Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kebutuhan minyak nabati terus meningkat seiring dengan pertumbuhan dan
peningkatan jumlah penduduk dunia. Pada saat ini tingkat konsumsi minyak
kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara juga masih jauh di bawah rata-rata
penggunaan minyak nabati dan lemak per kapita per tahun penduduk dunia [Pahan,
2010].
Asian agri adalah salah satu produsen minyak kelapa sawit terbesar di Asia
dengan kapasitas produksi per tahun mencapi 1 juta ton. Saat ini, Asian Agri
mengelola 28 perkebunan minyak kelapa sawit dan 19 pabrik pengilangan minyak
kelapa sawit. Perusahaan ini memiliki total area perkebunan kelapa sawit sebesar
160.000 hektar, yang mana 60.000 hektar diantaranya dikembangkan oleh para
petani kecil di bawah Plasma/Skema KKPA.
Perusahaan ini menerapkan kebijakan antipembakaran lahan, manajemen
pengendalian hama yang terintegrasi, pelestarian kelembapan tanah dan praktik-
praktik ramah lingkungan lainnya. Melalui PT Inti Indosawit Subur, anak
perusahaan mereka, Asian Agri adalah anggota Roundtable Sustainable Palm Oil
(RSPO), sebuah inisiatif dari berbagai pemangku kepentingan global yang
mempromosikan pertumbuhan dan penggunaan kelapa sawit yang berkelanjutan.

1.2 Tujuan Pembuatan Laporan


Tujuan pembuatan laporan kunjungan industri adalah sebagai berikut :
1. Mempelajari secara langsung proses pengolahan TBS menjadi CPO,
PKO, dan Biogas
2. Memahami proses produksi TBS menjadi CPO, PKO, dan Biogas.
3. Dapat mendiskripsikan proses yang terjadi pada pengolahan TBS menjadi
CPO, PKO, dan Biogas.
4. Memenuhi persyaratan Ujian Akhir Teknologi Pengolahan Sawit.

1
BAB II
PROSES PRODUKSI CPO, PKO, DAN BIOGAS

Pada dasarnya proses pengolahan yang terjadi di pabrik kelapa sawit


merupakan proses pengolahan secara fisika. Proses pengolahan TBS menjadi
CPO, PKO, dan Biogas dapat diproduksi melalui beberapa tahapan berikut :
Secara umun alur pengolahan TBS sampai menghasilkan CPO dan PKO
dapat dilihat pada Blok diagram berikut :

Gambar 1. Blok Diagram Pengolahan TBS Menjadi CPO dan Kernel

2
2.1 Proses Produksi CPO
2.1.1 Unit Penerimaan TBS
Stasiun penerimaan buah berfungsi sebagai tempat penerimaan TBS dari
kebun. Sumber buah sawit Indosawit Subur saat ini berasal dari :
1. Kebun inti (Afdeling inti)
2. Kebun plasma (Afdeling plasma) Indosawit Subur
3. Kebun non plasma atau pihak ke-tiga
Unit penerimaan buah ini terdiri dari:
1. Jembatan Timbang (Weight Bridge)
Sebelum melewati jembatan timbang, truk TBS, CPO dan PKO melapor ke
pos security. Tujuannya adanya pos tersebut adalah untuk memperoleh data
sebelum dan sesudah mengantar truk TBS, CPO, dan PKO. Selanjutnya, truk
melewati jembatan timbang. Fungsi jembatan timbang mengetahui berat TBS yang
diterima, CPO dan PKO yamg dikirim. Jembatan timbang memiliki load cell, yang
berfungsi mengetahui berat sehingga dapat diteruskan sebagai transmitter ke
computer kantor. Berat netto TBS dan CPO dihitung dengan cara mengurangi berat
truk dan isinya (bruto) dengan truk kosong (tarra).

2. Grading (Sortasi)
Sortasi dilakukan untuk mengecek kualitas buah yang masuk ke pabrik,
sebagai feed back ke kebun terhadap buah yang dikirim, dan sebagai acuan
pembayaran terhadap buah yang dikirim. Grading dilakukan untuk setiap truk TBS
kebun plasma atau pihak ketiga untuk tiap TBS kebun inti minimal 10% dari jumlah
truk secara acak, dengan menurunkan sampel TBS 100 janjang secara acak di apron
loading ramp.
Tabel 2.1 Ketentuan grading
Kriteria fraksi TBS Denda/ sanksi
Buah masak TBS < 10 brondolan 50% x BM x ton TBS
Buah busuk Lapisan dalam TBS ikut 25% x (%BB-5%) x ton TBS
membrondol
Buah matang TBS >10 brondolan 100% x %Tankos x ton TBS
Tangkai panjang >5 cm 1% x %TP x ton TBS

3
3. Loading Ramp
Loading ramp berfungsi sebagai tempat menerima dan memindahkan TBS
ke Conveyor, menyimpan sementara TBS, dan menjamin kontinuitas pengolahan
TBS. Pada loading ramp terdapat kisi-kisi terbuat dari logam yang memiliki
panjang 3 m, lebar 2 m, dan jarak antarkisi 1-1,3 cm. Ruang antar kisi ini berfungsi
sebagai tempat mengeluarkan kotoran yang terbawa bersama TBS. Sudut
kemiringan loading ramp adalah 27o, dengan tujuan untuk mengurangi pasir dan
sampah yang terbawa oleh TBS dari kebun.

4. Conveyor
Conveyor merupakan alat yang digunakan untuk mengalirkan TBS ke
stasiun Perebusan, di PT. Indosawit Subur ini alat transportasi yang digunakan
adalah Conveyor memiliki pisau berbentuk belt sehingga mampu mengangkut TBS
dengan kecepatan putaran 13 rpm.

2.1.2 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)


TBS yang sudah dimasukkan kedalam conveyor, dialirkan lewat tutup
bagian atas. Sterilizer merupakan bejana uap bertekanan antara 2,8 sampai 3,2
kg/cm2 yang dilengkapi dengan pipa uap masuk (inlet pipe), pipa uap keluar
(exhaust pipe), pipa kondensat, plat pembagi uap (weir plate), dan safety valve. PKS
PT. Indosawit Subur memiliki 5 (lima) unit sterilizer vertical, perebusan dilakukan
dengan mengalirkan steam dari Back Pressure Vessel (BPV) ke inlet pipe, sistem
perebusan yang dilakukan adalah sistem perebusan Double peak modification. Dua
puncak pertama digunakan untuk membebaskan udara disekeliling tandan dan
puncak terakhir (masa tahan) untuk perebusan buah.
Fungsi perebusan adalah:
1. Menon-aktifkan enzim lipase dan enzim oksidase, enzim ini bertindak
sebagai katalisator yang mengurai minyak menjadi asam lemak bebas
(ALB). ALB tidak diinginkan keberadaanya karena menyebabkan bau
tengik.
2. Melunakkan daging buah sehingga mudah dilumat dalam digester.

4
3. Menurunkan kadar air dalam buah dan inti melalui proses penguapan akibat
perebusan.
4. Pemecahan emulsi, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah.
5. Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan, perebusan yang sempurna
akan menyebabkan penyusutan inti karena berkurangnya kadar air, suhu
tunggi menyebabkan zat perekat buah dengan tandan terhidrolisa sehingga
mudah terpipil di thresher.

2.1.3 Stasiun Penebahan (Thressing Station)


Stasiun penebahan merupakan stasiun yang berfungsi untuk memisahkan
brondolan buah dari tandan.
1. Thresher
Thresher merupakan rotary drum yang memmpunyai kisi dengan ukuran
celah tertentu dan lifting bar yang berfungsi sebagai penebah, agar brondolan
terlepas dari janjangan. Umpan masuk ke thresser dengan menggunakan conveyor,
TBS akan terangkat, terbanting, tergulir berulang-ulang, sambil bergerak maju
kearah ujung thresher. Selama proses tersebut brondolan terlepas dari janjangan,
dimana brondolan keluar melalui celah kisi-kisi dan masuk ke below thresser
conveyor dan janjangan kosong keluar dari ujung depan thresser dan masuk ke
empty fruit bunch conveyor (EFB conveyor). Di PT. Indosawit Subur sendiri
memiliki 3 Thresher yang bekerja dengan cara berputar-putar dengan putaran 13
rpm. Sedangkan USB crusher (unstrip Bunch Crusher) adalah mesin yang
berfungsi untuk melemahkan ikatan antara brondolan dan janjangan, sehingga pada
saat dilakukan penebahan kedua, brondolan akan lebih mudah terlepas. Cara
kerjanya janjangan hasil penebahan pertama diumpankan de USB crusher melalui
inclined empty bunch conveyor.

2.1.4 Stasiun Pengempaan (Pressing Station)


Berondolan yang terpisah dari tandan selanjutnya akan diproses pada
stasiun pengempaan (pressing station). Tujuan utama proses pengempaan adalah

5
untuk mengeluarkan minyak dari buah, alat utama yang digunakan pada stasiun ini
meliputi :
1. Digester
Digester adalah Vessel untuk melumatkan buah dan dipanasi sampai
temperatur 95oC +/- 2oC sehingga memenuhi kondisi untuk di press. Digester juga
berfungsi mendorong buah atau brondolan menuju mesin press.
Pelumatan terjadi karena adanya gesekan antara sesama brondolan dengan
pisau pelumat sehingga daging buah menjadi lumat dan terlepas dari biji (nut).
Digester diisi bahagian dari volume digester agar brondolan dapat terajang
sempurna, sehingga losses yang dihasilkan tidak tinggi. Umpan yang masuk ke
digester berjalan secara kontiniu dengan suhu pemanasan 90-95oC karena pada
suhu ini minyak telah mencair dan yang masih dalam bentuk emulsi pecah menjadi
minyak. Minyak yang dihasilkan dari digester dikirim ke screw press untuk
diproses lebih lanjut.

2. Screw Press
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari
fiber dan nut (Presscake). Cara kerjanya, brondolan/buah rebus yang sudah
dilumatkan dalam digester masuk kedalam mesin press untuk dilakukan
pengepresan.
Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di ujung
pengempa yang dapat digerakkan maju mundur. Untuk mencegah banyaknya nut
yang pecah, tekanan diset sekitar 45 bar. Apabila tekanan tidak cukup akan
menyebabkan proses ekstraksi kurang sempurna sehingga losses pada ampas press
tinggi.

2.1.5 Stasiun Pemurnian Minyak (Clarification Station)


Adapun proses pengolahannya ialah sebagai berikut:
1. Sand Trap Tank
Sand trap tank berfungsi sebagai pengutipan pasir pertama dari cruide oil
hasil dari mesin press. Pasir yang terbawa aliran crude oil dari oil gutter ke sand

6
Trap Tank. Cara kerjanya berdasarkan densitas dimana pasir dan cangkang terlarut
yang memiliki berat jenis lebih besar akan berada di bawah, lapisan atas secara
overflow mengalir ke vibrating screen. temperatur dipertahankan 90-95oC dengan
cara mengatur bukaan injection steam untuk mengoptimalkan pengendapan pasir.

2. Vibrating screen
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan crude oil dengan sludge/
butiran pasir. Cara kerjanya memisahkan crude oil dengan sludge/ butiran pasir
dengan proses pengayakan dengan memanfaatkan unbalance sistem. Saat crude oil
yang masuk harus dimasukkan dengan kecepatan yang rendah dan konstan, cara
pemasukannya harus vertical tepat di bagian tengah screen agar terdistribusi, dan
selanjutnya akan dialirkan ke crude oil tank.

3. Crude oil Tank (COT)


Crude oil tank merupakan tempat pengendapan partikel-partikel yang lebih
halus dan lolos pada ayakan getar. Dalam crude oil tank ditambahkan steam dengan
menggunakan open coil atau close coil untuk mempertahankan temperatur sekitar
90-95oC. Selanjutnya minyak akan dipompakan ke CCT (Continous Clarifier
Tank) melalui distributing tank dengan menciptakan pencampuran Crude oil dari
Crude oil Tank dan Light Phase dari Recycle Oil Tank secara merata. Under flow
akan dialirkan ke sludge pit.

4. Continous Clarifier Tank (CCT)


Continuous Clarifier Tank berfungsi untuk memisahkan minyak dari
diluted crude oil (oil, emulsi, air , non oil sludge dengan cara pengendapan,
pemanasan pada temperatur 90-95oC melalui steam coil , dan pengadukan (stirrer)
yang berfungsi mempercepat pemisahan minyak dan sludge. CCT dilengkapi
dengan skimmer oil, stirrer, open coil dan close coil untuk pemasukan steam . level
minyak sekitar 45-60 cm. Minyak yang berada di lapisan atas crude oil tank akan
mengalir secara Overflow ke COT (Clean Oil Tank). Di CCT terdapat stirrer yang
berfungsi menjaga minyak tetap cair dengan kecepatan 3-5 rpm. Minyak yang over

7
flow melalui oil skimmer dialirkan ke clean oil tank dan kotoran yang mengendap
dialirkan menuju sludge tank.

5. Clean Oil Tank


Clean Oil tank berfungsi sebagai tempat penampungan minyak. Minyak ini
masih mengandung air dan kotoran-kotoran ringan. Oil tank dilengkapi dengan pipa
coil pemanas, yang digunakan untuk menaikkan suhu minyak hingga 90oC. Tujuan
pemanasan minyak adalah untuk mempermudah pemisahan minyak dengan air dan
kotoran ringan dengan cara pengendapan, yaitu zat yang memiliki berat jenis yang
lebih berat dari minyak akan mengendap pada dasar tangki, kemudian di blow down
sekali 4 jam dan ditampung di sludge drain tank untuk diproses kembali.

6. Purifier Tank
Minyak dari Clean oil tank akan mengalir ke purifier tank untuk
memurnikan secara sentrifugasi, setelah itu baru diteruskan ke floating tank.

7. Floating Tank
Minyak dari Purifier tank akan dipompakan ke floating tank hal ini
bertujuan untuk mengatur jumlah minyak yang masuk ke Vacum Dryer, floating
tank disebut juga dengan pengatur tekanan.

9. Vacum Dryer
Minyak dari Purifier Tank yang masuk ke vacum dryer masih mengandung
air, maka perlu dikurangi hingga batas maksimum yang didasarkan pada mutu
standar hingga 0,25%. Alat ini terdiri dari tabung yang berdiri tegak yang
dihubungkan dengan steam injector atau vacum pump yang berada disamping
vacum dryer. Vacuum dryer juga memiliki tabung pengering yang dilengkapi spray,
nozzle, dan gelas penduga untuk mengendalikan tinggi permukaan minyak. Minyak
yang masih mengandung air diumpankan dengan nozzle dengan tujuan pemisahan
minyak denganair lebih sempurna. Uap air dihisap oleh pompa vacum kemudian

8
dialirkan ke hot well tank. Sedangkan minyak akan jatuh ke bagian bawah vacum
dryer dan keluar melalui float valve, kemudian dipompakan ke storage tank CPO.

10. Sand Cyclone


Hasil saringan dari Vibrating Screen, sebelum dipompakan ke buffer tank
terlebih dahulu dilewatkan ke sand cyclone. Sand cyclone berfungsi untuk
mengurangi pasir dalam sludge secara sentrifugasi, pasir yang terendapkan dibuang
melalui valve secara otomatis apabila telah banyak pasir yang mengendap.

11. Buffer Tank


Buffer tank berfungsi untuk menjaga ketersediaan umpan sebelum diolah di
sludge tank. Tangki ini terletak diatas sludge tank, temperatur 90-95 oC

12. Sludge Tank


Tangki ini berfungsi untuk menampung sludge dari continous settling tank
yang masih mengandung 9-14% minyak dan mengurangi kadar kotoran dalam
sludge secara gravitasi. Pengisian tangki dikontrol minimal 2/3 dari tangki
keseluruhan. Alat ini berbentuk silinder dengan bagian bawah berbentuk kerucut.
Didalam sludge tank dilakukan pemanasan dengan injeksi steam untuk
mempertahankan suhu 90-95oC. Sludge yang masih mengandung minyak akan di
alirkan ke Sand Cyclone dan di kirim minyaknya ke buffer tank lalu ke Strainer dan
di recycle ke CCT. Sedangkan Sludge nya akan masuk ke Sand Settling tank setelah
itu di recycle ke sludge tank

13. Slude Centrifuge


Slude yang dari buffer tank akan dipisahkan berdasarkan light phase dan
heavy phase sedangkan light phase akan di recycle kembali, dan heavy phase dapat
digunakan untuk proses pembuatan pupuk cair.

9
14. Storage Tank
Storage tank adalah tempat penimbunan sementara sebelum dikirim ke
konsumen. Kapasitas storage tank 2000 ton dan berjumlah 2 buah. temperatur
storage tank dijaga sekitar 45-55 oC dengan menggunakan steam supaya minyak
tidak membeku sehingga mempermudah mengeluarkan minyak dari tangki.
2.2 Proses Produksi PKO
2.2.1 Stasiun Pengolahan Inti (Kernel Station)
Adapun urutan proses pengolahan Kernel menjadi PKO adalah sebagai
berikut :
1. Cake Breaker Conveyor (CBC)
Cake breaker conveyor berfungsi memecahkan gumpalan fiber dan nut
(press cake) hasil dari keluaran press sehingga akan memudahkan pemisahan fiber
dan nut pada depericarper (fiber cyclone), cara kerjanya screw conveyor berputar
dengan tipping speed 2,2-2,4 m/s , agar gumpalan fiber dan nut (press cake) dapat
terurai. Selama proses penguraian tersebut kandungan uap air dalam fibre akan
menguap. Kecepatan putaran 13 rpm

2. Depericarper (fiber cyclone)


Depericarper adalah suatu tromol tegak dan panjang yang ujungnya
terdapat fan penghisap dan fibre cyclone, fungsi dari depericarper adalah untuk
memisahkan fiber dan nut melalui hisapan fan. Fiber akan dihisap fan dan masuk
ke dalam fibre cyclone kemudian melalui fibre shell conveyor dibawa ke boiler
sebagai bahan bakar, sedangkan nut yang lebih berat akan masuk ke polishing
drum.

3. Nut Polishing Drum


Polishing drum adalah alat untuk memisahkan serabut yang masih melekat
pada nut. Alat ini berbentuk drum berputar dan berlubang. Nut yang telah terlepas
dari serabutnya akan jatuh melalui lubang yang ada pada nut polising drum, hal ini
berguna untuk persiapan pemecahan di ripple mill.

10
4. Destoner
Destoner merupakan alat yang digunakan untuk memisahkan batu, nut dura
yang lebih besar dari nut.

5. Hopper Mill
Hopper Mill adalah tempat menampung nut sementara yang keluar dari
nut polishing drum dan kemudian nut akan melewati air lock dimana vakum udara
baru kemudian dipecah di ripplemill.

5. Ripple Mill
Ripple mill adalah alat pemecah nut. Ripple mill terdiri dari dua bagian yaitu
rotating rotor dan stationary plate. Cara kerjanya yaitu berdasarkan putaran ripple
mill yang menimbulkan gaya sentrifugal dengan kecepatan 760-1000 rpm.
Sehingga biji terlempar ke dinding ripple mill dan pecah. Campuran cangkang dan
kernel keluar menuju cracked mixture conveyor kemudian dibawa oleh cracked
mixture elevator menuju LTDS I. Efisiensi ripple mill adalah 95%.

6. Light Tenera Dust Separator I


LTDS I merupakan kolom pemisah campuran pertama yang memisahkan
kernel utuh, kernel pecah +cangkang, cangkang halus. Kernel utuh digrading di
vibrating through untuk dikirim ke wet kernel conveyor. LTDS terdiri dari tromol
tegak yang mempunyai fan ujungnya dan bekerja berdasarkan atas perbedaan berat
dan kemampuan hisapan fan. Dengan adanya hisapan fan ini campuran akan
terbagi menjadi 3 bagian :
a. Shell yang lebih ringan akan terhisap dan masuk ke shell hopper untuk
digunakan sebagai bahan bakar boiler.
b. Nut yang lebih berat tidak dapat terhisap sehingga jatuh ke lantai melalui kolom
separator, ditampung dan dikembalikan ke hopper mill.
c. Inti dan sebagian cangkang akan masuk ke separating column II. Sedangkan
cangkang dan inti pecah yang masih tersisa akan masuk ke hydrocyclone.

11
8. Light Tenera Dust Separator II
LTDS II berfungsi untuk memisahkan kernel pecah + cangkang, cangkang
halus, kernel pecah + cangkang diolah di hydrocyclone, cangkang halus ditampung
di shell hopper. Bentuk dan prinsip kerja LTDS II sama dengan LTDS I, tetapi
hisapan fan-nya lebih kuat. Pada LTDS II cangkang dan inti pecah yang lebih ringan
terhisap dan masuk ke hydrocyclone. Kernel utuh yang lebih berat jatuh ke kernel
transport fan, kemudian dimasukkan ke kernel dryer.

9. Hydrocyclone
Hydrocyclone merupakan alat yang dipakai untuk memisahkan inti dan
cangkang. Proses pemisahan terjadi karena adanya perbedaan berat jenis antara inti
dengan cangkang. Cara kerjanya yaitu cracked mixture yang keluar dari kolom
pemisah masuk kedalam bak air, sekat pertama dan dihisap dengan pompa, ditekan
masuk ke dalam tabung pemisah satu. Dengan gaya sentrifugal benda-benda yang
ringan (inti) naik kebagian atas (hydrocyclone) melalaui vortex finder masuk
kedalam dewatering drum inti, air dibuang, sedangkan benda-benda berat
(cangkang yang masih mengandung inti turun kebawah melalui konus masuk ke
dalam sekat dua). Dari sekat ke dua cangkang yang masih bercampur dengan inti,
oleh pipa dihisap dan ditekan kedalam tabung pemisah ke dua. Inti naik ke atas
melalui vortex finder, dikembalikan kedalam bak air sekat satu, sedangkan
cangkang melalui konus masuk ke dalam bak air sekat ke tiga. Dengan bantuan
pompa, dari sekat ke tiga cangkang yang masih mengandung sebagian kecil inti
dihisap dan ditekan kedalam tabung pemisah ke tiga, dimana inti naik, dan melalui
vortex finder masuk kedalam bak air sekat satu, sedangkan cangkang melalui konus
masuk kedalam dewatering drum cangkang untuk dibuang airnya.

10. Kernel Silo


Kernel silo adalah tempat untuk mengeringkan kernel produksi sehingga
kandungan dalam kernel 7-7,5 %. Prinsip kerjanya kernel produksi yang masuk
kedalam kernel Silo akan dipanasi dengan steam dengan temperatur 80oC yang
menghembuskan udara panas melalui louvred bad yang memiliki kisi-kisi. Heater

12
bank berfungsi memanasi kernel yang ada di kernel Silo dengan prinsip kerja udara
dari luar akan dihisap oleh fan kemudian akan melewati coil yang berisi steam
sehingga akibatnya udara akan menjadi panas. Udara panas inilah yang akan
memanasi kernel. Kapasitas 15 ton, jumlah unit 4 buah.

2.2.2 Stasiun Kernel Crushing Plant


1. Hopper
Hopper adalah tempat penampung nut sementara sebelum dipress . Pada
stasiun ini hopper ada 8, empat pada perlakuan awal dan empat lagi pada perlakuan
akhir.

2. Screw Press
Screw press berfungsi untuk memisahkan minyak kasar (crude oil) dari fib
kernel. Kernel yang telah terlepas dari buah akan dipress. Pengepresan dilakukan
dengan sistem tekanan hidrolik dimana ampas akan keluar dengan bantuan worm
screw dan diujung sudah terpasang adjusting cone yang siap menekan atau
mengepress buah. Tekanan pengempaan diatur oleh dua buah cone yang berada di
ujung pengempa yang dapat digerakkan maju mundur. Untuk mencegah banyaknya
nut yang pecah, tekanan diset sekitar 45 bar. Apabila tekanan tidak cukup akan
menyebabkan proses ekstraksi kurang sempurna sehingga losses pada ampas press
tinggi.

3. Vibrating Screen
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan crude oil dengan sludge/
butiran pasir. Cara kerjanya memisahkan crude oil dengan sludge/ butiran pasir
dengan proses pengayakan dengan memanfaatkan unbalance sistem. Saat crude oil
yang masuk harus dimasukkan dengan kecepatan yang rendah dan konstan, cara
pemasukannya harus vertical tepat di bagian tengah screen agar terdistribusi, dan
selanjutnya akan dialirkan ke crude oil tank.

13
4. Crude oil tank (COT)
Crude oil tank merupakan tempat pengendapan partikel-partikel yang lebih
halus dan lolos pada ayakan getar. Dalam crude oil tank ditambahkan steam dengan
menggunakan open coil atau close coil untuk mempertahankan temperatur sekitar
90-95oC.

4. Filter Leaf filter (Vertical Leaf Filter)


Filter leaf filter merupakan unit pengolahan yang digunakan sebagai
pemurnian. Alat ini terdiri pelat dan bingkai, di bagian dalamnya cake disimpan
pada setiap sisi daun dan filtrat dan mengalir keluar melalui saluran pembuangan.

5. Storage Tank
Storage Tank merupakan tempat penimbunan sementara sebelum dikirim ke
konsumen. Temperatur dijaga 45-55oC dengan menggunakan steam.

2.3 Proses Produksi Biogas


Pada umumnya semua tentang sawit dapat dimanfaatkan salah satunya
sludge, atau sering disebut dengan limbah. Adapun proses pengolahan sludge
menjadi biogas adalah sebagai berikut.
1. Vibrating Screen
Vibrating screen berfungsi untuk memisahkan crude oil dengan sludge/
butiran pasir. Cara kerjanya memisahkan crude oil dengan sludge/ butiran pasir
dengan proses pengayakan dengan memanfaatkan unbalance sistem. Saat crude oil
yang masuk harus dimasukkan dengan kecepatan yang rendah dan konstan, cara
pemasukannya harus vertical tepat di bagian tengah screen agar terdistribusi, dan
selanjutnya akan dialirkan ke crude oil tank buat di recycle ulang.
2. Storage Tank
Storage tank merupakan bejana bertekanan yang digunakan sebagai
pengembangbiakan bakteri setelah dilakukan pencampuran dengan digester.
Kapasitas 1628 m3.

14
3. Digester Tank
Digester adalah Vessel untuk melumatkan sludge dan dipanasi sampai
temperatur 55 oC +/- 2oC sehingga memenuhi kondisi penyesuaian di MBR tank.
Pengadukan terjadi karena adanya pengadukan dengan impeller. Digester
diisi bagian dari volume digester agar sludge dapat terurai dengan bantuan
mikroorganisme. dapat tercampur sempurna, sehingga gas methane yang dihasilkan
memenuhi.

15
BAB III
DESKRIPSI PROSES STERILISASI VERTIKAL

3.1 Stasiun Perebusan (Sterilizer Station)


TBS yang dibawa dengan conveyor akan di proses dengan cara perebusan
menggunakan steam di sterilizer , TBS akan diumpankan pada bagian atas bejana,
kondisi proses yang digunakan pada tekanan 3 bar, temperatur 120 oC, waktu
tinggal 65 menit dengan sistem perebusan double peak modifikasi. conveyor
sebagai alat bantu pemasukan umpan ke dalam sterilizer. Sterilizer merupakan
bejana uap bertekanan antara 2,8 sampai 3,2 kg/cm2 yang dilengkapi dengan pipa
uap masuk (inlet pipe), pipa uap keluar (exhaust pipe), pipa kondensat, plat pembagi
uap (weir plate), dan safety valve. PKS PT Indosawit Subur memiliki 5 (lima) unit
sterilizer, perebusan dilakukan dengan mengalirkan steam dari Back Pressure
Vessel (BPV) ke inlet pipe, sistem perebusan yang dilakukan adalah sistem
perebusan Double peak modifikasi. Dua puncak pertama digunakan untuk
membebaskan udara disekeliling tandan dan puncak terakhir (masa tahan) untuk
perebusan buah.

Gambar 3.7 Grafik Perebusan Sistem Triple Peak Setiap siklus perebusan proses
yang terjadi adalah sebagai berikut :
Proses Sterilisasi meliputi :

16
1. Lori yang berisi TBS dimasukkan ke dalam bejana rebusan dan pintu ditutup
rapat.
2. Steam dimasukan melalui inlet pipe.
3. Perebusan menggunakan sistem 2 puncak (triple peak) selama 65 menit
dengan tahapan sebagai berikut :
a. Steam dimasukkan sampai mencapai tekanan 1,8 kg/cm2, lalu steam
dibuang habis sampai mencapai tekanan 0 (puncak satu). Pada awal
perebusan valve kondesat tetap terbuka selama 5 menit dengan tujuan
membuang udara dingin untuk menghindari turbulensi pada bejana
rebusan.
b. Steam dimasukkan kembali sampai mencapai 2-2,8 kg/cm2. Steam
dibuang kembali melalui pipa kondensat/blow up sampai nol.
c. Steam dimasukkan kembali sampai tekanan mencapai 2,8-3,2 kg/cm2
dan ditahan selama 40-50 menit, setelah masak inlet pipe ditutup dan
buang air melalui pipa kondensat. Steam dibuang kembali melalui pipa
kondensat/blow up sampai nol.
Tekanan dan waktu perebusan sangat menentukan kualitas dan rendemen
minyak yang dihasilkan, tekanan yang terlalu tinggi dan waktu perebusan yang
terlalu lama dapat menyebabkan warna minyak yang dihasilkan terlalu tua dan
losses perebusan meningkat. Sedangkan tekanan dan waktu perebusan yang kurang
dapat menyebabkan buah kurang masak, pelumatan dalam digester tidak sempurna
dan fiber menjadi besar dan menyebabkan pembakaran di boiler tidak efektif.

Fungsi perebusan adalah:


1. Menon-aktifkan enzim lipase dan enzim oksidase, enzim ini bertindak
sebagai katalisator yang mengurai minyak menjadi asam lemak bebas (ALB). ALB
tidak diinginkan keberadaanya karena menyebabkan bau tengik.
2. Melunakkan daging buah sehingga mudah dilumat dalam digester.
3. Menurunkan kadar air dalam buah dan inti melalui proses penguapan akibat
perebusan.
4. Pemecahan emulsi, sehingga minyak dan air masing-masing terpisah.

17
5. Memudahkan pelepasan brondolan dari tandan, perebusan yang sempurna
akan menyebabkan penyusutan inti karena berkurangnya kadar air, suhu
tunggi menyebabkan zat perekat buah dengan tandan terhidrolisa sehingga
mudah terpipil di thresher.
Hal hal yang perlu diperhatikan pada waktu perebusan adalah:
1. Tekanan uap dan lama perebusan.
Tekanan uap dan lama perebusan sangat menentukan hasil perebusan yang
mempengaruhi effisiensi pabrik. Tekanan uap dan lama perebusan yang tidak cukup
akan mengakibatkan:
a. Buah kurang masak, sebagian brondolan tidak lepas dari tandan (unstripped
bunch) yang menyebabkan kehilangan minyak dalam tandan kosong
meningkat.
b. Pelumatan dalam digester tidak sempurna, sebagian daging buah tidak lepas
dari biji sehingga mengakibatkan proses pengepresan tidak sempurna dan
akibatnya kerugian minyak pada ampas dan biji bertambah.
c. Ampas/fiber menjadi basah yang mengakibatkan pembakaran dalam ketel
uap tidak sempurna.
Apabila tekanan tidak dapat dicapai maka perebusan dapat diperpanjang,
perebusan yang terlalu lama akan berakibat:
a. Buah menjadi memar, kerugian minyak dalam air rebusan (kondensat) dan
tandan kosong bertambah.
b. Mutu minyak dan inti akan turun.
2. Pembuangan udara dan air kondensat
Udara merupakan penghantar panas yang kurang baik, apabila udara dalam
sterilizer tidak dikeluarkan dengan sempurna, maka terjadi pencampuran udara dan
uap yang mengakibatkan pemindahan panas dari uap kedalam buah tidak sempurna.
Dengan demikian udara harus benar benar dikeluarkan dari dalam sterilizer.

18
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil kunjungan industri di PT. Indosawit Subur maka
didapatkanlah:
1. Tandan Buah Segar (TBS) dari kelapa sawit merupakan bahan baku dari
proses pembuatan minyak sawit, Crude Palm Oil (CPO), dan inti sawit
(palm kernel Oil) yang dilakukan melalui beberapa tahap proses, meliputi
proses perebusan, penebahan, pengempaan, pemisahan, penyaringan,
2. Sterilizer

7.2 Saran
1. Perlu dibuat suatu alternatif pemanfaatan bahan bakar boiler sehingga dapat
meningkat harga jual akan arang yang menumpuk yang menjadi kerusakan
kerusakan alat.
2. Pemantauan terhadap land application system harus lebih optimal, sehingga
pendistribusian limbah yang lebih merata.
3. Melakukan perawatan pipa distribusi secara rutin agar tidak terjadi korosi
pada pipa

19
DAFTAR PUSTAKA

Pasaribu, Nurhida. 2004. Minyak Buah Kelapa Sawit. Jakarta: Cita Amdal Lestari.

20

Anda mungkin juga menyukai