficial tepat di bawah tunika algenia
dan terdiri atas suatu oosit primer berdiameter kira-kira 25 mikro, dikelilingi selapis sel-sel
epitel gepeng. Oosit primer tertahan dalam fase diploten dari profase meiosis.3
Pada folikel ini,ovum, epitel folikel dan stroma ovarium semuanya ikut dalam proses
pematangan di bawah pengaruh follicle-stimulating hormone yang dihasilkan sel basofil delta
pars distalis adenohipofisis. Ovumnya, atau oosit primer bertambah diameternya sampai lebih
dari 100 mikro. Ia kemudian dikelilingi suatu membran homogen yaitu zona pellusida. Epitel
folikel berproliferasi dan menjadi berlapis, sel-selnya berubah bentuk berturut-turut dari
gepeng menjadi polyhedral dan sitolpasmanya bergranula.: sekarang dikenal sebagai
membran granulose. Stroma ovarium menjadi padat dan membentuk teka folikuli, yang
tersusun atas lapisan selular dalam dan fibrosa luar. Sel-sel dari lapisan dalam teka mendapat
pigmen kuning dalam sitoplasmanya dan dikenal sebagai sel-sel lutein teka. Mereka
menghasilkan hormon estrogen. Selama suatu siklus bulanan, sejumlah folikel mulai menjadi
matang tetapi biasanya hanya satu berkembang sampai matang sempurna. Yang lainnya
mengalami regresi dan menjadi yang disebut folikel atretis, tetapi untuk sementara
menghasilkan estrogen sehingga pada permulaan siklus terdapat peningkatan hormone ini.3
Folikel Graaf
Suatu rongga berisikan cairan, antrum, timbul di antara sel-sel epitel folikel dan
berangsur-angsur membesar sampai ovum terdesak pada dinding suatu kista besar (antrum)
yang dilapisi sel-sel epitel folikel. Epitel pelapis itu adalah membran granulose. Ovum,
dengan epitel folikel yang menutupinya, menonjol ke dalam antrum (cumulus ooforus). Pada
akhirnya suatu folikel matang sempurna menempati seluruh tebal korteks.3
Folikel Graaf matang akhirnya menonjolkan permukaan ovarium dan memecah.
Ovum, dikelilingi beberapa lapis sel-sel epitel folikel (korona radiata) dilepaskan ke dalam
rongga peritoneum. Proses ini dikenal sebagai ovulasi. Dinding folikel terlipat, dan folikel itu
berubah menjadi suatu kelenjar endokrin, korpus luteum. Dua belas jam sebelum ovulasi
oosit primer itu menyelesaikan pembelahan meiosis pertama menjadi oosit sekunder. Jadi
pada saat ovulasi dilepaskan oosit sekunder. Ia akan mengalami pembelahan meiosis kedua
menjadi ovum hanya bila ia dibuahi.3
Korpus Luteum
Sel-sel epitel folikel dari membran granulose membesar sampai 25 mikron di bawah
pengaruh luteinizing hormone yang dihasilkan sel basofil delta-2-pars distalis adenohipofisis
dan dikenal sebagai sel-sel lutein granulose karena mereka mendapatkan pigmen kuning
dalam sitoplasmanya. Membran basal antara membran granulosa dan teka folikuli lenyap dan
kapilar-kapilar tumbuh masuk dari teka eksterna. Sel-sel lutein granulose menghasilkan
estrogen dan progesteron. Sel itu memiliki banyak reticulum endoplasma licin dalam
sitoplasmanya. Seperti halnya sel-sel lutein teka, mereka memiliki pigmen kuning dalalm
sitoplasmanya. Korpus luteum berdegenerasi dalam 10-14 hari bila tidak terjadi fertilisasi.
Bila hamil, korpus luteum itu akan menetap untuk beberapa bulan sebagai korpus luteum
kehamilan dan mencapat ukuran 2-3 cm. Korpus luteum kedua kemungkinan tadi akhirnya
berdegenerasi dan diganti suatu luka parut, korpus albikans.3
Tuba Uterina
Epitelnya selapis torak. Sel-selnya berkelompok, yang bersilia dan tanpa silia
(sekretoris). Sebagian sel bersilia manyapu kea rah uterus sedangkan lainnya pergi dari
uterus. Banyaknya secret dan jumlah silia adalah maksimal pada pertengahan siklus. Di luar
epitel terdapat lamina propria jaringan ikat jarang yang sangat selular. Mukosa berlipat-lipat
yang pada ampula bercabang-cabang luas tetapi pada ismus kurang bercabang, sampai
lumennya hamper tersumbat sama sekali. Di luar mukosa terdapat muskularis dari otot polos
spiral. Serosa terdapat di luar.3
Bagian-bagian tuba ini secara histologis mirip duktus deferens. Lumennya stellata.
Dilapisi epitel selapis torak yang sel-selnya berkelompok, yang bersilia dan tanpa silia
sendiri-sendiri. Lamina propria adalah jaringan ikat jarang yang sangat selular.
Muskularisnya sangat tebal, karena merupakan lanjutan miometrium uteri, yaitu otot polos.3
Uterus
Dinding uterus terdiri atas membran mukosa (endometrium) langsung di atas lapisan
otot polos yang sangat tebal (miometrium) dengan adventisia fibrosa di luarnya. Bagian
korpus uteri mendapat lapisan tambahan serosa (mesotel). Membran mukosa korpus uteri
mengalami perubahan morfologis menyolok selama siklus haid, berbeda dengan mukosa
serviks yang perubahannya hampir tak kentara.4
Korpus Uteri
Epitel uterus adalah selapis torak. Kelnjar-kelenjar tubular simpleks yang juga dilapisi
epitel selapis torak terdapat dalam endometrium. Lamina proprianya adalah jaringan ikat
jarang yang sangat selular. Endometrium dari korpus dapat dibagi lagi dalam pars
fungsionalis yang superficial, yang dilepaskan selama haid, dan pars basalis yang tidak
dilepaskan. Masing-masing mendapat suplai darah yang berlainan. Setelah haid, sel-sel epitel
puntung-puntung kelenjar dalam pars basalis berproliferasi dan membentuk epitel baru pada
permukaan endometrium. Fase proliferasi ini berlangsung hingga ovulasi (mid-siklus) dan
selama ini endometrium mencapai tinggi sekitar 2 mm.3
Miometrium terdiri atas berkas-berkas otot polos yang berjalan ke segala arah dengan
jaringan ikat jarang dan pembuluh-pembuluh darah besar dan saraf di antaranya. Lapisan
serosa dari sel-sel mesotel di atas jaringan ikat jarang terdapat di luar kecuali sepanjang garis
perlekatan ligamentum latum.3
Serviks Uteri
Serviks berbeda dari korpus dalam sejumlah hal. Mukosanya disebut endoserviks dan
sangat berlipat-lipat (plicae palmatae). Epitelnya adalah torak selapis dan mengeluarkan
mucus, dan kelenjar-kelenjarnya lebih dalam dan bercabang. Sel-selnya juga mengeluarkan
mucus. Stroma endoserviks kurang selular dibanding korpus, dan miometriumnya tidak
begitu tebal dan terbatas pada serviks bagian atas. Pada ostium eksterna terjadi perubahan
mendadak dari epitel selapis torak menjadi epitel berlapis gepeng dari vagina.4
Vagina
Vagina dilapisi membran mukosa terdiri atas epitel berlapis gepeng di atas lamina
propria jaringan ikat jarang yang sangat vascular. Di luar ini terdapat otot polos yang
sebagian besar tersusun memanjang, dengan sedikit serat-serat sirkular. Suatu adventisia
fibrosa terdapat di sini.4
Labia Minora
Merupakan lipatan mukosa, ditutupi oleh epitel berlapis gepeng tanpa lapisan tanduk
berpigmen, dan lamina propria jaringan ikat jarang. Terdapat kelenjar sebasea yang bermuara
langsung ke permukaan.4
Labia Mayora
Merupakan lipatan kulit, ditutupi oleh epidermis berpigmen dan memiliki kelenjar-
kelenjar sebasea dan kelenjar keringat pada permukaan luar saja dan folikel rambut sesudah
pubertas.4
Klitoris
Ditutupi epitel berlapis gepeng jenis membran mukosa. Di dalam jaringan ikat jarang
sebagai pusat organ, terdapat jaringan erektil. Banyak berkas besar saraf terdapat dalam
lamina propria.4
Oogenesis
Oogenesis adalah proses pembentukan sel telur (ovum) di dalam ovarium. Oogenesis
dimulai dengan pembentukan bakal sel-sel telur yang disebut oogonia. Pembentukan sel telur
pada manusia dimulai sejak di dalam kandungan, yaitu di dalam ovarium fetus perempuan
tapi tidak dituntaskan.5
Pada akhir bulan ketiga usia fetus, semua oogonia yang bersifat diploid telah selesai
dibentuk dan siap memasuki tahap pembelahan. Semula oogonia membelah secara mitosis
menghasilkan oosit primer. Pada perkembangan fetus selanjutnya, semua oosit primer
membelah secara miosis, tetapi hanya sampai fase profase. Pembelahan miosis tersebut
terhenti hingga bayi perempuan dilahirkan karena nukleus oosit primer mengalami meiotic
arrest (penghentian proses miosis), sekitar 2 juta oosit primer berhasil terbentuk oleh ovarium
dan mengalami kematian setiap hari sampai masa pubertas. Memasuki masa pubertas, oosit
melanjutkan pembelahan miosis I. hasil pembelahan tersebut berupa dua sel haploid, terdiri
atas satu sel yang besar disebut oosit sekunder dan satu sel berukuran lebih kecil disebut
badan kutub primer. 5
Pada tahap selanjutnya, oosit sekunder dan badan kutub primer akan mengalami
pembelahan miosis II. Pada saat itu, oosit sekunder akan membelah menjadi dua sel, yaitu
satu sel berukuran normal disebut ootid dan satu lagi berukuran lebih kecil disebut badan
polar sekunder. Badan kutub tersebut bergabung dengan dua badan kutub sekunder lainnya
yang berasal dari pembelahan badan kutub primer sehingga diperoleh tiga badan kutub
sekunder. Ootid mengalami perkembangan lebih lanjut menjadi ovum matang, sedangkan
ketiga badan kutub mengalami degenerasi (hancur). Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa pada oogenesis hanya menghasilkan satu ovum. 5
Masa Pubertas
Perubahan-perubahan pubertas pada anak perempuan sama dengan yang terjadi pada
anak laki-laki. Wanita berusia muda dan tua sama-sama mengalami siklus haid yang teratur,
tetapi dengan alasan yang berbeda.
Sistem reproduksi wanita belum aktif sampai yang bersangkutan mencapai pubertas.
Tidak seperti testis janin, ovarium janin belum berfungsi karena feminisasi sistem reproduksi
wanita secara otomatis berlangsung jika tidak terdapat sekresi testosteron janin tanpa
memerlukan keberadaan hormon seks wanita. Sistem reproduksi wanita tetap inaktif sejak
lahir sampai pubertas, yang terjadi pada usia sekitar sebelas tahun, karena GnRH hipotalamus
Secara aktif ditekan oleh mekanisme-mekanisme yang serupa dengan yang terjadi
pada anak laki-laki prapubertas. Seperti pada anak laki-laki, hilangnya pengaruh-pengaruh
inhibitorik tersebut oleh mekanisme yang belum diketahui menyebabkan pubertas.6
Sekresi esterogen yang dihasilkan oleh ovarium aktif akan menginduksi pertumbuhan
dan pematangan saluran reproduksi wanita serta perkembangan karakteristik seks sekunder
wanita.7 Efek esterogen yang menonjol pada perkembangan karakteristik seks sekunder
adalah mendorong penimbunan lemak di lokasi-lokasi strategis, misalnya payudara, pantat,
dan paha, sehingga terbentuk sosok melekuk-lekuk khas wanita. Pembesaran payudara pada
saat pubertas terutama disebabkan oleh perkembangan fungsional kelenjar-kelenjar mamaria.
Tiga perubahan pubertas lainnya pada wanita yaitu: pertumbuhan rambut ketiak dan pubis,
lonjakan pertumbuhan pubertas, dan munculnya libido disebabkan oleh lonjakan sekresi
androgen adrenal pada pubertas, bukan akibat esterogen. Namun, peningkatan esterogen pada
masa pubertas memang menyebabkan lempeng epifisis menutup, sehingga tidak lagi terjadi
pertambahan tinggi tubuh, serupa dengan efek testoteron pada pria.6
Sebagian besar wanita pertengahan usia reproduktif, perdarahan menstruasi terjadi setiap
25-35 hari dengan median panjang siklus adalah 28 hari. Wanita dengan siklus ovulatorik,
selang waktu antara awal menstruasi hingga ovulasi fase folikular bervariasi lamanya.
Siklus yang diamati terjadi pada wanita yang mengalami ovulasi. Selang waktu antara awal
perdarahan menstruasi fase luteal relatif konstan dengan rata-rata 14 2 hari pada
kebanyakan wanita. Lama keluarnya darah menstruasi juga bervariasi; pada umumnya
lamanya 4 sampai 6 hari, tetapi antara 2 sampai 8 hari masih dapat dianggap normal.
Pengeluaran darah menstruasi terdiri dari fragmen-fragmen kelupasan endrometrium yang
bercampur dengan darah yang banyaknya tidak tentu. Biasanya darahnya cair, tetapi apabila
kecepatan aliran darahnya terlalu besar, bekuan dengan berbagai ukuran sangat mungkin
ditemukan. Ketidakbekuan darah menstruasi yang biasa ini disebabkan oleh suatu sistem
fibrinolitik lokal yang aktif di dalam endometrium.2,8
Setiap satu siklus menstruasi terdapat 4 fase perubahan yang terjadi dalam uterus.
Fase-fase ini merupakan hasil kerjasama yang sangat terkoordinasi antara hipofisis anterior,
ovarium, dan uterus. Fase-fase tersebut adalah :
Secara garis besar terdapat tiga hirarki hormonal yang berperan saat pubertas pada
wanita yaitu (1) Gonadotopin-releasing hormone (GnRH) yang dihasilkan oleh hipotalamus,
(2) Follicle-stimulating hormone (FSH) dan Luteinizing hormone (LH) yang dihasilkan oleh
hipofisis anterior sebagai respons atas GnRH, dan (3) Estrogen dan progesteron yang
dihasilkan oleh ovarium sebagai respons atas FSH dan LH.2,6,7
Keluhan yang paling sering terdengar adalah dysmenorrhea, masa haid yang sakit.
Penyebabnya banyak sekali, dan dibagi menjadi dua bagian yang primer dan sekunder. Dan
biasanya yang terjadi pada usia pubertas adalah jenis dismenore primer.7
Gejala ini mulai timbul satu atau dua tahun sesudah periode menstruasi. Biasanya
sehubungan dengan periode ovulasi yang teratur (berlawanan dengan mereka yang pelepasan
telurnya tidak teratur. Pada umumnya dua tahun pertama tidak itu haid tidak teratur). Timbul
rasa sakit di bagian bawah perut dan perasaan pegal linu. Kadang disertai rasa sakit yang
sangat menyengat seperti keram yang hampir serupa sakitnya dengan kejang usus. Bisa juga
disertai rasa mual, muntah, mudah tersinggung dan perut kembung. Dismenore dikaitkan
dengan gejala gejala menjelang masa haid.7
Apa yang menyebabkannya belum diketahui secara pasti, tetapi rupanya ada
kaitannya dengan kontraksi otot rahim. Bisa juga disebabkan oleh sekresi hormone yang
berlebihan atau sekresi zat yang disebut prostaglandin yang dapat memperhebat kontraksi
rahim. Prostaglandin adalah bahan kimia yang produksi oleh tubuh dalam jumlah besar pada
masa sebelum menstruasi. Mereka yang ovulasinya teratur, keluaran haidnya mengandung 5
kali lebih tinggi kadar prostaglandinnya dibandingkan mereka yang ovulasinya tidak teratur.7
Nyeri Pelvis
Nyeri panggul merupakan tanda utama endometriosis, dengan cirri bersifat kronis dan
berulang, timbul sebagai dismenore sekunder. Nyeri biasanya terjadi 24-48 jam sebelum
menstruasi dan mereda beberapa saat setelah timbul menstruasi. Nyeri ditandai dengan nyeri
konstan, biasanya pada pelvis atau panggung bawah (sakrum). Namun nyeri mungkin
unilateral atau bilateral dan dapat menyebar ketungkai bawah atau selangkang. Jika,
dibandingkan dengan dismenore primer nyeri pelvis lebih konstan dan jarang timbul di
bagian garis tengah tubuh. Gejala-gejala pelvis lainnya adalah kejang yang berat, rasa berat
pada panggul dan tekanan pada pelvis. Dapat terjadi gejala-gejala saluran cerna, tanpa
diketahui apakah disertai keterlibatan usus besar atau tidak, misalnya nyeri perut siklik,
konstipasi intermiten, diare, nyeri saat defekasi (diskezia) dan adanya darah dalam feses.1
Simpulan
Dan dari uraian di atas jelaslah bahwa kunci siklus haid tergantung dari perubahan
perubahan kadar estrogen, pada permulaan siklus haid, dan meningkatnya FSH yang
disebabkan oleh menurunnya estrogen pada fase luteal sebelumnya. Karena Berhasilnya
perkembangan folikel tanpa terjadinya atresia tergantung pada cukupnya produksi estrogen
oleh folikel yang berkembang. Ovulasi terjadi oleh cepatnya estrogen meningkat pada
pertengahan siklus yang menyebabkan lonjakan LH. Hidupnya korpus luteum tergantung
pula pada kadar minimum LH yang terus-menerus. Rasa sakit yang kerap mengiringi fase
menstruasi ini banyak penyebabnya, salah satunya adalah kontraksi otot rahim dan didukung
lagi dengan kadar prostaglandin yang meningkat, yang mempunyai efek memperhebat
kontraksi otot rahim, sehingga timbulah rasa nyeri. Gangguan menstruasi yang dialami pada
kasus, yaitu Amenorrhoe atau tidak mendapatkan haid sama sekali. Ada beberapa hal yang
dapat menjadi penyebabnya, yaitu: Disebut dengan Hymen imperforata, yaitu selaput dara
tidak berlubang sehingga darah menstruasi terhambat untuk keluar. Biasanya keadaan
tersebut diketahui bila si perempuan sudah waktunya mens tetapi belum mendapatkannya.
Dia mengeluh sakit perut setiap bulan. Hal itu bisa diatasi dengan operasi untuk melubangi
selaput daranya.
Daftar Pustaka
1. Benson RC, Pernoll ML. Buku saku obstetric dan ginekologi. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.
2. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.
3. Craigmyle MBL. Atlas berwarna histologi edisi ke 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2005.
4. Eroschenko VP. Atlas histologi diFoire. Ed.11. Jakarta: EGC, 2010, h.453-78
5. Behrman RE, Kliegman RM, Arvin AM. Ilmu kesehatan anak Nelson edisi 15.
Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2000.
6. Sherwood L. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi ke-2. Jakarta : Penerbit :
Kedokteran EGC ; 2001