Anda di halaman 1dari 7

Anugerah, et al, Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF.

Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi


ORIF (Open Reduction Internal Fixation) pada Pasien Fraktur di
RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso
(The Effect of Cold Compress Therapy toward Post Operative
Pain in Patients ORIF Fracture in RSU Dr. H. Koesnadi
Bondowoso)
Amanda Putri Anugerah, Retno Purwandari, Mulia Hakam
Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Jember
Jl. Kalimantan No. 37 Kampus Tegal Boto Jember Telp./Fax. (0331) 323450
e-mail: amanda4amanda@gmail.com

Abstract
Fracture is a break of continuity of bone, usually caused by trauma or physical exertion. Pain is the most
common complaint in patients with fracture. One of the interventions that can reduce fracture pain is
giving cold compress using a towel put in ice cubes mixed with water and put it on the skin that do for 10
minutes. The purpose of this research was to analyze the effect of cold compress therapy against post
operative pain in patients ORIF fracture. This research method was pre experimental with one group
pretest-posttest design. The sampling technique was quota sampling involving 10 respondents. The
independent variable was cold compress therapy and dependent variable was post operative pain. The
data were analyzed using wilcoxon test with significant level of = 0,05. Mean of respondent pain score
before intervention was 3,7 and score after intervention was 2,9. The result showed a significant
difference between pretest and posttest (p = 0,005). This result indicates that there is significant effect of
cold compress therapy on post operative pain in patients ORIF fracture. Nurse was suggested to apply
cold compress therapy as one of interventions to decrease post operative pain in patients ORIF fracture.

Keywords: ORIF, cold compress, post operative pain.

Abstrak

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, biasanya disebabkan oleh trauma atau tenaga fisik. Nyeri
merupakan keluhan yang paling umum pada pasien dengan fraktur. Salah satu intervensi yang dapat
mengurangi nyeri patah tulang adalah memberikan kompres dingin menggunakan handuk dimasukkan ke
dalam es batu dicampur dengan air dan menaruhnya di atas kulit yang dilakukan selama 10 menit.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis pengaruh terapi kompres dingin terhadap nyeri
pasca operasi pada pasien fraktur ORIF. Metode penelitian ini adalah pre eksperimental dengan desain
one group pretest-posttest. Teknik pengambilan sampel adalah quota sampling melibatkan 10 responden.
Variabel independen adalah terapi kompres dingin dan variabel dependen adalah nyeri pasca operasi.
Data dianalisis menggunakan uji wilcoxon dengan tingkat signifikan = 0,05. Rerata nilai nyeri responden
sebelum intervensi adalah 3,7 dan nilai setelah intervensi adalah 2,9. Hasil penelitian menunjukkan
perbedaan yang signifikan antara pretest dan posttest (p = 0,005). Hasil ini menunjukkan bahwa ada
pengaruh yang signifikan dari terapi kompres dingin terhadap nyeri post operasi pada pasien fraktur
ORIF. Perawat disarankan untuk menerapkan terapi kompres dingin sebagai salah satu intervensi untuk
mengurangi nyeri pasca operasi pada pasien fraktur ORIF.

Kata Kunci: ORIF, kompres dingin, nyeri post operasi.

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), November 2016


Anugerah, et al, Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF.

Pendahuluan penyembuhan. Pemasangan screw dan plate


Kemajuan teknologi saat ini membawa atau dikenal dengan pen merupakan salah satu
dampak positif dan negatif bagi kehidupan. bentuk reduksi dan imobilisasi yang dilakukan
Salah satu dampak negatifnya ialah sering dengan prosedur pembedahan, dikenal dengan
terjadi berbagai kecelakaan. Kecelakaan Open Reduction and Internal Fixation (ORIF).
kendaraan bermotor dan kecelakaan kerja Alat fiksasi yang digunakan terdiri dari beberapa
merupakan contoh kejadian yang dapat logam panjang yang menembus axis tulang dan
menyebabkan fraktur. Pasien yang mengalami dihubungkan oleh penjepit sehingga tulang yang
fraktur diperlukan penanganan yang kompeten direduksi dijepit oleh logam tersebut [6].
yaitu tidak hanya mengandalkan pengetahuan Nyeri pasca pembedahan ORIF disebabkan
atau teknologi saja melainkan harus ditangani oleh tindakan invasif bedah yang dilakukan.
oleh kombinasi pengetahuan dan juga teknologi Walaupun fragmen tulang telah direduksi, tetapi
[1]. manipulasi seperti pemasangan screw dan plate
Menurut WHO, pada tahun 2010 angka menembus tulang akan menimbulkan nyeri
kejadian fraktur akibat trauma mencapai 67 juta hebat. Nyeri tersebut bersifat akut yang
kasus [2]. Secara nasional, angka kejadian berlangsung selama berjam-jam hingga berhari-
fraktur akibat trauma pada tahun 2011 mencapai hari. Hal ini disebabkan oleh berlangsungnya
1,25 juta kasus sedangkan di Provinsi Jawa fase inflamasi yang disertai dengan edema
Timur pada tahun 2011 tercatat 67.076 ribu jaringan [7]. Lamanya proses penyembuhan
kasus [3]. Menurut hasil data Riset Kesehatan setelah mendapatkan penanganan dengan
Dasar (Rikesdas) tahun 2011, sebanyak 45.987 fiksasi internal akan berdampak pada
kejadian terjatuh dan yang mengalami fraktur keterbatasan gerak yang disebabkan oleh nyeri
sebanyak 1.775 orang atau 3,8 %. Kejadian maupun adaptasi terhadap penambahan screw
kecelakaan lalu lintas sebanyak 20.829 dan dan plate tersebut. Kondisi nyeri ini seringkali
yang mengalami fraktur sebanyak 1.770 orang menimbulkan gangguan pada pasien baik
atau 8,5 % serta dari 14.127 kejadian trauma gangguan fisiologis maupun psikologis [8].
benda tajam/tumpul yang mengalami fraktur Kompres dingin dapat meredakan nyeri
sebanyak 236 orang atau 1,7 % [4]. dikarenakan kompres dingin dapat mengurangi
Berdasarkan data di atas dapat disimpulkan aliran darah ke suatu bagian dan mengurangi
orang yang mengalami kecelakaan beresiko perdarahan edema yang diperkirakan
tinggi mengalami fraktur. menimbulkan efek analgetik dengan
Data yang didapat dari RSU Dr. H. memperlambat kecepatan hantaran saraf
Koesnadi Bondowoso pada tahun 2015, jumlah sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih
pasien yang mengalami fraktur terbuka sedikit [9]. Pemberian kompres dingin dapat
sebanyak 102 pasien dan yang mengalami meningkatkan pelepasan endorfin yang
fraktur tertutup sebanyak 150 pasien sehingga memblok transmisi stimulus nyeri dan juga
totalnya menjadi 252 pasien. Pada Bulan menstimulasi serabut saraf yang memiliki
Januari dan Februari tahun 2016, didapatkan 18 diameter besar -Beta sehingga menurunkan
pasien yang mengalami fraktur terbuka dan 24 transmisi impuls nyeri melalui serabut kecil -
pasien yang mengalami fraktur tertutup Delta dan serabut saraf C [10]. Berdasarkan
sehingga keseluruhan pasien yang mengalami permasalahan di atas maka peneliti bermaksud
fraktur sebanyak 42 pasien. Studi pendahuluan untuk menganalisis pengaruh terapi kompres
terhadap 10 orang yang mengalami fraktur di dingin terhadap nyeri pada pasien post operasi
ruang dahlia didapatkan 7 pasien mengalami fraktur ORIF.
fraktur akibat kecelakaan dan 3 pasien
mengalami fraktur akibat terjatuh. Metode Penelitian
Prinsip penanganan pertama pada fraktur Metode penelitian ini adalah pre
berupa tindakan reduksi dan imobilisasi. eksperimental dengan desain penelitian one
Tindakan reduksi dengan pembedahan disebut group pretest-posttest. Populasi penelitian ini
dengan reduksi terbuka yang dilakukan pada adalah pasien yang telah menjalani operasi
lebih dari 60% kasus fraktur, sedangkan fraktur ORIF dan mendapatkan perawatan di
tindakan reduksi tertutup hanya dilakukan pada ruang dahlia RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso
simple fracture dan pada anak-anak [5]. pada bulan Juni-Juli 2016. Kriteria inklusi
Imobilisasi pada penatalaksanaan fraktur penelitian adalah pasien post operasi fraktur
merupakan tindakan untuk mempertahankan ORIF hari ke-1, bersedia menjadi responden
proses reduksi sampai terjadi proses penelitian, dan pasien compos mentis. Kriteria
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), November 2016
Anugerah, et al, Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF.

eksklusi penelitian adalah pasien anak-anak responden laki-laki dibandingkan perempuan


(usia <18 tahun) dan pasien tidak mengikuti yaitu sebanyak 8 orang (80 %). Karakteristik
keseluruhan kegiatan atau mengundurkan diri suku responden paling banyak adalah suku
sebagai responden penelitian. Teknik sampling madura sebanyak 9 orang (90 %).
yang digunakan quota sampling. Peneliti
menetapkan jatah sebanyak 10 pasien post Tabel 3. Nilai Skala Nyeri pada Responden
operasi fraktur ORIF sebagai sampel. Sebelum dan Sesudah dilakukan Terapi
Penelitian ini dilaksanakan di ruang dahlia Kompres Dingin di RSU Dr. H. Koesnadi
RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso. Waktu Bondowoso (Juni-Juli 2016; n=10)
penelitian dilakukan pada bulan Juni sampai Juli Kode Nilai
2016. Pretest dilakukan sebelum responden Responden Sebelum Sesudah
diberikan terapi kompres dingin. Terapi kompres 1 5 4
dingin diberikan selama 10 menit. Selanjutnya 2 5 4
3 3 2
postest dilakukan setelah pemberian terapi
4 3 2
kompres dingin. Teknik pengumpulan data 5 3 2
dalam penelitian ini menggunakan lembar 6 6 5
observasi nyeri Verbal Descriptor Scale (VDS). 7 2 2
8 3 2
Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan
9 4 4
uji saphiro wilk. Data dianalisis dengan 10 3 2
menggunakan uji wilcoxon. Etika penelitian pada Total 37 29
penelitian ini adalah Informed consent dan Mean 3,7 2,9
anonimity untuk menjaga kerahasiaan
responden. Berdasarkan tabel 3 dapat diketahui bahwa
terjadi penurunan nilai skala nyeri setelah
Hasil Penelitian dilakukan terapi kompres dingin. Rata-rata nilai
Karakteristik Responden skala nyeri pada pengukuran sebelum terapi
Tabel 1. Distribusi Karakteristik Responden adalah 3,7 dan mengalami penurunan setelah
Berdasarkan Usia pada pasien post operasi terapi kompres dingin menjadi 2,9.
fraktur ORIF di RSU Dr. H. Koesnadi
Bondowoso (Juni-Juli 2016; n=10)
Tabel 4. Hasil Uji Wilcoxon Signed Rank Test
Min-
Variabel Mean Median SD Karakteristik Nyeri
Maks Jumlah
Posttest-Pretest
Usia (tahun) Negative Ranks 8
46,20 41,50 15,252 26-75
Responden Positive Ranks 0
Ties 2
Total 10
Tabel 1 menunjukkan rata-rata usia
responden pada penelitian ini adalah 46,20 Hasil analisis tabel 4 diatas menunjukkan
tahun dengan SD 15,252. hasil bahwa responden dengan nilai posttest
lebih rendah daripada nilai pretest yaitu
Tabel 2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis sebanyak 8 orang. Tidak ada responden yang
Kelamin dan Suku di RSU Dr. H. Koesnadi mengalami peningkatan nyeri dan dua orang
Bondowoso (Juni-Juli 2016; n=10)
yang tidak mengalami perubahan.
Responden
Variabel
Jumlah (%)
Jenis Kelamin
Laki-laki 8 80
Perempuan 2 20
Total 10 100
Suku
Jawa 1 10
Madura 9 90
Lainnya 0 0

Berdasarkan tabel 2 dapat diketahui Tabel 5. Hasil Uji Wilcoxon Nilai Skala Nyeri Pada
Responden (n=10)
berdasarkan jenis kelamin bahwa lebih banyak

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), November 2016


Anugerah, et al, Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF.

No. Kelompok Test Z p Madura yaitu sebanyak 9 orang (90%). Suku


dan nilai-nilai budaya mempengaruhi cara
Pretest individu mengatasi nyeri. Individu mempelajari
1. Responden -2,828 0,005
Posttest
apa yang diharapkan dan apa yang diterima
oleh kebudayaan mereka. Hal ini meliputi
Tabel 5 diatas menunjukkan hasil uji bagaimana individu bereaksi terhadap nyeri [14].
wilcoxon pada responden yaitu nilai p<0,05 (), Pada penelitian ini, 1 responden yang bersuku
artinya terdapat perbedaan yang signifikan nilai jawa mengalami nyeri ringan dan responden
skala nyeri sebelum dan sesudah dilakukan lainnya yang bersuku madura mengalami nyeri
terapi kompres dingin. ringan dan nyeri sedang. Responden yang
bersuku jawa maupun madura tidak berbeda
Pembahasan dalam menyampaikan nyeri yang dirasakan baik
Karakteristik Responden secara verbal maupun non verbal.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-
rata usia responden pada penelitian ini adalah Nilai Nyeri Sebelum dan Sesudah Terapi
46,20 tahun dengan usia minimal responden 26 Kompres Dingin
tahun dan usia maksimal 75 tahun. Hasil Berdasarkan hasil penelitian terhadap 10
penelitian juga menunjukkan terdapat 6 orang responden, didapatkan bahwa nilai rata-
responden yang mengalami nyeri ringan dan 4 rata intensitas nyeri sebelum diberikan
responden yang mengalami nyeri sedang. intervensi adalah 3,7 dan setelah diberikan
Responden yang berusia maksimal yaitu 75 intervensi 2,9. Skala nyeri responden sebelum
tahun termasuk responden yang mengalami diberikan intervensi paling banyak pada skala 3
nyeri ringan dan responden yang berusia yaitu 5 orang. Skala 1-3 merupakan nyeri
minimal yaitu 26 tahun termasuk responden ringan, skala 4-6 merupakan nyeri sedang dan
yang mengalami nyeri sedang. Seiring dengan skala 7-10 merupakan nyeri berat. Nyeri ringan
bertambahnya usia maka individu cenderung merupakan nyeri yang timbul berintensitas
mempunyai pengalaman yang lebih dalam ringan. Ciri-ciri responden dengan nyeri ringan
merasakan nyeri daripada usia sebelumnya adalah pasien tidak merasakan sakit ketika
sehingga memberikan pengalaman secara beristirahat, nyeri sedikit ketika bergerak, dan
psikologis dan mempunyai kemampuan nyeri yang dirasakan tidak mengganggu
beradaptasi terhadap nyeri yang dirasakan [11]. aktivitas pasien. Selain itu menurut Tamsuri,
Pada penelitian ini menunjukkan bahwa pada nyeri ringan biasanya pasien secara
responden dengan jenis kelamin laki-laki (80%) obyektif dapat berkomunikasi dengan baik [10].
lebih banyak dibandingkan perempuan (20%). Nyeri sedang merupakan nyeri yang timbul
Dapat disimpulkan bahwa laki-laki lebih banyak berintensitas sedang. Ciri-ciri responden dengan
menderita fraktur jika dibandingkan dengan nyeri sedang adalah pasien terkadang
perempuan. Laki-laki juga cenderung lebih aktif merasakan nyeri ketika beristirahat, nyeri
dalam beraktivitas dibandingkan dengan sedang ketika bergerak, dan nyeri yang
perempuan. Hal ini menyebabkan kemungkinan dirasakan mengganggu aktivitas pasien. Selain
terjadinya fraktur pada laki-laki lebih besar ciri-ciri tersebut, secara obyektif biasanya pasien
dibandingkan dengan perempuan [12]. Baik mendesis, menyeringai, dapat menunjukkan
responden laki-laki maupun responden lokasi nyeri serta mendeskripsikannya, dan
perempuan sama-sama mengalami nyeri ringan dapat mengikuti perintah dengan baik [10].
dan nyeri sedang. Perbedaannya adalah Skala nyeri responden yang didapatkan
responden perempuan lebih terbuka dalam setelah diberikan intervensi kompres dingin
mengungkapkan nyeri yang dirasakan, mereka paling banyak yaitu pada skala 2 sebanyak 6
menceritakannya lebih detail, sedangkan orang. Nyeri yang dirasakan sebelum diberi
responden laki-laki lebih ringkas dalam kompres dingin rata-rata dirasakan ketika
menceritakan nyeri yang dirasakan. Menurut responden menggerakkan bagian tubuh yang
penelitian Setyawati, laki-laki memiliki telah dioperasi, namun nyeri yang dirasakan
sensitivitas yang lebih rendah dibandingkan tidak sampai mengganggu aktivitas responden.
wanita. Laki-laki juga kurang mengekspresikan Setelah diberi kompres dingin, sebagian
nyeri yang dirasakan secara berlebihan responden mengatakan bahwa nyeri yang
dibandingkan wanita [13]. dirasakan berkurang ketika sensasi dingin mulai
Hasil pada penelitian ini didapatkan bahwa terasa. Hal ini dikarenakan dingin memiliki efek
suku responden paling banyak adalah Suku analgetik dan anastesi lokal dalam mengurangi
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), November 2016
Anugerah, et al, Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF.

intensitas nyeri yang dirasakan seseorang. menyebabkan sensitisasi dari reseptor-reseptor


Mekanisme lain yang mungkin bekerja adalah nosiseptif dan dikeluarkannya zat-zat mediator
persepsi dingin menjadi dominan dan nyeri seperti histamin dan serotonin yang akan
mengurangi persepsi nyeri [15]. menimbulkan sensasi nyeri [17]. Nyeri
pembedahan sedikitnya mengalami dua
Pengaruh Pemberian Terapi Kompres Dingin perubahan, pertama akibat pembedahan itu
Terhadap Nyeri sendiri yang menyebabkan rangsangan
Rata-rata penurunan nilai nyeri pada nosiseptif dan yang kedua setelah proses
responden setelah diberikan terapi kompres pembedahan terjadi respon inflamasi pada
dingin yaitu sebesar -0,8. Hasil uji Wilcoxon daerah sekitar operasi, dimana terjadi
untuk intensitas nyeri sebelum dan sesudah pelepasan zat-zat kimia (prostaglandin,
intervensi menunjukkan nilai p-value sebesar histamin, serotonin, bradikinin, substansi P, dan
0,005 atau nilai p-value kurang dari (0,05), lekoterin) oleh jaringan yang rusak dan sel-sel
artinya ada perbedaan rata-rata intensitas nyeri inflamasi. Zat-zat kimia yang dilepaskan inilah
sebelum dan sesudah diberikan kompres dingin. yang berperan pada proses transduksi dari nyeri
Hal ini menunjukkan adanya pengaruh terapi [18].
kompres dingin terhadap nyeri. Namun pada Nyeri yang dirasakan setelah prosedur
hasil penelitian juga didapatkan bahwa 2 pembedahan dapat diatasi dengan kompres
responden tidak mengalami penurunan nyeri dingin. Kompres dingin merupakan suatu terapi
setelah diberikan intervensi. Dua responden es yang dapat menurunkan prostaglandin yang
yang tidak mengalami penurunan nyeri berusia memperkuat sensitivitas nyeri dan subkutan lain
56 tahun dan 67 tahun, dimana kisaran usia pada tempat cedera dengan menghambat
tersebut termasuk dalam dewasa tua. proses inflamasi [14]. Kompres dingin ini
Responden yang tidak mengalami penurunan menggunakan handuk yang dimasukkan ke
nyeri dipengaruhi oleh faktor usia. Usia dapat dalam es batu yang dicampur dengan air dan
mempengaruhi nyeri dikarenakan semakin tinggi meletakkannya di kulit yang dilakukan selama 5-
usia semakin adaptif seseorang terhadap nyeri 10 menit [19]. Secara fisiologis, pada 10-15
yang dirasakan. menit pertama setelah pemberian kompres
Faktor lain yang mungkin dapat dingin terjadi vasokonstriksi pada pembuluh
menyebabkan tidak terjadi penurunan nyeri darah [20].
pada 2 responden adalah media kompres dingin Pemberian kompres dingin dapat
yang digunakan. Pada penelitian Khodijah, meningkatkan pelepasan endorfin yang
peneliti menggunakan media kompres kantong memblok transmisi stimulus nyeri dan juga
karet yang berisi es dan didapatkan hasil pasien menstimulasi serabut saraf yang memiliki
mengalami penurunan nyeri yang signifikan diameter besar -Beta sehingga menurunkan
yaitu sebesar p= 0,000 (p < 0,05). Sedangkan transmisi impuls nyeri melalui serabut kecil -
kelompok kontrol yang hanya dikompres Delta dan serabut saraf C [10]. Mekanisme
menggunakan kompres air biasa tidak penurunan nyeri dengan pemberian kompres
mengalami penurunan yang signifikan yaitu dingin berdasarkan atas teori gate control. Teori
sebesar p= 0,080 [16]. Perbedaan ini bisa ini menjelaskan mekanisme transmisi nyeri.
dikarenakan media kantong karet lebih tahan Apabila masukan yang dominan berasal dari
lama dalam menahan suhu dingin sehingga serabut beta-A, maka akan menutup mekanisme
sensasi dingin yang memblok transmisi nyeri pertahanan. Apabila masukan yang dominan
akan lebih konstan. berasal dari serabut delta-A dan serabut C,
Penurunan intensitas nyeri yang dirasakan maka akan membuka pertahanan tersebut dan
oleh 8 responden sejalan dengan teori Price & pasien mempersepsikan sensasi nyeri. Alur
Wilson, yaitu terapi dingin tidak hanya dapat saraf desenden melepaskan opiat endogen
mengurangi spasme otot tetapi juga bisa seperti endorfin, suatu pembunuh nyeri alami
menimbulkan efek analgetik yang yang berasal dari tubuh. Semakin tinggi kadar
memperlambat kecepatan hantaran saraf endorphin seseorang, semakin ringan rasa nyeri
sehingga impuls nyeri yang mencapai otak lebih yang dirasakan. Produksi endorphin dapat
sedikit [9]. Oleh karena itu, nyeri yang dirasakan ditingkatkan melalui stimulasi kulit. Stimulasi
akan berkurang. Kerusakan jaringan karena kulit meliputi massase, penekanan jari-jari dan
trauma baik trauma pembedahan atau trauma pemberian kompres hangat atau dingin [21].
lainnya menyebabkan sintesa prostaglandin, Berdasarkan penjelasan di atas, dapat
dimana prostaglandin inilah yang akan disimpulkan bahwa pengaruh kompres dingin
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), November 2016
Anugerah, et al, Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF.

terhadap nyeri ialah melalui peningkatan .com


endorfin yang memblok transmisi stimulus nyeri [6] Canale S. Campbell operative orthopaedics.
sehingga dapat meredakan nyeri yang [internet] St. Louis; 2003. [Cited 20 Mei
dirasakan. 2016]. Available From:
http://www.mdconsult.com/books/page.do?
Simpulan dan Saran eid=4-ul.0-B987
Simpulan [7] Schoen D. Adult orthopaedic nursing.
Terdapat pengaruh terapi kompres dingin Philadelphia: Lippincott, Williams & Wilkins;
terhadap nyeri pada pasien post operasi fraktur 2000
ORIF. Kompres Dingin dapat meredakan nyeri [8] Suratun. Pasien gangguan sistem
pasien post operasi fraktur ORIF. muskuloskeletal: seri asuhan keperawatan.
Jakarta: EGC; 2008
[9] Price SA, Wilson LMC. Patofisiologi konsep
Saran klinis proses-proses keperawatan volume 2
Perawat dapat memberikan pendidikan edisi 6. Jakarta: EGC; 2005
kesehatan tentang terapi kompres dingin yang [10] Tamsuri A. Konsep dan penatalaksanaan
dapat meredakan nyeri pada pasien post nyeri. Jakarta: EGC; 2007
operasi fraktur ORIF. Bagi peneliti selanjutnya [11] Puntillo. Patients perception and responses
diharapkan untuk menambahkan kelompok to procedural pain: result from thunder
kontrol dan menggunakan media kompres project II. American Journal of Critical Care;
dingin lain seperti ice gel dan kirbat es. 2001
[12] Reeves, Roux, Lockhart. Keperawatan
Ucapan Terima Kasih medikal bedah buku I. Jakarta: Salemba
Penulis menyampaikan terima kasih Medika; 2001
kepada RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso serta [13] Septiani L. Analisis faktor-faktor yang
pasien post operasi fraktur ORIF yang menjalani mempengaruhi nyeri pada klien fraktur di rs
pengobatan di RSU Dr. H. Koesnadi Bondowoso pku muhammadiyah yogyakarta. [internet]
dan telah bersedia menjadi responden dalam Yogyakarta; 2015. [Cited 21 Agustus 2016].
penelitian ini. Available From:
http://opac.unisayogya.ac.id/96/1/NASKAH
Daftar Pustaka %20PUBLIKASI.pdf
[14] Muttaqin A. Buku saku gangguan
[1] Astutik. Perbedaan tingkat mobilitas pada muskuloskeletal: aplikasi pada praktik klinik
pasien post operasi fraktur ekstremitas keperawatan. Jakarta: EGC; 2012
bawah sebelum dan sesudah dilakukan [15] Kozier B, Erb G. Buku ajar praktik
penyuluhan kesehatan di ruang bougenville keperawatan klinis edisi 5. Jakarta: EGC;
dan teratai rsud dr. soegiri lamongan. 2009
[internet] Lamongan; 2011. [Cited 17 Februari [16] Khodijah S. Efektifitas kompres dingin
2016]. Available From: terhadap penurunan intensitas nyeri pasien
http://stikesmuhla.ac.id/v2/wp- fraktur di rindu b rsup H. adam malik
content/uploads/jurnalsurya/noIX/0.pdf. medan. [internet] Medan; 2011. [28
[2] World Health Organization. Statistics of road Februari 2016]. Available From:
traffic accident. Geneva: UN Publications; http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456
2011 789/24614/7/Cover.pdf
[3] Haryadi. Transportasi: peran dan dampaknya [17] Vanderah T. Pathophysiology of pain. The
dalam pertumbuhan ekonomi sosial. Jawa Medical Clinics of North America. Med Clin
Timur: Jurnal Perencanaan; 2012 N Am; 2007
[4] Riset Kesehatan Dasar. Laporan riskesdas [18] Woolf C. Pain moving from symptom control
2011. [internet] Jakarta; 2011. [Cited 17 toward mechanism-specific pharmacologic
Februari 2016]. Available From: management. Annals of Internal Medicine;
http://www.riskesdas.litbang.depkes.go.id/do 2004
wnload/Laporan_riskesdas_2011.pdf. [19] Potter PA, Perry AG. Buku ajar fundamental
[5] Aslam M. Penanganan traumatologi. keperawatan: konsep, proses, dan praktik.
[internet] Jakarta; 2009. [Cited 20 Mei 2016]. Jakarta: EGC; 2005
Available From: [20] Novita I. Dasar-dasar fisioterapi pada
http://onlinelibrary.wiley//trauma_nyeri_aslam olahraga. Yogyakarta: Universitas Negeri
e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), November 2016
Anugerah, et al, Pengaruh Terapi Kompres Dingin Terhadap Nyeri Post Operasi ORIF.

Yogyakarta; 2010 keperawatan medikal bedah edisi 8 vol 3.


[21] Smeltzer SC, Bare BG. Buku ajar Jakarta: EGC; 2002

e-Jurnal Pustaka Kesehatan, vol. (no.), November 2016

Anda mungkin juga menyukai