Bab I

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 5

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Manusia adalah mahkluk sosial yang hidup dalam masyarakat. Sejak kecil

sampai dengan kematiannya, manusia tidak pernah hidup sendiri tetapi selalu berada

dalam suatu lingkungan sosial yang berbeda satu sama lainnya. Struktur sosial

merupakan tatanan atau susunan sosial yang membentuk kelompok-kelompok sosial

dalam masyarakat. Susunannya bisa vertikal maupun horizontal. Konsep struktur

sosial menekankan pada pola perilaku individu dan kelompok, yaitu pola perilaku

berulang-ulang yang menciptakan hubungan antar individu dan antar kelompok

dalam masyarakat. Seseorang dapat belajar tentang struktur sosial yang ada dalam

masyarakatnya. Hal ini dapat terjadi karena masyarakat merupakan salah satu tempat

untuk berinteraksi. Struktur sosial merupakan ruang abstrak dalam masyarakat.

Struktur sosial identik dengan struktur peluang hidup (life chance), semakin tinggi

posisi seseorang dalam struktur sosial tertentu maka semakin baik pula peluang

hidupnya.

Struktur sosial hanya bisa terbentuk jika individu memiliki status dan peran

sosial. Pengamatan terhadap status dan peran sosial tersebut hanya bisa dilakukan jika

individu tersebut berada dalam sebuah komunitas/masyarakat. Jadi, dapat dikatakan

bahwa faktor pembentuk dari struktur sosial adalah status dan peran sosial. Status

merupakan suatu kumpulan hak dan kewajiban, sedangkan peran adalah aspek

dinamis dari sebuah status. Seseorang menjalankan peran ketika ia menjalankan hak
dan kewajiban yang merupakan statusnya. Status dan peranan merupakan dua hal

yang tidak dapat dipisahkan. Tidak ada peranan tanpa status, dan status tidak

berfungsi tanpa peranan.

Sosial inequality merupakan konsep dasar yang menyusun pembagian

suatu struktur sosial menjadi beberapa bagian atau lapisan yang saling terkait. Konsep

ini memberikan gambaran bahwa dalam suatu struktur sosial ada ketidaksamaan

posisi sosial antar individu di dalamnya. Terdapat tiga dimensi dimana suatu

masyarakat terbagi dalam suatu susunan atau stratifikasi, yaitu kelas, status, dan

kekuasaan. Kelas merupakan golongan sosial yang merujuk kepada perbedaan

hierarkis antara anggota masyarakat. Status (kedudukan) merupakan posisi yang

dimiliki oleh para anggota masyarakat. Dan kekuasaan merupakan kemampuan

orang-orang atau kelompok untuk memaksakan kemampuan mereka pada pihak lain,

sekalipun terdapat perlawanan lewat penolakan, baiik dalam bentuk menahan imbalan

yang diberikan atau dalam bentuk hukuman.

Bentuk dari struktur sosial yang susunannya secara vertikal atau bertingkat

dan pembagian masyarakat ke dalam kelompok-kelompok berdasarkan sistem

pelapisan sosial disebut dengan stratifikasi sosial. Stratifikasi sosial dapat muncul

dengan sendirinya sebagai akibat dari proses yang terjadi dalam masyarakat. Faktor-

faktor penyebabnya adalah kemampuan atau kepandaian, umur, fisik, jenis kelamin,

sifat keangotaan masyarakat dan harta benda. Adanya penilaian yang berbeda dari

suatu kelompok terhadap kelompok lain berdasarkan sesuatu yang dianggap lebih,
mengakibatkan timbulnya suatu stratifikasi sosial. Dengan demikian, struktur sosial

yang berjalan secara sistematik dapat mengakibatkan terbentuknya stratifikasi sosial.

Penggambaran struktur sosial dalam masyarakat sekitar hutan dapat

menggunakan pelapisan anggota komunitas masyarakat berdasarkan keadaan

ekonomi, khususnya dalam kaitannya dengan tanah, sehingga akan diperoleh kelas

pemilik dan bukan pemilik. Pembicaraan tentang suatu pengelolaan lahan hutan,

khususnya tanah akan berpokok kepada struktur penguasaan dan pengusahaannya.

Penguasaan tanah berimplikasi kepada siapa yang boleh terlibat dalam produksi, serta

siapa yang akan mendapat pembagian hasil produksi dan berapa. Selanjutnya hal ini

akan menentukan bagaimana struktur sosial masyarakat sekitar hutan terbentuk.

Masalah yang berhubungan dengan status (kedudukan) dan peranan sosial

merupakan hal yang perlu dikaji dalam struktur sosial dikarenakan status dan peranan

sosial merupakan unsur-unsur penting dalam sistem lapisan masyarakat. Status dari

seseorang menunjukkan hak dan kewajiban seseorang dalam masyarakat dan peranan

merupakan tingkah laku yang diharapkan dari orang yang memiliki kedudukan atau

status. Oleh karena itu masalah status dan peranan sosial ini perlu diteliti dalam

melihat karakteristik sosial dan bentuk struktur sosial masyarakat sekitar hutan. Maka

penelitian terhadap struktur sosial masyarakat sekitar hutan penting untuk dilakukan.

Secara geografis Kabupaten Bantaeng terletak pada titik 5 o2123-5o3526

lintang selatan dan 119 o5142-120o526bujur timur. Berjarak 125 Km kearah

selatan dari Ibukota Propinsi Sulawesi Selatan. Luas wilayahnya mencapai 395,83

Km2, dengan jumlah penduduk 170.057 jiwa (2006) dengan rincian Laki-laki
sebanyak 82.605 jiwa dan perempuan 87.452 jiwa. Terbagi atas 8 kecamatan serta 46

desa dan 21 kelurahan. Desa Bonto Marannu merupakan salah satu desa di Kabupaten

Bantaeng. Masyarakat Desa Bonto Marannu Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng

wilayahnya berbatasan dengan lahan hutan. Interaksi antara masyarakat dengan lahan

hutan telah terjadi sejak lama. Hasil hutan berupa kayu bakar diperoleh dari dalam

hutan, sedangkan lahan hutan dimanfaatkan untuk areal berladang secara menetap

dan sumber air untuk kegiatan usaha tani dan keperluan sehari-hari.

Selain itu, areal kawasan hutan pada Desa Bonto Marannu akan diusulkan

menjadi salah satu areal kawasan hutan desa yang baru-baru ini dikeluarkan.

Sehingga penelitian terhadap struktur sosial masyarakat sekitar hutan di Desa Bonto

Marannu diharapkan dapat memberikan sumbangan dari segi sosiologis bagi

masyarakat agar dapat mencegah dan mengatasi laju degradasi hutan sehingga

kualitas dan potensi hutan dapat terjaga dan meningkat. Serta memberikan

sumbangsih pemikiran terhadap pengembangan hutan desa nantinya.


B. Tujuan dan Kegunaan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :

1. Struktur sosial masyarakat sekitar hutan di Desa Bonto Marannu Kecamatan

Uluere Kabupaten Bantaeng.

2. Status (kedudukan) sosial dan peranan sosial masyarakat sekitar hutan di Desa

Bonto Marannu Kecamatan Uluere Kabupaten Bantaeng.

Kegunaan penelitian ini adalah sebagai bahan informasi/pertimbangan bagi

perencana, pembuat kebijakan dalam rangka pemberdayaan masyarakat sekitar hutan.

Serta sebagai bahan informasi bagi penelitian-penelitian selanjutnya.

Anda mungkin juga menyukai