Anda di halaman 1dari 3

PENYAKIT GINJAL KRONIK

Penyakit ginjal kronik (PGK) merupakan penurunan progresif fungsi ginjal yang
bersifat irreversible. menurut guideline The National Kidney Foundations Kidney
Disease Outcomes Quality Initiative (NKF KDOQI), PGK didefinisikan sebagai
kerusakan ginjal persisten dengan karakteristik adanya kerusakan structural atau
fungsional dan atau menurunnya laju filtrasi glomerulus (LFG) menjadi <60
ml/menit/1,73 m2 selama sedikitnya 3 bulan.1
Pendekatan diagnosis berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan
penunjang. Pada anamnesis terdapat riwayat hipertensi, DM, ISK, batu saluran
kemih, hipertensi, hiperurisemia, lupus, riwayat penggunaan obat NSAID,adanya
lemah,nafsu makan menurun, berat badan menurun, mual, muntah, nokturia,
sendawa, edema perifer, neuropati perifer, pruritus, kram otot, kejng sampai koma.
riwayat penyakit ginjal pada keluarga juga harus dievaluasi.2,3
Pada pemeriksaan fisik difokuskan kepada penigkatan tekanan darah dan
kerusakan target organ : funduskopi,pemeriksaan pre-kordial, gangguan
keseimbangan cairan dan elektrolit : edema, polineuropati, gangguan endokrin-
metabolik : amenorrhea, malnutrisi , gangguan pertumbuhan dan perkembangan,
infertlitas dan disfungsi seksual. Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual,
muntah, nafas bau urin, konstipasi. Gangguan neuromuscular : letargi, sendawa,
asteriksis, mioklonus, faskulasi otot, restless leg syndrome, miopati, kejang sampai
koma. Gangguan dermatologis : palor, hiperpigmentasi, pruritus, ekimosis, uremic
frost, nephrogenic fibrosing dermoopathy.2
Pada pemeriksaan penunjang :2,3
1. Laboratorium : darah perifer lengkap, penurunan LFG dengan rumus
kockroft-gault, penurunan serum ureum dan kreatinin, tes klirens kreatinin
(TTK) ukur, asam urat, elektrolit, gula darah, profil lipid, analisa gas darah,
serologi hepatis, SI, TIBC, ferritin serum, hormone PTH, albumin,
globulin, pemeriksaan imunologi, hemostasis lengkap,urinalisis.
2. Radiologis : foto polos abdomen, BNO IVP, USG, CT-SCAN,
Ekokardiografi
3. Biopsi ginjal
Penatalaksanaan terbagi dua yaitu farmakologis dan non farmakologis.
1. farmakolgis :1,2,3
- kontrol tekanan darah : penghambat ACE atau antagonis reseptor
angiotensin II ( evaluasi kreatinin dan kalium serum, bila terdapat
penigkatan kreatinin > 35% atau timbul hiperkalemi harus
dihentikan), penghambat kalsium, diuretic.
- pada pasien DM, kontrol gula darah : hindari pemakaian metformin
dan obat-obat sulfonylurea dengan masa kerja panjang. Target
HbA1c untuk DM tipe 1 0, 2 di atas nilai normal tertinggi, untuk
DM tipe 2 adalah 6%.
- Koreksi anemia dengan target Hb 10-12 g/dl
- Kontrol hiperfosfatemia : kalsium karbonat atau kalsium asetat.
- Kontrol osteoditrofi renal : kalsitriol
- Koreksi asidosis metabolic dengan target HCO3 20-22 mEq/l
- koreksi hiperkalemi
- kontrol dyslipidemia dengan target LDL < 100 mg/dl, dianjurkan
golongan statin
- terapi gnjal pengganti.
2. Nonfarmakologis :1,2,3
- Nutrisi : pada pasien non dialysis dengan LFG < 20 mL/menit,
evaluasi status nutrisi dari serum albumin dan atau berat badan
actual tanpa edema.
- Protein : pasien non dialysis 0,6-0,75 gram/kgBB ideal/hari sesuai
dengan CCT dan toleransi pasien, pasien hemodialysis 1-2
gram/kgBB ideal/hari, pasien peritoneal dialysis 1,3 gram/kgBB
ideal/hari.
- Pengaturan asupan lemak : 30-40% dari kalori total dan
mengandung jumlah yang sama antara asam lemak bebas jenuh dan
tidak jenuh.
- Pengaturan asupan karbohidrat : 50-60% dari kalori total.
- Natrium : < 2 gram/hari
- Kalium : 40-70 mEq/hari
- Fosfor : 5-10 mg/kgBB/hari, pasien HD : 17 mg/hari
- Kalsium : 1400-1600 mg/hari ( tidak melebihi 2000 mg/hari)
- Besi : 10-18 mg/hari
- Magnesium : 200-300 mg/hari
- asam folat pasien HD : 5 mg
- Air : jumlah urin 24 jam + 500 ml

Anda mungkin juga menyukai