Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pendidikan merupakan proses pencaritahuan, dari yang awalnya tidak
tahu menjadi tahu. Proses pendidikan sudah ada sejak zaman dulu hingga
sekarang. Pendidikan sangat berkaitan dengan pemikiran-pemikiran yang
semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Pemikiran-pemikiran yang
membawa pembaruan pendidikan disebut aliran pendidikan. Kemudian aliran
pendidikan berkembang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Oleh karena itu setiap calon tenaga kependidikan, harus memahami
berbagai aliran- aliran itu agar dapat menangkap makna setiap gerak dinamika
pemikiran-pemikiran dalam pendidikan itu. Maka lahirlah aliran pendidikan
klasik.
Aliran pendidikan klasik berlandaskan pada filsafat klasik yang
memandang bahawa pendidikan berfungsi sebagai upaya memelihara,
mengawetkan, dan meneruskan warisan budaya (Lutfi, 2012:1). Teori
pendidikan ini lebih menekankan pada peranan isi daripada proses. Berisi
tentang pendidikan yang diambil dari khazanah ilmu pengetahun yang
ditemukan dan dikembangkan para ahli tempo dulu. Dalam prakteknya
pendidik mempunyai peran yang lebih besar, sedangkan murid berperan pasif
karena sebagai penerima informasi. Aliran ini juga menjadi tonggak
berkembangnya kurikulum dan metode-metode pembelajaran .
Makalah yang berjudul aliran-aliran pendidikan klasik ini akan
membahas tentang beberapa aliran-aliran yang terdapat pada aliran pendidikan
klasik. Aliran-aliran tersebut adalah aliran nativisme, aliran naturalisme, aliran
empirisme, dan aliran konvergensi yang merupakan penghubung pemikiran
pendidikan pada masa lalu, kini, dan mungkin yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang di
ajukan oleh penulis adalah,
a. Apakah aliran klasik pendidikan?

1
b. Apa macam-macam aliran klasik pendidikan?
c. Bagaimana pengaruh aliran klasik terhadap praktek pendidikan di
Indonesia?

1.3 Tujuan Rumusan Masalah


a. Mengetahui aliran klasik pendidikan
b. Mengetahui macam-macam aliran klasik pendidikan
c. Mengetahui pengaruh aliran klasik terhadap praktek pendidikan di
Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Aliran klasik Pendidikan
Pelaksanaan pendidikan selalu dinamis sesuai dengan dinamika manusia
dan masyarakat. Sejak dulu hingga sekarang pendidikan selalu mengalami
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Di dalam berbagai
kepustakaan tentang aliran-aliran pendidikan, pemikiran-pemikiran tentang
aliran-aliran, telah dimulai dari zaman Yunani kuno sampai kini. Untuk itu kita
sebagai generasi penerus harus mengembangkan kebudayaan belajar mengajar
dalam pendidikan agar lebih baik dari sebelumnya agar negara lebih maju dan
berkembang.
Pemikiran-pemikiran tentang pendidikan yang telah dimulai pada zaman
Yunani kuno, dengan kontribusi berbagai bagian dunia lainnya akhirnya
berkembang dengan pesat di Eropa dan Amerika Serikat. Oleh karena itu aliran
klasik atau gerakan baru berasal dari kedua kawasan itu. Kemudian pemikiran
itu berkembang diseluruh dunia termasuk Indonesia, yang dibawa oleh orang-
orang yang belajar di Eropa atau Amerika Serikat sehingga mudah berkembang
di Indonesia. Penyebaran itu mengakibatkan pemikiran dari kedua kawasan itu
umumnya menjadi acuan dalam penetapan kebijakan diberbagai negara.
Aliran-aliran klasik pendidikan meliputi aliran Empirisme, Nativisme,
Naturalisme dan Konvergensi. Aliran-aliran tersebut merupakan penghubung
pemikiran-pemikiran pendidikan masa lalu, kini dan mungkin yang akan
datang. Aliran-aliran tersebut mewakili berbagai variasi pendapat tentang
pendidikan mulai dari yang terendah sampai tingkat yang tinggi, seperti SD,
SMP sedangkan yang tertinggi SMA dan sekolah perguruan tinggi.
Aliran-aliran bervariasi tentang pendapat mengenai pendidikan, mulai dari
yang pesimis memandang bahwa pendidikan kurang bermanfaat, bahkan
merusak masa depan anak untuk mengembangkan bakatnya, sedangkan aliran
optimism memandang anak sebagai tanah liat yang dapat dibentuk sesuka hati.
Selanjutnya terdapat gagasan juga yang bersifat satu gerakan dalam
pendidikan yang pengaruhnya masih berpengaruh pada saat ini, yakni
pengajaran alam sekitar, pengajaran pusat perhatian, sekolah, kerja dan

3
pengajaran proyek. Gerakan-gerakan tersebut sangat berpengaruh pada cara
guru dalam mengelola kegiatan belajar mengajar di sekolah.

2.3 Macam-macam aliran klasik pendidikan.


Manusia merupakan makhluk yang aktif, dan berhak memilih untuk
kebaikan hidupnya. Perkembangan manusiapun dipengaruhi oleh lingkungan.
Teori-teori dari strategi behavioral dan strategi phenologis menekankan faktor
belajar. Kedua strategi ini menekankan faktor belajar. Tetapi mengemukakan
pandangan yang berbeda tentang proses belajar itu terjadi, akibat perbedaan
pandangan tentang hakikat manusia. Strategis behavioral tergantung pada
lingkungannya sedangkan strategi fenomenalogis memandang manusia sebagai
makhluk aktif yang mampu beraksi dan melakukan pilihan-pilihan sendiri.

Perbedaan pandangan tentang faktor dominan dalam perkembangan


manusia tersebut menjadi dasar perbedaan pandangan tentang peran pendidikan
terhadap manusia, mulai dari yang paling pesimis sampai aliran-aliran itu pada
umumnya mengemukakan satu faktor dominan tertentu saja, dan dengan
demikian, suatu aliran dalam pendidikan akan mengajukan gagasan untuk
mengoptimalkan faktor tersebut untuk mengembangkan manusia.

1. Aliran Empirisme
Menurut aliran ini manusia itu dilahirkan putih bersih seperti kertas
putih, artinya tidak membawa potensi apa-apa. Perkembangan selanjutnya
tergantung pada pendidikan dan lingkungan. Pendidik memegang peranan
penting dengan menyediakan lingkungan pendidikan yang akan diterima
oleh anak sebagai pengalaman guru dan orang tua paling menentukan hasil
pendidikan. Pendidikan dibentuk oleh pengalaman, bukan tergantung dari
dasar diri anak.
Locke menyarankan bahwa guru dan orang tua berperan sebagai
model, menunjukkan kualitas tingkah laku yang baik. Anak-anak harus
ditunjukkan tentang dunia sebagaimana adanya, termasuk kejelekan dan
bahaya sehingga akan menyadari apa yang harus dihindari dan apa yang
harus dicapai. Menurut pandangan empirisme pendidik memegang peranan
yang sangat penting sebab pendidikan kepada anak menyediakan

4
lingkungan pendidikan kepada anak dan akan diterima oleh anak sebagai
pengalaman. Pengalaman itu tentunya yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
Aliran empirisme dipandang berat sebelah sebab hanya
mementingkan peranan pengalaman yang diperoleh dari lingkungan.
Sedangkan kemampuan dasar yang dibawa anak sejak lahir dianggap tidak
menentukan, menurut kenyataan dalam kehidupan sehari-hari terdapat anak
yang berhasil karena mempunyai bakat tersendiri, meskipun lingkungan
disekitarnya tidak mendukung keberhasilan ini disebabkan oleh adanya
kemampuan yang berasal dari dalam diri yang berupa kecerdasan atau
kemauan, anak berusaha mendapatkan lingkungan yang dapat
mengembangkan bakat atau kemampuan yang telah ada dalam dirinya.
Meskipun demikian, penganut aliran ini masih tampak pada
pendapat- pendapat yang memandang manusia sebagai makhluk yang pasif
dan dapat diubah, umpamanya melalui modifikasi tingkah laku. Hal itu
tercermin pada pandangan scientific psycology Skinner ataupun dengan
behavioral. Behaviorisme itu menjadikan perilaku manusia tampak keluar
sebagai sasaran kajiannya, dengan tetap menekankan bahwa perilaku itu
terutama sebagai hasil belajar semata- mata. Meskipun demikian,
pandangan-pandangan behavioral ini juga masih bervariasi dalam
menentukan faktor apakah yang paling utama dalam proses belajar itu
sebagai berikut:
a. Pandangan yang menekankan peranan pengamatan dan imitasi.
b. Pandangan yang menekankan peranan dari dampak ataupun balikan dari
sesuatu perilaku.
c. Pandangan yang menekankan peranan stimulus atau rangsangan
terhadap perilaku.

Seperti yang akan dikemukakan aliran konvergensi pada bagian ini,


beberapa pendapat dalam pandangan behavioral tersebut tidak lagi
sepenuhnya ala Tabula Rasa dari J. Locke, karena telah mulai
diperhatikan pula faktor-faktor internal dari manusia.

5
2. Aliran Natifisme
Aliran ini ditokohi Schopen Hauwer (Jerman : 1788-1860)
berpendapat bahwa manusia dilahirkan dengan potensi-potensi yang sudah
jadi, sehingga faktor pendidikan dan lingkungan tidak ada pengaruhnya
terhadap perkembangan anak, yang baik akan menjadi baik dan yang jelek
akan menjadi jelek. Aliran ini berpendapat sekalipun diperlukan
pendidikan, pendidikan tersebut hanya bertujuan untuk memelihara dan
mengembangkan potensi yang dibawa sejak lahir.
Hasil perkembangan anak tersebut ditentukan oleh pembawaan yang
sudah diperoleh sejak kelahiran. Lingkungan kurang berpengaruh terhadap
pendidikan dan perkembangan anak. Oleh karena itu hasil akhir
pendidikan ditentukan oleh pembawaan yang sudah dibawa sejak lahir.
Berdasarkan pandangan ini maka keberhasilan pendidikan ditentukan oleh
anak didik itu sendiri.
Pendidikan yang tidak sesuai dengan bakat dan perkembangan anak
sendiri. Istilah nativisme dari asal kata Native yang berarti terlahir. Bagi
nativisme, lingkungan sekitar tidak ada artinya sebab lingkungan tidak
akan berdaya dalam mempengaruhi perkembangan anak. Penganut
pandangan ini menyatakan bahwa kalau anak mempunyai pembawaan
jahat maka dia akan menjadi jahat. Sebaliknya kalau anak mempunyai
pembawaan baik maka ia akan menjadi orang baik. Pembawaan buruk dan
baik ini tidak dapat diubah dari kekuatan luar. Meskipun dalam sehari-hari,
sering ditemukan anak mirip orang tuanya (secara fisik) dan anak juga
mewarisi bakat dan sifat dari orang tuanya.
Tetapi pembawaan itu bukanlah merupakan satu- satunya faktor
yang menentukan perkembangan. Masih banyak faktor yang
mempengaruhi pembentukan dan perkembangan anak dalam menuju
kedewasaan. Pandangan konvergensi akan memberikan penjelasan tentang
pentingnya kedua faktor yaitu pembawaan atau hereditas dan lingkungan
dalam perkembangan anak. Terdapat suatu pokok pendapat aliran
nativisme yang berpengaruh luas yakni bahwa dalam diri individu terdapat
suatu inti pribadi yang mendorong manusia untuk mewujudkan diri,
mendorong manusia dalam menentukan pilihan dan kemauan sendiri, dan

6
yang menempatkan manusia sebagai makhluk aktif yang mempunyai
kemauan bebas.
Meskipun pandangan ini mengakui pentingnya belajar, namun
pengalaman dalam belajar. Itu ataupun penerimaan dan persepsi seorang
banyak ditentukan oleh kemampuan memberi makna kepada apa yang
dialaminya itu. Pendekatan ini sangat mementingkan pandangan holistik
(menyeluruh, gestait) serta pemahaman perilaku orang dari sudut pandang
si empunya perilaku itu. Terdapat variasi pendapat dari pendekatan
phenomenologi/ humanistik tersebut sebagai berikut :
1. Pendekatan aktualisasi diri atau non direktif.
2. Betapa pentingnya memahami hubungan transaksi antara manusia
dan lingkungannya sebagai bekal awal memahami perilakunya.
3. Pendekatan gestait baik yang klasik maupun pengembangan
selanjutnya.
4. Pendekatan search for meaning dengan aplikasinya sebagai
logotherapy dari viktor franki yang mengungkapkan betapa pentingnya
semangat (human spirit) untuk mengatasi berbagai tantangan masalah
yang dihadapi.
3. Aliran Naturalisme
Tokoh aliran ini adalah JJ. Rousseau (Perancis :1712-1778).
Menurut aliran ini manusia itu pada waktu lahir mempunyai pembawaan
baik karena pada dasarnya manusia baik karena pada dasarnya biarkan
berkembang baik di alamnya. Hukum yang mutlak bagi pendidikan masa
anak-anak ialah tindakan belajar mengajak.
Tokoh aliran ini William Sterm (Jerman1871-1939) yang
berpendapat bahwa anak sejak lahir membawa potensi-potensi namun
dalam perkembangan selanjutnya tergantung pendidikan dan lingkunganya.
Pembawaan tidak akan berkembang dengan baik manakala tidak ada
dukungan pendidikan dan aturan lingkungan. Sebaliknya pendidikan atau
lingkungan tidak akan berhasil dengan baik manakala pada diri anak tidak
ada pembawaan yang mendukungnya.
Seorang anak memang mempunyai potensi-potensi yang berbeda-
beda pada dirinya, jika potensi tersebut tidak dikembangkan tidak akan

7
dapat ditunjukkan oleh seseorang tersebut. Lingkungan juga dapat
mempengaruhi perkembangan dalam potensi-potensi anak. J.J Rousseau
ingin menjauhkan anak dari segala keburukan masyarakat yang serba
dibuat-buat (artificia) sehingga kebaikan anak-anak yang memperoleh
secara alamiah sejak saat kelahirannya itu dapat tampak secara spontan dan
bebas.
4. Aliran Konvergensi
Perintis aliran ini adalah William Sterm (1871-1938) seorang ahli
pendidikan bangsa Jerman yangberpendapat bahwa seorang anak dilahirkan
di dunia ini sudah disertai pembawaan baik maupun pembawaan buruk. Itu
semua tergantung pada lingkungan dan perkembangan potensi anak dalam
belajar menyikapi perilakunya agar dapat menjadi lebih baik. Tanpa adanya
dukungan lingkungan yang sesuai untuk perkembangan bakat itu.
Sebaliknya, lingkungan yang baik tidak dapat menghasilkan
perkembangan anak yang optimal kalau memang dalam diri anak tidak
dapat menghasilkan perkembangan anak yang optimal kalau memang diri
anak tidak terdapat bakat yang mengembangkan itu. Kemampuan dua
orang anak (yang tinggal dalam satu lingkungan yang sama) untuk
mempelajari bahasa mungkin tidak sama. Itu disebabkan oleh adanya
perbedaan kuantitas pembawaan dan perbedaan situasi lingkungan, biarpun
lingkungan kedua anak tersebut menggunakan bahasa sama.

2.3 Pengaruh aliran klasik terhadap pemikiran dan praktek pendidikan di


Indonesia.

Aliran-aliran pendidikan yang klasik mulai dikenal di indonesia


melalui upaya-upaya pendidikan, utamanya persekolahan, dari penguasa
penjajah Belanda dan disusul kemudian oleh orang- orang Indonesia yang
belajar di negeri Belanda pada masa penjajahan seperti diketahui, sistem
persekolahan diperkenalkan oleh pemerintah kolonial Belanda di Indonesia,
sebelum masa itu pendidikan di seluruh masyarakat, keluarga belum
dikenal.

8
BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Dari aliran-aliran tersebut maka dapat kita simpulkan beberapa


perbedaan pandangan dalam pendidikan. Namun juga ada penggabungan dari
beberapa aliran konvergensi, mempertemukan pandangan nativisme dan
empirisme. Pembawaan tidak akan berkembang dengan baik manakala tidak
ada dukungan pendidikan dan atau lingkungan. Sebaliknya pendidikan dan atau
lingkungan tidak akan berlangsung dengan baik manakala pada diri anak tidak
ada pembawaan yang mendukungnya.

9
DAFTAR PUSTAKA
Juhri, 2009. Landasan dan Wawasan Pendidikan. Lampung . Lemut UM Metro
Press.

http://mrsboys.blogspot.com/2011/11

diunduh tanggal 14 Oktober 2014

10

Anda mungkin juga menyukai