Anda di halaman 1dari 8

ANALISA DAYA DUKUNG PONDASI BORE PILE DENGAN MENGGUNAKAN METODE ANALITIS

(STUDI KASUS PROYEK MANHATTAN MALL DAN CONDOMINIUM )


Henry Beteholi Hulu1, Rudi Iskandar2
1 Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jl. Perpustakaan No. 1 Kampus USU Medan
Email : hoeloe10@yahoo.co.id
2 Staf Pengajar Departemen Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara, Jalan Perpustakaan No.1
Kampus USU Medan
ABSTRAK
Bangunan yang kokoh pasti memiliki pondasi yang kuat yang menopangnya. Dalam pemahamannya
,pondasi yang kuat adalah pondasi yang mampu menahan beban diatasnya dan menyalurkan beban kedalam tanah
serta mampu untuk menahan gaya-gaya yang berasal dari luar seperti angin maupun gempa bumi. Meminimalkan
potensi terjadi penurunan maupun kehancuran suatu pondasi sangatlah penting untuk diketahui. Makanya kita harus
dapat mengetahui secara pasti berapa besar daya dukung dari suatu pondasi tersebut.
Maka dalam hal mengetahui besarnya daya dukung pondasi,penulis dalam hal ini membahas tentang
bagaimana besarnya daya dukung pondasi secara analitis yang mana dalam hal ini mengunakan pondasi Bore Pile.
Besarnya daya dukung yang kita cari ini untuk dapat mengetahui kekuatan pondasi yang memikul suatu beban yang
berada diatasnya dalam hal ini pada proyek Manhattan Mall dan Condominium.
Daya dukung yang dihitung secara analitis ini nantinya akan dibandingkan dengan perhitungan daya
dukung yang dihitung dengan cara loading test maupun secara Metode Elemen Hingga. Daya dukung yang didapat
secara analitis adalah 445,451 ton. Setelah dibandingkan dengan perhitungan metode lain didapat nilai daya dukung
sebesar 501,125 ton untuk perhitungan secara Loading Test dan secara Metode Elemen Hingga sebesar 571,5 ton.
Perbedaan yang didapat dipengaruhi oleh bedanya cara atau metode yang digunakan dalam perhitungan besaranya
daya dukung.
Kata Kunci : daya dukung pondasi,Bore Pile,
ABSTRACT
Solid construction certainly has a strong foundation that sustain . In understanding, strong foundation is a
foundation that can withstand the load thereon and distribute load into the ground and able to withstand the forces
that come from outside such as wind and earthquakes. Minimizing the potential for a settlement and the destruction
of the foundation is so important to be known. So we should be able to know exactly how large a bearing capacity
of the foundation.
So in terms of knowing the size of the bearing capacity of the foundation ,we discusses how the value of
the bearing capacity of the foundation analytically which in this case using Bore Pile foundation. The value of
bearing capacity that we seek to determine the strength of the foundation that suffer a load the which is located
thereon , take the data from Manhattan Mall and Condominium Project .
Bearing capacity is calculated analytically will compared with the calculation of the bearing capacity that is
calculated by Loading Test Method and Finite Elemen Method.Value of ultimate bearing capacity of bore pile that
using Analitic Method is 445,451 ton. After compared with other methods of calculation,value of ultimate bearing
capacity of bore pile that using Loading Test Method is 501,125 ton and 571,5 ton that using Finite Elemen
Method. The difference occur because of difference method or methods used in the calculation of the bearing
capacity.

Keywords : bearing capacity of foundation ,Bore Pile,


1. PENDAHULUAN 3. Memberi kestabilan pada struktur dalam
memikul beban horizontal akibat angin,
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari gempa bumi dan sebagainya.
konstruksi bangunan yang mempunyai peranan yang
sangat penting dan bertugas meletakkan bangunan Banyak cara dalam menentukan pemilihan
dan meneruskan beban bangunan atas (upper pondasi yang akan digunakan antara lain beban yang
structure/ super structure) ke dasar tanah yang cukup direncanakan bekerja, jenis lapisan tanah dan faktor
kuat mendukungnya. Suatu perencanaan pondasi non-teknis seperti biaya konstruksi dan waktu
dikatakan benar apabila beban yang diteruskan konstruksi. Pondasi bangunan biasanya dibedakan
pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah atas dua bagian yaitu pondasi dangkal (shallow
yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah foundation) dan pondasi dalam (deep foundation),
dilampaui, maka penurunan yang berlebihan dan tergantung dari letak tanah kerasnya dan
keruntuhan dari tanah akan terjadi. Kedua hal perbandingan kedalaman dengan lebar pondasi.
tersebut akan menyebabkan kerusakan pada Pondasi dangkal kedalamannya kurang atau sama
konstruksi yang berada di atas dari pondasi tersebut. dengan lebar pondasi (D < B) dan dapat digunakan
Secara umum, pondasi dapat dibagi dua, jika lapisan tanah kerasnya terletak dekat dengan
yaitu pondasi dangkal (shallow foundation) dan permukaan tanah. Sedangkan pondasi dalam
pondasi dalam (deep foundation). Pondasi dangkal digunakan jika lapisan tanah keras berada jauh dari
biasanya digunakan untuk menahan konstruksi yang permukaan tanah.
memiliki beban ringan, sedangkan pondasi dalam Pondasi Bored Pile adalah suatu pondasi yang
digunakan untuk konstruksi yang memiliki beban dibangun dengan cara mengebor tanah terlebih
lebih berat, yaitu bila kedalaman pondasi yang dahulu, baru kemudian diisi dengan tulangan dan
dibutuhkan untuk memikul beban sangat besar. dicor. Tiang bor biasanya dipakai pada tanah yang
Beban yang dipikul oleh pondasi dalam harus dapat stabil dan kaku, sehingga memungkinkan untuk
ditransfer ke lapisan tanah yang cukup keras agar membentuk lubang yang stabil dengan alat bor. Jika
pondasi mampu memikul beban tersebut. tanah mengandung air, pipa besi dibutuhkan untuk
menahan dinding lubang dan pipa ini ditarik ke atas
2. TINJAUAN PUSTAKA pada waktu pengecoran. Pada tanah tiang keras atau
batuan lunak, dasar tiang dapat dibesarkan untuk
II.1 Umum menambah tahanan dukung ujung tiang.
Daya dukung bored pile diperoleh dari daya
Pondasi merupakan bagian paling bawah dari dukung ujung (end bearing capacity) yang diperoleh
konstruksi bangunan yang mempunyai peranan yang dari tekanan ujung tiang dan daya dukung geser atau
sangat penting dan bertugas meletakkan bangunan selimut (friction bearing capacity) yang diperoleh
dan meneruskan beban bangunan atas (upper dari daya dukung gesek atau gaya adhesi antara bored
structure/ super structure) ke dasar tanah yang cukup pile dan tanah disekelilingnya.Bored pile berinteraksi
kuat mendukungnya. Suatu perencanaan pondasi dengan tanah untuk menghasilkan daya dukung yang
dikatakan benar apabila beban yang diteruskan mampu memikul dan memberikan keamanan pada
pondasi ke tanah tidak melampaui kekuatan tanah struktur atas. Untuk menghasilkan daya dukung yang
yang bersangkutan. Apabila kekuatan tanah akurat maka diperlukan suatu penyelidikan tanah
dilampaui, maka penurunan yang berlebihan dan yang akurat juga. Ada dua metode yang biasa
keruntuhan dari tanah akan terjadi. Kedua hal digunakan dalam penentuan kapasitas daya dukung
tersebut akan menyebabkan kerusakan pada bored pile yaitu dengan menggunakan metode statis
konstruksi yangberada di atas dari pondasi tersebut. dan metode dinamis.
Untuk itu peran pondasi untuk menopang
bangunan di atasnya harus diperhitungkan agar dapat II.2 Kapasitas Daya Dukung Bored Pile
menjamin kestabilan bangunan terhadap berat sendiri,
beban beban yang bekerja, gaya gaya luar seperti Standard Penetration Test (SPT) adalah
angin, gempa bumi dan lain sebagainya. sejenis percobaan dinamis dengan memasukkan suatu
Berdasarkan struktur beton bertulang, pondasi alat yang dinamakan split spoon ke dalam tanah.
berfungsi untuk : Dengan percobaan ini akan diperoleh kepadatan
1. Mendistribusikan dan memindahkan beban relative (relative density), sudut geser tanah ()
beban yang bekerja pada struktur bangunan berdasarkan nilai jumlah pukulan (N).
di atasnya ke lapisan tanah dasar yang dapat Perkiraan kapasitas daya dukung pondasi
mendukung struktur tersebut. bore pile pada tanah pasir dan silt didasarkan pada
2. Mengatasi penurunan yang berlebihan dan data uji lapangan SPT, ditentukan dengan perumusan
penurunan yang tidak sama pada struktur di sebagai berikut:
atasnya. a. Daya dukung Ujung Tiang
Daya dukung ultimit pada ujung bored pile
dinyatakan sebagai berikut :
Qp=qp.A
Dimana : untuk nilai f diperoleh dari perhitungan
Qp = daya dukung ultimit ujung tiang (ton) menggunakan metode Reese & Wright (1977).
qp = tahanan ujung per satuan luas (ton/m) Gesekan selimut tiang per satuan luas
A = luas penampang bored pile (m2) dipengaruhi oleh jenis tanah dan parameter kuat
Pada tanah kohesif besar tahanan ujung per geser tanah. Untuk tanah kohesif dan non kohesif
satuan luas (qp) dapat diambil sebesar 9 kali kuat dapat dihitung dengan menggunakan formula :
geser tanah. Sedangkan pada tanah non kohesif, f = . Cu
Reese mengusulkan korelasi antara qp dengan Dimana :
NSPT. = Faktor adhesi.
Untuk tanah kohesif : berdasarkan penelitian Resse & Wright (1977)
qp = 9. Cu = 0,55
2 Cu = Kohesi tanah (ton/m2)
Cu = .N-SPT.10
3
pada tanah non kohesif :
Untuk N < 53 maka f = 0,32 N (ton/m2)
Reese & Wright mengusulkan korelasi
Untuk 53 < N < 100 maka f diperoleh dari
antara qp dan NSPT seperti terlihat pada Gambar
korelasi langsung dengan NSPT (Resse &
berikut ini.
Wright)

II.3 Efesiensi Kelompok Tiang

Berikut adalah metode-metode dalam perhitungan


efisiensi tiang :
1. Metode Conferse-Labare

Gambar : Daya dukung ujung batas bored pile pada


tanah pasiran (Reese &Wright)
Dimana : dimana :
Untuk N < 60 maka qp = 7N (t/m2) < 400 (t/m2) n = Jumlah tiang dalam 1 baris
Untuk N > 60 maka qp = 400 (t/m2) m = Jumlah baris tiang
N adalah nilai rata rata SPT D = Diameter tiang
Untuk tanah non kohesif rumus yang digunakan Maka persamaannya adalah :
adalah 1 + 1
Eg= 1
Qp = qp. Ap 90
dimana :
= 7N. Ap
1+2 Eg = Efisiensi kelompok tiang(%)
Dimana, N = m = Jumlah baris tiang
2
b. Daya Dukung Selimut Tiang n = Jumlah tiang dalam satu baris
Perhitungan daya dukung selimut tiang pada = Arc tg D/S, dalam derajat
tanah homogen dapat dituliskan dalam bentuk :
Qs=f.L.p D

Dimana :
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang (ton)
f = gesekan selimut tiang (ton/m)
L = panjang tiang (m)
p = keliling penampang tiang (m)
Bila bored pile terletak pada tanah yang berlapis,
maka formula tersebut dapat dimodifikasi
sebagai berikut :
Qs=fs.l.p Gambar:Definisi Jarak s dalam Hitungan Efisiensi
Dimana : Tiang
Qs = daya dukung ultimit selimut tiang (ton) 2. Metode Los Angeles
fs = gesekan selimut tiang (t/m)
Eg = 1 1 + 1 +
l = panjang tiang (m) .. .

p = keliling penampang tiang (m) 2( 1)( 1) (II.11)


Nilai L dan p untuk perhitungan diatas diperoleh
dari data tiang yang akan digunakan, sedangkan keterangan :
Eg = Efisiensi grup tiang disegel dan terbungkus dengan aman. Hasil sensor
n = Jumlah tiang dalam 1 baris dari perubahan panjang yang sangat kecil tersebut
m = Jumlah baris tiang dapat dikonversikan menjadi regangan.
D = Diameter tiang Alat ini dapat membantu untuk mengetahui
reaksi tiang saat diberi beban.. Kita dapat mengetahui
3. Metode Seiler Keeney reaksi tiang di tiap lapisan tanah. Sehingga kita
11 +2 0,3 mengetahui pengaruh dari beban maksimum
= 1 2 +
7 1 +1 + terdapat pada tiang di lapisan tanah yang mana.
keterangan : Kegunaan utama dari alat pembaca regangan adalah
= Efisiensi grup tiang menghitung beban dan pembengkokan pada baja,
n = Jumlah tiang dalam 1 baris beton dan gabungan dari bagian struktur. Seperti
m = Jumlah baris tiang aplikasi tersebut dan tidak dibatasi pada:
s = Jarak antar tiang (as ke as) - Pondasi tiang
Selain menggunakan perhitungan - Dinding penahan tanah
menggunakan nilai efisiensi di atas, - slab lantai
berdasarkan pengalaman beberapa peneliti - balok dan kolom
juga menyarankan bahwa perilaku grup - bendungan
tiang di atas tanah pasir mengikuti beberapa - perancah/ bekisting
ketentuan berikut : - bangunan sementara dan pekerjaan
1. Untuk tiang pancang dengan jarak antar pile, sementara
pusat ke pusat, s > 3d maka besar Qg adalah - pembangunan jembatan
sebesar Qa.
2. Sedangkan untuk bored pile dengan jarak Karakteristik dari VWSG adalah:
antar pile, s 3d maka besar Qg diambil - dapat digunakan dalam jangka waktu
2 3
sebesar sampai dari Qa. yang panjang
3 4
Beban maksimum : - cocok untuk tanah yang bervariasi
(tidak datar)
Qi = 2 2
- akurasi tinggi
dimana: - mampu untuk kabel yang panjang
Qi = Gaya pada tiang
X = Absis tiang terhadap titik berat Alat pengukur regangan dibuat berdasarkan
kelompok tiang vibrating wire teknologi berstandart industry. Ketika
Y = Ordinat tiang terhadap titik aliran listrik terjadi sensor menghasilkan aliran sinyal
berat kelompok tiang yang berfrekuensi yang dapat dikonversi menjadi
2 & 2 = Jumlah kuadrat absis dan ordinat regangan. Aliran sanggup merespon sinyal dalam
tiang jarak yang jauh dan tidak menggangu lingkungan.
Sinyal frekuensi mentoleransi atau tahan dari
4. Metode Feld kebocoran arus dari luar. VWSG didesain dengan
Metode ini mereduksi daya dukung setiap beda konfigurasi yang menyesuaikan lingkungan dan
tiang pada kelompok tiang dengan 1/n untuk teknik pengerjaannya.
setiap tiang yang berdekatan dan tidak
memperhitungkan jarak tiang, akan tetapi untuk
jarak antar tiang S 3 maka tiang yang
bersebelahan itu diasumsikan tidak berpengaruh 3. METODE PENULISAN
terhadap tiang-tiang yang ditinjau.
jumlah tiang yang mengelilingi
Eff tiang = 1 Diagram alir dalam proses pelaksanakan
jumlah tiang
penulisan ini:
(II.14)
Total eff tiang = jumlah tiang yang ditinjau x
1. Menentukan latar belakang masalah
eff tiang
total eff tiang 2. Melakukan studi literature dari beberapa
Eff tiap tiang = sumber

Jadi daya dukung tiap tiang menurut Feld : 3. Melakukan pengumpulan data
Daya dukung = eff tiang x Pn 4. Melakukan pengolahan data
Dimana : Pn = daya dukung tiang tunggal 5. Menganalisa hasil perhitungan
= jumlah tiang pancang 6. Menyimpulkan hasil analisa yang telah
dilakukan

II.4 Vibrating Wire Strain Gauge (VWSG)


VWSG adalah sensor yang berguna untuk
mencatat perubahan panjang yang sangat kecil yang
1+2
Dimana, N = .
2
4. ANALISA DAN PERHITUNGAN 1
Ap = . . D 2
4
1
Pada bab ini, penulis akan mengaplikasikan = . . 12
4
metode perhitungan daya dukung .Daya dukung tiang =0,785 m2
akan dihitung dengan menggunakan data Standard Untuk kedalaman 4,50 m, maka :
Penetration Test (SPT) Qp = qp . Ap
= 7.N. 0,785
4.1 Menghitung Kapasitas Daya Dukung Bored = 7 . 17,375. 0,785
pile dari Data SPT = 97,453 ton
Dari Persamaan ,daya dukung selimut beton untuk
Perhitungan kapasitas daya dukung bored tanah non kohesif dapat dinyatakan sebagai berikut :
pile dari data SPT memakai metode Reese & Wright Qs = qs . L . p
dan data diambil pada titik : Untuk N < 53 maka :
BH-P2, BH-P3, qs = 0,32 . N-SPT
A. Perhitungan kapasitas daya dukung = 0,32 . 31
ultimate pada titik BH-03 : = 9,92 t/m2
Data bored pile : Qs = qs . L . p
Diameter Tiang (D) = 100 cm =9,92.1,5. 3,14
Keliling Tiang (p) = x 100 cm = 46,7232 ton
= 314 cm
= 3,14 m
1 Qa =
Luas bored pile = . . D2
506 ,234
4
1 = = 253,117 Ton
= . . 1002 2
4
=7.850 cm2 B. Perhitungan kapasitas daya dukung
ultimate pada titik BH-02 :
Untuk lapisan tanah kedalaman 12 m : Data bored pile :
Qp = qp . Ap Diameter Tiang (D) = 100 cm
qp = 9 . Cu Keliling Tiang (p) = x 100 cm
2
= 314 cm
Cu = .N-SPT. 10 = 3,14 m
3
1
= ( 2/3.10 . 10) Luas bored pile = . . D2
4
=66,66kN/m2 = 6,67 t/m2 1
qp = 9 . Cu = . . 1002
4
= 9.6,667 t/m2 =7.850 cm2
= 60,003t/m2 Dari Persamaan daya dukung ultimit pada
1 ujung bored pile tanah kohesif dinyatakan sebagai
Ap = . . D2
4 berikut :
1
= . . 12 Untuk lapisan tanah kedalaman 12 m :
4
= 0,785 m2 Qp = qp . Ap
Qp = 66,003 t/m2. 0,785 m2 Dari persamaan:
= 47,1 ton qp = 9 . Cu
Dari persamaan
2
daya dukung selimut beton pada tanah kohesif dapat Cu = .N-SPT. 10
3
dinyatakan sebagai berikut : = ( 2/3.3 . 10)
Untuk lapisan tanah kedalaman 12m : =20kN/m2 = 2t/m2
Qs =f.L.p qp = 9 . Cu
Dari Persamaan : = 9.2 t/m2
f = . Cu = 18t/m2
= 0,55
f = 0,55. 6,667 t/m2 1
Ap = . . D2
= 3,66685 t/m2 4
1
= . . 12
4
Qs =f.L.p = 0,785 m2
=3,66685. 1,5 . 3,14 Qp = 18 t/m2. 0,785 m2
= 17,27 ton = 14,13ton
Untuk lapisan tanah kedalaman 4,5 m:
Qp = qp . Ap daya dukung selimut beton pada tanah kohesif dapat
= 7N. Ap dinyatakan sebagai berikut :
Untuk lapisan tanah kedalaman 12m : 2. Metode Los Angeles Group
Qs =f.L.p Dari persamaan Efisiensi kelompok tiang
Dari Persamaan : (Eg)
= . Cu
f = 1 1 + 1 +
.. .
= 0,55
f = 0,55. 2 t/m2 2 1 1
1
= 1,1 t/m2 = 1 2 31 +3 21 +
.3.2.3
2 31 21
Qs =f.L.p Eg = 0,826
=1,1. 1,5 . 3,14 = 82 %
= 5,181 ton Kapasitas Kelompok Ijin Tiang dari Data SPT
Qg = Eg . n . Qa
Untuk lapisan tanah kedalaman 4,5 m: = 0,82 . 6 . 222,275
Qp = qp . Ap = 1093,593 ton
= 7N. Ap
1+2
Dimana, N = . 3. Metode Seiler Keeney
2
1 Dari Persamaan, efisiensi kelompok tiang (E g) :
Ap = . . D 2
4 11 +2 0,3
1
= . . 12 = 1 +
4 7( 2 1) + 1 +
=0,785 m2 119,81 2+32 0,3
= 1 2 +
Untuk kedalaman 4,50 m, maka : 7(9,81 1) 2+31 2+3

Qp = qp . Ap Eg= 0,8685
= 7N . 0,785 = 86%
= 7 . 25,75. 0,785 Kapasitas Kelompok Ijin Tiang dari Data SPT
= 141,496 ton Qg = Eg . n . Qa
Dari Persamaan daya dukung selimut beton untuk = 0,86 . 6 . 222,275
tanah non kohesif dapat dinyatakan sebagai berikut : = 1146,939 ton
Qs = qs . L . p
Untuk N < 53 maka : 4. Metode Feld
qs = 0,32 . N-SPT Tipe A = 6 buah
= 0,32 . 29 Tipe B = 18 buah
= 9,28 t/m2 Tipe C = 9 buah
Qs = qs . L . p Tipe D = 28 buah
=9,28.1,5. 3,14 Tipe E = 10 buah
= 43,7088 ton Tipe F = 10 buah
Maka,
Qa = 6
Eff=1 = 0,925
79
18
445 ,451 Eff=1 = 0,7722
= = 222,275 Ton 79
2 9
Eff=1 = 0,886
79
4.2. Perhitungan Kapasitas Daya dukung Aksial 28
Eff=1 = 0,6456
79
Kelompok Tiang 10
Eff=1 = 0,8735
79
10
1. Metode Converse Labarre Eff=1 = 0,8735
79
Dari persamaan Efisiensi kelompok tiang (Eg) :
Maka didapat
1 . + 1 .
= 1 . =
90. . 0,925.6 + 0,7722 .18 + 0,886 .9 + 0,6456 .280 + 0,8735 .10 +(0,8735 .10)
1 79
= = = 18,43 = 0,79 %
3
n=2 ;m=3 Kapasitas Kelompok Ijin Tiang dari Data SPT
3 1 .2 + 2 1 .3 Qg = Eg . n . Qa
= 1 . 18,43 = 0,79 . 6 . 222,275
90.2.3
= 0,76 = 1053,5835 ton
= 76 %
Kapasitas Kelompok Ijin Tiang dari Data SPT
Qg = Eg . n . Qa
= 0,76 . 6 . 222,275
= 1013,574 ton
4.3. Menghitung Daya Dukung Mmax > My, maka tanah tidak akan
Horizontal/Lateral Secara Analitis runtuh sehingga gaya horizontal
ultimit (Hu) ditentukan oleh kekuatan
bahan tiang dalam menahan beban
momen.
1. Cek nilai Hu yang terjadi
2
=
(Mmax dianggap
+0,54

sama dengan My)
2 (1065 )
=
Kp = tan2(45 + 0+0,54

28.9 .1,0 .3,95
2) =
2130

= 2 (45 + 1

36,6 2) 0,54 ( )2 = 2130


114 .155
= 3,95 Hu = 1211 kN = 121,1 ton

- Secara grafik
Daya Dukung Lateral Titik 2
Jenis Tanah : Sand (tanah granuler Tahanan lateral ultimit = 4
= 28,9 kN/m3
= 36,6 1065
= 2 45 + 2 =
(1.0)4 28.93,95
= 2 (45 + 36,6 2)
= 3,95 = 9,329
Spesifikasi tiang : Nilai tahanan ultimit sebesar 9,329 diplot ke grafik
d = 1,0 m di bawah, sehingga diperoleh tahanan lateral ultimit
L = 34 m 8,8
fc = 350 kg/cm2 = 35 Mpa
1. Cek kekakuan tiang akibat beban lateral
pada tiang
E = 4700
= 4700 35
= 27.805,57498 Mpa
= 27.805.574,98 kN/m2
1
I = 4
64 Gambar :Grafik ultimate lateral resistance dan
1
= 1 4 ultimate resistance momen
64
= 0,049 m4 Perhitungan Tanah Lateral Ultimit Secara Grafis
1 1 pada titik 2
. 5 27.805 .574,98 0,049 5
T = =
7275 8,8 = 3
= 2,847731 m 1 . 28,9.3,95
4T = 4 x 2,847731 = 11,3909 m = 1004,564 kN
Dari perhitungan di atas, L (34m) > = 100,4564 ton
4T (11,3909 m).. tanah termasuk Hasil yang diperoleh secara analitis tidak jauh
tiang panjang yakni tiang elastis. Cek berbeda dengan cara grafis.
keruntuhan tanah akibat beban lateral.
Agar dapat mengetahui tanah runtuh atau
tidak akibat adanya beban lateral yang 5. KESIMPULAN
terjadi pada tiang, maka kita harus
menghitung besarnya momen maksimum 1. Hasil perhitungan daya dukung ultimit berdasarkan
yang harus ditahan oleh tiang jika tanah data SPT adalah sebagai berikut :
didesak ke arah horizontal oleh tiang sampai
tanah tersebut runtuh. Bending moment
untuk diameter tiang 1000 mm adalah 106,5 Titik Kedala Q ult (ton) Q izin(ton)
tm = 1065 kNm. man
Maka : = . . 3 . (m)
=1,0m.28,9kN/m3.(34m)3.3,95 BH-03 19,5 506,234 253,117
= 4486748,12 kNm. > 1065 kNm BH-02 19,5 445,451 222,275
2. Hasil perhitungan daya dukung menggunakan Hadiyatmo, C.H., 2002, Teknik Fondasi 1, Jilid 2,
metode analitis, metode loading test dan metode Yogyakarta:Beta Offset.
elemen hingga adalah sebagai berikut:
Metode analitis, Qult = 445,451 ton Hadiyatmo, C.H., 2008, Teknik Fondasi 2, Jilid 4,
Metode loading test, Qult = 501,125 ton Yogyakarta:Beta Offset.
Metode elemen hingga, Qult = 571,5 ton
Sementara itu, Ahli tanah dari proyek Irsyam Mashyur, Rekayasa Pondasi, Bandung :
pembangunan Manhattan Mall dan ITB.
Condominium mendapatkan besar daya dukung
sebesar 545 ton dengan menggunakan metode Jadi,S.,2013, Analisa Daya Dukung Tiang Bor Pada
Mazurkiewich, metode Chin dan metode Proyek Medan Focal Point,Tugas akhir Teknik Sipil,
Davisson Universitas Sumatera Utara

3.Berdasarkan Teori Efisiensi Tiang,didapat nilai Q Prakash, S., Sharma, H., 1990, Pile Foundation
sebagai berikut : Analysis and Design, New York
a. Metode Converse Labarre
= 76% Tambunan,Jansen,2012,Studi Analisis Daya
Q = 1013,574ton Dukung Pondasi Tiang Pancang,Jurnal rancang Sipil
b. Metode Los Angeles Group Volume 1 No 1,Desember 2012.
= 82%
Q = 1093,593 ton Widjaja,Budianto,2006, Kajian Pengaruh Setup
c. Metode Seiler Keeney Pada Tiang Pancang Terhadap Peningkatan Daya
= 86% Dukung Pondasi, Jurnal Tekni Sipil,Volume
Q = 1146,939ton III,No1,Januari 2006
c. Metode Feld
= 79%
Q = 1053,5835ton
4. Besarnya kapasitas daya dukung lateral
pondasi tiang tunggal menurut Broms
berdasarkan data SPT adalah
1 . Berdasarkan perhitungan analitis,
Qult = 121,1ton
2. Berdasarkan grafis, Qult = 100,456 ton

6. Daftar Pustaka

Bowles, J.E., 1991, Analisa dan Desain Pondasi


Edisi keempat jilid 1, Jakarta: Erlangga.

Bowles, J. E., 1984, Foundation Analysis and


Design, Terjemahan oleh Pantur Silaban. Jilid
II,Penerbit Erlangga, Jakarta

Das, Braja M. 1993. Principle of Soil Dynamics.


Boston : Publishing company

Das, Braja M. 2007. Principle of Foundation


Engineering. Global Engineer Christopher M. Shortt

Girsang, Pricilia., 2009, Analisa Daya Dukung


Pondasi Bored Pile Tunggal Pada Proyek
Pembangunan Crystal Square Medan,Tugas Akhir
Teknik Sipil, Universitas Sumatera Utara

Grace,Manna,2013, Analisis Daya Dukung dan


Penurunan Elastis Pondasi Bored Pile Pada Proyek
Fly Over Simpang Pos Medan.

Anda mungkin juga menyukai