Anda di halaman 1dari 18

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI FARMASI

PEWARNAAN NEGATIF dan PEWARNAAN BURRY GINS


Selasa, 17 Maret 2015
Kelompok III
Selasa , Pukul 10.00 13.00 WIB

Nama NPM

ANTHONIO L.R. 260110130082

LABORATORIUM MIKROBIOLOGI FARMASI


FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2015

Nilai TTD

PEWARNAAN NEGATIF (Casuarina) (Andini) ( Emanuella)

I. TUJUAN
1.Mengamati morfologi bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna-pewarna
sederhana,dengan menggunakan prosedur pewarnaan negative

2. Mengamati kapsul bakteri dengan menggunakan prosedur pewarnaan kapsul


( Pewarnaan Burri-Gins)

3.Memahami setiap langkah dan reaksi reaksi kimia yang terjadi dalam prosedur
tersebut

II. PRINSIP

1.Pewarnaan Negatif

Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap bakteri yang sulit
diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya, metode
pewarnaan negatif merupakan suatu metode perwarnaan umum, dimana digunakan
larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri melainkan melatar
belakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentuk-bentuk kosong tak
berwarna(negatif)

2.Tolak Menolak Muatan

Pewarnaan negatif atau pewarnaan asam dapat terjadi karena senyawa pewarna
bermuatan negatif. Dalam kondisi pH mendekati netral, dinding sel bakteri cenderung
bermuatan negatif sehingga pewarna asam yang bermuatan negatif akan ditolak oleh
dinding sel. Oleh karena itu sel menjadi tidak berwarna.

3.Kapsul Bakteri

Bagian aksesoris bakteri atau lapisan polimer yang terletak di luar dinding sel yang
terdiri dari polisakarida dan polipeptin (komplek polisakarida dengan protein).Fungsi
kapsul adalah untuk kehidupan sel bakteri,factor virulensi,cadangan makanan,dan
tempat mencantelkan diri.

III.REAKSI
-

IV.TEORI DASAR

Pewarnaan negatif yaitu pewarnaan yang ditujukan terhadap bakteri yang sulit
diwarnai, dimana bakterinya tidak diwarnai melainkan latar belakangnya, metode
pewarnaan negatif merupakan suatu metode perwarnaan umum, dimana digunakan
larutan zat warna yang tidak meresap ke dalam sel-sel bakteri melainkan melatar
belakangi sehingga kelihatan atau nampak sebagai bentuk-bentuk kosong tak
berwarna(negatif)

Prinsip pewarnaan negatif yaitu suatu metode pewarnaan tidak langsung dimana
digunakan larutan zat warna yang tidak meresap kedalam sel bakteru melainkan ke
dalam latar belakangnya (Lay.1994)

Beberapa jenis bakteri dan sianobakteri mengeluarkan bahan-bahan yang amat


berlendir dan lengket pada permukaan selnya, melingkupi dinding sel. Bila bahan
berlendir tersebut kompak dan tampak sebagai bentuk yang pasti (bundar atau
lonjong) maka disebut kapsul, tetapi bila tidak teratur bentuknya dan menempelnya
pada sel kurang erat, maka disebut lendir (Hadioetomo, 1990).

Permukaan bakteri mengandung berbagai struktur yang mampu mengaktifkan


pertahanan sendiri dan akibatnya merangsang respon imun inang. Kapsul bakteri
adalah salah satu struktur eksternal yang ada pada permukaan bakteri yang tersusun
atas gula dan atau protein., kapsul terlibat dalam berbagai proses biologis, seperti
pencegahan pengeringan, ketahanan terhadap kekebalan inang spesifik dan spesifik.
(JM Toms and S Merino,2010 )

Kapsul pada bakteri dapat diamati dengan mikroskop dengan teknik


pewarnaan, baik secara langsung maupu tidak langsung.
1.Pewarnaan kapsula bakteri secara langsung (pewarnaan positif).
Pewarnaan secara langsung dilakukan dengan menggunakan kristal violet dan
CuSO4.5H2O. Pewarnaan secara langsung ini dimaksudkan untuk mewarnai sel-sel
bakteri yang diamati. Apabila bakteri mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan
sel bakteri akan tampak berwarna ungu dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna
biru muda. Kristal violet merupakan larutan yang yang mempunyai kromophore atau
butir pembawa warna yang bermuatan positif (memiliki kation) sedangkan muatan
yang berada di sekeliling bakteri bermuatan negatif (memiliki anion), sehingga terjadi
adanya tarik menarik antara kedua ion tersebut. Hal inilah yang menyebabkan bakteri
berwarna ungu. Dan terbentuknya warna biru muda pada kapsula disebabkan karena
kapsula dapat menyerap CuSO4.5H2O.

2. Pewarnaan kapsula bakteri secara tidak langsung (pewarnaan negatif).


Pewarnaan secara tidak langsung dilakukan dengan menggunakan tinta cina.
Pewarnaan secara tidak langsung ini dimaksudkan untuk mewarnai latar belakangnya.
Apabila bakteri mempunyai kapsul, maka dalam pengamatan sel bakteri akan tampak
transparan dan diselubungi oleh kapsul yang berwarna kecoklatan. Tinta cina
merupakan larutan yang mempunyai kromophore atau butir pembawa warna yang
bermuatan negatif (memiliki anion) sedangkan muatan yang berada di sekeliling
bakteri juga bermuatan negatif (memiliki anion), sehingga terjadi adanya tolak
menolak antara kedua ion tersebut. Hal inilah yang menyebabkan bakteri berwarna
transparan dan yang nampak hanya warna latar belakangnya yaitu hitam.
Terbentuknya warna transparan ini dikarenakan sel bakteri tidak mampu menyerap
warna. ( Darkuni,2001).

Pewarnaan kapsul dilakukan dengan pewarnaan asam dan pewarnaan


basa.Kapsul dibentuk oleh organisme seperti Klebsiella pneumoniae. Kebanyakan
kapsul terdiri dari polisakarida, namun ada juga yang terdiri dari
polipeptida.Beberapa kapsul memiliki batas yang jelas dan ada yang tidak. Kapsul
melindungi bakteri dari aksi fagositosis leukosit dan memungkinkan patogen untuk
menyerang tubuh. Jika patogen kehilangan kemampuan untuk membentuk kapsul,
dapat menjadi avirulen.Kapsul bakteri bersifat non-ionik, sehingga baik pewarnaan
asam maupun basa tidak akan menempel pada permukaan mereka. Oleh karena itu,
cara terbaik untuk memvisualisasikan mereka adalah dengan mewarnai latar belakang
menggunakan zat asam dan pewarnaan selnya dengan menggunakan zat warna basa.
Untuk melakukan hal tersebut,digunakan tinta India dan Gram kristal violet. Ini
meninggalkan kapsul (Smith,2010)

Nigrosin dan tinta cina adalah campuran dari pewarna sintesis hitam yang
dibuat dengan memanaskan campuran nirobenzena, anilin, dan hidroklorida. Industri
utamanya adalah sebagai pewarna untuk lak, pernis, dan tinta penanda pena. Didalam
biologi, nigrosin dan tinta cina digunakan untuk pewarnaan negatif bakteri. Bentuk
dan organisme yang terlihat sebagai warna bebas menguraikan terhadap latar
belakang gelap. Keuntungan dari menggunakan metode ini daripada noda positif
biasa seperti fuchsin, metilen blue, atau carbol, ialah bahwa fiksasi sebelumnya oleh
panas atau alcohol tidak diperlukan sehingga organisme terlihat. Selain itu pewarnaan
negatif dengan zat warna ini dapat mengungkapkan beberapa mikroorganisme yang
tidak dapat diwarnai dengan metode biasa. (Dwidjoseputro.1998).

Fuchsin carbon, merupakan campuaran fuchsin fenol dan dasar yang


digunakan dalam prosedur pewarnaan bakteri. Hal ini umumnya digunakan dalam
pewarnaan mikrobkateria karena memiliki ketertarikan untuk asam mycolic yang
ditemukan di dinding sel mikroba, carbol fuchsin juga digunakan sebagai antiseptik
tropikal (Lay,1994)

Klebsiella pneumonia pertama kali diteliti dan diidentifikasi oleh


bakteriologis Jerman bernama Edwin Klebs (1834-1913). Klebsiella pneumonia
terdapat dalam feses dan saluran napas sebanyak 5% pada orang normal. Klebsiella
pneumonia merupakan salah satu bakteri gram negative, bakteri yang non motil (tidak
melakukan pergerakan secara sel), merupakan bakteri fakultatif an aerob, bakteri ini
dapat memfermentasikan laktosa. Klebsiella pneumonia dapat menyebabkan
pneumonia ( Dewi,2013 )
Genus bakteri Klebsiella termasuk bakteri famili dari Enterobacteriaceae,
terdiri dari tiga spesies yaitu Klebsiella pneumoniae, Klebsiella oaaenae, Klebsiella

rhinoschleromatis . Klebsiella pneumonia bersifat gram negatif, herbentuk batang


pendek, fakultatif aerob, tidak mampu membuat spora, tidak bergerak dan
mempunyai kapsul ( Djaenuri dan Iskandar, 2006 )

Klebsiella pneumoniae (K.pneumoniae) termasuk dalam genus Klebsiella,


merupakan penghuni normal traktus digestivus. Pada manusia K. pneumoniae dapat
menyebabkan infeksi saluran napas di samping infeksi lain di luar sistem pernapasan
misalnya infeksi saluran kemih, infeksi nosokomial dll. Selama ini, untuk
mengidentifikasi kuman ini digunakan metode pengecatan dan kultur, yang
memerlukan waktu lama. (Pertiwi W, Sartono TR, Sumarno, Adi S. J Respir Indones.
2009 )
Klebsiella pneumoniae termasuk genus Klebsiella dalam famili
Enterobacteriaceae yang merupakan penghuni normal traktus digestivus. Kuman ini
dan dapat diisolasi dari tinja manusia atau hewan. Pada manusia, genus Klebsiella
dapat merupakan kuman penyebab pneumonia, disamping infeksi lain diluar sistim
pernapasan misalnya: infeksi saluran kemih, infeksi nosokomial ( Joko,2013 )

V.Alat dan Bahan

5.1 Alat
1. Botol semprot 2. Bak warna 3. Kaca Preparat

4. Kertas Saring 5. Korek 6. Mikroskop

7. Ose 8. Spirtus 9. Tissue

5.2 Bahan

1. Alkohol 70% 2.Air suling 3. Emerge oil


4.Karbol Fuksin 5.Suspensi Bakteri 6.Tinta Cina
Klebsiella pneumoniae

VI.PROSEDUR

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.


Kemudian,spirtus dinyalakan dengan menggunakan korek api. 2 kaca preparat
direndam dalam larutan alcohol 70%. Setelah itu,kedua kaca preparat dikeringkan
dengan menggunakan lap / tissue. Lalu,ose difiksasi melalui api hingga kawat ose
berubah menjadi merah. Lalu,ose didinginkan di dekat api. Pada pewarnaan negative,
tabung reaksi yang berisi suspense bakteri Klebsielle pneumoniae dibuka dekat
sumber api. Lalu suspense bakteri diambil dengan menggunakan ose. Setelah
itu,penutup tabung dan mulut tabung difiksasi dan tabung ditutup. Kemudian olesan
bakteri dibuat dengan mengoleskan ose pada ujung kanan kaca preparat pertama,lalu
ditetesi sedikit tinta cina didekat olesan bakteri. Kedua bahan tersebut dicampurkan
dengan menggunakan sudut kaca preparat yang kedua hingga homogen. Setelah
itu,kaca preparat kedua diletakkan pada kaca preparat yang pertama dengan
membentuk sudut 450 . Kaca preparat kedua ditarik menyeret ke arah kiri sepanjang
kaca objek pertama. Kemudian preparat dibiarkan mengering, Lalu,preparat ditetesi
minyak imersi dan diamati dibawah mikroskop. Hasilnya kemudian digambar. Pada
pewarnaan Burri Gins,2 kaca preparat direndam dalam larutan alcohol 70%. Setelah
itu, kedua kaca preparat dikeringkan dengan menggunakan lap / tissue. Lalu,ose
difiksasi melalui api hingga kawat ose berubah menjadi merah. Lalu,ose didinginkan
di dekat api. Kemudian, suspense bakteri Klebsielle pneumoniae dibuka dekat sumber
api. Lalu suspense bakteri diambil dengan menggunakan ose. Setelah itu,penutup
tabung dan mulut tabung difiksasi dan tabung ditutup. Kemudian olesan bakteri
dibuat dengan mengoleskan ose pada ujung kanan kaca preparat pertama,lalu ditetesi
sedikit tinta cina didekat olesan bakteri. Kedua bahan tersebut dicampurkan dengan
menggunakan sudut kaca preparat yang kedua hingga homogen. Setelah itu,kaca
preparat kedua diletakkan pada kaca preparat yang pertama dengan membentuk sdutu
450 . Kaca preparat kedua ditarik menyeret ke arah kiri sepanjang kaca objek
pertama.Preparat kemudian difiksasi sebanyak 3X diatas api. Preparat digenangi
dengan pewarna karbol fuksin selama 5 menit dan Setelah itu zat warna berlebih
dibuang dan dikeringkan dengan kertas saring. Olesan ditetesi minyak
imersi,kemudian diamati dibawah mikroskop dan hasilnya dicatat.

VII.DATA PENGAMATAN
PEWARNAAN NEGATIF PEWARNAAN BURRY-GINS
Perbesaran 40X Perbesaran 10X

Sel Bakteri berwarna bening dengan Sel bakteri berwarna merah dengan kapsulnya
latar yang gelap berwarna beninng
Bentuk sel bakteri adalah Batang Bentuk sel bakteri adalah batang

LITERATUR LITERATUR

Research from Wolf-Dietrich Heyer's http://www.austincc.edu/microbugz/capsule


Laboratory. _stain.php

VIII.PEMBAHASAN

Telah dilakukan praktikum kali ini,yaitu Praktikum Pewarnaan Negatif dan


Pewarnaan Kapsul Bakteri yaitu pewarnaan Burry-Gins. Adapun tujuan dari
praktikum kali ini adalah Mengamati morfologi bakteri yang sukar diwarnai oleh
pewarna-pewarna sederhana,dengan menggunakan prosedur pewarnaan negative,
Mengamati kapsul bakteri dengan menggunakan prosedur pewarnaan kapsul
( Pewarnaan Burri-Gins),dan Memahami setiap langkah dan reaksi reaksi kimia yang
terjadi dalam prosedur tersebut.Prinsip yang mendasari praktikum kali adalah
Pewarnaan Negatif,Tolak Menolak muatan, dan Kapsul Bakteri. Suspensi bakteri
yang digunakan dalam praktikum ini adalah Suspensi Bakteri Klebsiella pneumonia.

Pewarnaan negative bukan untuk mewarnai bakteri tetapi mewarnai latar


belakangnya menjadi hitam gelap. Pada pewarnaan ini mikroorganisme kelihatan
transparan (tembus pandang). Teknik ini berguna untuk menentukan morfologi dan
ukuran sel. Pada pewarnaan ini olesan tidak mengalami pemanasan atau perlakuan
yang keras dengan bahan-bahan kimia, maka terjadinya penyusutan dan salah satu
bentuk agar kurang sehingga penentuan sel dapat diperoleh dengan lebih tepat.
Metode ini menggunakan tinta cina. Pewarnaan negatif memerlukan pewarna asam
seperti tinta cina. Pewarna asam memiliki negative charge kromogen,tidak akan
menembus atau berpenetrasi ke dalam sel karena adanya negative charge pada
permukaan bakteri. Oleh karena itu, sel tidak berwarna mudah dilihat dengan latar
belakang berwarna. (Irianto, 2012)

Sedangakan pewarnaan kapsul Burry-Gins dilakukan untuk melihat kapsul


dan sel bakteri. Pada pewarnaan ini digunakan zat warna asam seperti tinta cina untuk
melihat kapsul bakteri dan zat warna basa untuk melihat sel bakteri ( Smith,2010).

Hal pertama yang dilakukan adalah menyiapkan alat dan bahan.


Kemudian,spirtus dinyalakan dengan menggunakan korek api. 2 kaca preparat
direndam dalam larutan alcohol 70%.Alkohol 95% berfungsi mencuci lemak pada
dinding sel bakteri.Setelah itu,kedua kaca preparat dikeringkan dengan menggunakan
lap / tissue. Lalu,ose difiksasi melalui api hingga kawat ose berubah menjadi merah.
Lalu,ose didinginkan di dekat api. Tujuan fiksasi ose adalah untuk membebaskan ose
dari kontaminasi. . (Pelczar, 2007).

Pada Pewarnaan Negatif, tabung reaksi yang berisi suspense bakteri


Klebsielle pneumoniae dibuka dekat sumber api. Lalu suspense bakteri diambil
dengan menggunakan ose. Setelah itu,penutup tabung dan mulut tabung difiksasi dan
tabung ditutup. Kemudian olesan bakteri dibuat dengan mengoleskan ose pada ujung
kanan kaca preparat pertama,lalu ditetesi sedikit tinta cina didekat olesan bakteri.
Kedua bahan tersebut dicampurkan dengan menggunakan sudut kaca preparat yang
kedua hingga homogen. Pewarnaan negative dilakukan untuk melihat bentuk-bentuk
sel yang sesungguhnya, selain itu juga berguna untuk mengukur (pengukuran)
bakteri, karena dalam pewarnaan ini sel-sel bakteri tidak ikut terwarnai oleh zat
warna atau tidak mengalami perubahan. Di mana dalam pewarnaan ini sel
mikroorganisme akan tampak transparan, sedangkan latar belakngnya akan tampak
gelap.Oleh sebab itu digunakan tinta cina,karena tinta cina merupakan zat warna
negative,dimana muatannya sama-sama negative dengan muatan dinding bakteri.
Sifat tolak menolak mutatan inilah yang menyebabkan bakteri trasnparan dan latar
menjadi gelap. Penambahan tinta cina tidak boleh terlalu banyak karena preparat akan
menjadi hitam dan menutupi bakteri dan juga tidak boleh terlalu sedikit karena
pewarnaan yang tidak merata akan menyulitkan pengamatan. (Waluyo, 2008).

Setelah itu,kaca preparat kedua diletakkan pada kaca preparat yang pertama
dengan membentuk sudut 450 . Kaca preparat kedua ditarik menyeret ke arah kiri
sepanjang kaca objek pertama. Kemudian preparat dibiarkan mengering, Pada
pewarnaan negative,preparat dibiarkan mengering tanpa proses fiksasi. Hal ini
bertujuan karena kita ingin melihat bentuk bakteri secara utuh,jadi jika dilakukan
fiksasi maka panas akan menyebabkan bentuk sel dan ukuran bakteri menjadi
berubah. (Waluyo, 2008).

Lalu,preparat ditetesi minyak imersi dan diamati dibawah mikroskop. Hal ini
dikarenakan, cahaya yang datang dibiaskan melalui 2 medium yang berbeda, yaitu
udara dan kaca. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu bahan yang mampu membiaskan
cahaya dari medium udara dan medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis
normal. Bahan yang mampu membiaskan cahaya dari medium udara dan medium
kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal adalah minyak imersi. Selain
itu, minyak imersi juga mempunyai indeks bias yang mendekati atau identik dengan
kaca . Minyak imersi memiliki indeks refraksi yang tinggi dibandingkan dengan air
atau udara sehingga objek yang kita amati dapat terlihat lebih jelas dibandingkan
dengan tanpa minyak imers. (icuk, sugianto, 2014).

Hasil Pengamatan adalah bentuk bakteri Klebsiella pneumonia yaitu Basil


transparan dengan latar gelap. Hasil pengamatan yang diperoleh sesuai dengan
literature yang ada bahwa bakteri Klebsiella pneumonia bersifat gram negatif,
herbentuk batang pendek, fakultatif aerob, tidak mampu membuat spora, tidak
bergerak dan mempunyai kapsul ( Djaenuri dan Iskandar,2006).
Dalam pewarnaan negative,Berhasil tidaknya metode ini tergantung pada kaca
objek hatus betul-betul bersih, jumlah negrosin atau tinta cina yang digunakan
menentukan keberhasilan pewarnaan dan campuran mikoorganisme harus digesekkan
diatas kaca objek bukan sekedar didorong (Waluyo, 2008). Kaca obyek yang tidak
benar-benar bersihakan menggangu saat pengamatan. Selain itu berhasil atau
tidaknya pengamatan ditentukan oleh olesan preparat, olesan preparat tidak boleh
terlalu tebal atau terlalu tipis. Bila preparat terlalu tebal menyebabkan lingkungan
sekitar bakteri gelap karena bakteri tertumpuk oleh zat warna sehingga mikroba tidak
dapat dibedakan dengan lingkungan disekelilingnya. Tetapi bila preparat terlalu tipis
tidak terjadi kontras yang tajam antara mikroba dengan lingkungan sekitar.

Pada pewarnaan kapsul (burry-gins) ini merupakan pengabungan antara


proses pewarnaan negatif (menggunakan tinta cina) dan proses pewarnaan sederhana
(menggunakan karbol fuksin).(Smith,2010)

Pada Pewarnaan Burry-Gins,prosedur yang dilakukan hampir sama hanya saja


ada beberapa tahap tambahan. Setelah olesan preparat diberikan tinta cina dan
diratakan,preparat kemudian difiksasi. Fiksasi bertujuan untuk mematikan bakteri dan
meletakkan sel bakteri pada objek gelas tanpa merusak struktur selnya (Campbell dan
Reece, 2005). Selain itu,tujuan fiksasi juga untuk melekatkan suspense bakteri,karena
dalam pewarnaan kapsul akan diberikan pewarna tanding karbol fuksin untuk
mewarnai sel bakteri. Fiksasi yang dilakukan cukup 3 kali di atas api,hal ini bertujuan
agar kapsul bakteri yang diamati tidak pecah. Sebagaimana kita tahu,pemanasan yang
berlebih akan merusak struktur bakteri.

Setelah itu,preparat ditetesi dengan karbil fuksin dan dibiarkan kering selama
5 menit.Fuchsin carbon, merupakan campuaran fuchsin fenol dan dasar yang
digunakan dalam prosedur pewarnaan bakteri. Hal ini umumnya digunakan dalam
pewarnaan mikrobkateria karena memiliki ketertarikan untuk asam mycolic yang
ditemukan di dinding sel mikroba. Zat ini berfungsi untuk mewarnai badan bakteri
dengan warna merah,sehingga dapat diamati perbedaan badan bakteri dengan
kapsulnya. Karbol fuksin dapat mewarnai badan bakteri,karena karbol fuksin
merupakan zat warna basa dimana dapat berpenetrasi ke dalam dinding bakteri yang
bersifat asam. Dengan kata lain , memberikan warna pada mikroorganisme non target
(Wahyuningsih , 2008). Zat warna dibiarkan 5 menit bertujuan agar zat warna dapat
berpenetrasi secara optimal ke dalam dinding sel bakteri (Prescott, 2002).

Buang zat warna yang berlebih lalu bilas dengan air dan keringkan dengan
kertas saring. Pembilasan dengan air dapat dilakukan dapat juga tidak dilakukan, jika
pembilasan dilakukan haruslah hati-hati karena bakteri bisa ikut terbawa. Sedangkan
jika tidak dibilas penambahan karbol fuksin tidak boleh terlalu banyak sehingga
karbol fuksin tidak menghalangi bakteri saat pengamatan di bawah mikroskop.
Penotolan dengan kertas saring harus hati-hati agar olesan bakteri tidak terbawa pada
kertas saring.

Lalu,preparat ditetesi minyak imersi dan diamati dibawah mikroskop. Hal ini
dikarenakan, cahaya yang datang dibiaskan melalui 2 medium yang berbeda, yaitu
udara dan kaca. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu bahan yang mampu membiaskan
cahaya dari medium udara dan medium kaca dengan pembiasan yang mendekati garis
normal. Bahan yang mampu membiaskan cahaya dari medium udara dan medium
kaca dengan pembiasan yang mendekati garis normal adalah minyak imersi. Selain
itu, minyak imersi juga mempunyai indeks bias yang mendekati atau identik dengan
kaca . Minyak imersi memiliki indeks refraksi yang tinggi dibandingkan dengan air
atau udara sehingga objek yang kita amati dapat terlihat lebih jelas dibandingkan
dengan tanpa minyak imers. (icuk, sugianto, 2014).

Setelah diamati dibawah mikroskp. Hasil Pengamatan yaitu bentuk bakteri


berbentuk batang,dengan warna badan sel bakteri adalah meran dan kapsul tampak
bening disekitar badan bakteri. Dalam pengamatan juga terlihat ada sel bakteri yang
kapsulnya tidak tampak,hal dikarenakan pada saat fiksasi,panas menyebabkan kapsul
bakteri pecah. Dan teramati juga hanya kapsulnya saja,sedangkan badan bakteri tidak
terlihat. Hal ini dikarenakan zat warna tidak berpenetrasi secara baik,pada saat
pencucian yang terlalu keras sehingga zat warna terbawa air,atau pada saat penotolan
dengan kertas saring
IX.SIMPULAN

1. Dapat mengamati morfologi bakteri yang sukar diwarnai oleh pewarna-pewarna


sederhana,dengan menggunakan prosedur pewarnaan negative.

Suspensi Bakterinya : Klebsiella pneumonia

Zat Warna : Tinta Cina

Bentuk morfologi : bacil

Warna sel : Bening dengan latar hitam

2. Dapat mengamati kapsul bakteri dengan menggunakan prosedur pewarnaan kapsul


( Pewarnaan Burri-Gins).

Suspensi Bakterinya : Klebsiella pneumonia

Zat Warna : Tinta Cina dan Karbol fuksin

Bentuk morfologi : bacil

Warna sel : Sel bakteri berwarna merah,kapsulnya berwarana bening


dengan latar hitam

3.Dapat memahami setiap langkah dan reaksi reaksi kimia yang terjadi dalam
prosedur tersebut
DAFTAR PUSTAKA

Campbell, N. A. Dan Reece, J. B., 2005. Biologi Jilid 2.Jakarta : Erlangga.

Darkuni, Noviar. 2001. Mikrobiologi (Bakteriologi, Virologi dan Mikologi). Malang:


UM Press.
Dwidjoseputro. 1998. Dasar Dasar Mikrobiologi. Jakarta: Djambatan.

Elfidasari,Dewi. 2013. Deteksi Bakteri Klebsiella pneumonia pada Beberapa jenis


Rokok Konsumsi Masyarakat. Tersedia online di
http://jurnal.uai.ac.id/index.php/SST/article/download/97/pdf_12 (Diakses 21
Maret 2015 )

Hadioetomo, Ratna S.1990.Mikrobiologi Dasar dalam Praktek Teknik dan prosedur


laboratorium.Jakarta:Gramedia

Icuk, sugianto. 2014. http://brainly.co.id/tugas/56829

Iskandar, dan Djaenuri . 2006 . ISOLASI DAN IDENTIFIKASI KLEBSIELLA


PNEUMONIAE DARI KELINCI DAN MARMOT . Tersedia online dihttp:/
/balitnak.litbang.pertanian.go.id?index.php?option=com_phocadownload&vi
ew=category&id=70:3&download=1245:3&start=40&ltemid=1(Diakses 21
Maret 2015 )

Irianto, Drs. Koes. 2012. Mikrobiologi Jilid 2. Jakarta : Yrama Widya


Lay, B. W. 1994. Analisis Mikroba di Laboratorium. Jakarta: PT. Raga Grafindo
Persada.

Pelczar ,M.J . 2007 . Dasar-Dasar Mikrobiologi . Jakarta : Universitas Indonesia


Press .

Prescott, H. K., 2002. Microbiology. Mc Graw Hill : New York.


Smith, 2010. Capsule Stain. Tersedia online di
http://www.austincc.edu/microbugz/capsule_stain.php (Diakses 21 Maret
2015 )

Susilo, Joko . 2013 . DETEKSI BAKTERI Klebsiella pneumoniae PADA SPUTUM


DENGAN METODE IMUNOSITOKIMIA MENGGUNAKAN ANTI
OUTER MEMBRANE PROTEIN BERAT MOLEKUL 40 KDA Klebsiella
pneumoniae SEBAGAI ANTIBODI. Tersedia online

. jkb.ub.ac.id/index.php/jkb/article/download/233/225 (Diakses 21 Maret


2015)

Toms, JM and S Merino . 2010 . Bacterial Capsules and Evasion of Immune


Responses . Tersedia online di
http://www.els.net/WileyCDA/ElsArticle/refId-a0000957.html (Diakses 21
Maret 2015 )

Waluyo, Lud. 2008. Teknik dan Metode Dasar dalam Mikrobiologi. UPT. Penerbit
UMM: Malang.

W, Pertiwi, Sartono TR, Sumarno, Adi S. J Respir Indones. 2009 . Sensitivitas dan
Spesifisitas metode Dot Blot menggunakan Antigen Outer Membrane Protein
Klebsiella pneumoniae yang Direspon Secretory-Immunoglobulin A Sputum
Penderita Terinfeksi Klebsiella pneumoniae . Tersedia online di
http://jurnalrespirologi.org/sensitivitas-dan-spesifisitas-metode-dot-blot-
menggunakan-antigen-outer-membrane-protein-klebsiella-pneumoniae-yang-
direspon-secretory-immunoglobulin-a-sputum-penderita-terinfeksi-klebsiella-
pneumonia/ (Diakses 21 Maret 2015 )

Anda mungkin juga menyukai