Anda di halaman 1dari 23

ASPEK HUKUM PRAKTIK BIDAN DAN

HUKUM DISIPLIN PRATEK KEBIDANAN

MAKALAH ETIKA PROFESI DAN HUKUM KESEHATAN


ASPEK HUKUM PRAKTIK BIDAN DAN HUKUM

DISIPLIN PRATEK KEBIDANAN

OLEH :

MIFTAH AMALIA YASTI

MONA SILVIA

MUTYA ALDILLA

NANDA NURLI AGUS

KELOMPOK 6 TINGKAT II A KEBIDANAN

DOSEN PEMBIMBING :
NUR FADJRI NILAKESUMA, S.Keb,Bd

Hj.ULVI MARIATI M.Kes

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2012

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat ALLAH SWT atas segala nikmat dan karunia-Nya yang
telah diberikan, sehingga makalah tugas etika profesi kebidanan ini dapat terselesaikan. Dalam
penulisan tugas ini kami tidak terlepas dari dukungan dan bimbingan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orangtua yang telah memberi semangat dan berbagai fasilitas sehingga lancarnya pengerjaan
tugas ini.

2. Ibu Hj.Ulvi Mariati,S.Kp,M.Kes dan ibu Nur Fadjri,S.Keb,Bd. sebagai dosen mata kuliah pada
tugas etika profesi kebidanan ini.

3. Bapak dan Ibu dosen di STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG ini yang telah memberi
penjelasan dalam materi ini.

4. Teman-teman angkatan 2011 atas kekompakan dan saling memotivasi antar kita selama
penulisan tugas ini.

Kiranya ALLAH SWT berkenan membalas semua yang telah diberikan kepada kami.
Padang, Oktober 2012

Kelompok 6 Etika Profesi

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN

Latar belakang..

Perumusan masalah.

Tujuan..

BAB II PEMBAHASAN.
BAB III PENUTUP

Kesimpulan.

Saran

DAFTAR PUSTAKA

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG
Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalam
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah penyelesaiannya baik atau salah
(Jones, 1994). Penyimpangan mempunyai konotasi yang negative yang berhubungan dengan
hukum. Seseorang bidan dikatakan professional bila ia mempunyai kekhususan. Sesuai dengan
peran dan fungsinya seorang bidan bertanggung jawab menolong persalinan.

Dalam hal ini bidan mempunyai hak untuk mengambil keputusan sendiri yang harus mempunyai
pengetahuan yang memadai dan harus selalu memperbaharui ilmunya dan mengerti tentang etika
yang berhubungan dengan ibu dan bayi. Derasnya arus globalisasi yang semakin mempengaruhi
kehidupan sosial masyarakat dunia, juga mempengaruhi munculnya masalah/penyimpangan etik
sebagai akibat kemajuan teknologi/ilmu pengetahuan yang menimbulkan konflik terhadap nilai.
Arus kesejahteraan ini tidak dapat dibendung, pasti akan mempengaruhi pelayanan kebidanan.
Dengan demikian penyimpangan etik mungkin saja akan terjadi juga dalam praktek kebidanan
misalnya dalam praktek mandiri, tidak seperti bidan yang bekerja di RS, RB atau institusi
Kesehatan lainnya, mempertanggungjawabkan sendiri apa yang dilakukan.

Akuntabilitas bidan dalam praktik kebidanan merupakan suatu hal yang penting dan di
tuntut dari suatu profesi, terutama profesi yang berhubungan dengan keselamatan jiwa manusia,
adalah pertanggung jawaban dan tanggung gugat (accountability) atas semua tindakan yang
dilakukuannya. Sehingga semua tindakan yang dilakukan oleh bidan harus berbasis kompetensi
dan didasari suatu evidence based. Accountability diperkuat dengan satu landasan hokum yang
mengatur batas-batas wewenang profesi yang bersangkutan.

Dengan adanya legitimasi kewenangan bidan yang lebih luas, bidan memiliki hak
otonomi dan mandiri untuk bertindak secara profesional yang dilandasi kemampuan berfikir
logis dan sitematis serta bertindak sesuai standar profesi dan etika profesi.

Praktek kebidanan merupakan inti dari berbagai kegiatan bidan dalam penyelenggaraan
upaya kesehatan yang harus terus-menerus ditingkatkan mutunya melalui:

1. Pendidikan dan pelatihan berkelanjutan

2. Pengembangan ilmu dan teknologi dalam kebidanan

3. Akreditasi

4. Sertifikasi

5. Registrasi
6. Uji kompetensi

7. Lisensi

LEGISLASI PELAYANAN KEBIDANAN

Pelayanan legislasi adalah:

1. Menjamin perlindungan pada masyarakat pengguna jasa profesi dan profesi sendiri

2. Legislasi sangat berperan dalam pemberian pelayanan profesional

Bidan dikatakan profesional, mematuhi beberapa criteria sebagai berikut:

a. Mandiri

b. Peningkatan kompetensi

c. Praktek berdasrkan evidence based

d. Penggunaan berbagai sumber informasi

Masyarakat membutuhkan pelayanan yang aman dan berkualitas, serta butuh perlindungan
sebagai pengguna jasa profesi.

Ada beberapa hal yang menjadi sumber ketidak puasan pasien atau masyarakat yaitu:

1. Pelayanan yang aman

2. Sikap petugas kurang baik

3. Komunikasi yang kurang

4. Kesalahan prosedur
5. Saran kurang baik

6. Tidak adanya penjelasan atau bimbingan atau informasi atau pendidikan kesehatan.

Oleh karena itu di perlukan pembahasan mengenai aspek hokum praktek bidan , disiplin
hokum serta kasus yang berkaitan dengan pembahasan ini.

RUMUSAN MASALAH

1. Aspek hukum praktik kebidanan

2. Hukum, disiplin praktik kebidanan

a. Pengertian hukum & keterkaitannya dengan moral & etika

b. Disiplin hukum

c. Macam macam hukum

TUJUAN

Mengetahui semua aspek hukum kebidanan, disiplin hukum dan peristilahan hukum dan
kasusnya.

BAB II
PEMBAHASAN

ASPEK HUKUM PRAKTEK KEBIDANAN

Pada dasarnya dalam praktik sehari hari, pasien yang datang untuk berobat ke tempat
praktik dianggap telah memberikan persetujuannya untuk dilakukan tindakan tindakan rutin
seperti pemeriksaan fisik. Akan tetapi, untuk tindakan yang lebih kompleks biasanya dokter akan
memberikan penjelasan terlebih dahulu untuk mendapatkan kesediaan dari pasien, misalnya
kesediaan untuk dilakukan suntikan.

Bidan merupakan suatu profesi yang selalu mempunyai ukuran atau standar profesi.
Standar profesi bidan yang terbaru adalah diatur dalam KEPMENKES RI No.
369/MENKES/SK/III/2007 yang berisi mengenai latar belakang kebidanan. Berbagai defenisi
dalam pelayanan kebidanan. Berbagai defenisi dalam pelayanan kebidanan, falsafah kebidanan,
paradigma kebidanan, ruang lingkup kebidanan, standar praktek kebidanan, dan kode etik bidan
di Indonesia.

PelayananKebidanan
Adalah seluruh tugas yang menjadi tanggung jawab praktek profesi bidan dalam sistem
pelayanan kesehatan yang bertujuan meningkatkan kesehatan ibu dan anak dalam rangka
mewujudkan kesehatan keluarga dan masyarakat.

Falsafah Kebidanan
a. Sebagai bangsa Indonesia yang mempunyai pandangan hidup pancasila, seorang bidan
menganut filosofi yang mempunyai keyakinan di dalam dirinya bahwa semua manusia adalah
makhluk bio psiko sosio kultural dan spiritual yang unik
b. Manusia terdiri dari pria dan wanita yang kemudian kedua jenis individu itu berpasangan
menikah membentuk keluarga yang mempunyai anak
c. Bidan berkeyakinan bahwa setiap individu berhak memperoleh pelayanan kesehatan yang
aman dan memuaskan sesuai dengan kebutuhan manusia dan perbedaan budaya
d. Persalinan adalah satu proses yang alami, peristiwa normal, namun apabila tidak dikelolah
dengan tepat dapat berubah menjadi abnormal
e. Setiap individu berhak untuk dilahirkan secara sehat untuk itu maka setiap wanita usia subur,
ibu hamil, melahirkan dan bayinya behak mendapatkan pelayanan yang berkualitas
f. Pengalaman melahirkan anak merupakan tugas perkembangan keluarga, yang membutuhkan
persiapan
g. Kesehatan ibu periode reproduksi dipengaruhi oleh perilaku ibu, lingkungan dan pelayanan
kesehatan

Paradigma Kebidanan
Kebidanan dalam bekerja memberikan pelayanan keprofesiannya berpegang pada paradigma
berupa pandangan terhadap manusia/wanita, lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan
keturunan.
a. Wanita
Wanita/ manusia adalah makhluk biopsiko sosial kultural dan spiritual yang utuh dan unik,
mempunyai kebutuhan dasar yang bemacam-macam sesual dengan tingkat perkembangannya.
b. Lingkungan
Lingkungan merupakan semua yang ada di lingkungan dan terlibat dalam interaksi individu pada
waktu melaksanakan aktifitasnya.
c. Perilaku
Perilaku merupakan hasil dari berbagai pengalaman serta interaksi manusia dengan
lingkungannya, yang terwujud dalam bentuk pengetahuan sikap dan tindakan.
d. Pelayanan kebidanan
Pelayanan kebidanan merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diarahkan untuk
mewujudkan kesehatan keluarga dalam rangka tercapainya keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
e. Keturunan
Kualitas manusia diantaranya ditentukan oleh keturunan. Manusia yang sehat dilahirkan oleh ibu
yang sehat. Hal ini menyangkut penyiapan wanita sebelum perkawinan, masa kehamilan, masa
kelahiran dan masa nifas.

Lingkup Praktek Kebidanan


Lingkup prakek kebidanan yang digunakan meliputi asuhan mandiri/ otonomi pada anak-anak
perem, remaja putri dan wanita desa sebelum, selama kehamilan dan selanjutnya. Hal ini berarti
bidan membeirkan pengawasan yang diperlukan asuhan serta nasehat bagi wanita selama masa
hamil, bersalin dan nifas.

Standar Praktek Kebidanan


Standar I : Metode asuhan
Metode asuhan meliputi : pengumpulan data, penentuan diagnosa perencanan pelaksanaan,
evaluasi dan dokumentasi.
Standar II : Pengkajian
Pengumpulan data tentang status kesehatan klien dilakukan secara sistematis dan
berkesinambungan.
Standar III : Diagnosa kebidanan
Diagnosa kebidanan dirumuskan berdasarkan analisis data yang telah dikumpulkan.
Standar IV : Rencana asuhan
Rencana asuhan kebidanan dibuat berdasarkan diagnosa kebidanan.
Standar V : Tindakan
Tindakan kebidanan dilaksanakan berdasarkan rencana dan perkembangan keadaan klien.
Standar VI : Partisipasi klien
Tindakan kebidanan dilaksanakan bersama-sama/ partisipasi klien dan keluarga dalam rangka
peningkatan pemeliharaan dan pemulihan kesehatan.
Standar VII : Pengawasan
Monitor/pengawasan terhadap klien dilaksanakan secara terus menerus dengan tujuan untuk
mengetahui perkembangan klien.
Standar VII : Evaluasi
Evaluasi asuhan kebidanan dilaksanakan terus menerus seiring dengan tindakan kebidanan yang
dilaksanakan dan evaluasi dari rencana yang tidak dirumuskan.
Standar IX : Dokumentasi
Asuhan kebidanan didokumentasikan sesuai dengan standar dokumentasi asuhan kebidanan yang
diberikan.

HUKUM, DISIPLIN PRAKTEK KEBIDANAN

A. Pengertian hukum dan keterkaitannya dengan moral dan etika

Hukum adalah himpunan peraturan-peraturan yang dibuat oleh penguasa negara atau
pemerintah secara resmi melalui lembaga atau intuisi hukum untuk mengatur tingkah laku
manusia dalam bermasyarakat, bersifat memaksa, dan memiliki sanksi yang harus dipenuhi oleh
masyarakat.

Definisi Hukum dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (1997):

1. peraturan atau adat, yang secara resmi dianggap mengikat dan dikukuhkan oleh
penguasa, pemerintah atau otoritas.
2. undang-undang, peraturan dan sebagainya untuk mengatur kehidupan masyarakat.
3. patokan (kaidah, ketentuan).
4. keputusan (pertimbangan) yang ditentukan oleh hakim dalam pengadilan, vonis.

KETERKAITAN ETIKA, NORMA, DAN HUKUM

1. ETIKA

Karena Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benar, salah, baik, buruk, dan
tanggung jawab, dengan pengertian masing masing, sebagai berikut :

a. Pengertian Benar

Bertindak sesuai aturan / hukum yang berlaku di masyarakat.

b. Pengertian Salah

Bertindak tidak sesuai dengan aturan / hukum yang berlaku di masyarakat.


c. Pengertian Baik

Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan senang, atau
bahagia ( Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif ).

d. Pengertian Buruk

Segala yang tercela. Perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma
masyarakat yang berlaku.

e. Pengertian Tanggung jawab

Sesuatu yang harus dilakukan sesuai dengan kewajiban dan dimensi waktu.

Benar, salah, baik, dan buruk sendiri terkait dengan aturan / hukum dan nilai nilai yang
berlaku di masyarakat ( norma ) maka jelaslah ada keterkaitan diantara etika, norma, dan hukum.

Etika juga menyangkut cara dilakukannya suatu perbuatan sekaligus memberi norma dari
perbuatan itu sendiri. Misal : Dilarang mengambil barang milik orang lain tanpa izin karena
mengambil barang milik orang lain tanpa izin sama artinya dengan mencuri dan jika kita
mencuri, maka akan di kenai sanksi sesuai dengan hukum yang ada.

2. NORMA

Norma dapat dipertahankan melalui sanksi-sanksi, yaitu berupa ancaman hukuman


terhadap siapa yang telah melanggarnya.

Tetapi dalam kehidupan masyarakat yang terikat oleh peraturan hidup yang
disebut norma, tanpa atau dikenakan sanksi atas pelanggaran, bila seseorang melanggar suatu
norma, maka akan dikenakan sanksi sesuai dengan tingkat dan sifatnya suatu pelanggaran yang
terjadi, misalnya sebagai berikut:
Semestinya tahu aturan tidak akan berbicara sambil menghisap rokok di hadapan tamu atau
orang yang dihormatinya, dan sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap tidak sopan
walaupun merokok itu tidak dilarang.
Seseorang tamu yang hendak pulang, menurut tata krama harusdiantar sampai di muka pintu
rumah atau kantor, bila tidak maka sanksinya hanya berupa celaan karena dianggap sombong
dan tidak menghormati tamunya.

Norma yang berkaitan dengan etika seseorang terhadap orang lain.


Orang yang mencuri barang milik orang lain tanpa sepengetahuan pemiliknya, maka
sanksinya cukup berat dan bersangkutandikenakan sanksi hukuman, baik hukuman pidana
penjara maupun perdata (ganti rugi).

Norma yang berkaitan dengan hukum.


3. HUKUM

Dalam hukum pidana dikenal, 2 jenis perbuatan yaitu kejahatan dan pelanggaran,
kejahatan ialah perbuatan yang tidak hanya bertentangan dengan undang-undang tetapi juga
bertentangan dengan nilai moral, nilai agama dan rasa keadilan masyarakat, contohnya mencuri,
membunuh, berzina, memperkosa dan sebagainya ( inilah contoh tindakan tindakan yang
bukan hanya menyimpang hukum tetapi juga menyimpang norma dan etika ).

Filsafat hukum membahas soal-soal kongkret mengenai hubungan antara hukum dan
moral (etika).

B.Hukum, disiplin hukum dan peristilahan hukum

Disiplin Hukum

Disiplin hukum adalah :


suatu sistem ajaran tentang hukum
ilmu hukum merupakan satu bagian dari disiplin hukum

Bagian Disiplin Hukum antara lain :

1. Ilmu Hukum
a. kaidah hukum (validitas sebuah hukum)
b. kenyataan hukum (sejarah, antropologi, sosiologi, psikologi,

c. pengertian hukum

2.Filsafat Hukum

Sistem ajaran yang pada hakikatnya menjadi kerangka utama dari segala ilmu hukum dan hukum
itu sendiri beserta segala unsur penerapan dan pelaksanaan.
3. Politik Hukum
Arah atau dasar kebijakan yang menjadi landasan pelaksanaan dan penerapan hukum yang
bersangkutan.

Disiplin Hukum merupakan suatu sistem ajaran tentang kenyataan atau realita hukum.
Disiplin Hukum mencakup paling sedikit tiga bidang, yakni ilmu-ilmu hukum, politik hukum
dan filsafat hukum. Dalam hal ini dapat dikatakan, bahwa filsafat hukum mencakup kegiatan
perenungan nilai-nilai, perumusan nilai-nilai dan penyerasian nilai-nilai yang berpasangan, akan
tetapi tidak akan bersitegang.

Peristilahan Hukum

Istilah hukum dalam Etik

Sebelum melihat masalah etik yang Mungkin timbul dalam pelayanan

kebidanan, maka ada baiknya dipahami beberapa Istilah berikut ini :

1. Legislasi (Lieberman, 1970)Ketetapan hukum yang mengatur hak dan kewajiban seseorang
yang berhubungan erat dengan tindakan.

2. Lisensi Pemberian izin praktek sebelum diperkenankan melakukan pekerjaan yang telah
diterapkan. Tujuannya untuk membatasi pemberian wewenang dan untuk meyakinkan klien.

3. Deontologi/Tugas Keputusan yang diambil berdasarkan keserikatan/berhubungan dengan


tugas. Dalam pengambilan keputusan, perhatian utama pada tugas.

4. Hak Keputusan berdasarkan hak seseorang yang tidak dapat diganggu. Hak berbeda dengan
keinginan, kebutuhan dan kepuasan.

5. Instusioner Keputusan diambil berdasarkan pengkajian dari dilemma etik dari kasus per kasus.
Dalam teori ini ada beberapa kewajiban dan peraturan yang sama pentingnnya.

6. Beneficience Keputusan yang diambil harus selalu menguntungkan.

7. Mal-efecience Keputusan yang diambil merugikan pasien


8. Malpraktek/Lalaia. Gagal melakukan tugas/kewajiban kepada klien. Tidak melaksanakan
tugas sesuai dengan standar. Melakukan tindakan yang mencederai klien. Klien cedera karena
kegagalan melaksanakan tugas.

9. Malpraktek terjadi karena. Cerobohan. Lupa. Gagal mengkomunikasikan. Bidan sebagai


petugas Kesehatan sering berhadapan dengan masalah etik yang berhubungan dengan hukum.
Sering masalah dapat diselesaikan dengan hukum, tetapi belum tentu dapat diselesaikan
berdasarkan prinsip-prinsip dan nilai-nilai etik. Banyak hal yang bisa membawa seorang bidan
berhadapan dengan masalah etik.

Issue Etik Dalam Pelayanan Kebidanan

Etik merupakan bagian dari filosofi yang berhubungan erat dengan nilai manusia dalm
menghargai suatu tindakan, apakah benar atau salah dan apakah pernyataan itu baik atau buruk.

Issue etik dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang berkembang
di masyarakat tentang nilai manusia dalam menghargai suatu tindakan yang berhubungan dengan
segala aspek kebidanan yang menyangkut baik dan buruknya.
Beberapa pembahasan masalah etik dalm kehidupan sehari hari adalah sebagai berikut:

1. Persetujuan dalam proses melahirkan.

2. Memilih atau mengambil keputusan dalam persalinan.

3. Kegagalan dalam proses persalinan.

4. Pelaksanan USG dalam kehamilan.

5. Konsep normal pelayanan kebidanan.

6. Bidan dan pendidikan seks.

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan teknologi:

1. Perawatan intensif pada bayi.


2. Skreening bayi.

3. Transplantasi organ.

4. Teknik reproduksi dan kebidanan.

Contoh masalah etik yang berhubungan dengan profesi:

1. Pengambilan keputusan dan penggunaan etik.

2. Otonomi bidan dan kode etik profesional.

3. Etik dalam penelitian kebidanan.

4. Penelitian tentang masalah kebidanan yang sensitif.

Biasanyan beberapa contoh mengenai isu etik dalm pelayananan kebidanan adalah
berhubungan dengan masalah-masalah sebagai berikut:

1. Agama / kepercayaan.

2. Hubungan dengan pasien.

3. Hubungan dokter dengan bidan.

4. Kebenaran.

5. Pengambilan keputusan.

6. Pengambilan data.

7. Kematian.

8. Kerahasiaan.

9. Aborsi.
10. AIDS.

11. In_Vitro fertilization

Bidan dituntut untuk berprilaku hati-hati dalm setiap tindakannya dalam memberikan asuhan
kebidanan dengan menampilkan perilaku yang etis dan profesional.

Issue Moral Dalam Pelayanan Kebidanan

Moral merupakan pengetahuan atau keyakian tentang adanya hal yang baik dan buruk
yang mempengaruhi siakap seseorang.

Kesadaran tentang adanya baik buruk berkembang pada diri seseorang seiring dengan
pengaruh lingkungan, pendidikan, sosial budaya, agama, dll. Hali ini yang disebut kesadaran
moral.

Isu moral dalam pelayanan kebidanan merupakan topik yang penting yang berhubungan
dengan benar dan salah dalam kehidupan sehari-hari yang ada kaitannya dengan pelayanan
kebidanan.

Beberapa contoh isu moral dalam kehidupan sehari-hari:

1. Kasus abortus.

2. Euthanansia.

3. Keputusan untuk terminasi kehamialn.

4. Isu moral juga berhubungan dengan kejadian luar biasa dalam kehidupan sehari-hari,
seperti yang menyangkut konflik dan perang.

Dilema dan Konflik Moral


Dilema moral menurut Campbell adalah suatu keadaan dimana dihadapkan pada dua
alternative pilihan, yang kelihatannya sama atau hampir sama dan membutuhkan pemecahan
masalah.

Dilema muncul karena terbentur pada konflik moral, pertentangan batin, atau
pertentangan antara nilai-nilai yang diyakini bidan dengan kenyataan yang ada.
Ketika mencari solusi atau pemecahan masalah harus mengingat akan tanggung jawab
profesional,yaitu:
1. Tindakan selalu ditujukan untuk peningkatan kenyamanan kesejahteraan pasien atau klien.
2. Menjamin bahwa tidak ada tindakan yang menghilangkan sesuatu bagian [omission], disertai
ras tanggung jawab memperhatikan kondisi dan keamanan pasien atau klien.
3. Konflik moral menurut Johnson adalh bahwa konflik atau dilema pada dasarnya sama ,
kenyataannya konflik berada diantara prinsip moral dan tugas yang mana sering menyebabkan
dilema.

Ada 2 tipe konflik:

1. Konflik yang berhubungan dengan prinsip.

2. Konflik yang berhubungan dengan otonomi.

Dua tipe konflik ini merupakan dua bagian yang tidak dapat dipisahkan.

KASUS

ibu postpartum

1. Di sebuah desa terpencil seorang ibu mengalami pendarahan postpartum setelah


melahirkan bayinya yang pertama di rumah. Ibu tersebut menolak untuk diberikan suntikkan
uterotonika. Bila ditinjau dari hak pasien atas keputusan yang menyangkut dirinya maka bidan
bisa saja tidak memberikan suntikkan karena kemauan pasien. Tetapi bidan akan berhadapan
dengan masalah yang lebih rumit bila terjadi pendarahan hebat dan harus diupayakan
pertolongan untuk merujuk pasien, dan yang lebih patal lagi bila pasien akhirnya meninggal
karena pendarahan. Dalam hal ini bisa dikatakan tidak melaksanakan tugasnya dengan baik.
Walapun bidan harus memaksa pasiennya untuk disuntik itulah keputusan yang terbaik yang
harus ia lakukan (dentology).

2. Seorang ibu PP masuk kamar bersalin dalam keadaan inpartu. Sewaktu dilakukan
anamnesa dia mengatakan tidak mau di episiotomi. Sekarang ini pasen tersebut berada dalam
kala II dan kala II yang berlangsung agak lambat, tetapi ada kemajuan. Perineum masih kaku dan
tebal. Keadaan ini dijelaskan kepada ibu oleh bidan, tetapi ibu tetap pada pendiriannya.
Sementara waktu berjalan terus dan bjj mulai menunjukkan keadaan yang tidak stabil/fetal
distress dan ini mengharuskan bidan untuk mempertimbangkan melakukan episiotomi, tetapi ibu
tersebut tidak menggubrisnya. Bidan berharap bayinya selamat. Sementara itu ada bidan yang
memberitahukan bahwa dia pernah melakukan hal ini tanpa persetujuan pasen untuk melindungi
bayinya. Jika bidan melakukan episiotomi tanpa persetujuan pasen, maka bidan akan dihadapkan
kepada sederetan tuntutan.

C. Macam-macam Hukum

Hukum itu dapat dibedakan / digolongkan / dibagi menurut bentuk, sifat, sumber, tempat
berlaku, isi dan cara mempertahankannya.

Menurut bentuknya, hukum itu dibagi menjadi :

1). Hukum Tertulis

hukum yang dituliskan atau dicantumkan dalam perundang-undangan. Contoh : hukum pidana
dituliskan pada KUHPidana, hukum perdata dicantumkan pada KUHPerdata.

Hukum tertulis sendiri masih dibagi menjadi dua, yakni hukum tertulis yang dikodifikasikan dan
yang tidak dikodifikasikan. Dikodifikasikan artinya hukum tersebut dibukukan dalam lembaran
negara dan diundangkan atau diumumkan. Indonesia menganut hukum tertulis yang dikodifikasi.
Kelebihannya adalah adanya kepastian hukum dan penyederhanaan hukum serta kesatuan
hukum. Kekurangannya adalah hukum tersebut bila dikonotasikan bergeraknya lambat atau tidak
dapat mengikuti hal-hal yang terus bergerak maju.

2). Hukum Tidak Tertulis

hukum yang tidak dituliskan atau tidak dicantumkan dalam perundang-undangan.

Menurut sifatnya, hukum itu dibagi menjadi :

1). Hukum yang mengatur

Hukum yang dapat diabaikan bila pihak-pihak yang bersangkutan telah membuat
peraturan sendiri.
2). Hukum yang memaksa

Hukum yang dalam keadaan apapun memiliki paksaan yang tegas.

Menurut sumbernya, hukum itu dibagi menjadi :

1.Hukum Undang-Undang

Hukum yang tercantum dalam peraturan perundang-undangan.

2. Hukum Kebiasaan (adat),

Hukum yang ada di dalam peraturan-peraturan adat.


3. Hukum Jurisprudensi

Hukum yang terbentuk karena keputusan hakim di masa yang lampau dalam perkara yang
sama.

4. Hukum Traktat

Hukum yang terbentuk karena adanya perjanjian antara negara yang terlibat di dalamnya.
Menurut tempat berlakunyanya, hukum itu dibagi menjadi :
1. Hukum Nasional

Hukum yang berlaku dalam suatu negara.


2. Hukum Internasional

Hukum yang mengatur hubungan antar negara.


3. Hukum Asing

Hukum yang berlaku di negara asing.

Menurut isinya, hukum itu dibagi menjadi :


1. Hukum Privat (Hukum Sipil)

Hukum yang mengatur hubungan antara perseorangan dan orang yang lain. Dapat dikatakan
hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan warganegara. Contoh: Hukum
Perdata dan Hukum Dagang. Tetap dalam arti sempit hukum sipil disebut juga hukum perdata.
2. Hukum Negara (Hukum Publik)

Dibedakan menjadi hukum pidana, tata negara dan administrasi negara.


a. Hukum Pidana

Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan negara


b. Hukum Tata Negara

Hukum yang mengatur hubungan antara warganegara dengan alat perlengkapan negara.
c. Hukum Administrasi Negara

Hukum yang mengatur hubungan antar alat perlengkapan negara, hubungan pemerintah pusat
dengan daerah.
BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN

Dapat di simpulkan bahwa ,

Beberapa dasar dalam otonomi pelayanan kebidanan antara lain sebagai berikut:

1. Kepmenkes 900/Menkes/SK/VII/2002 tentanng registrasi dan praktik bidan

2. Standar Pelayanan Kebidanan


3. UU Kesehatan No. 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan

4. PP No 32/ Tahun 1996 tentang tenaga kesehatan

5. Kepmenkes 1277/Menkes/SK/XI/2001 tentang oraganisasi dan tata kerja Depkes

6. UU No 22/1999 tentang Otonomi daerah

7. UU No. 13 Tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan

8. UU tentang aborsi, adopsi, bayi tabung dan transplantasi

Disiplin hokum terdiri atas :

1. Ilmu hokum

2. Falsafah hokum

3. Politik hokum

Macam macam hokum bisa di bagi berdasarkan :

1. Bentuk

2. Sifat

3. Isi

4. Sumber

5. Tempat terjadinya.

SARAN

Sebagai calon tenaga kesehatan hendak nya kita bisa memahami lebih dalam apa yang
jadi dasar pada aspek hokum praktek kebidanan serta kaitan hokum terhadap etika dan moral
disini guna nya kita untuk menindak lanjuti pasien.
DAFTAR PUSTAKA

Jein Asmar Yetty.2005.ETIKA PROFESI KEBIDANAN.YOGJAKARTA : Fitra Maya

ETIKA PROFESI DAN HUKUM KEBIDANAN. 2009

Blogspot.com/p/aspek-hukum-praktek-kebidanan.html

http://sitinurhalimah178.blogspot.com/p/aspek-hukum-dan-keterkaitannya-dengan.html

http://ferriyantirini600.blogspot.com/p/masalah- masalah-etik-moral-yang

muncul.html

http://rossalita.blogspot.com/p/aspek-hukum-praktek-kebidanan.

Anda mungkin juga menyukai