Istilah "kalimat majemuk" mengacu pada jenis kalimat yang terdiri atas dua pola atau lebih. Hal ini didasarkan pada
pengertian dari kalimat majemuk, yaitu suatu kalimat yang mengandung dua pola kalimat atau lebih, atau dengan
kata lain kalimat yang terjadi dari beberapa klausa bebas. Jenis kalimat ini berasal dari perluasan atau penggabungan
kalimat tunggal, untuk selanjutnya membentuk satu atau lebih pola kalimat baru di samping pola yang sudah ada
sebelumnya. Kalimat majemuk dapat diartikan juga bahwa kalimat majemuk adalah kalimat yang terdiri dari dua
atau lebih kalimat tunggal. Setiap kalimat majemuk memiliki kata penghubung yang berbeda, sehingga jenis kalimat
ini dapat diketahui dengan cara melihat kata penghubung yang digunakan. Fungsi utama dari kalimat majemuk
adalah untuk menguraikan, menjelaskan, menjabarkan, dan memerinci.
Jenis-jenis kalimat majemuk dapat dibagi berdasarkan proses terjadinya atau proses pembentukannya. Berdasarkan
ini, kalimat majemuk terbagi menjadi 4 jenis, yaitu; kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat
majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk campuran. Berikut ini penjelasannya satu per satu:
Menurut kamus besar bahasa Indonesia, kata artinya unsur bahasa yang diucapkan atau dituliskan yang merupakan
perwujudan dari kesatuan perasaan dan pikiran yang bisa digunakan dalam berbahasa. dan arti dari
kata ulang yaitu kata yang terjadi sebagai hasil reduplikasi, misalnya; sehari-hari, dedaunan dan lain sebagainya.
Berdasarkan itu bisa diambil kesimpulan bahwa, Kata ulang ialah kata yang terjadi pengulangan pada kata dasarnya.
Kata ulang ini ialah kata yang menambah suatu ragam kekayaan kosa kata bahasa Indonesia. Ada banyak sekali
jenis- jenis kata ulang yang bisa kita temui dalam percakapan sehari hari, kata kata ulang tersebut diantaranya
adalah kata ulang sebagian, menyeluruh, dan masih banyak lagi.
Dalam bahasa indonesia, kata ulang terbagi ke dalam empat jenis, yakni sebagai berikut.
Perulangan Berimbuhan
Perulangan berimbuhan adalah bentuk perulangan yang disertai dengan proses pengimbuhan. Pengimbuhan tersebut
ada yang melekat pada komponen pertama dan ada pula yang melekat pada komponen kedua.
Pengertian Majas
Majas adalah gaya bahasa yang digunakan penulis untuk menyampaikan sebuah pesan secara imajinatif dan kias.
Hal ini bertujuan membuat pembaca mendapat efek tertentu dari gaya bahasa tersebut yang cenderung ke arah
emosional. Biasanya, majas bersifat tidak sebenarnya alias kias ataupun konotasi.
Macam-macam Majas
Majas Perbandingan
Jenis majas ini merupakan gaya bahasa yang digunakan untuk menyandingkan atau membandingkan suatu objek
dengan objek lain melalui proses penyamaan, pelebihan, ataupun penggantian. Dalam majas perbandingan, teman-
teman akan menjumpai beberapa subjenisnya.
1. Personifikasi
Gaya bahasa ini seakan menggantikan fungsi benda mati yang dapat bersikap layaknya manusia.
2. Metafora
Yaitu meletakkan sebuah objek yang bersifat sama dengan pesan yang ingin disampaikan dalam bentuk ungkapan.
3. Asosiasi
Yaitu membandingkan dua objek yang berbeda, namun dianggap sama dengan pemberian kata sambung bagaikan,
bak, ataupun seperti.
4. Hiperbola
Yaitu mengungkapkan sesuatu dengan kesan berlebihan, bahkan hampir tidak masuk akal.
5. Eufemisme
Gaya bahasa yang mengganti kata-kata yang dianggap kurang baik dengan padanan yang lebih halus.
6. Metonimia
Yaitu menyandingkan merek atau istilah sesuatu untuk merujuk pada pada benda umum.
7. Simile
Hampir sama dengan asosiasi yang menggunakan kata hubungan bak, bagaikan, ataupun seperti; hanya saja simile
bukan membandingkan dua objek yang berbeda, melainkan menyandingkan sebuah kegiatan dengan ungkapan.
8. Alegori
9. Sinekdok
Gaya bahasa terbagi menjadi dua bagian, yaitu sinekdok pars pro toto dan sinekdok totem pro parte. Sinekdok pars
pro toto merupakan gaya bahasa yang menyebutkan sebagian unsur untuk menampilkan keseluruhan sebuah benda.
Sementara itu, sinekdok totem pro parte adalah kebalikannya, yakni gaya bahasa yang menampilkan keseluruhan
untuk merujuk pada sebagian benda atau situasi.
10. Simbolik
Majas Pertentangan
Majas pertentangan merupakan gaya bahasa yang menggunakan kata-kata kias yang bertentangan dengan maksud
asli yang penulis curahkan dalam kalimat tersebut. Jenis ini dapat dibagi menjadi beberapa subjenis, yakni sebagai
berikut.
1. Litotes
Berkebalikan dengan hiperbola yang lebih ke arah perbandingan, litotes merupakan ungkapan untuk merendahkan
diri, meskipun kenyataan yang sebenarnya adalah yang sebaliknya.
2. Paradoks
Yaitu membandingkan situasi asli atau fakta dengan situasi yang berkebalikannya.
3. Antitesis
4. Kontradiksi Interminis
Gaya bahasa yang menyangkal ujaran yang telah dipaparkan sebelumnya. Biasanya diikuti dengan konjungsi, seperti
kecuali atau hanya saja.
Majas Sindiran
Majas sindiran merupakan kata-kata kias yang memang tujuannya untuk menyindir seseorang ataupun perilaku dan
kondisi. Jenis ini terbagi menjadi tiga subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Ironi
2. Sinisme
3.Sarkasme
Majas penegasan merupakan jenis gaya bahasa yang bertujuan meningkatkan pengaruh kepada pembacanya agar
menyetujui sebuah ujaran ataupun kejadian. Jenis ini dapat dibagi menjadi tujuh subjenis, yaitu sebagai berikut.
1. Pleonasme
Yaitu menggunakan kata-kata yang bermakna sama sehingga terkesan tidak efektif, namun memang sengaja untuk
menegaskan suatu hal.
2. Repetisi
3. Retorika
Yaitu memberikan penegasan dalam bentuk kalimat tanya yang tidak perlu dijawab.
4. Klimaks
5. Antiklimaks
Berkebalikan dengan klimaks, gaya bahasa untuk antiklimaks menegaskan sesuatu dengan mengurutkan suatu
tingkatan dari tinggi ke rendah.
6. Pararelisme
Gaya bahasa ini biasa terdapat dalam puisi, yakni mengulang-ulang sebuah kata dalam berbagai definisi yang
berbeda. Jika pengulangannya ada di awal, disebut sebagai anafora. Namun, jika kata yang diulang ada di bagian
akhir kalimat, disebut sebagai epifora.
7. Tautologi
Yaitu menggunakan kata-kata bersinonim untuk menegaskan sebuah kondisi atau ujaran.
DISKUSI
Diskusi adalah sebuah interaksi komunikasi antara dua orang atau lebih/kelompok. Biasanya komunikasi antara
mereka/kelompok tersebut berupa salah satu ilmu atau pengetahuan dasar yang akhirnya akan memberikan rasa
pemahaman yang baik dan benar.
Setidaknya ada dua unsur diskusi yaitu;
1. Topik, dan
Namun seiring perkembangan zaman dan kebutuhan untuk memformalkan sebuah diskusi, berbagai diskusi formal
secara umum memiliki unsur-unsursebagai berikut;
1. Topik diskusi
2. Aparatur Diskusi (dalam hal ini moderator, notulen, anggota dan panelis khusus untuk diskusi panel, serta
pemrasaran untuk seminar)
Jenis Diskusi
1. Seminar
Seminar adalah sebuah diskusi ilmiah besar yang terdri dari banyak orang dengan beberapa pemrasaran yang
menjadi tokoh sentral yang menjelaskan duduk permasalahan. Pemrasaran adalah para pakar yang memiliki
kompetensi berbeda yang berkaitan dengan topik pembahasan.
Para pemrasaran memberikan materi dan menyiapkan modul agar peserta dapat menangkap duduk persoalan
langsung dari ahlinya. Anggota dapat mengajukan pertanyaan, mengungkapkan pendapat, memberikan saran atau
bahkan menyanggah apa yang disampaikan anggota lain atau bahkan pemrasaran.
Seluruh pembahasan di dalam seminar harus berpokok pangkal pada pembaasan pemrasaran dan bukti-bukti otentik
dan ilmiah. karena sifatnya yang ilmiah itu, seminar seringkali memakan waktu cukup panjang dibandingkan
diskusi-diskusi yang lain.
Pada bagian akhir, moderator dengan ketajaman analisa dan hasil rangkuman beberapa pendapat mencoba
menyimpulkan hasil diskusi yang kemudian disepakati bersama sebagai keputusan dan sikap kolektif yang akan
diambil.
2. Diskusi Panel.
Diskusi panel biasanya menghadirkan dua atau lebih panelis. Berbeda dengan seminar, panelis yang dihadirkan
memiliki pandangan yang sangat berbeda atau bahkan bertolak belakang. Dalam diskusi panel peserta tidak diberi
kesempatan untuk bertanya, menyanggah atau berdiskusi. Peserta hanya mendengarkanproses diskusi dan mungkin
perdebatan yang terjadi antar panelis.
Pada bagian akhir, moderator tidak harus membuat kesimpulan akhir diskusi jika memang pandangan yang berbeda
sangat sulit untuk dipertemukan. Diskusi ini bertujuan untuk merangsang cara berpikir audiens agar memahami
posisi permasalahan antara dua atau lebih pendapat yang berbeda.
3. Konferensi.
Dalam skala yang lebih besar dari seminar, konferensi dapat dilakukan. Tukar pendapat dan saling sanggah dalam
konferensi tidak sebanyak dalam seminar. Semua pihak menyampaikan pandangannya dalam sebuah pidato pakar
yang telah dipersiapkan jauh-jauh hari. Konferensi juga mencoba membuat kesepakatan bersama yang nantinya
akan ditandatangani dan menjedi hukum tertulis yang mengikat anggota yang menandatanganinya.
Sarasean adala sebua diskusi kecil, yang didalamnya berkumpul beberapa praktisi yang memberikansaran tentang
sebuah topik. asil kesimpulan sarasehan tidak mengikat, hanya bersifat himbauan saja.
5. Lokakarya
Lokakarya adalah ertemuan ilmiah kecil yang diadakan guna memecahkan seuatu permasalahan bersama.
6. Kongres
Kongres adalah kumpulan dari wakil-wakil organisasi yang saling mengemukakan pikiran untuk kemudian
membuat kesepakatan bersama.
BIOGRAFI
Biografi adalah kisah atau keterangan tentang kehidupan seseorang. Sebuah biografi lebih kompleks daripada
sekadar daftar tanggal lahir atau mati dan data-data pekerjaan seseorang, biografi juga bercerita tentang perasaan
yang terlibat dalam mengalami kejadian-kejadian tersebut.
Ciri-Ciri Biografi
1. Biografi terdiri dari struktur: orientasi, peristiwa atau masalah, serta reorientasi
2. Berisi informasi fakta dan disajikan dalam bentuk narasi atau cerita
3. Faktualnya (fakta) menurut peristiwa hidup seseorang yang dinarasikan dalam tokoh biografi.
Judul
Menarik dan mengesankan dari kehidupan tokoh yang diceritakan
Mengagumkan dan mengharukan dari kehidupan tokoh yang diceritakan
Dapat dicontoh dan diteladani dari kehidupan tokoh
Struktur Biografi
1. Orientasi: Orientasi merupakan bagian yang menjelaskan pengenalan tokoh yang berisi gambaran awal tokoh
yang diceritakan dalam biografi tersebut.
2. Peristiwa dan Masalah: Bagian peristiwa atau kejadian yang berisi sebuah peristiwa atau kejadian pernah
dialami, termasuk didalamnya berisi tentang masalah yang pernah dihadapinya dalam tujuan serta cita-citanya. Hal-
hal yang menarik, mengagumkan, mengesankan, dan mengharukan pernah dialami tokoh diuraikan dalam bagian
ini.
3. Reorientasi: Reorientasi adalah bagian penutup yang berisi pandangan penulis terhadap tokoh yang bersifat
opsional artinya dapat ada atau tidak.
SEMINAR
A. Penjelasan seminar.
Yang dimaksud dengan seminar adalah pertemuan untuk membahas suatu masalah yang dilakukan secara ilmiah.
Pada seminar biasanya menampilkan satu atau beberapa pembicaraan dengan makalah atau kertas kerja yang
sebelumnya telah di persiapkan.
Dalam seminar biasanya pembahasan berpangkal pada makalah atau kertas kerja yang sudah di siapkan dan disusun
sebelumnya oleh para pembicara, dan tema pembahasan harus sesuai dengan permintaan panitia penyelanggara. Inti
dari pembahasan yang telah di tentukan sebelumnya akan dibahas oleh pembicara seminar secara teoritis dan jika
masalah yang dibahas terlalu luas, maka biasanya akan dibagi menjadi beberapa sub pokok pembahasan.
Pada seminar terdapat moderator yang bertugas memandu jalannya acara dan biasanya moderator akan mencatat
berbagai inti pembicaran mengenai masalah yang dibahas. Seminar akan diawali dengan sebuah pembahasan
mengenai pandangan umum permasalahan yang dibaca oleh moderator, sehingga nantinya tujuan dari seminar dapat
terarah.
Pembahasan masalah pada seminar umumnya membutuhkan waktu yang lama karena bersifat ilmiah. Jadi para
pembicara harus dapat mengendalikan waktu, oleh karena itu hindarilah menjelaskan hal-hal yang tidak terlalu
penting. Lalu setelah pembicara menjelaskan permasalahan, maka biasanya akan di lanjutkan sesi untuk tanya jawab
yang tentunya dipandu oleh moderator seminar. Setelah seluruh pertanyaan terjawab maka moderator akan
menyimpulkan permasalahan yang dibahas dan menutup seminar dengan cara untuk memecahkan masalah yang
dibahas.
Umumnya seminar diadakan bukan untuk menetapkan keputusan terhadap masalah yang dibicarakan. Tapi seminar
diadakan untuk membahas masalah secara menyeluruh dan untuk memecahkan masalah tersebut. Mengadakan
seminar akan lebih baik jika:
Seminar merupakan salah satu jenis diskusi yang tujuannya untuk memecahkan masalah yang ada secara ilmiah, dan
seminar biasanya sering diselenggarakan oleh akademis, baiki tu lembaga akademis atau yang ditawarkan oleh
sebuah organisasi komersial maupun profesional. Adapun yang terlibat dalam seminar biasanya seperti:
Penyaji.
Moderator.
Key speker: pembahasan utama.
Pimpinan.
Anggota atau peserta.
Tim perumus.
Pembawa acara.
Laporan ketua.
Penyajian ketua.
Pembahasan oleh pembicara.
Diskusi atau tanya jawab.
Penyimpulan.
Penutupan.
Karena seminar salah satu bentuk diskusi, maka laporan seminarpun merupakan laporan seperti hasil diskusi. Jadi
laporan seminar harus berisi mengenai hal-hal yang memang dianggap penting.
D. Fungsi seminar.
Salah satu fungsi seminar yaitu untuk menyampaikan suatu gagasan ataupun sesuatu yang baru kepada para peserta
seminar dan berharap para peserta dapat memperoleh ilmu dan nantinya dapat dikembangkan lagi untuk
menyelesaikan masalah.
NOTULEN
Pengertian Notulen dan Contoh Notulen | Notulen atau notula adalah pencatatan hasil sebuah rapat. Petugas yang
membuat notulen biasanya disebut pembuat notula (notulis). Peran dan fungsi notulen sengatlah penting sebagai
arsip atas pelaksanaan sebuah rapat. Bila dikemudian hari ada yang membutuhkan hasil rapat, maka bisa membuka
notulen rapat pada saat tersebut. Notulen rapat yang disampaikan dalam laporan berfungsi untuk memperkuat isi
laporan. Laporan hasil diskusi biasanya juga dilengkapi dengan dokumen lain yang digunakan saat diskusi
berlangsung. Misalnya, makalah dari pembicara, foto kegiatan, dan lain-lain. Biasanya notulen juga dapat disertakan
juga daftar hadir peserta serta bahan-bahan lain yang diperlukan. Sesuai dengan keperluan yang diminta. Notulen
ditulis selama kegiatan berlangsung. Notulen berisi keterangan dan catatan hasil diskusi. Seseorang yang menulis
notula disebut notulis.
1. Susunan acara
2. Pembukaan
3. Diskusi
4. Penutup
Pokok permasalahan yang dibicarakan:
Kesimpulan:
Notulis, Ketua/Moderator
Aisyah Dimas
PROPOSAL
Proposal adalah rencana yang dituangkan dalam bentuk rancangan kerja (KBBI, 2002), perencanaan secara
sistematis, matang dan teliti yang dibuat oleh peneliti sebelum melaksanakan penelitian, baik penelitian di lapangan
(field research) maupun penelitian di perpustakaan (library research).
Tujuan Proposal adalah memperoleh bantuan dana,memperoleh dukungan atau sponsor, dan memperoleh
perizinan. Unsur-unsur proposal yaitu, nama/ judul kegiatan, pendahuluan,tujuan, waktu dan tempat, sasaran
kegiatan, susunan panitia, anggaran, penutup, tanda tangan dan nama terang.
FUNGSI PROPOSAL
1. Fungsi proposal untuk melakukan penelitian yang berkenaan dengan agama, sosial, politik, ekonomi,
budaya, dan sebagainya.
2. Fungsi proposal untuk mendirikan usaha kecil, menengah, atau besar.
3. Fungsi proposal untuk mengajukan tender dari lembaga-lembaga pemerintah atau swasta.
4. Fungsi proposal untuk mengajukan kredit kepada bank.
5. Fungsi proposal untuk mengadakan acara seminar, diskusi, pelatihan, dan sebagainya.
1. Proposal Bisnis - proposal ini berkaitan dengan dunia usaha baik itu perseorangan maupun kelompok dan
contoh dari proposal ini misalnya proposal pendirian usaha, proposal dalam bentuk kerjasama antar
perusahaan.
2. Proposal Proyek - pada umumnya proposal proyek ini mengacu pada dunia kerja yang berisikan
serangkaian rencana bisnis atau komersil misalnya proposal proyek pembangunan.
3. Proposal Penelitian - Jenis proposal ini lebih sering digunakan di bidang akademisi misalnya penelitian
untuk pembuatan skripsi, tesis dan lainnya.
1. Proposal bentuk formal - Proposal berbentuk formal terdiri atas tiga bagian utama, yaitu bagian
pendahuluan, isi proposal, dan bagian pelengkap penutup. Bagian pendahuluan terdiri atas: sampul dan
halaman judul, surat pengantar (kata pengantar), ikhtisar, daftar isi, dan pengesahan permohonan. Bagian
isi proposal terdiri atas: latar belakang, pembatasan masalah, tujuan ruang lingkup, pemikiran dasar
(anggapan dasar), metodologi, fasilitas, personalia (susunan panitia), keuntungan dan kerugian, waktu, dan
biaya. Sedangkan bagian pelengkap penutup berisi daftar pustaka, lampiran, tabel, dan sebagainya.
2. Proposal bentuk non formal - proposal non formal ini tidak selengkap proposal formal dan biasanya
disampaikan dalam bentuk memorandum atau surat. proposal non formal harus selalu mengandung hal-hal
berikut yaitu, masalah, saran, pemecahan, dan permohonan.
3. Proposal semi formal - jenis proposal ini hampir sama dengan proposal non formal karena tidak selengkap
jenis proposal formal.
UNSUR-UNSUR PROPOSAL
1. Latar belakang masalah, Dikemukakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan, baik
kesenjangan teoretik ataupun kesenjangan praktis yang melatarbelakangi masalah yang diteliti. Selain itu,
dipaparkan secara ringkas tentang teori, hasil-hasil penelitian, kesimpulan seminar, dan diskusi ilmiah
maupun pengalaman pribadi yang terkait erat dengan pokok masalah yang diteliti. Dengan demikian,
masalah yang dipilih untuk diteliti mendapat landasan berpijak yang lebih kokoh.
2. Rumusan masalah, Rumusan masalah dinyatakan secara tersurat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ingin
dicarikan jawabannya. Dalam hal ini hendaknya rumusan masalah disusun secara singkat, padat, jelas, dan
dituangkan dalam bentuk kalimat tanya. Rumusan masalah yang baik akan menampakkan variabel-variabel
yang diteliti dan dapat diuji secara empiris.
3. Tujuan penelitian, Tujuan penelitian diungkapkan pada sasaran yang ingin dicapai dalam penelitian.Tujuan
penelitian mengacu pada rumusan penelitian dan berupa pernyataan.
4. Hipotesis, Hipotesis diajukan berupa jawaban sementara terhadap masalah penelitian agar hubungan antara
masalah yang diteliti dengan kemungkinan jawabannya lebih jelas.Adapun rumusan hipotesis yang baik
hendaknya: dituangkan dalam bentuk kalimat pernyataan, dirumuskan secara singkat, padat, dan jelas,
dapat diuji secara empiris, dan menyatakan pertautan antara dua variabel atau lebih.
5. Asumsi penelitian, Asumsi penelitian adalah anggapan dasar tentang suatu hal yang dijadikan pijakan
berpikir dan bertindak dalam melaksanakan penelitian. Dalam hal ini tidak perlu dibuktikan kebenarannya,
tetapi dapat langsung memanfaatkan hasil penelitian yang diperolehnya dari orang lain melalui karya
tulisnya.
6. Manfaat penelitian, Manfaat penelitian ditunjukkan untuk mengenai pentingnya penelitian terutama bagi
pengembangan ilmu atau pelaksanaan pembangunan dalam arti luas. Dengan kata lain, bagian ini berisi
alasan kelayakan atas masalah yang diteliti.
7. Ruang lingkup, dan Keterbatasan Penelitian Ruang lingkup dan keterbatasan penelitian dikemukakan
karena sering dihadapi keterbatasan ruang lingkup kajian yang terpaksa harus dilakukan karena alasan-
alasan prosedural, teknik penelitian, ataupun karena alasan logistik. keterbatasan penelitian karena kendala
yang bersumber dari adat, tradisi, etika, dan kepercayaan yang tidal memungkinkan peneliti mencari data
yang diinginkan.
8. Kajian pustaka, dan Kajian pustaka memaparkan teori-teori yang disusun berdasarkan kemutakhiran dan
relevansi yang diperlukan dalam penelitian.
9. Definisi operasional. Definisi operasional adalah definisi yang dirumuskan berdasarkan hal yang yang
dapat diamati oleh peneliti. Definisi operasional bukan definisi berdasarkan kamus atau pendapat para ahli.
Hal ini diperlukan terutama untuk istilah-istilah yang berhubungan dengan konsep-konsep pokok dalam
penelitian juga untuk menghindari perbedaan persepsi.
WAWANCARA
Pengertian Wawancara adalah proses tanya jawab lisan antara dua orang atau lebih secara langsung. Pewawancara
disebut sebagai interviewer dan orang yang diwawancarai disebut sebagai interviewee.
| Tujuan Wawancara |
1. Dalam wawancara, interviewer harus mengenalkan dirinya kepada interviewee, baik itu secara langsung maupun
tidak langsung, serta menyampaikan maksud penelitian untuk kemajuan ilmu dan kepentingan bersama, serta
sekaligus meminta kesediaan kapan waktu wawancara boleh dimulai.
2. Dalam wawancara, interviewer harus menciptakan hubungan baik dengan interviewee dengan cara saling
menghormati, mempercayai, kerja sama, memberi dan menerima.
3. Dalam wawancara, ciptakan suasana santai dan tidak tergesa-gesa dalam mengajukan pertanyaan.
4. Dalam wawancara, interviewer hendaklah menjadi pendengar yang baik dan tidak memotong maupun menggiring
interviewee kepada jawaban yang diharapkan.
5. Dalam wawancara, interviewer harus terampil dalam bertanya. Agar terampil, maka harus mempertimbangkan
hal-hal berikut. Adakanlah pembicaraan pembukaan; gaya bicara jangan berbelit-belit; aturlah nada suara agar tidak
membosankan; sikap bertanya jangan seperti menghakimi atau menggurui; mengadakan parafasa; mengadakan
prodding, artinya penggalian yang lebih dalam, mencatat dan menilai jawaban; aturlah waktu bertanya; jangan lupa
buatlah pedoman sebagai bimbingan untuk mengajukan pertanyaan.