Anda di halaman 1dari 4

Nama : Muhammad Hafiz

NIM : 1404107010046
Mata Kuliah : Geofisika Kebencanaan
Prodi : Teknik Geofisika

Peran Geofisika Dalam Bidang Kebencanaan

Geofisika merupakan bagian dari ilmu bumi yang mempelajari bumi menggunakan
kaidah atau prinsip-prinsip fisika. Asal kata geofisika yaitu geo, yang artinya bumi, dan
fisika. Akar keilmuan geofisika berasal dari geologi. Geofisika merupakan ilmu yang
menerapkan prinsip-prinsip fisika untuk mengetahui dan memecahkan masalah yang
berhubungan dengan bumi atau dapat pula diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bumi
dengan menggunakan prinsip-prinsip fisika.
Penggunaan geofisika untuk mempelajari berbagai fenomena tentang bumi
berkembang dengan pesat. Geofisika menjawab berbagai fenomena alam yang menyebabkan
bencana alam yang luar biasa. Fenomena alam tersebut misalnya gempa bumi, tsunami serta
erupsi atau letusan gunung api. Geofisika menjadi ilmu yang mendasari observasi dan
monitoring bencana alam tersebut.
Geofisika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang mempelajari bumi baik di atas
permukaan maupun bawah permukaan berdasarkan sifat fisik (fisika) bumi dan tentu saja
dengan cara menerapkan hukum-hukum fisika. Sifat fisik yang dipelajari adalah sifat
kelistrikan, kemagnetan bumi, penjalaran gelombang gempa/getaran, gravitasi (gaya berat),
dan gelombang elektromagnetik. Dari pengukuran sifat fisik bumi di atas permukaan bumi,
seorang geofisika bisa mengetahui kondisi bawah permukaan tanpa harus menyentuhnya
atau melakukan pengeboran. Contoh yang sangat dekat dengan kehidupan kita adalah
penggunaan alat USG (UltraSonoGraphy) oleh seorang dokter kandungan untuk melihat isi
dalam kandungan seorang ibu hamil. USG sendiri pada prinsipnya mempelajari penjalaran
gelombang suara (ultrasonic), dimana gelombang ultrasonic pancarkan oleh alat yang
digosokan di perut ibu hamil dan pantulannya diterima kembali oleh alat tersebut sehingga
sinyal tadi langsung diproses sehingga bisa dipetakan kondisi dalam kandungan ibu hamil.
Demikian juga apa yang dilakukan oleh seorang geofisika, pengukuran atas
permukaan bisa memprediksi kondisi bawah permukaan tanpa harus menggalinya jadi wajar
saja kalau seorang geofisikawan sering disebut dokter bumi.
Berikut berbagai metode geofisika yang dapat digunakan dalam mitigasi bencana:
1. Metode Magnetik
Metode magnetik adalah metode yang mempelajari bawah permukaan berdasarkan
sifat kemagnetan batuan. sifat kemagnetan batuan sangat bergantung pada sifat
suseptibilitas dan remanen magnet yang sudah ada sejak zaman bahelak. Alat yang
digunakan dalam metode ini adalah Magnetometer. Dalam bidang kebencanaan, metode
magnetik bisa digunakan untuk mencari pipa pembuangan limbah bawah permukaan,
tangki minyak bawah permukaan, kapal/ferry yang tenggelam di laut, dan lain-lain.
2. Metode Seismik
Metode seismik adalah metode yang mempelajari bumi berdasarkan kecepatan
penjalaran gelombang getar/gempa. kecepatan gelombang ini sangat berhubungan dengan
densitas dan modulus elastisitas batuan bawah permukaan. Pengukurannya menggunakan
seismometer yang terdiri dari geophone sebagai penerima gelombang getar, sumber
getaran (palu, ledakan, dll) dan alat seismometer sebagai pemroses sinyal. Dalam bidang
kebencanaan, metode seismik bisa digunakan untuk membuat peta besarnya goncangan
tanah pada suatu kawasan ketika gempa terjadi, dan lain-lain.
3. Metode Gravitasi/Gaya Berat
Metode gaya berat adalah metode yang mengukur nilai gaya berat suatu kawasan
berdasarkan perbedaan densitas/massa jenis batuan bawah permukaan bumi. Prinsipnya
nilai gravitasi di atas permukaan bumi berbeda dimasing-masing kawasan dan sangat
bergantung pada padat tidaknya batuan bawah permukaan. Dalam hal kebencanaan,
metode gravitasi/gaya berat ini bisa digunakan untuk memetakan sinkhole.
4. Metode Geolistrik
Metode geolistrik adalah metode yang mempelajari bawah permukaan bumi
berdasarkan sifat kelistrikan bumi adalah prinsip dasar metode geolistrik. Sifat kelistrikan
yang bisa diamati adalah resistivitas, konduktivitas, chargeabilitas dan potensial yang di
bumi itu sendiri. Metode geolistrik resistivitas sangat cocok digunakan untuk mencari
lapisan pembawa air bawah permukaan karena sifat air yang sangat tidak resistif. Untuk
mitigasi bencana, alat ini bisa digunakan untuk mencari bidang gelincir sebelum terjadi
longsor.
5. Metode Elektromagnetik
Metode elektromagnetik adalah metode yang mempelajari tentang gelombang
elektromagnetik yang ada di alam baik yang berasa dari lapisan ionosfer, gelombang
radio komunikasi militer, dan gelombang elektromagnetik yang di kontrol sumbernya
oleh manusia diyakini akan merambat ke bawah permukaan bumi dan menginduksi
material konduktif sehingga menghasilkan gelombang elektromagnetik sekunder, ini
merupakan prinsip dasar kerja metode elektromagnetik. Dalam hal kebencanaan,
pengukuran elektromagnetik bisa digunakan untuk mengukur kedalaman Sesar, untuk
kasus Sumatra bisa digunakan untuk mengetahui kedalam sesar Sumatra.
6. Metode Georadar
Metode georadar adalah metode geofisika sering digunakan untuk memetakan
kondisi bawah permukaan dangkal. Parameter yang diukur dalam pengukuran Georadar
adalah waktu perambatan gelombang radio yang dipancarkan dan diterima kembali oleh
alat. Alat yang sering digunakan pada pengukuran georadar adalah GPR (ground
penetrating radar). Karena metode ini jangkauanya sangat dangkal (kedalaman <25
meter) dan alat ini cocok digunakan untuk survey geoteknik. Dalam hal kebencanaan,
metode ini bisa digunakan untuk menilai kelayakan sebuah bangunan, memetakan
rekahan bawah permukaan, pipa gas bawah permukaan, dan lain-lainnya.
DAFTAR PUSTAKA

Blackwell D and Richards M (2004) Geothermal Map of North America. Tulsa: American
Association of Petroleum Geologists.

Doin M-P, Fleitout L, and McKenzie D (1996) Geoid anomalies and the structure of
continental and oceanic lithospheres.

Harris RN and Chapman DS (2004) Deep-seated oceanic heat flow heat deficits, and
hydrothermal circulation. In: Dovis E and Elderfield H (eds.) Hydrogeology of the Oceanic
Lithosphere, pp. 311336. Cambridge: Cambridge University Press.

Hirth G and Kohlstedt DL (1996) Water in the oceanic upper mantle: Implications for
rheology, melt extraction and the evolution of the lithosphere. Earth and Planetary Science
Letters 144: 93108.

Maggi A, Jackson JA, McKenzie DP, and Preistley K (2000) Earthquake focal depths,
effective elastic thickness, and the strength of the continental lithosphere. Geology
28: 495498.

Pollack HN, Hurter SJ, and Johnston JR (1993) Heat flow from the earths interior: Analysis
of the global data set. Reviews of Geophysics 31: 267280.

Watts AB (2001) Isostasy and Flexure of the Lithosphere.Cambridge: Cambridge University


Press.

Anda mungkin juga menyukai