BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Konstitusi Indonesia Pasal 29 ayat 1 UUD 1945 menyebulkan bahwa Negara indonesia
berdasar Ketuhanan Yang Maha Esa. Artinya kehidupan masyarakat di dalamnya terbentuk
dalam bingkai ajaran agama. Secara ideal sebagai negara yang beragama, akan lebih mudah
mengatur masyarakat yang tertib dari ganguan atau penyakit yang di akibatkan karena rokok.
Ajaran setiap agama pasti sepakat bahwa keberadaan rokok dapat dapat mengancam jiwa
manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Namun kenyataan yang ada, negara kita
sampai sekarang belum dapat membuat payung hukum tentang undang-undang larangan
merokok. Hal ini tidak lepas dari banyaknya kepentinga politik yang ada di dalamnya.
Perlu disadari bahwa adanya tuntutan masyarakat untuk membuat Peraturan
hukum/undang-undang tentang larangan merokok, jangan disalah-artikan bahwa itu adalah
keinginan/kepentingan sebagian umat Islam dalam rangka menerapkan syariat Islam. Tuntutan
dibentuknya UU tentang Larangan merokok lebih dikarenakan bahaya rokok itu sendiri dalam
kehidupan manusia.
B. IDENTIFIKASI MASALAH
1. Rokok pada hakekatnya dapat membahayakan kesehatan jasmani dan rohani, dapat
mendorong terjadinya gangguan dalam ketertiban masyarakat, serta mengancam kehidupan masa
depan generasi bangsa, yang pada gilirannya akan merusak kehidupan berbangsa, bermasyarakat,
dan bernegara.
2. Untuk menyelesaikan permasalahan tersebut, diperlukan turut campur atau pelibatan daerah
dalam hal ini Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, sebagai penyelenggara pemerintah yang
berfungsi dalam bidang legislasi nasional, memandang perlu untuk mengajukan usul inisiatif
rancangan undang-undang yang mengatur tentang larangan merokok.
3. Adapun sasaran yang akan diwujudkan, ruang lingkup pengaturan, jangkauan, dan arah
pengaturan tentang larangan merokok ini, akan tercermin dalam batang tubuh rancangan
undang-undang ini.
BAB II
KAJIAN TEORITIS DAN PRAKTIK EMPIRIS
A. KAJIAN TEORITIS
Merokok dewasa ini menjadi sala satu gaya hidup atau life style manusia baik pria
maupun wanita tanpa mengenal usia. Mudahnya mengakses rokok menjadi sala satu dampak
pesatnya pertumbuhan penguna rokok , hal ini kemudian berdampak negatif bagi kesahatan
tubuh penguna rokok dan juga lingkuangan sekitar. Efek rokok tidak hanya berdampak pada
penguna rokok yang aktif akan tetapi juga berdampak pada orang yang tidak merokok atau
perokok pasif. Suburnya produksi rokok disebabkan karena banyaknya perusahan-perusahan
penghasil rokok yang tersebar di lingkungan masyarakat dan kuranya pengawasan dari
pemerintah.
1. Rokok dan Zat Ediktif
a. Rokok
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga 120(bervariasi
tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm yang berisi daun-daun tembakau yang telah
dicacah. Rokok dibakar pada salah satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dapat
dihirup lewat mulut pada ujung lainnya.
1. ACROLEIN ; zat berbentuk cair tidak berwarna diperoleh dengan mengambil cairan dari
glyceril atau dengan mengeringkannya. Pada dasarnya zat ini pasti sangat mengganggu
kesehatan.
2. KARBON MONOXIDA ; gas yang tidak berbau. Zat ini dihasilkan dari pembakaran
yang tidak sempurna dari unsur zat karbon. Jika karbon monoxida ini masuk ke dalam
tubuh dan dibawa oleh hemoglobin ke dalam otot-otot tubuh. Satu molekul hemoglobin
dapat membawa empat molekul oksigen. Apabila didalam hemoglobin itu terdapat
karbon monoxida, berakibat seseorang akan kekurangan oksigen.
3. NIKOTIN ; cairan berminyak tidak berwarna. Zat ini bisa menghambat rasa lapar. Jadi
menyebabkan seseorang merasa tidak lapar karena mengisap rokok.
4. AMMONIA ; gas yang tidak berwarna, terdiri dari nitrogen dan hidrogen. Memiliki bau
yang sangat tajam dan merangsang. Zat ini sangat cepat memasuki sel-sel tubuh dan
kalau disuntikkan sedikit saja pada aliran darah akan membuat pingsan atau koma.
B. PRAKTIK EMPIRIS
merokok dalam kehidupan masyarakat di Indonesia sepertinya sudah tidak asing lagi.
Saat ini, rokok dikonsumsi oleh remaja, orang dewasa, hingga orangtua yang sudah berumur,
kesadaran masyarakat kita tentang bahaya merokok masih sangat minim. Dari segi kehidupan
soasial, rokok sangat mempengaruhi kehidupan social. Biasanya seseorng megomsumsi rokok di
akibatkan karena pergaulan, keluarga. Masyarakat kita belum sadar bahwa dengan mengonsumsi
rokok, mereka hanya mendapatkan banyak kerugian, untuk itu pemerintah daerah diharapkan
dapat mencari solusi terbaik untuk kasus-kasus yang di akibatkan karena mengosumsi rokok.
C. KAJIAN TERHADAP ASAS YANG TERKAIT DENGAN NORMA
Analisis terhadap penentuan asas-asas ini harus memperhatikan berbagai aspek bidang
kehidupan yang terkait dengan peraturan perundang-undangan yang akan dibuat, yang berasal
dari hasil penelitian, dalam hal ini yaitu asas-asas yang relevan terhadap larangan merokok,
yaitu asas keseimbangan kesehatan dan kemanfaatan umum, keterpaduan, serta keadilan,
1. ASA KESEIMBANGAN KESEHATAN
Sebagaimana diuraikan di Bab Pendahuluan, bahwa Rokok pada dasarnya sebenarnya
adalah suatu bahan yang antara lain mengandung zat adiksi, dimana didalamnya juga berisi
ethanol, yang kalau penggunaannya tidak sesuai dengan aturan yang tercantum dalam UU No.
23/1992 tentang Kesehatan, sangat berbahaya untuk kesehatan manusia. Oleh karena itu, untuk
mengatur kedua komoditi yang bersifat positif dan negatif ini, dipergunakan asas keseimbangan
kesehatan.
B. ARAH PENGATURAN
Walaupun pengaruhnya terhadap individu berbeda-beda, namun terdapat hubungan antara
konsentrasi alkohol di dalam darah atau Blood Alkohol Concentration (BACj dan efeknya.
Euphoria ringan dan stimuiasi terhadap perilaku, lebih aktif seiring dengan meningkatnya
konsentrasi alkohol di dalam darah. Resiko intoksikasi (mabuk) merupakan gejala pemakaian
alkohol yang paling umum.
Penurunan kesadaran seperti koma, dapat terjadi pada keracunan alkohol yang berat,
demikian juga natas terhenti hingga kematian. Selain itu, efek jangka pendek alcohol dapat
menyebabkan hilangnya produktifitas kerja. Alkohol juga dapat menyebabkan perilaku
kriminal. Ditengarai 70% dari narapidana menggunakan alkohol sebelum melakukan tindak
kekerasan, dan lebih dari 40% kekerasan dalam rumah tangga dipengaruhi oleh alkohol.
Selain dampak negatif yang telah dijelaskan diatas tadi, mengonsumsi alkohol yang
berlebihan dalam jangka panjang, dapat menyebabkan penyakit kronis seperti kerusakan jantung,
tekanan darah tinggi, stroke, kerusakan hati, kanker saluran pencernaan, gangguan pencernaan
lain (misalnya tukak lambung), impotensi, dan berkurangnya kesuburan, meningkatnya resiko
terkena kanker payudara, kesulitan tidur, kerusakan otak dengan perubahan kepribadian dan
suasana perasaan, sulit dalam mengingat, dan tidak berkonsentrasi.
Oleh sebab itu, didalam penyusunan Rancangan undang-undang tentang Larangan
merokokini, diperlukan ketegasan tentang larangan merokok tanpa terkecuali.
1. Ketentuan Umum
Dalam ketentuan umum ini, memuat rumusan akademik mengenai
pengertian istilah, dan trasa, yaitu;
1. Istilah, adalah kata atau frasa yang dipakai sebagai nama/lambang, yang
mengungkapkan makna, konsep, proses, keadaan, atau sitat yang khas dalam bidang
ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
2. Frasa, adalah satuan linguistik yang lebih besar dari kata, dan lebih kecil dari klausa, dan
kalimat. Frasa berarti juga kumpulan kata non predikat.
1. sosialisasi dan penyadaran larangan peredaran rokok kepada masyarakat dan Pelaku
Usaha; dan
2. pembinaan kepada masyarakat dan Pelaku Usaha terhadap larangan merokok
b. Ruang lingkup;
1. Larangan merokok berlaku secara nasional di seluruh wilayah Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
2. memproduksi rokok dari jenis apapun
3. menjual dan membeli rokok baik langsung ataupun tidak langsung
4. mengedarkan rokok baik secara langsung maupun tidak langsung
5. meminum minuman alkohol atau yang mengandung alkohol
6. menyimpan rokok baik secara sengaja ataupun tidak sengaja.
c. Pengawasan
1. Produksi rokok
2. Perdagangan rokok
3. Pengedaran rokok
4. Penyimpanan rokok