RESEP/FORMULA MAKANAN
Dosen Pembimbing :
Zulfiana Dewi,SKM,.M.P
Oleh :
Annida Syahlina
Nana Chairunnisa
JURUSAN GIZI
DIPLOMA IV
MARET 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pelayanan gizi menyediakan makanan sesuai dengan jumlah dan
macam zat gizi, yang diperlukan konsumen secara menyeluruh. Makanan
yang dipersiapkan dan disajikan bercitarasa tingi, yang memenuhi syarat
kesehatan dan sanitasi. Untuk mendapatkan makanan tesebut, diperlukan
pengembangan resep terhadap menu yang telah ada. Pengembangan resep
bisa melalui pembuatan masakan (makanan) baru, yang masih
menggunakan bahan makanan yang sama, sehingga tercipta menu yang
lebih bervariasi (Aritonang,2014).
Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan cita
rasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat
mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering
disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai
gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi
resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk,
atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep
dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi
pasien ; (2) Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan
daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014).
Dalam praktikum ini, akan dilakukan pengembangan resep makanan
tinggi antioksidan. Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat
menyumbangkan satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga
radikal bebas tersebut dapat diredam. Antioksidan didefinisikan sebagai
senyawa yang dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses
oksidasi lipid. Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat
menunda atau mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida)
dalam oksidasi lipid (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Kanker dapat dicegah dengan bantuan antioksidan. Pada penderita
penyakit kanker, sel kanker mengakibatkan adanya serangan radikal
bebas dalam sel yang mengakibatkan terjadinya pertumbuhan dan
perkembangan sel yang abnormal yang dapat menyebabkan kerusakan
pada jaringan (Swartz, 1979).
Antioksidan yang dihasilkan tubuh manusia tidak cukup untuk
melawan radikal bebas, untuk itu tubuh memerlukan asupan
antioksidan dari luar (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibedakan dalam dua
kelompok, antioksidan alami dan sintetik. Antioksidan alami merupakan
antioksidan yang diperoleh dari hasil ekstraksi bahan alami atau terbentuk
dari reaksi-reaksi kimia selama proses pengolahan (Santoso, 2005).
Antioksidan alami dapat diperoleh dari beragam sumber bahan pangan,
seperti sayur-sayuran, buah-buahan, rempahrempah, dan lain-lain. Contoh
dari antioksidan alami adalah vitamin C, vitamin E, dan -karoten.
Menurut Santoso (2005), senyawa antioksidan alami dalam tumbuhan
umumnya adalah senyawa fenolik dan polifenolik, seperti golongan
flavonoid, turunan asam sinamat, kumarin, tokoferol, dan asam-asam
organik polifungsional. Golongan flavonoid yang memiliki fungsi sebagai
antioksidan meliputi flavon, flavanol, isoflavon, katekin dan kalkon,
sedangkan turunan asam sinamat meliputi asam kafeat, asam ferulat, asam
klorogenat, dan lain-lain (Santoso, 2005).
Wortel merupakan sumber vitamin A nabati yang unggul. Setiap 100
gram wotel mengandung beta-karoten sebanyak 1200 IU atau sekitar 754
g. Tak hanya kaya beta-karoten, wortel juga mengandung karotenoid
lain terutama alfa-karoten. Kandungan alfa-karoten wortel tergolong
tinggi. Karotenoid yang serupa dengan beta-karoten ini memiliki
efektivitas biologis yang sangat tinggi. Beberapa sumber menyebutkan
bahwa alfa-karoten 10 kali lebih efektif sebagai antioksidan dibanding
beta-karoten, terutama dalam meminimalisir radikal bebas karsinogenik.
Buah naga atau dragon fruit mempunyai kandungan zat bioaktif
yang bermanfaat bagi tubuh diantaranya antioksidan (dalam asam
askorbat, betakaroten, dan antosianin), serta mengandung serat pangan
dalam bentuk pektin. Selain itu, dalam buah naga terkandung beberapa
mineral seperti kalsium, phosfor, besi, dan lain-lain. Vitamin yang terdapat
di dalam buah naga antara lain vitamin B1, vitamin B2, vitamin B3, dan
vitamin C (Farikha dkk., 2013). Di dalam 100 gram Buah Naga
mengandung vitamin C sebanyak 20,5 mg. Vitamin C adalah antioksidan
alami yang kuat. Konsumsi makanan yang kaya vitamin C membantu
tubuh mengembangkan ketahanan terhadap agen infeksi dan radikal bebas
di darah.
Pancake adalah kue dadar yang dibuat dari terigu, telur ayam, gula
dan susu. Bahan-bahan dicampur dengan air membentuk adonan kental
yang digoreng di atas wajan datar anti lengket. Setelah matang, pancake
bisa dihidangkan sewaktu masih hangat atau setelah dingin. Kue ini
dimakan dengan tambahan mentega dan sirup mapel, selai, atau madu.
Pancake menjadi pilihan makanan yang akan dikembangkan
resepnya menjadi resep baru yang kaya akan antioksidan sebagai makanan
selingan untuk pasien rumah sakit yang membutuhkan asupan makanan
kaya antioksidan karena disukai banyak orang dan cara membuatnya yang
mudah. Selain itu harga untuk 1 porsi pancake juga cukup terjangakau
sehingga layak untuk di jadikan sebagai makanan selingan untuk pasien di
Rumah Sakit. Pancake ini akan dimodifikasi menjadi pancake wortel
dengan saus buah naga susu.
Modifikasi ini dilakukan dengan cara penambahan bahan pada
adonan pancake dengan bahan makanan yang tinggi antioksidan dan
memvariasi saus dengan bahan yang juga tinggi akan antioksidannya.
Sehingga diharapkan akan meningkatkan rasa, aroma, tekstur dan
kenampakan, sehingga dapat meningkatkan selera makan pasien serta
dapat meminimalisir tingkat kebosanan pasien terhadap menu makanan
selingan.
1.2 Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam praktikum ini adalah bagaimana
pengembangan resep untuk makanan tinggi antioksidan.
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 Untuk menghasilkan produk baru yang tinggi antioksidan
berdasarkan resep yang telah ada.
1.3.2 Untuk mengetahui daya terima produk baru yang tinggi antioksidan
berdasarkan resep yang telah ada.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengembangan Resep
Pengembangan resep adalah kegiatan untuk meningkatkan menu
sehingga lebih berkualitas dalam aspek rasa, aroma, penampilan dan nilai
gizi dengan tetap memperhatikan prinsip dasar dari resep awalnya. Selain
itu, pengembangan resep jugamerupakan cara untuk menambah variasi
menu dan bertujuan untuk meningkatkandaya terima pasien terhadap
menu yang disajikan.
Tujuan dari pengembangan resep adalah untuk menjamin bahwa
makanan yang disajikan selalu konsisten jualitas dan kuantitasnya, sebagai
panduan kerja bagi juru masak agar menghasilkan kualitas masakan yang
sama, dan juga sebagai alat kontrol produksi. Pengembangan resep
diperlukan untuk meningkatkan daya terima pasien terhadap menu yang
disajikan.
Modifikasi resep sebagai salah satu cara untuk meningkatkan
citarasa makanan. Menu yang telah ada dimodifikasi, sehingga dapat
mengurangi rasa bosan/jenuh pasien terhadap masakan yang sering
disajikan. Demikian pula pengembangan resep untuk meningkatkan nilai
gizi masakan, sekaligus meningkatkan daya terima pasien. Modifikasi
resep dapat berupa modifikasi bahan pendukungnya, modifikasi bentuk,
atau cara pengolahannya. Dengan demikian, modifikasi resep
dimaksudkan untuk : (1) Meningkatkan keanekaragaman masakan bagi
pasien ; (2) Meningkatkan nilai gizi pada masakan; dan (3) Meningkatkan
daya terima pasien terhadap masakan (Aritonang, 2014).
2.2. Antioksidan
Antioksidan adalah senyawa kimia yang dapat menyumbangkan
satu atau lebih elektron kepada radikal bebas, sehingga radikal bebas
tersebut dapat diredam. Antioksidan didefinisikan sebagai senyawa yang
dapat menunda, memperlambat, dan mencegah proses oksidasi lipid.
Dalam arti khusus, antioksidan adalah zat yang dapat menunda atau
mencegah terbentuknya reaksi radikal bebas (peroksida) dalam oksidasi
lipid (Dalimartha dan Soedibyo, 1999).
Secara kimia senyawa antioksidan adalah senyawa pemberi
elektron ( elektron donor). Secara biologis, pengertian antioksidan adalah
senyawa yang dapat menangkal atau meredam dampak negatif oksidan.
Antioksidan bekerja dengan cara mendonorkan satu elektronnya kepada
senyawa yang bersifat oksidan sehingga aktivitas senyawa oksidan
tersebut dapat di hambat (Winarti, 2010). Antioksidan dibutuhkan tubuh
untuk melindungi tubuh dari serangan radikal bebas. Antioksidan adalah
suatu senyawa atau komponen kimia yang dalam kadar atau jumlah
tertentu mampu menghambat atau memperlambat kerusakan akibat proses
oksidasi. Tubuh manusia tidak mempunyai cadangan antioksidan dalam
jumlah berlebih, sehingga apabila terbentuk banyak radikal maka tubuh
membutuhkan antioksidan eksogen. Adanya kekhawatiran kemungkinan
efek samping yang belum diketahui dari antioksidan sintetik menyebabkan
antioksidan alami menjadi alternatif yang sangat dibutuhkan.
Resiko terkena penyakit degeneratif seperti kardiovaskuler, kanker,
aterosklerosis, osteoporosis dan penyakit degeneratif lainnya bisa
diturunkan dengan mengkosumsi antioksidan dalam jumlah yang cukup.
Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan dapat meningkatkan
status imunologi dan menghambat timbulnya penyakit degeneratif akibat
penuaan. Kecukupan antioksidan secara optimal dibutuhkan oleh semua
kelompok usia (Winarsi, 2007).
Ada beberapa pengelompokan antioksidan, yaitu 4.1 Antioksidan
enzimatis dan antioksidan non enzimatis. a. Antioksidan enzimatis
misalnya enzim superoksida dismutase (SOD), katalase dan glutation
peroksidase. b. Antioksidan non enzimatis, dibagi dalam 2 kelompok lagi :
- Antioksidan larut lemak, seperti tokoferol, karotenoid, flavonoid, quinon,
dan bilirubin. - Antioksidan larut air, seperti asam askorbat, protein
pengikat logam.
2.3 Penyakit Kanker
Penyakit kanker merupakan suatu penyakit yang disebabkan
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh tidak normal (tumbuh sangat cepat dan
tidak terkendali), menginfiltrasi/ merembes, dan menekan jaringan tubuh
sehingga mempengaruhi organ tubuh (Akmal, dkk., 2010: 187). Penyakit
kanker menurut Sunaryati merupakan penyakit yang ditandai pembelahan
sel tidak terkendali dan kemampuan selsel tersebut menyerang jaringan
biologis lainnya, baik dengan pertumbuhan langsung di jaringan yang
bersebelahan (invasi) atau dengan migrasi sel ke tempat yang jauh
(metastasis) (Sunaryati, 2011: 12).
Penyakit kanker adalah suatu kondisi sel telah kehilangan
pengendalian dan mekanisme normalnya, sehingga mengalami
pertumbuhan yang tidak normal, cepat dan tidak terkendali (Diananda,
2009: 3). Penyakit kanker adalah suatu penyakit yang disebabkan oleh
pertumbuhan sel-sel jaringan tubuh yang tidak normal, berkembang cepat
dan terus membelah diri, hingga menjadi penyakit berat (Maharani, 2009:
12).
Kanker merupakan kumpulan sel abnormal yang terbentuk oleh
sel-sel yang tumbuh secara terus-menerus, tidak terbatas, tidak
terkoordinasi dengan jaringan sekitarnya dan tidak berfungsi fisiologis.
Kanker terjadi karena timbul dan berkembang biaknya jaringan sekitarnya
(infiltratif) sambil merusaknya (dekstrutif), dapat menyebar kebagian lain
tubuh, dan umumnya fatal jika dibiarkan.
2.4 Wortel
Wortel merupakan sumber vitamin A nabati yang unggul. Setiap 100
gram wotel mengandung beta-karoten sebanyak 1200 IU atau sekitar 754
g. Jumlah tersebut lebih unggul dibanding caisim (286 g), kangkung
(380 g), dan bayam (409 g).
Tak hanya kaya beta-karoten, wortel juga mengandung karotenoid
lain terutama alfa-karoten. Kandungan alfa-karoten wortel tergolong
tinggi. Karotenoid yang serupa dengan beta-karoten ini memiliki
efektivitas biologis yang sangat tinggi. Beberapa sumber menyebutkan
bahwa alfa-karoten 10 kali lebih efektif sebagai antioksidan dibanding
beta-karoten, terutama dalam meminimalisir radikal bebas karsinogenik.
Beta-karoten yang terdapat pada wortel telah dipercaya ahli sebagai
antioksidan sekaligus antikanker yang berkualitas. Selain beta-karoten,
karotenoid lain yang memiliki kemampuan hebat dalam mencegah kanker
adalah alfa-karoten. Kita ketahui bahwa wortel memiliki kandungan alfa-
karoten yang cukup tinggi. Menurut National Cancer Iristitute, alfa-
karoten merupakan karotenoid yang sangat efektif untuk menghambat gen
N-myc dan N-myc yang memicu pembentukan sel kanker.
Bioaktif antikanker yang dimiliki wortel semakin lengkap dengan
adanya bioaktif lain yang belum lama ditemukan, bernama falcarinol.
Bioaktif ini bekerja sama dengan karotenoid dan komponen antikanker
lain mampu menghambat perkembangan sel tumor. Demikian kesimpulan
dari uji laboratorium yang diadakan di Universitas of Newcastle. Uji in-
vitro menunjukkan bahwa falcarinol dan bioaktif lain pada wortel efektif
menghambat perkembangan tumor pada usus besar.
Mengonsumsi karoten dalam jumlah banyak akan menurunkan
resiko terkena kanker payudara post-menopause sampai dengan 20%,
sementara untuk kanker kandung kemih, serviks, prostat, kolon, laring, dan
esofagus akan berkurang sampai 50%.
Secara umum, sayuran akan lebih bermanfaat jika kita konsumsi
mentah karena enzim alaminya masih utuh. Namun, untuk wortel ternyata
tidak demikian. Wortel yang matang justru lebih baik daripada yang masih
segar.Wortel yang dikukus jauh lebih baik dibanding wortel yang Anda
konsumsi segar. Pengolahan akan melarutkan sebagian vitamin larut dalam
air yang dikandungnya terutama kelompok vitamin B kompleks, tetapi
secara bersamaan dapat meningkatkan ketersediaan beta-karoten yang
dikandungnya. Karena tujuan kita makan wortel untuk menikmati beta-
karoten yang dimilikinya, maka kita harus berupaya untuk mendapatkan
beta-karoten yang sebanyak-banyaknya dari wortel yang kita konsumsi.
Sementara kita lupakan zat gizi lain yang hilang saat kita olah. Kita masih
dapat memperoleh vitamin yang hilang dengan mengonsumsi makanan
lainnya.
Meskipun demikian, kita pun harus pandai mengolahnya.
Pengolahan wortel tidak boleh berlebihan karena akan merusak nutrisi lain
yang ada pada wortel. Mengukus wortel selama beberapa menit di dalam
air yang telah mendidih dan membiarkannya dalam panci tertutup selama
beberapa menit sebelum terlalu lunak akan meningkatkan kadar beta-
karoten yang dikandungnya.
2.5 Buah Naga Merah (Hylocereus polyrhizus)
Buah naga merah merupakan buah yang harus dipanen setelah
matang, karena jika dipanen mentah maka buah tidak akan matang. Buah
ini sudah dapat dipanen 30 hari setelah berbunga (Himagropertanian,
2012).
Hylocereus polyrhizus yang lebih banyak dikembangkan di Cina
dan Australia ini memiliki buah dengan kulit berwarna merah dan
daging berwarna merah keunguan. Rasa buah lebih manis dibanding
Hylocereus undatus, dengan kadar kemanisan mencapai 13-15 % Briks.
Hylocereus polyrhizus tergolong jenis yanaman yang cenderung
berbunga sepanjang tahun. Sayangnya tingkat keberhasilan bunga
menjadi buah sangat kecil, hanya mencapai 50% sehingga produktivitas
buahnya tergolong rendah dan rata-rata berat buahnya hanya sekitar 400
gram (Kristanto, 2008).
Komposisi Kimia Buah Naga Merah
Buah naga mengandung pektin walaupun dalam jumlah yang
lebih rendah dibandingkan dengan apel. Pektin merupakan salah satu serat
pangan yang bersifat larut air. Pektin merupakan serat yang berbentuk
gel dan dapat memperbaiki otot pencernaan serta mendorong sisa
makanan pada saluran pembuangan. Pektin juga dapat meyerap
kelebihan air dalam usus, memperlunak feses, serta mengikat dan
menghilangkan racun didalam usus (Ide, 2009). Kandungan nilai gizi
buah naga merah disajikan pada Tabel 1 berikut:
Tabel 1. Kandungan nilai gizi buah naga merah per 100 gram
Zat Kandungan Gizi
Air (g) 82,5 83
Protein (g) 0,159 0,229
Lemak (g) 0,21 0,61
Serat kasar (g) 0,7 0,9
Karoten (mg) 0,005 0,012
Kalsium (mg) 6,3 8,8
Fosfor (mg) 30,2 36,1
Iron (mg) 0,55 0,65
Vitamin B1 (mg) 0,28 0,043
Vitamin B2 (mg) 0,043 0,045
Vitamin B3 (mg) 0,297 0,43
Vitamin C (mg) 8 9
Thiamine (mg) 0,28 0,030
Riboflavin (mg) 0,043 0,044
Niacin (mg) 1,297 1,300
Abu (g) 0,28
Lain-lain(g) 0,54 0,68
Sumber : Taiwan Food Industry Develop & Research Authoritis (2005)
2.6 Pancake
Pancake merupakan kue yang memiliki rasa manis dan gurih, dari
adonan batter yang dipanggang dengan frying pan serta berbentuk bulat
dan pipih. (Amarilia,H. 2011:10). Pancake adalah kue dadar yang dibuat
dari terigu, telur ayam, gula dan susu. Bahan-bahan dicampur dengan air
membentuk adonan kental yang digoreng di atas wajan datar anti lengket.
Setelah matang, pancake bisa dihidangkan sewaktu masih hangat atau
setelah dingin. Kue ini dimakan dengan tambahan mentega dan sirup
mapel, selai, atau madu. Selain itu, pancake juga sering dimakan dengan
keju, buah beri, dan irisan daging (bacon atau ham). Adonan biasanya
dicampur bahan pengembang seperti baking powder, soda kue, ragi, bir,
atau kocokan putih telur. Pancake yang enak biasanya adalah pancake
yang ringan karena berisi udara yang terperangkap di dalam adonan.
Adonan juga tidak terlalu banyak diaduk agar kue tidak keras. Sewaktu
menuangkan adonan, wajan yang sudah panas diletakkan atas handuk atau
kain basah. Suhu permukaan wajan menjadi turun, dan bagian bawah
panekuk setelah matang menjadi berwarna kuning keemasan. Sebagai
pengganti susu, adonan bisa menggunakan buttermilk, yogurt, atau susu
kedelai.
Di berbagai negara, pancake dikonsumsi dengan gaya dan resep
beragam. Pancake pada umumnya disajikan dalam keadaan hangat dan
diberi toping diatasnya, serta dihidangkan saat sarapan pagi. Beberapa
contoh toping seperti saus blueberry, rasberry, stroberi, atau madu, serta
aneka buah-buahan. Pancake dengan standar mutu yang baik adalah
pancake dengan daya kembang yang sempurna. Adonan yang selalu fresh
setiap harinya utnuk menjaga kualitasnya. Pancake dengan standar mutu
yang baik adalah pancake dengan daya kembang yang sempurna.
Bahan pembuat pancake terdiri dari tepung terigu, susu, telur,
margarine, gula pasir, garam dan baking powder. Untuk lebih jelasnya
dibawah ini diuraikan lebih jelas dari bahan pembuat pancake.
a. Tepung terigu
Tepung terigu merupakan bahan utama dalam pembuatan
pancake sebagai pembentuk kerangka, oleh karena itu jumlah
penggunaan tepung terigu lebih banyak dari bahan lainnya.
Menurut Anni Faridah (2008 : 13), tepung terigu merupakan
hasil olahan dari biji gandum. Tepung terigu digunakan sebagai
bahan utama dalam pembuatan roti, biscuit/cookies, cake,
muffin, makaroni, makanan siap saji, makanan bayi dan beberapa
kue-kue indonesia.
b. Susu
Susu merupakan bahan pangan yang komposisi gizinya
paling lengkap, dibanding bahan pangan lainnya. Adapun fungsi
susu dalam pembuatan pancake adalah menambah nilai gizi,
sebagai penambah aroma dan rasa, membantu membentuk
tekstur, memperkuat gluten karena mengandung kalsium serta
sebagai bahan cair.
Jenis susu yang sering digunakan dalam pembuatan
pancake adalah susu cair. Susu cair yang digunakan adalah jenis
susu UHT tawar, sebab lebih praktis dan daya simpan yang lama
tanpa disimpan dalam lemari es serta mudah dijumpai.
c. Telur
Telur merupakan bahan yang sangat penting dalam
pembuatan roti, kue kering maupun cake, muffin dan sebagainya.
Dalam pembuatan pancake telur merupakan salah satu bahan
yang penting karena mempunyai fungsi mengembangkan adonan,
memberikan nilai tambah gizi, warna, dan penambah rasa. Telur
dibedakan menjadi berbagai jenis antara lain telur ayam, telur
itik, telur angsa dan jenis telur unggas lainnya.
b. Margarin
Margarin terbuat dari lemak nabati dan digunakan sebagai
pengganti mentega (butter) karena memiliki komposisi hampir
sama. Margarin dapat digunakan dalam jumlah yang sama
dengan mentega sepanjang kadar airnya diperhatikan (Anni
Faridah,dkk, 2008).
Fungsi margarine dalam pembuatan pancake adalah
menambah nilai gizi, melembutkan tekstur, memperkaya rasa,
menjaga kelembaban pancake agar tidak cepat kering dan
meningkatkan volume pancake.
c. Gula
Gula merupakan bahan pemanis dalam pembutan suatu
produk makanan, seperti : kue, cookies, muffin dan lain-lain.
Menurut Rusiana (2010:9), gula adalah salah satu istilah yang
sering diartikan sebagai karbohidrat yang digunakan sebagai
pemanis, tetapi dalam industri pangan biasanya digunakan untuk
menyatakan sukrosa.
Macam-macam Gula yang bisa digunakan dalam
pembuatan pancake yaitu gula pasir, gula kastor, dan brown
sugar (bila ingin menghasilkan produk pancake berwarna coklat).
Gula yang baik adalah gula yang halus butirannya, butiran
mudah larut apabila masih ada gula yang belum larut butiran gula
akan membuat tekstur menjadi kasar (Suhardjito, 2006:120).
d. Baking powder
Baking powder merupakan bahan pengembang, yang terdiri
dari campuran Sodium Bicarbonat, Sodium Alumunium Fosfat,
dan Monocalcium Fosfat. Fungsi baking powder dalam
pembuatan pancake yaitu sebagai bahan pengembang yang
dipakai untuk meningkatkan volumenya. Menurut Faridah
(2008:86), baking powder harus ditimbang secara tepat, bila
baking powder melebihi batas, maka akan menghasilkan kue
yang keriput dan bantat, sedangkan bila terlalu sedikit maka akan
menghasilkan kue yang padat dan berat.
e. Garam
Garam adalah benda padatan berwarna putih berbentuk
kristal yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian
terbesar natrium chlorida (>80%) serta senyawa lainnya seperti
Magnesium Chlorida, Magnesium Sulfat, Calsium Chorida, dan
lain-lain. Garam yang digunakan dalam pembuatan pancake
adalah garam dapur. Pemakaian garam lebih dari 1% dapat
menghambat fermentasi dan jangan mencampurkan garam
dengan baking powder bersama-sama, karena merupakan racun
baking powder. Fungsi garam dalam pembuatan pancake yaitu :
1) Pembangkit rasa bahan- bahan yang lain
2) Mengkontrol waktu fermentasi dari adonan pancake
3) Membantu menghindari pertumbuhan bakteri-bakteri dalam
adonan.
4) Saat penimbangan, garam jangan sampai tercampur dengan
baking powder karena garam akan meracuni mikroba dalam
baking powder bisa mati.
f. Bahan tambahan lain
Selain bahan di atas, kami juga menambahkan vanili pada
adonan pancake untuk meningkatkan aroma menjadi lebih
harum.
2.7 Uji Organoleptik Melalui Uji Hedonik
Penilaian organoleptik adalah suatu disiplin ilmu yang digunakan
untuk mengungkap, mengukur, menganalisa dan menafsir reaksi indera
penglihatan, perasa, pembau dan peraba ketika menangkap karakteristik
produk. Uji organoleptik dilakukan oleh panelis berdasarkan faktor
kesukaan.
Karakteristik pengujian organoleptik menurut Bambang Kartika,
(1988:4) adalah penguji cenderung melakukan penilaian berdasarkan
kesukaan, penguji tanpa melakukan latihan, penguji umumnya tidak
melakukan penginderaan berdasarkan kemampuan seperti dalam pengujian
inderawi, pengujian dilakukan di tempat terbuka sehingga diskusi
kemungkinan terjadi.
Pengujian organoleptik adalah pengujian yang didasarkan pada proses
penginderaan. Bagian organ tubuh yang berperan dalam penginderaan
adalah mata, telinga, indera pencicip, indera pembau dan indera perabaan
atau sentuhan. Kemampuan alat indera memberikan kesan atau tanggapan
dapat dianalisis atau dibedakan berdasarkan jenis kesan. Luas daerah kesan
adalah gambaran dari sebaran atau cakupan alat indera yang menerima
rangsangan. Kemampuan memberikan kesan dapat dibedakan berdasarkan
kemampuan alat indra memberikan reaksi atas rangsangan yang diterima.
Kemampuan tersebut meliputi kemampuan mendeteksi (detection),
mengenali (recognition), membedakan (discrimination), membandingkan
(scalling) dan kemampuan menyatakan suka atau tidak suka (hedonik).
Perbedaan kemampuan tersebut tidak begitu jelas pada panelis. Sangat sulit
untuk dinyatakan bahwa satu kemampuan sensori lebih penting dan lebih
sulit untuk dipelajari. Karena untuk setiap jenis sensori memiliki tingkat
kesulitan yang berbeda-beda, dari yang paling mudah hingga sulit atau dari
yang paling sederhana sampai yang komplek (rumit).
Pengujian organoleptik atau sensory test didefinisikan sebagai
metode untuk mengukur, menganalisa dan menginterprestasikan reaksi dari
karakteristik bahan pangan yang diterima melalui penglihatan, bau, rasa,
sentuhan dan pendengaran atau suara. Penilaian atau uji organoleptik
dikenal juga dengan penilaian sensori atau penilaian inderawi dimana secara
tradisional sudah berkembang sejak zaman dahulu, yakni di saat manusia
sudah mulai memperhatikan kualitas lingkungan disekitarnya. Uji sensori
merupakan suatu cara penilaian subjektif tertua yang sangat umum
digunakan untuk memilih hampir semua komoditi terutama hasil pertanian
dalam arti luas, seperti buah buahan, ikan, rempah rempah, minyak dan
lain lain.
Penilaian organoleptik dimanfaatkan oleh industri terutama industri
pangan dan juga penelitian unutuk pengukuran atribut atribut mutu dengan
menggunakan manusia sebagai alat pengukuran. Berdasarkan kemampuan
penginderaannya (mata, hidung, telinga, lidah dan kulit). Tujuan
organoleptik adalah untuk mendapatkan jawaban atas pertanyaan
pertanyaan menyangkut mutu produk yang berkaitan dengan pembedaan
(untuk membedakan mutu organoleptik baik satu atau beberapa atribut
organoleptik maupun secara keseluruhan), afektifitas (untuk mengukur
preferensi dan penerimaan) dan deskriptif (untuk mendeskripsikan atribut
atribut organoleptik).
Pada prinsipnya terdapat 3 jenis uji organoleptik, yaitu uji pembedaan
(discriminative test), uji deskripsi (descriptive test) dan uji afektif (affective
test). Pada praktikum ini dilakukan uji organoleptik melalui uji afektif. Uji
afektif digunakan untuk mengukur sikap subjektif konsumen terhadap
produk berdasarkan sifat-sifat organoleptik. Hasil yang diperoleh adalah
penerimaan (diterima atau ditolak), kesukaan (tingkat suka/tidak suka),
pilihan (pilih satu dari yang lain) terhadap produk. Metode ini terdiri atas Uji
Perbandingan Pasangan (Paired Comparation), Uji Hedonik dan Uji
Ranking. Dan uji afektif yang digunakan adalah uji hedonik.
Uji hedonik merupakan pengujian yang paling banyak digunakan
untuk mengukur tingkat kesukaan terhadap produk. Tingkat kesukaan ini
disebut skala hedonik, misalnya sangat suka, suka, agak suka, agak tidak
suka, tidak suka, sangat tidak suka dan lain-lain. Skala hedonik dapat
direntangkan atau diciutkan menurut rentangan skala yang dikehendaki.
Dalam analisis datanya, skala hedonik ditransformasikan ke dalam skala
angka dengan angka manaik menurut tingkat kesukaan (dapat 5, 7 atau 9
tingkat kesukaan). Dengan data ini dapat dilakukan analisa statistik.
2.9 Uji Kimia dengan Metode Luff Schoorl (Uji Kadar Karbohidrat)
Uji Kimia adalah uji dimana kualitas produk diukur secara objektif
berdasarkan kandungan kimia yang terdapat dalam suatu produk. (Kartika,
1998). Uji kimia yang dilakukan adalah menggunakan uji Luff Schoorl .
Metode Luff Schoorl adalah berdasarkan proses reduksi dari larutan Luff
Schoorl oleh gula-gula pereduksi (semua monosakarida, laktosa dan
maltosa). Hidrolisis karbohidrat menjadi monosakarida yang dapat
mereduksikan Cu2+ menjadi Cu1+.
Alat :
Pisau 1 buah
Wajan anti lengket 1 buah
Baskom 2 buah
Garpu 1 buah
Irus 1 buah
Panci kecil 1 buah
Spatula 1 buah
Cara Membuat :
1. Mencampur terigu, baking powder, pisang, kuning telur dan susu cair
sampai rata.
2. Menambahkan margarin yang sudah dilelehkan ke dalam adonan di atas.
3. Mengocok putih telur hingga setengah mengembang, memasukkan gula
dan garam sedikit demi sedikit, dan mengocok hingga mengembang.
4. Memasukkan ke dalam campuran tepung terigu dan mengaduk sampai
rata.
5. Menuang sedikit adonan ukuran diameter 3 sdm ke dalam wajan anti
lengket yang sudah dipanaskan.
6. Menyajikan 3 tumpuk pancake dengan, meletakkan stroberi di atasnya
dan menaburkan gula halus.
Diagram Alir :
Campur terigu, baking powder, pisang, kuning telur dan susu cair
Tuang sedikit adonan ukuran diameter 3 sdm ke dalam wajan anti lengket
Alat :
Pisau 1 buah
Wajan anti lengket 1 buah
Baskom 2 buah
Garpu 1 buah
Irus 1 buah
Panci kecil 1 buah
Spatula 1 buah
Cara Membuat :
1. Mencampur terigu, baking powder, wortel, kuning telur dan susu cair
sampai rata.
2. Menambahkan margarin yang sudah dilelehkan ke dalam adonan di
atas.
3. Mengocok putih telur hingga setengah mengembang, memasukkan gula
dan garam sedikit demi sedikit, dan mengocok hingga mengembang.
4. Memasukkan ke dalam campuran tepung terigu dan mengaduk sampai
rata.
5. Menuang sedikit adonan ukuran diameter 3 sdm ke dalam wajan anti
lengket yang sudah dipanaskan.
6. Menyajikan 3 tumpuk pancake dengan, menuangkan Pitaya sauce di
atasnya
Diagram Alir :
campur terigu, baking powder, wortel, kuning telur dan susu cair
Tuang sedikit adonan ukuran diameter 3 sdm ke dalam wajan anti lengket
Data dianalisis
3.6 Uji Fisik
a. Bahan : Mini Carrot Pancake with Pitaya Sauce
b. Alat :
Neraca analitik 1 buah
c. Cara Kerja :
1. Mengamati bentuk Pancake
2. Menimbang berat Pancake
( )
Kadar gula = 100%
Kadar Karbohidrat = Kadar gula x Faster konversi (0.9)
Nama :
Tanggal :
Komentar :
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
..............
...................................................................................................................................