Keseimbangan Asam Basa-Tugas MW
Keseimbangan Asam Basa-Tugas MW
Ringkasan : 1. definisi
2. gangguan respirasi
3. gangguan metabolik
4. perubahan kompensasi
Buffer basa ini bekerja seperti spons yang menyerap dan meminimalisir perubahan
konsentrasi H+ dan juga perubahan-perubahan keadaan asam basa dalam darah. Ketika
buffer basa bereaksi dengan H+, ion H+ disingkirkan dari darah. Ada pengurangan juga
konsentrasi buffer basa. Untuk setiap ion H+ yang dinetralisir, ada pengurangan
konsentrasi buffer basa dengan jumlah sama.
1. Definisi
Asam = substansi dimana dalam larutan memberikan H+. Asam adalah donor H+.
Alkali = substansi dimana memberikan anion yang bereaksi dengan H + dan
menyingkirkan mereka dari larutan.
Asidemia = Kondisi dimana ada peningkatan konsentrasi H+ dalam darah.
Alkalemia = Kondisi dimana ada penurunan konsentrasi ion H+ / peningkatan alkali
dalam darah.
Asidosis = Kondisi dimana jika tidak terkoreksi akan menyebabkan asidemia.
Alkalosis = Kondisi dimana jika tidak terkoreksi akan menyebabkan alkalemia.
Keasaman / kealkalian darah diukur dengan yang dikenal sebagai pH. Definisi
standar pH adalah sebagai berikut: Logaritma negatif terhadap basa ion konsentrasi H +.
pH berbanding secara proporsional dengan konsentrasi H+, sehingga ketika pH rendah
konsentrasi ion H+ tinggi / asedemia. Ketika pH tinggi, konsentrasi ion H+ rendah.
Penyebab gangguan asam basa diklasifikasikan menjadi respiratorik dan metabolik.
Perubahan respiratorik berkaitan dengan tekanan CO2 arteri. Tekanan CO2 arteri normal
PCO2 adalah 36 44 mmHg / rata-rata 40 mmHg.
2. Gangguan respiratorik
A. Asidosis respiratorik terjadi bila tekanan CO2 lebih besar dari 44 mmHg. Penyebab
asidosis diringkas dalam diagram. Asidosis respiratorik dapat diakibatkan dari lesi
sebagai berikut :
a) Penyebab sentral / pusat nafas terpengaruh.
Stroke / perdarahan intrakranial / obat-obatan / infeksi tumor
b) Medula spinalis, trauma / polimielitis / tetanus / SGB
c) Radiks saraf seperti blok spinal / epidural tinggi.
d) Saraf tepi = polineuritis akut.
e) Neuromuskuker junction
Pelumpuh otot / myastenia gravis / fosfat organik / gigitan ular
f) Otot ; muskuler distrifia.
g) Dinding dada ; Flail chest / post thorakotomi ( insisi yg mepengaruhi
pernafasan )
h) Kavitas pleura ; pneumothoraks / hematothoraks.
i) Parenkim paru ; kolaps paru / konsolidasi seperti pneumonia
j) Obstruksi jalan nafas atas ; obstruksi jalan nafas bawah ( asma )
Sebagai tambahan, faktor faktor yang ditampilkan dalam diagram, faktor faktor
anestesi berikut berperan dalam asidosis respiratorik :
a) Sodalime yang tidak berfungsi
b) Aliran gas segar yang tidak adekuat sehingga mengakibatkan dihisapnya
kembali udara respirasi.
B. Alkalosis Respiratorik
Ada penurunan konsentrasi ion H+ dalam darah ini disertai penurunan PCO 2 arteri.
Penyebab Alkalosis Respiratorik :
a) Hiperventilasi seperti volunter / histeria. Ini juga terjadi pada penolong
selama respirasi dari mulut ke mulut.
b) Respirasi tekanan positif intermitten yang berlebihan ini sering terjadi di
bawah anestesi.
Gangguan respirasi mudah didiagnosa :
a) pH akan naik pada saat alkalosis, dan akan turun pada kasus asidosis.
b) Perubahan CO2 PCO2 ( arteri ) akan meningkat ( diatas 44 mmHg) pada
kasus asidosis respiratorik, dan dibawah 36 mmHg pada kasus alkalosis. CO 2
terlarut membentuk asam karbonat ( H2CO3). Asam karbonat dipecah menjadi
H+ dan HCO3- ( ion bikarbonat ). Jadi H2CO3 === H+ + HCO3-.
3. Gangguan Metabolik
Disebabkan perubahan konsentrasi asam non volatil, asam selain CO2. Jika asam ini
menumpuk dan kemudian ada peningkatan H+ dalam darah, buffer akan cepat menyerap
H+ dalam darah. Buffer dengan cepat menyerap H+ ini bereaksi dengan mereka. Jadi, H+ +
HCO3- === H2CO3 ( buffer ). Ketika H+ disingkirkan dari larutan oleh buffer untuk
membentuk H2CO3 terlihat bahwa buffer basa ikut hilang, sehingga reduksi dalam
konsentrasi buffer basa ( H2CO3 ) akan mmberi indukasi bagi kita seberapa banyak H+
metabolik ( non volatil ) telah dinetralisasi ( ada buffer lain selain HCO 3- ). HCO3
merupakan buffer utama, dalam menghitung metabolik. Pemeriksaan kita terbatas dalam
perubahan buffer HCO3.
RINGKASAN
1. Gangguan metabolik berhubungan dengan peningkatan / penurunan dari asam non
volatil / asam metabolik.
2. Ketika ion H+ ini bertambah dalam darah, buffer basa bereaksi dengannya.
Menyerap H+ dan meminimalisir perubahan ion H+. Jadi H+ + HCO3 = H2CO3.
3. Untuk setiap ion H+ yang dinetralisir, satu HCO3 digunakan.
4. Sehingga dengan pengukuran penurunan konsentrasi HCO3 / buffer utama, kita
mengetahui seberapa banyak asam ditambahkan dalam darah.
Bagaimanapun :
Asam volatil dalam darah, seperti CO2 dapat juga mempunyai efek pada HCO3. Jadi CO2
dilarutkan dalam air untuk membentuk asam karbonat.
CO2 + H2O = H2CO3
Asam karbonat diuraikan untuk membentuk
H+ + HCO3-
H2CO3 = HCO3- + H+
Dapat disimpulkan bahwa tingkat HCO3 dalam darah dipengaruhi baik oleh perubahan
metabolik dan perubahan respiratorik.
Gangguan respiratorik mudah di diagnosa pada PCO 2 arteri. Mungkin ada
beberapa cara untuk mempertahankan PCO2 normal, beberapa perubahan pada HCO3
menggambarkan gangguan metabolik. Jika sapel darah terekspos PCO2 40 mmHg, darah
memperoleh PCO2 tersebut. Jika tingkat HCO3 diukur, ini menggambarkan PCO2
normal / dengan kata lain eliminasi perubahan HCO 3 menggambarkan gangguan
metabolik.
Gangguan asam basa harus dikoreksi karena gangguan asam basa berat tidak dapat
dikompensasi pada tubuh.
Masalah utama disebut sebagai penyakit primer, dan ini ditunjukkan dengan perubahan
pH.