Landasan Teori Ditb 2008 Bab 2 PDF
Landasan Teori Ditb 2008 Bab 2 PDF
TEORI DASAR
2.1 Permeabilitas
fluida. Besaran ini dapat diperoleh melalui perhitungan Hukum Darcy. Di dalam
berhubungan dengan laju aliran dan sifat fisis fluida (viskositas) dengan gradien
tekanan yang diberikan pada medium berpori. Pada tahun 1856, Henry Darcy
yang melewati batuan berpori. Pada hukum ini diasumsikan bahwa medium
berpori telah tersaturasi dan fluida yang digunakan adalah air dengan viskositas
sebesar 1cP. Secara matematis Hukum Darcy dapat dirumuskan sebagai berikut,
yaitu :
kA (Pb Pa )
Q= (1)
L
dimana Q (m3/s) adalah total fluida dengan viskositas dinamik (kg/m.s atau
Pa.s) yang keluar per satuan waktu melewati medium berpori dengan
perubahan tekanan (Pb-Pa). Penjelasan untuk Hukum Darcy dapat dilihat pada
Gambar 1.
5
6
Jika kedua ruas pada persamaan (1) dibagi dengan luas penampang A
k
q = P ; (2)
Q
q= (3)
A
tekanan dalam satuan atm/cm. Kecepatan Darcy q merupakan flux volume dan
sebenarnya yaitu kecepatan rata-rata fluida di dalam pori maka akan didapat
q = v (4)
Satuan yang biasa dipakai untuk permeabilitas adalah darcy (D) atau
milidarcy (mD) dan dalam SI satuannya adalah m2, dimana 1 darcy sama dengan
10-12 m2.
bernilai lebih dari 1 mD. Permeabilitas berbagai macam batuan dapat dilihat pada
Tabel 1.
Batuan Batu
Batuan Batuan dengan
reservoir Batu pasir gamping, Granite
Gabungan banyak retakan
minyak dolomite
(cm2) 10-3 10-4 105 106 107 108 109 1010 1011 1012 1013 1014 1015
(millidarcy) 10+8 10+7 10+6 10+5 104 103 100 10 1 0.1 0.01 10-3 10-4
Besaran fisis suatu batuan akan dipengaruhi oleh besaran lain yang saling
Porositas adalah ukuran volume pori-pori yang tersedia pada batuan yang
dapat diisi oleh gas, air, minyak, atau campuran dari ketiganya. Porositas ( )
didefinisikan sebagai fraksi volume batuan V yang tidak terisi oleh unsur padatan
(matriks). Gambar 2 menunjukkan bagian matriks dan pori suatu batuan dalam
Pori Matriks
Matriks
Pori
Jika volume matriks adalah Vs, dan volume pori sebagai Vp = V Vs,
V Vs V p
= = (6)
V V
sebagai berikut :
Apori
= (7)
Atotal
dimana A pori adalah luas ruang pori dan Atotal adalah luas ruang total. Porositas
Batuan Porositas
Pair (sand) dan Kerikil (gravel) 20-50 %
Till 10-20 %
Silt 35-50 %
Lempung (clay) 33-60 %
Clastic Sediments 3-30 %
Batu gamping (limestone) <1-30 %
Basalt 1-12 %
Tuff 14-40 %
Batu apung (pumice) -87 %
Batu kristal dengan retakan (fractured crystalline rock) 1-5 %
Batu kristal tidak dengan retakan (Unfractured crystalline rock) ~0.1 %
saling terhubung antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk jalur yang
dapat dialiri oleh fluida dari satu sisi ke sisi yang berseberangan (L) dengan
L
Gambar 4. Penjelasan untuk tortusitas.
10
L'
= (8)
L
memiliki luas penampang lingkaran dengan radius R (Mavko, 1998). Laju aliran
R 4 P
Qp = (9)
8 L'
Qp R 2 P
v= = (10)
R2 8 L'
Karena diketahui bahwa medium pori sesungguhnya tidak lurus seperti yang
panjang representatif dan kecepatan aliran. Waktu yang dibutuhkan fluida untuk
melewati jalur tortous akan sama dengan waktu yang dibutuhkan untuk melewati
REV.
L' L
t = = (11)
v pipa v REV
11
Dengan mengombinasikan persamaan (1), (3), (4), (9), dan (10) maka
L' 8 L'2 L L2
= 2 = = (12)
v pipa R P v REV k P
R 2 L2 R2
k= = (13)
8 L '2 8 2
2
s= (14)
R
4 3
k= 2 2 (15)
8 s
baik dengan metode lapangan (in-situ) ataupun uji laboratorium. Pada uji
laboratorium ada dua metode yang biasa digunakan yaitu metode Falling Head
dan Constant Head dimana pemakaiannya disesuaikan dengan tipe sampel yang
air dibuat konstan sedangkan pada metode Falling Head, ketinggian permukaan
12
air dibiarkan turun. Persamaan (16) digunakan untuk metode Constant Head dan
QL
K= (16)
H A
a L h0
K= ln (17)
A t ht
kg
K= (18)
dimana adalah massa jenis fluida, dan g adalah percepatan gravitasi (~10 m/s2).
Gambar 5. (a) permeameter constant head, dan (b) permeameter falling head.
(sumber : biosystems.okstate.edu/darcy/Conductivity/McWhorterhtm.html)
13
Pada Gambar 5 diatas, terlihat bahwa ketinggian permukaan air (h1) pada
permeameter constant head akan selalu dibuat tetap sehingga tidak ada perubahan
akan dibiarkan menurun sehingga terjadi perbedaan tekanan, dan yang diukur
adalah beda ketinggian permukaan air awal dan akhir (h0 dan ht).
Condition dimana air dari sumur lubang bor dipompa pada kecepatan aliran
konstan dalam jangka waktu yang cukup lama dan metode Slug Test yang
mengukur kecepatan naik atau turunnya permukaan air di dalam sumur setelah
mengetahui volume air yang diambil dari atau dimasukkan ke dalam sumur.