Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perkembangan peralatan industri yang mengarah pada sistem otomasi dengan
basis elektronika, menuntut sarjana teknik mampu memahami dan menganalisa
komponen elektronika dan sistem pengendali. Pengenalan terhadap simbol dan
diagram rangkaian, komponen-komponen elektronik, sistem pengendali, dan
sistem distribusi daya harus dipahami orang-orang yang bergelut di dunia industri.
Komponen Elektronika adalah suatu makanan wajib bagi dunia engineering
untuk diketahui. Karena dunia keteknikan umumnya tidak terlepas dari komponen
elektronika salah satunya Teknik Elektro. Pengembangan elektronika akhir-
akhir ini maju dengan sangat pesat setelah ditemukan beberapa jenis rumpun
Solid State diantaranya Transistor. Dioda, UJT, dll.
Beberapa laboratorium elektronika berusah menemukan suatu jenis Solid
State yang dapat dipergunakan untuk mengendalikan daya listrik sebagai
pengganti tabung air raksa yang biasa dikenal dengan nama THYRATRON.
Ternyata keinginan ini telah dicapai dengan ditemukannya apa yang disebut
THYRISTOR Nama telah diambil dari gabungan Thyaratron dan Transistor.

B. Rumusan masalah
1. bagaimana aplikasi scr, triacs dan transistor di industri
2. menjelaskan klasifikasi scr dan operasi scr
3. apa itu triac dan pengoperasiannya?
4. Transistor dan jenis-jenisnya.
5. Mejelaskan karakteristik dan sifat-sifat Insulated gate bipolar transistor
(IGBT)
C. Tujuan
1. Membahas mengenai industrial elektronik khususnya scr, triac dan

i
igbt
2. Melengkapi tugas dari matakuliah pengendali cerdas industri

D. Manfaat
1. Mengetahui industrial elektronik serta karakteristik setiap komponen
serta mengetahui setiap pengoperasian komponen tersebut
2. Menambah pengetahuan terhadap materi yang dibahas
3.

ii
BAB II
INDUSTRIAL ELECTRONIC
A. Gambaran Aplikasi SCRS, TRIACS, DAN TRANSISTOR di Industri
Silicon Controlled Recifiers (SCR), triacs, dan transistor daya tinggi yang
digunakan dalam berbagai jenis sirkuit untuk mengontrol tegangan yang lebih
besar dan arus. banyak dari ini menggunakan 480 volt ac sirkuit tiga fase dan
mereka dapat mengontrol lebih dari 50 A. kontrol ini tegangan besar dan arus oleh
perangkat solid-state sulit sampai beberapa tahun terakhir ketika perangkat solid-
state lebih besar dikembangkan. Sebelum ini, insinyur sistem yang dirancang
menggunakan beberapa perangkat yang lebih kecil secara paralel untuk
menyediakan kapasitas untuk mengontrol arus yang lebih besar.
Munculnya perangkat yang lebih besar telah memungkinkan sirkuit kontrol
untuk persediaan tujuan umum daya, ac dan dc variabel-kecepatan motor drive,
kontrol motor, kontrol motor servo, pengelasan pasokan listrik, pasokan listrik
frekuensi tinggi, dan jenis-jenis amplifier besar . SCR, Triac, dan perangkat solid-
state lain yang digunakan untuk beralih tegangan yang lebih besar dan arus dan
mematikan yang biasa disebut thyristor. Thyristor pengendalian beralih secara on-
off, mirip dengan lampu yang berbeda dari transistor yang dapat bervariasi jumlah
arus di sirkuit emmiter-kolektor dengan mengubah bias pada alasnya. Jumlah arus
yang kekurangan melalui thyristor harus dikontrol dengan menyesuaikan titik
dalam gelombang sinus mana perangkat dihidupkan.

B. Silicon Controlled Rectifiers (SCR)


Silicon Controlled Rectifiers (SCR) pertama kali digunakan dalam sirkuit kontrol
pada awal 1960-an. Gambar 3-1 menunjukkan simbol untuk SCR dan
mengidentifikasi terminal anoda, katoda, dan gate. (Perhatikan bahwa katoda
diidentifikasi oleh huruf C atau huruf K). Angka ini juga menunjukkan gambar

iii
dari beberapa jenis SCRs. SCRs bertindak seperti swicth solid-state di saat yang
akan melewati sirkuit anoda-katoda untuk beban jika sinyal yang diterima di
gerbang. SCR berbeda dari saklar tradisional di bahwa SCR akan mengubah
tegangan ac ke dc tegangan (memperbaiki) jika tegangan ac digunakan power
supply tersebut. SCR juga berbeda dari switch di bahwa jumlah waktu etik SCR
dapat bervariasi sehingga jumlah arus yang diberikan kepada beban akan
bervariasi dari mendekati nol ke maximumof catu daya. Gambar 3-2
menunjukkan SCR terhubung ke beban resistif.
SCR akan beroperasi secara berbeda dengan berbagai jenis pasokan listrik.
Jika pasokan listrik di ara 3-2 adalah tegangan dc tanpa riak. SCR akan tetap di
sekali sinyal tegangan positif diterapkan ke gerbang. Satu-satunya cara untuk
menghidupkan power off ke SCR adalah untuk mematikan listrik. Anda dapat
melihat bahwa ini sangat tidak berguna. Jika catu daya ke SCR berdenyut dc atau
ac, SCR akan mematikan (commutate) secara alami pada akhir masing-masing
setengah siklus ketika tegangan pergi ke nol. Jika catu daya tegangan ac, SCR
hanya akan melakukan selama setengah siklus positif dari gelombang.

Gambar 3-1 contoh SCRs dan simbol elektronik SCR yang mengidentifikasi anoda,
katoda, dan gate.

iv
Gambar 3-2 SCR terhubung ke beban resistif dan power supply
SCR sangat dapat jumlah arus yang diperbolehkan untuk mengalir ke
beban resistif oleh verying titik di babak-siklus positif di mana sinyal gerbang
diterapkan. Jika SCR dinyalakan langsung, itu akan melakukan tegangan penuh
dan saat ini untuk setengah siklus (180 ). Jika turn-on titik tertunda ke 90 titik
dalam gelombang setengah siklus SCR akan melakukan sekitar setengah dari
tegangan dan arus ke beban. Jika turn-on titik tertunda ke 175' titik dalam
setengah siklus, SCR akan melakukan kurang dari 10% dari tegangan listrik dan
arus ke beban, sejak setengah siklus otomatis akan mematikan SCR di 180' titik.
Ini berarti bahwa gerbang SCR dapat digunakan untuk mengontrol jumlah
tegangan dan arus SCR akan melakukan dari mendekati nol ke maksimum
1. Operasi SCR
Operasi SCR sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan
tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar. Gerbang SCR
dihubungkan dengan basis transistor internal, dan untuk itu diperlukan setidaknya
0,7 V untuk memicu SCR. Tegangan ini disebut sebagai tegangan pemicu gerbang
(gate trigger voltage). Biasanya pabrik pembuat SCR memberikan data arus
masukan minimum yang dibutuhkan untuk menghidupkan SCR. Lembar data
menyebutkan arus ini sebagai arus pemicu gerbang (gate trigger current). Sebagai
contoh lembar data 2N4441 memberikan tegangan dan arus pemicu :
VGT = 0,75 V
I GT = 10 mA

v
Hal ini berarti sumber yang menggerakkan gerbang 2N4441 harus mencatu
10 mA pada tegangan 0,75 V untuk mengunci SCR.

Gambar 3 SCR yang dioperasikan dari sumber DC


Skema rangkaian penghubungan SCR yang dioperasikan dari sumber DC
diperlihatkan pada Gambar 3. Anoda terhubung sehingga positif terhadap katoda
(bias maju). Penutupan sebentar tombol tekan (push button) PB1 memberikan
pengaruh positif tegangan terbatas pada gerbang SCR, yang men-switch ON
rangkaian anoda-katoda, atau pada konduksi, kemudian menghidupkan
lampu.Rangkaian anoda-katoda akan terhubung ON hanya satu arah. Hal ini
terjadi hanya apabila anoda positif terhadap katoda dan tegangan positif diberikan
kepada gerbang Ketika SCR ON, SCR akan tetap ON, bahkan sesudah tegangan
gerbang dilepas. Satu-satunya cara mematikan SCR adalah penekanan tombol
tekan PB2 sebentar, yang akan mengurangi arus anoda katoda sampai nol atau
dengan melepaskan tegangan sumber dari rangkaian anoda-katoda.
SCR dapat digunakan untuk penghubungan arus pada beban yang
dihubungkan pada sumber AC. Karena SCR adalah penyearah, maka hanya dapat
menghantarkan setengah dari gelombang input AC. Oleh karena itu, output
maksimum yang diberikan adalah 50%; bentuknya adalah bentuk gelombang DC
yang berdenyut setengah gelombang.

vi
Gambar 4 SCR yang dioperasikan dari sumber AC
Skema penghubungan rangkaian SCR yang dioperasikan dari sumber AC
diperlihatkan oleh Gambar 4. Rangkaian anoda-katoda hanya dapat di switch ON
selama setengah siklus dan jika anoda adalah positif (diberi bias maju). Dengan
tombol tekan PB1 terbuka, arus gerbang tidak mengalir sehingga rangkaian
anoda-katoda bertahan OFF. Dengan menekan tombol tekan PB1 dan terus-
menerus tertutup, menyebabkan rangkaian gerbang-katoda dan anodakatoda
diberi bias maju pada waktu yang sama. Prosedur arus searah berdenyut setengah
gelombang melewati depan lampu. Ketika tombol tekan PB1 dilepaskan, arus
anoda-katoda secara otomatis menutup OFF ketika tegangan AC turun ke nol
pada gelombang sinus.

Gambar 5 Aplikasi SCR sebagai kontrol output suplai daya pada motor DC
Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, SCR dapat juga
digunakan untuk merubah atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban.

vii
Pada dasarnya SCR melakukan fungsi yang sama seperti rheostat, tetapi SCR
jauh lebih efisien. Gambar 5 menggambarkan penggunaan SCR untuk mengatur
dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC.

Gambar 6 Aplikasi SCR untuk start lunak motor AC induksi 3 fase


Rangkaian SCR dari Gambar 6 dapat digunakan untuk "start lunak" dari
motor induksi 3 fase. Dua SCR dihubungkan secara terbalik paralel untuk
memperoleh kontrol gelombang penuh. Dalam tema hubungan ini, SCR pertama
mengontrol tegangan apabila tegangan positif dengan bentuk gelombang sinus
dan SCR yang lain mengontrol tegangan apabila tegangan negatif. Kontrol arus
dan percepatan dicapai dengan pemberian trigger dan penyelaan SCR pada waktu
yang berbeda selama setengah siklus. Jika pulsa gerbang diberikan awal pada
setengah siklus, maka outputnya tinggi. Jika pulsa gerbang diberikan terlambat
pada setengah siklus, hanya sebagian kecil dari bentuk gelombang dilewatkan dan
mengakibatkan outputnya rendah.
2. Aplikasi SCR
Pada aplikasinya, SCR tepat digunakan sebagai saklar solid-state, namun tidak
dapat memperkuat sinyal seperti halnya transistor. SCR juga banyak digunakan
untuk mengatur dan menyearahkan suplai daya pada motor DC dari sumber AC,

viii
pemanas, AC, melindungi beban yang mahal (diproteksi) terhadap kelebihan
tegangan yang berasal dari catu daya, digunakan untuk start lunak" dari motor
induksi 3 fase dan pemanas induksi. Sebagian besar SCR mempunyai
perlengkapan untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas
internal dalam pengoperasiannya.

C. TRIAC
TRIAC merupakan tipe SCR (Silicon Controlled Rectifier) yang bekerja secara
bi-directional. Struktur TRIAC sebenarnya adalah sama dengan dua buah SCR
yang arahnya bolak-balik dan kedua gate-nya disatukan. Simbol TRIAC
ditunjukkan pada gambar-6.

Gambar-6 : Simbol TRIAC

1. Operasi TRIAC
Triac atau yang dikenal dengan nama Bidirectional Triode Thyristor, dapat
mengalirkan arus listrik ke kedua arah ketika ditrigger (dihidupkan). Triac dapat
ditrigger dengan memberikan tegangan positif ataupun negatif pada elektroda
gerbang. Sekali ditrigger, komponen ini akan terus menghantar hingga arus yang
mengalir lebih rendah dari arus genggamnya, misalnya pada akhir paruh siklus
dari arus bolak-balik.

ix
Operasi Triac sangat mirip dengan SCR. Perbedaannya adalah apabila SCR
dihubungkan ke dalam rangkaian ac, tegangan output disearahkan menjadi arus
searah sedangkan triac dirancang untuk menghantarkan pada kedua tengahan dari
bentuk gelombang output. Oleh karena itu, output dari triac adalah arus
bolakbalik, bukan arus searah. Triac dibuat untuk menyediakan cara agar kontrol
daya ac ditingkatkan.

Gambar Bentuk Fisik TRIAC

Gambar Konstruksi TRIAC

x
Gambar Struktur, Simbol dan Rangkaian Ekivalen Triac
Triac mempunyai tiga terminal yaitu terminal utama 1 (MT1), MT2, dan
gerbang (G). Terminal MT2 dan MT1 dirancang demikian sebab aliran arus
adalah dua arah. Karena aliran berinteraksi dengan gerbang, MT1 digunakan
sebagai pengukuran terminal referen. Arus dapat mengalir antara MT2 dan MT1
dan juga antara gerbang dan MT1
TRIAC dapat ditrigger agar konduksi pada salah satu arah dengan arus
gerbang bergerak masuk atau keluar dari gerbang.
Apabila aliran arah arus terminal utama ditentukan, triac pada dasarnya
mempunyai karakteristik pengoperasian internal yang sama dengan SCR. Triac
mempunyai empat kemungkinan mode pentriggeran. Sehubungan dengan MT1
yaitu :
a. MT2 adalah positif dan gerbang positif

xi
b. MT2 adalah positif dan gerbang negatif
c. MT2 adalah negatif dan gerbang positif
d. MT2 adalah negatif dan gerbang negatif

Gambar Mode Pentrigerran TRIAC


Dua mode pentriggeran tersebut digambarkan pada Gambar 4. Karena triac
dapat menghantarkan pada kedua tengahan siklus, maka sangat bermanfaat untuk
mengontrol beban yang beroperasi pada arus searah. Efisiensi penuh dapat dicapai
dengan menggunakan kedua tengahan gelombang dari tegangan input ac.
2. Aplikasi TRIAC
Berikut ini beberapa aplikasi dari TRIAC
a. Skema rangkaian penghubungan triac yang dioperasikan dari sumber ac
diperlihatkan pada Gambar 5.

xii
Gambar 5 Rangkaian Penghubung TRIAC AC
Cara kerjanya:
1) Jika tombol tekan PB1 dipertahankan tertutup, arus trigger terus-menerus
diberikan pada gerbang.
2) Triac menghantarkan pada kedua arah untuk menghubungkan semua tegangan
ac yang diberikan pada beban.
3) Jika tombol tekan dibuka, triac kembali OFF atau mati, apabila tegangan
sumber ac dan penahanan arus turun menjadi nol atau polaritas terbalik.
4) Perhatikan bahwa tidak seperti output dari rangkaian SCR yang sama, output
rangkaian ini adalah arus bolak-balik, bukan arus searah.

b. Aplikasi triac pada rangkaian penghubungan arus pada motor

xiii
Satu aplikasi umum dari triac adalah penghubungan arus ac pada motor ac.
Rangkaian penghubungan motor triac pada Gambar 6 menggambarkan
kemampuan triac untuk mengontrol jumlah arus beban yang besar dengan jumlah
arus gerbang yang kecil.
Aplikasi ini akan bekerja seperti relay solid-state. Transformator penurun
tegangan 24 V digunakan untuk mengurangi tegangan pada rangkaian thermostat.
Tahanan membatasi jumlah aliran arus pada rangkaian gerbang-MTl ketika
thermostat terhubung kontaknya untuk menswitch triac dan motor ON. Ukuran
kerja arus maksimum dari kontak thermostat jauh lebih rendah dibandingkan
dengan arus kerja triac dan motor. Jika thermostat yang sama dihubungkan seri
dengan motor untuk mengoperasikan motor secara langsung, kontak akan
dihancurkan dengan aliran arus yang lebih besar.

D. Transistor
Transistor adalah alat semikonduktor yang dipakai sebagai penguat, sebagai
sirkuit pemutus dan penyambung (switching), stabilisasi tegangan, modulasi
sinyal atau sebagai fungsi lainnya. Transistor dapat berfungsi semacam kran
listrik, dimana berdasarkan arus inputnya (BJT) atau tegangan inputnya (FET),
memungkinkan pengaliran listrik yang sangat akurat dari sirkuit sumber
listriknya.
Pada Umumnya, transistor memiliki 3 terminal, yaitu Basis (B), Emitor (E)
dan Kolektor (C). Tegangan yang di satu terminalnya misalnya Emitor dapat
dipakai untuk mengatur arus dan tegangan yang lebih besar daripada arus input
Basis, yaitu pada keluaran tegangan dan arus output Kolektor.
Transistor merupakan komponen yang sangat penting dalam dunia
elektronik modern. Dalam rangkaian analog, transistor digunakan dalam amplifier
(penguat). Rangkaian analog melingkupi pengeras suara, sumber listrik stabil
(stabilisator) dan penguat sinyal radio. Dalam rangkaian-rangkaian digital,
transistor digunakan sebagai saklar berkecepatan tinggi. Beberapa transistor juga

xiv
dapat dirangkai sedemikian rupa sehingga berfungsi sebagai logic gate, memori
dan fungsi rangkaian-rangkaian lainnya. Pada transistor dikenal juga jenis
transistor darlington yang mana merupakan transistor pada terminal emitor yang
bertegangan tinggi.
A. Transistor Darlington
Transistor Darlington adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari
sepasangtransistor bipolar (dwi kutub) yang tersambung secara tandem (seri).
Sambungan seri seperti ini dipakai untuk mendapatkan penguatan (gain) yang
tinggi, karena hasil penguatan pada transistor yang pertama akan dikuatkan lebih
lanjut oleh transistor kedua. Penguatan arus listrik atau gain dari rangkaian
transistor Darlington ini sering dituliskan dengan notasi atau hFE.
Rangkaian transistor Darlington ditemukan pertama kali oleh Sidney
Darlington yang bekerja di Laboratorium Bell di Amerika Serikat. Jenis
rangkaian hasil penemuannya ini telah mendapatkan hak paten, dan banyak
dipakai dalam pembuatan Sirkuit terpadu (IC atau Integrated Circuits) chip. Jenis
rangkaian yang mirip dengan transistor Darlington adalah rangkaian pasangan
Sziklai yang terdiri dari sepasang transistor NPN dan PNP. Rangkaian
Sziklai sering dikenal sebagai rangkaian 'Complementary Darlington' atau
'rangkaian kebalikan dari Darlington'.
B. Operasi Transistor Darlington
Transistor memiliki kemampuan yang dibatasi dari spesifikasi teknis dari
produsen transistor tersebut sesuai tipe masing-masing transistor. Beberapa
kemampuan transistor yang sering digunakan adalah kemampuan transistor dalam
menguatkan tegangan dengan istilah faktor penguatan (hfe) dan kemampuan
maksimum mengalirkan arus listrik pada terminal kolektor emitor. Secara umum
ada beberapa teknik yang dapat digunakan untuk meningkatkan kemampuan
tansistor tersebut. Konfigurasi Transistor Darlington Konfigurasi Transistor
Darlington adalah rangkaian elektronika yang terdiri dari sepasang transistor
bipolar (dwi kutub) yang tersambung secara tandem (seri). Sambungan seri

xv
seperti ini dipakai untuk mendapatkan penguatan (gain) yang tinggi, karena hasil
penguatan pada transistor yang pertama akan dikuatkan lebih lanjut oleh transistor
kedua. Penguatan arus listrik atau gain dari rangkaian transistor Darlington ini
sering dituliskan dengan notasi atau hFE.
Konfigurasi Transistor Parallel bertujuan untuk menguatkan kapasitas arus transistor.
pada konfigurasi transistor secara parallel ini kaki basis dihubungkan dengan basis,
emitor dengan emitor dan kolektor dengan kolektor.Pada konfigurasi 2 buah
transistor parallel maka besarnya kapasitas atau kemampuan mengalirkan arus listrik
transistor akan naik 2 kali lipat . Dengan menghubungkan 2 buah transistor power
secara parallel maka besarnya kemampuan transistor mengalirkan arus Imax akan
menjadi 2 kali lebih besar sesuai persamaan berikut.
C. Manfaat Transistor Darlington
Penguat eksperimen dapat dilakukan dalam berbagai bentuk: keluaran
tegangan dari rangkaian jembatan, sinyal frekuensi rangkaian pencacah, sinyal
tegangan menunjukkan perubahan kapasitans dan sebagainya. Dalam banyak hal
sinyal-sinyal relative lemah dan harus diamplikasi (diperkuat) agar dapat
menggerakkan sesuatu piranti keluaran. Penguat juga berbagai jenis.
Penguat (bahasa Inggris: Amplifier) adalah komponen elektronika yang
dipakai untuk menguatkan daya (atau tenaga secara umum). Dalam bidang audio,
amplifier akan menguatkan signal suara (yang telah dinyatakan dalam bentuk arus
listrik) pada bagian inputnya menjadi arus listrik yang lebih kuat di bagian
outputnya.
Darlington banyak dimanfaatkan pada rangkaian pengikut emitor tenaga-
tinggi, utamanya pada penguat daya audio. Kemampuan dalam menguatkan
tegangan dengan istilah faktor penguatan (hfe) dan kemampuan maksimum
mengalirkan arus listrik pada terminal kolektor emitor.
D. Keuntungan dan kelemahan Transistor Darlington
Keuntungan dari rangkaian Darlington adalah penggunaan ruang yang lebih kecil
dari pada rangkaian dua buah transistor biasa dengan bentuk konfigurasi yang

xvi
sama. Kelemahan jenis Bipolar adalah bahwa rangkaian drivernya lebih
kompleks, karena harus dapat mengalirkan arus dalam 2 arah (bolak-balik) lewat
koil yang sama.
Inti rangkaian sebenarnya adalah sebuah buffer arus yang berfungsi menguatkan
arus-arus logika dan MCU yang menggerakkan motor stepper. Buffer ini dibentuk
dengan menggunakan 2 transistor Bipolar NPN dalam konfigurasi Darlington
untuk menghasilkan penguat arus (hfe) yang tinggi.

E. Insulated gate bipolar transistor (IGBT)


Transistor dwikutub gerbang-terisolasi (IGBT = insulated gate bipolar
transistor) adalah peranti semikonduktor yang setara dengan gabungan
sebuah BJT dan sebuah MOSFET. Jenis peranti baru yang berfungsi sebagai
komponen saklaruntuk aplikasi daya ini muncul sejak tahun 1980-an.

1. Karakteristik IGBT

Sesuai dengan namanya, peranti baru ini merupakan peranti yang


menggabungkan struktur dan sifat-sifat dari kedua jenis transistor tersebut di atas,
BJT dan MOSFET. Dengan kata lain, IGBT mempunyai sifat kerja yang
menggabungkan keunggulan sifat-sifat kedua jenis transistor tersebut. Saluran
gerbang dari IGBT, sebagai saluran kendali juga mempunyai struktur bahan
penyekat (isolator) sebagaimana pada MOSFET.

Masukan dari IGBT adalah terminal Gerbang dari MOSFET, sedang


terminal Sumber dari MOSFET terhubung ke terminalBasis dari BJT. Dengan
demikian, arus cerat keluar dan dari MOSFET akan menjadi arus basis dari BJT.
Karena besarnyaresistansi masukan dari MOSFET, maka terminal masukan IGBT
hanya akan menarik arus yang kecil dari sumber. Di pihak lain, arus cerat sebagai
arus keluaran dari MOSFET akan cukup besar untuk membuat BJT mencapai
keadaan jenuh. Dengan gabungan sifat kedua unsur tersebut, IGBT mempunyai
perilaku yang cukup ideal sebagai sebuah saklar elektronik. Di satu pihak IGBT

xvi
i
tidak terlalu membebani sumber, di pihak lain mampu menghasilkan arus yang
besar bagi beban listrik yang dikendalikannya.

Terminal masukan IGBT mempunyai nilai impedansi yang sangat tinggi,


sehingga tidak membebani rangkaian pengendalinya yang umumnya terdiri
dari rangkaian logika. Ini akan menyederhanakan rancangan rangkaian pengendali
dan penggerak dari IGBT.

Di samping itu, kecepatan pensaklaran IGBT juga lebih tinggi dibandingkan


peranti BJT, meskipun lebih rendah dari peranti MOSFET yang setara. Di lain
pihak, terminal keluaran IGBT mempunyai sifat yang menyerupai terminal
keluaran (kolektor-emitor) BJT. Dengan kata lain, pada saat keadaan menghantar,

nilai resistansi-hidup ( ) dari IGBT sangat kecil, menyerupai ( pada BJT.

Dengan demikian bila tegangan jatuh serta borosan dayanya pada saat
keadaan menghantar juga kecil. Dengan sifat-sifat seperti ini, IGBT akan sesuai
untuk dioperasikan pada arus yang besar, hingga ratusan Ampere, tanpa terjadi
kerugian daya yang cukup berarti. IGBT sesuai untuk aplikasi pada
perangkat Inverter maupun Kendali Motor Listrik (Drive).

2. Sifat-sifat IGBT
Komponen utama di dalam aplikasi elekronika daya dewasa ini
adalah saklar peranti padat yang diwujudkan dengan
peralatansemikonduktor seperti transistor dwikutub (BJT), transistor efek medan
(FET), maupun Thyristor. Sebuah saklar ideal di dalam penggunaan elektronika
daya akan mempunyai sifat-sifat sebagai berikut:
a. pada saat keadaan tidak menghantar (off), saklar mempunyai tahanan yang
besar sekali, mendekati nilai tak berhingga. Dengan kata lain, nilai arus bocor
struktur saklar sangat kecil

xvi
ii
b. Sebaliknya, pada saat keadaan menghantar (on), saklar mempunyai tahanan

menghantar ( ) yang sekecil mungkin. Ini akan membuat nilai tegangan

jatuh (voltage drop) keadaan menghantar juga sekecil mungkin, demikian


pula dengan besarnya borosan daya yang terjadi, dan kecepatan pensaklaran
yang tinggi.

Sifat nomor (1) umumnya dapat dipenuhi dengan baik oleh semua jenis
peralatan semikonduktor yang disebutkan di atas, karena peralatan semikonduktor
komersial pada umumnya mempunyai nilai arus bocor yang sangat kecil.

Untuk sifat nomor (2), BJT lebih unggul dari MOSFET, karena tegangan jatuh
pada terminal kolektor-emitor, VCE pada keadaan menghantar (on) dapat dibuat
sekecil mungkin dengan membuat transitor BJT berada dalam keadaan jenuh.

Sebaliknya, untuk unsur kinerja nomor (3) yaitu kecepatan pensakelaran,


MOSFET lebih unggul dari BJT, karena sebagai peranti yang bekerja berdasarkan
aliran pembawa muatan mayoritas, pada MOSFET tidak dijumpai arus
penyimpanan pembawa muatan minoritas pada saat proses pensaklaran, yang
cenderung memperlamnat proses pensaklaran tersebut.

F.J-FET

Transistor JFET dibagi menjadi dua, yaitu JFET kanal-n dan kanal-p. Kanal n
dibuat dari bahan semikonduktor tipe n dan kanal p dibuat dari semikonduktor
tipe p. Ujung atas dinamakan Drain dan ujung bawah dinamakan Source. Pada
kedua sisi kiri dan kanan terdapat implant semikonduktor yang berbeda tipe.
Terminal kedua sisi implant ini terhubung satu dengan lainnya secara internal
dan dinamakan Gate.

xix
Istilah field efect (efek medan listrik) sendiri berasal dari prinsip kerja transistor
ini yang berkenaan dengan lapisan deplesi (depletion layer). Lapisan ini terbentuk
antara semikonduktor tipe n dan tipe p, karena bergabungnya elektron dan hole di
sekitar daerah perbatasan. Sama seperti medan listrik, lapisan deplesi ini bisa
membesar atau mengecil tergantung dari tegangan antara gate dengan
source.

Gambar. J-FET kanal-n Gambar J-FET kala-p

Untuk mengambarkan JFET pada skema rangkaian elektronika, bisa dipakai simbol
seperti pada gambar di bawah berikut.

xx
Simbol komponen (a)JFET-n (b)JFET-p
Karena struktur yang sama, terminal drain dan source untuk aplikasi frekuensi rendah
dapat dibolak balik. Namun biasanya tidak demikian untuk aplikasi frekuensi tinggi.
Umumnya JFET untuk aplikasi frekuensi tinggi memperhitungkan kapasitansi bahan
antara gate dengan drain dan juga antara gate dengan source. Dalam pembuatan
JFET, umumnya ada perbedaan kapasitansi gate terhadap drain dan antara gate
dengan source.
JFET kanal-n memiliki daerah p sebagai gate, dan daerah n sebagai drain dan source.
Sumber tegangan akan mengalirkan electron bebas dari source ke drain. Tegangan
gate akan mengontrol lebar kanal dimana electron mengalir sehingga dapat mengatur
besarnya aliran ini.
Transistor JFET kanal-p memiliki prinsip yang sama dengan JFET kanal-n, hanya
saja kanal yang digunakan adalah semikonduktor tipe p. Dengan demikian polaritas
tegangan dan arah arus berlawanan jika dibandingkan dengan transistor JFET kanal-
n. Simbol rangkaian untuk tipe p juga sama, hanya saja dengan arah panah yang
berbeda.
Karakteristik tegangan masukan gate terhadap source dan tegangan keluaran pada
drain dan source pada beberapa JFET dapat diilustrasikan pada gambar berikut:

xxi
Gambar 7.2. Peta tegangan masukan/keluaran JFET dan transistor

Arus drain (ID) yang melalui JFET dikontrol oleh tegangan antara gate dan source
(VGS). Pengontrolan ID dilakukan dengan memberikan tegangan reverse antara gate
dan source. Pembawa muatan negative pada kanal-n akan bergerak menuju terminal
positif VDD. Dan electron dari terminal negative V DD akan bergerak menuju source ke
kanal-n. Dengan menambah tegangan VGG maka lebar kanal-n akan menyempit
hingga tidak ada arus yang lewat.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan

xxi
i
1. Silicon Controlled Recifiers (SCR), triacs, dan transistor daya tinggi yang
digunakan dalam berbagai jenis sirkuit untuk mengontrol tegangan yang lebih
besar dan arus. banyak dari ini menggunakan 480 volt ac sirkuit tiga fase dan
mereka dapat mengontrol lebih dari 50 A
2. Adanya komponen elektronik memungkinkan adanya banyak variasi sistem
kontrol yang diinginkan sesuai dengan kebutuhan serta penggunaan elektronik
sesuai karakteristik komponen yang diinginkan
B. Saran
Dalam penulisan makalah ini tentu memiliki kekurangan dan memerlukan
perbaikan, sebagai saran dari penulis

xxi
ii

Anda mungkin juga menyukai