Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ANALISIS DETERJEN
OLEH:
NAMA : KELOMPOK IV
HARI/TANGGAL PRAKTIKUM : SABTU/6 NOVEMBER 2010
ANGGOTA : 1. RAFNA MUSTIKA W. (0910941002)
2. RANO PRIMA (0910941012)
3. NURUL FITRIA Z. (0910941013)
4. SOBAHAN R. (0910942020)
5. FITRATUL HUSNA (0910942026)
6. NAZLI Y.M. (0910942040)
ASISTEN:
FANNY NOVIA
LORA SEPTIANI
LABORATORIUM AIR
JURUSAN TEKNIK LINGKUNGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2010
BAB I
PENDAHULUAN
Surfaktan anionik bereaksi dengan biru metilen membentuk pasangan ion biru
yang larut dalam pelarut organik. Intensitas warna biru yang terbentuk diukur
dengan spektofotometer dengan panjang gelombang 652 nm. Serapan yang
terukur setara dengan kadar surfaktan anionik.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada percobaan ini kami mengambil sampel di Batang Air Anduring, Padang.
Pengambilan sampel dilakukan mulai dari pukul 07.00 sampai 07.30 WIB.
Dibatang air ini biasanya digunakan oleh penduduk setempat untuk mencuci
terutama kaum ibu-ibu. Di batang air ini terdapat jalan pintas ke perumahan
penduduk. Disamping itu, di pinggir batang tersebut terdapat tumpukan sampah.
Pada saat itu, udara disekitar lumayan sejuk karena dinaungi oleh pohon yang
besar.
2.2 Teori
2. Builder (Pembetuk)
Builder (Pembentuk) berfungsi meningkatkan efisiensi pencuci surfaktan
degan cara menonaktifkan mineral penyebab kesadahan air.
a. Phosphates : Sodium Tri Poly Phosphate (STPP);
b. Acetates;
- Nitril tri Acetate (NTA);
- Ethylene Diamine Tetra Acetate (EDTA).
c. Silicates : Zeolth;
d. Citrates : Citrate acid.
3. Filler (Pengisi)
Filler (Pengisi) adalah bahan tambahan deterjen yang tidak meningkatkan daya
cuci, tetapi menambah kuantitas. Contah : Sodium Sulfate.
4. Additives
Additives adalah bahan suplemen/tambahan untuk pembuatan produk lebih
menarik, misalnya pewangi, pelarut, pemutih, pewarna, tidak berhububgan
langsung dengan daya cuci deterjen. Additives ditambahkan lagi untuk
komersialkan produk.
Contoh : Enzyme, Borax, Sodium Chlorida, Corboxy Methyl cellulose (CMC).
Menurut struktur kimia, molekul surfaktan dibedakan menjadi dua yaitu rantai
bercabang (Alkil Benzen Sulfanat atau ABS) dan rantai lurus (Linear Alkil
Sulfanat atau ALS). Sifat deterjen ABS merupakan jenis surfaktan yang
ditemukan dan digunakan secara luas sebagai bahan pembersih yag berasal dari
minyak bumi. Jenis ini mempunyai sifat yang tidak diuraikan oleh bahan-bahan
alami seperti mikroganisme, matahari dan air (Anonymous B, 2010).
Deterjen sintetis disebut juga dengan sindet, yaitu pengganti sabun yang terdiri
dari (Mindriany Syafila, 1994):
20-30 % surfaktan;
70-80 % builder : Na2SO4, sodium tripolitistat, sodium pirosulfat, dan sodium
silikat.
BAB III
PROSEDUR PERCOBAAN
3.1 Alat
3.2 Bahan
4.1 Data
0,10 1,242
= 0,25 = 3,075
Larutan Sampel
Konsentrasi (ppm) Absorban
- 0,708
4.2 Perhitungan
a=
yi xi 2 xi xi yi
nxi x i
2 2
nxi y i xi y i
b=
nxi xi
2 2
a=
3,0750,0185 0,250,22833
60,0185 0,25
2
5,68875x10 2 5,70825x10 2
=
0,111 0,0625
1,95 x10 4
= = - 4,0206 x 10-3
0,0485
60,22833 0,253,075
b=
60,0185 0,25
2
1,36998 0,76875
=
0,111 0,0625
0,60123
= = 12,3964948
0,0485
Jadi, persamaan regresi linearnya :
y = a + bx
y = - 0,0040206 + 12,39649485x
y = 12,39649485x - 0,0040206
Perhitungan kadar surfaktan pada blanko dan sampel air :
a. Blanko = 0,000 mg/L
b. Sampel
0,708 = 12,39649485x 0,0040206
12,39649485x = 0,708 + 0,0040206
12,39649485x = 0,7120206
x = 0,0574372
x = 0,057 mg/L = 0,057 ppm
Jadi konsentrasi sampel air adalah 0,057 ppm.
0,057 0,708
1.4
1.2 y = 12.3964948x - 0.0040206
Absorban
1.0 R = 0.9982652
0.8
0.6
0.4
0.2
0.0
0.00 0.02 0.04 0.06 0.08 0.10 0.12
konsentrasi (mg/L)
4.3 Analisa
Pada percobaan kali ini praktikan melakukan percobaan tentang analisis deterjen.
Pada percobaan analisis deterjen, praktikan menganalisis kandungan surfaktan
anionik yang terdapat pada larutan sampel. Sampel yang praktikan gunakan
diambil dari Batang Air Anduring.
Standar baku mutu kandungan deterjen yang telah ditetapkan oleh Peraturan
Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan kualitas air dan
pengendalian pencemaran air adalah 0,2 mg/L (ppm = mg/L). Sedangkan
konsentrasi larutan sampel yang praktikan dapatkan sebesar 0,057 ppm. Dapat
kita lihat hasil yang praktikan peroleh lebih kecil dari baku mutu PP Nomor 82
Tahun 2001. Berarti kandungan deterjen larutan sampel yang praktikan gunakan
tersebut sesuai dengan standar baku mutu sehingga dapat disimpulkan kandungan
surfaktan yang terdapat pada sampel tidak merusak badan air dan lingkungan.
Sedangkan menurut Permenkes No. 492 Tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas
Air Minum kadar deterjen yang diizinkan untuk suatu badan air adalah 0,05
mg/L. Artinya kadar deterjen yang terdapat dalam sampel yang praktikan peroleh
tidak memenuhi syarat kualitas air minum yang diizinkan dalam Permenkes No.
492 Tahun 2010. Sehingga untuk parameter deterjen, batang air ini tidak layak
untuk dijadikan sumber air minum bagi penduduk sekitar. Dengan demikian
diharapkan penduduk sekitar mencari sumber lain untuk dijadikan sumber air
minum.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun saran yang dapat kami berikan setelah melakukan praktikum analisis
deterjen adalah:
1. Memahami objek praktikumnya pada waktu itu;
2. Teliti dalam melakukan praktikum;
3. Mempersiapkan segala sesuatunya yang berhubungan dengan praktikum
sebelum praktikum dimulai;
4. Berhati hatilah dalam menggunakan alat alat praktikum;
5. Teliti dan cermat pada saat mengukur absorban sampel dan blanko dengan
menggunakan spektrofotometer;
6. Berhati-hati dalam melakukan ekstraksi.
DAFTAR PUSTAKA