Anda di halaman 1dari 6

Paper ID: 108

Deteksi Lokasi Untuk Gangguan Multi Point Pada Jaring Tiang


Distribusi 20 KV Dengan Menggunakan Metode Perambatan
Gelombang Sinyal Arus Balik
Diah Risqiwati1), Ardyono Priyadi 2), dan Mauridhi Hery Purnomo 3)
1,2,3)
Jurusan Teknik Elektro, Fakultas Teknologi Industri, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, Sukolilo,
Surabaya, 60111, Indonesia
email: 1)diah.rizqiwati@gmail.com, 2) priyadi@ee.its.ac.id, 3) hery@ee.its.ac.id

Abstrak - Makalah ini membahas pendeteksian lokasi Berdasarkan laporan tersebut petugas akan melakukan
untuk gangguan multi point pada jaring tiang pengecekan lapangan dengan menyusuri satu persatu
distribusi 20 KV dengan menggunakan perambatan Load Break Switch (LBS) yang terjadi hubung singkat.
gelombang sinyal arus balik. Pada beberapa kasus di Pada saluran distribusi, besarnya beban berubah-ubah
sistem distribusi, beberapa gangguan seringkali tidak setiap waktunya, sistem dengan pengukuran besarnya
terdeteksi dikarenakan arus gangguan yang arus dan tegangan sebagai input data berdasarkan
dihasilkan sangat kecil sekali. Dengan menggunakan perhitungan impedansi masih bisa diandalkan untuk
simulasi, gangguan dibuat pada lebih dari satu titik menentukan titik lokasi gangguan [2]. Dalam hal ini
dengan waktu yang sama dan juga waktu yang pengukuran arus dan tegangan sebelum dan setelah
gangguan harus dilakukan untuk dibandingkan.
berbeda. Perhitungan lokasi gangguan yang diberikan
Diperlukan metoda pendeteksian lokasi gangguan
akan diperhitungkan dengan menggunakan metoda secara tepat baik untuk gangguan tunggal maupun
perambatan gelombang sinyal arus balik. Metoda ini gangguan multi point. Pada sistem kelistrikan
menghitung selisih waktu tunda antara sinyal arus pendeteksian gangguan secara cepat membantu
datang saat terjadi gangguan dan gelombang arus melindungi peralatan dengan pemutusan aliran listrik
refleksinya. Pada percobaan ini untuk gangguan multi yang diperbolehkan karena jaringan yang gangguan,
point yang diberikan pada waktu yang sama sebelum kerusakan terjadi [3].
menghasilkan error terbesar 19,54%, dan untuk Penelitian untuk mengetahui lokasi gangguan
gangguan multi point yang diberikan pada waktu secara tepat dan cepat untuk gangguan multi point
yang berbeda menghasilkan error terbesar 2,79% sangat diperlukan untuk menjaga keandalan sistem
kelistrikan. Dengan menggunakan metoda perambatan
Kata Kunci - Gangguan multi point, tiang distribusi, gelombang sinyal arus balik, digunakan analisis
arus gangguan, sinyal arus balik, error. frekuensi tinggi tegangan dan arus pada sistem
distribusi. Gelombang sinyal arus merambat menyebar
dari titik gangguan ke kedua arah ujung saluran dengan
1. PENDAHULUAN kecepatan mendekati kecepatan cahaya. Ketika terjadi
gangguan inilah tegangan dan arus titik gangguan tiba-
Sistem distribusi di Indonesia masih menggunakan tiba menurun sampai ke nilai rendah. Perubahan secara
saluran udara atau biasa disebut Saluran Udara Tingkat tiba-tiba ini yang menghasilkan dorongan energi
Menengah (SUTM) yang sangat rentan sekali dengan elektromagnetik frekuensi tinggi [4]. Perhitungan
gangguan. Saluran udara banyak dipilih oleh negera- estimasi lokasi gangguan secara umum dilakukan
negara berkembang pada umumnya dikarenakan dengan menghitung selisih waktu tunda antara
apabila terjadi gangguan akan mudah untuk melakukan gelombang arus datang (maju) yaitu puncak pertama
pembenahan serta biaya instalasinya yang murah. saat terjadi gangguan dan gelombang arus refleksinya
Gangguan yang sering kali terjadi untuk Saluran Udara yaitu puncak gelombang berikutnya yang dideteksi
Tingkat Menengah adalah gangguan jenis single line to sebagai arus mundurnya.
ground seperti tersambar petir, tersangkut layang-
layang, angin kencang, kerusakan isolasi kabel, dan 2. TINJAUAN PUSTAKA
lain sebagainya. Skema perlindungan dari gangguan
adalah sangat penting untuk menjaga sistem tetap stabil 2.1 Perambatan Gelombang Sinyal Arus Balik
dan meminimalkan kerusakan jaringan konsumen serta Perambatan gelombang sinyal arus balik
kerugian ekonomis [1]. Namun dibeberapa kasus menggunakan teori gelombang berjalan dapat
seringkali gangguan tidak terdeteksi, dikarenakan arus menganalisa sinyal frekuensi tinggi pada tegangan dan
gangguan yang mengalirinya sangat kecil arus pada saluran distribusi. Konduktor mempunyai
Sekarang ini terjadinya gangguan masih resistansi dan induktansi yang tersebar secara merata
diantisipasi oleh petugas kelistrikan dengan cara sepanjang saluran. Teori gelombang berjalan untuk
manual, yaitu berdasarkan laporan dari pelanggan. menentukan lokasi gangguan sangat cocok, karena

111
dengan menggunakan teori gelombang berjalan,
komponen high frekuensi dapat diambil dari satu titik
perhitungan, dan analisis dari sinyal yang diambil
dapat dilakukan dengan membandingkan selisih waktu
tunda antara puncak pertama gelombang sinyal arus
datang (sinyal maju) dengan puncak berikutnya
gelombang sinyal arus refleksinya (sinyal mundur).
Gangguan yang terjadi pada saluran distribusi akan
menghasilkan gelombang arus dan tegangan yang
berjalan sepanjang saluran sampai mereka bertemu
pada ketidaksinambungan dari saluran seperti titik
gangguan. Pada titik ini, gelombang arus dan tegangan Gambar 2.5 Diagram Bewley Lattice
akan terjadi refleksi dan refraksi. Hal ini akan Ketika terjadi gangguan pada saluran, dua
menghasikan gelombang tambahan yang akan gelombang akan dihasilkan dengan menyebar keluar
menyebar sepanjang saluran. dari titik gangguan menuju kedua ujung saluran.
Tegangan dan arus pada titik x harus memenuhi Ketika gelombang ini mencapai poin
persamaan diferensial berikut: ketidakseimbangan (A dan B), maka sinyal akan
dipantulkan kembali dari titik A dan B menuju titik
gangguan. Karena sinyal datang pada titik gangguan,
sebagian dari gelombang akan kembali direfleksikan
kembali menuju akhir saluran dan sebagian lagi akan
di transmisikan ke ujung lainnya. Proses pantulan dan
pentransmisian akan berlanjut sampai sinyal habis
(2.1)
(mati) karena redaman. Apabila interval waktu antara
dengan L dan C adalah induktansi dan kapasitansi dari
kedatangan dari gelombang insiden perama pada A1
saluran per meter dan v(x,t) dan i(x,t) adalah tegangan
dan gelombang refleksi kesesuaian pada A4 dapat
dan arus yang berubah pada lokasi x pada waktu t
dicapai, maka jarak gangguan dari A dapat dikalkulasi
karena Gelombang Berjalan. Solusi umum untuk
dengan persamaan 2.6
persamaan ini adalah:
d = vt/2 (2.6)
v (x,t) = f1(t - x/v) + f2 (t + x/v) (2.2)
dimana v adalah kecepatan merambat cahaya dan t
i (x,t) = 1/Z0 f1 (t - x/v) -1/Z0 f2 (t + x/v) (2.5)
adalah interval waktu antara gelombang datang dan
dengan v adalah kecepatan propagasi gelombang dan
gelombang pantul (t=t2-t1)
Z0 adalah impedansi karakteristik saluran Z0= L/C,
Kecepatan merambat cahaya pada kawat satu fasa
fungsi f1 dan f2 menampilkan dua gelombang yang
dapat dihitung dengan persamaan 2.7
berjalan pada arah yang berlawanan. f1 adalah
gelombang yang berjalan pada posisi positif dari x
(arah maju), sedangkan f2 adalah gelombang yang
berjalan dengan arah negatif dari x (gelombang (2.7)
mundur). dengan v adalah kecepatan rambat cahaya, L adalah
induktansi saluran, dan C adalah kapasitansi saluran.
2.2 Diagram Tangga Pantulan berulang sangat sulit untuk diikuti
Diagram tangga dikembangkan oleh Bewley, jejaknya, oleh karena itu diperlukan diagram tangga
yang bertujuan untuk dapat mengikuti jejak dari (diagram lattice) untuk melihat posisi dan arah gerak
gelombang arus dan tegangan ketika dipantulkan dari tiap-tiap gelombang datang, gelombang pantulan
kembali atau diteruskan dari titik akhir suatu kawat dan gelombang terusan setiap saat
[5].
Pada keadaan ketidaksinambungan, sebagian 2.3 Error Deteksi Lokasi Gangguan
dari traveling wave akan dipantulkan kembali Untuk validasi perhitungan, dilakukan
sepanjang saluran dan sebagian akan ditransmisikan pengecekan error dengan perhitungan pada persamaan
sampai di beban. Besarnya sinyal yang dipantulkan 2.8
atau diteruskan tergantung dari besarnya impedansi % Error = Estimasi d Real d x 100 %
pada ketidaksinambungan gelombang tersebut.
Gelombang akan terus dipantulkan dan ditransmisikan Total Distance (km)
sampai mati karena redaman.
Metode yang paling luas digunakan untuk (2.8)
mendeteksi sinyal yang diinginkan adalah berdasarkan Dengan d adalah jarak saluran dari gardu Induk dalam
cross correlation. Bewley Lattice Diagram biasanya Km
digunakan untuk menggambarkan pantulan dan
pancaran dari Gelombang Berjalan seperti pada 3. METODE PENELITIAN
Gambar 2.5

112
Makalah Deteksi Lokasi Gangguan Multi Point
Pada Jaring Tiang Distribusi 20 KV dengan
Menggunakan Metode Perambatan Gelombang Sinyal
Arus Balik ini menggunakan simulasi pemodelan
sistem seperti pada diagram alir 3.1. Pada percobaan
digunakan 10 titik simulasi gangguan dengan panjang
saluran disesuaikan dengan panjang penyulang
distribusi sesungguhnya, dalam hal ini percobaan
menggunakan data saluran penyulang Hayam Wuruk
APJ Mojokerto.Untuk proses deteksi lokasi gangguan
multi point dengan perambatan gelombang sinyal arus
balik ini yang dilakukan pertama adalah input peta
tiang pada penyulang ke simulasi. Pemodelan simulasi
dengan dapat dilihat pada Gambar 3.2.
Pada Gambar 3.2 terdapat 10 titik pengujian
gangguan, untuk gangguan multi point dengan waktu
gangguan yang sama, blok parameter transition time
diatur dengan waktu yang sama pada masing-masing
titik yang akan diberikan gangguan, sedangkan untuk
waktu gangguan yang berbeda, blok parameter
transition time diatur dengan waktu yang berbeda pada
masing-masing titik yang akan diberikan gangguan.
Jenis gangguan yang akan diberikan juga dapat diatur
pada blok parameter 3-phase fault ini. Hasil
perambatan gelombang sinyal arus balik dapat dilihat
pada blok Correlation Output

4. PENGUJIAN

4.1 Parameter Simulasi Perambatan Sinyal Arus


Balik
Gambar 3.1 Diagram Alir Deteksi Lokasi Gangguan
Sumber Tegangan dengan perambatan arus balik
- Tegangan (V) 1 = 20 KV
- Frekuensi = 50 Hz
- Phase Angle of phase A= 90 (degree) 4.2 Hasil Pengujian Simulasi Gangguan Multi Point
Jaringan Distribusi dengan Metode Perambatan Gelombang Sinyal
- Jumlah fasa= 3 Arus Balik
- R0 = 0.01273 /km ; R1= 0.3864 /km Pengujian simulasi gangguan multi point
- L0= 0.9337 e-3 H/km ; L1= 4.1264 e-3 H/km yaitu dengan mensimulasikan gangguan di dua titik
- C0= 12.74 e-9 F/km ; C1= 7.751 e-9 F/km dengan jenis gangguan tertentu, dan waktu gangguan
- Panjang Line 1 = 1.631 km; Line 2 = 0.836 yang diatur sama atau berbeda di setiap titiknya. Hasil
km; Line 3 = 0.318 km; Line 4 = 0.675 km; dari percobaan gangguan multi point dapat dilihat
Line 5 = 0.296 km; Line 6 = 0.708 km; Line pada Tabel.4.1. SLG adalah tipe gangguan satu fasa ke
7 = 0.708 km, Line 8 = 0.651 km, Line 9 = tanah, dan DLG adalah tipe gangguan dua fasa ke
0.268 km, Line 10 = 0.399 km tanah.
- Waktu diskrit = 0,009 ms 5. ANALISA
- Trafo: Pn = 100e6 VA; fn = 50 Hz, Winding1
(V =20 KV; R1= 0.002 pu; L1=0.08 pu), Pada Gangguan multi point, simulasi
Winding2 (V =20 KV; R1= 0.002 pu; dilakukan pada dua titik lokasi gangguan yang
L1=0.08 pu) berbeda yaitu pada titik 1,631 km dan 2,785 km.
- Panjang Total Jaringan Distribusi = 6.49 Km Gambar 5.1 adalah hasil dari simulasi dua titik
gangguan, titik pertama gangguan satu fasa ke tanah
pada jarak aktual 1,631 km, sedangkan titik
selanjutnya juga gangguan dengan tipe gangguan yang
sama yaitu gangguan satu fasa ke tanah dengan jarak
2,785 km. Waktu gangguan (Transition Time) diatur
sama pada 0,02-0,1 detik

113
Gambar 3.2 Simulasi dengan menggunakan metode perambatan gelombang sinyal arus balik

Dari Gambar 5.1 terlihat bahwa sinyal arus gangguan disimulasikan di dua titik. Titik yang
balik gangguan hanya terbaca di satu titik gangguan pertama pada jarak 1,631 km dengan simulasi tipe
pertama yang paling dekat dari sumber (Gardu Induk) gangguan satu fasa ke tanah dan waktu gangguan 0,02
yaitu pada jarak 1,631 km. Sama seperti pembacaan 0,1 detik. Sedangkan pada titik selanjutnya diberikan
sinyal pada gangguan di satu titik, didapatkan gangguan pada jarak 2,785 km dengan simulasi tipe
gelombang maju S2 pada saat t=0,02016 detik dan gangguan dua fasa ke tanah dan waktu gangguan 0,04
gelombang korelasi mundurnya sebagai sinyal arus 0,12 detik. Gelombang korelasi sinyal arus baliknya
baliknya adalah S1 pada saat t=0,020175 detik. ditunjukkan pada Gambar 5.2 untuk hasil gelombang
Gelombang maju S2 adalah puncak tertinggi dari keseluruhan gangguan di dua titik, Gambar 5.3 untuk
semua gelombangnya, sedangkan S1 adalah hasil gelombang gangguan di titik 1,631 Km, dan
gelombang mundur hasil korelasinya diambil dari titik Gambar 5.4 untuk hasil gelombang gangguan di titik
ekstrim turun setelah gelombang puncak 2,785 km
maksimalnya. Dengan Persamaan 2.6 maka jarak titik
gangguan dari GI dapat dihitung

d = v * (tS1 tS2) = 289,942 * (0,020175-0,02016)


*1000
2 2
= 2,175 Km

Jarak gangguan aktualnya adalah 1,631 km,


sehingga ada deviasi 0,544 km dari perhitungan.
Error (%) didapatkan dari persamaan 2.12
Error (%) = (2,175 1,631) * 100% = 8,38%
6,49
Dapat dilihat bahwa simulasi gangguan di dua
titik gangguan dengan tipe gangguan yang sama dan
waktu gangguan yang sama meningkatkan nilai
Percobaan berikutnya adalah memberikan gangguan Gambar 5.1 Hasil Simulasi Gangguan SLG pada Jarak 1,631
dengan tipe gangguan yang berbeda dalam waktu Km dan 2,785 Km dengan waktu gangguan yang sama
gangguan yang berbeda pula. Hasil percobaan dapat
dilihat pada Tabel 4.1. Pada percobaan ini titik
terbesar adalah arus pada saluran yang terdekat
dengan sumber, semakin jauh dari sumber impedansi
menjadi

114
Perhitungan
Waktu Jarak
Tipe Jarak Titik Error Selisih
No Gangguan Gangguan S1 S2
Gangguan Gangguan (%) (Km)
(s) (Km)
dari GI

SLG 0,02 - 0,1 1,631 0,020175 0,02016 2,175 8,38 0,544


1
SLG 0,02 - 0,1 2,785 - - - - -
SLG 0,02 - 0,1 2,785 0,02005 0,020025 3,624 12,93 0,839
2
SLG 0,02 - 0,1 3,756 - - - - -
SLG 0,02 - 0,1 1,631 0,02007 0,02005 2,899 19,54 1,268
3
SLG 0,02 - 0,1 6,49 - - - - -
SLG 0,02 - 0,1 1,631 0,02004 0,02003 1,450 2,79 0,181
4
DLG 0,02 - 0,1 2,785 - - - - -
DLG 0,02 - 0,1 1,631 0,020025 0,020015 1,450 2,79 0,181
5
SLG 0,02 - 0,1 2,785 - - - - -
SLG 0,02 - 0,1 1,631 0,02009 0,02008 1,450 2,79 0,181
6
DLG 0,04 - 0,12 2,785 0,04007 0,04005 2,899 1,76 0,114
SLG 0,02 - 0,1 1,631 0,02009 0,02008 1,450 2,79 0,181
7
SLG 0,04 - 0,12 2,785 - - - - -

Tabel 4.1 Perhitungan gangguan multi point dengan metode perambatan gelombang sinyal arus balik

Gambar 5.2 Hasil Simulasi Gangguan pada Jarak 1,631 Km


Transition Time 0,02-0,1 detik dan pada Jarak 2,785 Km
Gambar 5.4 Hasil Simulasi Gangguan 2 titik pada Jarak 2,785
Transition Time 0,04-0,12 detik
km pada Tipe Gangguan yang berbeda dan Waktu Gangguan
yang berbeda
Dapat dilihat bahwa simulasi gangguan di dua
titik gangguan dengan tipe gangguan yang berbeda dan
waktu gangguan yang berbeda dapat mendeteksi
gangguan di dua titik tersebut, perhitungan nilai
kesalahan (error) pada pendeteksian gelombang dengan
menggunakan sinyal arus balik pada titik pertama pada
jarak gangguan 1,631 km yaitu 2,79% dan pada titik
gangguan kedua 2,785 km yaitu 1,76%, sehingga
Gambar 5.3 Hasil Simulasi Gangguan 2 titik pada Jarak 1,631 pendeteksian lokasi gangguan dapat dihitung dengan
km pada Tipe Gangguan yang berbeda dan Waktu Gangguan akurat.
yang berbeda.

6. KESIMPULAN

115
REFERENSI
- Pada simulasi gangguan multi point dengan waktu
yang sama dan jenis gangguan yang sama, [1] A. Pongthavornsawad, and W. Rungseevijitprapa,
pendeteksian lokasi gangguan akan terbaca hanya Broken Conductor Detection for Overhead Line
Distribution System, Power and Energy
pada gangguan pertama, hal ini dikarenakan arus Engineering Conference (APPEEC), 2011
yang terbaca pada gangguan selanjutnya terlalu [2] R. H. Salim, M. Resener, A. D. Filomena, K. R.
kecil sehingga tidak terbaca. Jenis gangguan yang Caino de Oliveira, and A. S. Bretas, Extended
sama di titik selanjutnya akan memperbesar error Fault-Location Formulation for Power Distribution
System , IEEE Transactions on Power Delivery,
perhitungan sampai 19,54%. Vol 24, No. 2, 2009
- Pada simulasi gangguan multi point dengan waktu [3] K. J. Ferreira and A. E. Emanuel, A Noninvasive
yang berbeda, sinyal arus balik gangguan akan Technique for Fault Detection and Location, IEEE
terbaca sesuai dengan lokasi terjadinya gangguan Transactions on Power Delivery, Vol 25, No. 4, 2010
pada waktu yang ditentukan. Namun hal ini terjadi [4] Reddy B.R, Kumar M.V, Kalavathi M.S, Kumar P.R,
bila gangguan di titik selanjutnya mempunyai tipe Localization of Faults on Power Transmission Lines
Using Traveling Wave Theory, ARPN Journal of
yang berbeda dari gangguan di titik sebelumnya, Engineering and Applied Sciences, Vol. 5, No. 3,
sedangkan bila mempunyai tipe yang sama, sinyal 2010
arus balik gangguan hanya terbaca pada titik awal [5] Gonen. T, Electric Power Transmission System
terjadinya gangguan saja. Perhitungan menghasilkan Engineering, John Willey and Sons, California,
kesalahan hanya sebesar 2,79%. 1988

116
The author has requested enhancement of the downloaded file. All in-text references underlined in blue are linked to publications on ResearchGate.

Anda mungkin juga menyukai