PENDAHULUAN
1
BAB II
PROSES PRODUKSI CPO, PKO, DAN BIOGAS
2
2.1 Proses Produksi CPO
2.1.1 Unit Penerimaan TBS
Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan TBS dari
kebun. Sumber buah sawit Indosawit Subur saat ini berasal dari :
1. Kebun inti (Afdeling inti)
2. Kebun plasma (Afdeling plasma) Indosawit Subur
3. Kebun non plasma atau pihak ke-tiga
Unit penerimaan buah ini terdiri dari:
1. Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Sebelum melewati jembatan timbang, truk TBS, CPO dan PKO melapor ke
pos security. Tujuannya adanya pos tersebut adalah untuk memperoleh data
sebelum dan sesudah mengantar truk TBS, CPO, dan PKO. Selanjutnya, truk
melewati jembatan timbang. Fungsi jembatan timbang mengetahui berat TBS yang
diterima, CPO dan PKO yamg dikirim. Jembatan timbang memiliki load cell, yang
berfungsi mengetahui berat sehingga dapat diteruskan sebagai transmitter ke
computer kantor. Berat netto TBS dan CPO dihitung dengan cara mengurangi berat
truk dan isinya (bruto) dengan truk kosong (tarra).
2. Grading (Sortasi)
Sortasi dilakukan untuk mengecek kualitas buah yang masuk ke pabrik,
sebagai feed back ke kebun terhadap buah yang dikirim, dan sebagai acuan
pembayaran terhadap buah yang dikirim. Grading dilakukan untuk setiap truk TBS
kebun plasma atau pihak ketiga untuk tiap TBS kebun inti minimal 10% dari jumlah
truk secara acak, dengan menurunkan sampel TBS 100 janjang secara acak di apron
loading ramp.
Tabel 2.1 Ketentuan grading
Kriteria fraksi TBS Denda/ sanksi
Buah masak TBS < 10 brondolan 50% x BM x ton TBS
Buah busuk Lapisan dalam TBS ikut 25% x (%BB-5%) x ton TBS
membrondol
Buah matang TBS >10 brondolan 100% x %Tankos x ton TBS
Tangkai panjang >5 cm 1% x %TP x ton TBS
3
3. Loading Ramp
Loading ramp berfungsi sebagai tempat menerima dan memindahkan TBS
ke Conveyor, menyimpan sementara TBS, dan menjamin kontinuitas pengolahan
TBS. Pada loading ramp terdapat kisi-kisi terbuat dari logam yang memiliki
panjang 3 m, lebar 2 m, dan jarak antarkisi 1-1,3 cm. Ruang antar kisi ini berfungsi
sebagai tempat mengeluarkan kotoran yang terbawa bersama TBS. Sudut
kemiringan loading ramp adalah 27o, dengan tujuan untuk mengurangi pasir dan
sampah yang terbawa oleh TBS dari kebun.
4. Conveyor
Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk mengalirkan TBS ke
stasiun Perebusan, di PT. Indosawit Subur ini alat transportasi yang digunakan
adalah Conveyor memiliki pisau berbentuk belt sehingga mampu mengangkut TBS
dengan kecepatan putaran 13 rpm.
4
3. Menurunkan kadar air dalam buah dan inti melalui proses penguapan akibat
perebusan.
4. Pemecahan emulsi, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah.
5. Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan, perebusan yang sempurna
akan menyebabkan penyusutan inti karena berkurangnya kadar air, suhu
tunggi menyebabkan zat perekat buah dengan tandan terhidrolisa sehingga
mudah terpipil di thresher.
5
untuk mengeluarkan minyak dari buah, alat utama yang digunakan pada stasiun ini
meliputi :
1. Digester
Digester adalah Vessel untuk melumatkan buah dan dipanasi sampai
temperatur 95oC +/- 2oC sehingga memenuhi kondisi untuk di press. Digester juga
berfungsi mendorong buah atau brondolan menuju mesin press.
Pelumatan terjadi karena adanya gesekan antara sesama brondolan dengan
pisau pelumat sehingga daging buah menjadi lumat dan terlepas dari biji (nut).
Digester diisi bahagian dari volume digester agar brondolan dapat terajang
sempurna, sehingga losses yang dihasilkan tidak tinggi. Umpan yang masuk ke
digester berjalan secara kontiniu dengan suhu pemanasan 90-95oC karena pada
suhu ini minyak telah mencair dan yang masih dalam bentuk emulsi pecah menjadi
minyak. Minyak yang dihasilkan dari digester dikirim ke screw press untuk
diproses lebih lanjut.
2. Screw Press
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
fiber dan nut (Presscake). Cara kerjanya, brondolan/buah rebus yang sudah
dilumatkan dalam digester masuk kedalam mesin press untuk dilakukan
pengepresan.
Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di ujung
pengempa yang dapat digerakkan maju mundur. Untuk mencegah banyaknya nut
yang pecah, tekanan diset sekitar 45 bar. Apabila tekanan tidak cukup akan
menyebabkan proses ekstraksi kurang sempurna sehingga losses pada ampas press
tinggi.
6
Trap Tank. Cara kerjanya berdasarkan densitas dimana pasir dan cangkang terlarut
yang memiliki berat jenis lebih besar akan berada di bawah, lapisan atas secara
overflow mengalir ke vibrating screen. temperatur dipertahankan 90-95oC dengan
cara mengatur bukaan injection steam untuk mengoptimalkan pengendapan pasir.
2. Vibrating screen
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan crude oil dengan sludge/
butiran pasir. Cara kerjanya memisahkan crude oil dengan sludge/ butiran pasir
dengan proses pengayakan dengan memanfaatkan unbalance sistem. Saat crude oil
yang masuk harus dimasukkan dengan kecepatan yang rendah dan konstan, cara
pemasukannya harus vertical tepat di bagian tengah screen agar terdistribusi, dan
selanjutnya akan dialirkan ke crude oil tank.
7
flow melalui oil skimmer dialirkan ke clean oil tank dan kotoran yang mengendap
dialirkan menuju sludge tank.
6. Purifier Tank
Minyak dari Clean oil tank akan mengalir ke purifier tank untuk
memurnikan secara sentrifugasi, setelah itu baru diteruskan ke floating tank.
7. Floating Tank
Minyak dari Purifier tank akan dipompakan ke floating tank hal ini
bertujuan untuk mengatur jumlah minyak yang masuk ke Vacum Dryer, floating
tank disebut juga dengan pengatur tekanan.
9. Vacum Dryer
Minyak dari Purifier Tank yang masuk ke vacum dryer masih mengandung
air, maka perlu dikurangi hingga batas maksimum yang didasarkan pada mutu
standar hingga 0,25%. Alat ini terdiri dari tabung yang berdiri tegak yang
dihubungkan dengan steam injector atau vacum pump yang berada disamping
vacum dryer. Vacuum dryer juga memiliki tabung pengering yang dilengkapi spray,
nozzle, dan gelas penduga untuk mengendalikan tinggi permukaan minyak. Minyak
yang masih mengandung air diumpankan dengan nozzle dengan tujuan pemisahan
minyak denganair lebih sempurna. Uap air dihisap oleh pompa vacum kemudian
8
dialirkan ke hot well tank. Sedangkan minyak akan jatuh ke bagian bawah vacum
dryer dan keluar melalui float valve, kemudian dipompakan ke storage tank CPO.
9
14. Storage Tank
Storage tank adalah tempat penimbunan sementara sebelum dikirim ke
konsumen. Kapasitas storage tank 2000 ton dan berjumlah 2 buah. temperatur
storage tank dijaga sekitar 45-55 oC dengan menggunakan steam supaya minyak
tidak membeku sehingga mempermudah mengeluarkan minyak dari tangki.
2.2 Proses Produksi PKO
2.2.1 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)
Adapun urutan proses pengolahan Kernel menjadi PKO adalah sebagai
berikut :
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Cake breaker conveyor berfungsi memecahkan gumpalan fiber dan nut
(press cake) hasil dari keluaran press sehingga akan memudahkan pemisahan fiber
dan nut pada depericarper (fiber cyclone), cara kerjanya screw conveyor berputar
dengan tipping speed 2,2-2,4 m/s , agar gumpalan fiber dan nut (press cake) dapat
terurai. Selama proses penguraian tersebut kandungan uap air dalam fibre akan
menguap. Kecepatan putaran 13 rpm
10
4. Destoner
Destoner merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan batu, nut dura
yang lebih besar dari nut.
5. Hopper Mill
Hopper Mill adalah tempat menampung nut sementara yang keluar dari
nut polishing drum dan kemudian nut akan melewati air lock dimana vakum udara
baru kemudian dipecah di ripplemill.
5. Ripple Mill
Ripple mill adalah alat pemecah nut. Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu
rotating rotor dan stationary plate. Cara kerjanya yaitu berdasarkan putaran ripple
mill yang menimbulkan gaya sentrifugal dengan kecepatan 760-1000 rpm.
Sehingga biji terlempar ke dinding ripple mill dan pecah. Campuran cangkang dan
kernel keluar menuju cracked mixture conveyor kemudian dibawa oleh cracked
mixture elevator menuju LTDS I. Efisiensi ripple mill adalah 95%.
11
8. Light Tenera Dust Separator II
LTDS II berfungsi untuk memisahkan kernel pecah + cangkang, cangkang
halus, kernel pecah + cangkang diolah di hydrocyclone, cangkang halus ditampung
di shell hopper. Bentuk dan prinsip kerja LTDS II sama dengan LTDS I, tetapi
hisapan fan-nya lebih kuat. Pada LTDS II cangkang dan inti pecah yang lebih ringan
terhisap dan masuk ke hydrocyclone. Kernel utuh yang lebih berat jatuh ke kernel
transport fan, kemudian dimasukkan ke kernel dryer.
9. Hydrocyclone
Hydrocyclone merupakan alat yang dipakai untuk memisahkan inti dan
cangkang. Proses pemisahan terjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara inti
dengan cangkang. Cara kerjanya yaitu cracked mixture yang keluar dari kolom
pemisah masuk kedalam bak air, sekat pertama dan dihisap dengan pompa, ditekan
masuk ke dalam tabung pemisah satu. Dengan gaya sentrifugal benda-benda yang
ringan (inti) naik kebagian atas (hydrocyclone) melalaui vortex finder masuk
kedalam dewatering drum inti, air dibuang, sedangkan benda-benda berat
(cangkang yang masih mengandung inti turun kebawah melalui konus masuk ke
dalam sekat dua). Dari sekat ke dua cangkang yang masih bercampur dengan inti,
oleh pipa dihisap dan ditekan kedalam tabung pemisah ke dua. Inti naik ke atas
melalui vortex finder, dikembalikan kedalam bak air sekat satu, sedangkan
cangkang melalui konus masuk ke dalam bak air sekat ke tiga. Dengan bantuan
pompa, dari sekat ke tiga cangkang yang masih mengandung sebagian kecil inti
dihisap dan ditekan kedalam tabung pemisah ke tiga, dimana inti naik, dan melalui
vortex finder masuk kedalam bak air sekat satu, sedangkan cangkang melalui konus
masuk kedalam dewatering drum cangkang untuk dibuang airnya.
12
bank berfungsi memanasi kernel yang ada di kernel Silo dengan prinsip kerja udara
dari luar akan dihisap oleh fan kemudian akan melewati coil yang berisi steam
sehingga akibatnya udara akan menjadi panas. Udara panas inilah yang akan
memanasi kernel. Kapasitas 15 ton, jumlah unit 4 buah.
2. Screw Press
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari fib
kernel. Kernel yang telah terlepas dari buah akan dipress. Pengepresan dilakukan
dengan sistem tekanan hidrolik dimana ampas akan keluar dengan bantuan worm
screw dan diujung sudah terpasang adjusting cone yang siap menekan atau
mengepress buah. Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di
ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur. Untuk mencegah banyaknya
nut yang pecah, tekanan diset sekitar 45 bar. Apabila tekanan tidak cukup akan
menyebabkan proses ekstraksi kurang sempurna sehingga losses pada ampas press
tinggi.
3. Vibrating Screen
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan crude oil dengan sludge/
butiran pasir. Cara kerjanya memisahkan crude oil dengan sludge/ butiran pasir
dengan proses pengayakan dengan memanfaatkan unbalance sistem. Saat crude oil
yang masuk harus dimasukkan dengan kecepatan yang rendah dan konstan, cara
pemasukannya harus vertical tepat di bagian tengah screen agar terdistribusi, dan
selanjutnya akan dialirkan ke crude oil tank.
13
4. Crude oil tank (COT)
Crude oil tank merupakan tempat pengendapan partikel-partikel yang lebih
halus dan lolos pada ayakan getar. Dalam crude oil tank ditambahkan steam dengan
menggunakan open coil atau close coil untuk mempertahankan temperatur sekitar
90-95oC.
5. Storage Tank
Storage Tank merupakan tempat penimbunan sementara sebelum dikirim ke
konsumen. Temperatur dijaga 45-55oC dengan menggunakan steam.
14
3. Digester Tank
Digester adalah Vessel untuk melumatkan sludge dan dipanasi sampai
temperatur 55 oC +/- 2oC sehingga memenuhi kondisi penyesuaian di MBR tank.
Pengadukan terjadi karena adanya pengadukan dengan impeller. Digester
diisi bagian dari volume digester agar sludge dapat terurai dengan bantuan
mikroorganisme. dapat tercampur sempurna, sehingga gas methane yang dihasilkan
memenuhi.
15
BAB III
DESKRIPSI PROSES STERILISASI VERTIKAL
Gambar 3.7 Grafik Perebusan Sistem Triple Peak Setiap siklus perebusan proses
yang terjadi adalah sebagai berikut :
Proses Sterilisasi meliputi :
16
1. Lori yang berisi TBS dimasukkan ke dalam bejana rebusan dan pintu ditutup
rapat.
2. Steam dimasukan melalui inlet pipe.
3. Perebusan menggunakan sistem 2 puncak (triple peak) selama 65 menit
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Steam dimasukkan sampai mencapai tekanan 1,8 kg/cm2, lalu steam
dibuang habis sampai mencapai tekanan 0 (puncak satu). Pada awal
perebusan valve kondesat tetap terbuka selama 5 menit dengan tujuan
membuang udara dingin untuk menghindari turbulensi pada bejana
rebusan.
b. Steam dimasukkan kembali sampai mencapai 2-2,8 kg/cm2. Steam
dibuang kembali melalui pipa kondensat/blow up sampai nol.
c. Steam dimasukkan kembali sampai tekanan mencapai 2,8-3,2 kg/cm2
dan ditahan selama 40-50 menit, setelah masak inlet pipe ditutup dan
buang air melalui pipa kondensat. Steam dibuang kembali melalui pipa
kondensat/blow up sampai nol.
Tekanan dan waktu perebusan sangat menentukan kualitas dan rendemen
minyak yang dihasilkan, tekanan yang terlalu tinggi dan waktu perebusan yang
terlalu lama dapat menyebabkan warna minyak yang dihasilkan terlalu tua dan
losses perebusan meningkat. Sedangkan tekanan dan waktu perebusan yang kurang
dapat menyebabkan buah kurang masak, pelumatan dalam digester tidak sempurna
dan fiber menjadi besar dan menyebabkan pembakaran di boiler tidak efektif.
17
5. Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan, perebusan yang sempurna
akan menyebabkan penyusutan inti karena berkurangnya kadar air, suhu
tunggi menyebabkan zat perekat buah dengan tandan terhidrolisa sehingga
mudah terpipil di thresher.
Hal hal yang perlu diperhatikan pada waktu perebusan adalah:
1. Tekanan uap dan lama perebusan.
Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan yang
mempengaruhi effisiensi pabrik. Tekanan uap dan lama perebusan yang tidak cukup
akan mengakibatkan:
a. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan (unstripped
bunch) yang menyebabkan kehilangan minyak dalam tandan kosong
meningkat.
b. Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas
dari biji sehingga mengakibatkan proses pengepresan tidak sempurna dan
akibatnya kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah.
c. Ampas/fiber menjadi basah yang mengakibatkan pembakaran dalam ketel
uap tidak sempurna.
Apabila tekanan tidak dapat dicapai maka perebusan dapat diperpanjang,
perebusan yang terlalu lama akan berakibat:
a. Buah menjadi memar, kerugian minyak dalam air rebusan (kondensat) dan
tandan kosong bertambah.
b. Mutu minyak dan inti akan turun.
2. Pembuangan udara dan air kondensat
Udara merupakan penghantar panas yang kurang baik, apabila udara dalam
sterilizer tidak dikeluarkan dengan sempurna, maka terjadi pencampuran udara dan
uap yang mengakibatkan pemindahan panas dari uap kedalam buah tidak sempurna.
Dengan demikian udara harus benar benar dikeluarkan dari dalam sterilizer.
18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan industri di PT. Indosawit Subur maka
didapatkanlah:
1. Tandan Buah Segar (TBS) dari kelapa sawit merupakan bahan baku dari
proses pembuatan minyak sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan inti sawit
(palm kernel Oil) yang dilakukan melalui beberapa tahap proses, meliputi
proses perebusan, penebahan, pengempaan, pemisahan, penyaringan,
2. Sterilizer
7.2 Saran
1. Perlu dibuat suatu alternatif pemanfaatan bahan bakar boiler sehingga dapat
meningkat harga jual akan arang yang menumpuk yang menjadi kerusakan
kerusakan alat.
2. Pemantauan terhadap land application system harus lebih optimal, sehingga
pendistribusian limbah yang lebih merata.
3. Melakukan perawatan pipa distribusi secara rutin agar tidak terjadi korosi
pada pipa
19
DAFTAR PUSTAKA
Pasaribu, Nurhida. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Jakarta: Cita Amdal Lestari.
20