Anda di halaman 1dari 18

ANALISIS PENGARUH DEBT EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN,

RETURN OF ASSET, GROWTH DAN YIELD TERHADAP


KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
(Studi Empiris Pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014)

TUGAS TENGAH SEMESTER

EKONOMETRIKA TERAPAN

Oleh :

DARU TRI REKSO JOKO N

NIM 1560201004111002

PROGRAM STUDI MAGISTER EKONOMI


PASCASARJANA FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2015

Page 1 of 18
ANALISIS PENGARUH DEBT EQUITY RATIO, NET PROFIT MARGIN, RETURN OF
ASSET, GROWTH DAN YIELD TERHADAP KEBIJAKAN DIVIDEN PERUSAHAAN
( Studi Empiris Pada Perusahaan LQ-45 yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode
2014)
Daru Tri Rekso Joko Nuryanto
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

Abstraks
Tujuan dari investor menanamkan saham dalam suatu perusahaan adalah untuk mendapatkan return.
Salah satu bentuk dari return itu adalah dividen yang dibagikan kepada para pemegang saham. Laba
perusahaan yang diperoleh bisa dibagikan kepada para pemegang saham berupa dividen atau
diinvestasikan kembali kedalam bentuk laba ditahan. Besarnya dividen atau laba ditahan oleh
perusahaan disebabkan oleh banyak faktor. Kebijakan internal perusahaan dan besarnya perusahaan
bisa menjadi penyebab besarnya dividen yang dibagikan kepada pemegang saham. Penelitian ini
menggunakan obyek penelitian 40 perusahaan LQ45 nonbank yang dirilis BEI tahun 2014. Analisis
statistik yang digunakan adalah metode Ordinary Least Square dengan alat bantu Eviews 7.4.
Kebijakan deviden perusahaan diproksiikan dengan Payout Ratio, sedangkan variable independen
yang digunakan adalah Debt Equity Ratio, Net Profit Margin, Return Of Asset, Growth dan Yield.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Debt Equity Ratio, Net Profit Margin dan Growth berpengaruh
negatif terhadap payout ratio, sedangkan Return Of Asset dan Yield berpengaruh positif terhadap
payout ratio

Kata Kunci : OLS, Payout Ratio, NPM, DER, Growth, ROA, Yield

PENDAHULUAN
Pada umumnya tujuan utama investor dalam menanamkan dananya di perusahaan
adalah untuk mencari pendapatan atau tingkat kembalian investasi (return), yang salah
satunya berupa pendapatan dividen. Perusahaan menetapkan kebijakan laba untuk
menindaklanjuti perolehan laba yang dapat dialokasikan pada dua komponen yaitu dividen
dan laba ditahan. Dividen merupakan kompensasi yang diterima oleh pemegang saham
disamping capital gain. Laba ditahan (retained earning) adalah bagian dari laba yang
tersedia bagi para pemegang saham biasa yang ditahan oleh perusahaan untuk
diinvestasikan kembali (reinvestment) dengan tujuan untuk mengejar pertumbuhan
perusahaan. Oleh karena itu, setiap perusahaan dituntut untuk dapat beroperasi dengan
tingkat efisiensi yang cukup tinggi supaya tetap mempunyai keunggulan dan daya saing
dalam upaya menghasilkan laba bersih seoptimal mungkin

Page 2 of 18
Pemegang saham akan menginterprestasikan peningkatan pembayaran dividen oleh
perusahaan, sebagai signal bahwa pihak manajemen memiliki prediksi arus kas yang tinggi
dimasa yang akan datang (Black, 1976). Sebaliknya, penurunan pembayaran dividen
diinterprestasikan sebagai antisipasi manajer terhadap terbatasnya arus kas dimasa yang
akan datang. Lintner (1956) mengemukakan pandangan bahwa perusahaan meningkatkan
pembayaran dividen hanya bila manajer yakin bahwa pembayaran dividen yang tinggi
tersebut mampu dipertahankan dimasa yang akan datang.
Dari sudut pandang investor, salah satu tujuan melakukan investasi di saham adalah
untuk memperoleh keuntungan jangka panjang maupun jangka pendek. Keuntungan jangka
pendek yaitu mendapatkan imbalan jasa atas investasinya berupa dividen kas, sedangkan
keuntungan jangka panjang berupa capital gain. Dari sudut pandang perusahaan, masalah
pembayaran dividen kas merupakan suatu kebijakan yang harus dipertimbangkan dengan
hati-hati karena ini akan mempengaruhi kebijakan-kebijakan lainnya dalam perusahan,
misalnya investasi dan pembiayaan. Jika dividen yang dibayarkan terlalu besar, maka akan
mengurangi sumber pembiayaan dari dalam perusahaan untuk melakukan investasi.
Disamping itu, pembayaran dividen yang terlalu besar merupakan suatu tanda bahwa
perusahaan itu dalam keadaan tidak akan berkembang di masa yang akan datang karena
pembayaran dividen akan mengurangi kesempatan perusahaan melakukan investasi
Dalam keputusan pembagian dividen, perusahaan harus mempertimbangkan
kelangsungan hidup dan pertumbuhan perusahaannya. Kebijakan dividen menjadi penting
karena mempengaruhi arus pendanaan, harga saham, rencana investasi perusahaan,
struktur finansial, dan posisi likuiditas. Kebijakan dividen juga memberikan informasi
mengenai performa perusahaan. Suatu perusahaan akan menerapkan kebijakan dividen
yang berbeda dengan perusahaan lain tergantung dari arah kebijakan dari perusahaan
tersebut. Proporsi dividen yang dibayarkan pada pemegang saham tergantung pada
kemampuan perusahaan menghasilkan laba serta bentuk kebijakan dividen yang diterapkan
oleh perusahaan yang bersangkutan.

LANDASAN TEORI
Berbagai pendapat atau teori tentang kebijakan dividen antara lain :
a. Teori Dividen dari Modigliani dan Miller (1961) :
Modigliani dan Miller (MM) berpendapat , nilai suatu perusahaan tidak ditentukan oleh
besar kecilnya Dividend Payout Ratio, tapi ditentukan oleh laba bersih sebelum pajak
(EBIT) dan kelas risiko perusahaan. Jadi menurut MM, dividen adalah tidak relevan untuk
diperhitungkan karena tidak akan meningkatkan kesejahteraan pemegang saham.
Menurut MM kenaikan nilai perusahaan dipengaruhi oleh kemampuan perusahaan untuk
mendapatkan keuntungan atau earning power dari asset perusahaan. Pernyataan MM

Page 3 of 18
ini didasarkan pada beberapa asumsi penting yang lemah seperti a)Pasar modal
sempurna dimana para investor rasional, b)Tidak ada biaya emisi saham baru, c)Tidak
ada pajak baik perorangan maupun pajak perusahaan, d)Kebijakan investasi perusahaan
tidak berubah.
b. Teori The Bird in The Hand
Gordon dan Lintner (1974) menyatakan bahwa biaya modal sendiri perusahaan akan
naik jika Dividend Payout rendah karena investor lebih suka menerima dividen dari pada
capital gains. Menurut mereka, investor memandang dividend yield lebih pasti dari pada
capital gains yield. Dilihat dari sisi investor, biaya modal sendiri dari laba ditahan (Ks)
adalah tingkat keuntungan yang disyaratkan investor pada saham. Ks adalah
keuntungan dari dividen (dividend yield) ditambah keuntungan dari capital gains (capital
gains yield).
c. Teori Perbedaan Pajak
Teori ini diajukan oleh Litzenberger dan Ramaswamy (1979) yang menyatakan bahwa
karena adanya pajak terhadap keuntungan dividen dan capital gains, para investor lebih
menyukai capital gains karena dapat menunda pembayaran pajak. Perusahaan juga
dapat dikenakan pajak berganda, pertama ketika pendapatan perusahaan diperoleh dan
kedua adlah ketika perusahaan membayarkan dividen (Nicholson, 2002)
d. Teori Signaling Hypothesis
Teori ini menyatakan bahwa adanya kenaikan dividen, sering diikuti dengan kenaikan
harga saham. Sebaliknya pernurunan dividen pada umumnya menyebabkan harga
saham turun. Fenomena ini dapat dianggap sebagai bukti bahwa para investor lebih
menyukai dividen dari pada capital gains. Tapi MM berpendapat bahwa suatu kenaikan
dividen yang diatas biasanya merupakan suatu sinyal kepada para investor bahwa
manajemen perusahaan meramalkan suatu penghasilan yang baik dividen masa
mendatang. Sebaliknya, suatu penurunan dividen atau keanikan dividen yang dibawah
keanaikan normal (biasanya) diyakini investor sebagai suatu sinyal bahwa perusahaan
menghadapi masa sulit dividen waktu mendatang.
e. Teori Clientele Effect
Teori ini menyatakan bahwa kelompok (clientele) pemegang saham yang berbeda akan
memiliki preferensi yang berbeda terhadap kebijakan dividen perusahaan. Kelompok
pemegang saham yang membutuhkan penghasilan pada saat ini lebih menyukai suatu
dividend payout Ratio yang tinggi. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang tidak
begitu membutuhkan uang saat ini lebih senang jika perusahaan menahan sebagian
besar laba bersih perusahaan. Jika ada perbedaan pajak bagi individu maka pemegang
saham yang dikenai pajak tinggi lebih menyukai capital gains karena dapat menunda
pembayaran pajak. Kelompok ini lebih senang jika perusahaan membagi dividen yang

Page 4 of 18
kecil. Sebaliknya kelompok pemegang saham yang dikenai pajak relatif rendah
cenderung menyukai dividen yang besar.

PENELITIAN TERDAHULU
Suharli (2007) dalam penelitiannya Pengaruh Profitability dan Investment
Opportunity Set Terhadap Kebijakan Dividen Tunai dengan Likuiditas Sebagai Variabel
Penguat (Studi pada Perusahaan yang Terdaftar di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003)
menyimpulkan bahwa profitabilitas dapat mempengaruhi kebijakan jumlah pembagian
dividen perusahaan dan diperkuat oleh likuiditas perusahaan.
Ahmed dan Javid (2008) menguji faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen
pada perusahaan di Karachi Stock Exchange menunjukkan bahwa Profitability, dividend
yield dan ownership structure berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen. Sedangkan
Size, Investmen Opportunities, Market Book Value, Market Liquidity dan Leverage
berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen.
Dewi (2008) dalam Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Hutang, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen
memperoleh hasil bahwa perusahaan dengan kepemilikan saham oleh managerial,
kepemilikan saham oleh institusional, kebijakan hutang, dan profitabilitas yang semakin
tinggi akan menurunkan kebijakan dividen. Sedangkan Perusahaan besar lebih cenderung
untuk menaikan kebijakan dividen daripada perusahaan kecil.
Marlina (2009) dalam penelitiannya yang menguji variable Cash Positio, DER,
ROA, terhadap Dividen Payout Ratio menyimpulkan bahwa dalam uji simultan,
variabel Cash Position (CP), Debt to Equity Ratio (DER) dan Return on Assets (ROA)
berpengaruh secara signifikan terhadap variable Dividend Payout Ratio (DPR). Sedangkan
pada uji parsial menunjukkan bahwa variabel Cash Position (CP) dan Return on Assets
(ROA) mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)
sedangkan variabel bebas yang lain, yaitu Debt to Equity Ratio (DER) tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap Dividen Payout Ratio (DPR)
Deitiana (2009) dalam Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran
Dividen Kas ditemukan hasil bahwa Earning per Share, Price Earnings berpengaruh
signifikan terhadap Dividend Payout Ratio. Sedangkan Debt Equity Ratio, Return on
Investment, Current Ratio, Net Profit Margin, Inventory Turnover, Return on Equity tidak
berpengaruh signifikan terhadap Dividend Payout Ratio.
Chang dan Rhee (1990) melakukan studi pengaruh pajak pribadi terhadap kebijakan
dividend perusahaan dan pembuatan keputusan struktur modal. Dengan beberapa faktor
yang diduga berpengaruh terhadap rasio pembayaran dividend, yaitu potensi pertumbuhan

Page 5 of 18
(growth potential), variabilitas laba, nondebt tax shield, size perusahaan, dan profitabilitas.
Hasil studinya menunjukkan bahwa potensi pertumbuhan dan variabilitas laba berpengaruh
negative terhadap rasio pembayaran dividen. Sedangkan nondebt tax shield, size
perusahaan, dan profitabilitas berpengaruh positif signifikan terhadap rasio pembayaran
dividen.

DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL


Dalam penelitian ini akan menggunakan objek penelitian berupa 40 perusahaan non
bank dalam LQ45 yang dipublikasikan oleh Bursa Efek Indonesia pada tahun 2014. Dipilih
perusahaan non bank dikarenakan perusahaan dalam bentuk perbankan kebijakannya
banyak dipengaruhi oleh intervensi dari Bank Indonesia sehingga kurang bisa mencerminkan
kenijakan perusahaan tersebut secara mandiri. Indeks LQ 45 menggunakan 45 emiten yang
dipilih berdasarkan pertimbangan likuiditas dan kapitalisasi pasar, dengan kriteria-kriteria
yang telah ditentukan. Faktor-faktor di bawah ini dipergunakan sebagai kriteria suatu emiten
untuk dapat masuk dalam perhitungan indeks LQ 45 adalah:
1. Telah tercatat di BEI minimal 3 bulan.
2. Aktivitas transaksi di pasar reguler yaitu nilai, volume dan frekuensi transaksi.
3. Jumlah hari perdagangan di pasar reguler.
4. Kapitalisasi pasar pada periode waktu tertentu.
Selain mempertimbangkan kriteria likuiditas dan kapitalisasi pasar tersebut di atas, akan
dilihat juga keadaan keuangan dan prospek pertumbuhan perusahaan tersebut
(www.idx.co.id).
Untuk variable independen akan menggunakan Payout ratio sebagai tolok ukur kebijakan
deviden, sedangkan variable independen berupa Debt Equity Ratio, Net Profit Margin,
Return Of Asset, Growth Dan Yield.

A. Variabel Dependen
Payout Ratio merupakan rasio antara dividen yang dibagian dengan earning per share
dimana payout ratio ini merupakan kebijakan dividen manajemen perusahaan mengenai
berapa besarnya dividen yang harus dibagikan kepada pemegang saham.
Payout ratio dihitung menggunakan rumus:

= 100%

B. Variabel Independen

1) Net Profit Margin

Page 6 of 18
Net Profit margin menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memperoleh profit
bersih. Semakin besar Net Profit Margin berarti semakin efisien perusahaan tersebut
dalam mengeluarkan biaya-biaya sehubungan dengan kegiatan operasinya (Weston
dan Copeland, 1998). Makin tinggi margin laba yang diperoleh akan meningkatkan
dividen yang dibagikan.


= 100%

2) Debt Equity Ratio (DER)


Merupakan perbandingan total liabilities (total hutang, baik jangka pendek maupun
jangka panjang) dengan equity yang dimiliki perusahaan.

= 100%

3) Return On Asset (ROA)


Return on Asset merupakan kemampuan perusahaan dalam menghasilkan profit.
Tingkat profitabilitas masa lalu dari perusahaan dapat digunakan sebagai penentu
atas struktur modal suatu perusahaan (Sartono, 2000)

= 100%

4) Growth
Pertumbuhan perusahaan merupakan gambaran tolok ukur keberhasilan
perusahaan. Aset adalah aktiva yang digunakan untuk aktivitas operasional
perusahaan (Ang, 1997). Pertumbuhan perusahaan dapat diukur dengan
menggunakan rumus (Yuniningsih, 2002) :
S1
1 1
= 100%
1

Dimana :
S1 : total asset tahun berjalan
St-1 : Total asset tahun sebelumnya
5) Yield
Secara umum yields merupakan hasil yang didapat ketika seseorang berinvestasi.

= 100%

Page 7 of 18
METODE ANALISIS
Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini digunakan analisis statistik yaitu metode
Ordinary Least Square (OLS) dengan penggunaan alat bantu program Eviews 7.4. Dalam
penelitian ini model estimasi yang digunakan adalah persamaan linear sebagai berikut :
Y = b0 + b1 X1+ b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 + e
Adapun model regresinya adalah sebagai berikut :
Y= b0 + b1 (NPM)+b2 (DER) + b3 (ROA) + b4 (Growth ) + b5 (Yield) + e

UJI ASUMSI KLASIK


Persamaan regresi linier berganda harus bersifat BLUE (Best Linier Unbiased Estimator),
artinya pengambilan keputusan melalui uji F dan uji t tidak boleh bias. Untuk menghasilkan
keputusan yang BLUE maka harus dipenuhi diantaranya tiga asumsi dasar yaitu :
a. Uji Normalitas
Digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak.
b. Uji Multikoliniearitas
Digunakan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan linear antar variabel
independen dalam model regresi.
c. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
d. Uji Heteroskesdastisitas
Uji asumsi heteroskedastisitas ini dimaksudkan untuk mengetahui apakah variasi
residual absolut sama atau tidak sama untuk semua pengamatan pada model
regresi.

HIPOTESIS
Hipotesis dari penelitian ini adalah :
H1 : Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
H2 : Debt Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
H3: Return On Asset berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen
H4 : Growth berpengaruh negatif terhadap kebijakan dividen
H4 : Yield berpengaruh positif terhadap kebijakan dividen

Page 8 of 18
ANALISIS REGRESI
A. Hasil Uji Asumsi Klasik

1. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, data residual
terstandarisasi yang diteliti memiliki distribusi yang normal atau tidak.
Hasil analisis grafik menunjukkan bahwa data terdistribusi dengan baik dengan
bentuk menyerupai lonceng terbalik. Nilai Probabilitas Jargue-Berra juga
menunjukkan nilai > 5 yaitu 81, 8 dimana tidak signifikan berarti data relatif sama
dengan rata-rata sehingga disebut normal.

2. Uji Multikoliniearitas
Digunakan untuk mengetahui ada atau tidak hubungan linear antar variabel
independen dalam model regresi. Multikolinearitas dalam regresi dapat dilihat dari
nilai Variance Inflation Factor (FIV) dimana data dinyatakan bebas dari
multikoleniaritas jika FIV 10. Dari hasi pengujian didapat nilai FIV < 10, maka dapat
dinyatakan bahwa data tidak terdapat multikoleniaritas.

3. Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi digunakan untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi yang terjadi
antara residual pada satu pengamatan dengan pengamatan lain pada model regresi.
Pengujian autokorelasi menggunakan nilai Durbin-Watson dengan memasukkan lag
variable kedalam estimasi model dan membandingkan dengan D-W table. Hasil dari
regresi dengan lag variable menunjukkan nilai Durbin-Waston sebesar 2.029717. D-
W table untuk n=40 dan k=5 =5% adalah:
dL= 1.2848
dU= 1.7209.
4-dL=2.7152
4-dU=2.2791.
Nilai D-W sebesar 2.029717 berada pada pada daerah tidak ada autokorelasi
(dU<2.029717<4-dU) yang menunjukkan bahwa model ini telah bebas dari masalah
autokorelasi.

4. Uji Heteroskesdastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi terdapat ketidaksamaan
varian dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Hal ini disebabkan

Page 9 of 18
karena variabel yang digunakan untuk memprediksi memiliki nilai yang sangat
beragam, sehingga menghasilkan nilai residu yang tidak konstan. Hasil uji glejser
menunjukkan nilai probabilitas sebesar 16, 17 (tidak signifikan). Hasil yang tidak
signifikan menunjukkan bahwa dalam estimasi model regresi bebas dari
heteroskedastisitas.

B. Hasil analisis OLS


Hasil olah data metode OLS dengan menggunakan software Eviews 7.4 didapatkan
persamaan sebagai berikut :

PR = 21.5346 3.0263 DER - 0.3865 NPM - 0.1412 GROWTH + 1.0721 ROA +


6.9512 YIELD
Persamaan regresi diatas dapat dijabarkan sebagai berikut :
1. Variabel Debt Equity Ratio -3.0263 dengan signifikansi sebesar 0,16
menunjukkan bahwa secara statistik signifikan dan negatif dimana setiap ada
kenaikan 1 % variable DER akan menurunkan Payout Ratio (PR) sebesar
3,0263% dimana variable yang lain tetap (ceteris paribus). Hasil Hipotesis awal
diterima.
2. Variabel Net Profit Margin -0.3865 dengan signifikansi sebesar 1,96 menunjukkan
bahwa secara statistik signifikan dan negatif dimana setiap ada kenaikan 1 %
variable NPM akan menurunkan Payout Ratio (PR) sebesar 0.3865 % dimana
variable yang lain tetap (ceteris paribus). Hasil Hipotesis awal ditolak.
3. Variabel Growth -0.1412 dengan signifikansi sebesar 25,57 menunjukkan bahwa
secara statistik tidak signifikan dan negatif dimana setiap ada kenaikan 1 %
variable Growth akan menurunkan Payout Ratio (PR) sebesar 0.1412 % dimana
variable yang lain tetap (ceteris paribus). Hasil Hipotesis awal diterima.
4. Variabel Return On Asset 1,0720 dengan signifikansi sebesar 0,13 menunjukkan
bahwa secara statistik signifikan dan positif dimana setiap ada kenaikan 1 %
variable ROA akan menaikkan Payout Ratio (PR) sebesar 1.0720% dimana
variable yang lain tetap (ceteris paribus). Hasil Hipotesis awal diterima.
5. Variabel Yield 6.9512 dengan signifikansi sebesar 0,00 menunjukkan bahwa
secara statistik signifikan dan positif dimana setiap ada kenaikan 1 % variable
NPM akan menaikkan Payout Ratio (PR) sebesar 6,9512% dimana variable yang
lain tetap (ceteris paribus). Hasil Hipotesis awal diterima.

Hasil regresi juga menunjukkan nilai R-squared sebesar 0,7401 yang berarti bahwa
variable DER, NPM, ROA, Growth dan Yield dapat menjelaskan faktor Payout Ratio

Page 10 of 18
sebesar 74, 01% sedangkan 25,99% dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak ada
didalam model.

PEMBAHASAN
1. Debt Equity Ratio
Hasil dari regresi menunjukkan bahwa semakin tinggi DER, semakin berkurang
kemampuan perusahaan membayar dividen. Sebaliknya semakin turun Debt to
Equity Ratio semakin tinggi kemampuan perusahaan membayar dividen. Hal ini
dikarenakan DER mencerminkan kemampuan perusahaan untuk membayar
kewajibannya dimana semakin tinggi kemampuannya membayar kewajibannya maka
akan menurunkan kemampuan perusahaan untuk membayar dividen kepada para
pemegang sahamnya. Hal ini bertentangan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Deitiana (2009) dimana DER tidak berpengaruh signifikan terhadap Payout Ratio.
Namun hasil penelitian ini selaras dengan penelitian Dewi (2008) bahwa kebijakan
hutang akan berpengaruh negatif terhadap Payout Ratio.

2. Net Profit Margin


Hasil dari regresi menunjukkan bahwa NPM berpengaruh negatif dan signifikan. Hasil
ini bertentangan dengan penelitian sebelumnya oleh Deitiana (2008) dimana
penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa NPM tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap Payout Ratio. Dengan NPM yang tinggi, perusahaan akan lebih
cepat tumbuh menjadi perusahaan dengan ekuitas yang besar dengan syarat
persentase laba bersih yang masuk sebagai ekuitas jauh lebih tinggi ketimbang
persentase laba bersih yang dibagikan sebagai dividen. Pertumbuhan ini dikarenakan
perusahaan yang selalu mencatatkan laba bersih tinggi, dan laba bersih tersebut
akan masuk sebagai saldo laba yang nantinya semakin menambah ekuitas
perusahaan.

3. Growth
Hasil regresi menunjukkan bahwa variable growth tidak berpengaruh signifikan
terhadap payout ratio perusahaan. Pertumbuhan perusahaan yang diukur dari
pertumbuhan total asset tidak mempengaruhi kebijakan dividen perusahaan. Hal ini
dikarenakan bahwa perusahaan lebih memilih untuk menambah assetnya dari
sumber pembiayaan lain yang bebas pajak. Tarif pajak total yang dibebankan pada
modal saham perusahaan lebih tinggi jika dibandingkan dengan sumber modal
lainnya diluar sumber modal perusahaan (Nicholson, 2002). Jadi kebijakan untuk

Page 11 of 18
membagi laba dalam bentuk dividen ataupun laba ditahan tidak dipengaruhi oleh
besar kecilnya pertumbuhan suatu perusahaan.

4. Return On Asset
Hasil regresi menunjukkan bahwa variable ROA berpengaruh signifikan dan positif
terhadap Payout Ratio. Semakin tinggi Return On Asset maka kemungkinan
pembagian dividen semakin besar. Dengan kata lain semakin besar keuntungan
yang diperoleh semakin besar kemampuan perusahaan membayar Dividen. Hasil ini
sejalan dengan penelitian Marlina (2008) yang berkesimpulan bahwa secara parsial
maupun simultan, ROA akan berpengaruh signifikan positif terhadap Payout Ratio.
Peningkatan laba yang diikuti dengan peningkatan porsi laba yang di bagi sebagai
dividen menunjukkan bahwa perusahaan berusaha meningkatkan citranya yang pada
akhirnya dapat mendorong peningkatan nilai saham perusahaan.

5. Yield
Hasil regresi menunjukkan hasil yang positif dan signifikan dimana semakin tinggi
yield maka akan menaikkan payout ratio dari dividen. Hal ini sejalan dengan
penelitian dari Ahmed dan Javid (2008) dimana divide yield akan berpengaruh positif
terhadap Payout Ratio. Yield juga memberikan makna fundamental lain yang penting
bagi investor selain menjadi indikator return investasi saham, seperti growth
opportunity maupun kinerja keuangan suatu perusahaan. Semakin tinggi nilai yield,
maka semakin baik kondisi keuangan perusahaan dan menunjukan cash flow yang
stabil serta lancar didukung bisnis yang prospektif.

SIMPULAN DAN SARAN


Secara umum dapat disimpulkan bahwa variable bebas Debt Equity Ratio dan Net
Profit Margin berpengaruh secara signifikan negatif terhadap kebijakan dividen perusahaan.
Sedangkan variable bebas growth perusahan berpengaruh negatif terhadap kebijakan
dividen perusahaan namun tidak secara signifikan. Variable bebas Retun On Asset dan Yield
secara signifikan dan negative berpengaruh terhadap kebijakan dividen suatu perusahaan.
Untuk menambah keakuratan penelitian, saran untuk penelitian selanjutnya adalah:
pertama, menambahkan faktor lain yang berasal dari aspek informasi eksternal dalam
penetapan kebijakan pembagian dividen. Kedua, mengklasifikasi jenis sektor perusahaan
yang diteliti, karena perbedaan sektor perusahaan dapat memperjelas kebijakan dividen oleh
perusahaan. Ketiga, membagi perusahaan dengan kebijakan dividen yang naik, tetap atau

Page 12 of 18
menurun karena faktor-faktor yang mempengaruhi kebijakan dividen akan dapat dijelaskan
lebih detil.

Page 13 of 18
Lampiran
TABEL DATA PENELITIAN

Net
Payout Debt Equity Return
No. Nama Perusahaan Profit Growth yield
Ratio Ratio On Asset
Margin
1 Astra Agro Lestari Tbk. 60.38 0.57 14.12 16.08 24.03 3.96
2 Adhi Karya (Persero) Tbk. 20.00 4.97 3.12 3.77 7.59 1.03
3 Adaro Energy Tbk. 43.66 0.97 2.86 5.52 -3.47 2.91
4 AKR Corporindo Tbk. 62.80 1.48 5.34 3.52 1.09 3.16
5 Astra International Tbk. 45.59 0.96 9.57 10.97 10.30 2.91
6 Alam Sutera Realty Tbk. 11.69 1.66 6.95 32.41 17.30 1.25
7 Global Mediacom Tbk. 50.35 0.60 5.09 12.1 20.39 1.75
8 Bumi Serpong Damai Tbk. 7.21 0.52 14.20 71.73 24.64 0.83
9 Charoen Pokphand Indonesia Tbk. 16.90 0.91 8.37 5.99 32.69 0.48
10 XL Axiata Tbk. 0.00 3,56 -1.40 -3.8 58.17 0.00
11 Gudang Garam Tbk. 28.67 0.75 9.27 8.28 14.67 1.32
12 Indofood CBP Sukses Makmur Tbk. 49.71 0.66 10.16 8.43 17.13 1.69
13 Vale Indonesia Tbk. 57.42 0.31 7.38 16.6 3.71 3.42
14 Indofood Sukses Makmur Tbk. 49.72 1.08 5.99 8.09 10.05 3.26
15 Indocement Tunggal Prakasa Tbk. 94.29 0.17 18.26 26.37 8.56 5.40
16 Indo Tambangraya Megah Tbk. 79.19 0.45 15.31 10.31 -4.82 11.35
17 Jasa Marga (Persero) Tbk. 0.00 1.79 3.81 13.25 12.31 0.00
18 Kalbe Farma Tbk. 43.14 0.27 21.61 12.21 9.81 1.04
19 Lippo Karawaci Tbk. 0.00 1.14 8.30 26.9 20.64 0.00
20 Matahari Department Store Tbk. 0.00 18.19 41.64 17.91 16.05 0.00
21 PP London Sumatera Tbk. 39.45 0.20 10.59 19.39 8.53 2.80
22 Media Nusantara Citra Tbk. 51.04 0.45 13.84 28.25 41.54 2.48
23 Matahari Putra Prima Tbk. 34.95 1.05 9.51 4.08 -11.43 1.18
24 Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk. 0.00 1.10 12.03 21.93 44.38 0.00
25 Tambang Batubara Bukit Asam (Persero) Tbk. 37.09 0.71 13.63 15.44 26.85 2.60
26 Pembangunan Perumahan (Persero) Tbk. 20.00 5.11 3.64 4.28 17.69 0.61
27 Pakuwon Jati Tbk. 8.62 1.02 15.50 67.12 80.36 0.87
28 Surya Citra Media Tbk. 70.41 0.36 30.63 35.71 17.91 2.00
29 Siloam International Hospitals Tbk. 9.61 0.72 2.10 1.79 9.36 0.04
30 Semen Indonesia (Persero) Tbk. 40.00 0.37 16.24 20.65 11.44 2.32
31 Summarecon Agung Tbk. 0.00 1.57 9.02 26.01 12.59 0.00
32 Sri Rejeki Isman Tbk. 19.18 2.00 7.23 9.11 55.45 3.52
33 Sawit Sumbermas Sarana Tbk. 30.00 0.34 18.30 33.83 8.94 1.36
34 Tower Bersama Infrastructure Tbk. 0.00 4.33 6.23 41.49 17.71 0.00
35 Telekomunikasi Indonesia (Persero) Tbk. 0.00 0.64 15.22 23.91 10.12 0.00
36 United Tractors Tbk. 64.95 0.56 8.03 9.11 5.11 5.39
37 Unilever Indonesia Tbk. 44.67 2.11 40.18 16.63 90.78 1.04
38 Wijaya Karya (Persero) Tbk. 20.02 2.20 4.72 6.02 26.36 0.54
39 Waskita Karya (Persero) Tbk. 19.87 3.40 4.00 4.87 42.71 0.70
40 Wijaya Karya Beton Tbk. 31.36 0.71 8.48 9.84 30.33 0.91

Page 14 of 18
Hasil regresi OLS

Dependent Variable: PR
Method: Least Squares
Date: 10/29/15 Time: 03:30
Sample: 1 40
Included observations: 39

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 21.53462 5.142159 4.187855 0.0002


DER -3.026267 0.881642 -3.432535 0.0016
NPM -0.386452 0.157447 -2.454482 0.0196
GROWTH -0.141241 0.122109 -1.156680 0.2557
ROA 1.072046 0.304161 3.524600 0.0013
YIELD 6.951249 1.170655 5.937913 0.0000

R-squared 0.740178 Mean dependent var 32.35744


Adjusted R-squared 0.700811 S.D. dependent var 24.80397
S.E. of regression 13.56732 Akaike info criterion 8.193843
Sum squared resid 6074.377 Schwarz criterion 8.449775
Log likelihood -153.7799 Hannan-Quinn criter. 8.285669
F-statistic 18.80201 Durbin-Watson stat 1.954613
Prob(F-statistic) 0.000000

Uji Asumsi Klasik

1) Uji Normalitas
9
Se rie s: R e sid u a ls
8 Sa mp le 1 4 0
O b se rva tio n s 3 9
7
Me a n 1 .6 9 e -1 5
6
Me d ia n -1 .5 3 4 7 8 4
5 Ma ximu m 2 7 .5 5 7 3 0
Min imu m -3 2 .9 8 8 9 6
4 Std . D e v. 1 2 .6 4 3 2 6
Ske wn e ss -0 .2 1 9 0 7 8
3 Ku rto sis 3 .2 3 2 8 6 6

2
Ja rq u e -Be ra 0 .4 0 0 0 8 6
1 Pro b a b ility 0 .8 1 8 6 9 6

0
-35 -30 -25 -20 -15 -10 -5 0 5 10 15 20 25 30

2) Uji Multikoliniearitas

Variance Inflation Factors


Date: 10/29/15 Time: 03:49
Sample: 1 40
Included observations: 39

Coefficient Uncentered Centered


Variable Variance VIF VIF

Page 15 of 18
C 26.44180 5.602318 NA
DER 0.777292 1.898734 1.421350
NPM 0.024790 3.005500 1.265243
GROWTH 0.014911 2.605173 1.310872
ROA 0.092514 4.285881 1.553396
YIELD 1.370434 2.336527 1.287766

3) Uji Autokorelasi

Breusch-Godfrey Serial Correlation LM Test:

F-statistic 0.029356 Prob. F(2,31) 0.9711


Obs*R-squared 0.073725 Prob. Chi-Square(2) 0.9638

Test Equation:
Dependent Variable: RESID
Method: Least Squares
Date: 10/29/15 Time: 03:55
Sample: 1 40
Included observations: 39
Presample and interior missing value lagged residuals set to zero.

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 0.072514 5.347333 0.013561 0.9893


DER 0.010448 0.912422 0.011451 0.9909
NPM -0.005566 0.164516 -0.033831 0.9732
GROWTH 0.001688 0.126154 0.013380 0.9894
ROA 0.010610 0.322786 0.032870 0.9740
YIELD -0.077553 1.259351 -0.061582 0.9513
RESID(-1) 0.040757 0.191398 0.212944 0.8328
RESID(-2) 0.015510 0.192081 0.080749 0.9362

R-squared 0.001890 Mean dependent var 1.69E-15


Adjusted R-squared -0.223489 S.D. dependent var 12.64326
S.E. of regression 13.98489 Akaike info criterion 8.294514
Sum squared resid 6062.895 Schwarz criterion 8.635758
Log likelihood -153.7430 Hannan-Quinn criter. 8.416950
F-statistic 0.008388 Durbin-Watson stat 2.029717
Prob(F-statistic) 1.000000

4) Uji Heteroskesdastisitas

Heteroskedasticity Test: Glejser

F-statistic 1.701963 Prob. F(5,33) 0.1617


Obs*R-squared 7.995285 Prob. Chi-Square(5) 0.1565
Scaled explained SS 7.329728 Prob. Chi-Square(5) 0.1973

Test Equation:
Dependent Variable: ARESID
Method: Least Squares
Date: 10/29/15 Time: 03:50

Page 16 of 18
Sample: 1 40
Included observations: 39

Variable Coefficient Std. Error t-Statistic Prob.

C 7.331267 2.876802 2.548409 0.0157


DER -0.287499 0.493238 -0.582880 0.5639
NPM 0.018557 0.088085 0.210669 0.8344
GROWTH -0.013094 0.068314 -0.191674 0.8492
ROA -0.005311 0.170164 -0.031213 0.9753
YIELD 1.507938 0.654928 2.302449 0.0278

R-squared 0.205007 Mean dependent var 9.717672


Adjusted R-squared 0.084554 S.D. dependent var 7.933083
S.E. of regression 7.590291 Akaike info criterion 7.032255
Sum squared resid 1901.213 Schwarz criterion 7.288188
Log likelihood -131.1290 Hannan-Quinn criter. 7.124081
F-statistic 1.701963 Durbin-Watson stat 2.716777
Prob(F-statistic) 0.161681

Referensi

Ahmed, Hafeez & Attiya Yasmin Javid, 2008, The determinants of dividend policy in
Pakistan, MPRA Paper No. 37339, posted 22. March 2012 12:37 UTC

Black, F., 1976, The Dividend Puzzle, Journal of Portfolio Management, Winter, Vol. 2: 72-
77.

Brigham, Eugene dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Edisi Kedelapan.
Jakarta: Erlangga.

Chang R.P., dan S.G. Rhee.,1990, Texas and Dividends: The Impact of personal Taxes on
Corporate Dividend Policy and Capitol Structure Decisions, Journal of Financial
Management, Summer, 21-31.

Deitiana, Tita, 2009, Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kebijakan Pembayaran Dividen


Kas, Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 11, No. 1, April 2009, Hlm. 57 64
Page 17 of 18
Dewi, Sisca Christianty, 2008, Pengaruh Kepemilikan Managerial, Kepemilikan Institusional,
Kebijakan Hutang, Profitabilitas Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Kebijakan Dividen,
Jurnal Bisnis Dan Akuntansi Vol. 10, No. 1, April 2008, 47 58

Hermuningsih, Sri, 2007, Analisis Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Dividend Payout Ratio
Pada Perusahaan Yang Go Public Di Indonesia, Jurnal Ekonomi & Pendidikan, Volume
4 Nomor 2, November 2007

Lintner, J., 1956, Distribution of Incomes of Corporation among Dividends, Retained


Earnings, and Taxes, The American Economic Review, Vol. 46, [2]: 97-113.

Marlina, Lisa & Clara Danica, 2009, Analisis Pengaruh Cash Position, Debt To Equity Ratio,
Dan Return On Assets Terhadap Dividend Payout Ratio, Jurnal Manajemen Bisnis,
Volume 2, Nomor 1, Januari 2009: 1 6.

Murhadi, Werner R., 2008, Studi Kebijakan Deviden: Anteseden Dan Dampaknya Terhadap
Harga Saham, Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan, Vol.10, No. 1, Maret 2008: 1-17

Nicholson, Walter. 2002. Mikroekonomi Intermediate dan Aplikasinya, Jakarta, Erlangga.

Pribadi, Anggit Satria & R. Djoko Sampurno, 2012, Analisis Pengaruh Cash Position, Firm
Size, Growth Opportunity, Ownership, Dan Return On Asset Terhadap Dividend Payout
Ratio, Diponegoro Journal Of Management Volume 1, Nomor 1, Tahun 2012: 212-221

Sartono, R.A. 2000. Manajemen Keuangan, Edisi 3, Yogyakarta: BPFE.

Suharli, Michell, 2007, Pengaruh Profitability Dan Investment Opportunity Set


Terhadapkebijakan Dividen Tunai Dengan Likuiditas Sebagai Variabel Penguat (Studi
Pada Perusahaan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Jakarta Periode 2002-2003), Jurnal
Akuntansi Dan Keuangan, Vol. 9, No. 1, Mei 2007: 9-17

Weston, J. F. dan Copeland T. E. 1998. Dasar Dasar Manajemen Keuangan, Jakarta :


Erlangga.

Yuniningsih, 2002, Interdepedensi Antara Kebijakan Dividend Payout Ratio, Financial


Leverage, Dan Investasi Pada Perusahaan Manufaktur, Jurnal Bisnis dan Ekonomi

Page 18 of 18

Anda mungkin juga menyukai